Hubungan antara Sistem Lahan dan Kesesuaian Lahan dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG) Studi Kasus Pengusahaan Tanaman Padi Sawah dan Jagung di Propinsi Jawa Barat

HUBUNGAN ANTARA SISTEM LAaAN DAN KESESUAIAN LAWN
DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)
STUD1 KASUS PENGUSAHAAN TANAMAN PAD1 SAWAH
DAN JAGUNG DI PROPINSI JAWA BARAT

Oleh
POPPY KUSUMAWATI
A 270353

JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997

RINGKASAN
POPPY KUSUMAWATI. Hubungan antara Sistem Lahan dan Kesesuaian Lahan
dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG), Studi Kasus Pengusahaan
Tanaman Padi Sawah dan Jagung di Propinsi Jawa Barat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengolah data skunder yang tersedia
(RePPProT) dalam upaya mempelajari: (1) hubungan antara sistem lahan dengan
produktivitas; (2) mengevaluasi kesesuaian lahan dari setiap sistem lahan berdasarkan

kriteria CSRIFAO 1983; (3) melihat hubungan antara kesesuaian lahan menurut
CSFUFAO dengan produktivitas; dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografi
untuk menganalisis data tersebut.
Penelitian ini diiakukan di Laboratorium Kartografi dan Pen,.inderaan

Jauh,

Jurusan Tanah, LPB.
Ada tiga tahapan kegiatan dalam penelitian ini yaitu : (a) tumpang-tindih peta
produktivitas per kecamatan dengan peta sistem lahan rnenurut RePPProT; (b)
memadukan (matching) antara kriteria kesesuaian lahan menurut CSFUFAO 1983
dengan data karakteristik sistem lahan dari RePPProT; (c) membandingkan hasil
tumpang-tindih antara peta produktivitas dengan peta kesesuaian lahan dari sistem
lahan berdasarkan kriteria CSR/FAO.
H a d dari kegiatan ini menunjukan adanya hubungan antara sistem lahan dengan
produktivitas yaitu bahwa setiap sistem lahan mempunyai tingkat produktivitas tertentu,
yang dalam hal ini dibedakan oleh adanya perbedaan beberapa karakteristik lahan untuk
tanaman padi sawah seperti : tipe fisiografi, lereng dan pH. Dimana lahan dengan tipe
fisiografi dataran, lereng landai dan pH yang mendekati netral akan mampu
berproduktivitas tinggi. Sebaliknya pada jagung tidak terdapat hubungan antara sistem

lahan dengan produktivitas.

Kelas kesesuaian lahan dari sistem lahan yang ada terdii dari dua kelas yaitu
kelas kesesuaian lahan kelas S3 (hampu sesuai) atau N (tidak sesuai), dimana secara
keseluruhan daerah penelitian didominasi oleh kelas kesesuaian lahan N.
Faktor-faktor pembatas kelas kesesuaian lahan S3 dan N sebagian besar
disebabkan oleh kecuraman lereng, yaitu masing-masing 31.82% dan 51.51% dari
jumlah pembatas semua sistem lahan pada padi sawah, sedangkan pada jagung faktor
pembatas kelas kesesuaian lahan S3 sebagian besar karena suhu udara (50%) dan pada
kelas kesesuaian lahan N karena kecuraman lereng (44.68%).
Pada penelitian ini antara produktivitas dengan kesesuaian lahan dari sistem
lahan menurut CSR/FAO pada tanaman padi sawah dan jagung tidak ada hubungan,
dimana hasil penilaian kesesuaian lahan tidak mencerminkan produktivitasnya. Dalam
ha1 ini produktivitas sangat tinggi, tinggi dan sedang dapat dicapai pada lahan yang
tergolong ke dalam kelas kesesuaian lahan S3 maupun N, dengan persentase luas lahan
didomonasi oleh kelas kesesuaian lahan N. Sistem lahan pada tanaman padi sawah yang
tergolong kelas kesesuaian lahan S3 dan kelas produktivitas sangat tinggi sampai
sedang sebesar 5.86%, kelas tinggi sampai sedang 20.9%, dan kelas sedang 9.29%, dan
yang tergolong kelas kesesuaian lahan N dan kelas produktivitas sedang sebesar
60.92%, sedangkan pada tanaman jagung sistem lahan yang tergolong kelas kesesuaian

lahan S3 dan kelas produktivitas tinggi sebesar 0.62%, kelas tinggi sampai sedang
9.34%, kelas sedang 35.82%, dan yang tergolong kelas kesesuaian lahan N dan kelas
produktivitas tinggi sebesar 0.17%, kelas sangat tinggi sampai sedang 27.43%, kelas
tinggi sampai sedang 10.5% dan kelas sedang 61.71%.
Hal ini disebabkan (1) adanya usaha masukan dan tingkat pengelolaan sesuai
kondisi lahan tersebut yaitu yang berupa pengairan (igasi), pembuatan sahran
pembuangan air yang berlebii, pernupukan dan pengapuran, penterasan, dan penanaman
menurut garis kontur; (2) adanya kekurangrelevanan data dari BPS; (3) karena kriteria

sistem lahan dari RePPProT kurang sesuai untuk daerah Jawa Barat ; serta (4)
kurangnya data karakteristik lahan dari sistem lahan yang dipalukan pada kriteria
kesesuaian lahan menurut CSR/FAO.

HUBUNGAN ANTARA SISTEM LAaAN DAN KESESUAIAN LAWN
DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)
STUD1 KASUS PENGUSAHAAN TANAMAN PAD1 SAWAH
DAN JAGUNG DI PROPINSI JAWA BARAT

Oleh
POPPY KUSUMAWATI

A 270353

JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997

RINGKASAN
POPPY KUSUMAWATI. Hubungan antara Sistem Lahan dan Kesesuaian Lahan
dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG), Studi Kasus Pengusahaan
Tanaman Padi Sawah dan Jagung di Propinsi Jawa Barat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengolah data skunder yang tersedia
(RePPProT) dalam upaya mempelajari: (1) hubungan antara sistem lahan dengan
produktivitas; (2) mengevaluasi kesesuaian lahan dari setiap sistem lahan berdasarkan
kriteria CSRIFAO 1983; (3) melihat hubungan antara kesesuaian lahan menurut
CSFUFAO dengan produktivitas; dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografi
untuk menganalisis data tersebut.
Penelitian ini diiakukan di Laboratorium Kartografi dan Pen,.inderaan

Jauh,


Jurusan Tanah, LPB.
Ada tiga tahapan kegiatan dalam penelitian ini yaitu : (a) tumpang-tindih peta
produktivitas per kecamatan dengan peta sistem lahan rnenurut RePPProT; (b)
memadukan (matching) antara kriteria kesesuaian lahan menurut CSFUFAO 1983
dengan data karakteristik sistem lahan dari RePPProT; (c) membandingkan hasil
tumpang-tindih antara peta produktivitas dengan peta kesesuaian lahan dari sistem
lahan berdasarkan kriteria CSR/FAO.
H a d dari kegiatan ini menunjukan adanya hubungan antara sistem lahan dengan
produktivitas yaitu bahwa setiap sistem lahan mempunyai tingkat produktivitas tertentu,
yang dalam hal ini dibedakan oleh adanya perbedaan beberapa karakteristik lahan untuk
tanaman padi sawah seperti : tipe fisiografi, lereng dan pH. Dimana lahan dengan tipe
fisiografi dataran, lereng landai dan pH yang mendekati netral akan mampu
berproduktivitas tinggi. Sebaliknya pada jagung tidak terdapat hubungan antara sistem
lahan dengan produktivitas.

Kelas kesesuaian lahan dari sistem lahan yang ada terdii dari dua kelas yaitu
kelas kesesuaian lahan kelas S3 (hampu sesuai) atau N (tidak sesuai), dimana secara
keseluruhan daerah penelitian didominasi oleh kelas kesesuaian lahan N.
Faktor-faktor pembatas kelas kesesuaian lahan S3 dan N sebagian besar

disebabkan oleh kecuraman lereng, yaitu masing-masing 31.82% dan 51.51% dari
jumlah pembatas semua sistem lahan pada padi sawah, sedangkan pada jagung faktor
pembatas kelas kesesuaian lahan S3 sebagian besar karena suhu udara (50%) dan pada
kelas kesesuaian lahan N karena kecuraman lereng (44.68%).
Pada penelitian ini antara produktivitas dengan kesesuaian lahan dari sistem
lahan menurut CSR/FAO pada tanaman padi sawah dan jagung tidak ada hubungan,
dimana hasil penilaian kesesuaian lahan tidak mencerminkan produktivitasnya. Dalam
ha1 ini produktivitas sangat tinggi, tinggi dan sedang dapat dicapai pada lahan yang
tergolong ke dalam kelas kesesuaian lahan S3 maupun N, dengan persentase luas lahan
didomonasi oleh kelas kesesuaian lahan N. Sistem lahan pada tanaman padi sawah yang
tergolong kelas kesesuaian lahan S3 dan kelas produktivitas sangat tinggi sampai
sedang sebesar 5.86%, kelas tinggi sampai sedang 20.9%, dan kelas sedang 9.29%, dan
yang tergolong kelas kesesuaian lahan N dan kelas produktivitas sedang sebesar
60.92%, sedangkan pada tanaman jagung sistem lahan yang tergolong kelas kesesuaian
lahan S3 dan kelas produktivitas tinggi sebesar 0.62%, kelas tinggi sampai sedang
9.34%, kelas sedang 35.82%, dan yang tergolong kelas kesesuaian lahan N dan kelas
produktivitas tinggi sebesar 0.17%, kelas sangat tinggi sampai sedang 27.43%, kelas
tinggi sampai sedang 10.5% dan kelas sedang 61.71%.
Hal ini disebabkan (1) adanya usaha masukan dan tingkat pengelolaan sesuai
kondisi lahan tersebut yaitu yang berupa pengairan (igasi), pembuatan sahran

pembuangan air yang berlebii, pernupukan dan pengapuran, penterasan, dan penanaman
menurut garis kontur; (2) adanya kekurangrelevanan data dari BPS; (3) karena kriteria

sistem lahan dari RePPProT kurang sesuai untuk daerah Jawa Barat ; serta (4)
kurangnya data karakteristik lahan dari sistem lahan yang dipalukan pada kriteria
kesesuaian lahan menurut CSR/FAO.