PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Orang Tua dengan Status Gizi Anak di Bawah 5 Tahun di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Nusukan Surakarta.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Permasalahan gizi dalam pembangunan kependudukan masih menjadi
masalah yang utama dalam tatanan kependudukan dunia. Oleh karena itu,
permasalahan ini menjadi salah satu butir penting yang menjadi kesepakatan
global dalam Milleneum Development Goals (MGDs). Setiap negara harus
mampu mengurangi angka balita yang mempunya gizi kurang dan gizi buruk
sehingga akan mencapai 15% pada tahun 2015 (Saputra & Nurizka, 2012).
Anak merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan yang
sangat pesat sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat
badannya. Peran orang tua sangat penting dalam pemenuhan gizi karena
dalam saat seperti ini anak sangat membutuhkan perhatian dan dukungan
orang tua dalam menghadapi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
pesat. Untuk mendapatkan gizi–gizi yang baik diperlukan pengetahuan gizi
yang baik dari orang tua agar dapat menyediakan menu pilihan yang
seimbang (Devi, 2012).
Menurut Sulystioningsih (2012) mengkonsumsi makanan yang
mengandung gizi sangat mempengaruhi status gizi kesehatan seseorang yang
merupakan modal utama bagi kesehatan individu. Asupan gizi yang salah atau

tidak sesuai dengan kebutuhan akan menimbulkan masalah kesehatan istilah
malnutrisi (gizi salah) diartikan sebagai keadaan asupan gizi yang salah,
dalam bentuk asupan berlebih ataupun berkurang, sehingga menyebabkan
ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan asupan. Masalah kesehatan di
Indonesia dan negara berkembang pada umumnya masih didominasi oleh 4
masalah gizi, yaitu kurang energi protein (KEP), masalah anemia besi,
masalah gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), masalah kekurangan
vitamin A (KVA) dan masalah obesitas terutama di kota-kota besar. Hasil
penelitian sari dalam Astuti & Sulistiowaty (2013) mengatakan bahwa
pengetahuan orang tua yang baik akan mempengaruhi pola konsumsi

1

2

makanan sehingga akan terjadi status gizi yang baik bagi anaknya.
Pengetahuan orang tua bisa di peroleh dari pendidikan formal atau informal.
Prevalensi gizi buruk di Indonesia pada tahun 2013 adalah 5,7% terjadi
kenaikan dari tahun 2010 (4,9%) dan tahun 2007 (5,4%). Prevalensi gizi
kurang pada tahun 2013 (13,9) terjadi kenaikan dari tahun 2010 (13,0) dan

tahun 2007 (13,0). Prevalensi sangat pendek pada tahun 2013 sebesar 18,0
mengalami penurunan dari tahun 2010 (18,5%) dan tahun 2007 (18,8%).
Prevalensi pendek pada tahun 2013 adalah (19,2%) terjadi peningkatan dari
tahun 2010 (17,1%) dan mengalami penurunan dari tahun 2007 (18,0%).
Prevalensi sangat kurus pada tahun 2013 adalah 5,3% mengalami penurunan
dari tahun 2010 (6,0%) dan mengalami penurunan juga pada tahun 2007
(6,2%). Prevalensi kurus pada tahun 2013 adalah 6,8% mengalami penurunan
dari tahun 2010 (7,3%) dan mengalami penurunan juga pada tahun 2007
(7,4%) (Depkes, 2013). Berdasarkan data Departemen Kesehatan Surakarta
tahun 2013, jumlah balita yang ditimbang yaitu 29.563 dari 17 Puskesmas
tercatat sebanyak 1.096 balita dengan status gizi kurang. Kecamatan Banjarsari
memilik angka kejadian gizi kurang sebanyak 341 balita paling tinggi
dibanding kecamatan lainnya. Puskesmas Nusukan adalah salah satu
Puskesmas yang berada di Kecamatan Banjarsari dengan kasus gizi kurang
yang paling tinggi yaitu sebanyak 77 balita sedangkan yang paling rendah
sebanyak 41 balita berada di Puskesmas Gambirsari.
Berdasarkan hasil survei pendahuluan di Posyandu wilayah kerja
Puskesmas Nusukan pada bulan Januari 2015 sasaran balita (12-59 bulan)
adalah 2252, jumlah balita yang datang ke Posyadu 1876, dari hasil
pemeriksaan status gizi didapatkan balita dengan status gizi kurang sebanyak

65 (3,4%). Dari hasil survei pendahuluan tersebut peneliti ingin mengetahui
apakah keadaan tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan orang tua tentang status
gizi balita.
Tingkat pengetahuan orang tua tentang gizi sangat berpengaruh terhadap
perilaku dan sikap dalam memilih makanan untuk anaknya. Keadaan gizi
yang baik akan menentukan tingginya angka presentase status gizi secara

3

nasional. Ketidaktahuan tentang makanan yang mempunyai gizi baik akan
menyebabkan pemilihan makanan yang salah dan rendahnya gizi yang
tekandung dalam makanan tersebut dan akan menyebabkan status gizi anak
tersebut menjadi buruk dan kurang (Maulana, 2012).
Agus (2008) menerangkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
status gizi pada balita adalah pengetahuan orang tua dalam memilih dan
memberikan makan, karena pengetahuan orang tua mempengaruhi bagaimana
orang

tua


mampu

memenuhi

persediaan

makanan

bagi

balitanya,

mengkonsumsi makanan sesuai gizi yang benar, memilih jenis makanan serta
memprioritaskan makanan di tengah keluargannya.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik
melakukan penelitian tentang ”Hubungan Pengetahuan orang tua dengan
status gizi anak di bawah 5 tahun di posyandu wilayah kerja Puskesmas
Nusukan Surakarta”.

B. Perumusan Masalah

Adakah hubungan tingkat pengetahuan orang tua dengan status gizi
anak di bawah 5 tahun di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Nusukan
Surakarta ?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan orang tua dengan status gizi anak di bawah 5 tahun di Posyandu
wilayah kerja Puskesmas Nusukan Surakarta.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Menyediakan data penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan
tingkat pengetahuan orang tua dengan status gizi.
b. Sebagai tambahan pustaka mengenai hubungan tingkat pengetahuan
orang tua dengan status gizi.

4

2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi peneliti

1) Memperoleh pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan
penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan orang tua dengan
status gizi.
2) Bahan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan peneliti
tentang hubungan tingkat pengetahuan orang tua dengan status gizi.
b. Bagi orang tua
1) Memberikan informasi kepada orang tua mengenai hubungan tingkat
pengetahuan orang tua dengan status gizi.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI ANAK DI BAWAH 5 TAHUN Hubungan Tingkat Pengetahuan Orang Tua dengan Status Gizi Anak di Bawah 5 Tahun di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Nusukan Surakarta.

0 3 16

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI ANAK DI BAWAH 5 TAHUN DI POSYANDU Hubungan Tingkat Pengetahuan Orang Tua dengan Status Gizi Anak di Bawah 5 Tahun di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Nusukan Surakarta.

0 2 12

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Kalijambe.

0 0 12

PENDAHULUAN Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status Gizi Balita Usia 2- 5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdowo Klaten.

0 0 4

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU, TINGKAT KONSUMSI PANGAN DENGAN STATUS GIZI ANAK DI BAWAH DUA TAHUN DI Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Ibu, Tingkat Konsumsi Pangan Dengan Status Gizi Anak Di Bawah Dua Tahun Di Kelurahan Kestalan Kecamatan Banjarsa

0 1 16

Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Orang Tua Tentang Gizi Dalam Meningkatkan Status Gizi Anak Usia Pra Sekolah Di Wilayah Kerja Puskesmas Sonorejo Sukoharjo Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Gizi Dengan Status Gizi Pada Anak Usia Pra

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN GIZI ORANG TUA DENGAN OBESITAS PADA BALITA DI PUSKESMAS PENUMPING SURAKARTA.

0 0 12

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 4-5 TAHUN

0 0 6

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI BALITA 0-5 TAHUN DI POSYANDU MELATI ARJASA KABUPATEN SUMENEP MADURA

0 0 15

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEWON 1 BANTUL

0 0 12