PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING TERHADAP PEMAHAMAN IDENTITAS GENDER SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 34 MEDAN T. A. 2015/2016.

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK
ROLE PLAYING TERHADAP PEMAHAMAN
IDENTITAS GENDER SISWA KELAS VII
DI SMP NEGERI 34 MEDAN
T. A. 2015/2016

SKRIPSI

OLEH :

MUKHAIRANI PUTRI NASUTION
NIM. 1123151028

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK
ROLE PLAYING TERHADAP PEMAHAMAN
IDENTITAS GENDER SISWA KELAS VII
DI SMP NEGERI 34 MEDAN

T. A. 2015/2016

SKRIPSI
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Pada Program Studi
Bimbingan dan Konseling

OLEH :

MUKHAIRANI PUTRI NASUTION
NIM. 1123151028

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
 DATA PRIBADI
Nama
Tempat/Tanggal Lahir

Jenis Kelamin
Agama
Status
Nama Ayah
Pekerjaan
Nama Ibu
Pekerjaan
Alamat Orang Tua

: MUKHAIRANI PUTRI NASUTION
: Medan / 15 Juni 1994
: Perempuan
: Islam
: Belum Menikah
: Alm. ZULKIFLI NASUTION
: Purn. TNI
: MAFILINDA
: Ibu Rumah Tangga
: Jln. Aman Gg. Inpres I Blok D No. 23
Delitua


 RIWAYAT PENDIDIKAN
Sekolah Dasar

: SD Negeri No. 060898 Medan Lulus 2006

Sekolah Menengah Pertama
Sekolah Menengah Atas

: SMP Negeri 34 Medan Lulus 2009
: SMA Negeri 2 Medan Lulus 2012

 PENGALAMAN KULIAH
1. Pernah melaksanakan PPLT di SMA Negeri 1 Perbaungan
2. Melakukan penelitian di SMP Negeri 34 Medan

ABSTRAK
MUKHAIRANI PUTRI NASUTION : 1123151028.
Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing
Terhadap Pemahaman Identitas Gender Siswa Kelas VII Di SMP

Negeri 34 Medan Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan. Program Studi Bimbingan Konseling.
Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan, 2016.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh layanan
bimbingan kelompok teknik role playing terhadap pemahaman identitas gender
siswa kelas VII di SMP Negeri 34 Medan T.A. 2015/2016?. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik role
playing terhadap pemahaman identitas gender siswa kelas VII di SMP Negeri 34
Medan T.A. 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Subjek penelitian ini
adalah siswa SMP Negeri 34 Medan kelas VII Anggota Pramuka yang berjumlah
10 orang, yang memiliki pemahaman identitas gender rendah. Instrumen yang
digunakan adalah angket pemahaman identitas gender yang sebelumnya diuji
cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket. Bentuk angket yang
digunakan adalah bentuk pilihan atau multiple choice sebanyak 50 butir angket
yang terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa kelas VII-E kemudian dianalisis
untuk mendapatkan butir item yang valid dan reliabel. Dari hasil uji coba
diperoleh 34 butir item angket yang valid dan reliabel sehingga dapat untuk
mengumpulkan data selanjutnya. Desain yang digunakan dalam penelitian ini
adalah desain pre-test dan post-test. Pre-test diberikan sebelum dilakukan

bimbingan kelompok dan post-test diberikan setelah dilakukan bimbingan
kelompok. Teknik analisis data menggunakan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan bimbingan kelompok
teknik role playing berpegaruh dalam pemahaman identitas gender siswa kelas
VII SMP Negeri 34 Medan T.A. 2015/2016. Hal ini terbukti dengan uji t yang
dilakukan dengan hasil diperoleh nilai thitung 9,35 tersebut di konsultasikan dengan
nilai taraf signifikasi 95% dan α 0,05 t tabel sebesar 2,262 maka thitung>ttabel atau
9,35>2,262. maka Hipotesis Ha diterima artinya ada perbedaan di antara sebelum
dan sesudah diberi perlakuan, maka hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh
bimbingan kelompok teknik role playing terhadap pemahaman identitas gender
siswa kelas VII di SMP Negeri 34 Medan T.A. 2015/2016 dapat diterima.

Kata kunci

: Bimbingan kelompok, teknik role playing, identitas gender

i

KATA PENGANTAR
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Alhamdulillah,

puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Layanan
Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing Terhadap Pemahaman Identitas
Gender Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 34 Medan T.A 2015/2016”. Penulisan
skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh
gelar sarjana jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Program Studi Bimbingan
Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan (UNIMED).
Dalam penulisan proposal ini penulis menyadari bahwa banyak sekali
hambatan dan kesulitan yang dialami. Keberhasilan dalam menyelesaikan karya
ilmiah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengungkapkan ucapan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Dr. Nasrun, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik, Bapak Dr. Aman Simaremare, MS selaku Wakil Dekan Bidang
Umum dan Keuangan dan Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku Wakil
Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Pendidikan Unimed.
3. Ibu Dra. Zuraida Lubis, M.Pd.,Kons., selaku Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan

dan Bimbingan, dan juga Ibu Dra. Nur Arjani, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan.

ii

4. Ibu Prof. Dr. Sri Milfayetty, MS. Kons., S.Psi., selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang dengan penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Pastiria Sembiring, M.Pd. Kons., Ibu Dra. Rahmulyani, M.Pd. Kons, dan
bapak Dr. M. Rajab Lubis, MS., selaku Penguji Skripsi yang telah memberikan
pengarahan, saran dan koreksi dalam penyusunan skripsi.
6. Seluruh bapak dan ibu dosen jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang
telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, dukungan, saran, dan motivasi
kepada penulis selama berada didalam maupun diluar perkuliahan.
7. Seluruh Staf dan Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan
atas kerjasama dan bantuan kepada peneliti terutama dalam urusan suratmenyurat.
8. Bapak Hery Lokot, S.Pd. selaku kepala SMP Negeri 34 Medan. Ibu Tri Surya
Ningrum, S.Pd. selaku guru BK dan seluruh guru SMP Negeri 34 Medan serta
pihak yang telah memberikan ijin dan kemudahan selama penulis melakukan
penelitian.
9. Teristimewa orang tua tercinta Ayahanda Alm. Serma Zulkifli Nasution, dan

Ibunda Mafilinda yang memberikan cinta kasih sayangnya dan menjadi motivasi
terbesar untuk hidup saya. Kepada kakanda Yudha Kartika Nasution, ST. serta
abangda Rinaldi Nasution, dan juga keluarga besar yang tidak pernah berhenti
memberikan doa, dukungan baik berupa moril dan materil.
10. Terima kasih buat sahabat-sahabatku (Neroes), sahabat yang selalu ada dalam
suka duka, sahabat yang seperti layaknya keluarga kandung sendiri: Annisa, Cita,
Dita, Diau, Mitsalina, Nita, Sarda, Tiara, Khuzairi, Febri, Riza dan Arief yang
tidak pernah berhenti memberikan dukungan, semangat.

iii

11. Terima kasih untuk yang terkasih M. Khairul Ikhsan, Amd. yang telah menemani
dan membantu serta memberikan dukungan pada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
12. Terima kasih untuk sahabatku sejak SMP, yang sampai hari ini masih sama-sama
berjuang di kampus yang sama Gadis Anastasia. S.Pd. untuk semua dukungan
nya.
13. Kepada seluruh anggota Bramustipad yang telah membantu dan memberikan
dukungan pada penulis selama ini.
14. Teman-teman seperjuangan BK Reguler 2012 yang telah membantu, dan

memberikan dukungan.
15. Teman-teman PPLT di SMA Negeri 1 Perbaungan yang telah memberikan
dukungan kepada penulis.
16. Dan seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Terima kasih
atas semua bantuannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu semua masukan maupun kritik yang bersifat membangun sangat
diharapkan dari para dosen dan pembaca sekalian. Akhir kata penulis mohon
maaf atas kesalahan maupun kekhilafan yang telah dilakukan baik secara
langsung ataupun tidak langsung.

Medan,

Juni 2016

Penulis

Mukhairani Putri Nasution
NIM. 1123151028
iv


DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................................

i

KATA PENGANTAR .................................................................................................

ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................

v

DAFTAR TABEL .......................................................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................................


ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................................

1

1.2. Identifikasi Masalah .......................................................................................

7

1.3. Batasan Masalah .............................................................................................

8

1.4. Perumusan Masalah .........................................................................................

8

1.5. Tujuan Penelitian ............................................................................................

8

1.6. Manfaat Penelitian ..........................................................................................

8

BAB II KAJIAN TEORI
2.1. Kerangka Teori ...............................................................................................

10

2.1.1. Pemahaman Identitas Gender ................................................................

10

A. Teori Identitas ........................................................................................

10

B. Pengertian Identitas Gender ..................................................................

11

C. Aspek-aspek Pemahaman Identitas Gender ..........................................

13

D. Jenis-jenis Identitas Gender ...................................................................

17

E. Faktor yang mempengaruhi Identitas Gender .......................................

20

F. Dampak tidak Memahmai Identitas Gender ..........................................

28

G. Pemahaman Identitas Gender Pada Siswa SMP ....................................

30

2.1.2. Bimbingan Kelompok ...........................................................................

32

A. Pengertian Bimbingan Kelompok .........................................................

32

B. Tujuan Bimbingan Kelompok ..............................................................

33

C. Manfaat Bimbingan Kelompok .............................................................

35

D. Jeni-jenis Bimbingan Kelompok ..........................................................

36

v

E. Azas-azas Bimbingan Kelompok .........................................................

37

F. Pelaksanaan Bimbingan Kelompok .......................................................

37

G. Teknik-teknik Bimbingan Kelompok ....................................................

40

H. Teknik Role Playing ..............................................................................

41

I. Menggunakan BKP teknik Role Playing untuk pemahaman
identitas gender siswa SMP ....................................................................

44

2.2. Kerangka Konseptual .....................................................................................

45

2.3. Hipotesis Penelitian ........................................................................................

47

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian ...............................................................................................

48

3.2. Subjek Penelitian ............................................................................................

48

3.3. Desain Penelitian ............................................................................................

48

3.4. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ......................................................

49

3.5. Langkah-langkah Penelitian ...........................................................................

50

3.6. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................

51

3.7. Teknik Analisis Data ......................................................................................

56

3.8. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................

56

BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...............................................................

58

4.2. Uji Persyaratan Analisis ..................................................................................

59

4.2.1. Uji Validitas Angket .............................................................................

59

4.2.2. Uji Reliabilitas ......................................................................................

59

4.3. Deskripsi Data Hasil Penelitian .....................................................................

60

4.3.1. Data penelitian tentang bimbingan kelompok role playing (X) ............

60

4.3.2. Data penelitian pemahaman identitas gender (Y) .................................

60

4.3.3. Skor Pre-Tes Dan Post-Tes Angket Pemahaman Identitas Gender
siswa ......................................................................................................

64

4.3.4. Uji Normalitas .......................................................................................

65

4.3.5. Uji Hipotesis .........................................................................................

66

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ...........................................................................

67

vi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................................
B. Saran ..................................................................................................................

71
71

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................

73

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pemberian skor angket skala Likert ..................................................................

51

Tabel 2 Kisi-kisi Angket Uji Coba Pemahaman Identitas Gender ................................

52

Tabel 3 Ringkasan Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ......................................

54

Tabel 4 Kisi-kisi Angket Pemahaman Identitas Gender ................................................

55

Tabel 5 Rencana Pelaksanaan Penelitian .......................................................................

57

Tabel 6 Penilaian Bimbingan Kelompok .......................................................................

60

Tabel 7 Skala nilai dan Kategori data ............................................................................

61

Tabel 8 Pemahaman Identitas Gender pada Indikator Perbedaan Fisik ........................

61

Tabel 9 Pemahaman Identitas Gender pada Indikator Kemampuan Kognitif dan
Prestasi Akademik .........................................................................................................

62

Tabel 10 Pemahaman Identitas Gender pada Indikator Emosi dan Sosial ....................

63

Tabel 11 Pemahaman Identitas Gender pada Indikator Kecenderungan seksual ..........

64

Tabel 12 Data Skor Pre-test dan Post-test Pemahaman Identitas Gender Siswa ...........

65

Tabel 13 Ringkasan Uji Normalitas Data Dengan Liliefors ...........................................

66

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Uji Coba Pemahaman Identitas Gender Siswa ............................

75

Lampiran 2 Sebaran data Uji Validitas Angket Pemahaman Identitas Gender ............

78

Lampiran 3 Perhitungan Uji Validitas Angket Pemahaman Identitas Gender Siswa ....

79

Lampiran 4 Perhitungan Reliabilitas Angket Pemahaman Identitas Gender Siswa .....

83

Lampiran 5 Angket Pemahaman Identitas Gender Siswa .............................................

86

Lampiran 6 Data Skor Pre-Test Angket Pemahaman Identitas Gender Siswa .............

88

Lampiran 7 Data Skor Post-Test Angket Pemahaman Identitas Gender Siswa ............

89

Lampiran 8 Tabel Data skor Pre-test dan Post-test untuk data Pemahaman
Identitas Gender Siswa ..........................................................................

90

Lampiran 9 Perhitungan Rata-Rata (M) dan Standar Deviasi (SD) Untuk Data
Pre-Tes ........................ ..........................................................................

93

Lampiran 10 Perhitungan Rata-Rata (M) dan Standar Deviasi (SD) Untuk Data
Post-Tes ...................... ..........................................................................

95

Lampiran 11 Uji Normalitas ........................................................................................

97

Lampiran 12 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z ..............................

99

Lampiran 13 Tabel Nilai kritis untuk uji Liliefors ........................................................

100

Lampiran 14 Uji Hipotesis

........................................................................................

101

Lampiran 15 Dokumentasi ...........................................................................................

103

Lampiran 16 Rencana Pelaksanaan Program ................................................................

107

ix

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Segala sesuatu di muka bumi ini diciptakan Allah secara berpasangan.
Termasuk makhluk hidup, seperti ada betina dan jantan untuk binatang dan tumbuhan,
begitu juga manusia dengan dua jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Dimana
keduanya memiliki peran yang berbeda serta keistimewaan masing-masing untuk
saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Pengenalan jenis kelamin atau penghayatan sebagai pria atau wanita mulai
diperoleh oleh anak-anak yang sebagian besar berusia tiga tahun. Mereka harus
mengetahui peran dari masing-masing gender yang merupakan seperangkat ekspektasi
yang menentukan bagaimana pria dan wanita seharusnya berpikir, bertindak dan
merasa. Banyak terjadi penyimpangan gender yang dialami oleh seseorang
disebabkan masa kanak-kanaknya, dimana anak mulai mengenal siapa dirinya dan
bagaimana dia seharusnya. Kemudian hidup dengan adanya budaya atau tradisi dari
sosio lingkungan yang juga menekanakan atau mengintimidasi penyimpangan
gender.Peran gender menunjuk pada semua perilaku yang berhubungan dengan orang
lain, tingkat dimana kita ”maskulin” atau ”feminin” dalam istilah yang didefinisikan
oleh budaya kita.
Orangtua berperan mengarahkan sikap dan mental anak untuk berperilaku
sebagaimana gender yang dimilikinya. Dan mengawasi anak agar tidak bertindak
seperti lawan jenisnya. Misalnya bersikap lemah lembut untuk anak perempuan dan
tegas serta kuat untuk anak laki-laki. Biasanya anak-anak akan meniru sikap orang tua
yang memiliki kesamaan gender dengannya. Ketika seorang anak tidak dibiasakan

dengan perbedaan gender, atau dididik dengan gender lawan jenisnya, maka
penyimpangan gender ini bisa saja terjadi. Selanjutnya, faktor lingkungan teman
sebaya dan juga faktor kognitif juga mempengaruhi gender anak. Ketika anak lakilaki bermain dengan anak perempuan, dan anak perempuan lebih banyak bermain
dengan anak laki-laki akan menyebabkan sosio emosi anak muncul sesuai dengan
teman-temannya. Begitu juga dengan alat bermain. Kemudian faktor kogntif yang
berpacuan dengan teori skema gender yaitu teori yang menyatakan bahwa perhatian
dan tingkah laku individu dibimbing oleh motivasi internal untuk menyesuaikan pada
standar-standar sosio budaya yang didasarkan pada gender. Anak-anak mulai
memahami hal-hal yang sesuai dengan gender mereka dan yang tidak sesuai dan
termotivasi untuk bertindak sesuai dengan skema gender tersebut. Dan penyimpangan
gender ini dapat terjadi apabila anak tidak memahami dan bersikap tak acuh terhadap
skema gender tersebut.
Sigmund Freud (dalam Hanurrawan,2004)memandang proses sosialisasi
berdasar pada tahap-tahap psikoseksual dan dinamika kepribadian. Sigmund Freud
meyakini bahwa sosialisasi individu akan melewati periode-periode psikoseksual,
yaitu mulai masa anak sampai masa dewasa. Secara khusus, Sigmund Freud memiliki
pandangan bahwa pengalaman pada masa anak awal memiliki arti yang sangat
penting bagi perkembangan kedewasaan individu di masa mendatang. Freud membagi
menjadi 5 tahap perkembangan yaitu ; masa oral, anal, falik, laten dan genital.
Berkembangnya perilaku transeksual dan transgender dapat disebabkan karena
kurangnya peran orangtua dalam memberikan pengertian kepada anak, ketika anak
dalam tahap falik, yaitu usia 3 tahun sampai 5 tahun. Pada tahap ini, sumber
kenikmatan seorang anak adalah pada organ-organ seksualnya. Menurut Sigmund
Freud, seorang anak yang tidak dapat melewati tahap ini secara baik akan mengalami

gangguan dalam pembentukan identitas gendernya. Jadi,apabila pada tahap ini si anak
tidak dapat memahami identitas gendernya dengan baik, si anak dapat merasa bingung
dengan fungsi gendernya. Selain itu, kurangnya pengertian orang tua pada periode
perkembangan akhir, yaitu tahap genital (usia 11 tahun ke atas), juga dapat
berpengaruh terhadap tumbuhnya perilaku transeksual dan transgender. Pada tahap
ini, sumber kenikmatan individu adalah pada hal-hal yang berhubungan dengan relasi
sosial dengan lawan jenis. Apabila individu tidak mendapat pengertian tentang siapa
lawan jenisnya dengan baik, maka anak akan menjadi bingung, apakah seharusnya
perempuan memiliki reaksi kenikmatan terhadap laki-laki, demikian juga sebaliknya.
Dilihat dari segi usianya, fase remaja merupakan salah satu periode dalam
rentang kehidupan siswa. Fase ini meliputi remaja awal yaitu 12-15 tahun. Pada usia
remaja awal, seorang remaja sudah mulai mengetahui perbedaan laki-laki dengan
perempuan dan menginginkan seseorang untuk bertingkah laku sesuai dengan jenis
kelaminnya dan mulai tertarik terhadap lawan jenisnya.
Melalui penyesuaian yang baik akan diperoleh identitas gender yang
merupakan konseptual mengenai derajat maskulin dan feminin, yaitu remaja menjadi
cocok dengan keyakinan yang distujui oleh publik mengenai karakteristik yang sesuai
dengan jenis kelaminnya. Remaja laki-laki mulai mengembangkan sifat khas laki-laki
seperti ambisius, aktif, kompetitif, agresi, mandiri, yang identik dengan sikap
maskulin (Wirawan, 1997: 40). Pada remaja perempuan mulai dimantapkan sifat-sifat
khas wanita yang dituntut masyarakat, seperti keindahan, kelembutan, dan keindahan
hati yang identik dengan sifat feminin (Kartono, 1992: 16).
Perubahan jaman dengan perkembangan teknologi dan informasi melalui
media massa mengubah makna maskulin dan feminin, penampilan remaja laki-laki

dan perempuan sulit dibedakan. Sebagai contoh perempuan berani beramabut pendek
dan berkemeja layaknya laki-laki. Sedangkan laki-laki memakai gelang dan beranting
menjadi hal yang biasa.
Fenomena di sekolah tempat dilakukan penelitian setelah melakukan observasi
dan wawancara pada 26 Januari 2016 kepada siswa, guru bidang studi, dan guru
bimbingan konseling ditemukan fakta bahwa terdapat siswa dalam hal menggunakan
kata-katadan berbahasa tidak sesuai dengan gendernya, ada pula yang bergaya
layaknya gender lawan jenisnya. Banyak terdapat siswa yang belum memahami
bagaimana ciri kepribadian, aktivitas, minat, serta apa itu peran identitas gender dari
jenis kelamin nya sendiri maupun gender lawan jenis kelamin nya, banyak siswa yang
tidak mempedulikan pentingnya identitas gender tersebut.
Berdasarkan gambaran tentang identitas gender yang telah diuraikan, pada
zaman sekarang dibutuhkan identitas gender yang merupakan gabungan dari ciri
maskulin dan feminin. Hal ini menimbulkan pemahaman tentang identitas gender
sebagai laki-laki dengan ciri maskulinnya dan perempuan sebagai ciri femininnya,
menimbulkan anggapan-anggapan baru dalam masyarakat.
Seorang individu dalam masa remaja diharapkan mampu melanjutkan
beberapa tugas-tugas perkembangan yang semaunya menetukan kepribadiannya.
Semakin banyak tugas-tugas perkembangan yang tidak terselesaikan dengan baik
tentu akan menghambat tugas-tugas perkembangan selanjutnya. Salah satu tugas
perkembangan remaja adalah mampu melaksanakan peran sosialnya sesuai dengan
jenis kelamin. Remaja belajar untuk menerima peran sebagai laki-laki dewasa atau
perempuan dewasa sesuai dengan aturan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat
tempat mereka berada (Yusuf, 2005: 76). Bila remaja tidak mampu memenuhi tugas

perkembangannya akan menimbulkan ketidakberuntungan, seperti konsep diri dan
harga diri menurun (Aisyah, 2000: 6).
Sekolah

sebagai

lembaga

pendidikan

mewakili

kewajiban

untuk

mengembangkan potensi anak didiknya dalam menerapkan nilai dan sikap,
pengetahuan, keterampilan yang diperlukan sebagai warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab dalam kehidupan. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan
yang tercantum dalam Undang Undang Pendidikan Nasional.Bimbingan dan
konseling sebagai bagian dari komponen layanan pendidikan dan mitra kerja guru
untuk membantu mengembangkan tugas-tugas perkembangan, sebagai standar
kompetensi perilaku dalam pengembangan diri siswanya (Kartadinata, 2007: 4).
Dalam hal ini Bimbingan dan Konseling berupaya membantu siswa untuk mencapai
perkembangan secara optimal dari setiap aspek potensi dan arah perkembangannya.
Dilihat dari aspek potensi dan arah pengembangan siswa, pemahaman
identitas gender merupakan bagian dari aspek bimbingan pribadi sosial. Mengarahkan
siswa memahami dan memantapkan kepribadiannya sebagai seorang laki-laki atau
perempuan yang memiliki perilaku yang sesuai dengan nilai, sikap dan keyakinan
stereotipnya yang disetujui oleh kelompok atau masyarakat dimana remaja berada.
Dalam bimbingan kelompok terdapat berbagai layanan yang dapat diberikan
kepada siswa. Salah satunya adalah layanan bimbingan kelompok. Seperti yang
dikemukakan Sitti Hartinah (2009: 5) “bimbingan kelompok dilaksanakan jika
masalah yang dihadapi beberapa murid relatif mempunyai kesamaan atau saling
mempunyai hubungan serta mereka mempunyai kesediaan untuk dilayani secara
kelompok. Akan tetapi, jika klien keberatan masalahnya diketahui oleh orang lain
(selain konselor), bimbingan kelompok seyogianya tidak dilakukan, melainkan perlu

dilayani secara individu (meskipun masalahnya relatif sama dengan klien yang lain).
Bimbingan kelompok sering dilakukan dalam rangka usaha-usaha yang bersifat
preventif.”
Teknik

bimbingan

kelompok

dipandang

efektif

untuk

membantu

meningkatkan keterbukaan diri siswa hal ini di dasarkan pada asumsi bahwa
penggunaan teknik bermain peran dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok
mempunyai banyak fungsi seperti pernyataan Prayitno dalam jurnal bimbingan
konseling (2014: 78) menyatakan bahwa “tujuan dan fungsi layanan bimbingan
kelompok adalah agar setiap anggota mampu berbicara di muka orang banyak;
mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan kepada banyak
orang; belajar menghargai pendapat orang lain; bertanggung jawab atas pendapat
yang dikemukakannya; mampu mengendalikan diri dan menahan emosi (gejolak
kejiwaan yang bersifat negative); dapat bertenggang rasa; menjadi akrab satu sama
lainnya; dan Membahas masalah atau topik-topik umum yang dirasakan atau menjadi
kepentingan bersama.”
Menurut Tidjan(2000: 33) bahwa“dua keuntungan bimbingankelompok antara
lain, dalamsituasi kelompok dapat terjadisaling membantu dalammemecahkan
masalah, danpemecahan masalah dalambimbingan kelompok sebetulnyaterjadi karena
aktivitaskelompok itu sendiri, sehinggadapat mengurangi ketergantunganpemecahan
masalah pada guru pembimbing”. Pendapat tersebut menunjukkanbahwa bimbingan
kelompokmemiliki keuntungan yaitu sesamaanggota kelompok dapat salingmembantu
memecahkan

masalah

yangsedang

dihadapi,

selain

itu

dapatmengurangi

ketergantungan pemecahanmasalah kepada gurupembimbing.Teknik bimbingan
kelompokyang dapat diberikan memiliki banyak bentuk, antara lain home
roomprogram, karyawisata, diskusi,kegiatan kelompok, organisasi murid,role playing,

dan remedial teaching.Diantara teknik bimbingan kelompoktersebut, intervensi yang
akanditerapkan yaitu teknik role playing. Surjadi (2012: 81) menyatakan bahwa“role
playing merupakan situasi suatumasalah yang diperankan secarasingkat dengan
tekanan pada karakteratau sifat orang, kemudian dilanjutkandengan diskusi tentang
masalah

yangdiperagakan”.

Dengan

begitu,

roleplaying

dapat

menambah

pengetahuan,mengembangkan kebebasan mengambilkeputusan dan berekspresi secara
utuh.Surjadi (2012: 3) menjelaskanbahwa “role playing dapat mengembangkantiga
aspek, yaitu pengetahuan(kognitif), perasaan (afektif), danperbuatan (behavioral)”.
Pelaksanaan role playingmemiliki langkah – langkah yangruntut, seperti yang
dipaparkanHamalik (2001: 214) antara lain: “(1)persiapan dan instruksi, (2)
tindakandramatik dan diskusi, (3) evaluasibermain peran”.
Dengan demikian peneliti merasa penting dan tertarik untuk meneliti pengaruh
dari layanan bimbingan kelompok terhadap pemahaman siswa tentang identitas
gender. Dalam hal ini maka peneliti mengambil judul “Pengaruh Layanan
Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing terhadap Pemahaman Identitas
Gender Siswa Kelas VII di SMP Negeri 34 Medan T.A. 2015/2016”.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, penulis menemukan
beberapa masalah, yaitu:
1) Ada/sebagian kecil siswa bertingkah laku layaknya gender lawan jenisnya.
2) Siswa kurang memahami karakteristik kepribadian dari jenis kelaminnya.
3) Siswa kurang memahai aspek-aspek identitas gender yang seharusnya dimiliki
jenis kelaminnya.

4) Siswa kurang memahami perbedaan antara identitas gender nya dengan identitas
gender dari lawan jenis nya.

1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka yang menjadi batasan masalah
dalam penelitian ini adalah: “Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role
Playing terhadap Pemahaman Identitas Gender Siswa Kelas VII di SMP Negeri 34
Medan T.A. 2015/2016”.

1.4 Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang permasalahan di atas maka rumusan masalah
yang dirumuskan oleh penulis yaitu: “Apakah ada pengaruh layanan Bimbingan
Kelompok teknik Role Playingterhadap Pemahaman Identitas Gender Siswa kelas VII
di SMP Negeri 34 Medan Tahun Ajaran 2015/2016?”

1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah “untuk mengetahui pengaruh pemberian
layanan Bimbingan Kelompok teknik Role Playing terhadap Pemahaman Identitas
Gender Siswa kelas VIIdi SMP Negeri 34 Medan.”

1.6 Manfaat Penelitian
1) Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Dengan dilaksanakanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan bantuan
terhadap siswa dalam memahami peran identitas gender.
b. Bagi Guru BK
Sebagai bahan masukan bagi guru untuk menghadapi siswa yang tidak
memahami bagaimana identitas gender yang sebenarnya.

c. Bagi Kepala Sekolah
Sebagai bahan masukan untuk memprogramkan layanan bimbingan kelompok
teknik role playingdalam proses layanan BK disekolah.
d. Bagi Peneliti
Guna mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir yang dinamis,
sekaligus mengetahui kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu yang
dipelajari.
2) Manfaat Konseptual
Hasil skripsi ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain yang melakukan
penelitian dengan tema yang sama dalam lingkup masalah yang berbeda.

71

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat
disimpulkan bahwa “Ada pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok teknik
role playingterhadap pemahaman identitas gender siswa kelas VII di SMP Negeri 34
Medan T.A 2015/2016.”
b. Saran
Adapun saran yang dapat dikemukakan peneliti adalah:
1) Diharapkan pada siswa yang memiliki pemahaman identitas gender yang rendah
agar memiliki keinginan dan ikut serta dalam kegiatan bimbingan kelompok yang
diadakan oleh guru BK di sekolah untuk meningkatkan pemahaman identitas
gender.
2) Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi pada siswa salah satu nya
untuk meningkatkan pemahaman identitas gender siswa, diharapkan para pendidik
khususnya guru BK dapat bekerja sama guru bidang study atau mata pelajaran
dapat bekerja sama dalam memberikan bimbingan.
3) Diharapkan sekolah berperan aktif dalam memfasilitasi kegiatan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah agar tujuan yang diharapkan lebih maksimal
lagi.
4) Bagi peneliti selanjutnya, semoga dapat menjadi bahan refrensi dan menambah
wawasan dalam melakukan penelitian selanjutnya, serta melakukan penelitian
lebih lanjut tentang pemahaman identitas gender siswa disekolah atau teknik

72

bimbingan dan konseling jenis lainnya yang dapat mendukung pemahaman
identitas gender siswa.

Daftar Pustaka

Aisyah, S. 2000. Kontribusi Persepsi tentang Bimbingan seks dan Pola Hubungan
Orangtua terhadap Peran Seks Remaja Putri di SLTP Negeri Kota Cirebon.
Tesis FPS UPI Bandung.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Baron, A.R. 2000. Alihbahasa Ratna Juwita. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.
Damayanti, Nindya. 2012. Buku Pintar Panduan Bimbingan Konseling. Yogyakarta:
Araska.
Davidson, C.G., Neal, J.M., & Kring, A.M. 2006. Psikologi Abnormal. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Erikson, E.. 2003. Adolescence:Perkembangan Remaja. DalamSantrock, J.W.
Alihbahasa Adelar, S.B., dan Sherly. Jakarta: Erlangga.
Fausiah, Fitri. 2003. Bahan ajar mata kuliah psikologi abnormal (klinis
dewasa).Depok:Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Fakih, Mansour. 1996. Analisis Gender & Transformasi Sosial. Pustaka
Pelajar:Yogyakarta.
Freud, S. 2010. Psikologi Sosial. DalamHanurrawan Bandung: Rosda
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hartinah, Sitti. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: Refika Aditama.
Kaplan, Harold I., Sadock, Benjamin J, Grebb, Jack A. 2002. Sinopsis psikiatri
ilmupengetahuan psiatri klinis. Jakarta: Binarupa Aksara.
Lahey, Benjamin B. 2005. Psychology An Introduction 9th edition. New York :
McGraw-Hill.
Meutia, Nauly. 2002. Konflik Peran Gender pada Pria. Online. Tersedia:
http://library.usu.ac.id/download/fk/psikologi/2002/meutia [15 Februari 2016].
Mugniesyah, S.S.M. 2005. Komunikasi Gender. Departemen Ilmu-ilmu Sosial
Ekonomi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Nevid, Jeffrey S., Rathus, Spencer A., Greene, Beverly. 2002. Psikologi abnormaljilid
duaedisi kelima. Jakarta: Erlangga.
Prayitno. 2001. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling Di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Prayitno dan Amti, Erman. 2008. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.
Jakarta:PT.Rineka Cipta.
73

Romlah, Tatik.2001. Teori dan
UniversitsNegeriMalang.

Praktek

Bimbingan

Kelompok.

Malang:

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi (Edisi Revisi). Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi UI
Surjadi.2012. Membuat Siswa Aktif Belajar. Bandung: Bandar Maju.
Sukardi, Dewa Ketut.2008. Pengantar Pelaksanaan
danKonseling diSekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Program

Bimbingan

Tidjan. 2000. Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah. Yogyakarta: UPPUNY.
Umar, Nasaruddin.1999. Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al Quran.
Jakarta:Paramadina
Winkel, W.S. & Hastuti, S. (2006). Bimbingan dan Konseling di InstitusiPendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi.
Wirawan, Sarlito. 1994. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajagrafindo.
Yusuf, S. 2005. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda.

74

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH I GISTING TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 27 73

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH I GISTING TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 87 64

PENINGKATAN KETERAMPILAN BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 11 71

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI MANGGUNGAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2015 2016

0 16 290

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS IX SMP NEGERI 25 SEMARANG TAHUN AJARAN 20152016

8 49 216

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA UNDERACHIEVER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SIRAMPOG BREBES TAHUN AJARAN 2015 2016

1 16 245

PERAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 ANGKINANG KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

0 0 6

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENUMBUHKAN SOLIDARITAS ANAK DI PANTI ASUHAN SENTOSA BANJARMASIN

0 1 8

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU STEREOTYPE SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 MEDAN

0 1 125

MENINGKATKAN PERILAKU ANTI BULLYING PADA SISWA MELALUI LAYANAN INFORMASI DENGAN TEKNIK ROLE PLAYING BAGI SISWA KELAS VIII SMP 2 BAE KUDUS

0 0 26