PENGEMBANGAN LKS BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI LISTRIK DAN PEMANFATANNYA PADA SD KELAS VI.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS
GUIDED INQUIRY UNTUK PEMBELAJARAN IPA MATERI
ENERGI LISTRIK DAN PEMANFAATANNYA
PADA SD KELAS VI

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Dasar

OLEH:
JUNIATI NAIPOSPOS
NIM. 8156182026

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2017

ABSTRAK


JUNIATI NAIPOSPOS. 8156182026. Pengembangan LKS Berbasis Guided
Inquiry Untuk Pembelajaran IPA Materi Energi Listrik dan Pemanfatannya pada
SD Kelas VI : Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah produk LKS berbasis Guided
Inquiry yang dikembangkan, valid dan layak, efektif digunakan sebagai media
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa, serta respon siswa terhadap
LKS dan proses pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan
dengan model Dick and Carey. Subjek pada penelitian ini adalah siswa SD Negeri
No. 106154 Kota Rantang kelas VI. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah
Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Guided Inquiry. Instrumen yang digunakan
untuk mengumpulkan data terdiri dari lembar validasi oleh ahli materi, ahli desain,
dan ahli Bahasa, tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 30 soal
dan angket respon siswa. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) validasi ahli materi, desain dan bahasa
menyatakan bahwa LKS yang dikembangkan layak digunakan di lapangan tanpa
revisi dan sangat valid; dan (2) berdasarkan uji coba lapangan, LKS dapat
dinyatakan efektif. Hal tersebut berdasarkan: (i) persentase ketuntasan klasikal
meningkat yaitu 80,60 %, dari 22 siswa yang mengikuti tes; (ii) respon siswa sangat

positif; dan (iii) presentase waktu belajar efektif. Tingkat keefektifan LKS berbasis
Guided Inquiry dalam meningkatkan hasil belajar siswa berdasarkan gain score
adalah tinggi.

Kata Kunci: Lembar Kerja Siswa (LKS), Guided Inquiry, Model Pengembangan
Dick and Carey, Hasil Belajar Energi Listrik dan pemanfaatannya.
.

i

ABSTRACT

JUNIATI NAIPOSPOS. 816182026. The Development of LKS Guided Inquiry
based To Improve Learning Outcomes IPA of Five Grade Students on Primary
School of SDN 106154 Kota Rantang District. Thesis, Medan: Study Program
Primary Education, Postgraduate Work at State University of Medan.
The purpose of this study is to know the students worksheet (LKS) based on viable
projects, valid and effective by student’s response and also to increase the students
outcome. This type of research is the development of research with the model of
Dick and Carey. Subjects in this study were the students of private primary schools

SDN 106154 Kota Rantang class VI. The object of this research is Student
Worksheet (LKS) based Guided Inquiry . The instrument used consisted of a sheet
LKS validation, validation sheet achievement test, achievement test and student
questionnaire responses. Analysis of the data used is descriptive analysis. The
results showed that: (1) validation of the material and language expert, stated that
developed LKS fit for use in the field without revision and valid, and validation of
instructional design experts developed states that LKS fit for use in the field without
revision and valid; and (2) based on field trials, LKS can be declared effective. It is
based on: (i) increase the percentage of classical completeness is 80.60%, of the 22
students who took the tests; (ii) positive student response; and (iii) the percentage
of study time effectively. The effectiveness of Guided Inquiry based LKS in
improving student learning outcomes based gain score is high.

Keywords:

LKS, Guided Inquiry, Dick and Carey model ofdevelopment,
learning outcomes the Electrical Energy and its utilization.

ii


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul
“Pengembangan LKS Berbasis Guieded Inquiry Untuk Pembelajaran IPA
Materi Energi Listrik dan Pemanfaatannya pada SD Kelas VI” sebagai salah
satu persyaratan untuk mendapat gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program
Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Dalam menyelesaikan tesis ini penulis banyak menerima dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu tidak berlebihan rasanya jika pada
kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1.

Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M. Pd. Selaku Rektor Unimed.

2.

Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M. Pd. Selaku Direktur Program
Pascasarjana Unimed.


3.

Bapak Prof. Dr. Sahyar, MS., MM. Selaku Asisten Direktur I, dan Bapak
Prof. Dr. Busmin Gurning, M. Pd. Selaku Asisten Direktur II Program
Pascasarjana Unimed.

4.

Ibu Prof Anita Yus, M. Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dasar,
dann Bapak Dr. Daulat Saragi, M. Hum. selaku Sekretaris Program Studi
Pendidikan Dasar Pascasarjana Unimed.

5.

Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si dan Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si
selaku dosen pembimbing tesis.

6.

Ibu Prof. Retno Dwi Suyanti, M. Pd., Bapak Dr. Hasruddin, M. Pd, selaku

penguji yang telah memberikan masukan, kritik, dan saran pada penyusunan
tesis ini.

7.

Bapak Prof. Dr. Siman, M.Pd., Bapak Dr. Juniastel Rajagukguk, M.Si.,
Bapak Prof. Dr. Khairil Ansari, M. Pd., dan Dr. Anggi Tias Pratama, S. Pd.
iii

M. Pd. selaku tim ahli yang telah meluangkan waktu memberikan masukan,
kritik, dan saran kepada penyusunan LKS yang telah dikembangkan.
8.

Ibu Yusnani, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri No. 106154 Kota
Rantang Kec. Hamparan Perak dan kepada Guru Kelas VI Bapak Sahranik
dan Bapak Muslim yang telah memberikan izin dan membantu penulis
melaksanakan penelitian.

9.


Ayahanda M. Naipospos dan Ibunda M. Hutahaean atas dorongan, motivasi
dan nasihatnya yang menyejukkan hati serta cinta kasihnya

sehingga

penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
10.

Suami tercinta Koptu - AL B. Sianipar dan seluruh keluarga, sahabat dan
teman-teman yang telah banyak memberikan motivasi dan membantu
penulis selama penyususnan tesis ini.

11.

Seluruh staff pegawai Program Pascasarjana Unimed, terkhusus kepada
Abangda Hizrah Syahputra Harahap.
Akhir kata kepada semua pihak yang tidak dapat dituliskan namanya satu

persatu disini, penulis ucapkan terima kasih atas segala bantuannya. Semoga
Allah Yang Maha Esa membalas segala bentuk kebaikan dengan berlipat ganda.

Seperti pepatah “Tak ada gading yang tak retak”, demikian juga dengan tesis ini.
Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak.
Medan,
Penulis

06 April 2017

JUNIATI NAIPOSPOS
NIM 8156182026

iv

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ............................................................................................................ i
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................


iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
BAB I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
1.2. Identifikasi Masalah .............................................................................. 9
1.3. Batasan Masalah ................................................................................. 10
1.4. Rumusan Masalah................................................................................ 10
1.5. Tujuan Penelitian ................................................................................. 11
1.6. Manfaat Penelitian ............................................................................... 11
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
2.1. Lembar Kerja Siswa (LKS) ................................................................. 13
2.1.1 Bentuk LKS ............................................................................... 15
2.1.2 Fungsi LKS .................................................................................15

2.1.3 Respon Siswa terhadap LKS ..................................................... 19
2.1.4 Keefektifan LKS ....................................................................... 20
2.2. Model Pembelajaran Berbasis Guided Inquiry ................................... 23
2.2.1. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis
Guided Inquiry ............................................................................ 30
2.2.2. Langkah- langkah Operasional Pembelajaran Berbasis
Guided Inquiry ........................................................................... 31
2.3. Pengembangan LKS berbasis Guided Inquiry .................................... 34
2.3.1 Energi Listrik Sederhana ............................................................ 45
v

2.4. Hakikat Belajar .................................................................................... 46
2.4.1 Pengertian Belajar dan Hasil Belajar ......................................... 46
2.4.2 IPA dan Hasil Belajar IPA ......................................................... 54
2.5. Penelitian Relevan ............................................................................... 57
2.6. Kerangka Konseptual .......................................................................... 58
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 61
3.2. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................ 61
3.3. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ........................................ 61

3.4. Jenis Penelitian .................................................................................... 62
3.5. Prosedur Pengembangan....................................................................... 65
3.5.1 Studi Pendahuluan ...................................................................... 65
3.5.2 Perencanaan ................................................................................ 71
3.5.3 Validasi dan Uji Coba ................................................................ 76
3.6. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 79
3.7. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 81
3.7.1 Lembar Validasi LKS ................................................................ 86
3.7.2 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar ............................................ 84
3.7.3 Tes Hasil belajar ......................................................................... 85
3.7.4 Angket Respon Siswa ................................................................. 88
3.8. Teknik Analisis Data ........................................................................... 89
3.8.1 Analisis Data Validasi LKS ....................................................... 89
3.8.2 Analisis Data Keefektifan LKS .................................................. 91
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

Hasil Penelitian ..................................................................................... 95
4.1.1 Deskripsi Studi Pendahuluan ......................................................96
4.1.1.1. Analisis Kebutuhan dan Identifikasi Tujuan Umum ... 96
4.1.1.2. Menganalisis Karakteristik Siswa ................................ 97
4.1.1.3. Melakukan Analisis Pembelajaran ............................... 98
4.1.1.4. Merumuskan Tujuan Khusus ....................................... 99
4.1.2 Deskripsi Perencanaan ............................................................. 100
vi

4.1.2.1. Mennyusun Instrumen Assesment .............................. 100
4.1.2.2. Mengembangkan LKS Berbasis Guided Inquiry ....... 101
4.1.2.3. Mengembangkan dan Memilih Bahan Pembelajaran 110
4.1.3 DeskripsiValidasi dan Uji Coba ............................................... 113
4.1.3.1. Deskripsi Hasil Validasi Ahli .................................... 113
4.1.3.2. Deskripsi Uji Coba ..................................................... 125
4.2

Pembahasan Penelitian ...................................................................... 137
4.2.1 Produk Pengembangan LKS yang valid dan layak oleh para
ahli ............................................................................................ 137
4.2.2 Respon siswa terhadap produk LKS berbasis Guided Inquiry
yang dikembangkan ................................................................. 139
4.2.3 Pencapaian hasil belajar IPA pada materi Energi Listrik dan
Pemanfaatannya ....................................................................... 140

4.3

Temuan Penellitian ............................................................................ 141

4.4

Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 142

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1

Simpulan ............................................................................................ 144

5.2

Saran .................................................................................................. 145

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 147

vii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Standar Kompetensi Dasar dan Indikator IPA kelas VI S ................... 43
Tabel 3.1 Topik yang akan dituliskan ke bahan buku LKS berbasis Guided
Inquiry ................................................................................................. 73
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Ahli Materi .......................................................... 86
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Ahli Bahasa .......................................................... 87
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Ahli Desain Pembelajaran .................................... 87
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Tes Hasil Belajar ................................... 88
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ................................................. 89
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Instrumen Angket Respon Siswa .......................................... 93
Tabel 3.8 Kriteria Jawaban Item Instrumen Validasi ........................................... 95
Tabel 3.9 Rentang Presentase dan Kriteria Kualifikasi Uji Kelayakan LKS ....... 96
Tabel 4.1 Topik Bahan Buku LKS berbasis Guided Inquiry ...............................110
Tabel 4.2 Hasil Validasi LKS Oleh Ahli Materi ..................................................120
Tabel 4.3 Daftar Revisi LKS dari Validator Ahli Materi ...................................121
Tabel 4.4 Data Hasil Revisi Validasi LKS Oleh Ahli Materi ..............................124
Tabel 4.5 Hasil Validasi LKS Oleh Ahli Desain Pembelajaran...........................126
Tabel 4.6 Revisi LKS dari Validator Ahli Desain Pembelajaran.........................127
Tabel 4.7 Data Hasil Revisi Validasi LKS Oleh Ahli Desain Pembelajaran .......128
Tabel 4.8 Data Hasil Validasi LKS Oleh Ahli Bahasa ........................................130
Tabel 4.9 Daftar Revisi LKS dari Validator Ahli Bahasa ...................................131
Tabel 4.10 : Rata- rata Persentase respon siswa perorangan terhadap LKS
berbasis Guided Inquiry ......................................................................133
Tabel 4.11 : Rata- rata Persentase respon siswa kelompok kecil terhadap LKS
berbasis Guided Inquiry ......................................................................133
Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas..............................................................................135
Tabel 4.13 Hasil Uji Tingkat Kesukaran..............................................................135
Tabel 4.14 Hasil Uji Daya Beda ..........................................................................136
Tabel 4.15 Hasil Reliabelitas ...............................................................................136
Tabel 4.16 Hasil statistik pretest kelas eksperimen dan kontrol ..........................137
Tabel 4. 17 Hasil statistik postest kelas eksperimen dan kontrol .........................140

viii

Tabel 4. 18 Rata- rata Persentase respon siswa perorangan terhadap LKS
berbasis Guided Inquiry ......................................................................142
Tabel 4.19 Tabel rata- rata gain score ..................................................................143
Tabel 4. 20 Tabel uji t gain score .........................................................................143
Tabel 4. 21 Tabel hasil N-Gain ............................................................................144
Tabel 4.22 Rangkuman hasil validasi para ahli terhadap LKS yang
dikembangkan ......................................................................................145
Tabel 4. 23 Rangkuman respon siswa terhadap LKS yang dikembangkan ....... 145

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Diagram Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis
Guiede Inquiry ................................................................................. 29
Gambar 2.2 Tahap-Tahap Pengembangan Model Dick and Carey ..................... 42
Gambar 2.3 Enam jenjang berpikir pada ranah kognitif...................................... 51
Gambar 2.4 Peta Konsep Hasil Belajar Materi Energi Listrik dan
Pemanfaatannya ............................................................................... 54
Gambar 3.1 Tahap-Tahap Pengembangan LKS Berbasis Guided Inquiry pada
SDN 106154 Kota Rantang ............................................................. 62
Gambar 3.2 Peta Konsep Materi Energi Listrik dan Pemanfaatannya ................ 66
Gambar 3.3 Diagram Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis
Guided Inquiry ................................................................................. 70
Gambar 4.1 Peta Konsep Pokok Bahasan Sifat- sifat Cahaya dan
Pemanfaatannya ............................................................................. 105
Gambar 4.2 Diagram Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran berbasis
Guieded Inquiry (Arends. 2013) .....................................................107
Gambar 4.3 Tampilan Cover LKS (Draft I) .........................................................118
Gambar 4.4 Diagram batang hasil validasi indikator LKS oleh ahli materi ........125
Gambar 4.5 Diagram batang hasil uji validasi dan kelayakan indikator LKS
oleh ahli desain pembelajaran .........................................................128
Gambar 4.6 Diagram batang hasil uji validasi dan kelayakan indikator LKS
oleh ahli bahasa .............................................................................. 132
Gambar 4.7 dan 4.8 Histogram Distribusi Normal Pretest Kelas Eksperimen
dan Kontrol .....................................................................................138
Gambar 4.9 dan 4.10 Histogram Distribusi Normal Postest Kelas Eksperimen
dan Kontrol .....................................................................................141

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus Pembelajaran .................................................................... 152
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..............................................155
Lampiran 3. Soal Test Hasil Belajar ....................................................................170
Lampiran 4. Kunci Jawaban dan penskoran Test Hasil Belajar...........................176
Lampiran 5. Angket Penilaian dan tanggapan oleh ahli Desain .........................177
Lampiran 6 Angket Penilaian dan tanggapan oleh ahli Materi ..........................180
Lampiran 7 Angket Penilaian dan tanggapan oleh ahli Bahasa .........................183
Lampiran 8 Angket Respon Siswa ....................................................................186
Lampiran 9 LKS berbasis Guided Inquiry ........................................................188
Lampiran 10 Analisis Buitr Soal .........................................................................238
Lampiran 11 Uji Tingkat Kesukaran ...................................................................240
Lampiran 12 Analisis Daya Beda ........................................................................241
Lampiran 13 Tabel Rangkuman Hasil Tes ..........................................................242
Lampiran 14 Analisis Uji Reliabilitas .................................................................243
Lampiran 15 Analisis Pretest dan Postest ...........................................................244
Lampiran 16 Uji Normalitas Pretest dan Postest ................................................248
Lampiran 17 Uji Homogenitas Pretest dan Postest .............................................248
Lampiran 18 Uji t Pretest dan Postest .................................................................250
Lampiran 19 Tabel N-Gain .................................................................................251
Lampiran 20 Dokumentasi Penelitian .................................................................253

xi

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah
Pembelajaran pada usia anak SD merupakan tahapan pembelajaran yang

bersifat operasional konkrit, dimana proses belajar siswa itu seharusnya
berinteraksi dengan benda atau peristiwa secara real. Hal ini sesuai dengan teori
belajar Piaget dalam Dahar (2006) yang mengatakan bahwa usia anak 7 – 11
tahun merupakan permulaan berpikir rasional. Untuk itu khususnya dalam
pembelajaran IPA di SD yang merupakan suatu pembelajaran yang menekankan
pada pemberian langsung untuk mengembangkan kompetensi yang dimiliki agar
anak mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar melalui learning by doing.
Selama ini proses pembelajaran IPA cenderung bersifat teacher centered
dengan metode- metode pembelajaran yang cenderung monoton dan kurang
melibatkan siswa dalam menemukan suatu konsep dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran seperti itu menimbulkan ketidaktahuan pada diri siswa mengenai
proses maupun sikap dari konsep IPA yang diperoleh. Untuk menghadapi
tantangan dunia luar atau terjun langsung ke masyarakat cenderung menonjolkan
pengetahuan yang bersifat hafalan dari konsep- konsep saja. Sekolah lebih
dominan menekankan pada aspek kognitif yang hanya mengutamakan
pemahaman bahan pengetahuan dan ingatan atau Intelligence Quetient (IQ)
namun kurang mengembangkan kemampuan Emotional Quotient (EQ) dan
Spiritual Quotient (SQ). Oleh karena itu, hendaknya dilakukan perubahan untuk
meningkatkan kulitas pembelajaran dan mengoptimalkan efektivitas proses
pembelajaran dari pembelajaran bersifat Teacher Centered menjadi Student

1

2

Centered. Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan dalam meningkatkan
pembelajaran

IPA

adalah

dengan

melakukan

pengembangan

perangkat

pembelajaran berkarakter yang bersifat sains berupa LKS.
Media pembelajaran yang digunakan dalam bentuk LKS berisi materi
yang harus dipelajari siswa yang berfungsi sebagai sarana untuk mencapai standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Trianto (2011) menyatakan bahwa “LKS
memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk
memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai
indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh. Pengaturan awal dari
pengetahuan dan pemahaman siswa diberdayakan melalui penyediaan media
belajar pada setiap kegiatan eksperimen sehingga situasi belajar menjadi lebih
bermakna dan produktif, dan dapat terkesan dengan baik pada pemahaman. LKS
dalam pembelajaran untuk : (1) memudahkan guru dalam mengelola proses
belajar, misalnya transmisi pengajaran dari Teacher Center menjadi Student
Center; (2) membantu guru mengarahkan siswanya untuk dapat menemukan
konsep-konsep melalui aktivitasnya sendiri atau dalam kelompok kerja; (3) dapat
digunakan untuk mengembangkan keterampilan proses, mengembangkan sikap
ilmiah serta membangkitkan minat siswa terhadap alam sekitarnya; dan (4)
memudahkan guru memantau keberhasilan siswa mencapai sasaran belajar.
Lingkungan pembelajaran juga dapat disesuaikan, setidaknya jika
merancang lingkungan tersebut dengan fleksibilitas. Suatu model pengajaran yang
sesuai tidak membuat sisa jemu dan bosan. Jika dirancang dengan baik,
lingkungan pembelajaran akan menjadi tempat yang lembut dan menyenangkan
dan bukannya menjadi tempat yang keras dan menyulitkan. Linkungan yang

3

seperti ini akan mendarah daging pada siswa dan mudah sesuai dengan karakter
yang dimiliki siswa. Jika diperlukan dengan baik, siswa bisa menyesuaikan
metafora yang lembut dan keras dengan

metafora yang lebih baik dan bisa

menciptakan ciri khas pembelajaran. Sejalan dengan pendapat Vlassi (2013) yang
menyatakan bahwa dengan merancang strategi mengajar siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran melalui penyelidikan ilmiah (Inquiry) akan lebih
meningkatkan pemahaman konseptual yang lebih dalam dan menjadi pemikir
kritis yang lebih baik.
Arends

(2013)

mengatakan

bahwa

model

pembelajaran

sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan- tujuan
pembelajaran, tahapan dalam setiap kegiatan pembelajaran dan juga keberhasilan
dalam proses belajar mengajar yang berlangsung. Pengalaman dan keterampilan
yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta- fakta,
tetapi hasil dari menemukan sendiri. Oleh karena itu, seorang guru harus tepat
dalam memilih model pembelajaran dan merancang kegiatan yang merujuk pada
kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya
Selanjutnya, Andrini (2016) juga mengatakan bahwa model pembelajaran
merupakan gambaran pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru diruang kelas.
Dengan menggunakan model yang kurang tepat dalam proses pembelajaran akan
mengakibatkan kebosanan, kejenuhan, kurangnya pemahaman tentang konsepkonsep, dan monoton sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar. Oleh
karena itu, model pembelajaran yang sesuai dengan efektivitas siswa adalah
model pembelajaran Inquiry. Hal senada dinyatakan Joyce dan Weill (2011) yang
mengatakan bahwa dengan menyesuaikan model pengajaran yang tepat untuk

4

pembelajaran akan membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan,
nilai- nilai, cara berpikir, dam cara mengekspresikan diri sehingga akan
menimbulkan kondisi belajar yang bermakna dan produktif dan menghilangkan
rasa bosan dan jenuh serta ketidak nyamanan dalam proses pembelajaran. Untuk
menumbuhkan pembelajaran yang lebih bermakna, maka LKS dapat dimodifikasi
dengan model pembelajaran berbasis Guided d Inquiry. Pengadaan LKS sangat
diperlukan dalam kegiatan proses belajar mengajar dimana LKS mesti disesuaikan
atau dikembangkan dengan model pembelajaran yang baik.
Survei awal yang dilakukan menunjukkan bahwa guru masih jarang
memberikan LKS kepada siswa, guru belum memaksimalkan pembuatan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran, hasil belajar siswa masih berada dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), serta guru juga cenderung belum menggunakan
pendekatan berbasis Guided Inquiry, dan LKS yang diperjual belikan tidak
mengacu pada kurikulum yang bersifat scientific. LKS umumnya hanya berisi
ringkasan materi, contoh soal dan dilanjutkan dengan evaluasi sehingga tidak
mengacu pada kegiatan ilmiah tersebut. Adapun LKS yang terdapat kegiatan
praktikum hanya berisi instruksi langsung sehingga siswa melakukan praktikum
sesuai instruksi yang terdapat dalam LKS tanpa memikirkan alasan pengerjaan
tahap demi tahap yang dilakukan. Pada beberapa LKS juga tidak ditemukan
adanya contoh penerapan konsep dalam kehidupan sehari- hari . Selain itu, LKS
juga tidak dilengkapi dengan warna, gambar, peta konsep dan bahasa yang
digunakan kurang komunikatif.
Sebagaimana tersebut diatas bahwa LKS merupakan salah satu salah satu
bagian dari media pembelajaran dalam bentuk media cetak. Penggunaan LKS

5

dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sebagaimana
diungkapkan hasil penelitian terdahulu. Dewi (2014) melaporkan tentang
pengembangan LKS IPA terpadu berbasis Webbed pada tema hujan asam untuk
siswa SMP/ MTs Kelas VII

yang disusun berdasarkan standar isi terhadap

peningkatan hasil belajar siswa. Diperoleh hasil belajar siswa meningkat sebesar
94 % setelah diberikan LKS IPA Terpadu.
Selanjutnya,

Fithriyyati

(2014),

melaporkan

pengembangan

LKS

berorientasi scientific Aproach pada tema perubahan materi disekitar kita untuk
meningkatkan pemahanan konsep IPA bagi siswa SMP kelas VII dan hal ini dapat
menigkatkan pemahaman konsep siswa dalam perolehan standard Gain sebesar
0,5. Sementara itu Lestari (2014), dalam penelitiannya mengatakan bahwa melalui
pengembangan LKS IPA berbasis ESD untuk meningkatkan kemampuan literasi
sains siswa SMP dinyatakan valid untuk meningkatkan kemampuan literasi sains
siswa. Ahmad (2014), melalui penelitiannya dengan pengembangan LKS IPA
menyatakan bahwa LKS hasil pengembangan dinilai “sangat baik” menurut
penilaian dosen ahli, uru IPA SMP, dan teman sejawat. Juga LKS hasil
pengembangan dapat meningkatkan keterampilan proses siswa, yang ditunjukkan
dengan gain score keterampilan proses sains keseluruhan sebesar 0,65.
Fitriyati dkk (2013), menyatakan bahwa melalui penelitian pengembangan
LKS Fisika diperoleh rerata skor dari ahli media sebesar 3, 46, ahli materi sebesar
3,50 dan guru Fisika sebesar 3,40 dengan interpretasi “baik” sehingga LKS ini
layak sebagai media pembelajaran dengan sedikit revisi. Rerata keterlaksanaan
pembelajaran sebesar 91,47 % dengan interpretasi “sangat baik”. Ketercapaian

6

hasil belajar dengan post-test sebesar 79,75. Respon siswa terhadap LKS
mendapat skor 3,17 dengan demikian LKS tersebut dapat digunakan sebagai
alternatif bahan ajar.
Selanjutnya Damayanti dkk (2013), mengembangkan LKS berbasis
Pendekatan Inkuiri Terbimbing untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis
peserta didik pada materi Listrik Dinamis di kelas X SMA Negeri 3 Purworejo
Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian ini menunjukkan kemampuan
berpikir kritis pada peserta didik diperoleh dengan kategori baik. Data respon
peserta didik terhadap LKS diperoleh dengan kategori baik serta data hasil belajar
siswa diperoleh rerata secara klasikal sebesar 81,23 dan sudah mencapai KKM
(73).
Dilihat dari beberapa hasil penelitian terdahulu penting Penggunaan LKS
harus diimplementasikan dalam praktik pembelajaran sehari-hari disatuan
pendidikan, karena faktor penentu keberhasilan suatu pembelajaran terletak pada
kompetensi seorang guru dalam mengelola pembelajaran dan komponen
pembelajaran yang saling mendukung satu sama lain. Media pembelajaran berupa
LKS sebagai komponen pembelajaran diharapkan guru dapat mengembangkannya
sesuai dengan kebutuhan siswa.
Penggunaan LKS sangat besar perannya dalam proses pembelajaran,
sehingga seolah-olah penggunaan LKS dapat menggantikan kedudukan seorang
guru. Hal ini dapat diberikan, apabila LKS yang digunakan tersebut merupakan
LKS berkualitas baik. Dari hasil observasi empirik di lapangan mengindikasikan
bahwa guru masih jarang mengembangkan LKS sendiri. Hal ini terjadi karena
banyaknya bahan ajar yang siap pakai sehingga guru tidak wajib mengembangkan

7

bahan ajar yang dapat digunakan. Tidak adanya LKS, menyebabkan siswa
dominan mendengarkan dan mencatat yang sekaligus menjadi salah satu faktor
pembelajaran tidak aktif melibatkan siswa dalam proses kegiatan belajar
mengajar. Siswa yang berkemampuan rendah akan merasakan pembelajaran yang
membosankan.
Sebuah LKS harus dapat dijadikan sebuah bahan ajar sebagai pengganti
fungsi guru. Pengajaran dengan mengembangkan LKS model siklus ini dirancang
dengan cakupan lima fase yaitu: (1) pendahuluan; (2) penggalian; (3) penjelasan;
(4) penerapan konsep; dan (5) evaluasi. Hal ini disebabkan melalui LKS model
siklus belajar, siswa yang telah memiliki kesiapan dapat mengembangkan
pemahamannya sendiri terhadap suatu konsep dengan kegiatan mencoba dan
berpikir, sehingga siswa memiliki kelancaran, keluwesan, keaslian, dan
keterperincian dalam mengemukakan gagasan serta dapat meningkatkan
kreativitas siswa.
LKS yang dikembangkan sendiri oleh pendidik dapat disesuaikan dengan
karakteristik siswa. Selain lingkungan sosial, budaya, dan geografis, karakteristik
siswa juga mencakup tahapan perkembangan siswa, kemampuan awal yang telah
dikuasai, minat, latar belakang keluarga, dan lain-lain. Pengembangan LKS dapat
menjawab kesulitan siswa dalam belajar dan memecahkan masalah yang dihadapi.
Penerapan LKS dapat membantu sekolah dalam mewujudkan pembelajaran yang
berkualitas. Penerapan LKS dapat menyediakan kegiatan pembelajaran lebih
terencana dengan baik, mandiri, tuntas dan dengan hasil (output) yang jelas. LKS
dapat memfasilitasi siswa lebih tertarik dalam belajar, siswa otomatis belajar
bertolak dari prerequisites, dan dapat meningkatkan hasil belajar.

8

Berdasarkan hasil observasi awal di tempat penelitian, LKS yang beredar
di sekolah- sekolah dasar Kota Rantang umumnya berisi latihan soal atau review
dari bahan ajar setiap topik. LKS bentuknya hanya berupa pertanyaan- pertanyaan
dari setiap ringkasan pokok bahasan yang sama, jawaban soal dapat dijawab oleh
siswa tanpa melatih siswa untuk berfikir dalam mengembangkan potensi
intelektual yang dimilikinya sehingga mengakibatkan siswa hanya menghafal
konsep dari materi. Seperti yang terjadi saat sekarang banyak LKS beredar namun
tidak sesuai dengan karakteristik siswa dan

LKS, karena belum banyak

mengandung kegiatan siswa. LKS tersebut belum melatih siswa melakukan
penyelidikan (inquiry), sebaliknya hanya berupa drill latihan soal. LKS tersebut
jauh berbeda dengan ketentuan LKS yang bersifat student center (Inquiry).
Rendahnya ketersediaan LKS yang berbasis Guided Inqury ini
diperkirakan menjadi salah satu penyebab minimnya kegiatan pembelajaran yang
bersifat student center dimana siswa langsung melakukan kegiatan eksperimen
atau investigasi dalam mengembangkan kemampuan dasar siswa, sehingga siswa
hanya belajar menghafal konsep- konsep dan prinsip tanpa membiasakan dan
mengajarkan siswa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui metode
ataupun kerja alamiah untuk menemukan jawaban dari sebuah masalah. Selain itu,
kurikulum menuntut pendidik yang profesionalis dan berkompeten, agar mampu
mengembangkan bahan ajar dan media ajar melalui LKS berbasis Guided Inquiry
perlu disikapi.
Selanjutnya dalam survey atau penelitian awal, peneliti memberikan
sembilan soal materi IPA yang sudah dibelajarkan. Dari sembilan soal yang
diberikan, peserta didik hanya memperoleh hasil rata- rata sebesar 35. Hasil diatas

9

memberi jawaban hasil belajar IPA siswa sebagian besar siswa masih dibawah
nilai KKM (73,0). Kenyataan ini dinilai bahwa hasil belajar IPA siswa masih
rendah. Satu hal yang diperhatikan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi
beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar diri siswa. Hasil
wawancara terhadap peserta didik, menunjukkan bahwa mereka belajar IPA itu
menyenangkan namun sangat membosankan dan monoton, terlalu banyak yang
mau ditulis dan di hafal, juga terlalu banyak soal- soal yang harus dikerjakan.
Peran guru sebagai fasilitator, dimana pengadaan LKS diharapkan mampu
mengubah kondisi pembelajaran dari yang biasanya guru berperan menentukan
apa yang dipelajari menjadi bagaimana menyediakan dan memperkaya
pengalaman belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan uraian diatas
peneliti tertarik untuk mengembangkan bahan ajar berupa LKS dengan
pembelajaran berbasis Guided Inquiry Inkuiri terbimbing) dengan judul:
“Pengembangan LKS Berbasis Guided Inquiry untuk Pembelajaran IPA
Materi Energi Listrik dan Pemanfataannya pada SD Kelas VI”. Diharapkan
kan terjadi peningkatan hasil belajar dan pemahaman konsep materi pelajaran
serta kemampuan berpikir siswa dalam mewujudkan tujuan pembelajaran.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan, sebagai berikut:
1)

LKS yang ada pada SDN 106154 Kota Rantang hanya siap pakai dan sangat
minim kegiatan siswanya;

2)

Guru masih jarang memberikan LKS kepada siswa SDN 106154 Kota
Rantang;

10

3)

Rendahnya ketersediaan LKS berbasis Guided Inquiry yang beredar
dipasaran;

4)

Aktivitas siswa SDN 106154 Kota Rantang dalam pembelajaran tergolong
monoton;

5)

Siswa SDN 106154 Kota Rantang kurang terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran;

6)
1.3.

Hasil belajar siswa SDN 106154 Kota Rantang masih rendah.
Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka

yang menjadi batasan masalah pada penelitian ini adalah mengembangkan sebuah
LKS IPA kelas VI berbasis Guided Inquiry pada Materi Energi Listrik dan
Pemanfatannya di SD Negeri No 106154 Kota Rantang Kab. Deli Serdang.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah maka rumusan masalah yang dikemukakan pada penelitian
ini adalah:
1)

Bagaimana kelayakan dan kevalidan LKS berbasis Guided

Inqury

berdasarkan ahli materi, ahli bahasa, dan ahli design ?;
2)

Bagaimana respon siswa terhadap LKS berbasis Guided Inqury ?

3)

Apakah peningkatan Hasil Belajar dengan menggunakan LKS berbasis
Guided Inquiry lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan yang
menggunakan LKS yang Konvensional ?

11

1.5. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan
penelitian yang ingin dicapai adalah:
1) Untuk mengetahui kelayakan dan kevalidan LKS berbasis Guided Inquiry
yang dihasilkan;
2) Untuk mengetahui respon siswa terhadap LKS berbasis Guided Inquiry yang
dikembangkan.
3) Untuk mengetahui hasil belajar yang menggunakan LKS berbasis Guided
Inquiry lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan menggunakan LKS
berbasis Konvensional;
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis
dan praktis, yaitu:
1) Secara teoritis manfaatnya adalah (a) sebagai sarana untuk mengembangkan
LKS pada pembelajaran IPA yang sesuai dengan prosedur, prinsip, teori, dan
konsep teknologi pendidikan dalam kawasan pengembangan dan pemanfaatan
LKS, (b) untuk dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang
penggunaan LKS dan berguna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
khususnya yang berkaitan dengan pengembangan LKS dalam pembelajaran
IPA, dan (c) sumbangan pemikiran dan bahan acuan guru, pengembang,
lembaga pendidikan dan peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji dan
mengembangkan secara lebih mendalam tentang pengembangan LKS
pembelajaran IPA.
2) Secara praktis manfaatnya adalah (a) bagi siswa, sebagai pengalaman baru
dalam menggunakan LKS berbasis Guided Inquiry dan dapat meningkatkan
pemahaman siswa serta hasil belajarnya, (b) bagi guru, sebagai bahan

12

masukan mengenai LKS berbasis Guided Inquiry dalam meningkatkan hasil
belajar IPA siswa, dan (c) bagi sekolah, sebagai bahan referensi dalam
meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.

144

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penenlitian ini,
dikemukakan beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Prosedur pengembangan produk LKS berbasis Guided Inquiry melalui tahap
uji kelayakan dan kevalidan melalui para ahli materi, design, dan Bahasa.
Dimana ahli materi memperoleh hasil persentase

pada setiap aspek

penilaian secara keseluruhan dapat dinyatakan bahwa LKS berbasis Guided
Inquiry layak digunakan di lapangan tanpa revisi dan valid, kemudian
validator bahasa pada setiap aspek penilaian secara keseluruhan dapat
dinyatakan bahwa LKS berbasis Guided Inquiry layak digunakan di
lapangan tanpa revisi dan sangat valid. Kemudian, kesimpulan dari validator
ahli desain dan layout pembelajaran pada setiap aspek penilaian secara
keseluruhan dapat dinyatakan bahwa LKS berbasis Guided Inquiry layak
digunakan di lapangan tanpa revisi dan valid.
2. Respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan media LKS
berbasis Guided Inquiry adalah sangat baik dan positif.
3. Keefektifan LKS yang dikembangkan berbasis Guided Inquiry diperoleh
melalui satu kali percobaan dengan memperoleh persentase ketuntasan
klasikal meningkat dan presentase waktu belajar efektif. Berdasarkan gain
score,

tingkat

keefektifan

LKS

berbasis

Guided

Inquiry

dalam

meningkatkan hasil belajar adalah tinggi. Pada uji coba lapangan syarat
keefektifan terpenuhi, maka dapat disimpulkan bahwa LKS yang telah
dikembangkan berbasis Guided Inquiry telah efektif digunakan dan dapat
144

145

meningkatkan hasil belajar siswa IPA pada Materi Energi Listrik dan
Pemanfataanya.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mengemukakan beberapa saran
sebagai berikut.
1. LKS berbasis Guided Inquiry yang telah dikembangkan ini dapat dijadikan
sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi energi listrik dan pemanfaatannya sehingga dapat dijadikan
masukan bagi sekolah untuk digunakan dalam pembelajaran. Selain itu,
LKS berbasis Guided Inquiry ini menarik, sesuai dengan karakteristik
siswa dan menimbulkan antusias serta kreatif siswa. Sehingga diharapkan
bagi guru agar melakukan penelitian dan mengimplementasikan LKS
berbasis Guided Inquiry untuk materi IPA lainnya.
2. LKS yang dihasilkan belum diimplementasikan secara luas di sekolahsekolah lain, penyebarannya adalah penyebaran terbatas yaitu hanya pada
subjek di sekolah penelitian. Untuk itu disarankan pada para guru dan
peneliti untuk mengimplementasikan LKS berbasis Guided Inquiry ini
pada ruang lingkup yang lebih luas di sekolah-sekolah.
3. Resposn siswa sangat positif terhadap pembelajaran dengan penerapan
model pembelajaran berbasis Guided Inquiry menggunakan LKS berbasis
Guided Inquiry. Oleh sebab itu diharapkan pada guru IPA agar dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang memberikan respon positif serta
menyenangkan bagi siswa. Dengan demikian, siswa tidak akan

146

menganggap bahwa IPA adalah pelajaran yang hanya mencatat dan
menghafal saja serta membosankan.