Pengaruh Bahan Organik terhadap Eh dan pH, serta Korelasinya terhadap P pada Tanah yang Digenangi

PENGARUH BAHAN ORGANIK TERHADAP Eh DAN pH,
SERTA KORELASINYA TERHADAP P TERSEDIA PADA
TANAH YANG DIGENANGI

AKBAR RAFSANJANI

ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Bahan
Organik terhadap Eh dan pH, serta Korelasinya terhadap P Tersedia pada Tanah
yang Digenangi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2015
Akbar Rafsanjani
NIM A14100101

ABSTRAK
AKBAR RAFSANJANI. Pengaruh Bahan Organik terhadap Eh dan pH,serta
Korelasinya terhadap P tersedia pada Tanah yang Digenangi. Dibimbing oleh
SYAIFUL ANWAR dan ARIEF HARTONO
Pemupukan P yang berlebih pada sawah menyebabkan akumulasi residu P
tidak tersedia. Pemupukan P selanjutnya tidak akan memberikan efek signifikan
dalam meningkatkan produksi padi. Sawah yang digenangi akan membuat
kondisi menjadi reduktif. Untuk meningkatkan akumulasi residu P tidak tersedia,
aplikasi bahan organik sebagai donor elektron dapat diterapkan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahan organik terhadap Eh dan pH serta
korelasinya dengan ketersediaan P pada tanah tergenang. Bahan organik yang
diberikan sebesar 0, 500, 750, 1000, 2000, 5000, 10000, 20000, dan 40000 kg/ha
dengan tiga kali ulangan. Satuan percobaan berupa 200 gram BKM tanah dalam
pot berdiameter 10 cm. Penggenangan dilakukan selama 7 minggu. pH tanah, Eh

dan P tersedia diukur secara periodik. P tersedia yang diukur ialah NaHCO3-P (P
cepat tersedia) dan NaOH-P (P lambat tersedia). Secara umum, hasil
menunjukkan bahwa nilai Eh turun sementara pH meningkat seiring dengan
meningkatnya bahan organik yang diberikan dan lamanya waktu pengenangan.
Hasil penelitian menunjukan Eh semakin menurun seiring lamanya waktu
penggenangan dan juga semakin tinggi bahan organik yang diberikan. Nilai pH
semakin meningkat seiring lamanya waktu penggenangan dan juga semakin
tingginya dosis bahan organik yang diberikan. Terdapat korelasi negatif sangat
nyata (r=-0,840**) antara Eh dan pH. Antara P cepat tersedia dengan Eh
berkorelasi negatif sangat nyata (r=-0,613**), antara P lambat tersedia dengan Eh
tidak terdapat korelasi yang nyata (r=0,028), namun demikian antara Eh dan P
tersedia total tetap berkorelasi negatif sangat nyata (r= -0,561**). Pada penelitian
ini didapatkan korelasi yang tidak nyata antara pH (pada kisaran 6,3±0,2) dengan
semua bentuk P tersedia.
Kata kunci : P tersedia, Eh, Bahan Organik, pH, Waktu penggenangan

ABSTRACT
AKBAR RAFSANJANI. Effects of Organic Matter on Eh and pH,and Their
Correlations with Available P in Submerged Soil. Supervised by SYAIFUL
ANWAR and ARIEF HARTONO.

Prolong P fertilization in intensive rice cultivation have been resulted in
unavailable-residual P accumulation in the soil. Further P fertilization in such soil
does not have significant effect in increasing rice productivity. Submerged
ricefield is predominated by reduced condition. In order to increase the
accumulated unavailable-residual P, application of organic matter as source of
electron donor was studied. This research was aimed to study the effects of
organic matter on Eh and pH and their correlationswith to P-availability in a
submerged soil. Organic matter treatments were 0, 500, 750, 1000,2000, 5000,
10000, 20000, and 40000 kg/ha. Experimental unit was 200 g soil (105°C oven
dry-weight) in a 10 cm (diameter) pot. The soil was submerged for 7 weeks, and
the soil’spH, Eh, and available P were measured periodically. The available P
measured included NaHCO3-P (fastly available P) and NaOH-P (slowly available
P). The results in general showed that the Eh decreased, while the pH increased
along withincreasing quantity of organic matter, and with submerging time. There
were significant negative correlations between Eh and pH (r = 0,840**), between
Eh and fastly available P (r = -0,613**), and between Eh and total available P (r =
-0,561**). However, there was no significant correlation between Eh and slowly
available P (r = 0,0028). Furthermore, there were no significant correlations
between pH (at range of 6,3±0,2) with all forms of available P.
Keywords : Available P, Eh, Organic Matter, pH, Submerging Time


PENGARUH BAHAN ORGANIK TERHADAP Eh DAN pH,
SERTA KORELASINYA TERHADAP P TERSEDIA PADA
TANAH YANG DIGENANGI

AKBAR RAFSANJANI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Skripsi
dengan judul Pengaruh Bahan Organik dan penggenangan Terhadap Eh dan pH
serta Korelasinya Terhadap P Tersedia pada Tanah Tergenang ini merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian di Departemen Ilmu
Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr Ir Syaiful Anwar, MSc dan Dr Ir Arief Hartono, MScAgr sebagai
dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, saran,
dan dorongan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian dan
penulisan skripsi.
2. Dr Ir Budi Nugroho, MSi sebagai dosen penguji yang telah bersedia
meluangkan waktu, memberikan ilmu serta motivasi kepada penulis.
3. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan terhadap Ayah (Inan
Sudjana) dan Ibu (Heni Noerhati) serta seluruh keluarga yang juga
senantiasa memberikan nasihat, doa, serta dukungan kepada penulis
4. Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada seluruh Staf Laboratorium
Kimia dan Kesuburan Tanah dan Laboratorium Bioteknologi Tanah
yang selalu membantu penulis selama mengerjakan penelitian
5. Penulis mengucapkan terima kasih untuk teman teman seperjuangan

selama penelitian yaitu Dinda Lestari dan Viona Septia Mandalika.
6. Andi, Yoga, Rizky, Anam, Irfan, Sudi, Jono, Miftah dan Semua pihak
yang telah membantu penulis selama penelitian dan penyelesaian tugas
akhir ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2015
Akbar Rafsanjani

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN


vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

1

METODE PENELITIAN

2

Tempat dan Waktu Penelitian


2

Pengambilan Tanah dan Persiapan Analisis

2

Bahan dan Alat

2

Perlakuan Bahan Organik dan Inkubasi

2

Penentuan Eh dan pH

3

Korelasi Eh dan pH dengan P Tersedia


3

HASIL DAN PEMBAHASAN

4

Hasil Analisis Sifat Tanah Awal

4

Hasil Analisis Pupuk Organik

4

Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap pH

5

Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap Eh


6

Pengaruh Bahan Organik terhadap pH

7

Pengaruh Bahan Organik terhadap Eh

8

Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap P Cepat Tersedia

9

Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap P Lambat Tersedia

9

Korelasi pH dan Eh, terhadap P Cepat Tersedia, P Lambat Tersedia dan P
Tersedia Total

SIMPULAN DAN SARAN

10
12

Simpulan

12

Saran

12

DAFTAR PUSTAKA

12

RIWAYAT HIDUP

13

DAFTAR TABEL
1 Hasil Analisis Tanah Awal Tanah Sawah Cangkurawok
2 Hasil Analisis Pupuk Organik Komersial
3 Hasil korelasi antara Eh,pH terhadap P Cepat Tersedia, P Lambat
Tersedia dan P Tersedia total

4
5
10

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7

Penumbukan Tanah Menggunakan Alu
Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap pH pada Berbagai Dosis
Bahan Organik
Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap Eh pada Berbagai Dosis
Bahan Organik
Pengaruh Bahan Organik terhadap Perubahan pH pada Berbagai
Waktu Penggenangan.
Pengaruh bahan organik terhadap perubahan Eh pada Berbagai waktu
penggenangan.
Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap Rataan Konsentrasi P Cepat
Tersedia
Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap Rataan Konsentrasi P
Lambat Tersedia

2
6
7
8
8
9
9

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ketersediaan fosfor dalam tanah sangat sedikit dan sifatnya yang mudah
terfiksasi namun dibutuhkan dalam jumlah banyak, maka peran pemupukan P
menjadi sangat penting. Sehingga untuk mengatasinya penambahan pupuk P
dalam jumlah banyak sering dilakukan, akan tetapi pemupukan P yang berlebih
seperti ini akan menyebabkan terjadi akumulasi residu P sehingga dalam
pemupukan selanjutnya tidak akan berpengaruh lagi pada hasil panennya.
Menurut penelitian Sitorus (2013) tanah sawah di Pulau Jawa telah mengalami
penumpukan residu P sangat tinggi yang terlihat dari kadar P-HCl 25% rata-rata
sebesar 721 ± 436 (n=7) untuk Jawa Barat, 1320 ± 762 (n=11) untuk Jawa
Tengah, dan 784 ± 283(n=5) ppm P2O5 untuk Jawa Timur. Sehingga perlu upaya
meningkatkan ketersediaan akumulasi residu P tersebut.
Penggenangan dan Pemberian bahan organik merupakan aspek penting
untuk meningkatkan ketersediaan P. Pada saat tanah digenangi Fe3+ akan tereduksi
menjadi bentuk Fe2+ yang lebih mudah larut sehingga ketersediaan P bagi
tanaman akan meningkat (Anwar dan Sudadi, 2013). Bahan organik merupakan
sumber donor elektron yang dapat membuat tanah lebih reduktif, sehingga
pemberian bahan organik pada tanah yang telah digenangi akan membuat tanah
semakin tereduksi.
Selain itu penggenangan dan pemberian bahan organik dapat menurunkan
Eh dan menaikan pH. Intensitas reduksi tanah bergantung pada kandungan bahan
organik tanah yang mudah terdekomposisi dan temperatur tanah. Semakin tinggi
kandungan bahan organik tanah, semakin besar intensitas reduksi tanah. Pada
umumnya konsentrasi tertinggi bahan tereduksi ditandai dengan penurunan tajam
nilai Eh yang dicapai setelah 2-4 minggu setelah penggenangan, selanjutnya
berfluktuasi bertahap sampai dicapai keseimbangan baru. Pengaruh penggenangan
dan pemberian bahan organik tanah secara menyeluruh akan merubah pH tanah
mendekati 6,5-7,2 dalam waktu kurang dari satu bulan. Perubahan ini terutama
disebabkan oleh reduksi besi atau komponen tanah yang lain yang menghasilkan
OH- pada tanah masam (Anwar dan Sudadi, 2013).

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh bahan organik terhadap
perubahan Eh, pH dan korelasinya dengan ketersediaan P pada tanah yang
digenangi.

2

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan contoh tanah dari daerah Cikarawang,
Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan di Lab Kimia
dan Kesuburan Tanah dan Laboratorium Bioteknologi Tanah, Departemen Ilmu
Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Penelitian ini dilakukan dari akhir Februari 2014 hingga akhir September 2014.

Pengambilan Tanah dan Persiapan Analisis
Pengambilan contoh tanah dilakukan pada pesawahan didaerah
Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor pada Bulan Desember 2013
dengan cara komposit pada 5 titik di sawah dengan luas 1000 m2. Contoh tanah
dikering udarakan lalu ditumbuk dengan alu kemudian diayak hingga lolos pada
saringan 5 mm. Lalu ditimbang seberat 200 gram kedalam 27 pot.

Gambar 1.Penumbukan Tanah Menggunakan Alu
Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain contoh tanah
sawah yang diambil secara komposit, wadah/toples plastik, pupuk organik
komersial, dan juga timbangan. Untuk analisis Eh digunakan pH meter inolab dan
pH menggunakan pH meter 2700, data P cepat tersedia (Lestari, 2014) dan data P
lambat tersedia (Mandalika, 2014).

Perlakuan Bahan Organik dan Inkubasi
Penelitian ini diberikan 9 taraf bahan organik yang bersumber dari pupuk
organik komersial dengan masing-masing mempunyai 3 ulangan. Yang pertama
tanpa bahan organik, selanjutnya taraf kedua dengan bahan organik sebesar 0,05
gram/pot atau setara dengan 500 kg/ha, taraf ketiga sebesar 0,075 gram/pot atau
setara dengan 750 kg/ha, taraf 4 sebesar 0,1 gram/pot atau setara 1000 kg/ha, taraf
5 sebesar 0,2 gram/pot atau setara dengan 2000 kg/ha, taraf 6 sebesar 0,5 gram/pot
atau setara 5000 kg/ha, taraf 7 sebesar 1 gram/pot atau setara 10000 kg/ha, taraf 8

3
sebesar 2 gram/pot atau setara 20000 kg/ha dan taraf 9 sebesar 4 gram/pot atau
setara 40000 kg/ha. Dengan asumsi BD 1 gram/cm3 dan kedalaman 20 cm. Setelah
diberi bahan organik selanjutnya digenangi setinggi ± 3 cm. Dan diinkubasi secara
terbuka.

Penentuan Eh dan pH
Nilai Eh diukur dengan menggunakan alat pH meter inolab dan pH
ditentukan mengguanakan pH 2700. Penentuan nilai Eh dan pH dilakukan pada 0
hari, 1/6 hari, 1 hari, 2 hari, 7 hari, 14 hari, 28 hari, 35 hari, 42 hari dan 49 hari.

Korelasi Eh dan pH dengan P Tersedia
Korelasi Eh, pH, P cepat tersedia, P lambat tersedia dan P total
menggunakan aplikasi SPSS dengan menggunakan data minggu ke-1, ke-2, ke-4
dan ke-5 serta bahan organik dengan dosis 0 gram, 0,05 gram/pot atau setara 500
kg/ha, 0,075 gram/pot atau setara dengan 750 kg/ha, 0,1 gram/pot atau setara
dengan 1000 kg/ha, 0,2 gram/pot atau setara dengan 2000kg/ha, 0,5 gram/pot atau
setara dengan 5000 kg/ha.

4

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Sifat Tanah Awal
Hasil analisis pendahuluan ditampilkan pada Tabel 1. Status sifat kimia
tanah dinilai berdasarkan kriteria penilaian Balai Penelitian Tanah (2009).
Berdasarkan hasil analisis tersebut pH tanah sawah cangkurawok bernilai 5,90
yang tergolong agak masam, kadar P-Bray I termasuk harkat sedang, Berbagai
sifat kimia yang menetukan kesuburan tanah umumnya termasuk dalam harkat
sedang, sehingga secara umum kesuburan tanah pada tanah sawah Cangkurawok
termasuk sedang. Kadar P-HCl 25% yang merupakan cadangan P dan
diperkirakan akibat penumpukan residu pemupukan P adalah sebesar 235.21 ppm
P yang tergolong tinggi.
Tabel 1
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Hasil Analisis Tanah Awal Tanah Sawah Cangkurawok (Anwar dan
Murtilaksono, 2014)
Sifat Tanah
pH
C-organik (%)
N-total (%)
P-Bray I (ppm P)
P-HCl 25% (ppm P)
K-Bray I (ppm K)
K-HCl 25% (ppm K)
Ca-dd
Mg-dd
K-dd
Na-dd
KTK (me/100g)
KB (%)
Al-dd (me/100g)
H-dd (me/100g)
Fe-0,05N HCl (ppm)
Cu-0,05N HCl (ppm)
Zn-0,05N HCl (ppm)
Mn-0,05N HCl (ppm)
Pasir (%)
Debu (%)
Klei (%)
Kelas tekstur

Nilai (Harkat)
5.90 (agak masam)
2.45 (sedang)
0.23 (sedang)
20.46 (sedang)
231.72 (tinggi)
35.40 (sedang)
235.21 (tinggi)
12.67 (tinggi)
1.39 (sedang)
0.29 (rendah)
0.58 (sedang)
21.49 (sedang)
69.47 (sangat tinggi)
tr
0.20
22.40
1.45
8.74
24.04
17.71
31.27
51.02
klei berat

Keterangan : Harkat berdasarkan Balai Penelitian Tanah (2009).

Hasil Analisis Pupuk Organik
Karakteristik pupuk organik yang digunakan disajikan pada Tabel 2.
Berdasarkan pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa pH pada pupuk organik
komersial tersebut bernilai 7,65 dengan standar mutu 4-9, Kandungan P total
pupuk organik sebesar 2.88% P2O5, Kandungan hara makro berupa N, P2O5, K2O

5
pada pupuk sebesar 5.15% telah memenuhi standar minimal 4% Dan kandungan
lain yang sudah sesuai dengan standar mutu sehingga pupuk organik yang
digunakan sudah sesuai dengan persyaratan untuk pupuk organik.
Tabel 2. Hasil Analisis Pupuk Organik Komersial (Sumber: Anwar dan
Murtilaksono, 2014)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Parameter
pH
Kadar air (%)
C-organik (%)
N-total (%)
C/N
P2O5 (%)
K2O (%)
N+ P2O5+ K2O (%)
Fe total (ppm)
Fe tersedia (ppm)
Mn (ppm)
Zn (ppm)
As (ppm)
Hg (ppm)
Pb (ppm)
Cd (ppm)
La (ppm)
Ce (ppm)

Pupuk Organik Standar
Komersial
Mutu*)
7.65
15.70
15.90
0.82
19.39
2.88
1.45
5.15
186.76
34.15
438.76
104.98
tr
tr
tr
tr
tr
tr

4-9
8 - 20
min 15
15 - 25
min 4
maks 9.000
maks 500
maks 5.000
maks 5.000
maks 10
maks 1
maks 50
maks 2
0
0

Keterangan:*) Standar mutu sesuai Permentan No.70/Permentan/SR.140/10/2011
tr = tidak terukur atau dianggap nol.

Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap pH
Grafik pengaruh waktu penggenangan terhadap pH ditunjukkan pada
Gambar 2. Pada Gambar 2 terlihat bahwa semakin lama waktu penggenangan
maka pH akan semakin meningkat. Terjadi kenaikan yang signifikan dari 0 jam
hingga 7 hari penggenangan kemudian berfluktuatif hingga hari ke 49. Hal
tersebut karena penggenangan menyebabkan tanah berubah sifat dari teroksidasi
menjadi tereduksi, perubahan ini menyebabkan reduksi besi yang menghasilkan
kelebihan OH-. Jika tanah digenangi, mikroorganisme aerobik dengan cepat
mengkonsumsi oksigen yang tersisa, dan akhirnya mati. Mikroorganisme anaerob
akan terus berkembang, karena selain menggunakan O2 juga menggunakan bahan
lain dan bahan organik tanah sebagai elektron akseptor. Tingkat penggunaan
elektron akseptor secara berurutan setelah O2 adalah NO3-, MnO2, Fe3+, asam
organik, SO42-, SO32-, H+, dan bahan organik (Anwar dan Sudadi, 2013). Dari
gambar tersebut juga terlihat semakin tinggi bahan organik akan membuat nilai
pH mendekati netral.

6

7,00

pH

6,00

5,00
G0

G1

G2

G3

G4

G5

G6

G7

G8

4,00
0

7

14

21

28

35

42

49

Lama Penggenangan (Hari)

Keterangan : G0 tanpa bahan organik, G1 dengan bahan organik sebesar 500 kg, G2 sebesar 750
kg, G3 sebesar 1000 kg, G4 sebesar 2000 kg, G5 sebesar 5000 kg , G6 sebesar
10000 kg, G7 sebesar 20000 kg, G8 sebesar 40000 kg.

Gambar 2. Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap pH pada Berbagai Dosis
Bahan Organik
Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap Eh
Grafik pengaruh waktu penggenangan terhadap Eh ditunjukan pada
Gambar 3. Terlihat dari Gambar 3 terjadi penurunan yang signifikan dari 0 jam
hingga hari ke-7 dan hari ke-14 kemudian berfluaktif hingga hari ke 49. Tetapi
pada hari ke-35 ada nilai Eh yang kembali meningkat hingga kembali bernilai
positif, hal tersebut dikarenakan ketika penumbukan tanah dan menyaringnya
dengan saringan 5 mm ada bongkahan tanah yang lolos, kemudian hancur pada
hari ke-35 sehingga oksigen didalam bongkahan tanah tersebut keluar lalu
merubah sifat tanah menjadi teroksidasi kembali sehingga terjadi peningkatan
nilai Eh kembali hingga kembali bernilai positif. Selain itu terlihat semakin tinggi
bahan organik yang diberikan nilai Eh akan semakin turun.

7
310,00
270,00 G0

G1

G2

G3

G4

G5

G6

G7

G8

230,00

Eh (mV)

190,00
150,00
110,00
70,00
30,00
-10,00

0

7

14

21

28

35

42

49

-50,00
-90,00
-130,00

Lama Penggenangan (hari)

Keterangan : seperti pada Gambar 1.

Gambar 3. Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap Eh pada Berbagai Dosis
Bahan Organik
Pengaruh Bahan Organik terhadap pH
Grafik pengaruh bahan organik terhadap pH ditunjukan pada Gambar 4.
Dari Gambar 4 terlihat semakin tinggi dosis bahan organik semakin meningkat
nilai pH disetiap waktu penggenangan. Dari grafik tersebut terlihat pada waktu 0
hari juga terjadi peningkatan seiring tingginya bahan organik, hal tersebut karena
tingginya pH bahan organik yang digunakan serta pengukuran awal yang tidak
serentak membuat pH tanah awal meningkat. Selain itu terlihat sangat jelas
semakin lama waktu penggenangan nilai pH akan semakin meningkat mendekati
netral. Bahan organik merupakan sumber utama donor elektron. Semakin tinggi
ketersediaan elektron, semakin tinggi pula stabilitas dari hasil reaksi. Berikut
reaksi paruh oksidasi bahan organik yang akan menghasilkan 9 elektron
C2.2H2.2O↔2,2 C4+ + H2O + 0,2 H + 9eˉ
Sehingga pemberian bahan organik dalam keadaan tanah yang
digenangiakansemakin mereduksi tanah dan merubah ferri menjadi ferro karena
tanah yang tereduksi. Proses reduksi ferri ini melepas OHˉsehingga meningkatkan
pH tanah menurut reaksi sebagai berikut
Fe(OH)3 + eˉ↔ Fe(OH)2 + OHˉ

8

7,00

pH

6,00

5,00
0 hari
7 hari
42 hari

1/6 hari
14 hari
49 hari

1 hari
28 hari

2 hari
35 hari

4,00
0

10000

20000

30000

40000

Dosis Bahan Organik (kg/ha)

Gambar 4. Pengaruh Bahan Organik terhadap Perubahan pH pada Berbagai
Waktu Penggenangan.
Pengaruh Bahan Organik terhadap Eh

Eh (mV)

Grafik pengaruh bahan organik terhadap Eh ditunjukan pada Gambar 5.
Dari grafik tersebut terlihat penurunan di berbagai waktu penggenangan karena
pengaruh bahan organik, selain itu sangat terlihat semakin lama penggenangan
akan semakin menurun nilai Eh tersebut.

310,00
270,00
230,00
190,00
150,00
110,00
70,00
30,00
-10,00
-50,00 0
-90,00
-130,00

10000

20000

30000

40000

Dosis Bahan Organik (kg/ha)
0 hari

1/6 hari

1 hari

2 hari

7 hari

14 hari

28 hari

35 hari

42 hari

49 hari

Gambar 5. Pengaruh Bahan Organik terhadap Perubahan Eh pada Berbagai Waktu
Penggenangan.

9
Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap P Cepat Tersedia

(ppm P)

Konsentrasi rataan P cepat tersedia ditunjukan Gambar 6. Pada Gambar 6
terlihat kenaikan dari minggu 1 hingga minggu ke-2 lalu terjadi penurunan pada
minggu ke-3 dan kembali meningkat hingga minggu ke-5. Meningkatnya
konsentrasi P tersebut diduga karena tingginya kadar Fe dan Al hidrous oksida
dalam tanah-tanah sawah. Banyaknya fosfor inorganik dalam tanah sekitar 35%
hingga 70% dari P total di dalam tanah (Shen et al., 2011). Menurunnya nilai
karena perubahan sifat tanah dari tereduksi menjadi teroksidasi.
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0

1

2

3

4

5

6

Waktu Penggenangan (minggu)

Gambar 6. Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap Rataan Konsentrasi P Cepat
Tersedia (Lestari, 2014)
Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap P Lambat Tersedia
Konsentrasi Rataan P Lambat Tersedia ditunjukan Gambar 7. Dari grafik
tersebut terjadi penurunan pada minggu 1 hingga minggu 3 dan kembali
meningkat pada minggu 4 dan kembali menurun pada minggu ke 5. Penurunan
tersebut karena perubahan dari bentuk P lambat tersedia menjadi bentuk yang
lebih tersedia.
300
250
(ppm P)

200
150
100
50
0
0

1

2

3

4

5

Waktu Penggenangan (Minggu Ke)

Gambar 7. Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap Rataan Konsentrasi P
Lambat Tersedia (Mandalika, 2014)

10
Korelasi pH dan Eh, terhadap P Cepat Tersedia, P Lambat Tersedia dan P
Tersedia Total
Korelasi adalah cara melihat hubungan antara 2 variabel yang ditandai
nilai dari -1 hingga 1 yang biasa ditandai dengan huruf r. Semakin nilai mendekati
satu maka hubungan antara 2 variabel tersebut semakin nyata. Nilai negatif dan
positif menandakan arah hubungan variabel tersebut jika nilai positif maka
hubungan antara variabel tersebut searah dan jika nilai negatif maka hubungan
antar variabel tidak searah. Tanda (*) menandakan semakin nyata korelasi tersebut.
Korelasi antara Eh dan pH bernilai -0,840** yang berarti korelasi antara 2
variabel tersebut sangatlah nyata karena nilai tersebut mendekati nilai 1, Dari hasil
korelasi tersebut sesuai dengan data yang diperoleh bahwa semakin tinggi nilai pH
maka Eh akan semakin turun.
Tabel 3. Hasil Korelasi antara Eh,pH terhadap P Cepat Tersedia, P Lambat
Tersedia dan P Tersedia Total
P cepat tersedia
P lambat tersedia
P tersedia total (P cepat
tersedia + p lambat tersedia)

Eh
-0,613**
0,028
-0,561**

pH
-0,067
-0,209
-0,111

Korelasi Eh dan pH dengan P cepat tersedia, P lambat tersedia dan P
tersedia total (P cepat tersedia + P lambat tersedia) dapat dilihat pada Tabel 3.
Korelasi antara P cepat tersedia dengan Eh bernilai -0,613** terlihat sangat nyata
dan korelasi tersebut menandakan bahwa ketika Eh menurun maka P cepat
tersedia akan semakin meningkat. Hal tersebut mebuktikan bahwa penggenangan
membuat tanah menjadi tereduksi dan pemberian bahan organik sebagai sumber
utama donor elektron akan semakin membuat tanah tereduksi dan menjadikan
nilai Eh semakin negatif dan ketersediaan P semakin meningkat. Selanjutnya
korelasi P cepat tersedia dengan pH tidak nyata korelasinya karena bernilai -0,067
dan korelasi tersebut menandakan bahwa semakin meningkat pH maka
ketersediaan P cepat tersedia menurun. P cepat tersedia meningkat hingga pada
pH 6,2 dan rata-rata pH pada penelitian ini 6,3±0,2 dan P cepat tersedia tidak lagi
meningkat pada rata-rata pH tersebut. Korelasi antara P lambat tersedia dengan Eh
sangatlah tidak nyata karena bernilai 0,028 dan bernilai positif yang menandakan
korelasi berbanding lurus sehingga jika nilai Eh menurun maka P lambat tersedia
juga menurun. Selanjutnya korelasi P lambat tersedia dengan pH tidak
mempunyai korelasi yang nyata karena bernilai -0,209 dan nilai negatif berarti
bahwa semakin tinggi nilai pH maka ketersediaan P lambat tersedia menurun.
Korelasi antara P tersedia total (P cepat tersedia+P lambat tersedia) dengan
Eh bernilai -0,561** sehingga korelasi kedua variabel tersebut sangatlah nyata
karena diatas 0,5. Korelasi tersebut berarti semakin rendah nilai Eh maka
ketersediaan P tersedia total meningkat atau mempunyai ketersediaan yang tinggi.
Selanjutnya korelasi antara P tersedia total (P cepat tersedia+P lambat tersedia)
bernilai -0,111 yang menandakan korelasi sangat tidak nyata dan nilai negatif
menyatakan bahwa semakin meningkat pH maka P total tidak akan meningkat.
Hal tersebut dikarenakan bahwa sebagian besar yang mengisi P total adalah P
cepat tersedia, karena P cepat tersedia akan semakin meningkat hingga pH 6,2 dan

11
pH rata-rata dari hasil penelitian 6,3±0,2 dan P cepat tersedia tidak lagi meningkat
pada rata-rata pH tersebut.
Menurut Anwar dan Sudadi (2013) Pada tanah masam, konsentrasi fosfat
dalam tanah dikendalikan oleh kelarutan
variskit (AlPO4·2H2O) ↔2Al(OH)2+ + 2H2PO4strengit (FePO4·2H2O)↔2Fe(OH)2+ + 2H2PO4Dari hubungan berbagai bentuk fosfat inorganik dalam tanah dengan pH,
tampaknya tanah pada pH 6,5 akan memiliki ketersediaan P paling tinggi. Bentuk
ion fosfat dalam tanah juga bergantung pada pH tanah. Pada kondisi masam
banyak dijumpai ion H2PO4-, Pada kondisi alkalin lebih banyak dijumpai ion
HPO42-, sedangkan pada pH 6,5 akan dijumpai kombinasi ion-ion H2PO4-, HPO4-,
dan PO43-.

12

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Penggenangan dan pemberian bahan organik dapat menurunkan nilai Eh
dan meningkatkan nilai pH. Korelasi antara pH dengan Eh sangat nyata (r= 0,840**). Korelasi antara Eh dengan P cepat tersedia terjadi korelasi negatif nyata
(r= -0613**), selanjutnya korelasi antara Eh dan P lambat tersedia berkorelasi
tidak nyata (0,028) dan korelasi antara Eh dengan P tersedia total berkorelasi
nyata negatif (r= -0,561). Akan tetapi pada penelitian ini, tidak terjadi korelasi
yang nyata pada pH 6,3±0,2 dengan semua bentuk P tersedia.

Saran
Perlu pengukuran yang lebih serentak agar nilai Eh dan pH pada awal
pengukuran bernilai tidak jauh berbeda. Serta penelitian lanjutan terhadap
ketersediaan P dengan waktu penggenangan yang lebih panjang dan dosis yang
lebih tinggi agar lebih terlihat korelasinya dengan Eh dan pH.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar S dan Murtilaksono K. 2014. Uji Efektivitas Pupuk Petroganik terhadap
Perbaikan Sifat Fisik Kimia Tanah dan Produktivitas Tanaman Padi di
Cangkurawok, Musim Tanam II. Kerjasama antara PT PETROKIMIA
GRESIK dan Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Anwar S dan Sudadi U. 2013. Kimia Tanah. Departemen Ilmu Tanah dan
Sumberdaya Lahan. Edisi Keempat (ISBN 978-979-25-4983-6). Bogor.
Bohn H, McNeal B, and O’Connor G. 1985. Soil chemistry. Second edition
(ISBN 0-471-82217-5). United States of America
Lestari D. 2014. Perubahan Fraksi Fosfor Cepat Tersedia Pada Tanah Tergenang
Yang diameliorasi Bahan Organik[Skripsi]. Bogor(ID). Institut Pertanian
Bogor.
Mandalika VS.2014. Perubahan Fraksi Fosfor Lambat Tersedia Pada Tanah
Tergenang Yang diameliorasi Bahan Organik[Skripsi]. Bogor(ID). Institut
Pertanian Bogor.
Nurhayati, Nyakpa MY, Lubis AM, Nugroho SS, Saul MR, Diaha MA, Go BH,
dan Bailey HH. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerja Sama Ilmu
Tanah. BKS-PTN/USAID (University of Kentucky) W. U. A. E.
Shen J, Yuan L, Zhang J, Li H, Bai Z, Chen X, Zhang W, and Zhang F. 2011.
Phosphorus dynamics: From soil to plant. American Soc. Plant of
Biologists. 156(3):997-1005.
Sitorus TE. 2013. Analisis Status Hara Fosfor Pada Berbagai Lahan Pertanian
Pangan di Pulau Jawa [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sumirat V.2009. Dinamika Eh, pH, Mn Dan Fe Pada Tanah TergenangPengaruh
Perlakuan Gambut Saprik [Skripsi].Bogor(ID). Institut Pertanian Bogor.

13

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 1 Juni 1992 sebagai anak
keempat dari Bapak Inan Sudjana dan Ibu Heni Noerhati. Tahun 1998 penulis
memulai studinya di SDN Bangka 3 hingga 2000 kemudian pindah ke SD MI
Insan Takwa hingga lulus pada tahun 2004. Penulis melanjutkan pendidikan
sekolah menengah pertama di SMPN 9 Bogor pada tahun 2004-2007. Setelah
lulus dari SMP penulis melanjutkan studi di SMAN 8 Bogor pada tahun 20072010.
Tahun 2010 penulis mengikuti seleksi masuk Institut Pertanian Bogor
melalui jalur mandiri atau UTM dan melanjutkan studinya di Institut Pertanian
Bogor dengan Mayor Manajemen Sumberdaya Lahan. Untuk menunjang
pendidikan maka penulis mengambil beberapa mata kuliah tambahan yang disebut
Supporting Course. Mata kuliah tambahan tersebut antara lain adalah Dasar-Dasar
Komunikasi dari Fakultas Ekologi Manusia, Gender dan Keluarga dari Fakultas
Ekologi Manusia, Perilaku Konsumen dari Fakultas Ekologi Manusia dan Metode
Penangkapan Ikan dari Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor.