HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 4-5 TAHUN
HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG
POLA MAKAN DENGAN STATUS
GIZI ANAK USIA 4-5 TAHUN
Luh Putu Sukarini
Akademi Kebidanan Kartini Bali
Abstract: Relationships Knowledge of parents about the diet and nutritional status of
children aged 4-5 years. Based on the profile of Health in 2012 known approximate number
of children under five suffering from severe malnutrition in Bali by 1.7%, or about 5690
children. The purpose of this study was to determine the relationship of parental knowledge
about diet and nutritional status in children aged 4-5 years in Taman Kanak - Kanak Panca
Kumara based on BMI. This research was analytic. The method used is a cross-sectional
approach. This study uses a total sampling techniques with the sheer number of samples 43
students do in Taman Kanak - Kanak Panca Kumara. Based on the results of 43 (100%) of
the respondents obtained 18 respondents (41.8%) have enough knowledge about diet and
data were analyzed using Spearman's rank correlation test through SPSS acquired RSPS of
0.709 with a strong degree of correlation. In this study, p value = 0.000 <0.05 then Ho is
rejected means Ha accepted to prove that there is a significant relationship between parental
knowledge about diet and nutritional status of children aged 4-5 years.
Abstrak : Hubungan Pengetahuan orang tua tentang pola makan dengan status gizi
anak usia 4-5 tahun. Berdasarkan profil Kesehatan RI tahun 2012 diketahui perkiraan
jumlah balita yang mengalami gizi buruk di Bali sebesar 1,7% atau sekitar 5690 anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan orang tua tentang pola makan dengan status gizi pada anak usia 4-5 tahun di Taman Kanak
- – Kanak Panca Kumara berdasarkan IMT. Penelitian ini termasuk penelitian analitik. Metode pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan teknik total dengan jumah sampel 43 siswa dilakukan di Taman Kanak
sampling – Kanak Panca Kumara.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan dari 43 (100%) responden diperoleh 18 responden (41,8%) memiliki pengetahuan yang cukup mengenai pola makan dan sebagian besar 38 anak (88,4%) memiliki status gizi kurus tingkat berat. Berdasarkan uji analisis data menggunakan
sps
uji korelasi sebesar 0,709 dengan tingkat
sperman’s rank melalui bantuan SPSS diperoleh r
korelasi kuat. Dalam penelitian ini p value = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak berarti Ha diterima membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan orang tua tentang pola makan dengan status gizi anak usia 4-5 tahun.
Kata Kunci : Pengetahuan orang tua, Status Gizi, Anak usia 4-5 tahun ( usia prasekolah)
Masalah gizi dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling mempengaruhi secara kompleks. Ditingkat rumah tangga, keadaan gizi dipengaruhi oleh kemampuan rumah tangga menyediakan pangan dalam jumlah dan jenis yang cukup serta pengetahuan orang tua dalam mengatur pola makan anak yang dipengaruhi oleh faktor pendidikan, perilaku dan keadaan kesehatan rumah tangga. Salah satu penyebab timbulnya kurang gizi pada anak prasekolah adalah akibat pola makan anak yang kurang memadai (Soekirman, 2000).
Sampai saat ini angka kesakitan dan kematian di Indonesia masih tinggi. Jumlah balita di Indonesia mencapai sekitar 31,8 juta jiwa (BKKBN, 2012).
2012 mencapai 152.000 jiwa (UNICEF, 2012). Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional mencatat lebih dari 8 juta anak Indonesia mengalami kekurangan gizi. Saat ini Indonesia masih menjadi penyumbang angka anak pendek dan kurang gizi di Dunia yang jumlah totalnya mencapai 165 juta jiwa (UNICEF, 2012).
- – Kanak Panca Kumara Kelurahan Dangri Kelod yang berjumlah 43 siswa.
Berdasarkan profil Kesehatan RI tahun 2012 diketahui bahwa prevalensi status gizi sangat kurang pada anak Indonesia yang diukur berdasarkan BB/TB adalah 6.0%, gizi kurang sebanyak 7,1%, gizi normal 72%, dan gizi lebih sebesar 15,0%. (Profil Kesehatan RI 2012). Perkiraan jumlah anak yang mengalami gizi buruk yang ada di Bali yaitu sebesar 1,7% atau sekitar 5690 anak dari 3,4 juta anak di Bali, hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor mengenai status gizi anak yang salah satunya dipengaruhi oleh pentingnya pengetahun orang tua tentang pola makan yang diberikan pada anak (Riskesdas 2012).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Heri Heryanti tahun 2010 dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap
Orang Tua Terhadap Status Gizi Anak” di Desa Arjowilangun Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang masih terdapat sekitar 2,5% atau sebanyak 5 anak yang mempunyai status gizi kurang jika dilihat dari Indeks Masa Tubuh (IMT) hal ini salah satunya dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan orang tua mengenai status gizi anak.
Berdasarkan survei dan wawancara pada tanggal 10 Oktober 2015 yang peneliti lakukan di Taman Kanak- Kanak Panca Kumara Dangin Puri Kelod pada anak usia 4-5 tahun diketahui bahwa sering terjadi anak yang tidak masuk sekolah karena sakit dan masih ada dengan status gizi kurang dilihat dari Indeks Masa Tubuh (IMT) yaitu 4 siswa yang mempunyai BB normal (gemuk) serta 5 siswa yang mempunyai TB kurang dari normal (pendek) jumlah siswa yang sekolah di Taman Kanak
Dugaan adanya status gizi yang kurang juga diperkuat dengan adanya data bahwa dari 43 siswa terdapat 30 siswa (69,77%) yang ibunya tamat SMA dan 13 siswa (30,23%) yang ibunya hanya tamat SMP . Kebanyakan anak pada waktu jam istirahat, dimana orang tua memperbolehkan anak untuk berbelanja ke kantin membeli snack atau makanan siap saji dan sejenisnya sehingga makanan- makanan yang bergizi seperti bekal makan siang yang sudah disiapkan orang tua dari rumah ataupun makanan lain yang memiliki nilai gizi bermanfaat tidak sempat dikonsumsi oleh anak. Karena pentingnya pengetahuan orang tua terhadap pola makan dengan status gizi anak maka penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara pengetahuan orang tua tentang pola makan dengan status gizi anak usia 4-5 tahun di Taman Kanak- Kanak Panca Kumara Kelurahan Dangin Puri Kelod Tahun 2016.
METODE
i Spearman’s Rank.
(100%) responden hampir seluruh responden yaitu 37 (86%) memiliki tingkat pendidikan menengah (SMA) dan sebagaian kecil yaitu enam (14%) memiliki tingkat pendidikan tinggi (D3 dan S1).
1 Kurus (10-20 kg) 38 88,3
2 Normal (21-30 kg) 4 9,3
Jenis penelitian ini menggunakan rancangan analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini disesuaikan dengan kriteria inklusi sebanyak 43 orang. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total populasi dan alat pengumpul data yang digunakan yaitu kuesioner. Teknikanalisa yang digunakanuji statistik korelas
3 Gemuk (≥31 kg) 1 2,3
4 Jumlah 43 100 Berdasarkan tabel 3 diatas dari 43
(100%) responden diperoleh hampir seluruhnya yakni 38 (88,3%) responden memiliki berat badan 10-20 kg (kurus), dan sebagaian kecil yakni 4 siswa (9,3%) responden yang memiliki berat badan 21- 30 kg (normal) , serta sebagaian kecil lagi yaitu satu orang (2,3%) responden yang memiliki berta badan lebih besar dari 31 kg (gemuk
14 Jumlah 43 100 Berdasarkan tabel 1 di atas dari 43
c. Beratbadananakusia4-5 tahun N o BeratBadanA nak Frekue nsi (f) Persenta se (%)
6
3 Tinggi
86
37
2 Menengah
1 Rendah - -
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Subjek Penelitian a. Tingkat pendidikanibu No Tingkat Pendidikan ibu Frekuen si (f) Presenta se (%)
(100%) responden hampir seluruh yaitu 39 (91%) responden diasuh oleh orangtua dan sebagaian kecil empat (9%) responden diasuh oleh asisten rumah tangga.
b. PolaAsuh No PolaAsuh Frekuensi (f) Persentase (%)
3 Jumlah 43 100 Berdasarkan tabel 2 diatas dari 43
9
2 Asisten rumah tangga
91
39
d. Tinggi badananakusia4-5 tahun N o Tinggi BadanAna k Frekuens i (f) Persentas e (%)
1 Pendek (100-110 cm)
25 58,1
1 Orang tua
4
- 5 Gemuk tingkat berat 1 2,3
Berdasarkan tabel 5 diatas dari 43 (100%) responden sebagian kecil yaitu 11 (25,5%) responden yang memiliki pengetahuan yang baik tentang pola makan dan hampir setengahnya yaitu 18 (41,8%) responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang pola makan serta hampir setengahnya yaitu 14 (32,5%) responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang pola makan.
(100) responden, hampir seluruh respnden yaitu 38 (88,4%) memiliki status gizi kurus tingkat berat, tidak ada responden yang memiliki status gizi kurus tingkat ringan, sebagian kecil responden yaitu empat (9,3%) memiliki status gizi normal, dan tidak ada responden yang memiliki status gizi gemuk tingkat ringan serta sebagaian kecil yaitu sebanyak satu (2,3%) responden yang memiliki status gizi gemuk tingkat berat.
Jumlah 43 100 Berdasarkan tabel 5.6 di atas dari 43
4 Gemuk tingkat ringan
3 Normal 4 9,3
2 Kurus tingkat ringan
1 Kurus tingkat berat 38 88,4
b. Status gizianakusia4-5 tahun N o Status gizi Frekue nsi (f) Persenta se (%)
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti Nurhayani pada tahun 2011 dengan judul “Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Orang Tua Terhadap Pola Makan Pada Anak Prasekolah” di Kecamatan Kasemen Kota Serang, Banten membuktikan bahwa ada hubungan antara pengetahuan yang orang tua miliki terhadap pola makan pada anak prasekolah.
Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh tingkat pendidikan responden yang sebagian besar 37 orang (86%) tamat Sekolah Menengah Atas sehingga masih kurangnya tingkat pengetahuan orang tua mengenai pola asuh yang berpengaruh terhadap status gizi anak.
3 Kurang 14 32,5 Jumlah 43 100
(111-120 cm)
2 Cukup 18 41,8
1 Baik 11 25,5
Hasilpengamatanterhadapobyekpen elitian a. Pengetahuan Orang TuaTentangPolaMakan N o Pengetahua n Frekuens i (f) Persentas e (%)
(pendek), dan hampir setengahnya yakni 17 siswa (39,5%) responden yang memiliki tinggi badan 111-120 cm (normal) serta sebagaian kecil yaitu satu orang siswa (2%) responden yang memiliki tinggi badan lebih dari 120 cm (tinggi).
(100%) responden, sebagaian besar responden 25 (58,1%) responden memiliki tinggi badan 100-110 cm
4 Jumlah 43 100 Berdasarkan tabel 4 diatas dari 43
2
1
3 Tinggi (>120 cm)
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Winda Sari Dewi pada tahun 2013 dengan judul “Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Anak Prasekolah” di Desa Sarwana, Kabupaten Lebak, Banten membuktikan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi anak salah satu faktonya adalah pengetahuan orang tua dan pola asuh yang diberikan pada anak.
Orang tua yang memiliki pemahaman mengenai bagaimana pentingnya pemeriksaan kesehatan pada anak tentunya akan datang ke pelayanan kesehatan terdekat untuk memeriksakan anaknya dan sebaliknya apabila pemahaman orang tua masih relatife sedikit mengenai hal tersebut orang tua cendrung enggan untuk memeriksakan anaknya sehingga status gizi pada anak yang kurang masih sulit untuk di deteksi c.
Hubunganpengetahuan orang tua tentang polamakandengan status gizianakusia4-5 tahun .
N o Pengetahuan Orang Tua Status gizi Total p Kurus tingkat berat Kurus tingkat ringan Normal Gemuk tingkat ringan Gemuk tingkat berat
Katagori f % f % f % f % f % f % 0,000
1 Baik 8 18,6 - - 4 9,3 - - 1 2,3 13 30,3
2 Cukup 16 37,2 - - - - - - - - 16 37,2
3 Kurang 14 32,5 - - - - - - - - 14 32,5 Total 38 88,3 - - 4 9,3 - - 1 2,3 43 100
Berdasarkan tabel 5.7 di atas dari total 13 responden (30,3%) dengan katagori pengetahuan baik, diperoleh sebagian kecil delapan responden (8,6%) dengan status gizi kurus tingkat berat, sebagian kecil empat responden (9,6%) dengan status gizi normal, sebagian kecil satu responden (2,3%) dengan status gizi gemuk tingkat berat, tidak ada responden dengan status gizi kurus tingkat ringan dan gemuk tingkat ringan. Dari total 16 responden (37,2%) dengan katagori pengetahuan cukup diperoleh sebagian besar 16 responden (37,2%) dengan status gizi kurus tingkat berat, tidak ada responden dengan status gizi kurus tingkat ringan, status gizi normal, status gizi gemuk tingkat ringan dan status gizi gemuk tingkat berat. Dari total 14 responden (32,5%) dengan katagori pengetahuan kurang, diperoleh sebagian besar 14 responden (32,5%) dengan status gizi kurus tingkat berat, tidak ada ringan, status gizi normal, status gizi gemuk tingkat ringan dan status gizi gemuk tingkat berat.
Dari hasil pengujian tersebut diketahui hasil nilai
ρ 0,000 dengan ρ value (ρ<0,05)
jadi 0,000<0,05 maka Ho ditolak berarti Ha diterima membuktikan bahwa ada hubungan antara pengetahuan orang tua tentang pola makan dengan status gizi anak usia 4-5 tahun . Koefisien korelasi diperoleh r sebesar 0,709 maka tingkat korelasi kuat yaitu interpretasi koefisien korelasi kuat antara 0,600-0,799.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Melva Diana (2004) yang menyatakan ada hubungan yang bermakna anatara pengetahuan orang tua yang cukup tentang pola makan dengan status gizi anak prasekolah.
Teori yang diajukan oleh Soediaoetama (2008) menyatakan bahwa keadaan status gizi seseorang juga tergantung dari tingkat konsumsi (pola makan). Hal ini sesuai dengan Anggraeni
(2012) selain pola makan, kebutuhan akan zat gizi yang terkandung dalam gizi sehat
menu seimbang juga mempengaruhi status
gizi pada anak serta faktor eksternal lainnya seperti tingkat pendidikan dan Sediaoetama (2009) GiziSehat. Jakarta pengetahuan ibu dalam menyajikan
:SalembaMedika makanan. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka pengetahuan
Soekirman (2000) Masalah Gizi orang tua dalam menyajikan makanan
Mempengaruhi Secara
semakin baik. Apabila susunan hidangan
Kompleks . Semarang : Dilema
memenuhi kebutuhan gizi baik kwalitas Medika maupun kwantitasnya, maka tubuh akan mendapatkan kondisi yang baik.
UNICEF. (2012). A UNICEF Policy Review Strategy for Improved
SIMPULAN
Nutrition of Children and Sebagian besar pengetahuan orang Women in Developing tua tentang pola makan pada anak dalam
Countries. New York: Unit Nations Children. anak dalam katagori kurus Ada hubungan yang bermakna antara pola makan dengan
Winda Sari. (2013). Faktor Faktor Yang status gizi anak usia 4-5 tahun di Taman Mempengaruhi Status Gizi
Kanak
- – Kanak Panca Kumara dengan
Anak Prasekolah” di Desa korelasi hubungan kuat Sarwana, Kabupaten Lebak, Banten
DAFTAR RUJUKAN
Anggraeni. (2012) Penilaian Gizi Pada Anak , Jakarta: Edisi Pertama. Melva Diana. (2004). faktor-faktor perkembangan anak dan bagaimana cara memonitor perkembangan anak. KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan ) merupakan suatu instrumen deteksi dini dalam perkembangananak. A
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2012 [internet]. 2013 [cited 2014 Feb 28]. Available from: