Karakterisasi Lapisan-lapisan Sedimen Geolog, di Daerah Pertambangan Batubara Bukit Asam, Tanjung Enim, Sumatera Selatan

DI DAE

ERTAMBANGAN B

N M ,S

Oleh
Markus Kristiyanto Martiono

A 26.0967

JURUSAN TANAH
FAJWLTAS PERTmIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1995

RNGKASAN
WIARKUS KRISTIYAVTO MARTIONO. Karakterisasi Lapisan-lapisan
Sedimen Geologi di Daerah Pertambangan Batubara Bukit Asam, Tanjung Enim,
Sumatera Selatan (di bawah bimbingan Sahat Matondang dan I P. G. Widjaja Adhi).
Sesuai dengan tuntutan pembangunan yang berwawasan lingkungan, maka sudah semestinya jika pihak penambang mempunyai perhatian, komitmen dan andil

yang besar dalam penyelamatan lingkungan di sekitar lokasi pertambangan. Tindakan untuk mereklamasi lahan-lahan bekas pertambangan merupakan salah satu wujud
npata dari hal-hal tersebut.
Namun untuk mereklamasi lahan di daerah pertambangan membutuhkan pengetahuan dari berbagai aspek. Usaha reklamasi tersebut tidak mungkin akan berhasil dengan baik jika tanpa didukung pengetahuan tentang proses geologi, hidrologi,
biologi, dan edapologi yang berlangsung pada lahan pertambangan dan lahan bukan
pertambangan yang ada di sekitarnya. Dengan demikian pengetahuan tentang masing-masing aspek dan juga keterkaitan di antara aspek-aspek tersebut akan sangat
~nenunjangdalam usaha mereklamasi lahan bekas pertambangan.
Masalah-masalah yang sering dihadapi dalam mereklamasi lahan pertambangan adalah penggaraman dan kemasaman yang berlebihan terhadap tanah tarnbang
sebagai akibat dari hancuran iklim yang dialami lapisan overburden pyritic.
Atas dasar hal-ha1 tersebut di atas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik Lapisan-lapisan Sedimen Geologi di daerah pertambangan batubara Bukit Asam dengan cara mengidentifikasi beberapa sifat yang dianggap cukup
representatif mencirikan kualitas Lapisan Sedimen Geologi di daerah tersebut.
Diusahakan mengungkapkan pola keragaman, kandungan pada masing-masing Lapisan Sedimen Geologi (LSG), dan pola sebaran variasi dari sifat-sifat yang diamati.
Penilaian keragaman didasarkan pada nilai tengah

(x),

simpangan baku (s)

dan koefisien keragaman (KK) dari sifat-sifat kimia yang diamati , yaitu pH H,O,

pH KCI, pirit dan DHL. Pengelompokan Lapisan Sedimen Geologi (LSG) didasarkan pada perbedaan letak posisinya terhadap lapisan-lapisan batubara. Terdapat

lima Lapisan Sedimen Geologi (LSG) yang diamati, yaitu (1) LSG IA, merupakan
Lapisan Sedimen Geologi teratas; (2) LSG IB, terletak antara LSG IA dan lapisan
batubara A-1; (3) LSG 11, terletak antara lapisan batubara A-1 dan A-2; (4) LSG 111,
terletak antara lapisan batubara A-2 dan B-1; (5) LSG TV, terletak antara lapisan batubara B-1 dan B-2.
Dengan menggunakan patokan koefisien keragaman 5 33 % sebagai batas
keseragaman, maka LSG IA dianggap seragam untuk pH H,O, pH KC1 dan DHL,
sedangkan pirit tidak seragam. LSG IB dianggap seragam untuk pH H,O dan pH
KC1, sedangkan pirit dan DHL tidak seragam. LSG I1 dianggap seragam untuk keelnpat sifat yang diamati. LSG 111 dianggap seragam untuk pirit dan DHL, sedangkan pH H,O
- dan pH KC1 tidak seragam. LSG IV dianggap seragam untuk pirit dan
pH H,O,
- sedangkan pH KC1 dan DHL dianggap tidak seragam.
Berdasarkan nilai pengelompokan tersebut LSG I1 mempunyai keseragaman
dala~n(internal homogenity)) yang relatif lebih tinggi, atau memiliki keragaman dalam (internal variability) yang relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan LSG
yang lain. Sebaliknya LSG IB mempunyai keseragaman dalam (internal homogenity)
yang relatif lebih rendah, atau memiliki keragaman dalam (internal variability) yang
relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan LSG lainnya.
Hasil uji statistika berpasangan menunjukkan bahwa semua LSG mempunyai
nilai pH H,O
- dan pH KC1 yang berbeda nyata.


LSG I1 mempunyai nilai tengah pH

H 2 0 dan pH KC1 yang paling tinggi, yang selanjutnya disusul oleh LSG IB, 14, 111,
dan yang terendah terdapat pada LSG IV.
Hasil uji statistika berpasangan juga menunjukkan bahwa semua LSG yang
d ~ a ~ n amempunyai
ti
nilai tengah pirit yang berbeda nyata.

LSG I1 merupakan lapi-

san sedimen geologi yang mempunyai kandungan pirit yang paling rendah dibandingkan dengan keempat LSG lainnya.

LSG 11 ini tidak memiliki kemasaman potensial

yang berbahaya karena kandungan piritnya rendah (kurang dari 0.61 %).
LSG IV mempakan lapisan sedimen yang mempunyai kandungan pirit yang

paling tinggi. LSG IV ini mempunyai potensi kemasaman yang tinggi, karena lapisan tersebut memiliki kandungan pirit yang melebihi 1.2 %.


LSG IB, I11 dan IA

memiliki kandungan pirit yang tergolong rendah, sehingga potensi kemasamannyapun tidak setinggi pada LSG IV.
Berdasarkan uji statistika berpasangan, semua LSG yang diamati mempunyai
nilai tengah DHL yang berbeda nyata. LSG IV, I11 dan IB yang diperkirakan merupakan liat marin mempunyai nilai tengah DHL yang lebih tinggi dibandingkan dengan LSG I1 dan IA yang diduga merupakan LSG non-marin.
Model semivariogram dari masing-masing sifat diamati menurut empat arah
yang berbeda yaitu 0°, 45", 90°, dan 135' dengan masing-masing toleransi 22.5".
Hal tersebut untuk melihat sifat anisotropik keragaman pada masing-masing sifat.
Selain itu model semivariogram isotropik yang mempakan gabungan keempat model
semivariogram menurut arah tersebut juga dicari.
Semua sifat yang diamati mempunyai range yang berbeda pada keempat arah
pengamatan. Hal ini berarti bahwa model semivariogram isotropik tidak sahih dan
tidak dapat digunakan untuk menjelaskan pola keragamannya. Berdasarkan model
semivariogram yang dihasilkan nampak bahwa semua sifat yang diamati pada LSGLSG di Bukit Asam menunjukkan suatu pola ketergantungan secara vertikal menurut
arah tertentu. Arah sebaran dominan ditunjukkan oleh nilai range yang paling besar
di antara arah lainnya.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pH H,O,
- pH KC1, pirit, dan DHL
sebaran dominannya terjadi pada arah 135". Arah tersebut menunjukkan arah keter-


gantungan antar titik dan arah sebaran secara vertikal keempat sifat yang. diamati.
Arah ini kemungkinan terkait dengan arah sedimentasi saat pembentukan Lapisan
Sedimen Geologi di Bukit Asam dan adanya interaksi antara keempat sifat tersebut.
Gejala proses sedimentasi pada lapisan sedimen geologi di Bukit Asam ditunjukkan dengan prosedur kriging. Hal ini ditunjukkan oleh adanya pola garis kontur
dengan nilainya yang berkesinarnbungan, terutama terlihat antara lapisan batubara

B-2 sampai batubara A-1. Hal ini menunjukkan terjadinya penumpukkan garam-garam dan pirit secara berlapis-lapis pada lapisan bawah sebagai akibat proses sedimentasi. Gejala demikian juga terlihat pada tingkat kemasarnannya.

DI DAE

ERTAMBANGAN B

N M ,S

Oleh
Markus Kristiyanto Martiono

A 26.0967

JURUSAN TANAH

FAJWLTAS PERTmIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1995

RNGKASAN
WIARKUS KRISTIYAVTO MARTIONO. Karakterisasi Lapisan-lapisan
Sedimen Geologi di Daerah Pertambangan Batubara Bukit Asam, Tanjung Enim,
Sumatera Selatan (di bawah bimbingan Sahat Matondang dan I P. G. Widjaja Adhi).
Sesuai dengan tuntutan pembangunan yang berwawasan lingkungan, maka sudah semestinya jika pihak penambang mempunyai perhatian, komitmen dan andil
yang besar dalam penyelamatan lingkungan di sekitar lokasi pertambangan. Tindakan untuk mereklamasi lahan-lahan bekas pertambangan merupakan salah satu wujud
npata dari hal-hal tersebut.
Namun untuk mereklamasi lahan di daerah pertambangan membutuhkan pengetahuan dari berbagai aspek. Usaha reklamasi tersebut tidak mungkin akan berhasil dengan baik jika tanpa didukung pengetahuan tentang proses geologi, hidrologi,
biologi, dan edapologi yang berlangsung pada lahan pertambangan dan lahan bukan
pertambangan yang ada di sekitarnya. Dengan demikian pengetahuan tentang masing-masing aspek dan juga keterkaitan di antara aspek-aspek tersebut akan sangat
~nenunjangdalam usaha mereklamasi lahan bekas pertambangan.
Masalah-masalah yang sering dihadapi dalam mereklamasi lahan pertambangan adalah penggaraman dan kemasaman yang berlebihan terhadap tanah tarnbang
sebagai akibat dari hancuran iklim yang dialami lapisan overburden pyritic.
Atas dasar hal-ha1 tersebut di atas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik Lapisan-lapisan Sedimen Geologi di daerah pertambangan batubara Bukit Asam dengan cara mengidentifikasi beberapa sifat yang dianggap cukup
representatif mencirikan kualitas Lapisan Sedimen Geologi di daerah tersebut.
Diusahakan mengungkapkan pola keragaman, kandungan pada masing-masing Lapisan Sedimen Geologi (LSG), dan pola sebaran variasi dari sifat-sifat yang diamati.

Penilaian keragaman didasarkan pada nilai tengah

(x),

simpangan baku (s)

dan koefisien keragaman (KK) dari sifat-sifat kimia yang diamati , yaitu pH H,O,

pH KCI, pirit dan DHL. Pengelompokan Lapisan Sedimen Geologi (LSG) didasarkan pada perbedaan letak posisinya terhadap lapisan-lapisan batubara. Terdapat
lima Lapisan Sedimen Geologi (LSG) yang diamati, yaitu (1) LSG IA, merupakan
Lapisan Sedimen Geologi teratas; (2) LSG IB, terletak antara LSG IA dan lapisan
batubara A-1; (3) LSG 11, terletak antara lapisan batubara A-1 dan A-2; (4) LSG 111,
terletak antara lapisan batubara A-2 dan B-1; (5) LSG TV, terletak antara lapisan batubara B-1 dan B-2.
Dengan menggunakan patokan koefisien keragaman 5 33 % sebagai batas
keseragaman, maka LSG IA dianggap seragam untuk pH H,O, pH KC1 dan DHL,
sedangkan pirit tidak seragam. LSG IB dianggap seragam untuk pH H,O dan pH
KC1, sedangkan pirit dan DHL tidak seragam. LSG I1 dianggap seragam untuk keelnpat sifat yang diamati. LSG 111 dianggap seragam untuk pirit dan DHL, sedangkan pH H,O
- dan pH KC1 tidak seragam. LSG IV dianggap seragam untuk pirit dan
pH H,O,
- sedangkan pH KC1 dan DHL dianggap tidak seragam.

Berdasarkan nilai pengelompokan tersebut LSG I1 mempunyai keseragaman
dala~n(internal homogenity)) yang relatif lebih tinggi, atau memiliki keragaman dalam (internal variability) yang relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan LSG
yang lain. Sebaliknya LSG IB mempunyai keseragaman dalam (internal homogenity)
yang relatif lebih rendah, atau memiliki keragaman dalam (internal variability) yang
relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan LSG lainnya.
Hasil uji statistika berpasangan menunjukkan bahwa semua LSG mempunyai
nilai pH H,O
- dan pH KC1 yang berbeda nyata.

LSG I1 mempunyai nilai tengah pH

H 2 0 dan pH KC1 yang paling tinggi, yang selanjutnya disusul oleh LSG IB, 14, 111,
dan yang terendah terdapat pada LSG IV.
Hasil uji statistika berpasangan juga menunjukkan bahwa semua LSG yang
d ~ a ~ n amempunyai
ti
nilai tengah pirit yang berbeda nyata.

LSG I1 merupakan lapi-


san sedimen geologi yang mempunyai kandungan pirit yang paling rendah dibandingkan dengan keempat LSG lainnya.

LSG 11 ini tidak memiliki kemasaman potensial

yang berbahaya karena kandungan piritnya rendah (kurang dari 0.61 %).
LSG IV mempakan lapisan sedimen yang mempunyai kandungan pirit yang

paling tinggi. LSG IV ini mempunyai potensi kemasaman yang tinggi, karena lapisan tersebut memiliki kandungan pirit yang melebihi 1.2 %.

LSG IB, I11 dan IA

memiliki kandungan pirit yang tergolong rendah, sehingga potensi kemasamannyapun tidak setinggi pada LSG IV.
Berdasarkan uji statistika berpasangan, semua LSG yang diamati mempunyai
nilai tengah DHL yang berbeda nyata. LSG IV, I11 dan IB yang diperkirakan merupakan liat marin mempunyai nilai tengah DHL yang lebih tinggi dibandingkan dengan LSG I1 dan IA yang diduga merupakan LSG non-marin.
Model semivariogram dari masing-masing sifat diamati menurut empat arah
yang berbeda yaitu 0°, 45", 90°, dan 135' dengan masing-masing toleransi 22.5".
Hal tersebut untuk melihat sifat anisotropik keragaman pada masing-masing sifat.
Selain itu model semivariogram isotropik yang mempakan gabungan keempat model
semivariogram menurut arah tersebut juga dicari.
Semua sifat yang diamati mempunyai range yang berbeda pada keempat arah

pengamatan. Hal ini berarti bahwa model semivariogram isotropik tidak sahih dan
tidak dapat digunakan untuk menjelaskan pola keragamannya. Berdasarkan model
semivariogram yang dihasilkan nampak bahwa semua sifat yang diamati pada LSGLSG di Bukit Asam menunjukkan suatu pola ketergantungan secara vertikal menurut
arah tertentu. Arah sebaran dominan ditunjukkan oleh nilai range yang paling besar
di antara arah lainnya.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pH H,O,
- pH KC1, pirit, dan DHL
sebaran dominannya terjadi pada arah 135". Arah tersebut menunjukkan arah keter-

gantungan antar titik dan arah sebaran secara vertikal keempat sifat yang. diamati.
Arah ini kemungkinan terkait dengan arah sedimentasi saat pembentukan Lapisan
Sedimen Geologi di Bukit Asam dan adanya interaksi antara keempat sifat tersebut.
Gejala proses sedimentasi pada lapisan sedimen geologi di Bukit Asam ditunjukkan dengan prosedur kriging. Hal ini ditunjukkan oleh adanya pola garis kontur
dengan nilainya yang berkesinarnbungan, terutama terlihat antara lapisan batubara

B-2 sampai batubara A-1. Hal ini menunjukkan terjadinya penumpukkan garam-garam dan pirit secara berlapis-lapis pada lapisan bawah sebagai akibat proses sedimentasi. Gejala demikian juga terlihat pada tingkat kemasarnannya.

Dokumen yang terkait

PENAMBANGAN BATUBARA OLEH RAKYAT DI DESA TANJUNG LALANG KECAMATAN TANJUNG AGUNG KABUPATEN MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN

0 15 57

KARAKTERISASI DAN ANALISIS LAPISAN BATUBARA DI LAPANGAN TAMBANG AIR LAYA (TAL) TANJUNG ENIM MENGGUNAKAN DATA LOG DAN DATA CORE (RADIOAKTIF, TERMAL, DAN GEOKIMIA)

5 25 76

Analisis biaya dan manfaat ekonomi konversi lahan kawasan hutan menjadi pertambangan batubara (studi kasus: wiup ptba bukit munggu, kelurahan tanjung enim, kabupaten muara enim, provinsi sumatera selatan)

0 2 106

Branding Museum Tambang Batubara Bukit Asam di Kabupaten Muara Enim.

0 1 17

KAJIAN KERUSAKAN LAHAN BEKAS PERTAMBANGAN BATUBARA AIR LAYA PT. BUKIT ASAM (PERSERO) tbk, DI KECAMATAN LAWANG KIDUL KABUPATEN MUARA ENIM SUMATERA SELATAN TAHUN 2012.

0 0 1

RANCANGAN SISTEM PENYALIRAN PADATAMBANG BATUBARA TAMBANG AIR LAYA TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN

0 0 7

PENGARUH AIR ASAM TAMBANG TERHADAP STABILITAS CHECK DAM DI PT BUKIT ASAM (PERSERO), TBK TANJUNG ENIM PROPINSI SUMATERA SELATAN Sepriadi

0 0 6

PENGARUH FRAGMENTASI HASIL PELEDAKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS HYDRAULIC LOADING EXCAVATOR KOMATSU PC 2000 PADA LAPISAN INTERBURDEN B2C PIT TAMBANG AIR LAYA SELATAN PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK UNIT PERTAMBANGAN TANJUNG ENIM Diajukan Untuk Mememuhi Persyarata

0 0 12

KAJIAN TEKNIS OPERASI PENGEBORAN DAN PELEDAKAN LAPISAN B2-C DI MT4 / SWAKELOLA III PT. BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk. TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN - Eprints UPN "Veteran" Yogyakarta

0 0 8

GEOLOGI DAN POLA SEBARAN SERTA KEMENERUSAN LAPISAN BATUBARA DAERAH GUNUNG MEGANG, KECAMATAN GUNUNG MEGANG, KABUPATEN MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN - Eprints UPN "Veteran" Yogyakarta

0 0 100