Pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi macam macam energi

(1)

PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV MATERI MACAM-MACAM ENERGI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Maria Advensia Sari Kusumawati NIM: 131134067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

i

PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV MATERI MACAM-MACAM ENERGI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Maria Advensia Sari Kusumawati Nim: 131134067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(3)

(4)

(5)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah memberikan berkat, rahmat,dan kasihnya.

Bapakku Hendrikus Parwoto dan ibu Tarsisia Wasilah yang selalu

mendoakan , mendukung, dan tak pernah lelah menyemangatiku hingga saatini. Mb Yeni, mb Yetie, dan dek Putra yang selalu memberikan semangat

Dalam mengerjakan skripsi.

Para sahabat dan teman terkasih yang selalu ada dalam segala kondisiku dan memberikan semangat.

Kerabat yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.


(6)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah memberikan berkat, rahmat,dan kasihnya.

Bapakku Hendrikus Parwoto dan ibu Tarsisia Wasilah yang selalu

mendoakan , mendukung, dan tak pernah lelah menyemangatiku hingga saatini. Mb Yeni, mb Yetie, dan dek Putra yang selalu memberikan semangat

dalammengerjakan skripsi.

Para sahabat dan teman terkasih yang selalu ada dalam segala kondisiku danmemberikan semangat.

Kerabat yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.


(7)

vi

MOTTO

“Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku” (Mazmur 23:1-3)


(8)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sungguh bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,... Penulis


(9)

viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Maria Advensia Sari Kusumawati

Nomor Mahasiswa : 131134067

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

“PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK KELAS IV SD MATERI MACAM-MACAM ENERGI”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royaliti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta,... Yang menyatakan,


(10)

ix

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV MATERI MACAM-MACAM ENERGI

Maria Advensia Sari Kusumawati Universitas Sanata Dharma

2017

Latar belakang penelitian ini adalah terbatasnya penggunaan LKS dalam pembelajaran IPA dan kurangnya pemahaman guru tentang pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Penelitian dilaksanakan pada sampel yaitu SD Negeri Demangan Yogyakarta pada siswa kelas IV tahun ajaran 2016/2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi dan dapat mengembangkan LKS IPA dengan kualitas yang baik.

Metode penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Model yang digunakan adalah model pengembangan Dick & Carey (2003). Model tersebut dimodifikasi ke dalam delapan langkah pengembangan, yaitu analisis kebutuhan, merumuskan tujuan khusus, mengembangkan instrumen, mengembangkan strategi, mengembangkan isi LKS, evaluasi formatif, revisi, dan evaluasi sumatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk LKS IPA materi macam-macam energi dikembangkan berbasis pendekatan saintifik dengan lima tahapan yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Validasi LKS oleh ahli IPA menunjukkan bahwa kualitas LKS baik dengan rerata sebesar 2,8 dan oleh guru validasi menunjukkan bahwa kualitas LKS sangat baik dengan rerata 3,7. Pada uji coba lapangan terbatas terdapat peningkatan nilai hasil pretest dan posttest sebesar 29%.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar IPA materi macam-macam energi.


(11)

x

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF STUDENT WORKSHEET OF SCIENCE BASED ON SCIENTIFIC APPROACH FOR THE GRADE FOUR OF THE

ELEMENTARY SCHOOL ABAOUT THE KINDS OF ENERGY.

Maria Advensia Sari Kusumawati Sanata Dharma University

2017

The background of this research is the limited use of student worksheets of science learning and teachers' lack in understanding the scientific approach observe, question, reason, try, and communicate. The sample of this research is SDN Demangan Yogyakarta grade four, 2016/2017 academic year. The purpose of this research is to develop the student worksheet’s product of science based on the scientific approach to the material of kinds of energy and develop student worksheet of science in a good quality.The methods in this research are the research and the development (R & D). The model used is the model of Dick & Carey’s development (2003). This model is modified into eight stages of development. There are analysis of needs, the formulate specific goals, developing instruments, develop strategy, develop the content of student worksheet of science, formative evaluation, revision, and summative evaluation.

The result of this research shows that the product of student worksheet of science about the materials of the kinds of energy is developed based on scientific approach with five stages: observing, questioning, reasoning, trying and communicating. Validation of student worksheet science by scientific experts shows that this student worksheet has a good quality with the average score is about 2.8 and by teachers validation shows that the quality of this student worksheet is very good average score is a3.7. Limited field trial showed that the value obtained by the students at higher than pretest-posttest with the increase in the value of of 29 percent. Thus, it can be concluded that the student worksheet of science-based scientific approach that was developed can help the students in improving student learning outcomes of science about kinds of material energy.


(12)

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan LKS IPA Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Siswa Kelas IV SD Materi Macam-Macam Energi dengan tepat pada waktunya. Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada banyak pihak yang membantu penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih peneliti ucapkan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa memberikan rahmat

kesehatan dan kelancaran dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini. 2. Rohandi, Ph. D. Selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M. Pd selaku Kaprodi PGSD.

4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M. Pd selaku Wakaprodi PGSD.

5. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S. S., BST., M.A selaku dosen pembimbing I, terimakasih atas bimbingan, dukungan, dan motivasi yang telah diberikan selama proses penyusunan skripsi ini.

6. Kintan Limiansih, M. Pd selaku dosen pembimbing II, yang telah membimbing dan mendampingi peneliti dalam proses penyusunan skripsi ini.

7. Albertus Hariwangsa Panambuh, M. Sc selaku dosen IPA yang telahmembantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

8. Muryanto, S.Pd selaku kepala SD Negeri Demangan Yogyakarta yang telah memberikan izin serta dukungan selama proses pelaksanaan penelitian di SDtersebut.

9. Subekti Hari W selaku guru kelas IV SD Negeri Demangan Yogyakarta yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

10. Subekti Hari W selaku guru kelas IV SD Negeri Demangan Yogyakarta yangtelah memberikan izin dalam melakukan uji coba instrumen penelitian dan ujicoba lapangan terbatas kepada siswanya dan segenap guru SD Negeri Demangan yang telah membantu proses pengujian instrumen.


(13)

xii 11. Siswa-siswa SD Negeri Demangan yang telah membantu dalam uji coba

terbatas.

12. Para dosen PGSD, yang dengan sabar dan selalu mendampingi serta mendidik penulis selama menempuh ilmu di PGSD.

13. Bapak dan Ibu karyawan sekretariat prodi PGSD yang senantiasa membantu dalam proses perkuliahan dan skripsi.

14.Orang tuaku tercinta, Bapak Hendrikus Parwoto dan Ibu Tarsisia Wasilah yang selalu mendoakan, mendukung, dan memberikan semangat dalam mengerjakan skripsi.

15. Kakakku Yeni dan Yeti, serta adikku Putra yang telah membantu dalam proses menyusun skripsi ini.

16. Sahabat-sahabatku di kelas B yang selalu memberikan motivasi dandukungan. 17. Teman-teman payung skripsi Sela, Asa, Ama, Julison, dan Pricilyang selalu

membantu dalam proses penyelesaian skripsi.

18. Yustin dan Lia sahabat dikos yang selalu menemani dalammengerjakan skripsi.

19. Segenap pihak, sahabat dan teman yang telah membantu dan tidakdapat peneliti sebutkan satu-persatu.Peneliti menemui banyak kendala dalam penyusunan skripsi ini. Meskipun demikian, kendala tersebut tidak membuat peneliti menjadi menyerah dan putus asa, namun menjadikan semangat dan antusias untuk maju dan menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu. Peneliti menyadari bahwa tidak ada kesempurnaan selain milik Tuhan, begitu pula dengan penulisan skripsi ini. Karena itu, peneliti meminta maaf apabila terdapat kesalahan baik dalam sistematika, isi, dan sebagainya dalam skripsi ini. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta,... Penulis


(14)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

HALAMAN PENGESAHAN………..iii

PERSEMBAHAN ... iiv

MOTTO...v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRAK...ix

KATA PENGANTAR………....x

DAFTAR ISI... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.I Latar Belakang Penelitian ... 1

I.2 Rumusan Masalah ... 5

I.3 Tujuan Penelitian ... 5

I.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Spesifikasi Produk ... 7

1.6 Definisi Operasional... 8

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran ... 9

2.1.1.1 Cara Anak Belajar ... ...10

2.1.2 Ilmu Pengetahuan Alam ... 10

2.1.2.1 Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Disiplin Ilmu ... 11

2.1.2.2 Pembelajaran Sains ... 11

2.1.2.3 Memberdayakan Anak dalam Pendidikan Sains ... 12

2.1.3 Pendekatan Santifik ... 13

2.1.3.1 Karakteristik Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik ... 14

2.1.3.2 Tujuan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik ... 15


(15)

xiv

2.1.4 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 17

2.1.4.1 Pengertian LKS ... 17

2.1.4.2 Fungsi LKS ... 18

2.1.4.3 Jenis-jenis LKS ... 18

2.1.4.4 Manfaat Lembar Kerja Siswa... 20

2.1.5 Bentuk Energi... 20

2.1.5.1 Macam-Macam Bentuk Energi ... 21

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ... 23

2.3 Kerangka Berpikir ... 27

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Setting Penelitian ... 30

3.2.1 Subjek Penelitian ... 30

3.2.2 Objek Penelitian ... 30

3.2.3 Lokasi Penelitian ... 31

3.2.4 Waktu Penelitian ... 31

3.3 Rancangan Penelitian ... 31

3.4 Prosedur Penelitian... 35

3.4.1. Analisis Kebutuhan ... 37

3.4.1.1 Analisis Siswa ... 37

3.4.1.2 Analisis Pembelajaran ... 37

3.4.2. Merumuskan Tujuan Khusus ... 38

3.4.3 Mengembangkan Instrumen ... 38

3.4.4 Mengembangkan Strategi... 39

3.4.5 Mengembangkan Isi LKS ... 39

3.4.6 Evaluasi Formatif ... 39

3.4.7 Revisi ... 39

3.4.8 Evaluasi Sumatif ... 39

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.5.1 Observasi ... 40

3.5.2 Wawancara ... 40

3.5.3. Kuesioner ... 41

3.5.4 Tes ... 42

3.6 Instrumen Penelitian... 42

3.6.1 Pedoman observasi ... 42

3.6.2 Pedoman Wawancara ... 43

3.6.2.1. Wawancara Kepala Sekolah ... 43

3.6.2.2 Wawancara guru kelas IV ... 44

3.6.2.3 Wawancara siswa kelas IV... 44

3.6.3 Kuesioner ... 45

3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan ... 45

3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk oleh Para Ahli ... 46


(16)

xv

3.7. Triangulasi... 48

3.8 Teknik Analisis Data ... 50

3.8.1 Analisis Data Kuantitatif ... 50

3.8.2 Analisis Data Kualitatif ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian ... 55

4.1.1 Deskripsi Potensi dan Masalah ... 55

4.1.1.1 Identifikasi Potensi ... 55

4.1.1.2 Identifikasi Masalah ... 55

4.1.2 Proses Pengembangan LKS ... 60

4.1.2.1 Analisis Kebutuhan ... 61

4.1.2.2 Merumuskan tujuan khusus... 62

4.1.2.3 Mengembangkan Instrumen ... 64

4.1.2.4 Mengembangkan Strategi... 66

4.1.2.5 Mengembangkan Isi LKS ... 67

4.1.2.6 Evaluasi Formatif ... 73

4.1.2.7 Revisi ... 75

4.1.2.8 Evaluasi Sumatif ... 75

4.1.3 Kualitas LKS ... 76

4.1 Hasil Perhitungan Kenaikan Pretest dan Posttest ... 78

4.2 Pembahasan ... 79

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 85

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 86

5.3 Saran ... 86

DAFTAR REFERENSI ... 87

LAMPIRAN ... 90


(17)

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Literature Map Hasil Penelitian Yang Relevan...27

Bagan 3.1 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan Menurut Dick & Carey...32

Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan...36

Bagan 3.4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan...49


(18)

xvi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest Masing-Masing Siswa...77 Grafik 4.2 Perbandingan Rerata Pretest dan Posttest...78


(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes...38

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Observasi Pembelajaran IPA Kelas IV...43

Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah...44

Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas IV...44

Tabel 3.5 Rencana Wawancara dengan Siswa kelas IV...45

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Kuesioner Terbuka...46

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Kuesioner Tertutup...46

Tabel 3.8 Kisi-Kisi Kuesioner untuk Siswa...46

Tabel 3.9 Kisi-Kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli...47

Tabel 3.10 Kisi-Kisi Instrumen Tes...48

Tabel 3.11 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif...52

Tabel 3.12 Kategorisasi Hasil Skor Validasi Instrumen oleh Ahli...52

Tabel 4.1 Jenis dan Tujuan Instrumen...64

Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Validitas Tes...65

Tabel 4.3 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes...66

Tabel 4.4 Pemetaan KI,KD, Indikator, dan Tujuan Kegiatan...66

Tabel 4.5 Hasil Revisi LKS Berdasarkan Komentar Ahli dan Guru...75

Tabel 4.6 Hasil Skor Penilaian Ahli...76


(20)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara Identifikasi Masalah...57

Gambar 4.2 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data...59

Gambar 4.3 Kegiatan LKS Tentang Energi Panas...68

Gambar 4.4 Kegiatan LKS Tentang Energi Angin...69

Gambar 4.5 Kegiatan LKS Tentang Energi Bunyi...70

Gambar 4.6 Kegiatan LKS Tentang Energi Cahaya...71

Gambar 4.7 Kegiatan LKS Tentang Energi Kimia...72


(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi...91

Lampiran 2 Hasil Observasi Pembelajaran di Kelas...92

Lampiran 3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru Oleh Ahli...93

Lampiran 4 Hasil Wawancara Guru...95

Lampiran 5 Hasil Wawancara Kepala Sekolah...96

Lampiran 6 Lembar Validasi Analisis Kebutuhan Kuesioner Guru Oleh Ahli...98

Lampiran 7 Hasil Analisis Kebutuhan Kuesioner Guru Terbuka...101

Lampiran 8 Lembar Hasil Validasi Analisis Kebutuhan Kuesioner Siswa Oleh Ahli...102

Lampiran 9 Lembar Hasil Analisis Kebutuhan Kuesioner Siswa...103

Lampiran 10 Lembar Hasil Validasi Produk LKS oleh Ahli IPA...109

Lampiran 11 Lembar Hasil Validasi Produk LKS oleh Ahli Guru...114

Lampiran 12 Hasil Perhitungan Item Tes Valid dan Reabilitas Item Tes Valid...119

Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian...122

Lampiran 14 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian...123

Lampiran 15 LKS IPA...124


(22)

1

BAB I PENDAHULUAN

Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional.

1.I Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam adalah adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik yang didalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam Carin (dalam Daryanto, 2014: 160). Mata pelajaran IPA dipelajari di berbagai jenjang pendidikan dan salah satunya pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Pada mata pelajaran IPA kelas IV Sekolah Dasar dipelajari berbagai macam materi. Pada penelitian ini peneliti membahas Kompetensi Dasar (KD) 3.4 membedakan berbagai bentuk energi melalui pengamatan dan mendeskripsikan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu materi yang diajarkan kepada siswa berdasarkan KD tersebut adalah macam-macam energi.

Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha ( Herliani, 2003: 128). Benda bergerak artinya benda melakukan uasaha atau kerja, sehingga membutuhkan energi (Sumantoro, 2009: 142). Bentuk energi ada bermacam-macam yaitu energi gerak, energi listrik, energi panas, energi cahaya,energi bunyi, dan energi kimia. Dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari energi karena energilah manusia dan seluruh mahluk di alam ini dapat hidup dan menjalankan proses kehidupannya (Parulian, 2011: 113). Berdasarkan hasil observasi kelas IV di SD Negeri Demangan Yogyakarta pada tanggal 25 Juli 2016 peneliti menemui guru lebih dominan menggunakan metode ceramah saat mengajar IPA di dalam kelas. Sehingga siswa kurang aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Peneliti mengamati guru saat mengajar di dalam kelas dari awal hingga akhir pembelajaran. Guru lebih banyak menerangkan materi pada siswa dan kurang membangkitkan semangat belajar siswa dengan melakukan


(23)

2 kegiatan yang mendorong siswa untuk aktif di dalam kelas. Guru menggunakan sumber belajar buku siswa dan Buku Siswa Elektronik (BSE).

Potret pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Demangan Yogyakarta memperlihatkan pembelajaran di dalam kelas yang cenderung pasif. Situasi pembelajaran IPA tersebut memberikan tantangan tersendiri bagi guru dalam merancang dan menggunakan metode yang menarik dan mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, dengan metode ceramah tingkat pemahaman siswa pun rendah, karena siswa hanya mendengarkan dan tidak mempraktikannya secara langsung dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat diketahui ketika guru bertanya dan mengulang kembali materi pembelajaran yang telah dijelaskan. Sebagian besar siswa hanya diam dan tidak bisa menjawab pertanyaan dengan tepat yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti ingin mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan santifik untuk membantu guru dalam proses pembelajaran di kelas. Di dalam LKS terdapat berbagai macam kegiatan yang mendorong siswa untuk aktif belajar di kelas yang mencakup lima tahapan dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest siswa sebelum dan susudah menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik. Saat melaksanakan uji coba produk lapangan terbatas peneliti memilih enam siswa berdasarkan potensi akademik yang tinggi, sedang, dan rendah. Siswa diberi soal pretest dan keenam siswa mendapatkan nilai rerata sebesar 69,1% dan setelah menggunakan LKS siswa mendapatkan nilai posttest rerata sebesar 89,1% siswa mengalami peningkatan rerata sebesar 29%.

Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode yang dapat membantu siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan memahami materi yang disampaikan oleh guru. Siswa SD sudah mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dengan cara yang beragam. Berdasarkan uraian di atas, penggunaan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik sangatlah diperlukan dalam membantu siswa SD memahami materi yang diberikan guru dalam pembelajaran yang sedang berada pada tahapan operasional konkret. Penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik dalam pembelajaran sangatlah dibutuhkan karena dapat membantu siswa


(24)

3 memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. Selain itu, 5 tahapan dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan membantu siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan dapat memecahkan masalahnya sendiri dengan mencari jawaban dari berbagai macam sumber informasi dalam proses pembelajaran di kelas.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mbasi (2016) guru masih membutuhkan contoh LKS menggunakan pendekatan saintifik. Oleh karena itu, pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik masih sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan.Pengembangan LKS ini menggunakan pendekatan saintifik model penelitian dan pengembangan hasil modifikasi Borg dan Gall serta sugiyono. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang memodifikasi tahapan pengembangan Dick & Carey menjadi delapan tahapan yaitu (1) analisis kebutuhan, (2) merumuskan tujuan khusus, (3) mengembangkan instrumen, (4) mengembangkan strategi, (5) mengembangkan isi LKS, (6) evaluasi formatif, (7) revisi dan (8) evaluasi. Penelitianyang dilakukan oleh Irna (2016) masih banyak guru yang membutuhkan contoh LKS berbasis kecerdasan ganda. Dalam penelitian ini guru menyatakan kesulitan kecerdasan ganda dimana guru harus mempunyai LKS agar dapat membantu peserta didik dalam proses pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Bailaen (2016) Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik adalah hal baru seiring dengan digunakannya kurikulum 2013 dalam pendidikan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan agar dapat membantu guru-guru yang sangat membutuhkan sebuah contoh Lembar Kerja Siswa dengan kualitas baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Lombo (2016) banyak guru yang membutuhkan contoh Lembar Kerja Siswa berbasis model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa LKS berbasis model PBM mengacu kurikulum 2013. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Shalikhah (2016) melakukan pengembangan Lembar Kerja Siswa IPA berbasis pendekatan saintifik untuk melatih keterampilan proses sains siswa SD kelas IV. Latar belakang penelitian ini adalah kualitas pembelajaran sains di Indonesia masih rendah, masih banyak guru yang


(25)

4 menggunakan bahan ajar LKS bukan buatan sendiri, kebanyakan LKS yang beredar bersifat kognitif, masih banyak siswa yang kurang fokus pada saat pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Afifah (2016) LKS merupakan salah satu media pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman siswa dalam melaksanakan kegiatan atau kerja, baik yang bersifat perorangan maupun kelompok. Hasil pretest dengan rata-rata 69 dan posttest dengan rata-rata 76, sehingga dalam pembelajaran mengalami peningkatan 100%. Dari hasil paparan penelitian relevan tersebut menunjukkan bahwa penggunaan LKS dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan oleh guru dan siswa untuk membantu kegiatan belajar mengajar di kelas. Dalam penelitian ini peneliti mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi. LKS yang dibuat peneliti berdasarkan empat karakteristik yaitu(1) mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; (2) mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat; (3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri; dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yaitu lain mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. LKS dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan siswa dan guru yang dilakukan dengan observasi, wawancara, dan kuesioner.

Dari hasil data yang diperoleh peneliti, siswa membutuhkan LKS yang terdiri dari berbagai macam kegiatan yang membangkitkan semangat belajar siswa, LKS dilengkapi dengan gambar yang menarik, dan mengarahkan siswa untuk melakukan kegiatan dengan lima tahapan dalam pendekatan saintifik. LKS yang dikembangkan peneliti dengan merumuskan tujuan khusus berdasarkan empat karakteristik LKS yaitu 1) memberikan panduan pembelajaran secara tertulis untuk melakukan kegiatan di dalam kelas, 2) memberikan panduan pembelajaran secara tertulis untuk melakukan kegiatan di luar kelas, 3) memberikan panduan kegiatan secara tertulis untuk mencari berbagai informasi di (koran, majalah, internet, narasumber, dan sebagainya, 4) memberikan panduan kegiatan pembelajaran saintifik dengan lima langkah yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengomunikasikan, 5) bertanya lebih lanjut kepada guru atau teman tentang masalah yang ditemukan dalam pengamatan sebelumnya, 6)


(26)

5 melakukan kegiatan praktikum dengan melakukan percobaan sendiri dalam pembelajaran IPA, 7) mewawancarai narasumber (guru, teman, orangtua, dan sebagainya) untuk mendapatkan informasi yang lebih lanjut berkaitan pembelajaran IPA, 8) menggunakan buku-buku di perpustakaan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, 9) menyampaikan hasil kerja saya di dalam kelompok, 10) menggunakan gambar, poster, foto, grafik, atau menunjukkan hasil kerja.

Berdasarkan permasalahan mengenai penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik untuk materi macam-macam energi. Kebutuhan LKS dalam pembelajaran dan hasil penelitian mengenai pendekatan saintifik yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada paparan di atas. Peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan pengembangan (Research & Development). Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi macam-macam energi. Pengembangan LKS memperhatikan lima langkah dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.Berdasarkan permasalahan mengenai penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik untuk materi macam-macam energi penelitian ini dibatasi pada tahapan menghasilkan produk LKS yang diujikan secara ilmiah kepada ahli dan revisi LKS setelah melakukan uji coba lapangan terbatas.

I.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi macam-macam energi?

1.2.2 Bagaimana kualitas produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan untuk siswa kelas IV SD?

I.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengembangkan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD dengan materi macam-macam energi.

1.3.2 Mengetahui kualitas produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi untuk siswa kelas IV SD.


(27)

6 I.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Untuk Mahasiswa

Mahasiswa memperoleh pengalaman dan wawasan baru dalam pengembangan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa dalam mempelajari materi macam-macam energi. Produk LKS yang dikembangkan memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai pendekatan saintifik secara utuh yang dapat menunjang proses belajar mengajar siswa di kelas.

1.4.2 Untuk Guru

Guru menjadi lebih paham tentang pendekatan saintifik dan semakin menyadari pentingnya penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar di kelas. Guru juga mendapatkan pengalaman dalam pengembangan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk membantu kesulitan siswa dalam belajar dan mengajak siswa untuk aktif di kelas dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan yang ada pada LKS.

1.4.3 Untuk Siswa

Siswa mendapatkan pengalaman belajar dan pengetahuan dengan menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi. Siswa juga terbantu dalam mengatasi kesulitan dalam memahami materi dan menjadi semakin aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan.

1.4.4 Untuk Sekolah

Sekolah mendapatkan wawasan baru mengenai produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Dengan demikian, sekolah dapat mempertimbangkan dan merekomendasikan pengembangan LKS IPA yang membuat siswa lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan belajar.

1.4.5 Untuk Prodi PGSD

Prodi PGSD memiliki pengalaman penelitian dengan metode Research and Development yang melibatkan dosen, mahasiswa, guru, dan siswa di SD. Dengan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang telah dikembangkan, divalidasi, revisi, dan diuji, prodi PGSD memiliki produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang semakin bervariasi dan beragam.


(28)

7 1.5 Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan adalah LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD. Peneliti mengembangkan KD 3.4 yaitumembedakan berbagai bentuk energi melalui pengamatan dan mendeskripsikan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Indikator yang dikembangkan adalah 3.4.1 menyebutkan bentuk-bentuk energi yang ada disekitar dan 3.4.3 . menjelaskan manfaat bentuk-bentuk energi yang ada disekitar. Tujuan pembelajaran dari setiap indikator yaitu siswa menyebutkan minimal tiga bentuk energi melalui kegiatan mengamati di dalam maupun di luar kelas, Siswa dapat membedakan bentuk-bentuk energi melalui kegiatan percobaan di dalam maupun di luar kelas, serta siswa dapat menyebutkan manfaat bentuk energi untuk kehidupan sehari-hari minimal tiga manfaat melalui kegiatan percobaan. Kemudian peneliti mengembangkan rencana kegiatan. Hal ini ditujukan untuk membuat desain prototipe IPA materi macam-macam energi.

LKS yang dibuat terdiri dari daftar isi, kata pengantar, petunjuk penggunaan LKS, isi LKS yang terdiri dari berbagai macam kegiatan IPA materi macam-macam energi dengan menggunakan lima tahapan dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Dalam LKS juga terdapat 20 soal posttest. LKS yang dikembangkan berbentuk buku dengan ukuran 18 cm x 25cm. LKS dibuat dengan meggunakan Microsoft Word. Kertas yang digunakan adalah ivory 230 gram untuk bagian cover dan kertas HVS 80 gram untuk bagian isi. Bahasa yang digunakan sederhana, jelas, dan mudah dipahami oleh siswa. Tampilan LKS dibuat menarik dan sesuai dengan analisis kebutuhan siswa.

LKS berisi tentang empat karakteristik yang meliputi (1) mengarahkan siswauntuk aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, (2) mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat, (3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan


(29)

8 1.6 Definisi Operasional

1.6.1 Belajar adalah suatu proses untuk menemukan suatu informasi barudengan tujuan untuk menambah wawasan atau pengetahuan yang telah dimilikinya. 1.6.2 Pembelajaran adalah suatu kegiatan perencanaan dalam belajar dan mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam proses pembelajaran.

1.6.3 Ilmu Pengetahuan Alam adalah sebagai ilmu yang mempelajari tentang alam dan fenomena-fenomena alam yang terjadi di lingkungan sekitar.

1.6.4 Pendekatan Saintifik adalah suatu pendekatan yang mengarahkan siswa untuk melakukan lima tahapan dalam saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.

1.6.5 LKS adalah lembar kerja siswa yang berisi tentang materi, soal, petunjuk, dan tugas yang ditujukan pada siswa dan dapat digunakan sebagai buku panduan dalam mengerjakan praktikum.

1.6.6 Materi macam-macam energi adalahmateri tentang berbagai macam energiyang terdiri dari energi panas, energi gerak, energi cahaya, energi listrik,energi bunyi, dan energi kimia.

1.6.7 Siswa kelas IV SD adalah peserta didik yang sedang menempuh pendidikan di kelas IV untuk belajar dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

1.6.8 Kualitas produk adalah keseluruhan ciri suatu produk untuk memuaskan kebutuhan konsumen.


(30)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

Uraian dalam sub bab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian adapun beberapa hal yang menjadi pembahasan peneliti adalah belajar dan pembelajaran, IPA, pendekatan saitifik, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan materi macam-macam energi.

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan peoses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian (Majid, 2014: 15). Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik. Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang (Majid, 2014: 16). Proses belajar tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Belajar merupakan proses membangun pengetahuan melalui transformasi pengalaman, sedangkan pembelajaran merupakan upaya yang sistematis dalam menata lingkungan belajar guna menumbuhkan dan mengembangkan belajar peserta didik Jackson (dalam Rusman, 2013: 252). Dari definisi beberapa ahli tersebut peneliti berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses untuk menemukan suatu informasi baru dengan tujuan untuk menambah wawasan atau pengetahuan yang telah dimilikinya.

Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial (Daryanto, 2014: 41).Pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan


(31)

10 melaksanakan aktivitas belajar mengajar Trianto (dalam Daryanto, 2014: 41). Suatu kegiatan pembelajaran harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien Carey (dalam Rusman, 2013: 132). Pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya Joyce & Weil (dalam Rusman, 2013: 133). Dari definisi beberapa ahli tersebut peneliti berpendapat bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan perencanaan dalam belajar dan mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk mencapai suatau tujuan tertentu dalam proses pembelajaran

2.1.1.1 Cara Anak Belajar

Setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif) Piaget (dalam Majid, 2014: 9). Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman anak yang lebih khusus mengenai apa yang dilakukan ketika mereka memecahkan sebuah masalah sehingga mereka dapat dibantu dengan perilaku yang cerdas Sternberg (dalam Rusman, 2014: 12). Proses belajar siswa sebagai bagian dari kurikulum dan pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor (Rusman, 2014: 11). Belajar yang berpusat pada siswa dengan cara mencari dan menemukan sendiri melalui pengalaman langsung secara kontekstual, yaitu dengan cara mengeksplorasi dan mengelaborasi pengalaman belajarnya (Rusman, 2014: 382).Dari definisi beberapa ahli tersebut peneliti berpendapat bahwa cara anak belajar berbeda-beda hal ini dikarenakan setiap anak memiliki kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang berbeda pula.

2.1.2 Ilmu Pengetahuan Alam

Ditinjau dari fisiknya IPA adalah ilmu pengetahuan yang objek telaahnya adalah alam dengan segala isinya yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan (Daryanto, 2014: 160). IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik yang didalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam Carin (dalam Daryanto, 2014: 160). Ilmu pengetahuan alam berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan


(32)

11 pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak ada habis-habisnya Sumaji (dalam Sani, 2013: 31). IPA dapat dipandang sebagai suatu proses dari upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam ( Dardmojo, 1992: 5). Untuk ini diperlukan suatu tata cara tertentu yang sifatnya analitis, cermat, lengkap serta menghubungkan gejala alam yang satu dengan gejala alam yang lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu sudut pandang yang baru tentang objek yang diamatinya.

IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam Nash (dalam Samatowa, 2011: 3). Cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya. Berdasarkan definisi beberapa ahli tersebut, IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang alam dan fenomena-fenomena alam yang terjadi di lingkungan sekitar.

2.1.2.1 Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Disiplin Ilmu

Krisis dalam pendidikan IPA terletak pada tekanan-tekanan untuk menegakkan pengakuan (legitimasi) akan pendidikan sains sebagai disiplin ilmu dan untuk mengajukan bukti akan kegunaan dan berharganya penelitian-penelitian yang dihasilkannya Paul (dalam Samatowa, 2011: 7). Meskipun pendidikan sains merupakan disiplin ilmu yang relatif masih muda sekitar 50 tahun, namun telah berfungsi sebagai daerah liputan untuk studi lanjut dan penelitian bagi 65 perguruan tinggi di Amerika Serikat Yager (dalam Samatowa, 2011: 8). Berdasarkan definisi beberapa ahli tersebut, Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin ilmu merupakan pendidikan IPA berdasarkan bukti yang ada dan berfungsi untuk penelitian lebih lanjut.

2.1.2.2 Pembelajaran Sains

Pembelajaran Sains menjadi berarti bila diajarkan sedemikian, sehingga anak menjalani suatu proses perubahan konsepsi Alverman (dalam Samatowa, 2011: 8). Santa (dalam Samatowa, 2011: 9) menyatakan “Anak butuh mengakui konsep atau penjelasan keilmuan yang bertentangan dengan teori yang mereka miliki”. Mereka butuh dan yakin bahwa teori yang mereka miliki tidak lengkap, tidak cocok, atau tidak konsisten dengan kebutuhan eksperimen, dan bahwa


(33)

12 penjelasan ilmiah menyediakan alternatif yang lebih meyakinkan dan lebih berdaya. Pembelajaran sains dengan hafalan dan pemahaman konsep, anak harus diberi kesempatan untuk mengembangkan sikap ingin tahu dan berbagai penjelasan logis Cullingford (dalam Samatowa, 2011: 9). Pembelajaran Sains akan dapat ditingkatkan, bila anak dapat lebih berkelakuan seperti seorang ilmuwan bagi diri mereka sendiri, dan jika mereka diperbolehkan serta disorong untuk melakukan hal itu Claxton (dalam Samatowa, 2011: 9). Mereka dapat memperoleh bahwa beberapa materi menjadi lebih mudah dan lebih menyenangkan. Dari berbagai ide mengenai pembelajaran sains, kegiatan anak di kelas diantisipasi menjadi serupa dengan apa yang sesungguhnya dilakukan para ilmuwan dalam percobaan mereka, namun dalam situasi yang berbeda.

2.1.2.3 Memberdayakan Anak dalam Pendidikan Sains

Berbagai penelitian yang dilakukan dalam bidang pendidikan sains saat ini lebih menekankan pada anak daripada gurunya dengan upaya yang lebih menekankan bagaimana anak belajar sains Yager (dalam Sumaji, 2003: 121) . Dari pandangan ini hasil belajar bukan semata-mata bergantung pada apa yang disajikan guru, melainkan dipengaruhi oleh hasil interaksi antara berbagai informasi yang seharusnya diberikan kepada anak dan bagaimana anak mengolah informasi berdasarkan pemahaman yang dimiliki sebelumnya. melalui kegiatan bertanya, anak akan berlatih menyampaikan gagasan dan memberikan respons yang relevan terhadap suatu masalah yang dimunculkan Gall (dalam Sumaji, 2003: 122). Bertanya merupakan ciri utama dalam sains yang telah menunjukkan bahwa dengan berbagai pertanyaan yang diajukan, sains dapat dikembangkan.

Dengan kegiatan bertanya bagi anak menjadi hal yang fundamental dalam sains. Kemampuan siswa untuk memberi penjelasan tentang kemengapaan fenomena alam akan sangat berguna dalam memahami suatu masalah berkaitan Cross (dalam Sumaji, 2003: 122). Secara komprehensif betapa pentingnya pertanyaan “mengapa” dalam sains yang akan memberikan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menjelaskan sesuatu permasalahanIsaacs (dalam Sumaji, 2003: 123). Dengan upaya yang lebih menekankan bagaimana anak belajar, kita dapat melihat bahwa pembelajaran IPA di kelas dipandang sebagai sutu proses aktif, dan sangat dipengaruhi oleh apa


(34)

13 yang sebenarnya ingin dipelajari anak (Samatowa, 2011: 8). Dari berbagai ide diatas peneliti menyimpulkan bahwa memberdayakan anak dalam pendidikan sains proses belajar lebih difokuskan kepada anak dan anak diminta untuk berfikir kritis dengan bertanya pada guru, sehingga anak dapat memberikan gagasan serta respons terhadap suatu permasalahan yang ada.

2.1.3 Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang telah dirancang sedemikian rupa agar peserta didik dapat aktif membangun konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan bermacam-macam teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Hosnan, 2014: 34). Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan dalam kegiatan pembelajaran yang lebih mengutamakan kreatifitas dan penemuan peserta didik sehingga memperoleh pengalaman belajar berdasarkan kesadaran dan kepentingan peserta didik sendiri (Kokasih, 2014: 72). Model pembelajaran proses saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang memadu peserta didik untuk memecahkan masalah melalui kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat, dan analisis data yang teliti untuk menghasilkan sebuah kesimpulan (Abidin, 2014: 125).

model saintifik proses adalah model pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang diorientasikan guna membina kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah melalui serangkaian aktivitas inkuiri yang menuntut kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam upaya meningkatkan pemahaman peserta didik (Abidin, 2014: 127). Dari berbagai penjelasan mengenai pengertian pendekatan saintifik di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan yang membantu siswa untuk memecahkan suatu masalah dengan berfikir kreatif dan mandiri, siswa diminta untuk mencari informasi dengan tahapan-tahapan yang dimulai dari mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Dan dalam pendekatan saintifik pembelajaran lebih berpusat pada siswa, guru hanya sebagai fasilitator dan mendampingi siswa dalam mencari informasi.


(35)

14 2.1.3.1 Karakteristik Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik

Karakteristik mengenai pembelajaran saintifik, yaitu materi pembelajaran yang didapat dipahami dengan standar logika yang sesuai dengan taraf kedeasaannya sehingga peserta didik dapat mengkritisi, mengetahui cara pemerolehannya, dan kelemahan-kelemahannya (Kosasih, 2014: 72). Interaksi pembelajaran berlangsung secara terbuka dan objektif sehingga peserta didik dapat mengemukakan pemikiran, perasaan, sikap, dan pengalamannya serta dapat mendorong peserta didik untuk selalu berpikir analistis dan kritis. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki beberapa karakteristik khusus dalam penerapannya (Abidin, 2014: 129). Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.

Pertama, objektif. Artinya pembelajaran dilakukan dengan suatu objek dan peserta didik memberikan penilaian secara objektif terhadap objek tersebut. Kedua,faktual. Artinya pembelajaran dilakukan terhadap masalah-masalah faktual yang terjadi di sekitar sehingga peserta didik dibiasakan untuk menemukan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Ketiga, sistematis. Artinya pembelajaran dilakukan atas tahapan belajar yang sistematis yang berfungsi sebagai panduan dalam pelaksanaan pembelajaran. Keempat, bermetode. Artinya pembelajaran dilaksanakan berdasarkan metode pembelajaran ilmiah tertentu. Kelima, cermat dan tepat. Artinya pembelajaran dilakukan untuk membina kecermatan dan ketetapan peserta didik dalam mengkaji sebuah fenomena atau objek belajar tertentu. Keenam, logis. Artinya pembelajaran dilakukan dengan mengangkat hal yang masuk akal. Ketuju, aktual. Artinya pembelajaran dilakukan dengan melibatkan konteks kehidupan anak sebagai sumber belajar yang bermakna. Kedelapan, disinterested. Artinya pembelajaran yang dilakukan dengan tidak memihak melainkan didasarkan atas capaian belajar siswa yang sebenarnya. Kesembilan, unsupported opinion. Artinya pembelajaran tidak dilakukan untuk menumbuhkan pendapat atau opini yang tidak disertai bukti-bukti nyata. Kesepuluh,verifikatif. Artinya hasil belajar yang diperoleh peserta didik dapat diverivikasi kebenarannya dalam arti dikonfirmasikan, direvisi, dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda.


(36)

15 2.1.3.2 Tujuan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik (Hosnan, 2014: 36) yaitu. 1) meningkatkan kemampuan intelek 2) membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik 3) menciptakan kondisi pembelajaran yang membuat peserta didik merasa bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan (4) memperoleh hasil belajar yang tinggi 5) melatih peserta didik mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah, 6) mengembangkan karakter peserta didik.

2.1.3.3 Kegiatan Pembelajaran Dalam Pendekatan Saintifik

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, berikut ini merupakan proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik diuraikan sebgai berikut (Abidin, 2014: 133).

1. Mengamati

Pada awal pembelajaran kegiatan pertama yang harus dilakukan ialah mengamati. Metode mengamati ini mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran atau meaningful learning. Metode ini memiliki keunggulan tertentu seperti menyajikan media objek secara nyata, sehingga peserta didik tertarik dan tertantang serta mudah pelaksanaannya. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran saintifik dilakukan dengan menempuh langkah-langkah berikut ini. (1) menentukan objek apa yang diamati (2) membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang diamati (3) menentukan data-data yang akan diamati secara jelas, baik primer maupun sekunder (4) menentukan tempat pengamatan objek yang akan diamati (5) menentukan secara jelas langkah-langkah pengamatan agar berjalan mudah dan lancar (6) menentukan cara dan melakukan pencatatan hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, perekaman video, dan lainnya.

2. Menanya

Dalam pendekatan saintifik, kegiatan kedua adalah kegiatan menanya. Kegiatan belajar dari langkah ini ialah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan terhadap objek pengamatan yang telah diamati sebelumnya (Hosnan, 2014: 137).


(37)

16 Dalam kegiatan bertanya, ada beberapa kriteria pertanyaan yang baik demi membina keterampilan peserta didik dalam mengajukan pertanyaan (Abidin, 2014: 137). Kriteria pertanyaan ini ialah sebagai berikut. Singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memiliki fokus, bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berfikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, merangsang proses interaksi.

3. Menalar

Kegiatan menalar adalah tahapan ketiga dalam pembelajaran saintifik. Istilah menalar pada kurikulum 2013 diartikan sebagai istilah asosiasi yang merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa dan menjadikannya sebagai penggalan memori. Teori asosiasi sangat efektif dalam menanamkan sikap ilmiah dan motivasi kepada peserta didik berkenaan dengan nilai-nilai intrinsik dari pembelajaran partisipatif. Daya menalar peserta didik dapat ditingkatkan melalui cara berikut ini (Kemendikbud dalam Abidin, 2014: 139).

Pertama, guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap seperti tuntutan kurikulum. Kedua, guru tidak banyak menerapkan metode ceramah, tetapi memberi instruksi singkat yang jelas, seperti contoh-contoh,baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi. Ketiga, bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hirarkis, dimulai dari yang sederhana sampai ke yang kompleks. Keempat, kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. Keenam, setiap kesalahan atau kekeliruan segera dikoreksi atau diperbaiki. Keenam,perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan peserta didik. Ketuju, evaluasi atau penilaian didasarkan atas perilaku yang nyata atau otentik. Kedelapan, guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan pembelajaran perbaikan.

4. Mencoba

Pada langkah keempat ini, peserta didik diwajibkan untuk melakukan percobaan, terutama untuk materi atau mata pelajaran yang sesuai, misalnya IPA. Aplikasi metode mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Agar pelaksanaan


(38)

17 percobaan berjalan lancar guru wajib melakukan beberapa hal berikut ini. Pertama, guru hendaknya merumuskan tujuan kegiatan mencoba yang akan dilaksanakan pada peserta didik. Kedua, guru bersama peserta didik mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan. Ketiga, guru bersama peserta didik mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan. Keempat, guru harus memperhitungkan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan mencoba. Kelima, guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan peserta didik. Keenam, guru membicarakan masalah yang akan dilakukan percobaannya. Ketuju, membagi kertas kerja kepada peserta didik. Kedelapan, peserta didik melakukan kegiatan mencoba dengan bimbingan guru. Kesembilan, guru mengumpulkan hasil kerja siswa dan mengevaluasinya bila dianggap perlu didiskusikan.

5. Mengomunikasikan

Kegiatan mengomunikasikan ialah akhir pada pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Kegiatan ini menggunakan kemampuan menyampaikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan baik secara lisan maupun tulisan.

2.1.4 Lembar Kerja Siswa (LKS) 2.1.4.1 Pengertian LKS

LKS merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik yang bersifat teoritis atau praktis, yang mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa dan penggunaannya tergantung dengan bahan ajar lain (Prastowo, 2014: 268). Lembar kegiatan siswa adalah lembaran-lembaran berisikan tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang memuat petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang mengarah pada kompetensi dasar yang akan dicapai (Majid, 2009: 176). Lembar kegiatan siswa merupakan panduan bagi peserta didik yang memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan peserta didik untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh (Trianto, 2010: 223). Lembar kegiatan siswa adalah lembaran yang berisi pedoman bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan terprogram (pengamatan, eksperimen, dan pengajuan


(39)

18 pertanyaan) sehingga peserta didik dapat melakukannya secara aktif (Depdikbud dalam Trianto, 2011: 243).

Lembar kegiatan siswa dibagi dalam dua macam yaitu lembar kegiatan siswa berstruktur dan lembar kegiatan siswa tak berstruktur Ibrahim (dalam Trianto, 2011: 244). Lembar kegiatan siswa berstruktur adalah lembar kegiatan yang dirancang untuk membimbing siswa dalam suatu proses belajar mengajar dengan atau tanpa bimbingan guru. Lembar kegiatan siswa tak berstruktur adalah lembar kegiatan yang berisi sarana untuk melatih, mengembangkan keterampilan, dan menemukan konsep dalam suatu tema. Dari berbagai penjelasan LKS di atas dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan lembar kerja siswa yang berisi tentang materi, soal, petunjuk, dan tugas yang ditujukan pada siswa agar siswa dapat lebih memahami materi yang telah dipelajari dan dapat digunakan sebagai buku panduan dalam mengerjakan praktikum.

2.1.4.2 Fungsi LKS

Berdasarkan pengertian LKS pada dasarnya sudah dapat diterka apa saja fungsinya dalam kegiatan pembelajaran tematik (Prastowo, 2014: 270). Namun lebih jelasnya berikut ini akan diungkapkan bahwa LKS mempunyai empat fungsi yaitu. Pertama, LKS sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik namun lebih mengaktifkan siswa. Kedua, LKS sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan. Ketiga,LKS sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih. Dan keempat, LKS memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa.

2.1.4.3 Jenis-jenis LKS

Setiap LKS disusun dengan materi dan tugas-tugas tertentu yang dikemas sedemikian rupa untuk tujuan tertentu Karena adanya perbedaan maksud dan tujuan pengemasan materi pada masing-masing LKS tersebut, hal ini berakibat pada jenis LKS yang bemacam-macam (Prastowo, 2014: 271). Jika ditelusuri lebih lanjut, kita dapat menemukan lima jenis LKS yang umum digunakan oleh siswa, yaitu:

Pertama, LKS Penemuan (membantu siswa menemukan sebuah konsep). Sesuai dengan prinsip konstruktivisme, seseorang akan belajar jika ia aktif


(40)

19 mengkonstruksi pengetahuan di dalam otaknya. Ini merupakan salah satu karateristik pembelajaran tematik. Salah satu cara mengimplementasikannya di kelas yaitu dengan cara mengemas materi pembelajaran dalam bentuk LKS. LKS jenis ini memuat apa yang harus dilakukan siswa, meliputi: melakukan, mengamati, dan menganalisis. Rumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa kemudian mintalah siswa untuk mengamati fenomena hasil kegiatannya, dan berilah pertanyaan analisis yang membantu siswa mengaitkan fenomena yang diamati dengan konsep yang akan dibangun siswa dalam benaknya.

Kedua, LKS yang Aplikatif-Integratif (Membantu Siswa Menerapkan dan Mengintegrasikan Berbagai Konsep yang Telah Ditemukan). Di dalam sebuah pembelajaran, setelah siswa berhasil menemukan konsep, siswa selanjutnya kita latih untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini contoh LKS yang membantu siswa menerapkan cara merawat anggota tubuh dalam kehidupan sehari-hari. Caranya dengan memberikan tugas kepada mereka untuk bertanya dan menonton video. Kemudian meminta mereka berlatih mencuci tangan dan menggosok gigi. Dengan siswa dilatih unruk mencuci tangan sebelum makan dan gosok gigi setelah makan, maka hal ini telah memberikan jalan bagi terimplementasikannya keterampilan merawat anggota tubuh bagi siswa.

Ketiga, LKS Penuntun (berfungsi sebagai penuntun belajar). LKS penuntun berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku. Siswa dapat mengerjakan LKS tersebut jika ia membaca buku, sehingga fungsi utama LKS ini ialah membantu siswa mencari, menghafal, dan memahami materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku.

Keempat, LKS Penguatan (Berfungsi sebagai Penguatan). LKS penguatan diberikan setelah siswa selesai mempelajari topik tertentu. Materi pembelajaran yang dikemas di dalam LKS penguatan lebih menekankan dan mengarahkan kepada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku ajar. LKS ini juga cocok untuk pengayaan.

Kelima, LKS Praktikum (Berfungsi sebagai Petunjuk Praktikum) alih-alih memisahkan petunjuk praktikum ke dalam buku tersendiri, kita dapat menggabungkan petunjuk praktikum ke dalam kumpulan LKS. Dengan demikian,


(41)

20 dalam bentuk LKS ini, petunjuk praktikum merupakan salah satu konten dari LKS.

2.1.4.4 Manfaat Lembar Kerja Siswa

Suatu produk yang dibuat biasanya memiliki beberapa manfaat. Lembar kerja siswa memiliki manfaat (Lismawati, 2010: 40) sebagai berikut.

(1) dapat dipelajari di mana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan alat khusus. (2) dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan mampu menggali prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan argumentasi yang realistis. (3) dapat memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi musik, gambar dua dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat cepat. (4) secara ekonomis lebih hemat dibandingkan dengan media pembelajaran yang lainnya.

2.1.5 Bentuk Energi

Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau uasaha. Benda bergerak artinya benda melakukan uasaha atau kerja, sehingga membutuhkan energi ( Herliani, 2003: 128) . Bentuk energi bermacam-macam, antara lain energi kinetik atau energi gerak, energi listrik, energi panas (kalor), energi cahaya,energi bunyi,energi kimia, dan energi potensial (Sumantoro, 2009: 142). Energi mempunyai sifat kekal, karena energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Energi hanya dapat diubah ke bentuk energi lain (Saptorini, 2013: 39). Kehidupan manusia tidak terlepas dari energi. Karena energilah manusia dan seluruh mahluk di alam ini dapat hidup dan menjalankan proses kehidupannya. Seluruh kehidupan manusia tidak terlepas dari energi. Karena energilah manusia dan seluruh mahluk di alam ini dapat hidup dan menjalankan proses kehidupannya (Parulian, 2011: 113). Energi ada bermacam-macam jenis atau bentuknya, antara lain energi cahaya, energi panas, energi gerak, energi bunyi, energi listrik, dan energi kimia. Energi ada disekitar kita. Energi tidak dapat dilihat, tetapi pengaruhnya dapat dirasakan. Energi tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk energi lain (Haryanto, 2013: 88). Dari beberapa definisi para ahli tersebut peneliti berpendapat bahwa energi


(42)

21 adalah kemampuan untuk melakukan usaha dan energi tidak dapat diciptakan serta dimusnahkan.

2.1.5.1 Macam-Macam Bentuk Energi

Energi ada bermacam-macam jenis atau bentuknya (Saptorini, 2013: 40), antara lain:

1. Energi cahaya

Energi cahaya membantu kita melihat benda-benda di sekitar. Sumber energi cahaya di bumi adalah matahari. Karena adanya cahaya matahari, bumi menjadi terang di siang hari. Pada malam hari tidak ada cahaya matahari sehingga buni menjadi gelap gulita. Pada malam hari tidak ada cahaya matahari sehingga bumi menjadi gelap gulita. Untuk melihat kamu memerlukan alat penerangan, seperti lampu, lilin, lentera, obor, atau senter. Namun, energi cahaya dari alat-alat penerangan tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan energi cahaya dari matahari.

2. Energi Panas

Energi panas dan energi cahaya biasanya dihasilkan secara bersamaan. Sumber energi panas terbesar adalah matahari (Saptorini, 2013: 39). Adanya energi panas dari matahari menyebutkan suhu di bumi menjadi hangat sehingga dapat dihuni pleh mahluk hidup. Energi panas matahari juga membuat baju dan makanan yang dijemur menjadi kering. Energi panas berasal dari benda bersuhu tinggi. Panas dapat terjadi karena adanya sumber energi panas (Parulian, 2011: 114). Sumber energi panas dapat berasal dari gesekan suatu benda, kompor yang menyala (api), panas matahari, dan uap panas. Energi panas dari matahari digunakan manusia untuk berbagai macam keperluan (Sumantoro, 2009: 142). Matahari merupakan sumber energi utama.

Segala sesuatu yang dapat menghasilkan panas disbut sumber energi panas (Haryanto, 2013: 89). Lilin yang menyala menghasilkan panas. Api unggun menghasilkan panas, gesekan antara dua benda dapat menghasilkan panas. Ini berarti bahwa lilin yang menyala, api unggun, dan gesekan antara dua benda merupakan sumber energi panas. Manusia membutuhkan panas untuk tetap bertahan hidup (Haryanto, 2013: 90). Beberapa manfaat energi panas adalah sebagai berikut. (1) panas matahari mempertahankan suhu atmosfer sehingga


(43)

22 panas di bumi sesuai untuk kehidupan mahluk hidup. (2) panas matahari memungkinkan terjdinya daur air dan perubahan musim di belahan bumi utara dan selatan (3) panas matahari berguna untuk mengeringkan pakaian serta bermacam-macam bahan makanan, misalnya gabah, padi, ikan asin kerupuk, dan garam (4) panas dari kompor digunakan untuk memasak makanan dan air.

3. Energi Bunyi

Berbagai bunyi yang kamu dengar itu dihasilkan oleh benda yang bergetar (Parulian, 2011: 117). Benda yang bergetar dan menghasilkan bunyi itu disebut sumber bunyi. Getaran lebih mudah dirasakan daripada diamati karena getaran berlangsung sangat cepat. Bunyi berasal dari benda yang bergetar. Getaran benda menyebabkan udara di sekitar benda ikut bergetar sehingga terciptalah bunyi (Saptorini, 2013: 40). Misalnya senar gitar akan menghasilkan bunyi saat dipetik. Energi bunyi menyebabkan kita dapat mendengar berbagai suara misalnya orang berbicara, alat musik dimainkan, sirine berdengung, atau bel berdentang.

Benda yang dapat menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi. Bunyi dapat timbul dengan berbagai macam cara (Sumantoro, 2009: 150). Salah satu caranya adalah dipukul. Jika meja dipukul dengan keras, akan muncul bunyi yang keras. Jika meja dipukul dengan pelan, bunyinya akan pelan. Getaran sumber bunyi dapat merambat melalui benda perantara atau medium dalam bentuk gelombang bunyi. Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar (Herliani, 2003: 134). Getaran karet gelang, penggaris plastik, garpu, dan pita suara menyebabkan terjadinya bunyi disebut sumber bunyi. Bunyi dapat merambat melalui udara, benda padat, dan benda cair. Oleh karena itu kalian dapat mendengar suara melalui udara, dinding tembok, dan dalam air. Agar bunyi dapat didengar, maka ada tiga syarat yang harus dipenuhi yaitu: ada sumber bunyi yang menghasilkan bunyi, ada perantara, dan ada pendengar yang menerima bunyi. Semua getaran benda yang dapat mengahasilkan bunyi disebut sember bunyi (Haryanto, 2013: 97).

4. Energi Listrik

Energi listrik merupakan energi serba guna karena dapat membuat berbagai peralatan bekerja, seperti komputer, televisi, radio, lemari pendingin, lampu, penanak nasi, setrika, dan kipas angin (Saptorini, 2013: 40). Adanya


(44)

23 energi listrik juga menyebabkan kita tidak kegelapan di malam hari. Peralatan yang dapat berfungsi karena energi listrik membantu meringankan pekerjaan kita sehari-hari, seperti mesin cuci dan penanak nasi. Peralatan listrik juga dapat membuat hidup kita lebih nyaman, misalnya AC (air conditioner) dan kipas angin yang mendinginkan tubuh di saat cuaca panas.

5. Energi Kimia

Energi kimia adalah energi yang tersimpan dalam bentuk bahan kimia, seperti makanan dan baterai (Saptorini, 2013: 40). Dengan mengonsumsi makanan kita mendapatkan energi untuk melakukan kegiatan sehari-hari. energi kimia juga terdapat pada baterai. Baterai membuat peralatan yang memerlukan energi listrik kecil dapat bekerja, seperti senter, radio, arloji, jam dinding, dan mainan. Jika kita tidak makan seharian maka tubuh kita akan lemas. Energi kimia juga terdapat pada makanan yang kita konsumsi sehari-hari.

6. Energi Gerak

Energi gerak dihasilkan oleh angin dan air (Saptorini, 2013: 39). Energi gerak dari angin dapat membuat berbagai benda bergerak, misalnya kincir angin dan perahu layar. Energi gerak dari angin juga dapat merusak, misalnya dapat membuat batang pohon menjadi tumbang. Selain angin, energi gerak juga dapat dihasilkan dari air yang mengalir. Energi gerak dari air yang mengalir membuat berbagai benda, seperti kincir air dan perahu bergerak energi gerak dari air juga dapat menyebabkan kerugian manusia, misalnya banjir yang dapat merusak berbagai bangunan dan menewaskan manusia. Benda-benda dapat bergerak karena adanya energi (Sumantoro, 2009: 163).

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian pengembangan LKS IPA menggunakan pendekatan saintifik merupakan hal baru sehingga sedikit yang dapat digunakan sebagai sumber penelitian yang relevan. Berikut ini enam penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian berjudul “ Pengembangan LKS IPA Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Siswa Kelas 1V Materi Bentuk Energi”.

Bailaen (2016) mengembangkan LKS menggunakan pendekatan saintifik subtema tugasku sebagai umat beragama untuk siswa kelas (II) Sekolah Dasar.


(45)

24 Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan produk berupa LKS menggunakan pendekatan saintifik pada subtema Tugasku sebagai umat beragama untuk siswa kelas II SD Negeri Kalasan I (2) mendeskripsikan kualitas produk prosedur LKS menggunakan pendekatan saintifik pada subtema Tugasku sebagai umat bergama untuk siswa kelas II SD Negeri Kalasan I. Hasil penelitian dalam tahap pengembangan menunjukan bahwa kualitas produk LKS oleh dua Pakar Kurikulum SD 2013 dan media LKS masing-masing ialah, Pakar Kurikulum SD 2013 dan Media LKS memberikan skor 4,00 dengan kategori “Baik” dan Pakar Kurikulum SD 2013 dan Media LKS (B) memberikan skor 4,06 dengan kategori “Baik”. Kualitas produk LKS oleh dua orang guru kelas II SD masing-masing ialah, Guru Kelas II SD Negeri Kalasan 1 memberikan skor 3,56 dengan kategori “Baik”. Berdasarkan hasil validasi aspek tersebut oleh Pakar Kurikulum SD 2013 dan Media LKS serta Guru Kelas II SD Negeri Kalasan 1, penelitian pengembangan ini menghasilkan produk berupa LKS dengan memperoleh skor rata-rata 3,73. Berdasarkan hal ini menunjukkan Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar.

Irna (2016) mengembangkan LKS berbasis kecerdasan ganda subtema kebersamaan dalam keberagaman untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.Jenis penelitian yang digunakan adalah pengembangan (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu produk berupa LKS berbasis Kecerdasan Ganda pada subtema Kebersamaan dalam Keberagaman untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil dari validasi dua ahli LKS berbasis kecerdasan ganda tersebut menghasilkan skor 3,85 (baik) dan 3,95 (sangat baik). Validasi dari dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 4,0 (baik) dan 4,05 (baik). LKS berbasis kecerdasan ganda tersebut menghasilkan rata-rata skor 3,96 dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam kategori “baik”. hal ini menunjukkan LKS berbasis kecerdasan ganda yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas 1V sekolah dasar dengan revisi sesuai saran.


(46)

25 Mustofa (2016) mengembangkan LKS berbasis observasi pada taman sekolah sebagai sumber belajar sains. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan pengembangan LKS berbasis observasi pada taman sekolah sebagai sumber belajar Sains di SD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian kelayakan LKS oleh: pakar materi sebesar 90% (sangat layak), pakar desain sebesar 96% (sangat layak), dan guru sebesar 93,18% (sangat layak). Hasil pengujian LKS pada kelas skala kecil kelas (IVB) menunjukkan: rerata aktivitas siswa sebesar 100%, siswa tuntas belajar sebanyak 92,11%, dengan rerata nilai sebesar 7,84. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan LKS berbasis observasi taman sekolah, layak untuk digunakan sebagai bahan ajar sains di SD N 1 Tinjomoyo Semarang.

Afifah (2016) mengembangkan LKS IPA berbasis metode percobaan. jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan LKS berbasis metode percobaan dan efektifitas LKS IPA berbasis metode percobaan serta peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan LKS berbasis metode percobaan IPA dalam pembelajaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa validasi penyajian LKS melalui angket oleh ahli media dengan presentase 62% , dengan kriteria cukup dari ahli materi dengan presentase 61% dengan kriteria cukup. Hasil angket aktifitas siswa dengan presentase 80% dengan tanggapan dari guru terhadap LKS berbasis metode percobaan sebesar 91%, tanggapan siswa sebesar 81% dan ketuntasan hasil belajar dengan > 70. Hasil pretest dengan rata-rata 69 dan postets dengan rata-rata 76, sehingga dalam pembelajaran mengalami peningkatan 100%. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan LKS berbasis metode percobaan kelas IV SD dapat digunakan dan meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pretest dan posttest.

Lombo (2016) mengembangkan LKS menggunakan model pembelajaran berbasis masalah mengacu kurikulum 2013 subtema Indonesiaku bangsa yang berbudaya untuk siswa kelas (V) Sekolah Dasar.jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu produk berupa LKS berbasis model PBM mengacu kurikulum


(47)

26 2013. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa validasi berpedoman pada 12 aspek LKS seperti 1) Identitas atau judul LKS, 2) Kompetensi Dasar yang akan dicapai, 3) Waktu penyelesaian, 4) Peralatan atau bahan yang dibutuhkan, 5) Informasi singkat, 6) Langkah kerja, 7) Tugas yang harus dilakukan, 8) laporan yang harus dikerjakan, 9) Masalah yang ditampilkan, 10) Aspek yang dikembangkan, 11) Penggunaan EYD, dan 12) Tampilan LKS. Menunjukkan bahwa LKS model PBM mengacu Kurikulum SD 2013 subtema Indonesiaku bangsa yang berbudaya untuk model PBM yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan.

Shalikhah (2016) mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk melatih keterampilan proses sains siswa kelas (IV) Sekolah Dasar. Penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D).Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifikpada materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit untuk SD/MI kelas (IV), 2) mengetahui proses pengembangan LKS IPA, 3) mengetahui kualitas LKS IPA, 4) mengetahui dampak penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik terhadap keterampilan proses sains siswa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa validasi ahli materi, kualitas produk LKS IPA memperoleh persentase penilaian 75% dengan kategori baik. Hasil validasi ahli media memperoleh persentase penilaian 91,25% dengan kategori sangat baik. Hasil penilaian teman sejawat dan guru memperoleh persentase penilaian 92,66% dengan kategori sangat baik. Hasil observasi keterampilan proses sains siswa yang menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifikdengan siswa yang tidak menggunakan LKS berbasis saintifik terdapat perbedaan secara signifikan, yaitu sig 0,01< 0,05. Hal ini membuktikan bahwa siswa yang menggunakan poduk LKS IPA berbasis saintifikdapat meningkatkan keterampilan proses sains dan produk LKS IPA layak digunakan sebagai media pembelajaran IPA di SD.

Berdasarkan penelitian relevan di atas, peneliti mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi. LKS yang dibuat berdasarkan model Dick & Carey yang telah dimodifikasi menjadi delapan tahapan. Keenam penelitian tersebut relevan terhadap penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti sehingga dapat menjadi referensi tentang penelitian yang berjudul “ pengembangan lembar kerja siswa IPA berbasis pendekatan saintifik


(48)

27 Yang diteliti adalah LKS IPA ,

Pendekatan saintifik, bentuk energi kelas IV

Lombo (2016) LKS, kurikulum 2013, siswa

kelas V SD

untuk siswa kelas 1V materi macam-macam energi”. LKS yang dikembangkan oleh peneliti memiliki empat karakteristik yaitu mengarahkan siswa untuk aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas, mengajak siswa untuk mencari informasi dari berbagai macam sumber yang beragam seperi di lingkungan sekolah, rumah, dan masyarakat, mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri, dan mengarahkan siswa untuk melakukan lima tahapan dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

Bagan 2.1 Literature map hasil penelitian yang relevan. 2.3 Kerangka Berpikir

Dalam proses belajar dan mengajar di sekolah seringkali kita jumpai berbagai macam strategi, metode, atau model pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa dalam proses belajar di kelas. Ada banyak cara yang dilakukan oleh guru untuk mempermudah dalam menyampaikan materi di dalam kelas agar siswa dapat memahami materi yang telah diberikan. Disini peneliti

Irna (2016) LKS, Subtema Kebersamaan Dalam Keberagaman, Siswa

Kelas IV SD. Bailaen (2016)

LKS, pendekatan saintifik, siswa kelas II SD

Mustofa (2016) LKS, Berbasis Observasi Pada Taman Sekolah Sebagai Sumber

BelajarSains, kelas IV SD.

Afifah (2015) LKS, IPA, siswa kelas IV SD.

Shalikhah (2016) LKS, IPA, pendekatan saintifik,Sains siswa kelas IV


(49)

28 meneliti pengembangan LKS berbasis pendekatan saintifik untuk siswa sekolah dasar.Penggunaan lembar kerja siswa untuk siswa Sekolah Dasar sangat membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari fungsi, tujuan, jenis-jenis, dan karakteristik LKS yang sesuai dengan tujuan kompetensi yang akan dicapai oleh siswa. Pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik terdiri dari beberapa tahap yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Pengembangan LKS berbasis pendekatan saintifik memfokuskan siswa untuk belajar secara mandiri, kritis, dan dapat menemukan sendiri informasi dari berbagai macam sumber yang didapat.

LKS IPA dengan materi macam-macam energi berisi tentang energi yang ada di lingkungan sekitar dan manfaat energi untuk kehidupan sehari-hari. Ada enam bentuk energi yang dibahas oleh peneliti yaitu energi panas, energi cahaya, energi listrik, energi bunyi, energi kimia, dan energi gerak. Dalam LKS berbasis pendekatan saintifik siswa diminta untuk aktif dalam bertanya, melakukan observasi dan pengamatan secara langsung terhadap benda-benda yang ada di sekitar, menalar dengan mengembangkan informasi yang telah didapat dari berbagai macam sumber, melakukan uji coba dengan melakukan kegiatan praktikum dengan panduan atau petunjuk yang ada pada LKS, dan mengomunikasikan hasil pekerjaan yang telah dilakukan kepada guru dan teman. Oleh karena itu pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik sangat membantu guru dalam menyampaikan materi dalam proses pembelajaran serta dapat mengetahui sejauh mana siswa paham akan materi yang disampaikan oleh guru.

2.4 Pertanyaan Penelitian

2.4.1 Bagaimana langkah-langkah pengembangan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi untuk siswa kelas IV SD tahun ajaran 2016/2017?

2.4.2 Bagaimana hasil validasi ahli terhadap pengembangan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi untuk siswa kelas IV SD tahun ajaran 2016/2017?


(50)

29 2.4.3.Bagaimana kualitas produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materimacam-macam energi untuk siswa kelas IVSD tahun ajaran 2016/2017?

2.4.4.Bagaimana dampak penggunaan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi terhadap hasil belajar siswa pada ujicoba lapangan terbatas?

2.4.5. Bagaimana dampak penggunaan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi terhadap hasil peningkatan nilai siswa pada uji coba lapangan terbatas?


(51)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, rangcangan penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian Research and Development (R&D). Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2008: 164). Penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2012: 40).

3.2 Setting Penelitian

Setting penelitian membahas mengenai objek penelitian, subjek penelitian, lokasi penelitian dan waktu penelitian.

3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD kelas IV. Untuk sampel penelitian ini peneliti mengambil siswa SD kelas 4 di SD Negeri Demangan Yogyakarta. Peneliti memilih enam siswa berdasarkan potensi akademik tinggi, sedang, dan rendah. Sekelompok siswa tersebut dipilih berdasarkan rekomendasi dari guru wali kelas. Peneliti juga mempunyai beberapa pertimbangan dalam memilih subjek berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di dalam kelas serta diskusi dengan guru kelas terkait potensi akademik yang dimiliki masing-masing siswa.

3.2.2 Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah produk LKS IPA dengan menggunakan pendekatan saintifik materi bentuk energi. Produk LKS ini dirancang untuk membantu siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh guru dan sebagai buku panduan siswa dalam melakukan kegiatan yang mencakup 5M dalam


(52)

31 pendekatan saitifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

3.2.3 Lokasi Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan untuk keperluan atau pengujian. Pengambilan data yang dilakukan di SD Negeri Demangan yang terletak di Jalan Munggur No.38, Demangan, Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Peneliti memilih SD Negeri Demangan sebagai tempat uji coba produk karena guru di SD Negeri Demangan belum terlalu memahami tentang pendekatan saintifik, minimnya penggunaan LKS di dalam proses pembelajaran, dan guru hanya menerapkan beberapa tahapan saintifik dalam pembelajaran IPA. Selain itu, SD Negeri Demangan lokasinya dekat dengan kampus sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan Juni s.d. Desember 2016. Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung kurang lebih selama tujuh bulan.

3.3 Rancangan Penelitian

Prosedur pengembangan yang dihasilkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah produk penelitian berupa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Penelitian dan pengembangan yang menghasilkan produk LKS dalam penelitian R and D ini, peneliti mengadopsi model yang dikembangkan oleh (Dick & Carey 2003, dalam Setyosari, (2013: 230-235). Terdapat sepuluh langkah dalam penelitian dan pengembangan tersebut yaitu: 1) analisis kebutuhan dan tujuan, 2) analisis pembelajaran, 3) analisis pembelajaran dan konteks, 4) merumuskan tujuan performansi, 5) mengembangkan instrumen, 6) mengembangkan strategi pembelajaran, 7) mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, 8) merancang dan melakukan evaluasi formatif, 9) melakukan revisi, dan 10) evaluasi sumatif. Penelitian R and D yang akan dilakukan adalah pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi. Langkah pengembangan LKS ini mengikuti langkah penelitian yang dikembangkan oleh Dick & Carey. Penelitian ini dibatasi hanya sampai pada evaluasi sumatif dan menghasilkan LKS IPA


(53)

32 berbasis pendekatan saintifik. Berikut ini merupakan model pengembangan yang disajikan dalam bentuk bagan 3.1

Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Dick & Carey Dari langkah-langkahtersebutdiatas,

berikutpenjelasansetiaptahappadapenelitian R & D Dick & Carey. 1. Analisis kebutuhan dan tujuan

Melakukan analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan program atau produk yang akan dikembangkan. Kegiatan analisis kebutuhan ini peneliti mengidentifikasi kebutuhan prioritas yang segera dipenuhi. Dengan menguji kebutuhan, peneliti akan mengetahui adanya suatu keadaan yang seharusnya ada dan keadaan nyata dilapangan yang sebenarnya. Dengan cara melihat kesenjangan yang terjadi, peneliti mencoba menawarkan suatu alternative pemecahan dengan cara mengembangkan suatu produk atau desain tertentu.

2. Analisis pembelajaran

Langkah berikutnya, peneliti melakukan analisis pembelajaran, yang mencakup keterampilan, proses, prosedur, dan tugas-tugas belajar untuk mencapai

Merumuskan tujuan khusus Analisis kebutuhan dan tujuan Merancang dan melakukan evaluasi formatif Evaluasi Sumatif Analisis pembelajaran Mengemban-gkan strategi pembelajaran Mengembang-kan dan memilih bahan pembelajaran Mengem-bangkan instrumen Melaku kan revisi Analisis pembelajar an dan konteks


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

132 Penulis bernama Maria Advensia Sari Kusumawati yang merupakan putri ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Hendrikus Parwoto dan Tarsisia Wasilah pada tanggal 17 Desember 1994. Penulis menempuh pendidikan dari SD Fransiskus Kalirejo Lampung Tengah pada tahun 1999-2001, SMP Negeri Kalirejo Lampung Tengah pada tahun 2007-2010, dan SMA Xaverius Pringsewu Lampung pada tahun 2010-2013. Saat ini penulis sedang menempuh di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Di lingkup universitas, penulis pernah bergabung dalam beberapa kepanitiaan antara lain panitia kegiatan Ekaristi Kaum Muda tahun 2013 yang diselenggarakan oleh Campus Ministry Universitas Sanata Dharma dan devisi medis Festival Sanata Dharma tahun 2015.

Beberapa seminar, workshop, dan pelatihan yang pernah diikuti penulis antara lain, Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa tahun 2014, Inisiasi Mahasiswa Baru Keguruan tahun 2013, Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar tahun 2014, Week End Moral tahun 2014, seminar Reinventing Childhood Education tahun 2015, seminar Pacaran Dengan Akal Sehat tahun 2014, dan seminar Indonesia Mengajar tahun 2014.