UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP AKP GALANG T.A 2015/2016.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT DI

KELAS VII SMP AKP GALANG T.A 2015/2016

Oleh :

Mey Linda Shilviana br Saragih NIM. 4123111048

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2016


(2)

i

Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Pada Materi Bangun Datar Segi Empat Di Kelas VII SMP AKP Galang T.A 2015/2016

Nama Mahasiswa : Mey Linda Shilviana br Saragih

NIM : 4123111048

Program Studi : Pendidikan Matematika

Jurusan : Matematika

Menyetujui

Dosen Pembimbing Skripsi,

Drs. Yasifati Hia, M. Si NIP. 19630401 198903 1 004

Mengetahui:

FMIPA UNIMED Jurusan Matematika

Dekan, Ketua,

Dr. Asrin Lubis, M.Pd Dr. Edy Surya, M.Si NIP. 19601002 198703 1 004 NIP. 19671019 199203 1 003


(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan Kasih Karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu dan rencana yang diharapkan.

Skripsi berjudul ”Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Pada Materi Bangun Datar Segi Empat di Kelas VII SMP AKP Galang T.A 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2. Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA Universitas Negeri Medan

3. Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika

4. Bapak Drs.Zul Amry, M.Si, Ph.D. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

5. Drs. Yasifati Hia, M.Si sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini.

6. Bapak Prof. Dr. Siagian, M.Pd, Bapak Drs.M.Panjaitan, M.Pd dan Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Prof. Dian Armanto, MPd, MA, MSc, Ph.D selaku pembimbing Akademik

8. Kepada seluruh bapak ibu Dosen beserta staf pegawai jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.


(4)

iv

9. Kepala Sekolah AKP Galang Ibu Dian Anggraini, S.Pd,M.M, dan Ibu R.Sembiring,S.Pd guru Matematika SMP AKP Galang yang telah banyak membantu selama penelitian ini.

10.Teristimewa untuk kedua orangtuaku L.Saragih dan R.Sembiring serta saudara-saudara saya Herdy Winata Saragih, Rizha Rinaldy Saragih dan Leo Marko Saragih, terimakasih atas dukungan, kerja keras, kasih sayang dan doa-doa yang diberikan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi saya ini

11.Sahabat-sahabatku yang tak terlupakan Astrid, Meydayanti, Hotdita, Irma, Diamony, Febri, Saripa, Rikardo, Rina dan Efri terimakasih untuk dukungan dan semangatnya

12.Teman-teman seperjuanganku Pendidikan Matematika kelas C 2012 13.Kost 58 Devi, Agnes, Wira, Chyntia dan Kak Novi

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Harapan dari penulis agar kiranya skripsi ini bermanfaat memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2016 Penulis,

Mey Linda Shilviana NIM 41231111048


(5)

v

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP AKP

GALANG T.A.2015/2016 Mey Linda Shilviana br Saragih

(NIM 4123111048) ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui strategi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi bangun datar segi empat di kelas VII-1 SMP AKP Galang, (2) Untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VII-1 SMP AKP Galang setelah diterapkannya model pembelajaran talking stick pada materi bangun datar segi empat.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-1 SMP AKP Galang T.A 2015/2016 yang berjumlah 30 orang siswa dan objek penelitian ini adalah Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Talking Stick pada Materi Bangun Datar Segi Empat di Kelas VII SMP AKP Galang T.A 2015/2016.. Instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi, tes dan dokumentasi.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus, masing-masing terdiri dari 2 kali pertemuan. Setiap akhir pertemuan diberikan tes kemampuan komunikasi matematika. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh Dari tes awal yang diberikan diperoleh nilai rata-rata kelas pada tes awal ini yaitu 51,5. Dan sebanyak 23,33% yang telah mencapai ketuntasan pada komunikasi matematika. Dari pemberian tes kemampuan komunikasi matematika I diperoleh bahwa kemampuan komunikasi matematika siswa mengalami peningkatan sebesar 30 % yakni dari 23,3% menjadi 53,3% dengan nilai rata-rata kelas 63,3. Dari tes kemampuan komunikasi matematika II diperoleh bahwa kemampuan komunikasi matematika siswa mengalami peningkatan sebesar 33,34% dari 53,3% menjadi 86,67% dengan rata-rata nilai tes kemampuan komunikasi matematika II siswa adalah 72,6

Dari perolehan hasil tes kemampuan komunikasi matematika yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model kooperatif tipe talking stick dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi bangun datar segi empat di kelas VII SMP AKP Galang T.A 2015/2016


(6)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ii

KATA PENGANTAR iii

ABSTRAK v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 7 1.3.Batasan Masalah 8

1.4.Rumusan Masalah 8 1.5.Tujuan Penelitian 8

1.6.Manfaat Penelitian 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 10 2.1.1. Pengertian komunikasi 10 2.1.1.1. Aspek-Aspek Komunikasi 11 2.1.1.2. Komunikasi Matematika 13

2.1.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Matematika 16 2.1.2. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika 17 2.1.3. Belajar Menurut Pendekatan Konstruktivisme 19 2.1.4. Model Pembelajaran 20 2.1.4.1 Model Pembelajaran Kooperatif 20 2.1.4.1.1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick 22


(7)

vii

2.1.5. Materi Bangun Datar Segi Empat 28

2.2 Penelitian yang Relevan 33

2.3 Kerangka Konseptual 34

2.4 Hipotesis Tindakan 35

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian 37

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 37

3.2.1. Subjek Penelitian 37

3.2.2. Objek Penelitian 37

3.3. Jenis Penelitian 37

3.4. Prosedur Penelitian 38

3.5. Alat Pengumpulan Data 42

3.5.1. Tes 42

3.5.2. Lembar Observasi 43

3.6. Teknik Analisis Data 42

3.6.1. Reduksi Data 42

3.6.2. Paparan Data 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 50

4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I 50

4.1.1.1 Permasalahan 50

4.1.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I 51 4.1.1.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan I 51

4.1.1.4Observasi I 53

4.1.1.5 Analisis Data I 55

4.1.1.6 Refleksi I 57

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II 58


(8)

viii

4.1.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II 58 4.1.2.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan II 59

4.1.2.4 Observasi II 60

4.1.2.5 Analisis Data II 63

4.1.2.6 Refleksi II 64

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 65

4.3 Temuan Penelitian 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 67

5.2 Saran 68


(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Bobot Skor Setiap Komponen Jawaban Kemampuan 41 Komunikasi

Tabel 3.2 Tingkat Kemampuan Komunikasi Siswa 44 Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Observasi Guru Pada Siklus I 51 Tabel 4.2 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes Kemampuan

Komunikasi Matematika Siswa Siklus I 52

Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Observasi Guru Pada Siklus II 58 Tabel 4.4 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes Kemampuan


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Penyelesaian Siswa Pada Tes Kemampuan Awal 68

(Lampiran 2)

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 34


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Test Kemampuan Awal 71

Lampiran 2 Penyelesaian Siswa Pada Tes Kemampuan Awal 72

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (RPP) Siklus I 73

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (RPP) Siklus I 83

Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa I (LAS) Siklus I 92

Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa II(LAS) Siklus I 98

Lampiran 7 Alternatif Penyelesaian LAS I 106

Lampiran 8 Alternatif Penyelesaian LAS II 110

Lampiran 9 Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 116

Lampiran 10 Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 117

Lampiran 11 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Komunikasi 119

Matematika I

Lampiran 12 Lembar Observasi Kegiatan Guru I Siklus I 123

Lampiran 13 Lembar Observasi Kegiatan Guru II Siklus I 127

Lampiran 14 Lembar Validasi Tes Kemampuan Komunikasi 131

Matematika I

Lampiran 15 Bobot Skor Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 137


(12)

xii

Lampiran 17 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV (RPP) Siklus II 148

Lampiran 18 Lembar Observasi Kegiatan Guru II Siklus II 156

Lampiran 19 Lembar Observasi Kegiatan Guru IV Siklus I 160

Lampiran 20 Lembar Aktivitas Siswa III (LAS) Siklus II 164

Lampiran 21 Lembar Aktivitas Siswa IV (LAS) Siklus II 171

Lampiran 22 Alternatif Penyelesaian LAS IIII 178

Lampiran 23 Alternatif Penyelesaian LAS IV 184

Lampiran 24 Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II 188

Lampiran 25 Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II 189

Lampiran 26 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Komunikasi

Matematika II 190

Lampiran 27 Lembar Validasi Tes Kemampuan Komunikasi

Matematika II 193

Lampiran 28 Tabel Hasil Tes Kemampuan Awal Siswa 195

Lampiran 29 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Berdasarkan Aspek yang diukur Pada Siklus I 197

Lampiran 30 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Setiap Siswa

Pada Siklus I 199

Lampiran 31 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Berdasarkan Aspek yang diukur Pada Siklus II 201

Lampiran 32 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Setiap Siswa

Pada Siklus II 203


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam pertumbuhan dan perkembangannya manusia selalu mengadakan berbagai usaha atau upaya untuk mengembangkan kehidupannya. Manusia harus mampu menghadapi perubahan dan permasalahan yang timbul dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat, manusia juga harus menemukan jati dirinya, dan manusia tidak pernah berhenti belajar agar dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi. Sehubungan dengan upaya- upaya tersebut maka pendidikan akan memegang peranan penting.

Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Di dalam dunia pendidikan matematika memegang peranan yang cukup penting. Matematika tidak dapat dipisahkan dari ilmu pengetahuan dan teknologi, karena matematika dapat melatih seseorang berfikir secara logis, sistematis, kreatif, krisis dan tertampil serta kemampuan bekerja sama.

Tujuan pembelajaran matematika yang dirumuskan oleh National Council of Teacher of Mathematics (2000) yaitu: (1) belajar untuk berkomunikasi (mathematical communication), (2) belajar untuk bernalar ( mathematical reasoning ), (3) belajar untuk memecahkan masalah (mathematical problem solving), (4) belajar untuk mengaitkan ide (mathematical connections), (5) pembentukan sikap positif terhadap matematika ( positive attitudes toward mathematics ).


(14)

2

Meskipun matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting dalam dunia pendidikan, matematika tetap saja menjadi mata pelajaran yang sulit dan tidak disenangi oleh siswa. Hal itu terungkap dalam data UNESCO (dalam Huzzah, 2008) bahwa :

Mutu pendidikan Indonesia, terutama dalam mata pelajaran matematika masih rendah. Hal ini ditunjukkan dari peringkat matematika Indonesia yang berada di deretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini Indonesia belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Frederick salah satu hal yang menyebabkan rendahnya kemampuan matematika siswa yaitu pemberian soal yang terlalu kaku, dimana soal tersebut lebih banyak diekspresikan dalam bahasa dan simbol matematika dan diset dalam konteks yang jauh dari realtitas kehidupan sehari-hari. Akibat dari itu Firman selaku ketua Asosiasi Guru Matematika Indonesia (AGMI) berpendapat bahwa banyak siswa yang merasa kesulitan dan menganggap matematika sebagai pelajaran yang tidak menyenangkan.

Salah satu faktor yang menyebabkan hasil belajar matematika siswa menjadi kurang adalah rendahnya kemampuan komunikasi matematika siswa yang dapat menghambat pemahaman dan penguasaan konsep materi dalam pembelajaran matematika. Hal ini sesuai dengan pendapat Ansari yang menyatakan bahwa : “ Semakin tinggi kemampuan komunikasi matematik siswa, semakin tinggi pula pemahaman yang di tuntut pada siswa”.(Ansari, 2009:19)

Untuk itu kemampuan komunikasi matematika perlu ditumbuhkembangkan di kalangan siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Broody (dalam Ansari, 2009:4) yang menyebutkan :

Setidaknya ada dua alasan penting, mengapa komunikasi dalam matematika perlu ditumbuhkembangkan di kalangan siswa. Pertama, mathematics as language, artinya matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir ( a tool to aid thinking), alat untuk menemukan pola, menyelesaikan masalah atau mengambil kesimpulan, tetapi matematika juga sebagai suatu alat yang berharga untuk mengkomunikasikan berbagai ide secara jelas, tepat dan cermat. Kedua, mathematics learning as social activity, artinya sebagai aktivitas social dalam pembelajaran matematika, matematika juga sebagai wahana interaksi antarsiswa, dan juga komunikasi antara guru dan siswa.


(15)

3

Kemampuan komunikasi matematika merupakan salah satu kemampuan dasar yang sangat penting untuk dimiliki siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam matematika. Menurut Ramdani (2012) komunikasi matematika ialah kemampuan untuk berkomunikasi yang meliputi kegiatan penggunaan keahlian menulis, menyimak, menelaah, menginterpretasikan, dan mengevaluasi (ide, simbol, istilah, serta informasi matematika) yang diamati melalui proses mendengar, mempresentasi, dan diskusi).

Meskipun kemampuan komunikasi matematika perlu ditumbuhkembangkan di kalangan siswa tetapi kemampuan komunikasi matematika tersebut masih belum dapat diupayakan peningkatannya dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Ansari (2009:5) yang menyatakan bahwa:

Dalam proses pembelajaran kemampuan komunikasi matematika belum sepenuhnya dikembangkan secara tegas, padahal sebagaimana diungkapkan oleh para matematikawan bahwa komunikasi matematika merupakan salah satu kompetensi yang perlu diupayakan peningkatannya sebagaimana kompetensi lainnya, seperti bernalar dan pemecahan masalah. Suatu cara untuk mengungkapkan kemampuan komunikasi matematika di kalangan siswa pada semua tingkat sekolah adalah dengan representasi yang relevan. Representasi adalah bentuk baru sebagai hasil translasi dari suatu masalah atau idea atau translasi suatu diagram atau model fisik ke dalam symbol atau kata-kata.

Cal, Lane & Jakabesin juga memberikan beberapa contoh representasi matematika dan pengembangan kemampuan representasi dalam mengungkapkan kemampuan komunikasi matematika ( dalam Ansari, 2009: 5) yaitu :

Representasi matematika dapat berupa sajian visual seperti gambar (drawing), grafik (chart), dan table (table), serta persamaan aljabar (mathematical expression) dan menulis dengan bahasa sendiri baik formal maupun informal (written texts). Untuk mengembangkan kemampuan representasi diperlukan pemahaman matematika (mathematical knowledge), yaitu pemahaman terhadap konsep, prinsip, dan strategi penyelesaian.

Namun pada kenyataannya kemampuan komunikasi matematika siswa tidak seperti yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan oleh hasil tes kemampuan awal


(16)

4

yang dilakukan peneliti di SMP AKP Galang pada kelas VII-1 T.A 2015/2016. Dari hasil tes kemampuan awal yang dilakukan peneliti terhadap materi bangun datar segi empat dari 30 siswa yang diberi tes terdapat 60% siswa tidak dapat melukiskan gambar dan membaca gambar dengan benar, 73,33% siswa tidak dapat memberikan argumentasi terhadap permasalahan matematika, dan 80% siswa belum bisa melakukan representasi yaitu menterjemakan suatu masalah atau ide ke dalam simbol atau bahasa matematika dengan benar. Berdasarkan tes tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan tertulis komunikasi matematika siswa kelas VII-1 di SMP AKP Galang masih rendah.

Sejalan dengan itu, berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh Qohar (2010:5) menyatakan bahwa :

Kemampuan siswa dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan masih tergolong rendah. Siswa kesulitan untuk mengungkapkan pendapatnya, walaupun sebenarnya ide dan gagasan sudah ada di pikiran mereka. Hal ini diduga bahwa siswa takut salah dalam mengungkapkan gagasan-gagasannya, di samping itu siswa juga kurang terbiasa dengan mengkomunikasikan gagasannya secara lisan.

Selain berdasarkan hasil tes kemampuan awal, kemampuan komunikasi matematika siswa yang masih rendah juga didukung oleh data dari Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang menunjukkan bahwa penekanan pembelajaran matematika di Indonesia lebih banyak pada penguasaan keterampilan dasar, hanya sedikit sekali penekanan penerapan matematika dalam konteks kehidupan sehari-hari, berkomunikasi secara matematika dan bernalar secara matematika

Selain rendahnya kemampuan komunikasi matematika siswa, dari hasil tes awal juga ditemukan bahwa siswa kurang memahami konsep bangun datar segi empat. Hal ini dilihat dari kurang mampunya siswa dalam memberikan gambaran penyelesaian terhadap permasalahan matematika dimana siswa kurang mampu menghubungkan antara apa yang diketahui dalam soal dan apa yang ditanyakan serta kurang mampu dalam menganalisis keterkaitan antara keduanya sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan masalah dalam matematika.


(17)

5

Karena rendahnya kemampuan komunikasi matematika siswa tersebut dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa seperti yang dikatakan oleh Gagne

Hasil belajar berupa Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.

(http://aniendriani.blogspot.co.id/2011/03/pengertian-hasil-belajar.html) Sehingga diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa yaitu dengan melakukan perbaikan proses pembelajaran sehingga siswa dapat belajar secara efektif. Hal ini dilakukan karena berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan di kelas VII-3 AKP Galang proses pembelajaran matematika masih berpusat kepada guru dimana pembelajaran masih dominan dengan metode ceramah dan siswa lebih banyak pasif sebagai pendengar. Selain itu sampai saat ini proses pembelajaran masih didominasi oleh guru.

Hal ini sesuai dengan pendapat Shoimin (2014:17) yang menyatakan bahwa:

Sebagian besar guru mengajar menggunakan metodologi mengajar tradisional. Cara mengajar tersebut bersifat otoriter dan berpusat pada guru (teacher centered). Kegiatan pembelajaran berpusat pada guru, sedangkan siswa hanya dijadikan sebagai objek bukan sebagai subjek. Guru memberikan ceramah kepada siswa-siswanya sementara siswa hanya mendengarkan. Hal tersebut menyebabkan siswa menjadi jenuh sehingga sulit menerima materi-materi yang di berikan oleh guru. Selain itu, komunikasi yang terjadi hanya sebatas satu arah, yaitu guru ke siswa. Pembelajaran paling efektif yang diupayakan dapat mengatasi permasalahan rendahnya kemampuan komunikasi matematika siswa yaitu pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif.


(18)

6

Model pembelajaran kooperatif dipandang sebagai proses pembelajaran yang aktif, sebab peserta didik akan lebih banyak belajar melalui proses pembentukan (contructing) dan penciptaan, kerja dalam kelompok dan berbagi pengetahuan serta tanggung jawab individu tetap merupakan kunci keberhasilan pembelajaran.

Hal ini sesuai dengan pendapat Daryanto (2012:228) yang mengatakan bahwa:

Model pembelajaran kooperatif diyakini dapat memberi peluang peserta didik untuk terlibat dalam diskusi, berpikir kritis, berani dan mau mengambil tanggung jawab untuk pembelajaran mereka sendiri. Meskipun model pembelajaran kooperatif mengutamakan peran aktif peserta didik bukan berarti pengajar tidak berpartisipasi, sebab dalam proses pembelajaran pengajar berperan sebagai perancang, fasilitator dan pembimbing proses pembelajaran.

Selanjutnya Ansari (2009:9) juga mengemukakan bahwa:

Manfaat pembelajaran kooperatif yaitu terjadinya sharingprocess antar peserta belajar, sehingga diharapkan dapat mewujudkan pemahaman bersama diantara mereka. Bentuk sharing ini dapat berupa curah pendapat, saran kelompok dan feedback dari guru sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengkomunikasikan pikirannya, sehingga terjadi komunikasi yang dapat meningkatkan hasil belajar.

Dari kedua pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat menumbuhkan kemampuan komunikasi siswa sehingga pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dapat meningkat dan hal tersebut akan berbanding lurus dengan hasil belajarnya. Selain itu pembelajaran kooperatif dapat menimbukan pembelajaran efektif.

Ada beberapa metode-metode pembelajaran kooperatif yang diupayakan dapat melatih kemampuan komunikasi matematika dalam pembelajaran matematika, salah satunya adalah tipe talking stick. Hal ini sesuai dengan pendapat Shoimin (2014:198) mengungkapkan bahwa:

Pembelajaran dengan metode talking stick mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat. Strategi ini diawali dengan penjelasan guru mengenai materi pokok yang akan di pelajari. Kemudian dengan


(19)

7

bantuan stick ( tongkat ) yang bergulir peserta didik dituntun untuk merefleksikan atau mengulang kembali materi yang sudah dipelajari dengan cara menjawab pertanyaan dari guru. Siapa yang memegang tongkat, dialah yang wajib menjawab pertanyaan ( talking ).

Bangun datar segi empat sangat cocok diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick. Hal ini dikarenakan banyak permasalahan di kehidupan sehari-hari yang dapat dikaitkan dengan materi bangun datar segi empat sehingga siswa lebih mudah dalam memahami dan mengungkapkan argumennya dalam memecahkan permasalahan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Pada Materi Bangun Datar Segi Empat Di Kelas VII SMP AKP Galang T.A 2015/2016”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat diidentifikasikan masalah yang timbul sebagai berikut :

1. Siswa masih menganggap matematika sebagai pelajaran yang tidak menyenangkan.

2. Hasil belajar matematika siswa rendah.

3. Kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VII-1 SMP AKP Galang masih rendah.

4. Proses pembelajaran yang terjadi di kelas VII-1 SMP AKP Galang masih berpusat pada guru.

5. Siswa kelas VII-1 SMP AKP Galang masih kurang memahami konsep bangun datar.

6. Guru belum pernah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick di kelas VII-1 SMP AKP Galang sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika dalam pembelajaran matematika.


(20)

8

1.3 Batasan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick sebagai upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi bangun datar segi empat di kelas VII-1 SMP AKP Galang.

1.4 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana strategi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking

stick dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi bangun datar segi empat di kelas VII-1 SMP AKP Galang?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada materi bangun datar segi empat di kelas VII-1 SMP AKP Galang?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui strategi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi bangun datar segi empat di kelas VII-1 SMP AKP Galang.

2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VII-1 SMP AKP Galang setelah diterapkannya model pembelajaran talking stick pada materi bangun datar segi empat.


(21)

9

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi siswa

a. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas, baik dalam hal bekerjasama, berkomunikasi, dan berfikir kritis.

b. Meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa dalam belajar matematika yang berdampak positif terhadap pembelajaran dan hasil belajar matematika siswa.

2. Bagi guru

a. Memperoleh pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan komuniksasi siswa dengan menggunakan model pembelajaran tipe talking stick.

b. Sebagai referensi bagi guru untuk dapat menggunakan model pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan materi yang diajarkan. 3. Bagi peneliti

a. Akan diperoleh pemecahan masalah dalam penelititan apakah model pembelajaran kooperatif tipe talking stick dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa.

b. Sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon guru dimasa yang akan datang.


(22)

67 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada BAB IV dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Strategi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick yang dilakukan adalah sebagai berikut :

- Guru menjelaskan materi dengan alat peraga - Memberikan LAS kepada setiap siswa

- Menghidupkan musik sambil menjalankan tongkat secara bergulir kepada setiap siswa, siswa yang terakhir memegang tongkat harus menjawab soal

- Memberi catatan sebagai kesimpulan materi - Menutup pelajaran

2. Dari tes awal yang diberikan diperoleh nilai rata-rata kelas pada tes awal ini yaitu 51,5. Dan sebanyak 23,33% yang telah mencapai ketuntasan pada komunikasi matematika (nilainya ≥ 65). Dari pemberian tes kemampuan komunikasi matematika I diperoleh bahwa kemampuan komunikasi matematika siswa mengalami peningkatan sebesar 30 % yakni dari 23,3% menjadi 53,3% dengan nilai rata-rata kelas 63,3. Dari tes kemampuan komunikasi matematika II diperoleh bahwa kemampuan komunikasi matematika siswa mengalami peningkatan sebesar 33,34% dari 53,3% menjadi 86,67% dengan rata-rata nilai tes kemampuan komunikasi matematika II siswa adalah 72,6


(23)

68

5.2. Saran

1. Kepada guru matematika agar terbuka untuk menerima mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif selama pembelajaran agar selalu ada peningkatan kualitas pembelajaran baik dari proses maupun hasil belajar siswa. Dan strategi pembelajaran talking stick merupakan salah satu diantaranya.

2. Guru selalu mensuport/membantu dan memotivasi siswa untuk terbiasa membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan agar siswa mempunyai percaya diri dalam berinteraksi dengan sesama siswa.

3. Guru harus memiliki sikap keterbukaan, kesediaan menerima kritik dan saran terhadap kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran.

4. Kepada siswa diharapkan lebih aktif dalam proses belajar mengajar agar mencapai hasil belajar yang lebih baik.


(24)

69

DAFTAR PUSTAKA

Ansari, Bansul, (2009), Komunikasi Matematik : Konsep dan Aplikasi, Pena, Banda Aceh.

Arikunto, S, (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Asmin & Abil Mansyur, (2014), Pengukuran dan Penelitian Hasil Belajar Dengan Analisis Klasik dan Modern, LARISPA, Medan.

Darkasyi,Muhammad, (2014), Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Motivasi Siswa dengan Pembelajaran Pendekatan Quantum Learning pada Siswa SMP Negeri 5 Lhokseumawe, Jurnal, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Daryanto, (2012), Model Pembelajaran Inovatif, Gava Media, Yogyakarta.

Herdian, (2010), http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-komunikasi-matematis/ (diakses pada tanggal 5 Desember 2015).

Huzzah, (2008), http://m.topix.com/forum/world/Indonesia/ (diakses pada tanggal 17 Desember 2015).

Ngalim, Purwanto, (2012), Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Maulana, (2014), http://koffieenco.blogspot.com/2014/01/model-pembelajaran-langsung.html/ ( diakses pada tanggal 18 Desember 2015).

Qohar, Abdul, (2010), Mengembangkan Kemampuan Pemahaman Koneksi dan Komunikasi Matematika Serta Kemandirian Belajar Matematika Siswa SMP Melalui Reciprocal Teaching, Thesis, UPI, Bandung.

Rachmayani, Dwi (2014), Penerapan Pembelajaran Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kemandirian


(25)

70

Belajar Matematika, Jurnal Pendidikan UNSIKA, Universitas Muhamadiyah Jakarta.

Ramdani, (2012), Peningkatan Komunikasi Belajar Matematika Dengan Strategi Partners in Learning, Skripsi, Universitas Muhammadiyah, Surakarta. Shoimin, Aris, (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013,

AR- RUZZ MEDIA, Yogyakarta.

Sumarno, (2004), Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP Di Kota Bandung Dengan pendekatan Realistic Mathematics educations Pada Siswa SMP Di Kota Bandung, Jurnal Ilmiah ,STKIP Siliwangi Bandung

Syarif, Kemali, (2014), Perkembangan Peserta Didik, UNIMED PRESS, Universitas Negeri Medan.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif, Prenada Media Group, Jakarta.

Wahyuni & Baharuddin, (2015), Teori Belajar & Pembelajaran, AR-RUZZ MEDIA, Yogyakarta.

Warsita, (2008) http://dedi26.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html/ (diakses pada tanggal 18 Desember 2015).


(1)

1.3 Batasan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick sebagai upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi bangun datar segi empat di kelas VII-1 SMP AKP Galang.

1.4 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana strategi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking

stick dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi bangun datar segi empat di kelas VII-1 SMP AKP Galang?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada materi bangun datar segi empat di kelas VII-1 SMP AKP Galang?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui strategi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi bangun datar segi empat di kelas VII-1 SMP AKP Galang.

2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VII-1 SMP AKP Galang setelah diterapkannya model pembelajaran talking stick pada materi bangun datar segi empat.


(2)

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi siswa

a. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas, baik dalam hal bekerjasama, berkomunikasi, dan berfikir kritis.

b. Meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa dalam belajar matematika yang berdampak positif terhadap pembelajaran dan hasil belajar matematika siswa.

2. Bagi guru

a. Memperoleh pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan komuniksasi siswa dengan menggunakan model pembelajaran tipe talking stick.

b. Sebagai referensi bagi guru untuk dapat menggunakan model pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan materi yang diajarkan. 3. Bagi peneliti

a. Akan diperoleh pemecahan masalah dalam penelititan apakah model pembelajaran kooperatif tipe talking stick dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa.

b. Sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon guru dimasa yang akan datang.


(3)

67 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada BAB IV dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Strategi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick yang dilakukan adalah sebagai berikut :

- Guru menjelaskan materi dengan alat peraga - Memberikan LAS kepada setiap siswa

- Menghidupkan musik sambil menjalankan tongkat secara bergulir kepada setiap siswa, siswa yang terakhir memegang tongkat harus menjawab soal

- Memberi catatan sebagai kesimpulan materi - Menutup pelajaran

2. Dari tes awal yang diberikan diperoleh nilai rata-rata kelas pada tes awal ini yaitu 51,5. Dan sebanyak 23,33% yang telah mencapai ketuntasan pada komunikasi matematika (nilainya ≥ 65). Dari pemberian tes kemampuan komunikasi matematika I diperoleh bahwa kemampuan komunikasi matematika siswa mengalami peningkatan sebesar 30 % yakni dari 23,3% menjadi 53,3% dengan nilai rata-rata kelas 63,3. Dari tes kemampuan komunikasi matematika II diperoleh bahwa kemampuan komunikasi matematika siswa mengalami peningkatan sebesar 33,34% dari 53,3% menjadi 86,67% dengan rata-rata nilai tes kemampuan komunikasi matematika II siswa adalah 72,6


(4)

5.2. Saran

1. Kepada guru matematika agar terbuka untuk menerima mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif selama pembelajaran agar selalu ada peningkatan kualitas pembelajaran baik dari proses maupun hasil belajar siswa. Dan strategi pembelajaran talking stick merupakan salah satu diantaranya.

2. Guru selalu mensuport/membantu dan memotivasi siswa untuk terbiasa membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan agar siswa mempunyai percaya diri dalam berinteraksi dengan sesama siswa.

3. Guru harus memiliki sikap keterbukaan, kesediaan menerima kritik dan saran terhadap kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran.

4. Kepada siswa diharapkan lebih aktif dalam proses belajar mengajar agar mencapai hasil belajar yang lebih baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ansari, Bansul, (2009), Komunikasi Matematik : Konsep dan Aplikasi, Pena, Banda Aceh.

Arikunto, S, (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Asmin & Abil Mansyur, (2014), Pengukuran dan Penelitian Hasil Belajar Dengan Analisis Klasik dan Modern, LARISPA, Medan.

Darkasyi,Muhammad, (2014), Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Motivasi Siswa dengan Pembelajaran Pendekatan Quantum Learning pada Siswa SMP Negeri 5 Lhokseumawe, Jurnal, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Daryanto, (2012), Model Pembelajaran Inovatif, Gava Media, Yogyakarta.

Herdian, (2010), http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-komunikasi-matematis/ (diakses pada tanggal 5 Desember 2015).

Huzzah, (2008), http://m.topix.com/forum/world/Indonesia/ (diakses pada tanggal 17 Desember 2015).

Ngalim, Purwanto, (2012), Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Maulana, (2014), http://koffieenco.blogspot.com/2014/01/model-pembelajaran-langsung.html/ ( diakses pada tanggal 18 Desember 2015).

Qohar, Abdul, (2010), Mengembangkan Kemampuan Pemahaman Koneksi dan Komunikasi Matematika Serta Kemandirian Belajar Matematika Siswa SMP Melalui Reciprocal Teaching, Thesis, UPI, Bandung.

Rachmayani, Dwi (2014), Penerapan Pembelajaran Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kemandirian


(6)

Belajar Matematika, Jurnal Pendidikan UNSIKA, Universitas Muhamadiyah Jakarta.

Ramdani, (2012), Peningkatan Komunikasi Belajar Matematika Dengan Strategi Partners in Learning, Skripsi, Universitas Muhammadiyah, Surakarta. Shoimin, Aris, (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013,

AR- RUZZ MEDIA, Yogyakarta.

Sumarno, (2004), Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP Di Kota Bandung Dengan pendekatan Realistic Mathematics educations Pada Siswa SMP Di Kota Bandung, Jurnal Ilmiah ,STKIP Siliwangi Bandung

Syarif, Kemali, (2014), Perkembangan Peserta Didik, UNIMED PRESS, Universitas Negeri Medan.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif, Prenada Media Group, Jakarta.

Wahyuni & Baharuddin, (2015), Teori Belajar & Pembelajaran, AR-RUZZ MEDIA, Yogyakarta.

Warsita, (2008) http://dedi26.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html/ (diakses pada tanggal 18 Desember 2015).


Dokumen yang terkait

IDENTIFIKASI TINGKAT KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT

0 3 16

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP DENGAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN TALKING STICK DENGAN MAKE A MATCH PADA MATERI GAYA

0 40 54

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KUPANG TEBA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 3 38

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING SISWA KELAS VII SMP MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT

0 0 8

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT Fachrudin Ruzi

0 0 12

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT SISWA KELAS VII DI MTs NEGERI 6 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 19

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT SISWA KELAS VII DI MTs NEGERI 6 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 2 17

KEMAMPUAN METAKOGNISI SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI BANGUN DATAR DI KELAS VII SMP

0 5 13

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DI KELAS V SD

0 0 8

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATI TIPE TALKING STICK (TONGKAT BERBICARA) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 07 BANGKALAN PADA MATERI PECAHAN Munifah Guru SDN Martajasah Bangkalan Email:

0 0 10