Local E-Government: Pengembangan Sistem Pelayanan Publik Berbasis Mobile Web.

LOCAL E-GOVERNMENT: PENGEMBANGAN SISTEM
PELAYANAN PUBLIK BERBASIS MOBILE WEB

BINTANG AHMADIAS ALOGATAMA

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Local E-government: Sistem
Pelayanan Publik Berbasis Mobile Web adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2016
Bintang Ahmadias Alogatama
NIM G64110051

ABSTRAK
BINTANG AHMADIAS ALOGATAMA. Local E-government: Pengembangan
Sistem Pelayanan Publik Berbasis Mobile Web. Dibimbing oleh YANI
NURHADRYANI.
E-government adalah pemanfaatan dan pendayagunaan teknologi informasi
untuk penerapan pelayanan publik di pemerintahan. Sedangkan local egovernment adalah pelayanan di level lokal, di Indonesia ada pada level
kecamatan dan kelurahan. Sistem ini dapat memudahkan penduduk untuk
melakukan proses permohonan yang pelayanannya berakhir di tingkat kelurahan.
Fungsi yang terdapat pada sistem ini meliputi pengisian informasi oleh pemohon,
validasi oleh ketua RT dan ketua RW, sampai pencetakan surat keterangan oleh
kelurahan. Pembangunan sistem menggunakan metode system development life
cycle (SDLC) dengan bahasa pemrograman HTML, CSS, Javascript, dan PHP
framework Laravel 4.2 dengan berbasiskan mobile web.
Kata kunci: e-government, mobile, pelayanan publik, sistem informasi.

ABSTRACT

BINTANG AHMADIAS ALOGATAMA. Local E-government: Public Service
System Development Based on Mobile Web. Supervised by YANI
NURHADRYANI.
E-government is the use and utilization of information technology for the
implementation of public services in government, whereas local e-government is
services at the local level. In Indonesia, local e-government is at the level of
districts and villages. This system can make the civil administration process easier
for residents at the village level. Functions contained in this system includes
filling information by the applicant, validation by the head of RT and RW, and
print an official letter at village office. The system was developed using the
system development life cycle (SDLC) with HTML, CSS, Javascript, and PHP
framework with Laravel 4.2 mobile web based.
Keywords: e-government, information system, mobile, public service.

LOCAL E-GOVERNMENT: PENGEMBANGAN SISTEM
PELAYANAN PUBLIK BERBASIS MOBILE WEB

BINTANG AHMADIAS ALOGATAMA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komputer
pada
Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

Penguji:
1 Irman Hermadi, SKom MS PhD
2 Dean Apriana Ramadhan, SKomp MKom

Judul Skripsi : Local E-government: Pengembangan Sistem Pelayanan Publik
Berbasis Mobile Web
Nama
: Bintang Ahmadias Alogatama
NIM

: G64110051

Disetujui oleh

Yani Nurhadryani, SSi MT PhD
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Buono, MSi MKom
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian ini adalah Local E-government: Pengembangan Sistem
Pelayanan Publik Berbasis Mobile Web.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Yani Nurhadryani, SSi MT PhD

selaku pembimbing penelitian ini yang telah memberi berbagai masukan dan
kesabarannya. Di samping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada staf
Kelurahan Kencana atas bantuannya dalam pengumpulan data penelitian.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak, ibu, serta seluruh
keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2016
Bintang Ahmadias Alogatama

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN


vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

3

Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian


3

Ruang Lingkup Penelitian

3

TINJAUAN PUSTAKA

4

E-Government

4

Pengembangan E-government

5

Pelayanan Publik di Kota Bogor


6

Masterplan E-Government Kota Bogor

6

Mobile Web

7

METODE

7

Data Penelitian

7

Tahapan Penelitian


7

HASIL DAN PEMBAHASAN
SIMPULAN DAN SARAN

8
18

Simpulan

18

Saran

18

DAFTAR PUSTAKA

18


LAMPIRAN

21

DAFTAR TABEL
1 Pelayanan publik di Kota Bogor
2 User requirement

6
11

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7

8
9
10
11
12
13
14
15

Framework governance (Nurhadryani 2009)
Tahapan pengembangan e-government (Layne dan Lee 2001)
Alur pelayanan yang sedang berjalan
Arsitektur pelayanan dengan sistem
Use case diagram
Class diagram sistem pelayanan publik berbasis mobile web
Entity relationship diagram
Sequence diagram pengisian form permohonan (UR01)
Activity diagram proses pengisian form permohonan (UR01)
Rancangan antarmuka halaman pengisian data permohonan (UR01)
Rancangan antarmuka halaman pencetakan laporan admin kelurahan
(UR13)
Rancangan antarmuka halaman tracking permohonan (UR02)
Implementasi halaman data penduduk admin kelurahan (UR07)
Implementasi form pengisian permohonan penduduk (UR01)
Implementasi fungsi tracking permohonan (UR02)

4
5
9
10
12
12
13
13
14
15
15
16
16
17
17

DAFTAR LAMPIRAN
1 Masterplan e-government Kota Bogor berdasarkan rencana induk
pengembangan e-government pemerintahan Kota Bogor 2014-2018
2 Struktur pemerintahan Kota Bogor (www.kotabogor.go.id)
3 Deskripsi entitas
4 Sequence diagram
5 Activity diagram
6 Tabel Pengujian Sistem
7 Format surat keterangan dalam tata naskah dinas Kota Bogor
8 Implementasi sistem
9 Struktur pemerintahan Kota Bogor (www.kotabogor.go.id)

20
24
25
31
36
44
49
56
67

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh
besar bagi kehidupan umat manusia. Perkembangan TIK membuat hal yang
rumit menjadi lebih sederhana, termasuk sektor pelayanan publik. Penggunaan
perangkat TIK dalam penerapan pelayanan publik di pemerintahan disebut egovernment. Tatap muka antara masyarakat dan pemerintah dapat digantikan
dengan e-government yang dapat membuat pelayanan publik menjadi lebih
efisien serta dapat dilakukan 24 jam kapanpun dan di manapun (Rokhman 2011).
Inisiatif e-government sebenarnya sudah diperkenalkan sejak 2001 melalui
Inpres Nomor 6/2001 yang menyatakan bahwa aparat pemerintah harus
menggunakan TIK untuk mendukung good governance dan mempercepat proses
demokrasi. Namun, implementasi e-government di Indonesia ternyata masih
dalam tahap awal. Pengembangan e-government terdiri atas 4 tahap yaitu
catalogue, transaction, vertical integration, dan horizontal integration (Layne
dan Lee 2001). Berdasarkan survei yang dilakukan Persatuan Bangsa Bangsa
(PBB) melalui e-government development index (EGDI) 2014 yang merupakan
ukuran keberhasilan penerapan teknologi informasi pada sektor pemerintah,
Indonesia masuk kedalam negara middle EGDI. Indonesia masih kalah dengan
negara tetangga Malaysia yang telah tergolong negara high EGDI atau bahkan
Singapura yang tergolong negara very high EGDI. Hal tersebut dikarenakan
penerapan tahap transaction di situs online pelayanan publik di Indonesia masih
rendah (United Nation 2014).
Kota Bogor memiliki banyak sekali pelayanan. Berdasarkan Peraturan
Walikota Bogor Nomor 16 Tahun 2014, pelayanan tersebut terdiri atas 2 jenis
yaitu, pelayanan perizinan dan non-perizinan. Selama ini proses pelayanan di
tingkat kelurahan di Kota Bogor masih menggunakan cara manual. Pemohon
harus mendatangi ketua rukun tetangga (RT) dan ketua rukun warga (RW) untuk
mendapatkan surat pengantar sebelum dapat memprosesnya di kantor kelurahan
dengan menyertakan berkas-berkas seperti kartu tanda penduduk (KTP) dan
kartu keluarga (KK). Penerapan e-government diharapkan dapat membuat proses
pelayanan jauh lebih efektif dari yang ada sekarang.
Penelitian terkait e-government sebelumnya oleh Barokah et al. (2013),
telah dikembangkan sebuah sistem informasi pelayanan publik dengan SMS
gateway untuk pelayanan urusan izin usaha industri di Badan Perizinan Terpadu
(BPT) Bogor. Sistem tersebut membuat pemohon dapat melakukan permohonan
izin industri secara online dan mengetahui status permohonannya melalui
layanan SMS gateway. Lalu, penelitian tersebut dikembangkan oleh Wamilia dan
Nurhadryani (2014) dengan menggunakan konsep electronic customer
relationship management (eCRM), dan mengevaluasi kualitas sistem dari segi
kepuasan pengguna dengan menggunakan konsep software usability
measurement inventory (SUMI). Pengembangan sistem dengan eCRM tersebut
semakin meningkatkan kualitas pelayanan permohonan perizinan di Badan
Perizinan Terpadu Bogor.
Penelitian terkait e-government selanjutnya juga telah dilakukan oleh
Widyaningsih (2014) yang mengembangkan sistem informasi manajemen

2
pelayanan administrasi terpadu kecamatan (PATEN) yang meliputi pelayanan
non-perizinan untuk Kecamatan Jagakarsa. Sistem PATEN tersebut menyediakan
fungsi-fungsi seperti registrasi pelayanan, pencatatan, penyimpanan data,
pencarian data, dan pelaporan pelayanan non-perizinan. Namun dalam sistem
tersebut masih terdapat modul yang masih bersifat manual seperti pemohon
masih harus mendapatkan surat pengantar RT dan surat pengantar RW. Sistem
dari Widyaningsih (2014) tersebut dilanjutkan pada penelitian berikutnya yang
dilakukan Praditya (2015) yang mengembangkan sebuah sistem pelayanan publik
dengan menggunakan studi kasus Kecamatan Bogor Utara. Modul yang terdapat
dalam sistem tersebut seluruhnya telah bersifat online yang terdiri atas modul
untuk ketua RT, ketua RW, kelurahan, dan kecamatan. Namun masih terdapat
kekurangan pada sistem tersebut diantaranya tampilan yang hanya dapat diakses
dengan perangkat komputer biasa, dan belum tersedianya beberapa fitur penting
yaitu tracking dan pengarsipan dokumen-dokumen surat keterangan yang telah
dilegalisasi.
Penelitian lain juga dilakukan oleh Nugraha (2011) yang menganalisis
system requirement dan membangun sistem informasi pelayanan publik untuk
pengurusan KTP. Sistem tersebut dapat menampilkan informasi tentang data
penduduk secara lengkap, dapat melakukan pencarian data penduduk, melakukan
otentifikasi dan otorisasi untuk user, mencetak laporan, dan dapat mencetak
tanda terima dan surat pengantar dari kelurahan.
Penelitian kali ini, seiring berkembangnya penggunaan perangkat mobile
maka akan dikembangkan sistem informasi pelayanan publik Kota Bogor yang
berbasiskan mobile web yang diharapkan dapat memudahkan penduduk untuk
melakukan permohonan pelayanan di tingkat kelurahan, dan memudahkan
perangkat RT, RW, beserta kelurahan dalam melayani permohonan di manapun
dan kapanpun dengan menggunakan studi kasus Kelurahan Kencana yang
meliputi penerbitan surat keterangan belum memiliki rumah, surat keterangan
izin keramaian, surat keterangan untuk berpergian, surat keterangan beda nama,
surat keterangan tidak keberatan dari tetangga, surat keterangan janda/duda, dan
surat keterangan penghasilan tidak tetap.
Pelayanan publik berbasiskan mobile sendiri sebenarnya sudah ada
sebelumnya. Di Australia telah dikembangkan sebuah mobile roadmap yang
diluncurkan oleh Departemen Keuangan dan Deregulasi Australia pada tahun
2013. Aplikasi tersebut terdiri atas 2 jenis pelayanan yaitu pelayanan interaktif
dan transaksional. Pelayanan interaktif berupa permohonan pelayanan,
permohonan keterangan, komentar, dan pengaduan masalah. Pelayanan
transaksional berupa pelayanan kepegawaian, program bantuan dana, perpajakan,
lisensi, sertifikasi, perjanjian pertemuan, penandatanganan transaksi, dan ecommerce. Sedangkan untuk di Indonesia sebagian besar hanya sebatas
menampilkan informasi saja. Contohnya Kantor Pertanahan Kota Surabaya II
sempat meluncurkan aplikasi BPN Go Mobile tahun 2012. Melalui aplikasi ini
masyarakat dapat memperoleh informasi mengenai persyaratan dan biaya
layanan, serta informasi permohonan lainnya.
Survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII) pada tahun 2014 menunjukkan penetrasi pengguna internet di Jawa Barat
sendiri telah mencapai 16.4 juta jiwa dan sebanyak 85% pengguna internet di
Indonesia menggunakan perangkat mobile. Hal tersebut membuat pelayanan
publik yang berbasiskan mobile memiliki potensi yang besar. Dari segi

3
kepraktisan perangkat mobile lebih murah, ringan, dan dapat dibawa ke manapun.
Selain itu, perangkat mobile kini telah dimiliki sebagian besar lapisan masyarakat
dari kalangan atas sampai kalangan bawah.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah pada
penelitian ini adalah mengembangkan suatu sistem pelayanan publik yang pada
awalnya segala sesuatunya dilakukan secara manual dari mulai pemohon
memperoleh surat pengantar RT dan RW sampai pencetakan surat di kelurahan
menjadi dapat membuat pemohon, ketua RT, dan ketua RW untuk melakukan
permohonan maupun memproses permohonan secara online melalui perangkat
mobile, dan memudahkan kelurahan untuk validasi, pengarsipan, pelaporan,
beserta pencetakan surat keterangan yang dilakukan melalui sistem.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sistem pelayanan publik
berbasis mobile web yang dapat mempermudah masyarakat dalam melakukan
permohonan pelayanan.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah bagi petugas pelayanan yaitu ketua RT,
ketua RW, dan kelurahan dapat melayani permohonan layanan yang ada dengan
lebih efisien. Selain itu bagi pemohon terutama yang memiliki perangkat mobile
akan mempermudah dalam memperoleh informasi terkait layanan dan melakukan
proses permohonan di manapun dan kapanpun.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini mencakup pelayanan publik di Kota Bogor
yang proses pelayanannya berada di tingkat kelurahan dan berupa penerbitan surat
di antaranya:
1 Surat keterangan belum pernah menikah.
2 Surat keterangan izin keramaian.
3 Surat keterangan untuk bepergian.
4 Surat keterangan beda nama.
5 Surat keterangan tidak keberatan dari tetangga.
6 Surat keterangan belum memiliki rumah.
7 Surat keterangan janda/duda.
8 Surat keterangan penghasilan tidak tetap.

4

TINJAUAN PUSTAKA
E-Government
E-government merupakan pemanfaatan dan pendayagunaan TIK dalam
rangka mencapai tujuan antara lain: meningkatkan efesiensi kepemerintahan,
memberikan berbagai jasa pelayanan kepada masyarakat secara lebih baik,
memberikan akses informasi kepada publik secara luas, dan menjadikan
penyelenggaraan pemerintahan lebih bertanggung jawab dan transparansi kepada
masyarakat (Habibullah 2010).
Manfaat yang dapat dirasakan dengan hadirnya e-government (Wardiana
2002) antara lain:
1 Pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat.
2 Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat
umum.
3 Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh.
4 Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien.
Aktor dalam e-Government secara sederhana dapat dibagi menjadi dua jenis.
Pertama yaitu sektor publik sebagai penyelenggara pemerintahan yang terdiri atas
eksekutif (kementrian keuangan, pendidikan, kesehatan), yudikatif, dan legislatif
pada level nasional, regional, dan lokal. Aktor kedua disebut end-user, menurut
konsep governance di atas end-user terdiri atas sektor non-pemerintah dan sektor
privat yang berinteraksi di lima level governance yaitu internasional, regional 1,
nasional, regional 2, dan lokal. Gambar 1 terdapat framework governance yang
dijelaskan dalam dimensi vertikal dan horizontal. Dimensi horizontal
menunjukkan hubungan antar 3 sektor tersebut dalam level tertentu (a), dimensi
vertikal merupakan hubungan antar sektor sejenis dalam level yang berbeda (b),
selain itu hubungan bisa terjadi pada sektor yang berbeda jenis dan antar level
yang berbeda (c) (Nurhadryani 2009).

Gambar 1 Framework governance (Nurhadryani 2009)
Local e-government adalah e-government yang terdapat di ruang lingkup
yang lebih kecil. Di Indonesia local e-government terdapat di lingkungan
kecamatan dan kelurahan. Local e-government menawarkan kemudahan kepada

5
masyarakat untuk mengakses dan memeriksa rincian pribadi mereka dalam basis
data pemerintah daerah dan kemudahan untuk mengakses informasi yang mudah
dari daerah (Nabafu dan Maiga 2012).
Pengembangan E-government
Pengembangan e-government terdiri atas 4 tahap yaitu catalogue,
transaction, vertical integration, dan horizontal integration (Layne dan Lee 2001).
Tahapan pengembangan e-government dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Tahapan pengembangan e-government (Layne dan Lee 2001)
Berdasarkan Gambar 2 di atas tahap pengembangan e-government dapat
dijelaskan sebagai berikut:
 Tahap catalogue merupakan tahap awal dalam pengembangan e-government
oleh pemerintah yakni dengan melakukan katalogisasi informasi pemerintah
dan menyajikannya di web karena semakin banyak penduduk yang akan
mencari informasi di web sehingga staf pemerintahan tidak perlu menjawab
pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang pemerintahan karena segala informasi
sudah tersaji. Selain itu pada tahap ini juga disajikan form yang dapat diunduh
untuk keperluan suatu pelayanan.
 Tahap transaction adalah tahap web pemerintahan sudah berkembang agar
penduduk dapat memenuhi persyaratan dan pengisian form dari suatu
pelayanan secara online dibandingkan harus pergi ke suatu tempat terlebih
dahulu. Selain itu pada tahap ini web sudah menggunakan suatu basis data
yang mendukung pelayanan bekerja secara online.
 Tahap vertical integration merupakan tahap ketika sistem dapat
menghubungkan sistem lokal pada suatu organisasi pemerintahan dengan
sistem yang lebih tinggi untuk
melakukan pelayanan dengan jenis yang
sama.
 Tahap horizontal integration adalah tahap sistem telah mencakupi seluruh
pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah.

6
Pelayanan Publik di Kota Bogor
Pelayanan publik di Kota Bogor dapat dilihat dalam Tabel 1 berikut:
Tabel 1 Pelayanan publik di Kota Bogor berdasarkan Peraturan Walikota Bogor
Nomor 29 Tahun 2013 dan Peraturan Walikota Bogor Nomor 45 Tahun
2013
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

Jenis pelayanan
Surat keterangan domisili usaha
Surat keterangan usaha
Surat keterangan tempat tinggal
Surat keterangan tidak mampu
Surat keterangan pengantar catatan kepolisian
Surat keterangan belum pernah menikah
Surat keterangan izin keramaian
Surat keterangan untuk berpergian
Surat keterangan kematian
Surat keterangan kelahiran
Surat keterangan beda nama
Surat keterangan tidak keberatan dari tetangga
Surat keterangan daftar keluarga
Surat keterangan naik haji
Surat keterangan ahli waris
Surat keterangan pengantar penerbitan SPPT PBB P2
Surat keterangan riwayat tanah (penerbitan SPPT PBB P2)
Surat keterangan belum memiliki rumah
Surat keterangan janda / duda
Surat keterangan penghasilan tidak tetap
Izin gangguan (hinder ordonnantie/HO) ruang usaha
Izin mendirikan bangunan (IMB) rumah tinggal
Izin pendidikan anak usia dini (PAUD) non-formal
Surat keterangan pindah
Surat pengaduan masyarakat terkait pelayanan publik
Surat keterangan pindah datang penduduk WNI antar kecamatan
dalam kota
Surat keterangan pindah datang penduduk WNI dalam satu kelurahan
Surat keterangan pindah datang penduduk WNI antar kelurahan dalam
satu kecamatan
Surat keterangan tinggal sementara (SKTS)
Masterplan E-Government Kota Bogor

Masterplan e-government Kota Bogor merupakan rencana jangka panjang
pemerintah Kota Bogor tentang penerapan e-government di Kota Bogor.
Masterplan e-government Kota Bogor berdasarkan rencana induk pengembangan
e-government pemerintahan Kota Bogor 2014-2018 dapat dilihat Lampiran 1.
Struktur pemerintahan Kota Bogor dapat dilihat pada Lampiran 2. Pembangunan

7
sistem ini diharapkan dapat mencapai tujuan yang terdapat dalam masterplan
yaitu:
1 Terimplementasikannya e-government menuju good governance.
2 Optimasi pengorganisasian TIK pemerintah Kota Bogor.
3 Meningkatnya budaya borokratis berbasis elektronis yang dilaksanakan seluruh
pimpinan dan karyawan pemko untuk membangun e-government.
4 Meningkatnya pelayanan masyarakat.
5 Meningkatnya pemanfaatan internet/intranet untuk pemerintahan.
6 Meningkatnya pemanfaatan sistem informasi/aplikasi dalam pemerintahan dan
pelayanan publik.
7 Meningkatkan pemanfaatan dan pengelolaan data elektronik pemerintah yang
terintegrasi pusat data.
Mobile Web
Mobile web merupakan aplikasi web yang diformat untuk smartphone dan
tablet dan dapat diakses melalui web browser pada perangkat mobile. Sama
seperti aplikasi web biasa, mobile web dibangun dengan menggunakan HTML,
CSS, dan JavaScript. Perbedaan mobile web dengan aplikasi mobile native adalah
mobile web dapat digunakan oleh berbagai jenis platform, sedangkan aplikasi
mobile native hanya dapat dijalankan di platform tertentu saja. Dari segi
pengembangan mobile web lebih murah dan lebih mudah dibanding aplikasi
mobile native. Dari segi pengguna mobile web juga lebih mudah diakses
dibandingkan aplikasi mobile native karena pengguna hanya mengakses URL
melalui mobile browser dan tidak perlu melakukan download aplikasi terlebih
dahulu (Lionbridge 2012).

METODE
Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah peraturan-peraturan
pemerintah Kota Bogor, dan form-form surat dalam Tata Naskah Dinas Kota
Bogor. Selain itu juga dilengkapi dengan informasi lainnya yang didapat dengan
cara melakukan wawancara dengan pejabat kelurahan.
Tahapan Penelitian
Pengembangan sistem ini dilakukan dengan menggunakan tahapan system
development life cycle (SDLC) yang berorientasi objek. Tahapan SDLC terdiri
atas investigation, analysis, implementation, design, dan maintenance (O’Brien
dan Marakas 2011).
Investigation
Tahap ini bertujuan untuk memahami mengapa sistem harus dibangun, dan
dilakukan suatu studi kelayakan terhadap sistem yang akan dibangun. Studi
kelayakan yang menjadi fokus dalam pembangunan sistem kali ini adalah
kelayakan teknis, studi kelayakan operasional, studi kelayakan legal, dan studi
kelayakan faktor manusia. Studi kelayakan teknis mengkaji ketersediaan

8
hardware, software, perangkat lainnya untuk mengoperasikan sistem yang sudah
jadi nantinya, studi kelayakan operasional mengkaji apakah sistem yang dibangun
akan menyelesaikan masalah, studi kelayakan legal mengkaji apakah ada larangan
dari pemerintah, dan studi kelayakan faktor manusia mengkaji kesiapan end user
yang akan mengoperasikan sistem yang akan dibangun.
Analysis
Tahap ini bertujuan untuk mendefinisikan kebutuhan pengguna (user
requirement/UR) yang akan dibangun, lalu dimodelkan dengan use case diagram
dan class diagram. Hal tersebut dilakukan dengan cara memperoleh informasi dari
stakeholder yang terkait, dan menganalisa sistem proses bisnis yang telah berjalan
untuk dilakukan perba ikan untuk membuat konsep sistem yang akan dibangun.
Design
Design bertujuan untuk menentukan bagaimana sistem akan beroperasi.
Dilakukan perancangan spesifikasi database (entity relationship diagram), apa
yang akan tiap program lakukan (sequence diagram), activity diagram, dan
antarmuka.
Implementation
Merupakan tahap pembangunan sistem berlangsung yang dilakukan dengan
menerjemahkan kebutuhan sistem ke dalam bahasa pemrograman. Dilakukan juga
pengujian terhadap sistem untuk kemudian ditemukan kekurangannya untuk dapat
diperbaiki.
Maintenance
Tahap ini merupakan akhir dari tahapan SDLC. Dilakukan suatu monitoring,
evaluasi, dan modifikasi terhadap sistem sesuai kebutuhan.
Lingkungan Pengembangan
Pembangunan sistem ini dilakukan dengan menggunakan perangkat keras
dan perangkat lunak sebagai berikut:
Perangkat keras berupa notebook dengan spesifikasi prosesor Intel Core i52450M, dan RAM 4 GB. Sedangkan perangkat lunak yang digunakan memiliki
spesifikasi sistem operasi Windows 8 Pro 64-bit, bahasa pemrograman PHP,
DBMS MySQL, web server Apache2, framework Laravel 4.2, dan browser
Google Chrome.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Investigation
Informasi dan data-data lainnya yang dikumpulkan pada tahap ini yaitu alur
pelayanan yang sedang berjalan, Peraturan Pemerintah Kota Bogor, dan tata
naskah dinas. Pengumpulan informasi dan data-data tersebut dilakukan bertahap
dalam periode bulan Maret sampai Juni 2015 dengan melakukan interview di
kantor Kelurahan Kencana, kantor Kecamatan Bogor Utara dan observasi melalui

9
situs-situs web pemerintah Kota Bogor. Berdasarkan informasi yang didapatkan,
proses pelayanan kurang efektif dikarenakan pemohon harus mendatangi ketua
RT dan ketua RW dahulu untuk dapat memproses permohonan ke tingkat
kelurahan. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang pemohon tidak harus
mendatangi ketua RT dan ketua RW terlebih dahulu untuk memproses
permohonannya. Berikut proses pelayanan pada kelurahan di Kota Bogor yang
dapat dilihat pada Gambar 3.
Selain itu dilakukan studi kelayakan teknis, kelayakan operasional,
kelayakan legal, dan studi kelayakan faktor manusia. Berdasarkan studi kelayakan
yang dilakukan, didapatkan bahwa pada kelayakan teknis terdapat 3 perangkat
komputer, modem internet, beserta sebuah printer. Dari studi kelayakan
operasional sistem yang akan dibangun dapat menyelesaikan masalah yaitu
membuat pemohon lebih efektif dalam melakukan permohonan. Dari studi
kelayakan legal tidak ada larangan pemerintah untuk membangun sistem. Serta
dari studi kelayakan faktor manusia terdapat pegawai kelurahan yang sudah
terbiasa menggunakan perangkat komputer. Sehingga diasumsikan bahwa sistem
dapat diimplementasikan.
Ketua RT

Validasi data
penduduk,
menuliskan surat
pengantar RT

1

Pemohon

Mengunjungi RT,
menjelaskan
permohonan

2
3

5 Mengunjungi
Kelurahan,
membawa surat
pengantar RT/RW
beserta
persyaratan
lainnya

7

Ketua RW

Mengunjungi RW,
menjelaskan
permohonan

4

Pemohon datang
ke kantor
Kelurahan untuk
mengambil surat
pelayanan yang
telah dilegalisasi
kepala Kelurahan

Pemohon
mendapatkan
surat pengantar
RT

Pemohon
mendapatkan
surat pengantar
RW

Validasi data
penduduk,
menuliskan surat
pengantar RW

Pegawai Validasi data
Kelurahan penduduk,
mengecek
kelengkapan
persyaratan, print
surat pelayanan

6

Kepala
Kelurahan

Melakukan
penandatanganan
surat/legalisasi

Gambar 3 Alur pelayanan yang sedang berjalan
Berdasarkan alur pelayanan yang sedang berjalan yang dijelaskan pada
Gambar 3 untuk mendapatkan surat pengantar ketua RT dan ketua RW pemohon
harus mendatangi ketua RT dan ketua RW. Namun hal tersebut akan
menimbulkan kesulitan bagi pemohon apabila ketua RT dan ketua RW tidak
tersedia 24 jam di domisilinya. Selain itu bagi pegawai kelurahan yang melakukan
pengecekan kelengkapan persyaratan permohonan kualitas pekerjaannya akan
menurun karena terganggu oleh tumpukan file di meja kerjanya.

10
Analysis
Informasi yang telah diperoleh dilakukan studi secara mendalam sehingga
dapat mengidentifikasi kebutuhan sistem. Ditentukan arsitektur sistem yang baru
(Gambar 4), user requirement (Tabel 2), dan usecase diagram (Gambar 5) beserta
class diagram sebagai gambaran apa yang akan sistem lakukan yang terdapat pada
Gambar 6.
Arsitektur sistem yang baru pemohon tidak perlu mendatangi ketua RT,
ketua RW, dan kantor kelurahan. Pemohon hanya perlu mengisi informasi melalui
aplikasi mobile dan pada akhirnya mendapatkan notifikasi email ketika proses
permohonan telah selesai.
Pemohon

1

Memilih
pelayanan,
upload berkas

Notifikasi email id
permohonan

Ketua RT/
RW

Notifikasi email proses
permohonan selesai

3

Login

Perangkat
mobile

2
7

Validasi
permohonan

6

Admin
Kelurahan

Kepala
Kelurahan

5

4

Cetak surat
keterangan

Login
Validasi
permohonan

Kantor
Kelurahan
8

Validasi/tanda
tangan surat
keterangan
kepala lurah

Pemohon datang ke kantor
kelurahan mengambil surat
keterangan yang telah
divalidasi kelurahan

Gambar 4 Arsitektur pelayanan dengan sistem

11
Tabel 2 User requirement
Kode
UR01
UR02

Requirement

Mengisi form
permohonan
Tracking proses
permohonan

UR03

Melihat informasi
pelayanan

UR04

Validasi
permohonan RT

UR05

Validasi
permohonan RW

UR06

Validasi
permohonan
kelurahan dan arsip
berkas
Mengelola data
penduduk
Mengelola informasi
pelayanan
Mencetak surat
keterangan

UR07
UR08
UR09

UR10
UR11

Melihat daftar
permohonan
Menyimpan laporan
pelayanan RT

UR12

Menyimpan laporan
pelayanan RW

UR13

Mencetak laporan
pelayanan Kelurahan

UR14

Login

UR15

Upload berkas surat
keterangan

Keterangan
Pemohon melakukan pengisian informasi dan
upload berkas melalui sistem.
Pemohon melakukan tracking permohonan
mereka dengan cara memasukan id
permohonan.
Pemohon dapat melihat seluruh informasi
pelayanan.
Ketua RT dapat melakukan validasi
permohonan
sebagai
pengganti
surat
pengantar RT.
Ketua RW dapat melakukan validasi
permohonan
sebagai
pengganti
surat
pengantar RT.
Kelurahan
dapat
melakukan
validasi
permohonan dan pengarsipan berkas

Admin kelurahan dapat melakukan proses
CRUD data penduduk kelurahan.
Admin kelurahan dapat melakukan proses RU
informasi pelayanan.
Admin kelurahan mencetak surat keterangan
berdasarkan permohonan yang diajukan oleh
pemohon.
Admin kelurahan dapat melihat seluruh
permohonan yang sedang diajukan saat ini.
Admin RT dapat menyimpan laporan
pelayanan yang yang sudah maupun belum di
validasi dalam bentuk file PDF.
Admin RW dapat menyimpan laporan
pelayanan yang yang sudah maupun belum di
validasi dalam bentuk file PDF.
Admin kelurahan dapat mencetak laporan
pelayanan yang yang sudah maupun belum di
validasi setelah diconvert dalam bentuk file
PDF.
Admin kelurahan, ketua RT, dan ketua RW
melakukan Login untuk dapat melakukan
masing-masing fungsinya.
Admin
kelurahan
dapat
melakukan
penyimpanan file hasil scan surat keterangan
yang telah ditandatangani kepala kelurahan.

Use case diagram pada gambar 5 memiliki 4 aktor yaitu pemohon, ketua RT,
ketua RW, dan admin kelurahan. Admin kelurahan dapat mengelola data

12
penduduk dengan create, read, update, dan delete (CRUD) dan mengelola
informasi pelayanan dengan read dan update (RU).
Sistem Pelayanan Publik Kota Bogor
Create data
penduduk
Mengisi form permohonan

Update data
penduduk

Tracking pelayanan

Validasi permohonan
kelurahan dan arsip berkas

Read data
penduduk

Pemohon
Melihat informasi
pelayanan

Delete data
penduduk
Read informasi
pelayanan

Mengelola data penduduk



Validasi permohonan RT

Menyimpan laporan
permohonan RT

Ketua RT



Mengelola informasi
pelayanan

Update informasi
pelayanan


Mencetak surat keterangan



Admin Kelurahan


Login







Validasi permohonan RW

Melihat daftar permohonan

Mencetak laporan
permohonan




Menyimpan laporan
permohonan RW

Ketua RW

Upload berkas surat
keterangan

Gambar 5 Use case diagram
Admin
Penduduk

Info layanan

-nik : varchar
-nama : varchar
-jenis_kelamin : enum
-tempat_lahir : varchar
-tanggal_lahir : date
-alamat : varchar
-rt : varchar
-rw : varchar
-perkawinan : enum
-agama : enum
-pekerjaan : varchar
-no_ktp : varchar
-kewarganegaraan : enum
+input()
+upload()
+tracking()

-id : int
-nama_layanan : varchar
-informasi : text
+get()

*

*

Ket penghasilan tidak tetap

-id : int
-nama : varchar
-username : varchar
-password : varchar
-nik : varchar
-role : enum
+login()
+validasi()
+simpan_laporan()

Surat keterangan
-id_permohonan : varchar
-nik : varchar
-email : varchar
-berkas_ktp : varchar
-berkas_kk : varchar
-tanggal_permohonan : date
-validasi_rt : enum
-tanggal_rt : date
-validasi_rw : enum
-tanggal_rw : date
-validasi_lurah : enum
-tanggal_lurah : date
-arsip : varchar
+get()
+email()

Ket janda duda

Admin kelurahan
+cetak_surat()
+crud()
+cetak_laporan()
+arsip() *

Ket berpergian
-maksud : varchar
-tempat_tujuan : varchar
-lama_pergi : varchar
-yang_turut_berpergian : varchar

Ket tidak keberatan tetangga

*
Ket belum menikah

Ket izin keramaian

-keperluan : varchar

-waktu_kegiatan : varchar
-maksud : varchar

Ket belum memiliki rumah

Ket beda nama
-dokumen_acuan : varchar

Gambar 6 Class diagram sistem pelayanan publik berbasis mobile web

13
Class diagram pada Gambar 6 terdapat 13 class. Class admin memiliki
turunan berupa class admin kelurahan dikarenakan admin kelurahan memiliki
method yang berbeda dengan admin RT dan admin RW.
Design
Design dilakukan terhadap entitas, activity diagram, sequence diagram, dan
antarmuka. Entitas digambarkan melalui perancangan entity relationship diagram
(ERD). Terdapat 13 entitas yang digunakan dalam ERD Gambar 7. Keterangan
masing-masing entitas terdapat pada Lampiran 3.

Gambar 7 Entity relationship diagram
Salah satu sequence diagram yang telah dibuat dapat dilihat pada Gambar
8 merupakan proses pengisian form permohonan oleh pemohon. Pada proses ini
pemohon diharuskan memasukkan informasi permohonan yang dibutuhkan
beserta alamat email. Selanjutnya informasi permohonan dan email disimpan lalu
pemohon mendapatkan sebuah notifikasi email berupa id permohonan. Sequence
diagram untuk proses yang lainnya dapat dilihat pada Lampiran 4.

Gambar 8 Sequence diagram pengisian form permohonan (UR01)

14
Sedangkan pada Gambar 9 merupakan salah satu contoh activity diagram
dari pengisian form permohonan. Pada gambar tersebut dijelaskan proses
permohonan dimulai dengan pemohon memilih jenis permohonan yang ingin
diproses. Selanjutnya pemohon mengisi informasi dan berkas yang dibutuhkan
dan sistem melakukan verifikasi terhadap NIK pemohon. Apabila NIK terdaftar
maka sistem akan menyimpan informasi dan berkas yang telah dimasukkan untuk
selanjutnya sistem mengirimkan notifikasi email kepada pemohon berupa id
permohonan. Activity diagram untuk proses lainnya dapat dilihat pada Lampiran
5.

Gambar 9 Activity diagram proses pengisian form permohonan (UR01)
Design antar muka dapat dilihat pada Gambar 10, 11, dan 12. Tampilan
pada design antarmuka dibuat sederhana karena sistem ini akan dijalankan dengan
menggunakan perangkat mobile yang lebih mengutamakan fungsi.

15

Fungsi utama: form
pengisian nik, email,
berkas ktp, berkas kk
beserta informasi
lainnya bergantung
jenis permohonan yang
dipilih

Gambar 10 Rancangan antarmuka halaman pengisian data permohonan (UR01)
Fungsi utama: form
pemilihan status
validasi, jenis
permohonan
dan submit button
untuk menampilkan file
PDF yang akan
disimpan

Fungsi utama: tabel
laporan seluruh
permohonan

Gambar 11 Rancangan antarmuka halaman pencetakan laporan admin kelurahan
(UR13)

16

Fungsi utama:
form pengisian id
permohonan untuk
tracking status
permohonan

Gambar 12 Rancangan antarmuka halaman tracking permohonan (UR02)
Implementation
Tahap ini dilakukan proses coding dengan bahasa pemrograman HTML, dan
PHP
framework Laravel 4.2 dengan menggunakan basis data MySQL.
Antarmuka pada sistem ini terdiri atas 2 bagian yaitu backend dan frontend.
Bagian frontend dikembangkan dengan menggunakan template yang responsif
terhadap ukuran layar karena dikhususkan pada pengguna perangkat mobile.
Pengujian sistem dilakukan secara blackbox testing dilampirkan pada Lampiran 6.

Fungsi utama: tabel
data penduduk

Gambar 13 Implementasi halaman data penduduk admin kelurahan (UR07)

17
Gambar 13 merupakan halaman data penduduk. Fungsi yang terdapat di
halaman ini adalah mengubah data penduduk yang dilakukan oleh admin
kelurahan.

Fungsi
utama: form
pengisian
informasi dan
berkas untuk
keperluan
proses
permohonan

Gambar 14 Implementasi form pengisian permohonan penduduk (UR01)
Gambar 14 merupakan tampilan halaman permohonan penduduk untuk surat
keterangan belum pernah menikah. Fungsi yang dapat dilakukan adalah pemohon
dapat melakukan input berupa informasi, dan berkas sebagai persyaratan
permohonan.

Fungsi
utama: form
pengisian id
permohonan
untuk
melakukan
tracking
proses
permohonan
oleh
penduduk

Gambar 15 Implementasi fungsi tracking permohonan (UR02)
Gambar 15 merupakan tampilan halaman tracking permohonan. Fungsi
yang dapat dilakukan pada halaman ini adalah pemohon dapat melakukan input
berupa id permohonan yang telah didapatkan sebelumnya melalui notifikasi lewat
email untuk mengetahui sampai sejauh mana permohonan mereka telah diproses.

18
Maintenance
Pemeliharaan sistem baru dapat dilakukan apabila sistem telah seutuhnya
diterapkan. Untuk saat ini sistem belum dapat dilakukan pemeliharaan karena
sistem belum diterapkan.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Sistem informasi pelayanan publik Kota Bogor berbasiskan mobile web
berguna untuk memudahkan masyarakat yang mempunyai perangkat mobile
dalam mendapatkan pelayanan dari pemerintah Kota Bogor yang diberikan
kelurahan. Selain itu juga memudahkan petugas pelayanan dalam melaksanakan
proses pelayanan dan pelaporan data. Sistem ini juga menampilkan informasi bagi
masyarakat terkait pelayanan beserta pengisian data pelayanan melalui perangkat
mobile.
Saran
Penelitian ini hanya melingkupi beberapa pelayanan saja yang prosesnya
berakhir di lingkup kelurahan. Penelitian selanjutnya dapat meliputi seluruh
pelayanan publik yang ada di Kota Bogor. Implementasi dapat dikembangkan
sebagai aplikasi pada platform Android, iOS, dan Windows Phone.

DAFTAR PUSTAKA
Barokah S, Nurhadryani Y, Nurrahmi H. 2013. E-government development:
online industrial business license services system in indonesia. Di dalam:
2013 International Conference on Advanced Computer Science and
Information Systems (ICACSIS); 2013 Sep; Bali, Indonesia. IEEE. hlm 7782.
Habibullah A. 2010. Kajian pemanfaatan dan pengembangan e-government.
Jurnal Unair. 23(3):187-195.
Layne K, Lee J. 2001. Developing fully functional e-government: a four stage
model. Government Information Quarterly. 18:122-136.
Lionbridge. 2012. Mobile web apps vs mobile native apps: how to make the right
choice [internet]. [diunduh 2015 Okt 10]. Tersedia pada:
http://www.lionbridge.com/files/2012/11/Lionbridge-WP_MobileApps2.pdf.
Nabafu R, Maiga G. 2012. A model of success factors for implementing local egovernment in Uganda. Electronic Journal of E-Government. 10(1): 31-46
Nugraha D. 2011. Software requirement dalam membangun sistem informasi
pelayanan publik. Di dalam: Majalah Ilmiah Mektek Tahun XIII No. 3; 2011
Sep; Palu, Indonesia. hlm 137-147.
Nurhadryani Y. 2009. Memahami konsep e-governance serta hubungannya
dengan e-government dan e-demokrasi. Di dalam: Seminar Nasional
Informatika 2009; 2009 Mei 23; Yogyakarta, Indonesia. hlm 111-117.

19
O’Brien JA, Marakas. 2011. Management Information Systems. Ed ke-10. New
York (US): McGraw-Hill.
Praditya DJ. 2015. Local e-government: sistem pelayanan publik online di
Kecamatan Bogor Utara [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Rokhman A. 2011. E-government adoption in developing: the case of Indonesia.
Journal of Emerging Trends in Computing and Information Sciences. 2(5):
228-236.
Wamilia M, Nurhadryani Y. 2014. E-government: strategi e-CRM pada sistem
perizinan usaha industri online (studi kasus: pemerintah Kabupaten Bogor).
Di dalam: Semilkom: Teknologi Informasi Untuk Pengarusutamaan
Pertanian; 2014 Nov 8; Bogor, Indonesia. Bogor (ID): IPB. hlm 207-217.
Wardiana W. 2002. Perkembangan teknologi informasi di Indonesia. Di dalam:
Seminar dan Pameran Teknologi Informasi 2002; 2002 Jul 9; Bandung,
Indonesia. Bandung (ID): UNIKOM. hlm 1-6.
Widyaningsih B. 2014. Sistem informasi manajemen pelayanan administrasi
terpadu kecamatan (PATEN) di Kecamatan Jagakarsa berbasis web [skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
United Nation. 2014. E-government survey 2014 [Internet]. [diunduh 2015 Sep
18]. Tersedia pada: http://unpan3.un.org/egovkb/en-us/Reports/UN-EGovernment-Survey-2014.

20
Lampiran 1 Masterplan e-government Kota Bogor berdasarkan rencana induk
pengembangan e-government pemerintahan Kota Bogor 2014-2018
Misi

Tujuan

Sasaran

Indikator sasaran

1.
Memper
kuat tata kelola
e-government

1.1
Terimplementasikannya
e-government menuju
good governance

1.1.1
Melengkapi
regulasi
sinergi
implementasi
e-government
terintegrasi

Jumlah regulasi dan
SOP, persentase
SKPD yang
memanfaatkan TIK

1.2 Optimasi
pengorganisasian TIK
pemerintah Kota Bogor

1.2.1
Meningkatnya
pengelolaan
TIK Kota
Bogor

Persentasi
perubahan,
pengembangan
kelembagaan TIK

1.3 Terbangunnya
jejaring pengembangan
TIK

1.3.1 Jejaring
internal

Jumlah jejaring
pengembangan TIK

1.3.2 Jejaring
eksternal
1.4 Meningkatnya
kualitas SDM
pengembangan,
pengelolaan, dan
pemanfaatan TIK

1.4.1
Meningkatnya
SDM
pengembanga
n,
pengelolaan,
dan
pemanfaatan
TIK

Jumlah dan sebaran
optimal SDM,
pengembangan dan
pengelolaan TIK di
semua SKPD

1.5 Meningkatnya
budaya birokratis
berbasis elektronis yang
dilaksanakan seluruh
pimpinan dan karyawan
pemko untuk
membangun egovernment

1.5.1
Berubahnya
proses
birokrasi
manual ke
elektronis

Jumlah aplikasi
termanfaatkan
sebagai hasil
perubahan proses
dari manual ke
elektronis

1.6 Peningkatan
efisiensi di semua
anggaran rutin
pemeliharaan dan
pengadaan TIK

1.6.1
Meningkatnya
efisiensi
anggaran
pembangunan

Persentasi
penurunan
anggaran rutin
terkait otomatisasi
perkantoran

21
Lampiran 1 Lanjutan
Misi

2.
Mengem
bangkan
infrastruktur
TIK untuk
meningkatkan
kinerja
pemerintah dan
layanan
masyarakat

Tujuan

Sasaran

Indikator sasaran

1.7 Meningkatnya
pelayanan
masyarakat

1.7.1
Waktu pelayanan
Meningkatnya
kecepatan
pelayanan
pada
masyarakat

2.1 Meningkatkan
kualitas dan
kuantitas jaringan
internet/intranet di
pemerintahan

2.1.1
Meningkatnya
kecepatan
internet/intran
et di
pemerintahan

2.2 Meningkatnya
pemanfaatan
internet/intranet
untuk
pemerintahan

2.2.1
Jumlah jenis
Meningkatnya pemanfaatan
jenis
internet/intranet
pemanfaatan
internet/intran
et

2.3 Meningkatnya
keamanan
informasi

2.3.1
Pengamanan
aset informasi
pemerintah
daerah

Kecepatan download
/upload internet dan
intranet, jumlah
downtime per tahun

Penurunan kejadian
malware, jumlah
kehilangan data

2.3.2
Kepedulian
karyawan
pemko pada
isu keamanan
informasi
2.4 Meningkatkan
fasilitasi
pemanfaatan
internet di
masyarakat

2.4.1
Meningkatnya
pengetahuan
masyarakat
untuk
pemanfaatan
internet

Jumlah hotspot pemkot
di lokasi umum,
jumlah komunitas TIK
(KPLI, hacker,
multimedia), jumlah
aktifitas kelompok
masyarakat
pemanfaatan TIK

22
berbasis wilayah
Lampiran 1 Lanjutan
Misi

Tujuan

Sasaran

Indikator sasaran

3.
Mengem
bangkan sistem
informasi
terintegrasi
yang
sejalan
dengan
visi
pembangunan
kota

3.1 Meningkatkan
pemanfaatan sistem
informasi/aplikasi
dalam
pemerintahan dan
pelayanan publik

3.1.1
Meningkatnya
pemanfaatan
aplikasi

Jenis birokrasi/layanan
pemerintah
yang
menggunakan
aplikasi/sistem
informasi

3.2 Meningkatkan
pemanfaatan dan
pengelolaan data
elektronik
pemerintah
yang
terintegrasi

3.2.1
Jenis
data
yang
Meningkatnya dimanfaatkan bersama
pemanfaatan
pusat data

3.3 Meningkatkan
pemanfaatan sistem
informasi
bagi
usaha kecil dan
menengah
yang
terintegrasi dengan
layanan
pemerintahan

3.3.1
Jumlah
aplikasi
Meningkatnya layanan usaha, jumlah
transaksi
transaksi elektronis
elektronik
untuk usaha
kecil
dan
menengah

3.1.2
Meningkatnya
jumlah
layanan
pemerintah
berbasis
elektronis

23
Lampiran 1 Lanjutan
Misi

Tujuan

Sasaran

Indikator sasaran

4.
Meningk
atkan
keterbukaan
informasi
publik
yang
menggunakan
media internet

4.1 Meningkatkan
penyediaan
dan
penyebaran
informasi
pembangunan

4.1.1
Jumlah
pemohon
Meningkatnya data/informasi kepada
frekuensi
pemerintah Kota Bogor
masyarakat
yang
mengakses
informasi
pembangunan

4.2 Meningkatnya
pemantauan
pemanfaatan TIK
di
masyarakat/dunia
usaha

4.2.1
Jumlah
hits
Meningkatnya pemanfaatan
situs
internet sehat pemerintah Kota Bogor

4.3 Meningkatnya
peran
serta
masyarakat dalam
pembangunan Kota
Bogor

4.3.1
Jumlah pengaduan dan
Meningkatnya usulan warga melalui
komunikasi
web dan SMS gateway
masyarakat
dengan
pemerintah
dan
wakil
rakyat

4.2.2
Meningkatnya
peran
TIK
untuk
pemanfaatann
ya di dunia
usaha
dan
layanan
masyarakat

24
Lampiran 2 Struktur pemerintahan Kota Bogor (www.kotabogor.go.id)

25
Lampiran 3 Deskripsi entitas
No
1.

2.

3.

Nama entitas (Nama tabel)
Penduduk (penduduk)

Nama atribut
Nik

Tipe data
Varchar(16)

Nama
Jenis_kelamin
Tempat_lahir
Tanggal_lahir
alamat
RT
RW
Perkawinan
Agama

Info layanan (info_layanan)

Pekerjaan
No_ktp
Kewarganegara
an
Id

Varcha(50)
Enum(L,P)
Varchar(10)
Date
Varchar(50)
Varchar(3)
Varchar(3)
Enum(Y,N)
Enum(I,K,P,
H,B)
Varchar(20)
Varchar(16)
Enum(WNI,
WNA)
Int(10)

Admin (admin)

Nama layanan
Informasi
Id

Varchar(50)
text
Int(10)

Nama
Username
Password
Nik
Role

Varchar(50)
Varchar(50)
Varchar(50)
Varchar(16)
Enum(RT,R
W,lurah)

Keterangan
Entitas
untuk
menyimpa
n data
penduduk

Entitas
untuk
menyimpa
n informasi
layanan

Entitas
untuk
menyimpa
n data
admin
ketua RT,
ketua RW,
dan admin
kelurahan

26
Lampiran 3 Lanjutan
No
4.

5.

Nama entitas (Nama tabel)
Ket tidak keberatan tetangga
(ket_tidak_keberatan_tetang
ga)

Ket belum menikah
(ket_belum_menikah)

Nama atribut
Id_permohonan

Tipe data
Varchar(40)

Nik
Email
Berkas_ktp
Berkas_kk
Tanggal_permo
honan
Validasi_RT
Tanggal_RT
Validasi_RW
Tanggal_RW
Validasi_lurah
Tanggal_lurah
Arsip
Id_permohonan

Varchar(16)
Varchar(30)
Varchar(35)
Varchar(35)
Date

Nik
Email
Berkas_ktp
Berkas_kk
Tanggal_permo
honan
Validasi_RT
Tanggal_RT
Validasi_RW
Tanggal_RW
Validasi_lurah
Tanggal_lurah
Arsip
Keperluan

Varchar(16)
Varchar(30)
Varchar(35)
Varchar(35)
Date

Enum(Y,N)
Date
Enum(Y,N)
Date
Enum(Y,N)
Date
Varchar(45)
Varchar(40)

Enum(Y,N)
Date
Enum(Y,N)
Date
Enum(Y,N)
Date
Varchar(45)
Varchar(100)

Keterangan
Entitas
untuk
menyimpa
n surat
keterangan
tidak
keberatan
tetangga

Entitas
untuk
menyimpa
n data surat
keterangan
belum
menikah

27
Lampiran 3 Lanjutan
No
6.

7.

Nama entitas (Nama tabel)
Nama atribut
Ket penghasilan tidak tetap
Id_permohonan
(ket_penghasilan_tidak_tetap
)

Tipe data
Varchar(40)

Nik
Email
Berkas_ktp
Berkas_kk
Arsip
Id_permohonan

Varchar(16)
Varchar(30)
Varchar(35)
Varchar(35)
Varchar(45)
Varchar(40)

Nik
Email
Berkas_ktp
Berkas_kk
Tanggal_permo
honan
Validasi_RT
Tanggal_RT
Validasi_RW
Tanggal_RW
Validasi_lurah
Tanggal_lurah
Arsip
Waktu_kegiatan
Maksud

Varchar(16)
Varchar(30)
Varchar(35)
Varchar(35)
Date

Ket izin keramaian
(ket_izin_keramaian)

Enum(Y,N)
Date
Enum(Y,N)
Date
Enum(Y,N)
Date
Varchar(45)
Varchar(50)
Varchar(50)

Keterangan
Entitas
untuk
menyimpa
n surat
keterangan
penghasila
n tidak
tetap

Entitas
untuk
menyimpa
n surat
keterangan
izin
keramaian

28
Lampiran 3 Lanjutan
No
8.

9.

Nama entitas (Nama tabel)
Ket belum memiliki rumah
(ket_belum_memiliki_rumah
)

Ket beda nama
(ket_beda_nama)

Nama atribut
Id_permohonan

Tipe data
Varchar(40)

Nik
Email
Berkas_ktp
Berkas_kk
Tanggal_permo
honan
Validasi_RT
Tanggal_RT
Validasi_RW
Tanggal_RW
Validasi_lurah
Tanggal_lurah
Arsip
Id_permohonan

Varchar(16)
Varchar(30)
Varchar(35)
Varchar(35)
Date

Nik
Email
Berkas_ktp
Berkas_kk
Tanggal_permo
honan
Validasi_RT
Tanggal_RT
Validasi_RW
Tanggal_RW
Validasi_lurah
Tanggal_lurah
Arsip
Nama_benar
Dokumen_acua
n

Varchar(16)
Varchar(30)
Varchar(35)
Varchar(35)
Date

Enum(Y,N)
Date
Enum(Y,N)
Date
Enum(Y,N)
Date
Varchar(45)
Varchar(40)

Enum(Y,N)
Date
Enum(Y,N)
Date
Enum(Y,N)
Date
Varchar(45)
Varchar(50)
Varchar(50)

Keterangan
Entitas
untuk
menyimpa
n surat
keterangan
belum
memiliki
rumah

Entitas
untuk
menyimpa
n surat
keterangan
beda nama

29
Lampiran 3 Lanjutan
No
10.

11.

Nama entitas (Nama tabel)
Ket berpergian
(ket_berpergian)

Ket janda duda
(ket_janda_duda)

Nama atribut
Id_permohonan

Tipe data
Varchar(40)

Nik
Email
Berkas_ktp
Berkas_kk
Tanggal_permo
honan
Validasi_RT
Tanggal_RT
Validasi_RW
Tanggal_RW
Validasi_lurah
Tanggal_lurah
Arsip
Maksud
Tempat_tujuan
Lama_pergi
Yang_turut_ber
pergian
Barang_bawaan
Kendaraan
Id_permohonan

Varchar(16)
Varchar(30)
Varchar(35)
Varchar(35)
Date

Nik
Email
Berkas_ktp
Berkas_kk
Tanggal_permo
honan
Validasi_RT
Tanggal_RT
Validasi_RW
Tanggal_RW
Validasi_lurah
Tanggal_lurah
Arsip

Varchar(16)
Varchar(30)
Varchar(35)
Varchar(35)
Date

Keterangan
Entitas
untuk
menyimpa
n surat
keterangan
berpergian

Enum(Y,N)
Date
Enum(Y,N)
Date
Enum(Y,N)
Date
Varchar(45)
Varchar(50)
Varchar(30)
Varchar(35)
Varchar(50)
Varchar(50)
Varchar(50)
Varchar(40)

Enum(Y,N)
Date
Enum(Y,N)
Date
Enum(Y,N)
Date
Varchar(45)

Entitas
untuk
menyimpa
n data surat
keterangan
janda/duda

30
Lampiran 3 Lanjutan
No
12.

Nama entitas (Nama tabel)
Surat keterangan
(surat_keterangan)

13.

Daftar pengajuan
(daftar_pengajuan)

Nama atribut
Id

Tipe data
Int(100)

Id_permohonan
Id

Varchar(40)
Int(100)

Id_surat_ketera
ngan
Nik

Int(100)
Varchar(16)

Keterangan
Entitas
untuk
menyimpa
n data id
permohona
n dari
seluruh
permohona
n
Entitas
untuk
menyimpa
n data
pengajuan
permohona
n

31
Lampiran 4 Sequence diagram


Fungsi tracking (UR02)



Validasi oleh ketua RT (UR 04)

32
Lampiran 4 Lanjutan


Validasi ketua RW (UR05)



Validasi admin kelurahan (UR06)

33
Lampiran 4 Lanjutan


Melihat informasi pelayanan (UR03)



Mencetak surat keterangan (UR09)

34
Lampiran 4 Lanjutan


Melihat daftar permohonan (UR10)



Menyimpan laporan pelayanan RT (UR11)

35
Lampiran 4 Lanjutan


Menyimpan laporan pelayanan RW (UR12)



Mencetak laporan pelayanan kelurahan (UR13)

36
Lampiran 5 Activity diagram
 Mencetak surat keterangan (UR09)



Upload berkas surat keterangan (UR15)

37
Lampiran 5 Lanjutan


Validasi ketua RT (UR04)



Validasi ketua RW (UR05)

38
Lampiran 5 Lanjutan


Validasi permohonan kelurahan dan arsip berkas (UR06)

39
Lampiran 5 Lanjutan


Melihat daftar permohonan (UR10)



Menyimpan laporan pelayanan RT (UR11)

40
Lampiran 5 Lanjutan


Menyimpan laporan pelayanan RW (UR12)



Mencetak laporan pelayanan kelurahan (UR13)

`

41
Lampiran 5 Lanjutan


Tracking proses permohonan (UR02)



Melihat informasi pelayanan (UR03)

42
Lampiran 5 Lanjutan


Mengelola data penduduk/create (UR07)



Mengelola data penduduk/update (UR07)

43
Lampiran 5 Lanjutan


Mengelola data pen