Penentuan Status Perairan Waduk Plta Koto Panjang Dan Beban Pencemaran Di Sungai Kampar Kanan Provinsi Riau

PENENTUAN STATUS PERAIRAN WADUK
PLTA KOTO PANJANG DAN BEBAN PENCEMARAN
DI SUNGAI KAMPAR KANAN PROVINSI RIAU

IKA FITRIA HASIBUAN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Penentuan Status Perairan
Waduk PLTA Koto Panjang dan Beban Pencemaran di Sungai Kampar Kanan
Provinsi Riau adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, September 2016
Ika Fitria Hasibuan
C251120191

RINGKASAN
IKA FITRIA HASIBUAN. Penentuan Status Perairan Waduk PLTA Koto
Panjang dan Beban Pencemaran di Sungai Kampar Kanan Provinsi Riau.
Dibimbing oleh SIGID HARIYADI dan ENAN M ADIWILAGA.
Waduk PLTA Koto Panjang merupakan waduk yang terdapat di provinsi
Riau. Fungsi utama dari waduk ini adalah sebagai pembangkit listrik dan
pengendali banjir. Di sekitar perairan waduk PLTA Koto Panjang terdapat
aktivitas, seperti pemukiman dan perkebunan, sedangkan di waduknya sendiri
terdapat kegiatan keramba jaring apung dan kegiatan pemancingan. Peningkatan
kesuburan yang terus-menerus dikhawatirkan akan mengakibatkan terjadinya
dampak yang tidak diinginkan bagi keberlanjutan fungsi waduk, pendangkalan,
penurunan kualitas perairan, dan ancaman terhadap keberlangsungan hidup biota
yang mendiami perairan. Seluruh aktivitas yang ada di sekitar dan di badan waduk,
serta limbah yang terbawa oleh aliran sungai Kampar Kanan, diduga akan
memberikan kontribusi buangan limbah yang akan menyebabkan perubahan

kondisi kualitas lingkungan perairan.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dan menganalisis beban
pencemaran yang terbawa oleh aliran sungai Kampar Kanan dan status perairan
waduk PLTA Koto Panjang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei
2015 di perairan Waduk PLTA Koto Panjang Provinsi Riau. Analisis kualitas air
menggunakan metode Storet dilakukan dengan membandingkan baku mutu Kelas
II dan Kelas III (PP Nomor 82 Tahun 2001), sedangkan status kesuburan perairan
Waduk PLTA Koto Panjang ditentukan dengan indeks Trophic Level Index (TLI),
sedangkan analisis beban pencemaran ditentukan dengan perhitungan secara
langsung di muara sungai yang menuju Waduk PLTA Koto Panjang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status kualitas Perairan Waduk PLTA
Koto Panjang dapat dikategorikan tercemar sedang berdasarkan baku mutu Kelas
III dan tercemar berat terhadap baku mutu Kelas II. Parameter yang telah melebihi
baku mutu air Kelas II dan Kelas III adalah amonia, nitrit, total P dan BOD5. Hasil
pengukuran menunjukkan beban pencemar yang paling besar masuk keperairan
Waduk PLTA Koto Panjang adalah limbah organik mudah urai (BOD5) yaitu
147567 kg/hari diikuti limbah hara dari total N yaitu 26796 kg/hari. Untuk P total
sebesar 10619 kg/hari sedangkan nitrat sebesar 9682 kg/hari, dan ortofosfat 2170
kg/hari. Amonia memberikan kontribusi yang tidak begitu besar. Beban
pencemaran yang keluar dari outlet perairan waduk PLTA Koto Panjang yang

besar memberikan kontribusi adalah bahan organik mudah urai (BOD5) sebesar
120045 kg/hari dan yang paling sedikit adalah limbah organik hara yaitu total N
dan P-total. Jika dipersentasikan beban yang terendap di perairan waduk sebesar
15,8 - 80,6 % terendap di perairan waduk dan 19,4 – 84,2 % keluar dari outlet
perairan waduk. Status kesuburan perairan waduk adalah kategori supertrofik
hingga hipertrofik dengan kisaran nilai TLI 5,3 - 6,1.
Kata kunci: beban pencemaran, kualitas air, Trophic Level Index (TLI), Waduk
PLTA Koto Panjang

SUMMARY
IKA FITRIA HASIBUAN. Determining PLTA Koto Panjang Reservoir’s Water
State and Kampar Kanan River’s Pollution Load, Riau Province. Supervised by
SIGID HARIYADI and ENAN M ADIWILAGA.
PLTA Koto Panjang Reservoir, functioning mainly as hydroelectric power
plant and flood controller, is located in Riau Province. Various activities around
the reservoir are among others settlement and plantation, while in the reservoir are
among others floating net cage (FNC) and fishing activities. Continuously
increasing fertility (eutrophication) is concerning as it brings numerous undesired
adverse impacts for the reservoir’s sustainable function such as silting, water
quality decrease, and threat against aquatic organisms’ survival. All activities

around and in the reservoir, along with wastes carried by Kampar Kanan River’s
water flow, allegedly give contribution to waste disposal, changing the qualityof
water environment condition.
This study aimed to determine and analyze pollution load carried by
Kampar Kanan River’s water flow and the status of PLTA Koto Panjang
Reservoir’s water. The study was carried out in April-May 2015 in Koto Panjang
Reservoir, Riau Province. Water quality was analyzed following Storet method by
comparing the quality standard of Class II and Class III (Government Regulation
No. 82 Year 2001), the fertility status of PLTA Koto Panjang Reservoir was
determined using Trophic Level Index (TLI), and pollution load was analyzed by
direct measurement at the estuary emptying to Koto Panjang Reservoir.
The result of the study indicated that according to Class III quality standard
Koto Panjang Reservoir’s water quality status belonged to moderately polluted
category, while according to Class II it belonged to heavily polluted category.
Parameters exceeding Class II and III quality standards were ammonia, nitrite,
total P, and BOD5. The result of pollution measurement indicated that the highest
pollution load entering PLTA Koto Panjang Reservoir’s water was BOD5(147567
kg/day), followed with organic waste from N (26796 kg/day), total P (10619
kg/day), nitrate (9682 kg/day),and orthophosphate (2170 kg/day), while ammonia
brought no significant contribution. In addition, the highest contributing pollution

load leaving the reservoir through the outlet was BOD5 (120045 kg/day), while
the lowest was organic waste, namely total N and total P. Total percentage of
precipitated pollution load in the reservoir water was 15.8–80.6 %, while
precipitated pollution load leaving the reservoir through the outlet was 19.4–
84.2 %. The status of the reservoir water fertility belonged to supertrophic to
hypertrophic category with TLI value ranged 5.3-6.1.
Keywords: Koto Panjang Reservoir, pollution load, Trophic Level Index (TLI),
water quality.

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PENENTUAN STATUS PERAIRAN WADUK

PLTA KOTO PANJANG DAN BEBAN PENCEMARAN
DI SUNGAI KAMPAR KANAN PROVINSI RIAU

IKA FITRIA HASIBUAN

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Perairan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Ir Niken T M Pratiwi, MSi

Judul Tesis : Penentuan Status Perairan Waduk PLTA Koto Panjang dan Beban
Pencemaran di Sungai Kampar Kanan Provinsi Riau

Nama
: Ika Fitria Hasibuan
NIM
: C251120191

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr Ir Sigid Hariyadi, MSc
Ketua

Dr Ir Enan M Adiwilaga
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Pengelolaan Sumberdaya Perairan

Dekan Sekolah Pascasarjana


Dr Ir Sigid Hariyadi, MSc

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: 18 Juli 2016

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2015 ini adalah
Penentuan Status Perairan Waduk PLTA Koto Panjang dan Beban Pencemaran di
Sungai Kampar Kanan Provinsi Riau. Karya ilmiah ini ditulis sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan
Sumberdaya Perairan.
Pelaksanaan penelitian dan penulisan karya ilmiah ini tidak lepas dari
bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Institut Pertanian Bogor (IPB) yang telah menyediakan berbagai fasilitas
sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.
2. Dr Ir Sigid Hariyadi, MSc selaku ketua komisi pembimbing dan Ketua
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Perairan yang telah memberikan
banyak arahan dan masukan kepada Penulis selama penelitian dan penulisan
karya ilmiah ini.
3. Dr Ir Enan M Adiwilaga selaku anggota komisi pembimbing dan yang telah
memberikan banyak arahan dan masukan kepada Penulis selama penelitian
dan penulisan karya ilmiah ini.
4. Dr Ir Niken TM Pratiwi, MSi selaku dosen penguji luar komisi yang telah
memberikan masukan dan saran untuk penyempurnaan karya ilmiah ini.
5. Seluruh keluarga Ayah, ibu, Adik atas doa dan dukungan yang telah
diberikan.
6. Dosen UNRI Ibu Yuliati SPi MSi, Bapak Nur El Fajri SPi, MSi dan Ibu Dr Ir
Eni Sumiarsih MSc dan seluruh anggota serta tim lapangan selama penelitian.
7. PT PLN Waduk PLTA Koto Panjang dan Badan Lingkungan Hidup,
Kabupaten Kampar serta petani keramba di Waduk PLTA Koto Panjang.
8. Seluruh staf program studi SDP terimakasih atas bantuan yang diberikan
selama penelitian.
9. Teman-teman Pondok Kemuning 25 dan SDP 2012 serta teman-teman

lainnya atas dukungan yang telah diberikan. Semoga karya ilmiah ini
bermanfaat.

Bogor, September 2016
Ika Fitria Hasibuan

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian

1
1
2
3
3

2 METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengumpulan Data
Pelaksanaan Penelitian
Penanganan Contoh Air
Analisis Data

3
3
4
5
6
6

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan

8
8
20

4 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran

26
26
26

DAFTAR PUSTAKA

27

LAMPIRAN

31

RIWAYAT HIDUP

35

DAFTAR TABEL
1 Parameter kualitas air dan alat/metode pengukuran selama penelitian
2 Penentuan sistem nilai untuk mutu air
3 Tingkatan trofik dan kisaran nilai masing-masing parameter untuk
analisi indeks tingkat trofik (Burns et al 2015)
4 Kondisi tata guna lahan di sekitar Waduk PLTA Koto Panjang tahun
2003 (PPLH - UNRI 2004 DALAM Nur 2006)
5 Nilai dan Kiasaran fisika kimia selama penelitian
6 Beban pencemaran dari Sungai Kampar Kanan yang masuk ke perairan
Waduk PLTA Koto Panjang
7 Beban pencemaran dan persentase beban pencemaran yang keluar dan
yang terendap di perairan Waduk PLTA Koto Panjang
8 Nilai TLI masing-masing parameter klorofil-a, kecerahan, total fosfor
dan total nitrogen
9 Parameter yang telah melebihi baku mutu perairan Kelas II dan Kelas
III
10 Status kesuburan di perairan Waduk PLTA Koto Panjang

5
2
3
9
10
16
17
19
24
25

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Bagan alir pendekatan masalah
Peta lokasi penelitian dan titik stasiun pengambilan sampel
Sebaran nilai DO selama penelitian
Sebaran nilai BOD5 selama penelitian
Sebaran nilai amonia selama penelitian
Sebaran nilai nitrit selama penelitian
Sebaran nilai ortofosfat selama penelitian
Sebaran nilai P-Total selama penelitian
Nilai indeks STORET setiap setiap stasium di perairan waduk PLTA
Koto Panjang terhadap baku mutu Kels II dan Kelas III
10 Nilai Rata-rata konsentrasi parameter yang telah melebihi baku mutu
air Kelas II dan Kelas III (a: amonia dan nitrit, b: BOD5, c: P-Total)
11 Status trofik Waduk PLTA Koto Panjang dengan metode TLI

2
4
11
12
12
13
13
14
18
18
19

DAFTAR LAMPIRAN
1 Stasiun Penelitian
2 Penentuan status mutu lingkungan perairan Waduk PLTA Koto Panjang
menggunakan metode Storet
3 Skoring fisika kimia air metode STORET perairan waduk PLTA Koto
Panjang dengan baku mutu Kelas II dan Kelas III
4 Rata-rata curah hujan di Kecamatan XIII Koto Kampar
5 Rata-rata nilai outflow Waduk PLTA Koto Panjang

31
32
33
33
34

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang
Waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang merupakan
waduk yang terdapat di provinsi Riau.Waduk Koto Panjang ini merupakan hasil
pembendungan beberapa sungai, yaitu Sungai Kampar Kanan, Sungai Batang
Mahat, Sungai Gulamo, Sungai Tapung Air Tiris, Sungai Kapau, Sungai Tiwi,
Sungai Takus, Sungai Osang, Sungai Arau Kecil, Sungai Arau Besar, dan Sungai
Cunding di Provinsi Sumatera Barat, dengan luas 12400 Ha. Sungai Kampar
Kanan merupakan sungai besar yang mengalir menuju waduk Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang sebagai inlet yang berhulu di Sumatera Barat.
Fungsi utama dari waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) ini adalah
sebagai pembangkit listrik dan pengendali banjir. Di sekitar sungai ini terdapat
banyak aktivitas-aktivitas masyarakat dan adanya pemanfaatan lahan seperti
pemukiman, perkebunan kelapa sawit dan karet, kegitaan penambangan pasir dan
batu kali serta adanya kegiatan illegal logging dan terdapat Pabrik Kelapa Sawit
(PKS).
Aktivitas-aktivitas yang berada di sekitar sungai ini diduga akan
memberikan pengaruh terhadap kualitas perairan sungai ini dan berpotensi
mempengaruhi kualitas perairan di Waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA) Koto Panjang. Perubahan kondisi kualitas perairan pada aliran sungai
merupakan dampak dari buangan penggunaan lahan yang ada di sekitar sungai
(Tafangenyasa & Dzinomwa 2005). Sungai-sungai besar yang ada di Indonesia
ini mengalami penurunan kualitasnya ditandai dengan meningkatnya kadar BOD,
COD dan TOC (Sahabudin et al. 2014; Irsanda et al. 2014) serta ditandai dengan
meningkatnya kadar logam berat dalam perairan (Tilaar 2014).
Perairan waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang yang
di sekitarnya terdapat aktivitas-aktivitas seperti pemukiman, perkebunan, keramba
jaring apung dan juga dimanfaatkan untuk kegiatan memancing dan adakalanya
digunakan untuk persinggahan perjalanan karena waduk ini berada di jalan Lintas
Sumatera Barat (Sumbar) Riau. Peningkatan pemanfaatan lahan untuk kegiatan
pertanian, perkebunan, dan pemukiman serta penebangan hutan yang dilakukan
masyarakat telah menyebabkan penurunan kualitas perairan yaitu sedimentasi dan
eutrofikasi yang merupakan hasil dari akumulasi bahan organik yang terbawa
aliran sungai atau aliran permukaan ke dalam waduk. Menurut Widiyati (2011)
hutan yang dirambah merupakan sumber pencemaran bagi waduk terutama
terhadap sendimentasi di perairan.
Berdasarkan hasil penelitian Nur (2006) dan Hatta (2007) juga
menunjukkan kandungan klorofil-a telah mencapai eutrof yaitu berturut-turut 12 –
33,9 mg/m3 dan 18,29 – 23,21 mg/m3. Sedangkan untuk nilai kecerahan, nutrien
(ortofosfat), dan klorofil-a yang mencapai status eutrof pada musim hujan.
Gambaran kandungan klorofil-a tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan
kesuburan perairan dari tahun ke tahun. Peningkatan kesuburan yang terusmenerus dikhawatirkan akan mengakibatkan terjadinya dampak yang tidak
diinginkan bagi keberlanjutan fungsi waduk, pendangkalan, penurunan kualitas

2
perairan, dan ancaman terhadap keberlangsungan hidup biota yang mendiami
perairan. Seluruh aktivitas-aktivitas yang ada disekitar dan di badan waduk serta
limbah yang terbawa oleh aliran Sungai Kampar Kanan diduga akan memberikan
kontribusi buangan limbah yang akan menyebabkan perubahan kondisi kualitas
lingkungan perairan. Apabila aktivitas ini semakin berkembang dari tahun
ketahun dikhawatirkan akan menyebabkan pencemaran perairan waduk tersebut.
Perumusan Masalah
Semakin banyaknya aktivitas yang ada di sekitar Sungai Kampar Kanan
dan perairan waduk PLTA Koto Panjang ini akan menyebabkan penurunan
kualitas perairan waduk ini. Aktivitas-aktivitas tersebut akan menghasilkan
limbah organik maupun anorganik berasal dari limbah domestik dari kegiatan
masyarakat di sekitar sungai Kampar Kanan dan perairan waduk seperti kegiatan
perkebunan kelapa sawit dan perkebunan karet yang ada disekitar perairan Sungai
Kampar Kanan, dan pemukiman penduduk. ini akan memberikan dampak negatif
pada perairan waduk tersebut yang terbawa aliran sungai keperairan waduk, dan
kegiatan yang ada di perairan waduk seperti industri rumah tangga serta kegiatan
pariwisata.
Limbah-limbah yang dihasilkan akan terbawa oleh aliran sungai yang
bermuara ke perairan waduk. Selain itu semakin meningkatnya jumlah KJA yang
beroperasi di areal dam site, sisa-sisa pakan yang tidak termakan dan kotoran ikan
(sisa metabolisme) berupa feses dan urin yang terbuang ke perairan akan
menyebar sekitar KJA dan terakumulasi di dasar perairan, sehingga dapat
mempengaruhi kualitas perairan waduk.
Jika aktivitas ini semakin bertambah seiring berjalannya waktu akan
dikhawatirkan menyebabkan terjadinya perubahan tingkat kualitas perairan yang
subur dan menyebabkan pencemaran di perairan tersebut, seiring berjalannya
waktu apabila kegiatan ini tidak dilakukan pengelolaan secara berlanjut, maka
akan dikhawatirkan menimbulkan pencemaran perairan waduk, karena waduk
tidak hanya menerima beban dari perairan itu sendiri dan juga akan menerima
beban pencemaran dari sungai Kampar Kanan yang bermuara ke perairan Waduk
tersebut (Gambar 1).

Masukan Beban
Pencemaran Sungai
Kampar kanan






Limbah domestik
Limbah Perikanan
Limbah
Perkebunan dan
pertanian
Limbah
Pabrik
kelapa Sawit

Kualitas PerairanWaduk

Status Perairan (Kualitas
perairan dan Kesuburan
perairan Waduk)
Pengelolaan Perairan
Waduk PLTA Koto Panjang

Gambar 1 Bagan alir pendekatan masalah

3
Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis dan menentukan beban pencemaran perairan waduk yang
terbawa oleh aliran sungai Kampar Kanan ke perairan waduk PLTA Koto
Panjang
2. Menganalisis dan menentukan status pencemaran dan status kesuburan perairan
waduk PLTA Koto Panjang
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi tentang kondisi
terbaru dari Perairan waduk PLTA Koto Panjang sebagai langkah dalam
pengelolaan perairan waduk.
.

2 METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2015 yang berlokasi di
Waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang Provinsi Riau.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling,
pengambilan sampel air lebih diarahkan pada pusat-pusat kegiatan penduduk
sebagai sumber pencemar yang masuk ke perairan waduk seperti permukiman,
perkebunan dan lokasi Pariwisata yaitu pada lima stasiun yang telah ditentukan
berdasarkan pada aktivitas lokasi sungai Kampar Kanan dan waduk pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang.
Penentuan titik-titik pengambilan contoh air di sungai dengan pertimbangan
bahwa lokasi pengambilan sampel air diduga sebagai aliran limbah dari berbagai
kegiatan aktivitas penduduk yang mengalir ke perairan waduk. Selanjutnya untuk
menentukan posisi stasiun penelitian menggunakan Global Positioning System
(GPS) ditentukan lokasi pengambilan sampel air yang diambil dianggap mewakili
keadaan Sungai Kampar Kanan yang masuk ke perairan waduk dan waduk
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang Sampel diambil pada lima
stasiun sebagai berikut (Gambar 2 dan Lampiran 1).
Stasiun I

Stasiun II
Stasiun III

:Merupakan aliran di sungai Kampar Kanan sebelum masuk
waduk yang berada di muara sungai Kampar Kanan yang menuju
ke Waduk PLTA Koto panjangterdapat pemukiman penduduk
dan Perkebunan Kelapa Sawit dan karet yakni di desa Tanjung.
:Di sekitaran inlet Waduk PLTA Koto Panjang yaitu Candi Muara
Takus yang merupakan daerah pariwisata.
:Di bagian tengah perairan waduk yaitu di desa Pongkai
Istiqomah yang di sekitarnya terdapat pemukiman penduduk dan

4

Stasiun IV

Stasiun V

banyak terdapat batang-batang pohon sisa penggenangan dan
tidak terdapat KJA.
:Di daerah dekat dari bagian tengah waduk (Jembatan Sungai
Kampar) yang berlokasi di desaTanjung alai di sekitar kawasan
terdapat beberapa pemukiman penduduk, keramba jaring apung
dengan jumlah 263 petak dan juga biasanya dijadikan daerah
pariwisata.
: Di perairan waduk dekat Outlet dekat dari dam dan merupakan
daerah PLTA (Dam Site), yaitu daerah hilir dari perairan waduk
yang di sekitarnya terdapat pemukiman penduduk dan keramba
jaring apung dengan jumlah sekitar 1.266 petak.

Gambar 2 Peta lokasi penelitian dan titik stasiun pengambilan sampel
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survey, perairan
sungai yang merupakan masukan ke waduk dan Waduk Pembangkit Listrik
Tenaga Air Koto Panjang dijadikan sebagai lokasi penelitian. Data yang diperoleh
merupakan data primer berupa pengukuran dari parameter fisika, kimia serta
biologi yang diukur langsung di lapangan dan ada yang kemudian dianalisis di
laboratorium. Sementara data sekunder seperti data morfometrik waduk, data

5
pendukung lainnya diperoleh dari instansi terkait dan selanjutnya kedua data
tersebut dianalisa secara statistik dan dijelaskan secara deskriptif.
Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan sampel parameter kualitas air
Pengambilan contoh air di lapangan dilakukan pada setiap stasiun dengan
interval waktu dua minggu sebanyak tiga kali pengamatan. Pengambilan sampel
air dilakukan dengan menggunakan Van Dorn water sampler. Titik (stasiun)
pengambilan sampel air yaitu satu titik pada stasiun di perairan Sungai Kampar
Kanan dan pengambilan contoh air di perairan waduk dilakukan di kolom fotik
secara komposit berdasarkan kedalaman pada kedalaman (dekat permukaan,
kedalaman Secchi dan kedalaman 1.5 kali Secchi). Parameter dan metode yang
akan diukur dan digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Parameter kualitas air dan alat/metode pengukuran selama penelitian
NO

Parameter

1
2
3

Fisika
Suhu
Kekeruhan
Kecerahan

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

15
16

Kimia
pH
Oksigen terlarut
Nitrat
Amonia
Nitrit
Ortofosfat
Total Nitrogen
Total Fosfat
BOD5
Biologi
Fecal coliform
Klorofil – a
Hidrodinamika
Kedalaman dan
lebar perairan
Kecepatan Arus

Satuan


Alat/Metode

Pengukuran

C
FTU
Cm

Termometer
Turbidimeter
Secchi disk

In situ
Laboratorium
In situ

mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L

pH indikator
Titrimetrik Winkler
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Titrimetrik Winkler inkubasi

In situ
In situ
Laboratorium
Laboratorium
Laboratorium
Laboratorium
Laboratorium
Laboratorium
Laboratorium

MPN/100 ml
µg/L

MPN
Aceton 90 %

M

Rol, meteran dan pemberat

m/det

Current meter

Laboratorium
Laboratorium

In situ
In situ

Hasil pengukuran karakteristik kualitas air (fisika, kimia dan biologi)
mengacu pada APHA (1995). Hasil yang diperoleh tersebut dibandingkan dengan
standar baku mutu kelas II dan kelas III berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air. Status kualitas lingkungan Waduk Koto Panjang ditetapkan dengan

6
menggunakan metode STORET. Status kualitas lingkungan perairan ditetapkan
untuk setiap titik stasiun pengamatan.
Penanganan Contoh Air
Parameter kualitas perairan yang telah diambil dari perairan Muara Sungai
Kampar Kanan dan Waduk PLTA Koto Panjang dibawa ke laboratorium
pengujian untuk diuji setiap parameter yang dikehendaki. Penyimpanan contoh air
dilakukan dalam boks pendingin yang berisi es (2 – 4 ◦C) sebagian sampel diberi
pengawet serta diberi label sesuai dengan stasiun pengamatan. Analisis BOD5 ,
ortofosfat, contoh air disimpan pada boks pendingin tanpa diberi pengawet.
Analisis kecerahan menggunakan secchi disk, oksigen terlarut, pH diukur dengan
menggunakan pH indikator, dan suhu air menggunakan termometer dianalisis
secara langsung di lapangan, serta warna perairan dan sampah yang ada dilihat
secar visual di lapangan.
Analisis Data
Data primer dan sekunder dikumpulkan seperti data hasil pengukuran
parameter kualitas air (fisika, kimia dan biologi), data dari instansi terkait,
menyangkut kondisi daerah penelitan, ditabulasikan dalam bentuk tabel dan
ditampilkan dalam bentuk grafik atau gambar. Selanjutnya dilakukan analisis
secara deskriptif.
Analisis parameter fisika, kimia dan biologi
Analisis parameter fisika, kimia, dan biologi perairan dilakukan
pengukuran di Laboratorium dan perhitungan parameter kualitas air mengacu dan
memperbandingkan dengan PP Nomor 82 tahun 2001 tentang baku mutu air
Kelas II dan Kelas III.
Analisis beban pencemaran Sungai Kampar Kanan
Analisis beban pencemaran yang berasal dari darat melalui sungai yang
menuju perairan waduk dilakukan dengan perhitungan secara langsung di muara
sungai yang menuju Waduk PLTA Koto Panjang. Cara menghitung beban
pencemaran ini didasarkan atas pengukuran debit sungai dan konsentrasi limbah
di muara sungai berdasarkan persamaan (Mitsch & Goesselink 1993 dalam
Marganof 2007):
BP= Q x C
Keterangan :
BP
= Beban pencemaran (kg/ hari)
Q
= Debit sungai (m3/ det)
C
=Konsentrasi parameter ke-i (mg/L)
Untuk mengkonversi beban limbah ke dalam kg/hari dikalikan dengan
10-3 x 3600x24

7

Pengukuran debit sungai dilakukan dengan mengukur kecepatan aliran dan
luas penampang (Sosrodarsono & Takeda 1993) :

Keterangan :
Qd
Fd
Vd
b
c, d, e

= Debit sungai (m3/ det)
= Luas Penampang (m2)
= Kecepatan aliran rata-rata pada garis pengukuran (m3/ det)
= Lebar sungai (m)
= Kedalaman sungai tiap pengukuran (m)

Analisis status mutu perairan
Berdasarkan (Kepmen No.115/MENLH/2003) untuk menentukan status
mutu lingkungan perairan Waduk PLTA Koto Panjang digunakan metode
STORET, yaitu dengan membandingkan antara data kualitas air selama penelitian
dengan standar baku mutu air Kelas II dan Kelas III (PP Nomor 82 tahun 2001).
Baku mutu Kelas II digunakan kegiatan pariwisata atau rekreasi air dan baku
mutu Kelas III digunakan untuk kegiatan perikanan air tawar. Melalui metode ini
dapat diketahui parameter yang masih memenuhi atau telah melampaui baku mutu
air. Selain itu dari nilai yang diberikan (skoring), dapat diketahui kondisi perairan
apakah kondisinya baik, tercemar ringan atau buruk.
Cara untuk menentukan status mutu air adalah dengan menggunakan sistem
nilai dari “US-EPA (United State Environmental Protection Agency)” dengan
mengklasifikasikan mutu air dalam empat kelas, yaitu :
1. Kelas A
: baik sekali skor = 0
memenuhi baku mutu
2. Kelas B
: baik
skor = -1 s/d -10 tercemar ringan
3. Kelas C
: sedang
skor = -11 s/d -30 tercemar sedang
4. Kelas D
: buruk
skor = ≥ -31
tercemar berat
Jika hasil pengukuran masing-masing parameter kualitas air memenuhi baku
mutu air maka diberi skor 0 dan jika hasil pengukuran tidak memenuhi baku mutu
air maka diberi skor sebagaimana seperti terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Penentuan sistem nilai untuk status mutu air
Jumlah contoh

31

Kecerahan
(m)
31 – 24

Total
Fosfat
(mg/m3)
0,84 – 1,8

Total
Nitrogen
(mg/m3)
16 – 34

24 – 15
15 – 7,8
7,8 – 3,6
3,6 – 1,6
1,6 – 0,7
< 0,7

1,8 – 4,1
4,1 – 9,0
9,0 – 20
20 – 43
43 – 96
>96

34 – 73
73 – 157
157 – 337
337 – 725
725 – 1558
> 1558

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Karakteristik lokasi penelitian
Waduk PLTA Koto Panjang merupakan salah satu waduk terluas di
Indonesia (±124 km2 atau 12.400 Ha) dengan kapasitas genangan efektif sekitar
1.545 juta km3 dan ketinggian muka air maksimal ± 85 m dpl pada kondisi

9
persediaan penuh (full supply). Berdasarkan data sekunder kedalaman rata-rata
waduk 21 m, volume air waduk 2.604 juta/m3, laju pergantian air waduk per
tahun 13,672 /tahun, sedangkan jumlah debit air keluar waduk 35.601,54 juta
m3/tahun. Waduk dioperasikan pada ketinggian maksimal 82–83 m, dengan
kapasitas penampungan aktif sekitar 1.040 juta m3.
Secara geografis waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto
Panjang terletak pada posisi 0o17’29’’ Lintang Utara (LU) dan 100o43’53’’ Bujur
Timur (BT). Secara administratif waduk Koto Panjang termasuk kedalam wilayah
kecamatan XIII Koto Kampar dan Bangkinang Barat Kabupaten Kampar Provinsi
Riau serta Kecamatan Pangkalan Koto Kabupaten Lima Puluh Koto, provinsi
Sumatera Barat. Desa-desa yang terletak di sekitar wilayah genangan dan buffer
zone Waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang berjumlah 15
kelurahan/desa, yaitu 13 desa/kelurahan termasuk wilayah provinsi Riau dan 2
desa termasuk wilayah provinsi Sumatera Barat. Keadaan topografi cukup
beragam mulai dari datar, bergelombang, berbukit, curam dan hingga sangat
curam. Waduk ini dibuat dengan cara membendung bagian hulu Sungai Kampar
dan menenggelamkan area, termasuk desa-desa, dan areal perkebunan yang ada di
sekitarnya (PT PLN PERSERO 2012).
Di sekitar waduk pada saat ini sudah banyak mengalami perubahan fungsi
dari hutan menjadi lahan pertanian, perkebunan, pemukiman dan lahan terbuka
akibat adanya pembukaan lahan baru dan penebangan liar. Kondisi penggunaan
lahan di daerah tangkapan air Waduk Koto Panjang tahun 2003 terlihat pada
Tabel 4.
Tabel 4 Kondisi tata guna lahan disekitar Waduk PLTA Koto Panjang tahun 2003
(PPLH- UNRI 2004 dalam Nur 2006)
No Jenis penggunaan Lahan
Luas (km2)
Persentase (%)
1
Hutan
2
Belukar
3
Kebun campuran
4
Tanaman budidaya
5
Lahan Terbuka
6
Terbangun
Jumlah

999.8784
431.3951
672.6995
496.5954
659.4576
72.9740
3.331

30
13
20
15
20
2
100

Kualitas air juga dipengaruhi oleh kondisi curah hujan karena curah hujan
akan mempengaruhi volume air waduk Koto Panjang. Kondisi curah hujan dan
jumlah hujan di Kecamatan XIII Koto Kampar selama bulan April adalah 435,5
mm dan pada bulan Mei adalah 285,6 mm (BMKG Pekanbaru 2015) (Lampiran
4). Hasil pengukuran parameter fisika kimia pada setiap stasiun penelitian cukup
beragam (Tabel 5).
Waduk Koto Panjang berada dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) kampar
Hulu (Provinsi Riau) dan DAS Mahat (Provinsi Sumatera Barat). Bagian hulu
Sungai Kampar kanan adalah pegunungan. Sungai Kampar Kanan merupakan
gabungan dari dua Sungai yaitu Sungai Kampar Kiri dan Sungai Kampar Kanan
(Sumiarsih 2014). Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian, perairan
Sungai Kampar Kanan yang merupakan muara dari perairan waduk tersebut

10
memiliki lebar 12 m Kecepatan arus sungai selama penelitian adalah 0,098 – 0,77
m3/detik. Debit sungai selama penelitian adalah 15,68 – 295,68 m3/detik.
Perairan Waduk PLTA Koto Panjang dan perairan Sungai Kampar Kanan
merupakan sumber utama penghasil ikan air tawar. Jenis ikan yang terdapat di
Sungai Kampar lebih banyak ditemukan (114 jenis) daripada jenis ikan yang
terdapat di perairan waduk PLTA Koto Panjang (44 jenis) dan di sekitar KJA
Waduk PLTA Koto Panjang hanya ditemukan 14 jenis. Menurut Sumiarsih (2014)
berbedanya jenis ikan-ikan yang terdapat di Sungai Kampar Kanan dan Waduk
PLTA Koto Panjang, diduga karena perubahan kondisi lingkungan dan
keterbatasan makanan.
Tabel 5 Nilai dan kisaran fisika kimia selama penelitian
Parameter
Suhu ( C)

Stasiun I
27±0,58
(26-27)

Stasiun II
28±I,73
(26-29)

Stasiun III
33±0,58
(32-33)

Stasiun IV
33±0,58
(33-34)

Stasiun V
32±1,73
(30-33)

Kekeruhan
(FTU)

71,00±115
(14,17-204)

21,87±24
(4,62-49,45)

4,22±1,14
(2,9-4,9)

3,18±1,25
(2,09-4,45)

3,31±0,55
(30-33)

Kecerahan (Cm)

66 ±38
(25-99)

51±13
(36-57)

190±74
(108-248)

266±17
(254-286)

176±34
(142-211)

pH

6,00±0,00
(6)

6,00±0,00
(6)

6,00±0,00
(6)

5,60±0,58
(5-6)

5,3±0,58
(5-6)

DO (mg/L)

8,72±4,19
(4,00-12,00)
3,93±2,73
(0,8-6,0)
0,39±0,490
(0,005-0,941)
0,04±0,03
(0,004-0,066)
0,09±0,098
(0,01- 0,20)
0,121±0,01
(0,11-0,13)
1,56±1,66
(0,19-3,40)
0,93±0,07
(0,86-0,99)

9,30±3,32
(5,60-12,00)
6,32±2,24
(4,4-8,8)
1,467±2,001
(0,203-3,775)
0,05±0,02
(0,029-0,063)
0,15± 0,167
(0,04-0,34)
0,138±0,012
(0,13-0,15)
5,01±6,49
(0,96-12,49)
1,097±0,09
(0,96-1,14)

8,90±2,75
(6,72-12,00)
8,14±3,07
(5,7-11,6)
0,33±0,296
(0,037-0,63)
0,06±0,03
(0,024 –0,083)
0,06±0,063
(0,01-0,13)
0,117±0,02
(0,09-0,13)
1,38±1,06
(0,461-2,54)
0,89±0,13
(0,75-1,00)

9,98±4,18
(5,8014,16)
8,76±3,02
(5,7-11,8)
0,345±0,278
(0,166-0,67)
0,05±0,01
(0,04-0,06)
0,08±0,062
(0,04-0,15)
0,13±0,01
(0,12-0,14)
1,43±1,00
(0,95-2,56)
1,001±0,07
(0,92-1,04)

9,5±2,66
(6,7-12,00)
8,49±2,44
(6,5-11,2)
0,554±0,345
(0,185-0,868)
0,09±0,05
(0,04-0,14)
0,09±0,053
(0,04-0,15)
0,121±0,032
(0,097-0,157)
2,24±1,17
(1,00-3,31)
0,924±0,25
(0,72-1,20)



BOD5 (mg/L)
Nitrat (mg/L)
Amonia (mg/L)
Nitrit (mg/L)
Ortofosfat (mg/L)
Total - N (mg/L)
P- Total (mg/L)

Kondisi kualitas perairan lokasi penelitian
Berdasarkan hasil pengukuran dan analisa parameter-parameter kualitas
perairan di waduk PLTA Koto Panjang (Tabel 4) dapat dilihat bahwa kisaran ratarata suhu air adalah 27 - 33 ◦C. Perbedaan kisaran nilai suhu yang diperoleh
selama penelitian berkaitan dengan waktu pada saat pengukuran, kondisi cuaca
yang tidak sama, dan urutan waktu pada saat pengukuran yang dimulai dari
Stasiun I sampai dengan Stasiun V. Suhu yang relatif rendah didapatkan pada
pengukuran pada waktu pagi hari yaitu pada Stasiun I dan II sedangkan suhu yang
tinggi didapatkan pada pengukuran suhu pada siang hari hingga menjelang sore
yaitu pada stasiun III, IV dan Stasiun V ini disebabkan karena intensitas sinar

11
matahari yang masuk ke dalam perairan akan lebih tinggi. Sedangkan hasil
pengukuran kekeruhan diperairan waduk PLTA koto panjang pada setiap masingmasing stasiun selama penelitian dengan kisaran rata-rata 3,18 – 71,00 FTU. Nilai
kekeruhan tertinggi terdapat pada Stasiun I dan yang terendah terdapat pada
Stasiun IV. Adanya perbedaan nilai kekeruhan selama penelitian ini diduga
karena partikel-partikel yang berbeda pada setiap stasiunnya. Kekeruhan
disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut
(misalnya lumpur dan pasir halus), maupun bahan anorganik dan organik yang berupa
plankton dan mikroorganisme lain (APHA 1995; Davis & Cornwell 1991).
Kekeruhan memiliki korelasi positif dengan padatan tersuspensi, yaitu semakin
tinggi nilai kekeruhan maka semakin tinggi pula nilai padatan tersuspensi
(Marganof 2007).
Hasil kisaran rata-rata pengukuran kecerahan pada masing-masing stasiun
selama penelitian adalah 51 – 266 cm yang tertingi terdapat pada Stasiun IV dan
yang terendah terdapat pada Stasiun I. Kecerahan di seluruh stasiun pengamatan
mempunyai variasi yang berbeda. Untuk kisaran nilai rata-rata pH pada setiap
stasiun pengamatan selama penelitian adalah 5,3 – 6. Nilai pH pada waktu
pengamatan tidak terdapat perbedaan yang besar pada masing-masing stasiun
pengamatan. Nilai pH 5 selama penilaian berada pada stasiun yang terdapat
keramba jaring apung yaitu pada Stasiun IV dan Stasiun V.
Oksigen terlarut atau Dissolved Oxygen (DO) dibutuhkan untuk pernapasan
biota perairan. Sumber oksigen terlarut berasal dari fotosintesis dan difusi dari.
oksigen di atmosfer. Konsentrasi oksigen terlarut pada waduk PLTA Koto
Panjang selama penelitian adalah 4,0 - 14,16 mg/L (Gambar 3). Kadar oksigen
terendah terdapat di Stasiun I pada pengamatan I (4,0 mg/L) dan yang tertinggi
terdapat pada Stasiun IV pada pengamatan II yaitu 14,16 mg/L .
16,00

DO (mg/L)

14,00
12,00
10,00

26-Apr-15
10-Mei-15
24-Mei-15

8,00
6,00
4,00
I

II

III

IV

V

Stasiun

Gambar 3 Sebaran nilai DO selama penelitian
Hasil pengukuran konsentrasi BOD5 diperairan waduk PLTA Koto
Panjang adalah 0,8 - 11,80 mg/L (Gambar 4). Nilai BOD5 di setiap stasiun
pengamatan menunjukkan nilai yang tinggi, tetapi nilai BOD5 pada pengamatan
pertama masih memenuhi baku mutu yang disyaratkan, dan pengamatan
selanjutnya nilai BOD5 ini sudah melewati batas ambang baku mutu yaitu 6 mg /L.

12
Perairan waduk PLTA Koto Panjang sudah termasuk kategori tercemar bahanbahan organik.
14,0

BOD5 (mg/L)

12,0
10,0
26-Apr-15
10-Mei-15
24-Mei-15

8,0
6,0
4,0
2,0
0,0
I

II

III

IV

V

Stasiun

Gambar 4 Sebaran nilai BOD5 selama penelitian
Konsentrasi nitrat selama pengamatan di waduk PLTA Koto Panjang
berkisar antara 0,005 – 3,775 mg/L dengan nilai tertinggi di Stasiun II pada
pengamatan I tingginya konsentrasi nitrat pada stasiun tersebut diduga berasal dari
aktivitas perkebunan yang ada di sekitar Stasiun I yang masuk ke Stasiun II.
Konsentrasi nitrat yang terendah terdapat pada Stasiun I pengamatan II. Secara
keseluruhan konsentrasi nitrat pada masing-masing stasiun sampel masih dalam
batasan baku mutu yang telah ditentukan.
Konsentrasi amonia diperairan Waduk PLTA Koto Panjang selama
penelitian adalah 0,004 - 0,144 mg/L (Gambar 5).

Amonia (mg/L)

0,160
0,120
26-Apr-15

0,080

10-Mei-15
24-Mei-15

0,040
0,000
I

II

III
Stasiun

IV

V

Gambar 5 Sebaran nilai amonia selama penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian terlihat bahwa nilai
konsentrasi amonia hampir di seluruh stasiun pengamatan telah melebihi baku
mutu yang telah ditentukan karena batas maksimum amonia untuk kegiatan
perikanan bagi ikan yang peka ≤ 0,02 mg/L. Kadar amonia yang baik bagi
kehidupan ikan air tawar kurang dari 1 mg/L. Apabila kadar amonia telah

13

Nitrit (mg/L)

melebihi 1,5 mg/L, maka perairan tersebut telah terjadi pencemaran (Tatangindatu
et al 2013).
Berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi nitrit diperairan Waduk PLTA
Koto Panjang selama pengelitian adalah 0,01 - 0,34 mg/L (Gambar 6).
0,40
0,35
0,30
0,25
0,20
0,15
0,10
0,05
0,00

26-Apr-15
10 -Mei-2015
24-Mei-15

I

II

III
Stasiun

IV

V

Gambar 6 Sebaran nilai nitrit selama penelitian

Ortofosfat (mg/L)

Berdasarkan hasil selama pengamatan secara keseluruhan konsentrasi nitrit
yang tertinggi terjadi pada pengamatan pertama di seluruh stasiun, dan konsentrasi
nitrit pada pengamatan kedua dan ketiga telah melebihi baku mutu yang telah
ditentukan yaitu < 0,06 mg/L. Tingginya kandungan nitrit di perairan waduk
diduga berasal dari masukan limbah rumah tangga dan limbah KJA. Nitrit di
perairan biasanya ditemukan dalam jumlah sedikit karena bersifat tidak stabil.
Makmur et al. (2012) senyawa nitrit yang terdapat di perairan merupakan hasil
reduksi senyawa nitrat atau oksidasi amonia oleh mikroorganisme dan berasal dari
hasil ekskresi fitoplankton.
Konsentrasi ortofosfat diperairan Waduk PLTA Koto Panjang selama
penelitian adalah 0,09 – 0,16 mg/L (Gambar 7) dengan nilai tertinggi di Stasiun V
pada pengamatan III yaitu 0,16 mg/L dan terendah Stasiun V pada pengamatan
pertama yaitu 0,09 mg/L.
0,200
0,180
0,160
0,140
0,120
0,100
0,080
0,060
0,040
0,020
0,000

24-Apr-15
10 Mei 15
24-Mei-15

I

II

III

IV

V

Stasiun

Gambar 7 Sebaran nilai ortofosfat selama penelitian

14
Tingginya nilai ortofosfat pada Stasiun V disebabkan aktivitas KJA yang
padat di stasiun tersebut. Pada umumnya, seluruh kadar ortofosfat di setiap stasiun
menunjukkan peningkatan. Konsentrasi ortofosfat pada masing-masing stasiun
masih dalam ambang batas baku mutu berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 Kelas
III dan Kelas II.
Berdasarkan hasil pengamatan konsentrasi total N adalah 0,18 - 12,49
mg/L. Konsentrasi tertinggi terdapat pada Stasiun II pada Pengamatan I dan yang
terendah terdapat pada Stasiun I pada pengamatan II. Tingginya total N pada suatu
perairan waduk disebabkan oleh adanya masukan beban limbah yang masuk
bersamaan dengan aliran air maupun dari kegiatan budidaya keramba jaring apung
(KJA) dan juga dikarenakan faktor terakumulasinya bahan organik diperairan
tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian nilai konsentrasi P total
diseluruh stasiun pengamatan adalah 0,724 – 1,198 mg/L (Gambar 8).
1,40
P- Total (mg/L)

1,20
1,00
0,80

26-Apr-15
10-Mei-15
24-Mei-15

0,60
0,40
0,20
0,00
I

II

III
Stasiun

IV

V

Gambar 8 Sebaran nilai P- total selama penelitian
Hasil pengamatan
yang tertinggi terdapat pada stasiun V pada
pengamatan yang ketiga dan yang terendah terdapat pada stasiun V pada
pengamatan I. Konsentrasi P total di lokasi penelitian selama pengamatan sudah
melebihi ambang batas baku mutu perairan, apabila dibandingkan dengan baku
mutu Kelas II konsentrasi P total diperairan ini sudah melewati batas ambang
baku mutu perairan. Konsentrasi P total pada pengamatan ketiga dapat dilihat
bahwa konsentrasi P total sudah melebihi batas ambang baku mutu perairan
Kelas III.
Fecal coliform adalah anggota dari coliform yang mampu memfermentasi
laktosa pada suhu 44,50 ◦C dan merupakan 24 bagian yang paling dominan (97%)
pada tinja manusia dan hewan (Effendi 2003). Alaerts & Santika (1994)
menyatakan bahwa fecal coliform merupakan bakteri petunjuk adanya
pencemaran tinja yang paling efisien, karena Faecal coliform hanya dan selalu
terdapat dalam tinja manusia. Jika bakteri tersebut terdapat dalam perairan maka
dapat dikatakan perairan tersebut telah tercemar dan tidak dapat dijadikan sebagai
sumber air minum.
Bakteri Coliform dapat digunakan sebagai indikator adanya pencemaran
feses atau kotoran manusia dan hewan di dalam perairan. Golongan bakteri ini
umumnya terdapat di dalam feses manusia dan hewan. Oleh sebab itu
keberadaannya di dalam air tidak dikehendaki, baik ditinjau dari segi kesehatan,

15
estetika, kebersihan maupun kemungkinan terjadinya infeksi yang berbahaya.
Beberapa jenis penyakit dapat ditularkan oleh bakteri coliform melalui air,
terutama penyakit perut seperti tipus, kolera dan disentri (Suriawiria, 1993).
Bakteri coliform lainnya berasal dari hewan dan tanaman mati disebut
dengan koliform non fecal. Bakteri fecal coliform di perairan waduk PLTA Koto
Panjang masih dalam ketegori sangat baik menurut baku mutu Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Kelas II dan Kelas III, karena nilai fecal
coliform selama penelitian berkisar 3 – 23 MPN/100ml.
Nilai konsentrasi klorofil-a merupakan parameter yang menunjukkan
biomassa fitoplankton pada perairan waduk. Konsentrasi klorofil-a menentukan
dalam tingkat kesuburan suatu perairan (Vidovic et al. 2015). Hasil pengamatan
nilai kandungan klorofil-a pada 0,18-6,43 μg/L. Kandungan Klorofil-a Waduk
PLTA Koto Panjang tergolong dalam kategori oligotrof sampai dengan mesotrof.
Ini sesuai dengan penentuan status Eutrofikasi yang diklasifikasikan dalam empat
kategori status trofik yaitu oligotrof, mesotrof, eutrof dan hipereutrof atau
hipertrof modifikasi OECD 1982, MAB 1989; UNEP -ILEC, 2001 dalam KLH
2009 bahwa nilai klorofil-a < 2.0 μg/L termasuk kategori oligotrof, < 5.0 μg/L
mesotrof, < 15.0 μg/L eutrof dan jika = 200.0 μg/L tergolong kategori hipereutrof
atau hipertrof.
Warna air dapat dijadikan sebagai salah satu indikator terjadinya
pencemaran lingkungan perairan. Walaupun dalam kondisi tidak terpolusi warna
air tidak selalu jernih, namun biasanya air yang terpolusi memiliki warna tidak
normal yang disebabkan oleh adanya bahan-bahan terlarut dan bahan-bahan
tersuspensi, termasuk yang bersifat koloid (Fardiaz 1995). Berdasarkan hasil
pengamatan secara visual warna perairan Waduk PLTA Koto Panjang secara
keseluruhan warna perairan hijau kecoklatan, pada stasiun I yaitu muara Sungai
Kampar Kanan berwarna coklat. Sedangkan untuk sampah, selama pengamatan
sampah yang banyak ditemukan diperairan waduk PLTA Koto Panjang adalah
sampah-sampah rumah tangga seperti bungkus deterjen, kaleng-kaleng bekas, dan
sampah plastik.
Beban pencemaran Sungai Kampar Kanan masuk perairan Waduk PLTA
Koto Panjang
Pada penelitian ini, analisis beban pencemaran yang masuk ke perairan
waduk dilakukan dengan pendekatan penghitungan berdasarkan beban limbah
yang masuk melalui sungai yang menuju waduk. Sumber pencemaran yang
masuk ke perairan waduk secara umum berasal dari luar waduk dan dari dalam
waduk. Penghitungan beban pencemaran bertujuan untuk mengetahui dan
mengidentifikasi sumber pencemaran, jenis pencemar, dan besarnya beban
pencemar yang masuk ke perairan waduk. Penghitungan beban pencemaran yang
masuk ke waduk bersumber dari luar waduk, sangat terkait dengan debit sungai
yang mengalir masuk ke perairan waduk.
Penghitungan beban pencemaran dari parameter limbah organik (BOD5)
sedangkan zat hara (amonia, nitrogen, ortofosfat, total nitrogen dan total fosfat)
dihitung berdasarkan perkalian antara debit sungai dengan konsentrasi parameter
kualitas air yang diteliti. Beban pencemaran yang berasal dari luar waduk adalah
besarnya beban pencemar yang berasal dari sungai utama yang mengalir ke

16
perairan Waduk PLTA Koto Panjang, yaitu Sungai Kampar Kanan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.
Beban pencemaran yang masuk ke perairan waduk PLTA Koto Panjang
dipengaruhi oleh konsentrasi bahan beban pencemar dan debit air sungai yang
masuk ke waduk PLTA Koto Panjang. Berdasarkan hasil penelitian yang
disajikan pada Tabel 6 terlihat ada perbedan antara beban pencemaran yang
dihitung berdasarkan debit sungai yang menggunakan data sekunder dan data
primer. Karena debit dari data primer merupakan debit sesaat bukan debit ratarata tahunan, sehingga mempengaruhi hasilnya jika dibandingkan dengan debit
yang menggunakan data sekunder.
Beban pencemaran tertinggi yang masuk ke perairan waduk PLTA Koto
Panjang berupa parameter BOD5 dan diikuti oleh total N , selanjutnya diikuti oleh
P-Total. Untuk parameter nitrat, ortofosfat dan amonia tidak begitu memberikan
pengaruh yang besar, terutama beban yang dihasilkan oleh parameter amonia.
Tabel 6 Beban pencemaran dari Sungai Kampar Kanan yang masuk ke perairan
Waduk PLTA Koto Panjang
Parameter

Kisaran
Beban masuk
(Kg/hari) *

Rata-rata
(Kg/hari)

Kisaran
Beban masuk
(Kg/hari) **
38016-285120
523-111078
58545-67431
2770-43020
16184-955730
14738-264153

BOD5 (mg/L)
112237-212177
147567
Nitrat (mg/L)
8114-12319
9682
Ortofosfat(mg/L)
1742-2551
2170
Ammonia (mg/L)
1266-2659
1811
Total N (mg/L)
45942
14108-76929
P -Total (mg/L)
17179
1340-21262
Keterangan:
*
Debit yang digunakan merupakan data primer (15,68 – 261,8 m3 /det)
(Sumber: Data pada penelitian)
**
Debit yang digunakan merupakan data sekunder (550 m3 /det)
(Sumber : BLH Kabupaten Kampar 2015)

Rata-rata
(Kg/hari)
186912
45912
63424
24115
331258
126901

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa beban yang
masuk lebih besar dari pada beban yang keluar dari outlet waduk PLTA Koto
Panjang, Diduga telah terjadi akumulasi beban pencemaran didalam waduk.
Persentase beban pencemaran yang keluar dan yang terendap pada perairan
waduk PLTA Koto Panjang dapat dilihat pada Tabel 7. Beban pencemaan dari
outlet perairan waduk dihitung melalui perkalian antara debit air yang keluar
dengan konsentrasi limbah yang keluar dari waduk PLTA Koto Panjang dari data
sekunder yang ada di Kantor PLN PLTA Koto panjang. Rata-rata nilai debit air
yang keluar dari waduk PLTA Koto Panjang adalah 163,46 m3/det (Lampiran 5).
Berdasarkan hasil pengamatan nilai rata-rata beban pencemaran yang
keluar dari perairan waduk adalah 717 - 158177 kg/hari (Tabel 7). Beban
pencemaran yang masuk ke perairan waduk PLTA Koto Panjang lebih besar dari
pada beban yang keluar dari perairan waduk. Diduga konsentrasi limbah yang
masuk terakumulasi di perairan waduk. Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa
persentase beban yang terendap di waduk PLTA Koto Panjang berkisar 15,8 80,6 %, sedangkan persentase beban yang keluar dari outlet waduk berkisar
antara 19,4 – 84,2 %. Dapat dilihat bahwa persentase beban pencemaran total N

17
merupakan beban yang paling sedikit keluar dari outlet waduk yaitu 19,4 % dan
yang paling banyak terendap di perairan waduk
Tabel 7 Beban pencemaran dan persentase beban pencemaran yang terendap dan
yang keluar di perairan Waduk PLTA Koto Panjang

Parameter
BOD5 (mg/L)
Nitrat (mg/L)
Ortofosfat (mg/L)
Amonia (mg/L)
Total N (mg/L)
P -Total (mg/L)

Beban masuk
(Kg/hari)
112237-212177
(147567)
8114-12319
(9682)
1742-2551
(2170)
1266-2659
(1811)
14108-76929
(45942)
13358-21262
(17179)

Beban keluar
dari outlet
(Kg/hari)
91799-158177
(120045)
2607- 12252
(7820)
1342-2217
(1709)
717- 2548
(1591)
1471-33582
(12347)
1340-18481
(10026)

Persentase
Beban masuk
yang terendap
di waduk
(%)

Persentase
Beban yang
keluar dari outlet
di waduk
(%)

16,8

83,2

22,8

77,2

19,1

80,9

15,8

84,2

80,6

19,4

43,7

56,3

Keterangan: Debit yang keluar dari waduk merupakan data sekunder nilai rata-rata outflow
163, 46 m3/det (Sumber: PLN 2015)

Status mutu perairan Waduk PLTA Koto Panjang
Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukkan kondisi
cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan
membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan (Kepmen LH 2003).
Penentuan status mutu perairan waduk PLTA Koto Panjang selain dengan
menggunakan analisis deskriptif, kualitas air