ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG DI KABUPATEN MAJELANGKA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.

(1)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG DI

KABUPATEN MAJELANGKA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Geografi

oleh :

Muhamad Husni Mubarok Saputra 1102010

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG DI

KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Oleh :

Muhamad Husni Mubarok Saputra 1102010

Sebuah karya tulis ilmiah yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pada Departemen Pendidikan Geografi FPIPS

Universitas Pendidikan Indonesia

© Muhamad Husni Mubarok Saputra 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak cipta dilindungi oleh undang – undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi atau cara lainnya tanpa izin dari penulis


(3)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Mumamad Husni Mubarok Saputra Nim : 1102010

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG DI

KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Disetujui dan Disahkan Oleh : Pembimbing I

Drs. Jupri, MT NIP. 19600615 198803 1 003

Pembimbing II

Dr. Lili Somantri, S.Pd., M.Si NIP.19790226 200501 1 008

Mengetahui,


(4)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dr. Ahmad Yani, M.Si NIP. 19670812 199702 1 021


(5)

ii

ABSTRAK

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG DI KABUPATEN MAJELANGKA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI

GEOGRAFIS

Oleh :

Muhamad Husni Mubarok Saputra (1102010)

Kabupaten Majalengka merupakan penghasil jagung terbesar kedua di Jawa Barat setelah Kabupaten Garut dengan produksi 119,701 Ton pada tahun 2013. Tanaman jagung hampir tumbuh di seluruh kecamatan di Kabupaten Majalengka namunberagamnya kondisi fisik di Kabupaten Majalengka dan morfologi yang berbeda dari dataran rendah sampai dataran tinggi perlu adanya penataan ruang untuk tanaman jagung sesuai dengan syarat tumbuh tanaman jagung sehingga hasil produksi bisa lebih optimal.Tujuan penelitian adalah menganalisis kesesuaian lahan untuk tanaman jagung dan dimana saja tanaman jagung dapat tumbuh dengan optimal sesuai syarat tumbuh tanaman jagung dengan menggunakan metode Sistem Informasi Geografis, analisis spasial dan pembobotan antar peta parameter. Sebagian besar tingat kesesuain lahan untuk tanamn jagung di Kabupaten Majalengka sangat sesuai sebesar 23% atau 2233 Ha, sesuai 23% atau 2323 Ha, dan tidak sesuai 2324% Atau 1213 Ha. Tingat sangat sesuai tersebar diseluruh Kabupaten Majalengka, tingkat sesuai sebagian besar tersebar di Kecamtan Argapura, Sindang, Rajagaluh, Sindangwangi dan Lemahsugih, daerah yang tidak sesuai untuk tanaman jagung berada pada kecamatan argapura atau di daerah puncak Gunung Ciremai. Perlu adanya penelitian lebih lanjut lagi dengan menggunkan data yang lebih terbaru sehingga tingkat kesesuain lahan tanaman jagung di Kabupaten Majalengka akan lebih rinci lagi.


(6)

iii

ABSTRAK

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG DI KABUPATEN MAJELANGKA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI

GEOGRAFIS

Oleh :

Muhamad Husni Mubarok Saputra (1102010)

ABSTRACT

Majalengka Regency is the second largest corn producer in Garut district, West Java after the production of 119.701 tons in 2013. The corn crop is grown in almost all districts in Majalengka but the diversity of physical conditions in Majalengka and morphologically distinct from lowlands to highlands need for arrangement of space to plant maize in accordance with the terms corn plant grows so that production can be optimal. The points of this research are to analyze the suitability of land for corn and where corn can grow optimally in suitanable with the terms corn plants grown by using Geographic Information Systems, spatial analysis and weighting among the map parameter. Most of the rank of the suitability of land for corn crops were in Majalengka very appropriate by 23% or 2233 hectares, as 23% or 2323 hectares, and is not appropriate 2324% or 1213 hectares. The level fits Majalengka scattered throughout the district, appropriate levels mostly in Argapura districts, Sindang districts, Rajagaluh districts, Sindangwangi districts and Lemahsugih districts, while areas that are not suitable for corn crops are in Argapura districts or in the peak area of Mount Ciremai. The need for further research by using more recent data so that the level of land suitability in Majalengka corn crop will be more detail.


(7)

vi DAFTAR ISI

PERNYATAAN KARYA TULIS ILMIAH ... ERROR! BOOKMARK NOT

DEFINED.

ABSTRAK ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

KATA PENGANTAR ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

UCAPAN TERIMA KASIH ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

DAFTAR ISI ... VI DAFTAR TABEL ... VIII DAFTAR GAMBAR ... X

BAB I PENDAHULUAN ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN...ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 1.2 IDENTIFIKASI MASALAH ...ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 1.3 RUMUSAN MASALAH ...ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 1.4 TUJUAN PENELITIAN ...ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 1.5 MANFAAT PENELITIAN ...ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 1.6 STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI ...ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 1.7 KEASLIAN PENELITIAN ...ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

2.1 KESESUAIN LAHAN ...ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 2.2 SIFAT-SIFAT LAHAN ...ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 2.3 KLASIFIKASI KESESUAIAN LAHAN ...ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 2.4 FAKTOR PENDUKUNG LOKASI PERTANIAN ... ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED.

2.5 JAGUNG ...ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 2.6 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ...ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED.

BAB IIIPROSEDUR PENELITIAN . ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

3.1 METODE PENELITIAN ...ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 3.2 POPULASI DAN SAMPEL ...ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 3.3 VARIABLE PENELITIAN ...ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 3.4 BAHAN DAN ALAT ...ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 3.5 PENGUMPULAN DATA ...ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 3.6 TEKNIK ANALISI DATA ...ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 3.7 DIAGRAM ALUR PENELITIAN ...ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED.

BAB IVPEMBAHASAN ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

4.1 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN ... ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED.

4.2 PEMETAAN PARAMETER ZONASI TINGKAT KESESUAIAN LAHAN TANAMAN


(8)

vii

4.3 KARAKTERISTIK POPULASI DAN SAMPEL ... ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED.

4.4 ZONASI TINGKAT KESESUAIN LAHAN TANAMAN JAGUNG DI KABUPATEN

MAJALENGKA ...ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 4.5 POTENSI LAHAN TANAMAN JAGUNG DI KABUPATEN MAJALENGKA

ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED.

4.6 PEMBAHASAN ...ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... ERROR! BOOKMARK NOT

DEFINED.

5.1 KESIMPULAN ...ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED. 5.2 SARAN ...ERROR!BOOKMARK NOT DEFINED.

DAFTAR PUSTAKA ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.


(9)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Zona Morfologi Kabupaten Majelangka Error! Bookmark not defined. Tabel 1.2 Produksi Jagung di Kabupaten Majaelngka 2008- 2013 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 1.3 Luas Tanam, Luas Panen dan produksi Jagung dirinci perkecamatan Kabupaten Majelangka 2013... Error! Bookmark not defined. Tabel 1.4 Keaslian Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Tabel 2.1 Karakteristik Lahan dan Kualitas Lahan Error! Bookmark not defined. Tabel 2.2 Rekomendasi Perbaikan Kualitas Lahan Aktual Untuk Menjadi

Potensial Menurut Pengolahannya ... Error! Bookmark not defined. Tabel 2.3 Pembagian Tingkat Kesesuaian Lahan .. Error! Bookmark not defined. Tabel 3.1 Persebaran Sampel pH tanah... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.2 Tabel Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.3 Data-data yang Dibutuhkan untuk Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.4 Skoring Kelas Informasi Bulan Kering (<75 mm) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.5 Skoring Kelas Informasi Curah Hujan ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.6 Skoring Kelas Informasi Ketinggian Tempat ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.7 Skoring Kelas Informasi Jenis Tanah .... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.8 Skoring Kelas kedalaman tanah efektif Error! Bookmark not defined. Tabel 3.9 Skoring Kelas Informasi Kemiringan Lereng ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.10 Skoring Kelas Informasi Erosi ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.11 Skoring pH ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.12 Pembobotan Peta Parameter ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.13 Tingkat Kesesuaian Lahan Tanaman Jagung ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.1 Luas Kecamatan di Kabupaten Majalengka... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.2 Formasi Batuan Geologi di Kabupaten Majalengka ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.3 Penggunaan Lahan di Kabupaten Majalengaka ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.4 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Perkecamatan di Kabupaten

Majalengka Tahun 2013 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur Kab. Majalengka ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.7 Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 di Kabupaten Majalengka ... Error! Bookmark not defined.


(10)

ix

Tabel 4.8 Stasiun Hujan Sekita Kabupaten Majalengka ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.9 Curah Hujan Stasiun Hujan Darmaraja .. Error! Bookmark not defined. Tabel 4.10 Curah Hujan Stasiun Hujan Cikijing ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.11 Curah Hujan Stasiun Hujan Maja/Ciawi ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.12 Curah Hujan Stasiun Hujan Leweung Gede ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.13 Curah Hujan Stasiun Sumur Watu ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.14 Curah Hujan Stasiun Linggar Jati ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.15 Curah Hujan Stasiun Kuningan... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.16 Curah Hujan Stasiun Payung ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.17 Curah Hujan Stasiun Cikedung ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.18 Curah Hujan Stasiun Cikedung ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.19 Curah Hujan Stasiun Ujung Jaya ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.20 Luas Wilayah Berdasarkan Jumlah Endapan Presipitasi Tahunan Kabupaten Majalengka... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.21 Luas Area tiap Jenis Tanah Daerah Penelitian... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.22 Luas Area tiap Kemiringan Lereng Daerah Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.23 Luas Area tiap ketinggian tempat di Daerah Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.24 Luas Area tiap Kedalaman Tanah Efktif Daerah Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.25 Luas Area tiap Tingkat Kemasaman di Daerah Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.26 Luas Area tiap Tingkat Erosi di Daerah Penelitian.. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.27 Jenis dan Persentase Luas Satuan Lahan Kabupaten Majalengka Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.28 Karakter Fisik Setiap Plot Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.29 Tabel Tingkat Kesesuain Lahan Tanaman Jagung Di Kabupaten Majelngka ... Error! Bookmark not defined.


(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 cara penamaan kesesuain lahan dari kategori (tingkat) ordo hingga satuan... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. Gambar 3.1 Peta Satuan Lahan ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. Gambar 3.2 Peta Persebaran Sampel . ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. Gambar 4.1 Peta Administrasi Kabupaten Majalengka ... 52 Gambar 4.2 Peta Geologi Kabupaten Majalengka . ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

Gambar 4.3 Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Majalengka ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

Gambar 4.4 Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Majalengka 2014 ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

Gambar 4.5 Piramida Penduduk Kabupaten Majalengka Tahun 2013 ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

Gambar 4.6 Peta Isohiet Kabupaten Majalengka ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

Gambar 4.7 Peta Isohiet Kabupaten Majalengka ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

Gambar 4.8 Peta Bulan Kering Dan Basah Kabupaten Majalengka ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

Gambar 4.9 Peta Jenis Tanah Kabupaten Majalengka ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

Gambar 4.10 Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Majalengka ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

Gambar 4.11 Peta Ketinggian Tempat Kabupaten Majalengka ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

Gambar 4.12 Peta Ketinggian Tempat Kabupaten Majalengka ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

Gambar 4.13 Peta Tingkat Kemasaman Tanah Kabupaten Majalengka.... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

Gambar 4.14 Peta Tingkat Erosi Kabupaten Majalengka ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

Gambar 4.15 Peta Tingkat Kesesuain Lahan Tanaman Jagung Kabupaten


(12)

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam hayati karena dilihat dari letak astronomisnya, Indonesia terletak pada daerah tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi sehingga banyak tumbuhan bisa hidup dan cepat tumbuh, Indonesia juga terletak pada titik pergerakan lempeng tektonik sehingga banyak terbentuk pegunungan yang kaya akan mineral.

Curah hujan dan tanah yang kaya akan mineral membuat tanah di Indonesia menjadi subur sehingga banyak di manfaatkan sebagai lahan pertanian. Sebagian besar penduduk Indonesiabermata pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam.Eva Banowati dan Sriyanto (2013 : hlm 122) “Kurang lebih 55% tenaga nasional berada di sektor pertanian dan lebih dari 70% penduduk menggantungkan kehidupan dalam sektor pertanian, baik secara langsung maupun

tidak langsung”, masih banyaknya penduduk yang bekerja di bidang agrikultur di

banding bidang lain membuat Indonesia di kenal sebagai negara agraris.

Sebagian besar lahan pertanian di Indonesia dapat di temukan di Pulau Jawa karena Pulau Jawa di lalui jalur gunung api aktif, yang membuat tanah di Pulau Jawa kaya akan sumber mineral membuat tanah di Pulau Jawa subur dan Pulau Jawa juga dilihat dari hasil pertanian, terutama hasil pertanian semusim, kedudukan Pulau Jawa sangat penting. I Made Sandi (1996 : 242) “kira-kira 62 persen dari hasil beras yang pada tahun 1982 berjumlah 23 ton lebih itu, berasal dari Jawa (1986) lebih dari 70 persen hasil jagung yang besarnya 4.509.300 ton (1980), berasal dari jawa”.

Majalengka merupakan salah satu kabupaten yang berada di jawa barat yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang agrikultur

Pada tahun 2010 sumber mata pencaharian penduduk sebagian besar masih bergerak di sektor pertanian 37,03 persen, sektor perdagangan 23,91 persen, sektor industri pengolahan 15,05 persen, dan jasa lainnya 12,37 persen. (http:bappeda.majalengkakab.go.id)

Keadaan morfologi di Kabupaten Majelangka sangat bervariatif karena perbedaan ketinggian disuatu daerah dengan daerah lainya sangat terlihat, keadaan


(14)

2

morfologi Majalengka dapat di bagi kedalam tiga zona yaitu zona dataran rendah, zona berbukit dan bergelombang, dan zona perbukitan terjal lebih jelasnya bisa di lihat di tabel 1.1.

Tabel I.1Zona Morfologi Kabupaten Majelangka

Morfologi Keterangan Zona Dataran

Rendah

Zona dataran rendah pada umumnya berada didaerah utara Majalengka yang meliputi kecamatan kadipaten, panyingkiran, dawuan, kasokandel, jatiwangi, sumberjaya, ligung, jatitujuh, kertajati, cigasong, Majalengka, leuwimunding dan palasah, pada umumnya daerah ini kemiringan lereng 5%-8% dengan ketinggian 20-100m di atas permukaan laut, namun kecamatan Majalengka tidak semuanya pada zona dataran rendah tersebar beberapa perbukitan rendah dengan kemiringan 15% - 25%.

Zona berbukikan dan

Bergelombang

Zona ini meliputi kecamatan rajagaluh dan sukahaji sebelah selatan, kecamatan maja, sebagian kecamatan Majalengka, kemiringan lerengmya 15% - 40% dengan ketinggian 300 – 700 meter diatas permukaan laut.

Zona Perbukitan Terjal

Zona ini berada di daerah kawasan sekitar gunung ciremai sebagian kecil daerah kecamatan rajagaluh, argapura, sindang, talaga, sebagian kecamatan sindangwangi, cingambul, banjaran, bantarujeg malausma.

Sumber: http//Majalengka.go.id

Sebagian besar pertanian di Majalengka merupakan jenis pertanian tanaman pangan. Tanaman pangan merupakan tanaman pertanian yang dimanfaatkan untuk bahan pangan manusia dan pakan ternak, tanaman pangan dibagi menjadi tiga yaitu padi-padian, palawija, dan holtikultura. Tanaman pangan yang jumlah produksinya paling banyak di majalengka adalah padi dan yang kedua adalah jagung. Data mengenai produksi tanaman pangan (padi dan palawija) di Majalengka tertera pada Gambar 1.1


(15)

3

Sumber: BPS Majalengka 2014

Gambar I.1Diagram Produksi Padi dan Palawija Kabupaten Majelangka Tahun 2012-2013

Produksi Jagung di Kabupaten Majelangka mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya namun pada tahun 2013 produksi jagung mengalami kemunduran dari tahun 2012 yang sebanyak 130,3 Ton menjadi 119,7 Ton per tahunnya.

Tabel I.2Produksi Jagung di Kabupaten Majaelngka 2008- 2013

PRODUKSI 2013 119,701 Ton

PRODUKSI 2012 130,388 Ton

PRODUKSI 2011 106.684Ton

PRODUKSI 2010 112.462Ton

PRODUKSI 2009 89.526Ton

PRODUKSI 2008 62.299Ton

Sumber : http://regionalinvestment.bkpm.go.id/

Hampir seluruh kecamatan di Majalengka memproduksi jagung hanya dua kecamatan yang tidak ada tanaman jagungnya, untuk lebih jelasnya bisa di lihat di Tabel 1.3.

Padi Sawah

Padi

Ladang Jagung Kedelai

Kacang Hijau

Kacang Tanah

Ubi Kayu

Ubi Jalat Tahun 2012 646,624 7,337 130,388 1,912 0,924 1,051 18,753 12,17 Tahun 2013 699,214 7,824 119,701 0,814 0,845 1,14 16,926 12,328

0 100 200 300 400 500 600 700 800

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012-2013


(16)

4

Tabel I.3Luas Tanam, Luas Panen dan produksi Jagung dirinci perkecamatan Kabupaten Majelangka 2013

Kecamatan

Luas Tanam

(Ha)

Produksi (Ton)

Rata-rata Produksi (Kwintal)

Lemahsugih 212 1551 69,5 Bantarujeg 4299 28045 70,7 Malausma 1721 19556 68,73

Cikijing 1130 6645 68,37 Cingambul 86 1936 69,04 Talaga 688 9077 69,59 Banjaran 727 7657 70,01 Argapura 610 3944 69,19 Maja 4556 32223 70,65 Majalengka 477 5040 71,41 Cigasong 88 966 69,15 Sukahaji 15 128 68,33

Sindang 15 93 68,3

Rajagaluh 32 152 69,09 Sindangwengi 81 231 66

Leuwimunding 1 6 60

Palasah 8 53 67,87

Jatiwangi 0 0 0

Dauan 5 32 66,55

Kasokandel 15 246 64,93 Panyingkiran 97 719 71,61

Kadipaten 4 40 66,67

Kertajati 35 584 58,4 Jatitujuh 64 362 56,15

Ligung 79 415 66,07

Sumberjaya 0 0 0

JUMLAH 15045 119701 67,34625

Sumber: BPS Majalengka 2014

Keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya dan perlindungan lingkungan merupakan modal untuk pembangunan berkelanjutan, agar tercapai semua itu salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah adanya perencanaan tata guna lahan. analisis sumber daya lahan merupakan dasar dari perencanaan tata guna lahan untuk pembangunan berkelanjutan. Hasil dari analisis lahan akan memberika informasi dan arahan penggunaan lahan sesuai dengan keperluan. Dengan memanfaatkan teknologi Sistem Informasi geografis, analisis sumber


(17)

5

daya lahan dapat dilakukan dengan efisien dan efektif. Proses yang cepat dengan tampilan yang interaktif akan lebih mudah dalam pengambilan keputusan dalam kebijakan perencanaan tata guna lahan, khususnya di sektor tanaman Jagung.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut , maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN TANAMAN JAGUNG DI KABUPATEN MAJELANGKA

MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang dipaparkan sebelumnya, maka dapat diidentifikasi masalah yang terjadi diwilayah penelitian bahwa tanaman jagung di tanam di hampir tumbuh di seluruh Kabupaten Majelngka sedangkan Kabupaten Majelangka memiliki morfologi yang berbeda-beda dari dataran rendah sampai dataran tinggi dan keberagaman kondisi fisik Kabupaten Majelengka yang dimana tanaman jagung harus tumbuh di daerah yang cocok sesuai dengan syarat tumbuh tanaman jagung guna memaksimalkan produksi jagung. Produksi jagung di majalengka merupakan penghasil ke dua terbesar ke dua di Jawa Barat. Penulis memfokuskan penelitian pada mencari tahu tingkat kesesuain lahan untuk tanaman jagung dan menganalisis lokasi dimana saja yang cocok untuk tanaman jagung.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun Rumusan masalah yang menjadi landasaran penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Bagaimana kondisi fisik di Kabupaten Majalengka ?

1.3.2 Bagaimana Tingkat kesesuain lahan pertanian untuk Tanaman Jagung di Kabupaten Majelangka ?

1.3.3 Dimanakahlokasi lahan yang berpotensi sebagai kawasan Pengembang pertanian tanaman Jagung di Kabupaten Majelangka?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian adalah sebagai berikut :


(18)

6

1.4.2 Menganalisis tingkat kondisi kesesuain lahan pertanian untuk tanaman Jagung di Kabupaten Majelangkamenggunkan Sistem Informasi Geografi. 1.4.3 Menganalisis lokasi lahan yang berpotensi sebagai kawasan pertanian

tanaman jagung diKabupaten Majelangkamenggunkan Sistem Informasi Geografi.

1.5 Manfaat Penelitian

manfaat penelitian ini besar harapannya penulis dapat bermanfaat untuk pihak-pihak sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang berkaiatan dengan tingkat kesesuan lahan tanaman jagung. Selain itu diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang lokasi mana saja yang sesuai untuk tumbuh tanaman jagung di Kabupaten Majelangka.

1.5.2 Manfaat Praktis

Sebagai bahan masukan kepada pemerintah Kabupaten Majelangka dalam pengambilan kebijakan dalam tata ruang pertanian khusnya jagung.

Sebagai masukan kepada peneliti yang lain yang akan membahasa masalah yang sama untuk dijadikan bahan referensi.

Sebagai bahan masukan untuk mata pelajaran geografi di Sekolah Menengah Atas kelas XI/Ganjil dalam menjelaskan persebaran Flora dan Fauna.

1.6 Struktur Organisasi Skripsi

Urutan penulisan dalam penelitian ini terdiri dari Bab 1 yakni pendahuluan dimana pada bab ini memaparkan mengenai latar belakang dalam penelitian yang dilakukan, rumusan msalah, tujuan penelitian yang hendak dicapai dan manfaat penelitian yang hendak dicapai.

Bab II yakni tinjauan pustaka dimana pada bab ini memaparkan beberapa kajian teori yang mendukung penelitian yang dilakukan dinataranya lahan, Faktor pendukung pertanian, Jagung, dan Sitem Informasi Geografis.


(19)

7

Bab III yakni prosedur penelitian dimana pada bab ini memaparkan mengenai beberapa hal kegiatan atau proses yang ditempuh dalam penelitian. Berdasarkan hal tersebut bab ini terdiri dari penjelasan menegnai Lokasi penelitian, metode, populasi, sampel, variabel penelitian pengumpulan data teknik analisi data dan diagram alur penelitian.

Bab IV yakni hasil penelitian dan pembahasan dimana pada bab ini memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan pengolahn data atau analisis data sehingga menghasilkan pemamaran mengenai analisis kesesuain lahan pertanian untuk tanaman pangan di Kabupaten Majelangka.

Pada terakhir yakni Bab V merupakan bagian kesimpulan dan saran dimana Bab ini memaparkan penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran yang diberikan oleh penulis kepada pihak yang telah dilakukan dan saran yang diberikan oleh penulis kepada pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini dari hasil tersebut.

1.7 Keaslian Penelitian

Keaslian penelitian ini dibuat untuk mengetahui peramaan dan perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang sebelumnya yang telah dilakukan.

Penelitian ini berjudul Analisi Kesesuain Lahan Tanaman Jagung di Kabupaten Majelangka Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Majalengka merupakan penghasil jagung terbanyak ke dua di Jawa Barat setelah Kabupaten Garut dan dari 23 kecamatan yang di Kabupaten Majelangka hanya dua kecamatan yang tidak ada tanaman jagungnya, hal ini yang membuat penulis ingin lebih tahu tentang kondisi lahan untuk tanaman jagung apakah sudah sesuai tanaman jagung ini tumbuh di 21 kecaman di Kabupaten Majelangka dan bagaimana tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman jagung di Kabupaten Majelangka.

Penelitian lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Nani Wanarsih, Chandra Wijaya, Budi Gunawan, dan Agus Hidayat. Penelitian ini memiliki persamaannya terdapat pada metode dan kajian penelitiannya, meode yang digunakan adalah metode Sistem Informasi Geografis dan kajian penelitiannya adalah analisis kesesuaian lahan pertanian.


(20)

8

Perbedaan penelitian ini dengan 4 peneliti. Perbedaannya terdapat pada rumusan masalah, tujuan, dan variabel penelitian.

Untuk mengetahui perbedaan anatara penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel 1.4


(21)

9

Tabel I.4Keaslian Penelitian

No Nama Tahun Judul Masalah Metode Tujuan Variabel Hasil yang diharapkan

1 Nani Warnasari

2004 Aplikasi Sistem Informasi Geografis dalam Menganal isis Kemampu an Lahan Pertanian di daerah Aliran Cilutung  Bagaimana Karakteristik Fisik Lahan Pertanian Di Daerah Aliran Ci Lutung.

 Bagiamana Kemampuan Lahan Pertanian Di Daerah Aliran Ci Lutung.  Bagaimana aplikasi SIG dalam menganalisis dan mengevaluasi kemampuan lahan pertanian di daerah Aliran Ci Lutung

.Exploratif  Mengidentifikasi karakteristik lahan pertanian di daerah Aliran Ci Lutung.

 Mengetahui kelas kemampuan lahan pertanian di daerah aliran Ci Lutung.

 Menganalisis dan mengevaluasi kemampuan ;ahan pertanian dengan menggunakan sistem informasi geografi. Variabel Bebas: Karakteristik Lahan yang meliputi kemiringan lereng, tanah, erosi, drainase, kedalaman solum, vegetasi dan iklim.

Variabel Terikat kelas kemampuan lahan

 Kondisi topografi di daerah akiran Ci Lutung sebagian besar daerahnya berombak sampai dengan yang bergelombang di dominasi oleh keiringan lereng yang curam.

 Jenis tanah yang terdapat di lokasi penelitian adalah tanah aluvial, regoosol, kelompok podzolik, mediterania, latosol, dan tanah grumosol.

 Penggunaan lahan di daerah aliran Ci Lutung ini terdiri dari

pemukiman, sawah, kebun campuran, tegalan, semak belukar, hutan, dan tanah kosong .


(22)

10

No Nama Tahun Judul Masalah Metode Tujuan Variabel Hasil yang diharapkan

2 Chandra Wijaya Analisi Kebijakan Optimalisa si Potensi Sumber Daya Lahan Berbasis SIG (Studi kasus : Kecamatan Lembang, Batu Lappa, dan Duampanu a, Kabupaten Pinrang) Agar keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya dan perlindungan

lingkungan dalam skala wilayah dapat tercapai, salah satu upaya yang dapat digunakan adalah adanya perencanaan tata guna lahan, evaluasi sumber daya lahan merupakan dasar perencanaan tata guna lahan untuk

pembangunan berkelanjutan.

Lokasi: Kecamatan Lembang, Batu Lappa dan Duampanua, Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan.

Bahan: Peta intensitas curah hujan, peta pengguanaan lahan, peta elevasi, peta kemiringan lereng, peta sistem lahan, peta kawasan hutan, dan data kareakteristik tanah di 3 Kecamtan tersebut. Tahapan penelitian:

Pesiapan. Analisis Spasial, Klasifikasi kesesuaian lahan. Desain dan pemprograman “Sistem Informasi Lahan (SIL)”

Menganalisis kesesuaian lahan pertanian untuk komoditas tertentu dengan memamdukan data karakteristik lahan dengan kriteria dengan kriteria persyaratan tumbuh tanaman pangan, holtikultura dan

peerkebunan.

 Peta Intensitas Hujan

 Peta Penggunaan Lahan

 Peta Elevasi

 Peta Kemiringan Lereng

 Peta Sistem Lahan

 Peta Kawasan Hutan Data karakteristik Tanah

Penelitian ini menghasilkan sebuah aplikasi Sistem Informasi Lahan yang bersifat interaktif berbasis teknologi SIG. Aplikasi ini dibuat dengan bahasa pemprograman Visual Basic. NET, Delphi dan pustaka Dotspatial. Dengan aplikasi ini pengguna dapat menampilkan berbagai peta tematik, peta karakteristik lahan, untuk 35 macam komoditas pertanian. Selain itu pengguna dapat mengakses informasimengenai luas kelas kesesuain lahan serta informasi karakterstik lahan dan potensi keuntungan hasil tani pada lahan terpilih. Dengan demikian, pihak pengambil kebijakan dapat

menjadikan sebagai salah satu dasar dalam perencanaan tata guna lahan, khususnya di sektor pertanian.


(23)

11

No Nama Tahun Judul Masalah Metode Tujuan Variabel Hasil yang diharapkan

3 Budi Gunawan

2011 Pemanfaat an sistem informasi geografis untuk analisis potensi sumber daya lahan pertanian di kabupaten kudus

Dalam kegiatan yang membutuhkan informasi tentang sumber daya lahan pertanian dari suatu daerah diperlukan waktu dan biaya yang cukup mahal. Oleh sebab itu, digunakanlah suatu teknologi yang menggunakan sensor satelit, sepert

pengindraan jauh atau citra satelit sampai teknologi penyajian data

Lokasi : Kabupaten Kudus Tahap pengumpulan data

Peta digital Kabupaten Kudus berformat *.shp

Data teks: data tekstual memberikan keterangan mengenai Kabupaten Kudus. Data grafis : foto-foto Perangkat Lunak : ArcView 3.3

Tahap analisis kebutuhan sistem, menentukan bagaimana orang, data, proses dan teknologi informasi dapat saling terhubung.

Tahap pengolahan data atribut: pemilihan data, penulisan data, dan pengubahan data dari office ke coreldraw.

Tahap penggabungan data, data yang telah diolah yaitu data peta, data atribut grafis dan data atribut teks kemudian digabungkan dengan menggunakan perangkat lunak.

Tahap uji coba sistem

Penelitian ini bertujuan memetakan sumber daya lahan pertanian di kabupaten kudus dengan sistim informasi geografis berdasarkan data citra satelit, memberikan informasi tentang sumber daya lahan pertanian yang berguna untuk mengenali potensi suatu wilayah sehingga dapat digunakan untuk pengembangan sumberdaya lahan wilayah, khususnya pertanian dan memberikan informasi tentang

ketersediaan lahan pertanian dan potensi khusus yang dimiliki.

 variabel tutupan vegetasi (Tajuk)  Kemiringan lereng

 Tingkat erosi

 Spasial produktivitas Kriteria manajemen

Luas kekritisan lahan di Kabupaten Kudus pada tahun 2009 seluas 33% (naik 13% dari tahun 2007). Luas lahan kritis yang paling besar terdapat pada kawasan budidaya pertanian sebesar 9.314,12 Ha atau 21,9 %, kawasan hutan produksi sebesar 2.833,63 Ha atau 6,66%, kawasan hutan lindung sebesar 1.052,15 Ha atau 2,47 % dan luas paling kecil kekritisan lahannya yaitu pada kawasan lindung di luar hutan sebesar 834,02 Ha atau 1,9% dari total luas wilayah.


(24)

12

No Nama Tahun Judul Masalah Metode Tujuan Variabel Hasil yang diharapkan

4  Agus Hidayat

 Ema S. Adinings ih

 Parwati Setiawan

2014 Analisis Pengemba ngan Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah Di Jawa Barat Dari Data Landsat Dengan Sistem Informasi Geografis Meningkatnya

kebutuhan akan kacang tanah yang tinggi Kurangnya pemetaan daerah-darah yang berpotensi bagi budidaya kacang tanah

Metode pengolahan data landsat : pengolahan awal (pemilihan data yang bagus dan bebas dari tutupan awan) dan pengolahan lanjutan (proses klasifikasi penutup/penggunaan lahan. Metode klasifikasi yang digunakan adalah metode kemungkinan maksimum (maximum likelihood). Seluruh pengolahan data Landsat dilakukan dengan menggunakan prangkat lunak ER-Mapper Metode pengolahan peta arahan pengembangan tanaman kacang : peta arahan pembangunan kacang tanah menggunakan kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman kacang tanah. Kemudian mencocokkan persyaratan tumbuh tanaman dengan kualitas / karakteristik lahan yang dinilai

Menganalisis pengembangan lahan untuk tanaman kacang tanah di Jawa Barat berdasarkan kesesuaian lahan dan kondisi penutupan lahan dari data Landsat ETM+ tahun 2002

Menentukan daerah yang berpotensi untuk

pengembangan aral kacang tanah berdasarkan data kesesuaian lahan dan penutupan lahan dari data Landsat ETM+ dengan menerapkan sistem informasi geografis

Ketinggian Tempat, Curah Hujan tahunan, Bulan kering, dan tanah

 Data Landsat ETM+ dan sistem informasi geografis dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam upaya perluasan areal kacang tanah.

Daerah pertanaman kacang tanah di daerah penelitian sebagian besar berada pada lahan yang berpotensi rendah sampai sedang selama 3 tahun memiliki produktifitas kacang tanah yang tergolong sedang sampai tinggi ( 10.94-15,97 kw/ha)

 Daerah yang berpotensi baik untuk dikembangkan sebagai area kacang tanah terletak di Kabupaten Bogor sekitar wilayah Tinarjaya.


(25)

13

No Nama Tahun Judul Masalah Metode Tujuan Variabel Hasil yang diharapkan

5 Muhamad Husni Mubarok Saputra

2015 Analisis Kesesuain Lahan Pertanian Tanaman Jagung di Kabupaten Majelangk a Mengguna kan SIG

 Bagaimana Tingkat kesesuain lahan pertanian untuk Tanaman Jagung di Kabupaten Majelangka menggunkan Sistem Informasi Geografi?  Dimanakahlokasi lahan yang berpotensi sebagai kawasan Pengembang pertanian tanaman Jagung di Kabupaten Majelangka?

Analisis Spasial (SIG)  Mengevaluasi tingkat kondisi kesesuain lahan pertanian untuk tanaman Jagung di Kabupaten Majelangkamenggu nkan Sistem Informasi Geografi.

 Menganalisis lokasi lahan yang berpotensi sebagai kawasan pertanian tanaman jagung diKabupaten Majelangkamenggu nkan Sistem Informasi Geografi. Variabel Terikat: Curah Hujan (Iklim Oldeman) Kemiringan Lereng Tanah Ketinggian Tempat Data Karakteristik Lahan Persyaratan Tumbuh Tanaman Jagung

Varibel Bebas : Kesesuain Lahan Tanaman Jagung Di Kabupen Majalengka

 Mengetahui tingkat kesesuai lahan pertanian untuk tanaman jagung di kabupen majalengka

 \mencari lokasi yang tepat untuk tanaman jagung sesuai syarat tumbuh tanaman jagung.


(26)

(27)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Ditinjau dari sudut pemakaiannya, penelitian ini dapat dikategorisasikan sebagai penelitian terapan. Sebab hasil dari penelitian ini dapat digunakan langsung secara praktis, contohnya apabila kita sudah mengetahui daerah-daerah yang sesuai untuk tanaman jagung kita bisa membudidayakan tanaman jagung lebih optimal karena tempat tumbuh tanaman jagung sesuai dengan syarat-syarat tanaman jagung itu sendiri.

Penelitian terapan adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan agar dapat melakukan sesuatu yang jauh lebih baik, efektif dan efisien misalnya penelitian mengenai biaya hidup, hasilnya dapat digunakan sebagai dasar untuk penentuan gaji, penelitian mengenai efisiensi kerja dalam rangka untuk meningkatkan produktifitas, dsb. (Silaen dan Widyono, 2013, hlm.17).

Tujuan akhir dari penelitian ini, peneliti akan berusaha untuk mendeskripsikan atau pun memberikan gambaran baik dengan gambar, peta, grafik, tabel atau pun yang lainnya mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diteliti, contohnya memberikan deskripsi hubungan antara ketinggian tempat dan curah hujan syarat tumbuh jagung, dan sebagainya. Sehingga berdasarkan tujuannya, penelitian ini diklasifikasikan sebagai penelitian deskriptif eksploratif.

Penelitian terapan adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan agar dapat melakukan sesuatu yang jauh lebih baik, efektif dan efisien. Misalnya, penelitian mengenai biaya hidup, hasilnya dapat digunakan sebagai dasar untuk penentuan gaji, penelitian mengenai efisiensi kerja dalam rangka untuk meningkatkan produktifitas, dsb. (Silaen dan Widyono, 2013, hlm.17).

Sugiyono (2010:2) mengatakan “metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”, sedangkan menurut Arikunto (2006:149)“metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam menggunakan data penelitiannya” selanjutnya


(28)

35

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Narbuko dan acmadi (2009:1) mengatakan “metode penelitian berasal dari kata metode yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dan penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporan”.

Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat diatas metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan peneliti untuk tujuan penelitian berupa kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis dan menyusun laporan. Bedasarkan hal tersebut maka peneliti menggunakan SIG sebagai metode dengan alat berupa Argcis.

SIG sebagai metode penelitian yang mempunyai kemampuan yang dapat digunakan sebagai cara ilmiah untuk mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis hingga menyusun laporan. Kemampuan SIG sebagai metode sejalan dengan pengertian SIG menurut Prahasta( 2009, hlm 116) “SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukan, menyimpan, memeriksa, mengintergrasikan, memanipulasi data-data yang berhubungan dengan posisinya di permukaan bumi”.

Adapun menurut Prahasta (2009: 135) mengatakan “...selanjutnya SIG dapat digunakan sebagai alat untuk mengambil keputusan”. Pengertian tersebut sejalan yang dikatakan setiawan (2010 : 12) bahwa, “satu hal yang sangat penting dari SIG adalah kemampuannya yang handal dalam menganalisa data dan memadukan data untuk memperoleh informasi baru”.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Menurut Sumaatmaja (1988:122) populasi adalah keseluruhan gejala (fisik,sosial,ekonomi,budaya,politik), individu (manusia baik perorangan maupun kelompok), kasus (masalah,peristiwa tertentu) yang ada pada ruang tertentu. Adapun menurut Arikunto (2010:173) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Berdasarkan pengertian diatas, populasi yang diambil dalam penelitian yaitu Seluruh Wilayah di Kabupaten Majelangka.


(29)

36

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.2 Sampel

Menurut Arikunto (2010:174) mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menurut sumaatmadja,(1988:104) sampel adalah bagian dari populasi (cuplikan, contoh) yang mewakili populasi yang bersangkutan, kriteria mewakili ini diambil dari keseluruhan sifat-sifat atau genarilisasi yang ada pada populasi yang harus diwakili oleh sampel. Sedangkan menurut Sugiyono (2012: 62) mengungkapkan bahwa sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Dalam penelitian ini sampel wilayah, dimana sampel wilayah tersebut mengambil sampel di Kabupaten Majalengka dengan tekhnik stratifiel random sampling atau penarikan sampel proposional di setiap satuan lahan hasil Overlay

peta unit analisis. Peta unit analisisnya adalah, peta kemiringan lereng, peta jenis tanah dan peta penggunaan lahan. Sampel yang diambil dalam penelitian ini hanya sampel Ph tanah saja daya yang lainnya diambil dari data sekunder.

Jumlah dan lokasi pengambilan sampel untuk penghitungan tingkat kemasaman tanah didasarkan pada sebaran dan jumlah satuan lahan yang terdapat di wilayah Kabupaten Majalengka (lihat pada peta 3.2). Satuan lahan yang terdapat pada peta 3.2 merupakan hasil overlay tiga unsur lahan, yakni


(30)

37

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN


(31)

38

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN


(32)

39

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel III.1 Persebaran Sampel pH tanah

Sumber: Olahan Peneliti dari Peta Satuan Lahan

3.3 Variable Penelitian

Variabel penelitian menurut Rafi’I (1996 : 46) Variabel adalah ukuran, sifat atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok atau suatu set yang dimiliki oleh kelompok. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel Tunggal, dimana variable tunggal ini dipengaruhi oleh parameter-parameter yang sudah di tentukan. Adapun variabel dan parameter dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2.

No Nama Sampel Penggunaan Lahan Jenis Tanah Kecamatan Kordinat

1 L-G LADANG Glei Kadipaten 108°10'49.092"E 6°46'1.913"S 2 L-AL LADANG Alluvial Kertajati 108°11'11.483"E 6°42'58.629"S 3 PE-GR PERKEBUNAN Grumosol Jatitujuh 108°12'11.098"E 6°37'50.114"S 4 PR-G PADANG RUMPUT Glei Dawuan 108°12'21.343"E 6°43'52.692"S 5 PR-GR PADANG RUMPUT Grumosol Jatitujuh 108°12'4.131"E 6°37'48.052"S 6 SI-G SAWAH IRIGASI Glei Dawuan 108°12'41.117"E 6°42'52.839"S 7 PR-AL PADANG RUMPUT Alluvial Dawuan 108°12'8.882"E 6°42'41.735"S 8 PE-AL PERKEBUNAN Alluvial Jatitujuh 108°13'16.452"E 6°40'10.059"S 9 SI-AL SAWAH IRIGASI Alluvial Jatitujuh 108°13'3.034"E 6°40'19.516"S 10 PE-LA PERKEBUNAN Latosol Majalengka 108°13'30.205"E 6°49'43.289"S 11 ST-LA SAWAH TADAH HUJAN Latosol Majalengka 108°13'36.482"E 6°50'52.486"S 12 SI-LA SAWAH IRIGASI Latosol Majalengka 108°13'45.221"E 6°49'46.438"S 13 PR-LA PADANG RUMPUT Latosol Jatijutuh 108°13'47.142"E 6°38'28.674"S 14 SI-A SAWAH IRIGASI Andosol Majalengka 108°14'20.119"E 6°50'10.85"S 15 L-GR LADANG Grumosol Bantarujeg 108°15'25.139"E 6°57'50.058"S 16 ST-R SAWAH TADAH HUJAN Regosol Cigasong 108°15'27.453"E 6°50'18.114"S 17 ST-GR SAWAH TADAH HUJAN Grumosol Bantarujeg 108°15'37.89"E 6°57'41.5"S 18 SI-R SAWAH IRIGASI Regosol Cigasong 108°15'42.374"E 6°49'14.193"S 19 PE-PM PERKEBUNAN Podsol Merah Kuning Jatiwangi 108°16'9.77"E 6°43'50.972"S 20 L-R LADANG Regosol Sukahaji 108°17'29.114"E 6°47'18.012"S 21 PE-R PERKEBUNAN Regosol Sukahaji 108°17'43.04"E 6°51'17.705"S 22 B-A BELUKAR Andosol Maja 108°18'15.526"E 6°53'33.97"S 23 L-A LADANG Andosol Maja 108°18'15.894"E 6°54'0.31"S 24 PE-AN PERKEBUNAN Andosol Maja 108°18'24.13"E 6°53'35.568"S 25 SI-GR SAWAH IRIGASI Grumosol Talaga 108°18'3.771"E 6°59'20.152"S 26 B-GR BELUKAR Grumosol Talaga 108°18'31.319"E 6°58'51.666"S 27 PR-A PADANG RUMPUT Andosol Argapura 108°19'16.076"E 6°52'15.05"S 28 ST-A SAWAH TADAH HUJAN Andosol Maja 108°19'17.456"E 6°53'17.621"S 29 B-LA BELUKAR Latosol Banjaran 108°19'38.535"E 6°57'29.534"S 30 L-LA LADANG Latosol Banjaran 108°20'2.359"E 6°57'30.384"S 31 SI-LI SAWAH IRIGASI Litosol Lewimunding 108°20'32.939"E 6°44'9.429"S 32 ST-LI SAWAH TADAH HUJAN Litosol Lewimunding 108°21'8.481"E 6°44'28.25"S 33 L-PM LADANG Podsol Merah Kuning Cingambul 108°22'41.211"E 7°2'58.059"S 34 ST-PM SAWAH TADAH HUJAN Podsol Merah Kuning Cikijing 108°22'53.439"E 7°2'41.609"S 35 B-PM BELUKAR Podsol Merah Kuning Kertajati 108°4'44.929"E 6°38'59.538"S


(33)

40

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel III.2Tabel Variabel Penelitian

Parameter Variabel

1. Peta Curah Hujan (Rata-rata Pertahun) 2. Peta Bulan Keing dan bulan basah 3. Peta Jenis Tanah

4. Peta Kemiringan Lereng 5. Peta Ketinggian Tempat 6. Peta Kedalaman Tanah 7. pH Tanah

8. Peta Erosi tanah

Kesesuaian Lahan Untuk Pertanian (Tanaman Jagung)

1. Peta Curah Hujan (Rata-rata Pertahun) 2. Peta Bulan Keing dan bulan basah 3. Peta Jenis Tanah

4. Peta Kemiringan Lereng 5. Peta Ketinggian Tempat 6. Peta Kedalaman Tanah 7. pH Tanah

8. Peta Erosi tanah

9. Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Majalengka

Lokasi lahan yang berpotensi sebagai kawasan Pengembang

pertanian tanaman Jagung di Kabupaten Majelangka

Sumber: Olahan Sendiri disesuaikan dengan Teori

3.4 Bahan dan Alat

3.4.1 Peta Administrasi

Peta administrasi Kabupaten Majalengka di peroleh dari BAPPEDA Majalengka pada tahun 2014, peta ini berupa file Shp. Digunakan sebagai pedoman dalam melakukan analisis data dan survei lapangan.

3.4.2 Peta Jenis Tanah

Peta Jenis Tanah Kabupaten Majalengka di peroleh dari BAPPEDA Majalengka pada tahun 2014, peta ini berupa file Shp. Digunakan sebagai salah satu peta paramenter untuk analisis data kesesuaian Tanaman Jagung.

3.4.3 Peta Kedalaman Tanah

Peta Kedalaman Tanah Kabupaten Majalengka di peroleh dari BAPPEDA Majalengka pada tahun 2014, peta ini berupa file Shp. Digunakan sebagai salah satu peta paramenter untuk analisis data kesesuaian Tanaman Jagung.


(34)

41

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4.4 Peta Hidrologi

Peta Hidrologi Kabupaten Majalengka di peroleh dari BAPPEDA Majalengka pada tahun 2014, peta ini berupa file Shp. Digunakan sebagai gambaran fisik daerah penelitian.

3.4.5 Peta Geologi

Peta Geologi Kabupaten Majalengka di peroleh dari BAPPEDA Majalengka pada tahun 2014, peta ini berupa file Shp. Digunakan sebagai gambaran fisik daerah penelitian.

3.4.6 Kordinat Persebaran Pos Hujan dan Curah Hujan di Sekitar

Majalengka

Kordinat persebaran Pos Hujan dan curah hujan di sekitar Kabupaten Majalengka diperoleh dari PUSAIR (Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air). Korninat persebaran pos hujan ini digunkan untuk membuat Poligon Tyssen dan sebagai dasar pembuatan peta persebaran curah hujan di Kabupaten Majalengka.

3.4.7 Data SRTM (Shuttle Radar Topography Mission)

Data SRTM dikeluarkan oleh NASA/USGS digunakan dalam membuat peta kontur dan kemiringan lereng dalam rangka analisis data.

3.4.8 Sistem Komputer

Sistem komputer yang digunakan untuk menganalisis data penelitian terdiri dari perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (software). Selain itu juga untuk keperluan masukan, penyimpanan, pengolahan analisis dan tampilan informasi.

3.4.8.1Perangkat Keras

Perangkat kelas SIG adalah perangkat fisik yang merupakan bagian yang mendukung untuk proses analisis geografi dan pemetaan. Perangkat SIG terdiri dari:

 Notebook Acer Aspire V3-471G, Intel CoreTM i5-3210M 2,5Ghz With Turbo Boost up to 3.1 Ghz.


(35)

42

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Input Device yaitu perangkat-perangkat yang dugunakan untuk memasukan data berupa Mouse dll.

 Output Device, yaitu perangkat yang berfungsi mengvisualisasikan data dan Informasi SIG berupa Printer.

3.4.8.2Perangkat Lunak

 Sistem Operasi, yaitu program yang berfungsi mengatur semua sumber daya dan tata kerja komputer. Sistem operasi yang digunakan dalam penelitian ini adalan sistem operasi Window 10.

 Microsoft Office 2016 digunakan untuk menulis hasil penelitian.

 Software aplikasi SIG yaitu Argis 10.2 dan Globa Mapper digunakan untuk menganalisis data.

3.4.9 Global Positioning System (GPS)

Digunakan untuk mempermudah dalam menentukan plot yang akan dijadikan sampel penelitian.

3.4.10 Kamera

Digunkan untuk mendokumentasikan objek penelitian dilapangan.

3.5 Pengumpulan Data

Dalam penelitian yang menggunakan teknik analisis SIG harusnya mempunya input data SIG yang terbaru atau ter-Update dan dapat di percaya. Peta tematik yang digunakan direkomendasikan memiliki skala 1 : 10.000 sampai 1 : 50.000 adapun dalam penelitian ini data dan sumber data sebagai bahan untuk penelitian.

3.5.1 Teknik Pengumpulan data

Tabel III.3Data-data yang Dibutuhkan untuk Penelitian

No Nama Data Sumber Keterangan

Sekunder Lapangan Pengindraan Jauh

1 Curah Hujan V PUSAIR

2 Persebaran Pos Hujan V PUSAIR

3 Peta Jenis Tanah V B BAPPEDA

MAJALENGKA

4 Peta Kemiringan Lereng v SRTM

5 Peta Ketinggian Tempat v SRTM

6 Peta Kedalaman Tanah V BAPPEDA MAJALENGKA


(36)

43

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7 ph Tanah v Observasi

8 Erosibilitas Tanah V BAPPEDA

JABAR

9 Penggunaan Lahan V BAPPEDA

MAJALENGKA Sumber: Olahan Peneliti

3.6 Teknik Analisi Data

Cara penilaian kapabilitas atau kesesuaian lahn menurut Noor (2006, hlm 166) dapat ditempuh dengan melibatkan penyiapan dan pengkodean data lingkunagn, penentuan nilai dan pembobotan kapabilitas, dan perhitungan nilai kapabilitas lahan.

3.6.1 Penyiapan dan Pengkodean Data

Tahap pertama dalam penelitian ini adalah penyiapan data dan pengkodean data , hal ini di tempuh dengan mengumpulkan data atribut dan mendigitasi peta tematik dengan menggunakan software Argcis sesuai dengan variable atau factor yang mempengaruhi kesesuaian lahan untuk lahan pertanian meliputi variable Ketinggian Tempat, Kemiringan Lereng, Jenis Tanah, Keadaan Geologi, Curah Hujan, dan Batas Administrasi. Selanjutnya pengkodean data dilakukan dengan cara setiap variable yang diteliti dibagi kepada subkelas(klasifikasi), klasifikasi ini tidak sama jumlahnya untuk setiap variable hal ini didasari oleh tinjauan teori variable tersebut.

3.6.2 Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik SIG berupa analisis skoring tumbang susun (overlay). Pembobotan dalam penelitian ini menggunakan konsep penilain pengaruh, dimana parameter yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesesuain tumbuh tanamn jagung mendapatkan bobot yang besar dibandingkan paramenter yang lainnyanya. Sebaliknya yang mempunyai pengaruh kecil mendapatkan nilai pembobotan yang kecil dibandingkan dengan parameter yang lainnya.

Langkah-langkah analisis kesesuan lahan tanamn jagung berbasis SIG, secara detail akan diuraikan sebagai berikut:


(37)

44

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peta administrasi, peta tanah, dan peta kedalam tanah di buat berdasarkan data Shp yang diperoleh oleh BAPPEDA Kabupaten Majalengka 2014 selanjutnya Peta Kemiringan lereng dan Ketinggian Tempat diperoleh melalui data SRTM (Shuttle Radar Topography Mission) yang diolah melui aplikasi

Global Mapper. Peta curah Hujan dibuat melalui persebaran pos hujan yang berada di Kabupaten Majalengka kemudian dihubungkan satu sama lain dengan garis khayal yang membuat poligon tyssen sebagai acuan zonasi hujannya, setelah itu dimasukan data atribut kedalam pos hujan dan membentuk peta persebarah curah hujan di Kabupaten Majalengka.

3.6.2.2Langkah Kedua : Klasifikasi Skoring tiap Parameter

Setelah didapat parameter yang berpengaruh yang akan digunakan dalam analisis kesesesuain tanaman jagung, kemudian tiap parameter tersebut dilakukan skoring. Di bawah ini akan dijelaskan skoring tiap parameter.

Tabel III.4Skoring Kelas Informasi Bulan Kering (<75 mm)

No Bulan

Kering

Skor Pertimbanagn Pemberian

Skor

1 1 – 7 4

penananaman tanaman dapat diusahan sepanjang tahun melalui perencanaan yang teliti

2 >7 – 8 3

periode bero tidak dapat dihindari, tetapi penanaman 2

jenis tanaman secara bergantian masih mungkin

dapat dilakukan seperti : Lahan Sawah, ditanami padi,

berikutnya palawija

3 > 6 – 9 2

kemungkinan Penanaman tanaman pangan hanya satu kalitanaman pangan dapat diusahan sepanjang tahun

4 > 9 1

tidak sesuai untuk tanaman bahan pangan tanpa penambahan sumber air berikut sistem irigasi yang

terartur baik. Sumber: harjowigeno dan widiatmaka (2007, hlm 294)

Tabel III.5Skoring Kelas Informasi Curah Hujan No Curah

Hujan

Skor Pertimbanagn Pemberian

Skor

1 > 1200 4 Persesia air sangat tercukupi

2 900 – 1200 3 Persediaan air tercukupi


(38)

45

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tercukupi

4 < 600 1 Kurang persediaan air

Sumber: harjowigeno dan widiatmaka (2007, hlm 294)

Tabel III.6Skoring Kelas Informasi Ketinggian Tempat Ketinggian

Tempat (Mdpl)

Skor Pertimbanagn Pemberian Skor

0 – 600 5 Tanaman jagung produksi yang

optimal

600 – 1500 4 Tanaman Jagung masih bisa tumbuh

dengan baik

1500 – 2500 3 Tanaman Jagung Kurang Baik di

daerah ini

2500 - 1 Terlalu Dingin Untuk Tanaman Jagung

Sumber: harjowigeno dan widiatmaka (2007, hlm 294)

Tabel III.7Skoring Kelas Informasi Jenis Tanah

No Jenis Tanah Skor Pertimbanagn Pemberian Skor

1 Andosol 5 Tanah ini berasal dari gunung berapi. Maka disebut pula tanah gunung. Warna kehitaman hingga kelabu. Warna hitam pada tanah pegunungan disebabkan oleh kandungan bahan organis

yang cukup tinggi atau yang disebut humus. 2 Latosol 4 Tanah Latosol adalah tanah liat, berwarna kemerahan,

kekuningan atau kecoklatan, karena banyak zat besi, tanah ini cocok untuk tanaman jagung selama keasaman tanah (Ph)

sesuai untuk pertumbuhannya

3 Grumosol 4 Tanah yang tergolong tanah berat ini dapat juga untuk pertaman jagung, namun perlu diperhatikan keseimbangan antara pengairan dan drainase serta aerasi, sebab tanah berat ini

sulit untuk meloloskan air sehingga mudah tergenang 4 Alluvial 3 Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai

yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian

5 Regosol 2 Secara spesifik, ciri regosol adalah berbutir kasar, berwarna kelabu sampai kuning, dan bahan organik rendah. Sifat tanah yang demikian membuat tanah tidak dapat menampung air dan

mineral yang dibutuhkan tanaman dengan baik. 6 Glei 2 Tanah Glei adalah tanah yang mempunyai ciri adanya lapisan

glei berwarna kelabu, terbentuk karena pengaruh genangan air /drainase yang buruk

7 Litosol 2 Tanah Litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan lapisan yang tidak begitu besar, kandungan hara pada

tanah ini tidak begitu banyak bisa dibilang sangat minim. 8 Pedsol

Merah Kuning

2 Tanah ini dikenal bermaslah untuk digunakan dalam budidaya tanaman semusim karena kemasaman rendahsehingga fosfor,


(39)

46

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu oleh akar. Sumber: Aak (1993, hlm. 43)

Tabel III.8Skoring Kelas kedalaman tanah efektif No Kedalaman Tanah

Efektif (Cm)

Skor Pertimbanagn Pemberian Skor

1 >90 4 Kedalaman tanah ini sangat baik bagi tumbuh tanaman jagung karena akar jagung akan tumbuh dengan bebas

kedalam tanah

2 >60– 90 3 Pada kedalam ini, tanaman jagung masih bisa tumbuh dengan baik kaarena kedalaman perakaran masih bisa sampai

60 Cm

4 >30 – 60 2 Kedalaman tanah ini tanaman jagung masih tumbuh, namun kurang baik karena akar tidak

bisa bebas tmbuh kedalam tanah 5 < 30 1 Kedalam tanah ini tidak cocok dengan

tanaman jagung karena perakaran sangat dangkal untuk tumbuh kedalam

Sumber: harjowigeno dan widiatmaka (2007, hlm 294) disesuainkan

Tabel III.9Skoring Kelas Informasi Kemiringan Lereng No Kelas

Kemiringan Lereng

Skor Pertimbanagn Pemberian Skor

1 < 3 5

Landai, hampir datar, tanaman jagung akan tumbuh dengan optimal karena media perakarannya landai dan unsur hara dapat

diserap secara optimal.

2 3 – 8 4

Landai sedikit bergelombang, Pada kondisi kemiringan lereng seperti ini, tanaman jagung masih bisa tumbuh dengan

optimal.

3 > 8 – 15 3

Landai bergelombang, masih bisa ditanami tanaman jagung namun kurang ooptimal karena kemiringan lerengnya sudah mulai

curam.

4 > 15 – 25 2

Agak curam,pada kondisi kemiringan lereng yang agak curam ini tanaman jagung kurang cocok, karena akan kurang

optimal.

5 > 25 1

Curam, pada kondisi kemiringan lereng seperti ini, tidak cocok untuk tanaman jagung karena kemiringan lereng yang


(40)

47

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

curam akan banyak meloloskan air ke dataran lebih rendahnya dan unsur hara akan banyak berkurang karena terbawa air. Sumber: harjowigeno dan widiatmaka (2007, hlm 294)

Tabel III.10Skoring Kelas Informasi Erosi Erosi Skor Pertimbangan Pemberian Skor

Sangat Ringan 5 Tingkat erosi yang masih sangat ringan, sangat baik buat tanaman jagung karena, unsur hara yang ada dalam tanah tidak banyak terambil.

Ringan 4 Tingkat erosi yang masih ringan, baik untuk tanaman jagung, unsur hara dalam tanah masih tidak banyak terambil karena erosi tanah

Sedang 3 Tingkat erosi yang sedang sudah mulai menunjukankan peningkatan erosinya, sehingga unsur hara dalam tanah sudah mulai berkurang karena erosi yang sudah mulai tinggi.

Berat 2 Tingkat erosi yang berak tidak cocok untuk tanaman jagung karena, unsur hara dalam tanah akan terambil oleh erosi.

sangat berat 1 Tingkat erosi sangat berat sangat tidak cocok untuk tanaman jagung karena, miskin akan unsur hara.

Sumber: harjowigeno dan widiatmaka (2007, hlm 294)

Tabel III.11Skoring pH

Ph Skor Pertimbanagn Pemberian Skor

> 6,0 - 7,0 5 Cocok untuk tumbuh tanaman jagung, tingkat keasaaman yang pas

> 7,0-7,5 atau 5,5-< 6,0 4 Masih bisa tumbuh dengan baik karena tingkat keasaman dan basanya tidak terlalu

tinggi

> 7,5 - 8,0 atau 4,5 - < 5,5

3 Tingkat asam dan basanya sudah mulai ada dan sudah mulai mempengaruhi

tanaman jagung.

> 8,0-8,5 atau 4,0-4,5 2 Tingkat keasaman dan basanya sudah mulai tinggi sehingga kurang cocok untuk

tanaman jagung

> 8,5 atau < 4,0 1 Terlalu asam dan basa sehingga tidak baik untuk tumbuh tanaman jagung Sumber: harjowigeno dan widiatmaka (2007, hlm 294)

Tabel III.12Pembobotan Peta Parameter

No Parameter Bobot

Nilai Min

Nilai Max

1 Bulan Kering dan basah 5 5 20

2 Curah Hujan 5 5 20

3 Jenis Tanah 3 6 15

4 Kemiringan Lereng 4 4 20


(41)

48

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6 Kedalaman Tanah Efektif 4 3 16

7 Erosibilitas 4 4 20

8 pH Tingkat Keasaman tanah 4 4 20

Jumlah 37 161

Sumber : Olahan Peneliti

Pembobotan ini berdasarkan tingkat pengaruh setiap parameter kepada tingkat kesesuaian tanaman jagung, semakin besar pengaruh yang diberikan semakin besar juga pembobotannya, ketinggian tempat merupakan parameter yang memiliki pembobotan yang paling tinggi yaitu 6 dibadning dengan parameter lainnya karena ketinggian tempat menentukan suhu di permukaan, suhu dipermukaan sangat berpengaruh kepada tumbuh bungan tanaman jagung, “ketinggian tempat sangat berpengaruh terhadap waktu panen dan kualitas jagung yang dihasilakn” (Zulkarnain, hlm 163). Parameter bulan basah kering dan curah hujan masing-masing mempunyai pembobotan 5 tanaman jagung berpengaruh oleh adanya persedian air yang ada, bila tanaman jagung kekuranga air, musim panen tanam kemungkinan hanya satu kali dalam setahun bahkan tidak bisa menanam tanaman jagung. Parameter kemiringan lereng, kedalaman tanah efektif, erosibilitas, dan tingkat kemasaman tanah masing-masing mempunyai pembobotan 4 karena tingkat kepengaruhannya terhadap pertumbuhan tanaman jagung di bawah parameter di atasnya. Jenis tanah mempunyai tingkat kepengaruhan yang paling rendah yaitu 3 karena tanaman jagung hampi bisa tumbuh di jenis tanah manapun, jenis tanah tidak begitu mempengaruhi tumbuh tanaman jagung.

3.6.2.3Langkah Ketiga : Melakukan overlay peta tematik

Setelah didapat peta-peta tematik dan dimasukan data atributnya, kemudian peta-peta tersebut dioverlaykan dengan peta-peta tematik lainnya.

3.6.2.4Langkah keempat : Penjumlahan field (item) nilai atribut peta

Setelah data atribut dimasukan kedalam setiap peta tematik baru hasil overlay, kemudian tiap-tiap data atribut tersebut dijumlahkan untuk mengetahui jumlah total tiap peta tematik.

Skor Parameter Bulan Kering + Skor Parameter Curah Hujan + Skor Parameter Jenis Tanah + Skor Parameter Kemiringan Lereng + Skor Parameter Ketinggian Tempat + + Skor Parameter Erosi Tanah + Skor Parameter Ph tanah


(42)

49

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.6.2.5Langkah Kelima : Mencari nilai minimum dan maksimum dari hasil penjumlahan tiap semua kelas

3.6.2.6Langkah keenam : Penentuan interval kelas kesesuain tanaman jagung

 Menentukan Jangkauan (J) = Nilai Maksimal – Nilai Minimal 161 – 37 = 124

 Banyaknya Kelas Interval ada 3 kelas (k)

 Panjang interval Kelas (c) C = J / k

C = 124 / 3 = 43,3

 Kelas Pertama

Ambil danum terkecil sebagai batas bawah kelas pertama, jumlahkan datum terkecil dengan panjang interval kelas kemudian kurangi satu (1)

Panjang interval kelas pertama

= (37 +41,3) – 1 = 77,3 (dibulatkan menjadi 77) Jadi Intervalnya ( 37 – 77)

 Kelas Kedua

Batas bawah kelas kedua mulai dari 78 (melanjutkan batas atas kelas pertama)

Panajang interval kelas kedua (78,3+ 41,3)-1= 118,6 (dibulatkan menjadi 119)

Jadi intervalnya (78 – 119)

 Kelas Ketiga

Batas bawah kelas kedua mulai dari 120 (melanjutkan batas atas kelas pertama)

Panajang interval kelas kedua (119,6+ 41,3)-1= 160,9 (dibulatkan menjadi 161)

Jadi intervalnya (120 - 161)

3.6.2.7Langkah ketujuh: penentuan nilai tiap kelas kesesuaian tanaman jagung 3.6.2.8Langkah Kedelapan : Penentuan jarak kelas kesesuaian lahan tanaman


(43)

50

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kelas kesesuaian lahan tanaman jagung yang akan dihasilkan dari penelitian ini, antara lain:

Tabel 3.13 Tabel kelas Interval Pembobotan Tingkat kesesuaian tanaman jagung Tabel III.13Tingkat Kesesuaian Lahan Tanaman Jagung

No Tingkat Kesesuaian Pembobotan

1 Kelas Kesesuaian Tinggi 120 – 161

2 Kelas Kesesuaian Sedang 78 – 119

3 Kelas Kesesuaian Rendah 37 – 77

Sumber: Olahan Peneliti


(44)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN


(45)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil terkait judul penelitian penulis yang berjudul

“Analisis tingkat kesesuain lahan tanaman jagung di Kabupaten Majalengka menggunakan sistem informasi geografis”, antara lain yaitu:

5.1.1 Total Luas Kabupaten Majalengka sebesar 1339,80Km2 dan secara geografis Kabupaten Majelangka terletak pada sebelah barat antara 108o

03’-108o 19’ BT, sebelah Timur 108o12’-108o25’ BT, sebelah utara antara 06o36’-06o58’LS dan sebelah selatan 06o43’ - 07o44’ LS. Curah hujan 1334–5400 mm/tahun.

5.1.2 Jenis tanah yang ada di daerah penelitian, meliputi : Alluvial, Andosol, Glei, Grumosol, Latosol, Litosol, Podsol Merah Kuning, dan Regosol. Pada umumnya persebaran macam-macam tanh ini menyebar di seluruh Kabupaten Majalengka.

5.1.3 Kemiringan lereng di daerah penelitian terdapat lima kelas tingkat kemiringan lerengnya, meliputi kemiringan lereng landai (0–3%), datar ( 3- 8%), bergelombang (8 – 15 %), agak curam (15 – 25%), dan curam-sangat curam (< 25%). Kemiringan lereng yang landai mendominasi daerah utara majalengka, dan kemiringan lereng curam – sangat curam mendominasi daerah selatan majalengka karena daerah selatan majalengka berdekatan dengan wilayah pegunungan ciremai.

5.1.4 Ketinggian tempat yang paling dominan antara 0 – 600 Mdpl mencapai 74% atau 100260,0082 Ha, hal ini menunjukan luasnya potensi untuk menanam tanaman jagung di Kabupaten Majalengka, dan yang paling sempit ketinggiannya lebih dari 2500 Mdpl hanya mencapai 0,26 % atau 353,435013 Ha, ketinggian lebih dari 2500 Mdpl ini terdapat di puncak ciremai.


(46)

110

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.1.5 Kedalaman tanah efektif yang mendominasi di majalengka adalah kurang dari 30 Cm dengan persentasi 51,8% atau 69365,454 Ha dan yang paling sempit wilayahnya adalah kedalaman tanah lebih dari 90 Cm yaitu sebesar 10,8% atau 14519,131 Ha.

5.1.6 Tingkat kemasaman tanah di Kabupaten Majalengka terdapat 3 tingkat yaitu 4,5, dan 6. Daerah yang paling luas adalah tingkat kemasaman 5 yaitu seluas 77985,86802 Ha atau 58,19% dari luas keseluruhan Kabupaten Majalengka, dan yang paling sempit adalah tingkat kemasan 4 yaitu seluas 1981,511001 Ha atau 1,43% dari luas keseluruhan Kabupaten Majalengka.

5.1.7 Bahwa tingkat erosi di Kabupaten Majalengka yang paling luas mempunyai tingkat erosi sedang 43276,83834 Ha atau 32,27%, tingkatan erosi sedang ini pada umumnya tersebar di daerah Kabupaten Majalengka namun lebih mendominasi di daerah utara majalengka, tingkat erosi yang paling sempit adalah kritis 15750,59198 Ha atau 11,74%, wilayah erosi kritis tersebar di daerah selatan majalengka yang mempunyai tingkat kemiringan lereng sedang – curam.

5.1.8 Tingkat kesesuain tinggi untuk lahan tanaman jagung di Kabupaten Majalengka berdasarkan hasil analisis seluas 101306,911 Ha atau 76,35% dari luas total Kabupaten Majalengka, dimana tingkat kesesuain tinggi tersebar diseluruh Kabupaten Majalengka. Tingkat kesesuai sedang untuk lahan tanaman jagung di Kabupaten Majalengka berdasarkan analisi seluas 31051,62933 atau 23,40% dari seluruh wilayah Kabupaten Majalengka, dimana persebarannya berada di bagian tengah Kabupaten Majalengka, terutama pada kecamatan argapura, rajagaluh, dan lemahsugih dan Tingkat kesesuain rendah untuk lahan tanaman jagung di Kabupaten Majalengka berdasarkan analisis seluas 322,065403 Ha atau 0,24% dari luas total Kabupaten Majalengka, tingkat kesesuai ini merupakan yang paling sedikit di Kabupaten Majalengka. Tingkat kesesuai rendah ini berada di kecamatan Argapura tepatnya berada di sekitar puncak Gunung Ciremai


(47)

111

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2 Saran

Kesimpulan diatas telah menunjukan gambaran umum hasil penelitian ini. Berdasarkan kesimpulan tersebut maka ada beberapa saran agar dapat didapatkan peningkatan produktivita tanaman jagung di Kabupaten Majalengka, saran tersebut adalah:

5.2.1 Pembutan peta tingkat kesesuain tanaman jagung di Kabupaten Majalengka dengan menambah lagi parameter yang lainnya sehingga tingkat kesesuaiannya bisa lebih detail lagi.

5.2.2 Dalam pembuatan peta parameter, bila ada dana dan waktu lebih, bisa langsung turun ke lapangan untuk pengecekan keadaan di lapangan dengan data sekunder yang didapat dari Instalasi terkait.

5.2.3 Memperbaharuhi data parameter-paramter yang lebih update. Karena untuk mendapatkan data parameter ini tidak begitu mudah karena ada beberapa data yang terupdate harus membelinya.

5.2.4 Secara fisik ada beberapa tempat yang mempunyai tingkat kesesuai sedang, hal ini masih bisa dioptimalkan dengan adanya pengolahan lahan yang lebih baik lagi, seperti lahan yang mempunyai tingkat kemiringan lereng yang tinggi bisa dibuatkan terasering untuk tanaman jagungnya.

5.2.5 Kendala penelitian ini tanaman jagung merupakan tanaman musiman, data persebaran tanaman jagung secara pasti tidak mudah didapatkan karena petani sering mengganti tanaman jagung dengan yang lain sehingga persebaran di lapangannya tidak dapat di pantau.

Perlu adanya penelitian lebih mendalam mengenai analisi tingkat kesesuain lahan tanaman jagung di Kabupaten Majalengka


(1)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN


(2)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil terkait judul penelitian penulis yang berjudul “Analisis tingkat kesesuain lahan tanaman jagung di Kabupaten Majalengka menggunakan sistem informasi geografis”, antara lain yaitu:

5.1.1 Total Luas Kabupaten Majalengka sebesar 1339,80Km2 dan secara geografis Kabupaten Majelangka terletak pada sebelah barat antara 108o 03’-108o 19’ BT, sebelah Timur 108o12’-108o25’ BT, sebelah utara antara 06o36’-06o58’LS dan sebelah selatan 06o43’ - 07o44’ LS. Curah hujan 1334–5400 mm/tahun.

5.1.2 Jenis tanah yang ada di daerah penelitian, meliputi : Alluvial, Andosol, Glei, Grumosol, Latosol, Litosol, Podsol Merah Kuning, dan Regosol. Pada umumnya persebaran macam-macam tanh ini menyebar di seluruh Kabupaten Majalengka.

5.1.3 Kemiringan lereng di daerah penelitian terdapat lima kelas tingkat kemiringan lerengnya, meliputi kemiringan lereng landai (0–3%), datar ( 3- 8%), bergelombang (8 – 15 %), agak curam (15 – 25%), dan curam-sangat curam (< 25%). Kemiringan lereng yang landai mendominasi daerah utara majalengka, dan kemiringan lereng curam – sangat curam mendominasi daerah selatan majalengka karena daerah selatan majalengka berdekatan dengan wilayah pegunungan ciremai.

5.1.4 Ketinggian tempat yang paling dominan antara 0 – 600 Mdpl mencapai 74% atau 100260,0082 Ha, hal ini menunjukan luasnya potensi untuk menanam tanaman jagung di Kabupaten Majalengka, dan yang paling sempit ketinggiannya lebih dari 2500 Mdpl hanya mencapai 0,26 % atau 353,435013 Ha, ketinggian lebih dari 2500 Mdpl ini terdapat di puncak ciremai.


(3)

110

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.1.5 Kedalaman tanah efektif yang mendominasi di majalengka adalah kurang dari 30 Cm dengan persentasi 51,8% atau 69365,454 Ha dan yang paling sempit wilayahnya adalah kedalaman tanah lebih dari 90 Cm yaitu sebesar 10,8% atau 14519,131 Ha.

5.1.6 Tingkat kemasaman tanah di Kabupaten Majalengka terdapat 3 tingkat yaitu 4,5, dan 6. Daerah yang paling luas adalah tingkat kemasaman 5 yaitu seluas 77985,86802 Ha atau 58,19% dari luas keseluruhan Kabupaten Majalengka, dan yang paling sempit adalah tingkat kemasan 4 yaitu seluas 1981,511001 Ha atau 1,43% dari luas keseluruhan Kabupaten Majalengka.

5.1.7 Bahwa tingkat erosi di Kabupaten Majalengka yang paling luas mempunyai tingkat erosi sedang 43276,83834 Ha atau 32,27%, tingkatan erosi sedang ini pada umumnya tersebar di daerah Kabupaten Majalengka namun lebih mendominasi di daerah utara majalengka, tingkat erosi yang paling sempit adalah kritis 15750,59198 Ha atau 11,74%, wilayah erosi kritis tersebar di daerah selatan majalengka yang mempunyai tingkat kemiringan lereng sedang – curam.

5.1.8 Tingkat kesesuain tinggi untuk lahan tanaman jagung di Kabupaten Majalengka berdasarkan hasil analisis seluas 101306,911 Ha atau 76,35% dari luas total Kabupaten Majalengka, dimana tingkat kesesuain tinggi tersebar diseluruh Kabupaten Majalengka. Tingkat kesesuai sedang untuk lahan tanaman jagung di Kabupaten Majalengka berdasarkan analisi seluas 31051,62933 atau 23,40% dari seluruh wilayah Kabupaten Majalengka, dimana persebarannya berada di bagian tengah Kabupaten Majalengka, terutama pada kecamatan argapura, rajagaluh, dan lemahsugih dan Tingkat kesesuain rendah untuk lahan tanaman jagung di Kabupaten Majalengka berdasarkan analisis seluas 322,065403 Ha atau 0,24% dari luas total Kabupaten Majalengka, tingkat kesesuai ini merupakan yang paling sedikit di Kabupaten Majalengka. Tingkat kesesuai rendah ini berada di kecamatan Argapura tepatnya berada di sekitar puncak Gunung Ciremai


(4)

111

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2 Saran

Kesimpulan diatas telah menunjukan gambaran umum hasil penelitian ini. Berdasarkan kesimpulan tersebut maka ada beberapa saran agar dapat didapatkan peningkatan produktivita tanaman jagung di Kabupaten Majalengka, saran tersebut adalah:

5.2.1 Pembutan peta tingkat kesesuain tanaman jagung di Kabupaten Majalengka dengan menambah lagi parameter yang lainnya sehingga tingkat kesesuaiannya bisa lebih detail lagi.

5.2.2 Dalam pembuatan peta parameter, bila ada dana dan waktu lebih, bisa langsung turun ke lapangan untuk pengecekan keadaan di lapangan dengan data sekunder yang didapat dari Instalasi terkait.

5.2.3 Memperbaharuhi data parameter-paramter yang lebih update. Karena untuk mendapatkan data parameter ini tidak begitu mudah karena ada beberapa data yang terupdate harus membelinya.

5.2.4 Secara fisik ada beberapa tempat yang mempunyai tingkat kesesuai sedang, hal ini masih bisa dioptimalkan dengan adanya pengolahan lahan yang lebih baik lagi, seperti lahan yang mempunyai tingkat kemiringan lereng yang tinggi bisa dibuatkan terasering untuk tanaman jagungnya.

5.2.5 Kendala penelitian ini tanaman jagung merupakan tanaman musiman, data persebaran tanaman jagung secara pasti tidak mudah didapatkan karena petani sering mengganti tanaman jagung dengan yang lain sehingga persebaran di lapangannya tidak dapat di pantau.

Perlu adanya penelitian lebih mendalam mengenai analisi tingkat kesesuain lahan tanaman jagung di Kabupaten Majalengka


(5)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Aronoff, (1989). Pengertian SIG dalam Laporan Aplikasi SIG Vira Nami dkk, 2011.Yogyakarta : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada.

Budiman, Haryanto.S.P. (2011). Sukses Bertanam Jagung. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

AAK (1993). Teknik Bercocok Tanam Jagung. Yogyakarta : Anggota IKAPI Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT

Rineka Cipta Arikunto (2010:174)

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta

Arsyad, S. (2006). Konservasi tanah dan air.Bogor: IPB Press

Banowati, Eva dan Sriyanto. (2013). Geografi Pertanian.Yogyakarta : Ombak Dua

Badan perencanaan pembangun daerah Majalengka (2015). File peta SHP.

Majalengka : BAPPEDA

Badan Pusat Statistika Majalengka (2014). Majalengka dalam angka 2014. Majalengka : BPS

Universitas Pendidikan Indonesia. (2015). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Hardjowigeno, Sarwono. (2003) Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta : Akademika Pressindo.

Hardjowigeno, S dan Widiatmaka. (2007). Evaluasi Kesesuain Lahan dan Perencanaan Tataguna Tanah. Bogor : Jurusan Tanah Fakultas Pertanian IPB

BKPM (2015). Produksi Jagung [Online]. Tersedia di :

http://regionalinvestment.bkpm.go.id/ [Diakses pada mei 2015]

Sandy, I Made. (1996). Republik Indonesia Geografi Regional. Jakarta: Jurusan Geografi-FPMIPA Universitas Indonesia


(6)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Noor, Djauhari. (2006). Geologi Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Prahasta, Eddy. ( 2009). Sistem Informasi Geografis Konsep – konsep Dasar. Bandung: Informatika Bandung

Pusat pengembangan Sumber daya air (2015). Data curah hujan dan pos hujan. Bandung : PUSAIR

Rafi’i (1982, hlm 9)

Rafi’I, Suryatna. (1982) Ilmu Tanah. Bandung: Angkasa Rayer (2007, hlm 168)

Rayer, Luthfi. (2007). Metode Inventtarisasi Sumber Daya Lahan. Yogyakarta: Andi Offset.

setiawan (2010 : 12)

Setiawan, Iwan (2010). Dasar-dasar Sistem Informasi Geografi. Bandung : Buana Nusantara Press

Setiawan, Iwan (2010). Dasar-dasar Sistem Informasi Geografi. Bandung : Buana Nusantara Press

Sitorus, S (2004). Evaluasi Sumber Daya Lahan. Bandung: Tarsito. Sugiyono. (2010). Statistik Untuk Penelitian. Bandung:Alfabet

Sugiyono. (2012).Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.

Sumaatmadja, N. (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung: Alumni.

Sutanto, Rachman. (2005) Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta : Kanisius. Yulianto dan Tukidal. (1991). Evaluasi Sumberdaya Lahan (Evaluasi Lahan).

Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.

Jamulya dan Sunarto. (1991). Evaluasi Sumberdaya Lahan-Metode Evaluasi Kemampuan Lahan. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM

Yuniato, T dan Woro, S. (1991). Evaluasi Sumberdaya Lahan-Kesesuaian Lahan.

Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM