Teknologi Penyimpanan Rebung Betung (Dendro calamus asper) Segar dengan Pengendalian Atmosfer Termodifikasi

Sesunggulinya aa£ampenciptaan fangit dim 6umi
dim silift 6a;gantimja ma1am dim siaJ'!]
urdiJpat tandiz-tandiz 6agi orang-orm,!] ljlU'!] 6eral(q!,
(ljaitu) orang-arang ljlU'!] mengingatJlffali
sambi!6erdlri atau tfutfu{atau tfafmn f(eadaan 6er6aring
dim merek;g rnetnik!:rf(an tentong penciptaan fangit dim 6umi
(seraya 6erf@ta) :
''Ya%fah, 'Ya 'Tulian kmni, ti111fafah
'Eng!@umenciptaiCan ini tfengan sill-sin.
'MahaSuci 'Engf(au, ma!;g pefiftaraWi kqmi £art sif(Sfl nerafi:g".
(QS. 5I!i 1mran : 190-191)

'lCllllja ini !i!Jpersemhahkan 6uat :
::4yafiantfa dim 16wufa/i:ll ljlU'!] urcinia
'lCaf(aI(dim セ@
YlU'!] セGゥャQェuA}@
YlU'!] .t (%)

....................

57


Larrpiran 2b.

Analisa keragarran dari karposisi udara, larm
penyinpanan dan suhu terhadap nilai susut bobot rebung...

57

Larrpiran 3a.

D3.ta hasil pengujian kekerasan (kg/m) ..................

58

Larrpiran 3b.

Analisa keragarran dari karposisi udara, larm
penyinpanan dan suhu terhadap nilai kekerasan rebung.....

58


Larrpiran 4a.

D3.ta hasil pengujian vitamin C ..........................

59

Lanpiran 4b.

Analisa keragarran dari karposisi udara, larm
penyinpanan dan suhu terhadap nilai vitamin C rebung.....

59

Larrpiran Sa.

D3.ta hasil pengujian total gula (gram) ..................

60


Lanpiran sb.

Analisa keragarran dari karposisi udara, larm
penyinpanan dan suhu terhadap nilai total gula rebung....

60

Larrpiran 6a.

D3.ta hasil pengujian wama rebung .......................

61

Larrpiran 6b.

Analisa keragarran dari karposisi udara, larm
penyinpanan dan suhu terhadap nilai perubahan
wama rebung.............................................

62


Larrpiran

7. D3.ta hasil pengujian organoleptik rebung ................

62

Larrpiran

8. Kurva penentuan jenis kerr6san ..........................

63

vii

Larrpiran 9a.

hasil pengujian susut moot (gram) dan
kekerasan (kg/m) rebung dalam kEffi3.san ..................


Data

64

Larrpiran 9b.

Data

hasil pengujian warna rebung dalam kEffi3.san

.........

64

Larrpiran 9c.

Data

hasil pengujian organoleptik rebung dalam kEffi3.san ..


64

viii

I. PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Sayur-sayuran merupakan bahan makanan yang mempunyai
peranan yang penting sebagai
serat kasar.

sumber vitamin,

mineral

Diantara berbagai Jenis sayuran terdapat satu


jenis sayuran yang dikenal dengan nama rebung,

akar rimpang tanaman bambu.
yang

dan

mempunyal

tekstur

yaitu tunas

Rebung merupakan jenis sayuran

yang

khas

dan


sangat

digemari

penduduk Asia.
Rebung sebagai sayuran segar tidak jauh berbeda dengan
sayur-sayuran

lain,

yaitu

mempunyai

sifat

mudah

rusak.


Kerusakan yang terjadi terutama akibat dari penanganan yang
kurang baik setelah dipanen.
Usaha untuk mempertahankan mutu rebung dapat dilakukan
dengan

cara

penyimpanan

pada

suhu

rendah,

dikeringkan,

fermentasi dan dengan cara atmosfer termodifikasi.
Prinsip

(Modified

CAS

(Controled

Atmosphere

Atmosphere

Storage)

adalah

Storage)
adanya

dan

pengaturan


komposisi atmosfer di sekitar produk yang disimpan,
konsentrasi

CO

dibandingkan

dinaikkan
dengan

dan

konsentrasi

komposisi

pada

0

MAS

dimana

di turunkan,

atmosfer

Eormal.

Perbedaan diantara keduanya hanyalah bahwa pada sistem CAS
pengaturan komposisi atmosfer di sekitar produk dilakukan
secara

menerus

selarna

penylmpal:u.[1
、・ョァ」セ[ャ@

s·Jatu

perala tan

khusus, sedangkan pada s is tern MAS penga turan hanya di la kukan
pada tahap awal saJa ketika produk mulai disimpan.

B.

TUJUAN

Penelitlan ini bertujuan
rebung

segar

respirasi,

dengan

ュ・ョエオセ。@

menentukan jenis film

udara

オョエセ@

mempelajari penYlmpanarl

termodifikasi,
gas 0

セ」ョウ・エイ。ゥ@

laju
ュ・ョエオセ。@

dan CO

darl
ッーエゥセオュ@

セ・ュ。ウョN@

LセBGM@

- GセMN@

,.':-,"-,,-

, .i

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN UMUM REBUNG
1. Botani Rebung
Tanarnan

barnbu

terrnasuk

dalarn

bersama-sama

(rurnput-rurnputan)

rurnpun

dengan

tanaman

gandum, rumput, sorgum, padi dan sebagainya.
turnbuh harnpir di seluruh benua di dunia,

Gra:ninae

ini
tRョ。ュセ@

kecual: sedikit
Barnbu

at au harnpir tidak ada di benua Eropa dan kutub.
dapat

tumbuh

di

dataran

pegunungan (Ferrelly,

rendah

tebu,

maupun

daerah
、セ@

1984)

Taksonomi bambu memperlihatkan bahwa tana:",an bambu
mempunyai

76

(Ferrelly,
merupakan
dunia,

marga

1984).
negara

yang

terdiri

dari

Menurut Widjaja
dengan

disana terdapat

luas
300

669

Jenls

bambu

(1986),

hutan

bambu

dari

]enlS

neg-ara Cina
terbesar

jenis bambu dari

Negara Jepang yang juga mendapat
mempunyal

1200-1500

di

26 marga.

julukan negara bambu,
13

marga.

Daerah

di

semenanjung Malaya termasuk Indonesia terdapat 46 ]enis
bambu dari 7 marga.
Budidaya

bambu

besar-besaran
Thailand

seperti

dan

Indonesia
halnya

belum
di

India,

di

1980) .

p2desaan

Indonesia

=ina,
j・Z[セL@

tanaman

Budidaya

mengikuti cara-cara tradisional yang biasa
ー・ョ、オセZ@

sccara
、ゥャ。ォオZGセL@

Hs。ウエイRーLェセ⦅@

cleo:
、ゥセ」ヲZNォ。ャG@
c:.

Lセ\@

c'11.

I

4

Rebung merupakan batang-batang mud a tanaman bambu
yang seluruhnya masih diselubungi oleh daun-daun
(Sindoesoewarno,

1960).

ォ・ャ」Iー。セ@

Sedangkan menurut Pringgod.igdc

(1973), rebung adalah bonggo1 akar bambu yang masih mud a
sekali.
Jenis-jenis
diambil

untuk

tanaman

dimakan,

bambu

antara

yang
lain

rebungnya

adalah

biasa

bambu

aur,

bambu ater, bambu andong, bambu gombong, bambu jalur dan
bambu betung.

Bambu

paling disukai
Bambu

betung

rebung

yang

(Sastrapradja, 1980) .

betung

merupakan

ditanam di daerah tropis Asia.
sekali

menghasilkan

dipotong

secara

jenis

bambu

yang

banyak

Buluh bambu be tung Jarang

besar-besaran,

merusak rumpun dan mengurangi hasil

karena

rebungnya

dapa t

(Sastra-

pradja, 1980)
Menurut

klasifikasi

botani,

tanaman

bambu betung

termasuk kelas Monocotyledineae, ordo Graminales, familia
Gramineae,

sub familia Dendrocalameae, genera Dendroca-

lamus, spesies Dendrocalamus asper (Sastrapradja, 1980).
2. Komposisi Kimia

Senyawa utama di dalam rebung mentah adalah air,
yaitu sekitar 91 persen.

Disamping itu rebung mengandung

protein, karbohidrat, lemak, vitamin A, thiamin, riboflavin dan asam askorbat serta unsur-unsur mineral yang lain
seperti

kalsium,

Fosfor,

kecil.

Komposisi kimia rebung mentah secara umum dapat

dilihat pada Tabel 1.

besi dan

kalium dalam Jumla:'

Tabel 1. Komposisi rebung mentah per 100 gram bagian yang
dapat di ma}:an

Kdndungan

Komponen
Air, gr
Protein, gr
Lemak, gr
Total karbohidrat,
Serat, gr
Abu, gr
Kalsium, mg
Fosfor, mg
Besi,

91.00
2.60
0.30
5.20
0.70
0.90
13.00
59.00

gr

0.50

mg

Kalium, mg
Vi tamin A, S I
Thiamin, mg
Riboflavin, mg
Niasin, mg
Asam Askorbat, mg
Energi, ka1.

533.00
20.00
0.15
0.07
0.60
4.00
27.00

Watt dan Merrill,
Bila

1975

dibandingkan

dengan

sayur-sayuran

secara

umum,

komponen rebung relatif hampir sarna kandungan protein,
lemak dan karbohidratnya,
(Yamaguchi dan Wu,

seperti terlihat pada Tabel 2

1975).

Tabel 2. Komposisi kimia beberapa sayuran dan rebung
mentah setiap 100 gram bagian yang dapat di
makan t:
Bahan

Protein
(e)

Lemak
(

Karbohidrat

)

(

)

- - - - - -- - --

Rebung
Jamur kuping
Tebu terubuk
Bayam
Buncis
Kol kembang
Direktorat

C.3

2.6
3.8

o . Q,.

4.6

0.4
0.5
0.2
0.2

3.5
2.4
2.4
Gizi

Departemen

Air
( ... )

----

S.2

0.9
3.0
6.5

7. ,,
4.9
Kesehiltan

91. 0
93.7
91. 0
86.9
88.9
91.7
RI,

1979

o

Beberapa

]enlS

rebung

sianida dalam bentuy.

mengandung

ァャオォッウゥ、セョケ。N@

senyawa
エ。セウゥャZ@

Bila senyc>"d

1::1

bereaksl dengan air maka akan terbentuk senyawa siallidd.
Asam s:anidd dapat diy.eluarkan dari rebung mentah
merusak jaringan-jaringan rebung melalui proses
(Yamag:Jchi

dan

Wu,

1975).

Kadar

asam

、・ョアセャ@

ー・ュ。s、yNセ@

sianida

rebung mencapai 800 rng tiap 100 gram (Wogan,

da:

1976).

pahit pada rebung mungkin berhubungan dengan

aT

Rasa

ォ。ョ、|ャァセ@

glukosida tersebut.
3. Kegunaan Rebung

D:

Indonesia,

makana:>

yang

banyak

rebung

merupakan

disukai

oleh

betung setelah dibuang kelopaknya,

salah

satu

bar.a:>

masyarakat.
diiris-iris kemudia:>

diolar dengan cara dikukus atau direbus.

Rebung dap2.t

sebagai sayuran tunggal atau digunakan sebag2.i
、ャュ。ォRNセ@

bahan pencampur sayuran dalam masakan lainnya.

Selain

setelah direbus, rebung sering juga diolah dengan
、ゥュ。ォセ@

cara pengasinan atau dibuat acar (Pringgodigdo,

1973).

B. RESPlRASI

Sebagian besar perubahan-perubahan fisikokimiawi ya:>;
terjadi daiam sayuran yang sudah dipanen berhubungan
metabolis;:,.e
(Pantasti::::J,

oksidatif,

termasuk

didalamnya

、・ョア。セ@

イM・ウーゥRZSセ@

1986).

Yang dimaksud dengan respirasi atau pernafasan
suatu proses metabolisme dengan cara menggunakan 0

。」エセ@

pembakara:; senyawa makromolekul seperti karbohidrat,
ーイッエ・ゥセ@

dala:r.

7

dan lemak yang akan menghasilkan CO , air dan seJumlah besar
elektron-elektron (Winarno dan Aman,

1981).

Respirasi normal terjadi
+ 6 0

CH 0

--- 6 CO

+ 6 H 0 + energi

yang dihasilkan oleh resplrasl kira-kira sebesar 16
セョ・イァゥ@

l1J/kg (Mannapperuma,
Menurut

et al.,

Pantastico

1988).

(1986),

besar

keeilnya

resplraSl

dapat diukur dengan menentukan Jumlah substrat yang hi lang,

o

yang diserap, CO

dan

energi

yang

yang dikeluarkan, panas yang dihasilkan

timbul.

Tetapi

diukur hanya laju konsumsi 0

pada

kenyataannya,

atau 1aju produksi CO.

Dengan pengukuran laju konsumsi 0

dan laju produksi CO

mengevaluasi sifat proses respirasi.
、ゥュセョァォ。@

dingan laju produksi CO

telah

disebut

RQ ini berguna untuk mendeduksi

sifat substrat yang digunakan dalam respirasi,
reaksi

Perban-

terhadap laju konsumsi 0

Respiration Quotion (RQ)

yang

berlangsung

dan

sejauh

mana

sejauh mana
proses

ini

bersifat aerobik atau anaerobik (Pantastieo, 1989).
Pada umumnya,
dioksidasi.

Suatu

bila RQ sama dengan satu,
nilai

RQ

yang

lebih

gulalah yang

besar

dari

satu

bahwa yang digunakan dalam respirasi itu suatu
ュ・ョオセェォ。@

subs:rat yang mengandung oksigen,
3ila RQ
',a)
yang

dari satu,
ゥMZオイ。セァ@

yaitu asam-asam erganik.

maka ada beberapa

mempunyai perbandingan 0
ウオ「エイ。Zセケ@

lebih

keeil

:untas; dan ie) CO
proses sintesis

daripada

heksosa;

Ib)

ォ・ュャZョァゥ。セ@

terhadap
ッォウゥ、。セ@

l:arbon
belum

yang dikeluarkan digunakan dalam proses-

(Pantastieo,

1989).

8

Laju respirasl merupakan petunjuk fang baik untuk daya
simpan

sayuran

sesudah

dipanen.

Intensitas

respirasi

dianggap sebagai ukuran 1aju ja1annya metabalisme dan serIng
sebagai
、ゥ。セァー@

sayuran.

petunjuk

mengenal

patensi

daya

slmpan

Laju respirasi yang hi lang biasanya disertai oleh

umur simpan pendek.

Hal itu juga merupakan petunjuk laju

kemunduran mutu dan nilainya sebagai bah an makanan.
Selama

proses

pertumbuhan

terj adi

Laju

respirasi.

respirasi tinggi pada saal pembelahan sel dan menurun pada
tahap

pembesaran

tiba-tiba

naik

sel.

Setelah

kemudian

turun,

itu

laju

atau

respirasi

terus

turun

dapat
dengan

perlahan-lahan sampai pada tahap pelayuan (Winarno dan Arnan,
1981).

Setelah dipanen, sayuran masih tetap bernafas.

respirasinya

tergantung pada

suhu penyimpanan dan

Laju
keter-

sediaan 0_ untuk pernafasan.
Menurut

Pantastico
respirasi,

mempengaruhi

(1986)
yai tu

Faktor internal

eksternal.

bangan organ,

pelapis

alami

terdapat
faktor

terdiri
dan

yang tersedia,
「オィ。セ@

konsentrasi CO"

internal
dari

jenis

eksternal terdiri dari pengaruh suhu,

dua

faktor
dan

yang

faktor

tingkat perkem-

jaringan.

Faktor

pemberian etilen, 0

adanya zat pengatur pertum-

dan kerusakan sayuran.

c. PENYIMPANAN DENGAN ATMOSFER TERMODIFlKASI
Penyimpanan

dengan

atmosfer

termodifikasi

adalah

penyimpanan dimana t ingka t kandungan 0 di kurangi can t ingka t
kandungan

CO

ditambah

dibandingkan

dengan

udara

biasa

melalui

pengaturan

pengemasan

yanq

konsentrasi-konsentrasi tertentu
pan

dan

pernafasan

buah

yang

menghasilkan

kOlicJisi

interaksi penyer2ュセャ。オゥ@

dic;lmpan

![lO

dan SaJunkhe,

1975) .
Berbeda

dengan

atmosfer

pengaturan kandungan 0

dan CO

(CAS)

terkendali

dimana

pada konsentrasi-konsentrasi

tertentu di1akukan dengan pengendalian terus-menerus me1alui
peralatan penunjangnya,

sedangkan pada atmosfer termodifi-

kasi penurunan

kandungan 0

dan peningkatan kandungan CO

di1akukan

tahap

yaitu

pada

awa1,

dengan

pemilihan

bahan

pengemas yang menghasi1kan kondisi konsentrasi-konsentrasi
tertentu (Pantastico,

1975)

1. Pengaruh Komposisi
Termodifikasi
Pengaruh
penyimpanan
ditekannya

rendahnya
atmosfer

1aju

Dalam

Gas

Penyimpanan

dan

0

tingginya

termodifikasi

pernafasan

dan

Atmosfer
CO

ditandai

tertundanya

klimakter i k (Met 1 i ts ki i, et a1., 1972).

da1am
dengan
periode

Tidak lengkapnya

atau tidak adanya salah satu gas dalam atmosfer penylmpanan akan menyebabkan

kerusakan-kerusakan yang berat.

Atmosfer yang terdiri dari 0
akan

menyebabkan

murni atau CO,

pengeriputan

bertahap

セオイョゥ@

saja

(Pantastico,

1986 )

A:=mosfer

penyimpanan

yang

menurunkan tingkat kandungan 0
CC

selain

memperlambat

1aju

dimodifikasi

dengan

dan menaikkan kandungan
pernafasan

Juga

menekan

perubahan-perubahan fisio1ogi sayuran (Pantastico, 1986).

10
Konsentrasi 0

yang rendah dapat mempunyal pengaruh:

laju respirasi dan oksidasi substrat menu run , pematangan
tectunda,
rendah,

perombakan klorofil tertunda, produksi etilen
laju

pembentukan

asam

askorbat

berkurang,

perbandingan asam-asam lemak tak jenuh berubah dan laju
degradasi

senyawa

pektin

tidak

secepat

seperti

dalam

udara (Ulrich, 1986).
Selanjutnya
mengarah

kandungan

keperubahan

CO

dalam

fisio1ogi

sel

yang

berikut

tinggi

penurunan

reaksi-reaksi sintesis pematangan, penghambatan beberapa
kegiatan enzimatis, penurunan produksi zat-zat atsiri dan
gangguan metabolisme asam organik (Ulrich, 1986).

2. Pendinginan
Menurut Pantastico

(1986),

penyimpanan pada udara

termodifikasi dalam iklim tropika tidak dapat dianjurkan
tanpa dikombinasikan dengan pendinginan karena kerusakan
akan berlangsung
panas dan CO-..

lebih cepat

dengan adanya penimbunan

Selain itu laju respirasi sayuran akan

meningkat 2 - 3 kali untuk setiap kenaikan suhu 10·C.
Teknik

penyimpanan

dengan

yang dikombinasikan dengan

atmosfer

termodifikasi

pendinginan merupakan

cara

yang baik untuk mencegah kerusakan selama penyimpanan dan
memperpanjang masa simpan produk (Pantastico, 1986).
Suhu rendah dapat menekan secara drastis aktivitas
miL,,;:':; patogen, tetapi hanya menghambat pertumhuh2""j'3Oleh karena itu bahan pangan yang akan didinginkan harus
dibersihkan terlebih dahulu (Winarno et a1.,

1980)

11
Menurut Ulrich (1986), untuk kebanyakan Jenls buahbuahan dan

sayuran

kisaran

optimum

adalah suhu OC-4C, konsentarasi
konsentrasi
D.

°

untuk

penyimpanan

seki tar 3 per sen dan

sekitar 0-5 persen.
coセ@

PENYIMPANAN DALAM KEMASAN PLASTIK

Banyak

faktor

menggunakan

yang

kemasan

mempengaruhi

film

untuk

usaha-usaha

pengembangan

untuk

atmosfer

termodifikasi yang menguntungkan melalui pernafasan produk
yang dikemas.

Suhu,

kelembaban, waktu,

jenis dan tebalnya

film merupakan faktor penyimpanan yang mempengaruhi lingkung an di dalam kemasan.

Selain itu, jenis dan jumlah at au

berat produk juga mempengaruhi

kandungan 0, dan CO. dalam

kemasan (Deily dan Rizvy, 1981)
Kemasan plastik memberikan lingkungan yang berbeda pada
sayur

yang

disimpan,

kemasan dan

CO,

ke

karena
luar

pernafasan buah berbeda,

laju perembesan 0,

kemasan

sebagai

akibat

ke

dalam

kegiatan

tergantung pada sifat-sifat film

kemasan yang bersangkutan (Hall, et al., 1975).
Sifat kemasan film yang cocok untuk penyimpanan buahbuahan dan sayuran terutama untuk pembentukan atmosfer di
dalam kemasan adalah film yang fermeabel terhadap 0, daripada
CO

(Hall, et al., 1975).
Kemasan

penyimpanan
lain

plastik

sayuran dengan

polietilen,

(Soedibyo,

film

1979).

yang

biasa

atmosfer

polypropilen

dan

digunakan

termodifikasi
polyvinil

dalam
antara

chloride

12

Koefisien

permeabilitas

beberapa

film

plastik

yang

biasa digunakan itu seperti pada Tabe1 3.
Tabel 3. Koefisien permeabilitas film plastik yang ada
dipasaran'

Jenis film

Permeabilitas (cc/m' Imi I Ihar i)
pada I atm 25C
CO
o

Polyethylen
low density
7700-77000
Polyvinil chloride 4263- 8138
7700-21000
Polypropilen
Polystirene
10000-26000
Saran
52- 150
180- 390
Polyester
Zagory dan Kader

(1988).

3900-13000
620- 2248
1300- 6400
2600- 7700
826
52- 130

Rasio
CO

: 0

2.0
3.6
3.3
3.4
5.8
3.0

-

5.9
6.9
5.9
3.8
6.5
3.5

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

A. BAHAN DAN ALAT
1. Bahan

Bahan

utama

yang

(Dendro calamus asoer)
Sukasari,

Bogor

digunakan

adalah

rebung

betung

segar yang diperoleh dari daerah

(Gambar 1).

Bahan lain yang digunakan

adalah kemasan plastik jenis LDPE dengan ketebalan 5 pm
yang

diperoleh

dari

PT

Avesta

vaselin, malam dan lilin.
CO

Bekasi,

pipa

plastik,

Disamping itu dibutuhkan gas

dan N yang diperoleh dari PT. Aneka Gas, Jakarta.
Bahan

kimia

yang

adalah bah an untuk

digunakan

analisa

dalam penelitian

kadar

protein,

kadar

ini
kar-

bohidrat, kadar lemak dan kandungan vitamin C.
2. ALAT

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah
stoples
komoditi

dengan

volume

rata-rata

pada pengukuran

laju

3352

cm 3

respirasi.

untuk

wadah

Alat

untuk

mengukur konsentrasi gas 0: digunakan cosmotector tipe
XPO-31B dan untuk gas CO: cosmotector tipe XP-314 (Gambar

2).

Disamping itu diperlukan juga aerator untuk menambah

oksigen dalam stoples, timbangan.
Untuk pengujian kekerasan digunakan mesin instron
(Gambar

3),

sedangkan

pengujian

cromameter minolta type CR-200.

warna

digunakan

alat

Untuk menyimpan produk

pada suhu yang diinginkan digunakan ruang pendingin yang

berada di Pilot Plant dan Laboratorium Pengolahan TPG.
Sedangkan untuk analisa kimia digunakan alat-alat gelas.

Gambar 1.

Rebung betung

Gambar 2. Kosmotektor tipe XP-314 dan tipe XPO-318

15

Gambar 3. Mesin Instron
B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian
Pengolahan

ini

Hasil

Laboratorium

dilaksanakan
Pertanian

Pengolahan

TPG,

di

(TPHP)
Pilot

Laboratorium
Mekanisasi
Plant

Teknik

Pertanian,

PAU

IPB

dan

Laboratorium Fisika FTDC.
Penelitian ini dilakukan mulai Bulan Juni

1995 sampai

Bulan Oktober 1995.

c. METODE PENELITIAN
1. Penelitian Pendahuluan

Dalam penelitian pendahuluan ini dilakukan analisa
proksimat
analisa

terhadap
kadar

karbohidrat,

air,

rebung be tung segar,
kadar

abu,

kadar

yang melipuh
protein,

kadar lemak dan kandungan vitamin C.

kadar

16

2. Penelitian Utama
2.1. Penentuan pola respirasi
Rebung,

setelah

ditimbang

dimasukkan

dalam

stoples kaca.

Kemudian ditutup rapat dan pada celah

antara

dan

tutup

ulir

stoples

dilapisi

dengan

vaselin, lilin dan malam untuk mencegah masuknya gas

o

dan CO

ke dalam stoples.

Untuk

mengukur

konsentrasi

gas

dalam

stoles

dibuat 2 lubang yang dihubungkan dengan pipa plastik
untuk mempermudah pengukuran.

Pengukuran konsen-

trasi gas dilakukan dengan kosmotektor setiap hari
selama 9 hari, dimana pada hari pertama pengukuran
dilakukan setiap 6 jam.
Stoples yang digunakan 3 buah dan disimpan pada
3 tingkat suhu yang berbeda, yaitu 5e, lOce dan suhu
ruang

Masing-masing

(29.5e)

sebanyak

2

kali.

Diagram

perlakuan

alir

diulang

pengukuran

kon-

sentrasi gas dapat dilihat pada Gambar 4.
Rebung Segar
セ@

Pembersihan dan Sortasi
セ@

Penimbangan
y

y

Penyimpanan
Suhu 5 e

Penyimpanan
Suhu 10 e

.-

Penyimpanan
Suhu Kamar

v

Pengamatan Konsentrasi
Gas 0 dan CO
Gambar 4. Diagram alir pengukuran konsentrasi 0
CO

dan

17

2.2. Penentuan konsentrasi gas O2 dan CO 2 optimum
Pada penentuan konsentrasi gas

°

dan CO optirnuC'c

dicoba 4 taraf konsentrasi,

yaitu 1-3 persen 0

5-7 per sen CO, 3-5 persen 0

dan 8-10

8 persen 0
dan

0.03

dace

CO
ー・イウセ@

6-

dan 11-13 persen CO_ serta 21 persen C
CO

(sebagai

kontrol) .pada

suhu

5 C da"

10 C.
Rebung,
stoples.

setelah ditimbang dimasukkan ke da I a".
Kelebihan

menggunakan gas N"
menggunakan

gas 0_

dam CO

diusir

denga·,

kekurangan gas 0_ ditambah dengan

aerator

sedangkan

kekurangan

gas

CO

ditambah dengan gas CO, dari tabung gas.
Pengendalian

konsentrasi

gas

0,

dan

CO

pada

konsentrasi yang diinginkan dilakukan setiap 2 hari
sekali untuk mencegah adanya kelebihan at au kekurangan gas 0, dan CO,.
7

hari

warna,

sekali
kandungan

Pengamatan dilakukan setiap

terhadap

susut

karbohidrat

bobot,

dan

kekerasan,

vitamin C serta

organoleptik.
Masing-masing perlakuan pada berbagai

konsen-

trasi dan suhu ini dilakukan 2 kali pengulangan.
Diagram alir penentuan
ッーセゥュオ@

konsentrasi

dapat dilihat pada Gambar 5.

gas 0

dar, CO

18
Rebung Segar

,

Pembersihan dan Sortasi
v

Penimbangan
v

v

l.

2.
3.
4.

Penyimpanan Suhu 75_ C
1-3- 0 dan
5CO
3-5- 0 dan
8-10' CO
VMXセ@
0
dan 11-13- CO
21- 0 dan
0.03" CO

"

Penyimpanan Suhu 10 C
1-3' 0 dan
5- 7" CO
3-5- 0 dan
8-10' CO
3. 6-8, 0 dan 11-13- CO
2l. 0 dan
4.
0.03' CO .

l.
2.

1_ .

v

Pengontrolan Konsentrasi
Gas 0_,

CO

dan N



Pengamatan
- uji susut bobot
-

uj i

kekerasan

-

uji
uji
uji
uji

warna
karbohidrat
Vitamin C
organoleptik

Gambar 5. Diagram alir penentuan konsentrasi 0
CO, optimum

dan

2.3. Penentuan jenis film kemasan
Penentuan jenis kemasan dilakukan dengan metode
grafik,

yaitu dengan memplotkan konsentrasi gas

dan

optimum

CO

kemasan.

ke

dalam

grafik

penentuan

a.

jenis

Garis yang melalui daerah MA menunjukkan

bahwa film tersebut sesuai sebagai pengemas bahan
(Gunadya,

1992).

Penentuan jenis kemasan juga dilakukan berdasarkan

permeabilitas

kemasan

Permeabilitas

kemasan

sentrasi gas 0

dan CO

(Manapperuma,

dihitung

berdasarkan

1990) .

kon-

optimum serta laju respirasi

19

y

-

y,

W

R

untuy. 0

R

untuy. C:C

dan

SK.
z = z

+

W

SK
Keterangan:
K dan K

permeabilitas plastik terhadap gas 0
dan CO,

w
R

=

dan R,

Icc/m'.jam)

berat sayuran (kg)
fungsi penurunan O. dan peningkatan CO
pada laju respirasl

s

Icc/kg.jam)

Iuas kemasan Im-)

y dan z
Jenis

konsentrasi 0

dan CO

diluar kemasan

konsentrasi 0

dan CO

yang diharapkan

kemasan plastik terpilih adalah kemasan

yang mempunyai permeabil i tas mendeka ti perrr.eabi 1 i tas
hasil

perhitungan.

Sebagai

pembanding

digunakan

komoditi tanpa dikemas.
Menghindari kebocoran pada kemasan, maka bagian
atasnya ditutup.

Besar kemasan disesuaikan dengan

bahan yang akan dikemas.
dibuat

pada

salah

satu

Lubang untuk pengamatan
sisi

kemasan

plastik

dan

dihubungkan dengan selang plastik, kemudian dijepit
dan ditutup lilin.
Pengamatan mutu dilakukan terhadap susut bobot,
kekerasan,

warna

dan

organolep:ik.

Diagram alir

penentuan jenis kemasan dapat di"ihat pada Gambar 6.

20

Rebung Segar

,
Pembersihan dan Sortasi
v

Penimbangan



"

Penentuan Laju
Respirasi

"
Penentuan Konsentrasi
Gas 0 dan CO opt imum



Penentuan jenis film
Pengemasan dalam plastik terpilih
penyimpanan pada suhu 5'C dan lace
セ@

Pengamatan mutu
terhadap : - uji susut bobot
- uji kekerasan
- uji warna
- uji organoleptik
Gambar 6. Diagram alir penentuan jenis film kemasan

D.

PERLAKUAN

Pada penelitian ini dikenakan 3 macam perlakuan, yaitu:
1. Suhu Penyimpanan
A1. Suhu 5°C
A2. Suhu 10'C
A3. Suhu kamar

(29.5 c)

2 . Komposisi Udara
Bl. 1-3': 0

dan

5- 7

CO

B2. 3-5' 0

dan

8-10

CO

B3.

6-8 i

B4. 21

0

dan 11-13* CO

0

dan

0.03

CO

(kontrol)

21
3.

Lama Penyimpanan
Cl. Penyimpanan

7 hari

C2. Penyimpanan 14 hari
C3. Penyimpanan 21 han
E.

RANCANGAN PERCOBAAN

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap faktorial dengan dua kali ulangan.
Model rancangannya adalah sebagai berikut:
Y.

fl + A. + Be + C

+ lAB).

+ IAC).k + IBC).k + IABC) ,

Keterangan :

Y",

Variabel respon karena pengaruh bersama taraf ke-i
faktor suhu,

taraf ke-j faktor komposisi udara dan

taraf ke-k faktor lama penyimpanan.
fl

Efek rata-rata yang sebenarnya

A.

Efek sebenarnya dari taraf ke-i faktor suhu

B.

Efek

sebenarnya dari

taraf

ke-j

faktor

komposisi

udara
C

Efek sebenarnya dari taraf ke-k faktor lama penyimpan an

(Pill) .

Efek sebenarnya dari

interaksi

antara

taraf

ke-i

faktor suhu dengan taraf ke-j faktor komposisi udara
lAC) ..

Efek

sebenarnya

dari

interaksi

faktor suhu dengan taraf
panan

antara

ke-k faktor

taraf

ke-i

lama penyim-

22
(BC) ,

Efek

sebenarnya

dari

interay.Sl

an tara

taraf

ke-]

faktor komposisi udara dengan taraf ke-k faktor lama
penyimpnan
(ABC),

=Efek sebenarnya dari interaksi antara taraf }:e-i
faktor suhu dengan taraf ke-j faktor komposisi udara
dengan taraf ke-k faktor lama penylmpnan

E

Efek sebenarnya dari unit eksperimen ke-k disebabkan
oleh kombinasi perlakuan.

F.

i

1,

J

1, 2,

3,

k

1,

3

2,

2,

3

4

PENGAMATAN

1. Kadar Air, metode oven (AOAC, 1984)

Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan
metode oven.

Sejumlah bahan ditimbang

(3-5 gram),

lalu

dikeringkan di dalam oven pada suhu 105'C, simpan mencapai
berat yang konstan.
(a-b)
Kadar Air

100%

x

(b-c)
Keterangan :
a
b
c

berat wadah dan bahan mula-mula
berat wadah dan bahan setelah dikeringkan
berat wadah

2. Kadar Abu (Rangana,

1977)

Sejumlah bahan ditimbang
telah

dibakar

dalam

tanur

gram) dalam cawan yang
HSMセ@

dan

diketahui

beratnya.

Masukkan cawan yang telah berisi bahan ke dalam tanur,

21

bakar

sampai

diperoleh

berat konstan.

abu

yang

berwarna

abu-abu atau

Pengabuan dilakukan dalam 2 tahap,

tahap

pertama dilakukan dengan suhu 400 C dan tahap kedua dengan
550 C.

Dlnginkan dalam desikator,

lalu ditimbang.

berat abu (gram)
x 100;,

Kadar Abu
berat bahan (gram)

3. Kadar Protein, metode Kjeldahl-Mikro (Fardiaz et al,
1989)
Sejumlah

kecil

bahan

ditimbang

membutuhkan 3-10 ml HCl 0.02 N),
labu Kjeldahl 30 mi.

(kira-kira

akan

lalu dipindahkan dalam

Ke dalam labu dimasukkan 1.9+0.1 gr

K,SO.;, 40+ 1 0 mg HgO dan 2.0+ 0.1 ml H,SO,.

Ji ka bahan lebih

dari 15 mg di tambahkan 0.1 ml H,SO.: peka t untuk setiap 10
mg bahan di atas 15 mg.

Tambahkan batu didih dan secara

perlahan kemudian didinginkan lagi.

Kemudian isi labu

dipindahkan ke dalam alat destilasi, cuci dan bilas labu
5-6 kali dengan 1-2 ml akuades.

Air cucian dipindahkan

ke dalam alat destilasi.
Bahan dimasukkan

ke dalam erlenmeyer 125 ml

yang

telah berisi 5 ml larutan H3 BO J dan 2-4 tetes indikator
(campuran 2 bagian metil merah dan 1 bag ian metilen biru
0.2

* dalam
Bagian

alkohol) dibawah kondensor.
ujung

bawah larutan H,BO,.

tabung

kondensor

harus

terendam

di

Tambahkan 8-10 ml larutan NaOH-NaS,O,

kemudian lakukan destilasi sampai tertampung kira-kira 15
ml

destilat

dalam

erlemeyer.

Si las

tabung

kondensor

dengan air dan tampung bilasannya dalam erlemeyer yang

24
Kemudian eneerkan isi eriemeyer sampai kira-kira

sarna.

50 ml,

lalu

perubahan

titrasi

warna

dengan

manjadi

HCI

0.02

abu-abu.

N sampai
Lakukan

terjadi

Juga

pada

blanko.
(mi HCl-ml blanko)
*_

x N HCl x 14.007 x 100

N

mg bahan
セ⦅@

Protein

,N

x

6.25

4. Kadar Lemak, metode ekstraksi Soxhiet (Fardiaz et aI,
1989)

Labu

lemak

yang

ukurannya

sesuai

dengan

alat

ekstraksi soxhlet yang digunakan, dikeringkan dalam oven,
kemudian didinginklan dalam desikator dan ditimbang.
Timbang 5 gr bahan,
saring

dan

diletakkan

lalu dibungkus dengan kertas

dalam

alat

ekstraksi

soxhlet,

kemudian pasang alat kondensor diatasnya.
Tuangkan pelarut dietil

eter ke dalam labu lemak

seeu kupnya sesuai dengan ukuran soxhlet yang digunakan.
Lakukan refluks selama minimal 5 Jam sampai pelarut yang
turun kembali ke labu lemak berwarna jernih.
Destilasi
tampung

pelarut

pelarutnya

Iemak hasil
105 C.

ada

selanjutnya

ekstraksi

Setelah

yang

di

dalam

labu

lemak,

labu

lemak

yang

berisi

dipanaskan dalam oven pada

dikeringkan

sampai

berat

konstan

suhu
dan

didinginkan dalam desikator, timbang labu beserta lemaknya
tersebut.
berat lemak (gram)

x

" Lemak
berat bahan (gram)

100'

5. Total Gula, metode Anthrone (Apriyantono et aI, 1989)
Se= Jmlah
reak.si,

ml)

I, 1
'

bahan

dimasuy.y.an

da lam tatnlnq
セ・@

c;itambiJhy.an S ml pereay.si anthrcCle,
dalam

、ゥエ・ュー。セBャc@

Kemudian

waterbath

didinginkan,

100 C

dipindahy.an

ditutup d"l"

selama
ke

12

dalam

menit.

kuvet

dan

dibaea absorbansinya pada panjang gelombang 630 nm dengan
spektrofccometer.

6. Kekerasan, dengan alat rnstron 1140
bahan dilakukan dengan menggunakan alat
k・セイ。ウョ@

Instron

Table Model Food Tester
セQTP@

(USA)

dengan faktor

konversi untuk skala penuh ditentukan sebesar 14.

Sampel

yang aka:--. diukur

kekerasannya diletakka:o dan dilakukan

penekana:-:

peeah.

sampai

Besarnya

tekanan

dibaea

pada

kurva ya:-:g tergambar pada kertas grafik.

H/14
Kekerasa:-: (kg/em3)

x

A

B

keterangan
H
A
B

tinggi puneak kurva (em)
Skala amplifier (50 kg)
Luas penekanan (em')

7. Susut Bobot
SUS'.lt bobot di tentukan dengan eara menimbang bahan
setelah ::iilakukan penyimpanan dengan waktu

simpan

yang

telah di=entukan.
k・セゥャ。ョァ@

sebagai berikut :

bobot dihitung dengan menggunakan rumus

26

A - B

x

Susut bobot

100

A
keterangan :
A : Berat bahan awal
B : Berat bahan pada saat pengamtilan setelah waktu
slmpan yang ditentukan
8. Kadar Vitamin C, metode Yodium (Jacobs, 1962)

Penentuan kadar vitamin C dilakkan dengan titrasi.
Bahan ditimbang sebanyak 10 gr dan dihancurkan,
dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml,
tanda

tera

disaring

dengan

dengan

menambahkan

kapas,

ditepatkan sampai

akuades.

filtrat

yang

kemudian

Setelah

diperoleh

itu

dipipet

sebanyak 25 ml dan dititrasi dengan larutan iod 0.01 N
dengan indikator 1 ml
biru secara

kanji

1

i

hingga diperoleh warna

konstan selama 30 detik.

iod 0.01 N sebanding dengan

Dimana setiap ml

0.88 mg vitamin C.

Untuk

menghitung kadar Vitamin C digunakan rumus :
ml Iod 0.01 N

x

0.88

x

B

x

100

A
y

keterangan :
A
B
Y

mg Vitamin C/100 gr bahan
faktor pengenceran
Berat bahan (gr)

9. Uji Warna, sistem Hunter dengan alat kromameter
Pengukuran warna dilakukan dengan menggunakan alat

Chromameter Minolta Type CR-200.

Pengukuran ini dilakukan

dengan cara menempelkan alat sensor pada bahan dan men embakkan sinar pada bahan.

27

10. Uji Organoleptik, uji Hedonik (Soekarto,
Pengujian orgonoleptlk dilakukan
dan warna.
1

(sangat

Skala yang digunakan
tidak

suka),

2

(suka), dam 5 (sangat suka)

!L,dak

1982)

terhadap tekstur
kisaran dari

ュ・ーセGャケ。ゥ@

suka),

3

(netral),

4

PerlgUJlan organoleptik jang

dilakukan adalah berdasarkan uj

1

kesukaan dengan mengguna-

kan panelis sebanyak 20 orang.
Bahan disajikan berdasarkan lama penyimpanan pada
masing-masing perlakuan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENELITIAN PENDAHULUAN
Hasil

kandungarl
ー・ョァ。ュエセ@

segar pada penelitian

proksimat

rebung

betung

ini, sebagai berikut:
ー・セ、。ィオャョ@

Tabel 4. Komposisi rebung be tung segar hasil pengamatan per
100 gr bag ian yang dapat di makan
Komposisi

Kandungan

Air,
gr
Protein, gr
Lemak,
gr
Karbohidrat, gr
Abu,
gr
Vitamin C, rq

91, 81
0, 33
0.49
4,97
0,56

4,00

II. PENELITIAN UTAMA
A. PENENTUAN POLA RESPIRASI
Dengan adanya penurunan konsentrasi 0
katan konsentrasi

CO

dan pening-

menunjukkan bahwa sayuran masih

melanjutkan proses hidup diantaranya proses respirasi.
Pengukuran

laju

respirasi

dilakukan

karena

laju

respirasi merupakan salah satu parameter yang dibutuhkan
untuk menduga konsentrasi gas 0
Konsentrasi
diperoleh
konsentrasi

dengan
dalam

gas

0

dan

mengalikan
persen

dan CO
CO

dalam

data

dengan

kesetimbangan.
satuan

hasil

volume

staples dan dibagi dengan berat komoditi.

ml/kg

pengukuran
bebas

dalam

Data hasil

29

konsentrasi gas 0
ー・ョァオセイ。@

dan CO

dapat dilihat pada

1.
セSューゥイ。ョ@

Berdasary.an hasil pengamatan, rata-rata y.ons(;! t_rdsi
(23S

0

dan CO

menghasilkan

'29.:' C),
]').43

berubah.

ml/kg.jam dan

Penyimpanan pada
laJu

penurunan

gas

laju peningkatan gas

43.70 ml/kg.jam dengan persamaan regresi

2253.2

30.43x

CO) (ml/kg)

dengan

koefisien

suhu

kamar

0
CO

seC(Esar

(0) HュャOセZァI@

regresi

d2n

0,77

(-

1305.9 + 43.70x dengan koefisien re(]resi

=

0,85.

Nilai RQ diperoleh sebesar 1.44, hal ini menun-

ェセォ。ョ@

bahwa yang digunakan dalam respirasi ini adalah

asam-asam organik.

Gambar 7. menunjukkan kurva perub2-

han konsentrasi gas 0

dan CO

rebung betung segar pada

suhu 29.5C.

", """

1
o

-----Mセ@

1500 ----------------



500

o

69

Gambar 7. Kurva perubahan konsentrasi gas
yang disimpan pada suhu 29.5 C
Penyimpanan
penurunan

gas

dar.

suhu

5 C,

menghasilkan

sebesar

5.25

ml/kg.jam dan

pada
0

0

CO

セ。ェオ@

la=u

30

peningkatan

gas

sebesar

CO

3.38

persamaan regresi masing-masing

ml/kg.jam

(0) (mllkg)

5.25x dengan koefisien regresi 0,98 dan

1964.1

(CO) (ml/kg)

364.2 + 3.38x dengan koefisien regresi 0,94.

diperoleh sebesar

Gambar

0.64.

perubahan konsentrasi gas 0

8.

dan CO

dengan

Nilai RQ

menunj ukkan

kurva

rebung betung segar

pada suhu 5"C.

=
RセZi@

;:-::0:

g

. T5-:

-

-s:':

0

.



セNLH@

1
• ''''

':'::'0

"'"

""

U

3

So

1'"

2' セU@
69 94 GZ・セ\M[LRゥs@
L_ma panylmp.n.,., (",a,l)

Gambar 8. Kurva perubahan konsentrasi
yang disimpan pada suhu 5'C
Penyimpanan

pada

suhu

n

10 C,

gas

0

dan

menghasilkan

CO

laju

penurunan gas 0, sebesar 5.94 ml/kg.jam dan laju peningka tan gas CO, sebesar 6.02 ml / kg. jam dengan persamaan
regresi masing-masing (0 ) (ml/kg)

2107.9 - 5. 94x dengan

koefisien regresi 0,98 dan (CO,) (ml/kg)
dengan

koefisien

regresi

0,98.

セ@

Nilai

376.6 + 6.02x

RQ

diperoleh

sebesar 1.01, hal ini menunjukkan bahwa yang digunakan
dalam respirasi ini adalah gula.

Gambar 9. menunjukkan

31

°

kurva perubahan konsentrasi gas

dan CO. rebung betung

segar pada suhu 10e.

[セXイᄋM

?
セ@ Gセ@
.,, '""

1150

a

I

6<

"00

''''
o

3

\I

15

;>1

45

69

l .....

94

セョカャBLー@

Qセ@

H2

166

100 214

;'62
ョセ@

..... n Uam)

Garnbar 9. Kurva perubahan konsentrasi
yang disimpan pada suhu 10ce

°

gas

co·

dan

Laju penurunan gas 0, pada suhu 5'e lebih rendah
dibandingkan dengan penurunan gas 0, pada suhu 10°C dan

co

Laju peningkatan gas
lebih

rendah

daripada

pada

suhu

pada

suhu 5'C
dan

10·C

Juga

29.5C.

Perbedaan laju respirasi ini disebabkan karen a perubahan
Dari

aktivitas metabolisme dari rebung be tung segar.
hasil pengukuran respirasi

tersebut menunjukkan bahwa

penyimpanan rebung segar pada suhu 5°C dapat memperlambat proses respirasi lebih lama.

.

. ;,,

,

-

. "

.\

""

:'

''''', . -.. - ,j/
.'
セN@

I

32
B.

PENENTUAN KONSENTRASI GAS O2 DAN CO2 OPTIMUM
1. UJI SUSUT BOBOT

Penentuan

konsentrasi

gas

0

dan

CO

optimum

rebung be tung segar dilakukan uji susut bobot.

Uji

ini dilakukan setiap 7 hari pada suhu penyimpanan 5C
c

dan 10 C.
untuk

Hasil uji susut bobot rebung be tung segar

setiap perlakuan

selalu berubah.
pada

Lampiran

konsentrasi

gas 0,

dan CO

Hasil uji susut bobot ini disajikan
2,

sedangkan

kurva

perubahan

susut

bobot rebung be tung segar dapat dilihat pada Gambar
10 dan Gambar 11.

i---

i

iMjセ@

i 3_5" .

セ@

"'

cc