Evaluasi Kualitas dan Produktivitas Lahan Kering Terdegradasi di Daerah Transmigrasi WPP VII Rengat Kabupaten Indragiri Hulu, Riau
EVALUASl KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS
LAHAN KERING TEROEGRADASI
Dl DAERAH TRANSMlGRASl WPP VII RENGAT
KABUPATEN INDRAGIRI HULU, RlAU
Oleh :
INDAYATI LANYA
TNH 89510
PROGRAM PASC ASARJANA
INSTiTUT PERTANIAN BOGOR
1996
RINGKASAN
l N DA Y AT1 LANY A. Evaluasi Kualitas dan Produktivitas Lahan Kering Terdegradasi
di Daerah WPP VII Rengat Kabupaten lndragiri Hulu. Riau (di bawah bimbingan U.S.
MJIRADISASTRA sebagai Ketua, SARSIDI SASTROSOEMARJO, M. SOEKARDI,
HARDJANTO WIRYOKUSUMO, SUDARSONO dan D MURDIYARSO. sebagai
anggota).
I
Pertanian di lalian usaha oleh para transmigran di seluiuh SKP E dari H WPP
VII Rengat umumnya dilakukan tanpa masukan dan mengabaikan azas konservasi
tanah, sehingga beresiko tinggi terjadi degradasi lahan dan penurunan kualitas lahannya.
Cara bertani seperti ini menyebabkan lahan nienyala~ni penurunan produktivitas
sehingga usahatani tidak menguntungkan lagi, dan selanjutnya ditinggalkan bera
Rataan produksi padi per hektar per panen pada tahun keempat hanya 300 kg gabah
kering panen
Produksi yang demikian rendah tidak menlungkinkan petani untuk
meneruskan pertanian pada lahan usaha mereka Mereka terpaksa mencari lahan yang
baru yang masih subur dengan membuka lahan hutan.
Penelitian ini dirancang dengan tujuan menemukan cara untuk mengatasi
permasalahan seperti tersebut di atas,
dengan pertama mengidentifikasi penyebab
L
penurunan produktivitas lahan, yang didekati dari pengenalan bentuk dan ciri degradasi
fisik iahan serta nlengenali proses terjadinya
(SDL) yang ada telali terdegradasi
berat,
Disebabkan kondisi sumberdaya lahan
maka pertama-tama diperlukan cara
pengembalian kualitas SDL ke kondisi yang memungkinkan digunakan lagi, dan baru
Dalam upaya ini dicarikan alternatif
kemudian mengupayakan perbaikannya.
penggunaan lahan yang sesuai dengan kondisi fisik lahan dengan memperhitungkan
segi-segi sosial-ekonomi masyarakat setempat.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini diawali dengan identifikasi ciri
degradasi lahan yang dapat diamati melalui studi pendahuluan, dilanjutkan dengan
pengukuran ciri morfologi tanah dan analisis tanah contoh di laboratorium serta uji
produktivitas tanah di rumah kaca. Studi pendahuluan ditujukan untuk memberikan
kondisi umum dari sumberdaya lahan yang ada, terutama dari segi tanah dan vegetasi
penutupnya, serta kondisi sumberdaya manusia dan sosial-ekonorninya.
Pemilihan lokasi contoh tanah yang diambil didasarkan atas pertimbangan
homogenitas faktor fisik lingkungan, proses erosi pada lereng, pengelolaan tanah dan
asal. petani yang seragam. Kemiringan lereng terdiri dari dua kelas, yaitu: 8 - 15 % dan
15
- 25 %, sedangkan lama penggunaan lahan dalam selang 1 - 8 tahun dipilih sebagai
peubah dari ciri tanah dan produktivitasnya.
Contoh tanah yang diarnbil mencapai
jumlah 1% contoh profil, 63 contoh komposit, 126 contoh untuk analisis sifat fisik
tanah. Data dan informasi sosial-ekonomi diperoleh dari 128 responden yang tersebar
di seluruh SKP E dan H. Pengamatan lapang dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan
mengukur ciri morfologi tanah dan sifat-sifat lain (lereng dan penggunaan lahan secara
kuantitatif dan kualitatif) pada berbagai
lokasi contoh. Data iklim dan sosial-
ekonomi serta bentuk usahatani merupakan data penunjang dalam analisis kesesuaian
lahan.
Hasil analisis data morfologi tanah menunjukkan ketebalan tanah di atas horison
argilik berkorelasi negatif sangat nyata dengan lama penggunaan lahan, artinya sistem
pertanian tradisional yang diterapkan di daerah penelitian mengakibatkan tejadinya
degradasi fisik (morfologi). Perubahan morfologi tanah tejadi dalam bentuk kehilangan
sebagian atau seluruh horison A atau bahkan sudah ada yang sudah mencapai horison
B. Kehilangan tanah pada lereng atas lebih besar (4.18 - 4.43 c d t h ) daripada lereng
tengah (1.98 - 2.12 cmlth). Kehilangan tanah pada kemiringan lereng 8
c d t h ) lebih kecil daripada lereng 15
- 25 % (2.1,2 c d t h ) .
-
15 % (1.98
Akibat kehilangan tanah
tersebut maka tejadi penurunan kualitas lahan, mengingat bahwa lapisan yang lebih
dalam mempunyai kesuburan yang semakin menurun.
Tanah yang dievaluasi mempunyai perbedaan lapisan tanah di permukaannya,
oleh karena itu lama penggunaan lahan merupakan pengaruh tidak langsung terhadap
penurunan kualitas tanah secara kuantitatif, ketebalan lapisan tanah berpengaruh nyata
terhadap ciri tanah. Penurunan kualitas lahan disebabkan oleh kehilangan tanah seluruh
atau sebagian lapisan teratas. Penurunan kualitas tersebut diperbesar oleh adanya
sistem pertanian tanpa pengelolaan tanah atau cara tradisional.
Data hasil analisis tanah setiap lapisan pada kedalaman yang berbeda
menunjukkan bahwa pada tanah di daerah penelitian, cadangan unsur hara hanya
terdapat pada horison teratas yang berbahan organik. Dengan menggunakan kondisi
L
asal sebagai tolok ukur, dapat ditentukan bahwa kadar C-organik menurun 8 % per
{ahun, P-tersedia menurun 14 % per tahun, sebaliknya Al-dd meningkat 20 % per
tahun. Sedangkan bobot isi (BI) meningkat relatif kecil.
...
111
Hasil percobaan rumah kaca menunjukkan bahwa produktivitas tanah aktual dan
potensial di rumah kaca sejalan dengan penurunan kualitas lahan dan berkaitan erat
dengan lama penggunaan lahan, yaitu lama penggunaan lahan berpengaruh sangat nyata
terhadap penurunan produksi jagung dan padi. Pada satuan percobaan tanpa masukan
pada-tanah yang telah enam tahun diusahakan tanaman jagung tidak dapat menghasilkan
biji. Produktivitas tanah aktual menurun 12%/tahun, produksi pada tahun ke 8 hanya
20 % dari produksi awal. Dengan demikian produktivitas tanah di daerah penelitian
sudah ada yang mencapai titik kritis (7-8 tahpn diusahakan)
dan tidak dapat
berkelanjutan.
Produktivitas tanah meningkat dengan semakin tinggi masukan (01P2>P2>
0 1 P 1 > P 1>01 ). Sebaliknya dari segi ekonomi semakin kecil keuntungannya ( 0 1>P 1 )
bahkan tejadi kerugian ( 0 I P2>P2>O I P 1). Alternatif pengelolaan yang baik (sesuai,
berproduksi dan menjaga kelestarian) adalah dengan memberikan bahan organik.
Produksi akan meningkat bila
pemberian bahan organik dikombinasikan dengan
pemupukan.. Tanah yang telah terdegradasi sangat berat masih dapat dipulihkan dan
ditingkatkan produktivitasnya melalui masukan tinggi (kombinasi kompos dengan
pupuk dosis anjuran). Berdasarkan berbagai hasil tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa lama penggunaan lahan maksimal bagi pengelolaan tanah tanpa masukan hanya
dua tahun. Selanjutnya untuk menjamin pertanian yang berproduksi secara lestari,
pemberian masukan (pupuk, bahan organik dan terasering) tidak dapat ditawar-tawar
lagi
Lahan usaha SKP E dan H secara umum telah mengalami degradasi morfologi
tergolong berat. Degradasi berdasarkan faktor penunjang : ciri kimia (P-tersedia dan Aldd) terdegradsi
berat, ciri biologi (C-organik) terdegradasi sedang, namun tidak
mengalami degradasi fisik (BI),.
Demikian pula berdasarkan produktivitas dan
luasannya tergolong terdegradasi berat dan menyeluruh. Berbagai tingkat degradasi
ditemukan di lahan penelitian ini, yaitu degradasi ringan, sedang, berat dan sangat berat
secara berturut-turut pada lahan yang telah diusahakan selama 1-2 tahun, 3-4 tahun, 5-6
tahun dan 7-8 tahun. Dari 143 responden/KK pprbandingan
lahan usahanya yang
terdegradasi ringan, sedang, berat dan sangat berat adalah I : 26 : 35 : 38. Jumlah
responden1KK yang lahannya terdegradasi sebanyak 88 %.
Kriteria degradasi tanah menurut FA0 (1979) dan Dent (1993) kurang sesuai
untuk lahan di daerah penelitian yang dicirikan oleh fisiografi peneplain, relief berombak
hingga berbukit kecil, bahan induk batuan sedimen masam, dan miskin hara. Bentuk
degradasi tanah yang menonjol adalah perubahan morfologi tanah yang diikuti oleh
perubahan , kimia, biologi serta indikator penurunan produksi dan penutupan vegetasi
(alang-alang).
Berdasarkan ha1 ini dibuat usulan klasifikasi degradasi tanah dan
prosedur evaluasi lahannya yaitu modifikasi dari kedua klasifikasi tersebut.
Lahan marginal di daerah penelitian yang berasal dari batu liat masarn, berlereng
lebih dari 8 %, tidak Sesuai untuk tanaman pangan dan sesuai bersyarat untuk tanaman
L
tahunan (perkebunan) seperti kelapa sawit. Masukan yang diperiukan se1ain pupuk
adaiah upaya konservasi tanah. Tanpa masukan tersebut, akan terjadi degradasi lahan
baik dari segi kualitas maupun produktivitasnya.
v
Kelestarian produktivitas
daerah penelitian sangat ditentukan oleh faktor tanah dan relief. Kedua faktor tersebut
perlu diperhitungkan dalam seleksi awal proses evaluasi kesesuaian lahan untuk
tanaman tertentu.
Demikian tingkat pengelolaan dan modal yang tersedia serta
teknologi yang dimiliki para transmigran dan yang dapat diterapkan di daerahnya.
Analisis ketersediaan air tanaman disarankan agar digunakan neraca air tanah sebagai
kriteria baik bagi klasifikasi kesesuaian lahan maupun klasifikasi degradasi lahan.
Berdasarkan keadaan kondisi fisik sumberdaya lahan serta memperhitungkan
kondisi sosial-ekonomi masyarakat transmigran paka di daerah penelitian, perlu
dilakukan perubahan pola penggunaan lahan dari tanaman pangan ke tanaman tahunan,
terutama pada lahan-lahan yang telah digunakan lebih dari empat tahun. Walaupun
lahan yang ada sesuai untuk tanaman tahunan, namun tetap diperlukan lahan yang
dapat menjamin kebutuhan pangan keluarga transmigran. Lahan yang tersedia di lokasi
sudah pada umumnya terdegradasi berat, beresiko tinggi dan membutuhkan masukan
tinggi.
Tipe penggunaan lahan (TPL) yang diperlukan adalah: (1) penambahan bahan
organik atau pupuk paket untuk lahan 1-2 tahun, (2) penambahan bahan organik +
pupuk paket untuk lahan 3-4 tahun, (3) Penarnbahan bahan organik + pupuk anjuran
untuk lahan 5-6 tahun, dan (4) pembelukaran/penghijauan kembali (HTI) untuk lahan 78 tahun. Di lain pihak, para transmigran langka. modal. Oleh karena itu, diperlukan
paket usahatani konservasi melalui budidaya lorong (alley cropping). Untuk lahanlahan 7-8 tahun, pertama-tama dilahkan pembelukaran terlebih dahulu sebelum
usahatani tanaman pangan
Kesesuaian lahan dari segi tipe penggunaan lahan, dipilih alternatif pemberian
bahan organik yang dapat memulihkan kualitas lahan dan dapat berproduksi secara
berkelanjutan, serta secara ekonomi dapat memberikan keuntungan. Lahan yang perlu
direhabilitasi untuk memenuhi kebutuhan tanaman pangan seluas
0.5
-
1.0 ha
setiap rumah tangga. Untuk itu diperlukan bantuan selama lima tahun (Rp 500 000 -
Rp 1 700 0001tahun) sampai tanaman tahunan yang diusahakan berproduksi. Luas
,
lahan yang diperlukan untuk tanaman tahunan berkisar antara 0.75 - 1.25 ha per rumah
tangga. Untuk mengubah pola perubahan penggunaan
lahan ke tanaman tahunan
diperlukan bantuan pola kemitraan antara transmigran dengan pemerintah (BUMN)
atau dengan swasta.
vii
SUMMARY
INDAYATI LANYA. Evaluation of Quality and Productivity of Degraded Upland of
WPP VII Rengat Transmigration Area, Indragiri Hulu Regency, Riau (Under Guidance
of U. S. WIRADISASTRA as Chairman of the Advisory Committee, and SARSIDI
SASTROSOEMARJO,
M.
SOEKARDI,
HARDJANTO
WIRYOKUSUMO,
SUDARSONO and D. MURDIYARSO as Members of the Committee).
Generally, Transmigrant land utilization system in the whole WPP VII
Rengat SKP E and H was carried out without production input and land conservation
management, so it resulted in high erosion risk situation. In this system land could only
be cultivated for four years and then reverted to imperata grasses (alang-alang), due to
production decreasing over the land use duration. The average upland rice yield in
fourth year was only 300 kg husk rice per hectare per season. Due to this low yield, the
transmigrants could not continued to cultivate their land anymore. They have to look
for more fertilize land. They did this by clearing second utilization land (LU 11), or
cut~ingthe fbrest.
The objective of this research was to find out the method for overcoming the
mentioned problem, first by identifying
factors causing land productivity decrease
using land degradation characteristics and properties approach. The land resource at
study area was severely degraded, therefore it first needed land resource rehabilitation
and then land improvement. How to find out a suitable land use alternative related to
land characteristics and to socio-economic condition of the transmigrants. followed by a
glasshouse soil productivity experiment. The preliminary stwdy aimed to describe
generally the existing land resource, especialy soil and vegetation characteristics,
manpower condition and their socio-economic status.
Soil sample location was based on homogenity of physical enviromental aspects
(erosion process on slope, soil management) and social aspect (origin of the farmers).
The slopes of land utility I and I1 consisted of two classes: 8-15 % and 15-25 % and
land use duration of 1-8 years. Slope and duration were used as variables of soil
characteristic and productivity. Based on these variables and land condition, the
number of soil samples were determined and were as follows: 196 soil profile samples,
63 soil composite samples, 126 soil samples for physical analysis. The data and
informations from farmers in the study area were collected from 128 repondents
throughout SKP E and H.
Field observation aimed to identie and measure
morphological characteristics of the soil and other properties (slope and land use
quantitavely and qualitatively) on sampling sites. Climatic and socio-economic data and
farm management aspect were used as supporting data in land suitablity and
rehabilitation analysis.
Soil morphological data analysis results showed soil depth on argilic horizon
was significantly affected by land use duration. It meant that the traditional cultivation
system on sloping area without production input and soil conservation would result in
soil physical degradation (morphologic). This soil morphological change was shown by
the A horizon being partly or entirely lost or in some cases the B horizon. Soil lost
from upper slope was higher (4.18 - 4.43 crnlyr) than middle slope (1.98 - 2.12 cmlyr).
Soil lost on undulation relief with 8-15 % slope (1.98 crn/yr) was lower than hilly relief
(2.12 cdyr).
Soil analysis results of each horizon with different soil depth showed that the
soil at study area has reserve nutrients on upper horizon only in contained organic
mat.ter. Compared to original content, it was found that organic-C content decreased
by 8%/yr, available-P decreased by 12%/yr, aand the other hand exchangeable-Al
increased by 25%/yr. Whereas bulk density (BD) increased slightly.
This soil has different top horizon, so ],and use duration indirectly affected
decreasing of soil quality.
Soil depth significant affected soil characteristics.
Degradation of soil quality was caused by soil loss wether entirely or partly of the
upper horizon. The degradation of soil characteristics was promoted by traditional
cultivation system.
The result of greenhouse experiment showed
actual and potential soil
productivities were on line with degraded of lang quality and correlated with the land
use duration with decreasing yield was....effected significanly by land use duration. On
six years cultivated land, without production input, the corn could not produce cob.
It can be concluded that soil productivity can not be sustained in agricultural system
without production inputs.
In related to soil productivity, the higher production inputs (01P2>00P2>
0 1P1> 00P 1>01PO) produced the higher yield. However it was produced the lower
benefit (01>P 1), and even disadvantage resuit (01 P2>00P2>0 1P 1). Organic matter
added was good alternative in soil management (sustainable production). The yield
would be higher if organic matter addition combined by fertilizers. The degraded land
can be rehabilitated and make more productive by higher production input application.
Based on the experiment results, maximum limit of land use duration for sustainable
soil productivity was two years, without soil management. Production inputs must be
used to sustain productivity.
Morphological degradation of SKP E and H land utilization
chemical degradation (available-P and
changeable-A])
was severe,
was also severe, whereas
physical degradation (BD) was very slight. Based on soil productivity and total area
I
affeted, the land degradation was severe over the entire land use type.
Land utilization of SKP E and H was severely morphlogical degraded, severe
chemical degradation (available-P and exchangeable-Al) and highly biological
degaradation (organic-C), but slightly physical degradation (BD).
Based on soil
productivity and total area affected, the land degradation was severe over the entire
land use type. lnstudy area, different land degradatian rates have been found namely:
lighty, moderate, severe and very severe in land which were cultivated in 1-2, 3-4, 5-6,
and 7-8 years respectively. Ratio of degraded land utilization light, moderate, , severe
and very severe derived from 143 respondent is 1 : 26 : 35 : 38. Total of degraded land
renpondents was 88 %
Soil degradation criteria according to FA0 (1979) and Dent (1993) was
unsuitable for the study area. This area was characterized by peneplain physiograpy
with undulating to slight hilly relief, acid sedimentary rock parent material, and low
nutrient content. The form of soil degradation was predominantly change in soil
morphology, whereas the change of physical, chemical, and biological characteristics
was the result of morphological change.
Based on this fact, the propose soil
degradation classification and land evaluation procedure was based on a modification
of the two classifications.
In study area, marginal land of acid clay stone parent material and 8 % slope
was. unsuitable for food crops without production input, also it was unsuitable for
perennial crops (estate crops) such as oil palm.
High production inputs included
fertilizers and soil conservation were needed. The sustainable soil productivity at the
study area was controled by the soil and relief factors. These two factors should be
I
considered in selecting of land evaluation procedure of specific crops. Management
and other available inputs such as applied farmer's technology should be considered
earlier. Water balance assesment should be used as criteria for land suitability category
and 'land degradation classification. Relief variable (length and steepness of slope)
were better predictors than using steepness alone.
Considering physical land resource and transmigrant socio-economic aspects, a
suitable land use alternative is the exchange of land use fiom food crop to perennial
crops. However land is required for food crops. Due to land degradation, land use risk
is high for food crops and high inputs are needed, and in addition farm management
conservation aids such as alley cropping and rehabilitation of land by bushland allowed
should be done before the land used for food crop cultivation.
L
Total area per family unit must be rehabilitated was 0.5
-
1.0 hectare. Program
assistance needed in five years until perenial crops are harvested (Rp 500 000- Rp 1700
xii
collaboration among transmigrants, government official, and private sector. Total area
used for perenial crops was 0.75 - 1.25 hectare per unit family.
EVALUASI KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS
LAHAN KERING TERDEGRADASI
DI DAERAH TRANSMIGRASI WPP VII RENGAT
KABUPATEN INDRAGIRI HULU, RIAU
Oleh
INDAYATI LANYA
TNH 89510
Disertasi Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar DOKTOR
Pada
Program Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul
:EVALUASI KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS
LAHAN KERING TERDEGRADASI
DI DAERAH TRANSMIGRASI WPP VII RENGAT
KABUPATEN INDRAGIRI HULU, RIAU
Nama Mahasiswa :INDAYATI LANYA
Nomor Pokok
: 89510/TNB
Dr Ir M. S o e k d
Anggob
Dr Ir ~ a a n t W.
o
Dr Ir Sudarsono, MSc.
Ketua Program Studi
Prof. Dr Ir Sarwono Hardjowigeno
1 2 DEC 1994
Dr Ir D. Murdiyarso, &SC.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 8 September 1954 di Cirebon. Ayah penulis
bernama H.A. Lanya dan Ibu bernama H. Karniti. Menikah dengan Dr Ir N. Netera
Subadiyasa pada tahun 1983 dan mempunyai putra-putri : Arya Subadiyasa, Tri
pihiti dan Indri Hayati (almarhum) yang lahir berturut-turut tahun 1984, 1985 dan
1991.
Penulis lulus Sekolah Dasar tahun 1967, SMP tahun 1970 dan SMA tahun
1973, semuanya di Cirebon. Masuk IPB tahun 1975 dan lulus Sarjana Pertanian (Sl)
I
tahun 1979, lulus Magister Sains (S2) dari Fakultas Pascasarjana IPB tahun 1986 dan
mulai mengikuti Program Doktor (S3) pada Program Pascasarjana IPB bulan Agustus
Pengalaman kerja, 1979 - 1980 bekerja di Proyek Gula Jatitujuh, Cirebon,
tahun 1980 - 1988 sebagai Staf Pengajar Jurusan Tanah Fakultas Pertanian 1PB dan
sejak 1988 sampai sekarang sebagai Staf Pengajar Jurusan Tanah di Fakultas
Pertanian Universitas Udayana. Mulai awal Maret 1994 sampai sekarang merangkap
sebagai Iconsultan LREP I1 (Land Resource Evaluation and Planning Project) Part B,
Badan Pertanahan Nasional, Region 111 (Propinsi Bali, NTB, NTT dan Timor Timur).
UCAPAN TERIMAKASM
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya dalam
penyelesaian penulisan disertasi ini. Disertasi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk mencapai gelar Doktor pada Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Kepada Ayah-bunda tercinta yang telah mendoakan keselamatan dan
keberhasilan untuk memperoleh cita-cita, kami menghaturkan terimakasih serta rasa
hormat yang setinggi-tinginya.
Terimakasih sedalam-dalamnya kami ucapkan kepada Dr Ir U.S. Wiradisastra
yang telah menuntun penulis mulai dari S1, S2 sampai S3, sebagai guru dan atasan
selama di IPB, yang selalu memberikan kail untuk mencapai suatu keberhasilan, baik
dalam bidang pendidikan, pekerjaan maupun hubungan dengan instansi lainnya.
Terimakasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya juga disampaikan kepada:
prof. Dr Ir Sarsidi Sastrosoemarjo, Dr Ir M. Soekardi, Dr Ir Hardjanto
Wiryokusumo, Dr Ir Sudarsono M.Sc, dan Dr Ir D. Murdiyarso, sebagai anggota
kornisi pembimbing yang telah menyediakan waktu serta banyak memberi
pengarahan, saran-saran selama pelaksanaan penelitian dan penulisan disertasi ini.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya juga disampaikan kepada Bapak
Prof. Dr Ir Edi Guhardja, selaku Direktur Program Pascasarjana IPB beserta Staf;
M a n Fakultas Pertanian dan Rektor Universitas Udayana yang telah memberikan
kesempatan tugas belajar kepada penulis.
Kepada Staf Jurusan Tanah Fakultas Pertanian IPB beserta seluruh karyawan
yang tdah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan disertasi ini
juga diucapkan terimakasih.
Terimakasih disampaikan pula kepada Team Management Program Doktor
(TMPD) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, atas kesempatan dan biaya yang
disediakan untuk mengikuti Program Doktor. Demikian pula kepada sponsor: (1) Dr
0yvind Sandbuk sebagai Team Leader Norindra Project, (2) Pemerintah Daerah
Tingkat I Bali, dan (3) Yayasan Supersemar atas bantuan biaya yang diberikan.
Akhirnya kepada suami tercinta Dr Ir N. Netera Subadiyasa, putra-putri di
Denpasar, Kakak di Bogor yang dengan sabar dan penuh pengorbanan telah
membantu dalam penyelesaian tugas ini, disampaikan terimakasih.
xvii
DAFTAR IS1
Halaman
DAFTARTABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
xxi
DkFTARGAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
xxix
I . PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
I
1 . 1 . Latar belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1
1.2. Permasalahan Peneliti . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3
1.3. Pemecahan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . ., . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5
1.4. Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
6
1.5. Hipotesis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
6
I1 . TINJAUAN PUSTAKA
....................................
2.1. Konsep Dasar Degradasi Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.1.1. Difinisi dan Macam Degradasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.1 .2. Faktor-faktor Penyebab Degradasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.1.3. Bentuk Degradasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.1.4. Pengharkatan Degradasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
7
7
7
S
8
10
2.2. Penurunan Kualitas dan Produktivitas Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.2.1. Penurunan Kualitas Lahan pada Hutan yang Terkonversi . . . .
2.2.2. Erosi Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.2. 3 . Penurunan Produktivitas Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
15
2.3. Evaluasi Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
22
2.4. Ciri Sumberdaya Lahan untuk Tujuan Evaluasi Lahan . . . . . . . . . . .
2.4.1. Ciri Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.4.2. Neraca Air . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
27
27
29
2.5. Pehgelolaan Lahan di Daerah Transmigrasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
33
IiI . METODOLOGI PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.1. Bahan dan Alat
15
16
18
37
.......................................
37
3.2. Letak Administrasi dan Geografi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
38
3.3. Lingkungan Fisik Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.3.I . Geologi dan geomorfologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
40
40
3.3.2.
3.3.3.
3.3.4.
3.3.5.
3.3.6.
Fisiografi. Relief dan Lereng . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Iklim . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Penggunaan Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Mineral Liat dan Cadangan Unsur Hara . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.4. Metode Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.4.1. Morfologi Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.4.2. Analisis Ciri Fisik dan Kimia Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.4.3. Perhitungan Neraca Air . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.4.4. Klasifikasi Degradasi lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.4.5. Evaluasi Kesesuaian Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.4.6. Evaluasi Produktivitas Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.4.7. Rehabilitasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.5. Waktu Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . ., . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1V. HASIL DAN PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.1. Keadaan Lingkungan Fisik dengan Perubahan serta
Klasifikasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.2. Identifikasi Bentuk dan Ciri Degradasi Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.2.1. Morfologi tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.2.2. Pengukuran Erosi Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.2.3. Perubahan Ciri Fisik dan Kimia Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.2.3.1. Perubahan Ciri Kimia Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.2.4. Pemilihan Kriteria Degradasi Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.2.4.1. Ciri Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.2.4.2. Neraca Air Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.2.5. Klasifikasi Degradasi lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.3. Evaluasi Produktivitas Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.3.1. Produktivitas Tanah Aktual . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.3.2. Produktivitas tanah Potensial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.4. Evaluasi dan Identifikasi Cara Rehabilitasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.4.1. Evaluasi Kesesuaian Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.4.1.1. Faktor-faktor Evaluasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.4.1.2. Klasifikasi Kesesuaian Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.4.1.3. Pertimbangan Aspek Sosial Ekonomi . . . . . . . . . . . . . . .
4.4.1.4. Beberapa Pilihan Tipe Penggunaan lahan . . . . . . . . . . . .
4.5. Konsep Rehabilitasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.5.1. Rehabilitasi Lahan dan Intensifikasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.5.2. Pola Usahatani dan Konsemasi di Daerah Penelitian . . . . . . . . .
4.5.3. Perencanaan Rehabilitasi Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.5.4. Alternatif Penggunaan Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
159
V . KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
165
5.1. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
165
5.2. Saran
166
...........................................
VI.. . DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
VII . LAMPIRAN
168
DAFTAR TABEL
Halaman
Nomor
Klasifikasi Degradasi Tanah (FAO, 1979) . . . . . . . . . . . . . . . . .
11
Perubahan Unsur Hara (C-organik, N-total) Setelah Pembukaan
Hutan (Nye dan Greenland, 1964 dalam William
dan Yosep (1974) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
Perubahan Unsur Hara (Ca, K dan Mg) setelah Pembukaan
Hutan (Nye dan Greenland, 1964 dalam William dan
Yoseph,1974) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
'
Berbagai Kriteria Klasifikasi Lahan dan Parameter yang
Digunakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24
Kualitas dan Ciri Lahan yang Digunakan untuk Evaluasi
Kemampuan dan Kesesuaian Lahan dari Berbagai
Gabungan Sistem . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 28
Ciri-ciri Tanah Podsolik Merah Kuning di Sumatera
(Adiningsih, et a/., 1988) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30
Ciri Tanah di SKP E dan SKP H . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30
Data Curah Hujan Bulanan Rata-rata 29 Tahun (196 1- 1989)
dari Stasiun Lapangan Terbang Japura . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
43
Kelas Tanah pada SKP E dan SPT D Menurut Taksonomi
Tanah (Soil Survey Staff, 1992) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 46
Berbagai Metode Analisis Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 56
Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Tanpa Masukan dan
MasukanRendah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
59
Ketebalan Tanah di Atas Horison Argilik dari Lereng
Atas dan Lereng Tengah pada Berbagai Lama
Penggunaan Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
71
Ciri Tanah di SKP E
74
.................................
14.
Rata-rata Nilai Ciri Tanah Horison Teratas di
Lereng Atas pada Berbagai Lama Penggunaan Lahan
(Waktu) di Tanah Typic Paleudults, Berliat, Campuran,
Isohipertermik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8 1
15.
Rata-rata Nilai Ciri Tanah Horison Teratas di Lereng
Tengah pada Berbagai Lama Penggunaan Lahan (Waktu) di
Tanah Typic Paleudults Berliat, Campuran,
Isohipertermik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
82
16.
Ciri Tanah Komposit ( 0-20 cm) pada Berbagai Lama
Penggunaan Lahan di lahan Usaha SKP E dan H . . . . . . . . . . . . 85
17
Ciri Lahan Horison Teratas Lereng Atas dan Lereng
Tengah Pada Berbagai Lama Penggunaan Lahan yang
Digunakan untuk Klasifikasi degradasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9 1
18.
Usulan Klasifikasi Degradasi Lahan Marginal
19.
Jumlah Bulan Defisit Air dan Surplus pada Berbagai
Kedalaman Perakaran dan Jenis Tanaman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 98
20.
Contoh Cara Perhitungan Status Degradasi untuk Lahan
Marginal Ditinjau dari Segi Fisik, Kimia dan Biologi . . . . . . . . . .
100
Contoh Cara Perhitungan Status Degradasi untuk Lahan
Marginal Ditinjau dari Faktor Utama (Morfologi) dan
Faktor Penunjang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
104
21
22
................
93
Tingkat Degradasi Lahan pada Lama Penggunaan Lahan
1-2 Tahun, 3-4 Tahun, 5-6 Tahun dan 7-8 Tahun di
Daerah Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 105
Rata-rata Produksi Padi Ladang pada Berbagai Lama
Penggunaan Lahan yang Berbeba . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
107
Rata-rata Komponen Pertumbuhan Tanaman Jagung pada
Berbagai Perlakuan . . . . . . . . . . . . :. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
115
Rata-rata Komponen Pertumbuhan Tanaman Padi pada
krbagai Perlakuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
116
Regresi Hasil Bobot Kering Biji Jagung (Y) pada Lama
Penggunaan Lahan (X) pada Berbagai Masukan . . . . . . . . . . . . . . 118
Regresi Hasil Bobot Kering Hijauan Jagung (Y) pada
Lama Penggunaan Lahan (X) pada Berbagai Masukan . . . . . . . . . 1 18
Regresi Hasil Bobot Kering Akar Padi (Y) pada Berbagai
Lama Penggunaan Lahan (X) pada Berbagai Masukan . . . . . . . . . . 1 19
Regresi Hasil Bobot Kering Gabah Isi Padi (Y) pada
Lama Penggunaan Lahan (X) pada Berbagai Masukan . . . . . . . . . 1 19
Hasil Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman
Pangan Padi Ladang, Jagung, Kacang Tanah, Kacang
Kedelai, Ubi Kayu dan Tanaman Tahunan (Karet, Kelapa
SawitdanTebu) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 136
Hubungan antara Masukan, Keluaran dan keuntungan Kotor
serta Urutan Tipe Penggunaan Lahan (TPL) untuk
Tanaman Jagung Sebelum Direhabilitasi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 144
Hubungan antara Masukan, Keluaran dan keuntungan Kotor
serta Urutan Tipe Penggunaan Lahan (TPL) untuk Padi
Gogo Sebelum Direhabilitasi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
145
DAFTAR GAMBAR
Halamrn
Nomor
Produktivitas Tanah Yang Dipengaruhi Oleh Proses
Degradasi (Riquier, 1977) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
19
Hubungan antara Degradasi Tanah dengan Produktivitas
Tanah (Lal, et a/.,1989) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
19
3.
Peta Daerah Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
39
4.
Ketebalan Tanah di Atas Horison Argilik Pada Berbagai
Lama Penggunaan pada Lereng 8- 15% dan Lereng 1 5-20%
pada Lereng Atas dan Lereng Tengah . . .'. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
72
Beberapa Ciri Typic Paleudults,Berliat, Campuran,
Isohipertermik di SKP E pada Beberapa Horison
dari Lereng Atas dan Lereng Tengah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
75
C-organik, P dan Al-dd pada Berbagai Lama Penggunaan
Lahan padaLereng Tengah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
S9
1.
2.
5.
6.
7.
Rata-rata Produksi Padi Ladang pada Berbagai Lama
Penggunaan Lahan Yang Berbeda . . . . . . . . . . . . . . .
8.
Tanaman Jagung pada Berbagai Lama Penggunaan
Lahan (2,4, 6 Tahun) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
113
Tanaman dan Hasil Jagung pada Berbagai Masukan
dan Lama Penggunaan Lahan 4 Tahun (Kiri) dan
6 Tahun (Kanan) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
114
Bobot Kering Biji Jagung pada Berbagai Masukan pada
Lereng 8-
LAHAN KERING TEROEGRADASI
Dl DAERAH TRANSMlGRASl WPP VII RENGAT
KABUPATEN INDRAGIRI HULU, RlAU
Oleh :
INDAYATI LANYA
TNH 89510
PROGRAM PASC ASARJANA
INSTiTUT PERTANIAN BOGOR
1996
RINGKASAN
l N DA Y AT1 LANY A. Evaluasi Kualitas dan Produktivitas Lahan Kering Terdegradasi
di Daerah WPP VII Rengat Kabupaten lndragiri Hulu. Riau (di bawah bimbingan U.S.
MJIRADISASTRA sebagai Ketua, SARSIDI SASTROSOEMARJO, M. SOEKARDI,
HARDJANTO WIRYOKUSUMO, SUDARSONO dan D MURDIYARSO. sebagai
anggota).
I
Pertanian di lalian usaha oleh para transmigran di seluiuh SKP E dari H WPP
VII Rengat umumnya dilakukan tanpa masukan dan mengabaikan azas konservasi
tanah, sehingga beresiko tinggi terjadi degradasi lahan dan penurunan kualitas lahannya.
Cara bertani seperti ini menyebabkan lahan nienyala~ni penurunan produktivitas
sehingga usahatani tidak menguntungkan lagi, dan selanjutnya ditinggalkan bera
Rataan produksi padi per hektar per panen pada tahun keempat hanya 300 kg gabah
kering panen
Produksi yang demikian rendah tidak menlungkinkan petani untuk
meneruskan pertanian pada lahan usaha mereka Mereka terpaksa mencari lahan yang
baru yang masih subur dengan membuka lahan hutan.
Penelitian ini dirancang dengan tujuan menemukan cara untuk mengatasi
permasalahan seperti tersebut di atas,
dengan pertama mengidentifikasi penyebab
L
penurunan produktivitas lahan, yang didekati dari pengenalan bentuk dan ciri degradasi
fisik iahan serta nlengenali proses terjadinya
(SDL) yang ada telali terdegradasi
berat,
Disebabkan kondisi sumberdaya lahan
maka pertama-tama diperlukan cara
pengembalian kualitas SDL ke kondisi yang memungkinkan digunakan lagi, dan baru
Dalam upaya ini dicarikan alternatif
kemudian mengupayakan perbaikannya.
penggunaan lahan yang sesuai dengan kondisi fisik lahan dengan memperhitungkan
segi-segi sosial-ekonomi masyarakat setempat.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini diawali dengan identifikasi ciri
degradasi lahan yang dapat diamati melalui studi pendahuluan, dilanjutkan dengan
pengukuran ciri morfologi tanah dan analisis tanah contoh di laboratorium serta uji
produktivitas tanah di rumah kaca. Studi pendahuluan ditujukan untuk memberikan
kondisi umum dari sumberdaya lahan yang ada, terutama dari segi tanah dan vegetasi
penutupnya, serta kondisi sumberdaya manusia dan sosial-ekonorninya.
Pemilihan lokasi contoh tanah yang diambil didasarkan atas pertimbangan
homogenitas faktor fisik lingkungan, proses erosi pada lereng, pengelolaan tanah dan
asal. petani yang seragam. Kemiringan lereng terdiri dari dua kelas, yaitu: 8 - 15 % dan
15
- 25 %, sedangkan lama penggunaan lahan dalam selang 1 - 8 tahun dipilih sebagai
peubah dari ciri tanah dan produktivitasnya.
Contoh tanah yang diarnbil mencapai
jumlah 1% contoh profil, 63 contoh komposit, 126 contoh untuk analisis sifat fisik
tanah. Data dan informasi sosial-ekonomi diperoleh dari 128 responden yang tersebar
di seluruh SKP E dan H. Pengamatan lapang dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan
mengukur ciri morfologi tanah dan sifat-sifat lain (lereng dan penggunaan lahan secara
kuantitatif dan kualitatif) pada berbagai
lokasi contoh. Data iklim dan sosial-
ekonomi serta bentuk usahatani merupakan data penunjang dalam analisis kesesuaian
lahan.
Hasil analisis data morfologi tanah menunjukkan ketebalan tanah di atas horison
argilik berkorelasi negatif sangat nyata dengan lama penggunaan lahan, artinya sistem
pertanian tradisional yang diterapkan di daerah penelitian mengakibatkan tejadinya
degradasi fisik (morfologi). Perubahan morfologi tanah tejadi dalam bentuk kehilangan
sebagian atau seluruh horison A atau bahkan sudah ada yang sudah mencapai horison
B. Kehilangan tanah pada lereng atas lebih besar (4.18 - 4.43 c d t h ) daripada lereng
tengah (1.98 - 2.12 cmlth). Kehilangan tanah pada kemiringan lereng 8
c d t h ) lebih kecil daripada lereng 15
- 25 % (2.1,2 c d t h ) .
-
15 % (1.98
Akibat kehilangan tanah
tersebut maka tejadi penurunan kualitas lahan, mengingat bahwa lapisan yang lebih
dalam mempunyai kesuburan yang semakin menurun.
Tanah yang dievaluasi mempunyai perbedaan lapisan tanah di permukaannya,
oleh karena itu lama penggunaan lahan merupakan pengaruh tidak langsung terhadap
penurunan kualitas tanah secara kuantitatif, ketebalan lapisan tanah berpengaruh nyata
terhadap ciri tanah. Penurunan kualitas lahan disebabkan oleh kehilangan tanah seluruh
atau sebagian lapisan teratas. Penurunan kualitas tersebut diperbesar oleh adanya
sistem pertanian tanpa pengelolaan tanah atau cara tradisional.
Data hasil analisis tanah setiap lapisan pada kedalaman yang berbeda
menunjukkan bahwa pada tanah di daerah penelitian, cadangan unsur hara hanya
terdapat pada horison teratas yang berbahan organik. Dengan menggunakan kondisi
L
asal sebagai tolok ukur, dapat ditentukan bahwa kadar C-organik menurun 8 % per
{ahun, P-tersedia menurun 14 % per tahun, sebaliknya Al-dd meningkat 20 % per
tahun. Sedangkan bobot isi (BI) meningkat relatif kecil.
...
111
Hasil percobaan rumah kaca menunjukkan bahwa produktivitas tanah aktual dan
potensial di rumah kaca sejalan dengan penurunan kualitas lahan dan berkaitan erat
dengan lama penggunaan lahan, yaitu lama penggunaan lahan berpengaruh sangat nyata
terhadap penurunan produksi jagung dan padi. Pada satuan percobaan tanpa masukan
pada-tanah yang telah enam tahun diusahakan tanaman jagung tidak dapat menghasilkan
biji. Produktivitas tanah aktual menurun 12%/tahun, produksi pada tahun ke 8 hanya
20 % dari produksi awal. Dengan demikian produktivitas tanah di daerah penelitian
sudah ada yang mencapai titik kritis (7-8 tahpn diusahakan)
dan tidak dapat
berkelanjutan.
Produktivitas tanah meningkat dengan semakin tinggi masukan (01P2>P2>
0 1 P 1 > P 1>01 ). Sebaliknya dari segi ekonomi semakin kecil keuntungannya ( 0 1>P 1 )
bahkan tejadi kerugian ( 0 I P2>P2>O I P 1). Alternatif pengelolaan yang baik (sesuai,
berproduksi dan menjaga kelestarian) adalah dengan memberikan bahan organik.
Produksi akan meningkat bila
pemberian bahan organik dikombinasikan dengan
pemupukan.. Tanah yang telah terdegradasi sangat berat masih dapat dipulihkan dan
ditingkatkan produktivitasnya melalui masukan tinggi (kombinasi kompos dengan
pupuk dosis anjuran). Berdasarkan berbagai hasil tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa lama penggunaan lahan maksimal bagi pengelolaan tanah tanpa masukan hanya
dua tahun. Selanjutnya untuk menjamin pertanian yang berproduksi secara lestari,
pemberian masukan (pupuk, bahan organik dan terasering) tidak dapat ditawar-tawar
lagi
Lahan usaha SKP E dan H secara umum telah mengalami degradasi morfologi
tergolong berat. Degradasi berdasarkan faktor penunjang : ciri kimia (P-tersedia dan Aldd) terdegradsi
berat, ciri biologi (C-organik) terdegradasi sedang, namun tidak
mengalami degradasi fisik (BI),.
Demikian pula berdasarkan produktivitas dan
luasannya tergolong terdegradasi berat dan menyeluruh. Berbagai tingkat degradasi
ditemukan di lahan penelitian ini, yaitu degradasi ringan, sedang, berat dan sangat berat
secara berturut-turut pada lahan yang telah diusahakan selama 1-2 tahun, 3-4 tahun, 5-6
tahun dan 7-8 tahun. Dari 143 responden/KK pprbandingan
lahan usahanya yang
terdegradasi ringan, sedang, berat dan sangat berat adalah I : 26 : 35 : 38. Jumlah
responden1KK yang lahannya terdegradasi sebanyak 88 %.
Kriteria degradasi tanah menurut FA0 (1979) dan Dent (1993) kurang sesuai
untuk lahan di daerah penelitian yang dicirikan oleh fisiografi peneplain, relief berombak
hingga berbukit kecil, bahan induk batuan sedimen masam, dan miskin hara. Bentuk
degradasi tanah yang menonjol adalah perubahan morfologi tanah yang diikuti oleh
perubahan , kimia, biologi serta indikator penurunan produksi dan penutupan vegetasi
(alang-alang).
Berdasarkan ha1 ini dibuat usulan klasifikasi degradasi tanah dan
prosedur evaluasi lahannya yaitu modifikasi dari kedua klasifikasi tersebut.
Lahan marginal di daerah penelitian yang berasal dari batu liat masarn, berlereng
lebih dari 8 %, tidak Sesuai untuk tanaman pangan dan sesuai bersyarat untuk tanaman
L
tahunan (perkebunan) seperti kelapa sawit. Masukan yang diperiukan se1ain pupuk
adaiah upaya konservasi tanah. Tanpa masukan tersebut, akan terjadi degradasi lahan
baik dari segi kualitas maupun produktivitasnya.
v
Kelestarian produktivitas
daerah penelitian sangat ditentukan oleh faktor tanah dan relief. Kedua faktor tersebut
perlu diperhitungkan dalam seleksi awal proses evaluasi kesesuaian lahan untuk
tanaman tertentu.
Demikian tingkat pengelolaan dan modal yang tersedia serta
teknologi yang dimiliki para transmigran dan yang dapat diterapkan di daerahnya.
Analisis ketersediaan air tanaman disarankan agar digunakan neraca air tanah sebagai
kriteria baik bagi klasifikasi kesesuaian lahan maupun klasifikasi degradasi lahan.
Berdasarkan keadaan kondisi fisik sumberdaya lahan serta memperhitungkan
kondisi sosial-ekonomi masyarakat transmigran paka di daerah penelitian, perlu
dilakukan perubahan pola penggunaan lahan dari tanaman pangan ke tanaman tahunan,
terutama pada lahan-lahan yang telah digunakan lebih dari empat tahun. Walaupun
lahan yang ada sesuai untuk tanaman tahunan, namun tetap diperlukan lahan yang
dapat menjamin kebutuhan pangan keluarga transmigran. Lahan yang tersedia di lokasi
sudah pada umumnya terdegradasi berat, beresiko tinggi dan membutuhkan masukan
tinggi.
Tipe penggunaan lahan (TPL) yang diperlukan adalah: (1) penambahan bahan
organik atau pupuk paket untuk lahan 1-2 tahun, (2) penambahan bahan organik +
pupuk paket untuk lahan 3-4 tahun, (3) Penarnbahan bahan organik + pupuk anjuran
untuk lahan 5-6 tahun, dan (4) pembelukaran/penghijauan kembali (HTI) untuk lahan 78 tahun. Di lain pihak, para transmigran langka. modal. Oleh karena itu, diperlukan
paket usahatani konservasi melalui budidaya lorong (alley cropping). Untuk lahanlahan 7-8 tahun, pertama-tama dilahkan pembelukaran terlebih dahulu sebelum
usahatani tanaman pangan
Kesesuaian lahan dari segi tipe penggunaan lahan, dipilih alternatif pemberian
bahan organik yang dapat memulihkan kualitas lahan dan dapat berproduksi secara
berkelanjutan, serta secara ekonomi dapat memberikan keuntungan. Lahan yang perlu
direhabilitasi untuk memenuhi kebutuhan tanaman pangan seluas
0.5
-
1.0 ha
setiap rumah tangga. Untuk itu diperlukan bantuan selama lima tahun (Rp 500 000 -
Rp 1 700 0001tahun) sampai tanaman tahunan yang diusahakan berproduksi. Luas
,
lahan yang diperlukan untuk tanaman tahunan berkisar antara 0.75 - 1.25 ha per rumah
tangga. Untuk mengubah pola perubahan penggunaan
lahan ke tanaman tahunan
diperlukan bantuan pola kemitraan antara transmigran dengan pemerintah (BUMN)
atau dengan swasta.
vii
SUMMARY
INDAYATI LANYA. Evaluation of Quality and Productivity of Degraded Upland of
WPP VII Rengat Transmigration Area, Indragiri Hulu Regency, Riau (Under Guidance
of U. S. WIRADISASTRA as Chairman of the Advisory Committee, and SARSIDI
SASTROSOEMARJO,
M.
SOEKARDI,
HARDJANTO
WIRYOKUSUMO,
SUDARSONO and D. MURDIYARSO as Members of the Committee).
Generally, Transmigrant land utilization system in the whole WPP VII
Rengat SKP E and H was carried out without production input and land conservation
management, so it resulted in high erosion risk situation. In this system land could only
be cultivated for four years and then reverted to imperata grasses (alang-alang), due to
production decreasing over the land use duration. The average upland rice yield in
fourth year was only 300 kg husk rice per hectare per season. Due to this low yield, the
transmigrants could not continued to cultivate their land anymore. They have to look
for more fertilize land. They did this by clearing second utilization land (LU 11), or
cut~ingthe fbrest.
The objective of this research was to find out the method for overcoming the
mentioned problem, first by identifying
factors causing land productivity decrease
using land degradation characteristics and properties approach. The land resource at
study area was severely degraded, therefore it first needed land resource rehabilitation
and then land improvement. How to find out a suitable land use alternative related to
land characteristics and to socio-economic condition of the transmigrants. followed by a
glasshouse soil productivity experiment. The preliminary stwdy aimed to describe
generally the existing land resource, especialy soil and vegetation characteristics,
manpower condition and their socio-economic status.
Soil sample location was based on homogenity of physical enviromental aspects
(erosion process on slope, soil management) and social aspect (origin of the farmers).
The slopes of land utility I and I1 consisted of two classes: 8-15 % and 15-25 % and
land use duration of 1-8 years. Slope and duration were used as variables of soil
characteristic and productivity. Based on these variables and land condition, the
number of soil samples were determined and were as follows: 196 soil profile samples,
63 soil composite samples, 126 soil samples for physical analysis. The data and
informations from farmers in the study area were collected from 128 repondents
throughout SKP E and H.
Field observation aimed to identie and measure
morphological characteristics of the soil and other properties (slope and land use
quantitavely and qualitatively) on sampling sites. Climatic and socio-economic data and
farm management aspect were used as supporting data in land suitablity and
rehabilitation analysis.
Soil morphological data analysis results showed soil depth on argilic horizon
was significantly affected by land use duration. It meant that the traditional cultivation
system on sloping area without production input and soil conservation would result in
soil physical degradation (morphologic). This soil morphological change was shown by
the A horizon being partly or entirely lost or in some cases the B horizon. Soil lost
from upper slope was higher (4.18 - 4.43 crnlyr) than middle slope (1.98 - 2.12 cmlyr).
Soil lost on undulation relief with 8-15 % slope (1.98 crn/yr) was lower than hilly relief
(2.12 cdyr).
Soil analysis results of each horizon with different soil depth showed that the
soil at study area has reserve nutrients on upper horizon only in contained organic
mat.ter. Compared to original content, it was found that organic-C content decreased
by 8%/yr, available-P decreased by 12%/yr, aand the other hand exchangeable-Al
increased by 25%/yr. Whereas bulk density (BD) increased slightly.
This soil has different top horizon, so ],and use duration indirectly affected
decreasing of soil quality.
Soil depth significant affected soil characteristics.
Degradation of soil quality was caused by soil loss wether entirely or partly of the
upper horizon. The degradation of soil characteristics was promoted by traditional
cultivation system.
The result of greenhouse experiment showed
actual and potential soil
productivities were on line with degraded of lang quality and correlated with the land
use duration with decreasing yield was....effected significanly by land use duration. On
six years cultivated land, without production input, the corn could not produce cob.
It can be concluded that soil productivity can not be sustained in agricultural system
without production inputs.
In related to soil productivity, the higher production inputs (01P2>00P2>
0 1P1> 00P 1>01PO) produced the higher yield. However it was produced the lower
benefit (01>P 1), and even disadvantage resuit (01 P2>00P2>0 1P 1). Organic matter
added was good alternative in soil management (sustainable production). The yield
would be higher if organic matter addition combined by fertilizers. The degraded land
can be rehabilitated and make more productive by higher production input application.
Based on the experiment results, maximum limit of land use duration for sustainable
soil productivity was two years, without soil management. Production inputs must be
used to sustain productivity.
Morphological degradation of SKP E and H land utilization
chemical degradation (available-P and
changeable-A])
was severe,
was also severe, whereas
physical degradation (BD) was very slight. Based on soil productivity and total area
I
affeted, the land degradation was severe over the entire land use type.
Land utilization of SKP E and H was severely morphlogical degraded, severe
chemical degradation (available-P and exchangeable-Al) and highly biological
degaradation (organic-C), but slightly physical degradation (BD).
Based on soil
productivity and total area affected, the land degradation was severe over the entire
land use type. lnstudy area, different land degradatian rates have been found namely:
lighty, moderate, severe and very severe in land which were cultivated in 1-2, 3-4, 5-6,
and 7-8 years respectively. Ratio of degraded land utilization light, moderate, , severe
and very severe derived from 143 respondent is 1 : 26 : 35 : 38. Total of degraded land
renpondents was 88 %
Soil degradation criteria according to FA0 (1979) and Dent (1993) was
unsuitable for the study area. This area was characterized by peneplain physiograpy
with undulating to slight hilly relief, acid sedimentary rock parent material, and low
nutrient content. The form of soil degradation was predominantly change in soil
morphology, whereas the change of physical, chemical, and biological characteristics
was the result of morphological change.
Based on this fact, the propose soil
degradation classification and land evaluation procedure was based on a modification
of the two classifications.
In study area, marginal land of acid clay stone parent material and 8 % slope
was. unsuitable for food crops without production input, also it was unsuitable for
perennial crops (estate crops) such as oil palm.
High production inputs included
fertilizers and soil conservation were needed. The sustainable soil productivity at the
study area was controled by the soil and relief factors. These two factors should be
I
considered in selecting of land evaluation procedure of specific crops. Management
and other available inputs such as applied farmer's technology should be considered
earlier. Water balance assesment should be used as criteria for land suitability category
and 'land degradation classification. Relief variable (length and steepness of slope)
were better predictors than using steepness alone.
Considering physical land resource and transmigrant socio-economic aspects, a
suitable land use alternative is the exchange of land use fiom food crop to perennial
crops. However land is required for food crops. Due to land degradation, land use risk
is high for food crops and high inputs are needed, and in addition farm management
conservation aids such as alley cropping and rehabilitation of land by bushland allowed
should be done before the land used for food crop cultivation.
L
Total area per family unit must be rehabilitated was 0.5
-
1.0 hectare. Program
assistance needed in five years until perenial crops are harvested (Rp 500 000- Rp 1700
xii
collaboration among transmigrants, government official, and private sector. Total area
used for perenial crops was 0.75 - 1.25 hectare per unit family.
EVALUASI KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS
LAHAN KERING TERDEGRADASI
DI DAERAH TRANSMIGRASI WPP VII RENGAT
KABUPATEN INDRAGIRI HULU, RIAU
Oleh
INDAYATI LANYA
TNH 89510
Disertasi Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar DOKTOR
Pada
Program Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul
:EVALUASI KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS
LAHAN KERING TERDEGRADASI
DI DAERAH TRANSMIGRASI WPP VII RENGAT
KABUPATEN INDRAGIRI HULU, RIAU
Nama Mahasiswa :INDAYATI LANYA
Nomor Pokok
: 89510/TNB
Dr Ir M. S o e k d
Anggob
Dr Ir ~ a a n t W.
o
Dr Ir Sudarsono, MSc.
Ketua Program Studi
Prof. Dr Ir Sarwono Hardjowigeno
1 2 DEC 1994
Dr Ir D. Murdiyarso, &SC.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 8 September 1954 di Cirebon. Ayah penulis
bernama H.A. Lanya dan Ibu bernama H. Karniti. Menikah dengan Dr Ir N. Netera
Subadiyasa pada tahun 1983 dan mempunyai putra-putri : Arya Subadiyasa, Tri
pihiti dan Indri Hayati (almarhum) yang lahir berturut-turut tahun 1984, 1985 dan
1991.
Penulis lulus Sekolah Dasar tahun 1967, SMP tahun 1970 dan SMA tahun
1973, semuanya di Cirebon. Masuk IPB tahun 1975 dan lulus Sarjana Pertanian (Sl)
I
tahun 1979, lulus Magister Sains (S2) dari Fakultas Pascasarjana IPB tahun 1986 dan
mulai mengikuti Program Doktor (S3) pada Program Pascasarjana IPB bulan Agustus
Pengalaman kerja, 1979 - 1980 bekerja di Proyek Gula Jatitujuh, Cirebon,
tahun 1980 - 1988 sebagai Staf Pengajar Jurusan Tanah Fakultas Pertanian 1PB dan
sejak 1988 sampai sekarang sebagai Staf Pengajar Jurusan Tanah di Fakultas
Pertanian Universitas Udayana. Mulai awal Maret 1994 sampai sekarang merangkap
sebagai Iconsultan LREP I1 (Land Resource Evaluation and Planning Project) Part B,
Badan Pertanahan Nasional, Region 111 (Propinsi Bali, NTB, NTT dan Timor Timur).
UCAPAN TERIMAKASM
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya dalam
penyelesaian penulisan disertasi ini. Disertasi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk mencapai gelar Doktor pada Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Kepada Ayah-bunda tercinta yang telah mendoakan keselamatan dan
keberhasilan untuk memperoleh cita-cita, kami menghaturkan terimakasih serta rasa
hormat yang setinggi-tinginya.
Terimakasih sedalam-dalamnya kami ucapkan kepada Dr Ir U.S. Wiradisastra
yang telah menuntun penulis mulai dari S1, S2 sampai S3, sebagai guru dan atasan
selama di IPB, yang selalu memberikan kail untuk mencapai suatu keberhasilan, baik
dalam bidang pendidikan, pekerjaan maupun hubungan dengan instansi lainnya.
Terimakasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya juga disampaikan kepada:
prof. Dr Ir Sarsidi Sastrosoemarjo, Dr Ir M. Soekardi, Dr Ir Hardjanto
Wiryokusumo, Dr Ir Sudarsono M.Sc, dan Dr Ir D. Murdiyarso, sebagai anggota
kornisi pembimbing yang telah menyediakan waktu serta banyak memberi
pengarahan, saran-saran selama pelaksanaan penelitian dan penulisan disertasi ini.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya juga disampaikan kepada Bapak
Prof. Dr Ir Edi Guhardja, selaku Direktur Program Pascasarjana IPB beserta Staf;
M a n Fakultas Pertanian dan Rektor Universitas Udayana yang telah memberikan
kesempatan tugas belajar kepada penulis.
Kepada Staf Jurusan Tanah Fakultas Pertanian IPB beserta seluruh karyawan
yang tdah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan disertasi ini
juga diucapkan terimakasih.
Terimakasih disampaikan pula kepada Team Management Program Doktor
(TMPD) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, atas kesempatan dan biaya yang
disediakan untuk mengikuti Program Doktor. Demikian pula kepada sponsor: (1) Dr
0yvind Sandbuk sebagai Team Leader Norindra Project, (2) Pemerintah Daerah
Tingkat I Bali, dan (3) Yayasan Supersemar atas bantuan biaya yang diberikan.
Akhirnya kepada suami tercinta Dr Ir N. Netera Subadiyasa, putra-putri di
Denpasar, Kakak di Bogor yang dengan sabar dan penuh pengorbanan telah
membantu dalam penyelesaian tugas ini, disampaikan terimakasih.
xvii
DAFTAR IS1
Halaman
DAFTARTABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
xxi
DkFTARGAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
xxix
I . PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
I
1 . 1 . Latar belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1
1.2. Permasalahan Peneliti . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3
1.3. Pemecahan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . ., . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5
1.4. Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
6
1.5. Hipotesis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
6
I1 . TINJAUAN PUSTAKA
....................................
2.1. Konsep Dasar Degradasi Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.1.1. Difinisi dan Macam Degradasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.1 .2. Faktor-faktor Penyebab Degradasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.1.3. Bentuk Degradasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.1.4. Pengharkatan Degradasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
7
7
7
S
8
10
2.2. Penurunan Kualitas dan Produktivitas Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.2.1. Penurunan Kualitas Lahan pada Hutan yang Terkonversi . . . .
2.2.2. Erosi Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.2. 3 . Penurunan Produktivitas Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
15
2.3. Evaluasi Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
22
2.4. Ciri Sumberdaya Lahan untuk Tujuan Evaluasi Lahan . . . . . . . . . . .
2.4.1. Ciri Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.4.2. Neraca Air . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
27
27
29
2.5. Pehgelolaan Lahan di Daerah Transmigrasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
33
IiI . METODOLOGI PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.1. Bahan dan Alat
15
16
18
37
.......................................
37
3.2. Letak Administrasi dan Geografi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
38
3.3. Lingkungan Fisik Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.3.I . Geologi dan geomorfologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
40
40
3.3.2.
3.3.3.
3.3.4.
3.3.5.
3.3.6.
Fisiografi. Relief dan Lereng . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Iklim . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Penggunaan Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Mineral Liat dan Cadangan Unsur Hara . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.4. Metode Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.4.1. Morfologi Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.4.2. Analisis Ciri Fisik dan Kimia Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.4.3. Perhitungan Neraca Air . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.4.4. Klasifikasi Degradasi lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.4.5. Evaluasi Kesesuaian Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.4.6. Evaluasi Produktivitas Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.4.7. Rehabilitasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.5. Waktu Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . ., . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1V. HASIL DAN PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.1. Keadaan Lingkungan Fisik dengan Perubahan serta
Klasifikasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.2. Identifikasi Bentuk dan Ciri Degradasi Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.2.1. Morfologi tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.2.2. Pengukuran Erosi Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.2.3. Perubahan Ciri Fisik dan Kimia Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.2.3.1. Perubahan Ciri Kimia Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.2.4. Pemilihan Kriteria Degradasi Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.2.4.1. Ciri Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.2.4.2. Neraca Air Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.2.5. Klasifikasi Degradasi lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.3. Evaluasi Produktivitas Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.3.1. Produktivitas Tanah Aktual . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.3.2. Produktivitas tanah Potensial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.4. Evaluasi dan Identifikasi Cara Rehabilitasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.4.1. Evaluasi Kesesuaian Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.4.1.1. Faktor-faktor Evaluasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.4.1.2. Klasifikasi Kesesuaian Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.4.1.3. Pertimbangan Aspek Sosial Ekonomi . . . . . . . . . . . . . . .
4.4.1.4. Beberapa Pilihan Tipe Penggunaan lahan . . . . . . . . . . . .
4.5. Konsep Rehabilitasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.5.1. Rehabilitasi Lahan dan Intensifikasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.5.2. Pola Usahatani dan Konsemasi di Daerah Penelitian . . . . . . . . .
4.5.3. Perencanaan Rehabilitasi Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.5.4. Alternatif Penggunaan Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
159
V . KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
165
5.1. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
165
5.2. Saran
166
...........................................
VI.. . DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
VII . LAMPIRAN
168
DAFTAR TABEL
Halaman
Nomor
Klasifikasi Degradasi Tanah (FAO, 1979) . . . . . . . . . . . . . . . . .
11
Perubahan Unsur Hara (C-organik, N-total) Setelah Pembukaan
Hutan (Nye dan Greenland, 1964 dalam William
dan Yosep (1974) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
Perubahan Unsur Hara (Ca, K dan Mg) setelah Pembukaan
Hutan (Nye dan Greenland, 1964 dalam William dan
Yoseph,1974) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
'
Berbagai Kriteria Klasifikasi Lahan dan Parameter yang
Digunakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24
Kualitas dan Ciri Lahan yang Digunakan untuk Evaluasi
Kemampuan dan Kesesuaian Lahan dari Berbagai
Gabungan Sistem . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 28
Ciri-ciri Tanah Podsolik Merah Kuning di Sumatera
(Adiningsih, et a/., 1988) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30
Ciri Tanah di SKP E dan SKP H . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30
Data Curah Hujan Bulanan Rata-rata 29 Tahun (196 1- 1989)
dari Stasiun Lapangan Terbang Japura . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
43
Kelas Tanah pada SKP E dan SPT D Menurut Taksonomi
Tanah (Soil Survey Staff, 1992) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 46
Berbagai Metode Analisis Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 56
Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Tanpa Masukan dan
MasukanRendah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
59
Ketebalan Tanah di Atas Horison Argilik dari Lereng
Atas dan Lereng Tengah pada Berbagai Lama
Penggunaan Lahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
71
Ciri Tanah di SKP E
74
.................................
14.
Rata-rata Nilai Ciri Tanah Horison Teratas di
Lereng Atas pada Berbagai Lama Penggunaan Lahan
(Waktu) di Tanah Typic Paleudults, Berliat, Campuran,
Isohipertermik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8 1
15.
Rata-rata Nilai Ciri Tanah Horison Teratas di Lereng
Tengah pada Berbagai Lama Penggunaan Lahan (Waktu) di
Tanah Typic Paleudults Berliat, Campuran,
Isohipertermik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
82
16.
Ciri Tanah Komposit ( 0-20 cm) pada Berbagai Lama
Penggunaan Lahan di lahan Usaha SKP E dan H . . . . . . . . . . . . 85
17
Ciri Lahan Horison Teratas Lereng Atas dan Lereng
Tengah Pada Berbagai Lama Penggunaan Lahan yang
Digunakan untuk Klasifikasi degradasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9 1
18.
Usulan Klasifikasi Degradasi Lahan Marginal
19.
Jumlah Bulan Defisit Air dan Surplus pada Berbagai
Kedalaman Perakaran dan Jenis Tanaman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 98
20.
Contoh Cara Perhitungan Status Degradasi untuk Lahan
Marginal Ditinjau dari Segi Fisik, Kimia dan Biologi . . . . . . . . . .
100
Contoh Cara Perhitungan Status Degradasi untuk Lahan
Marginal Ditinjau dari Faktor Utama (Morfologi) dan
Faktor Penunjang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
104
21
22
................
93
Tingkat Degradasi Lahan pada Lama Penggunaan Lahan
1-2 Tahun, 3-4 Tahun, 5-6 Tahun dan 7-8 Tahun di
Daerah Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 105
Rata-rata Produksi Padi Ladang pada Berbagai Lama
Penggunaan Lahan yang Berbeba . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
107
Rata-rata Komponen Pertumbuhan Tanaman Jagung pada
Berbagai Perlakuan . . . . . . . . . . . . :. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
115
Rata-rata Komponen Pertumbuhan Tanaman Padi pada
krbagai Perlakuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
116
Regresi Hasil Bobot Kering Biji Jagung (Y) pada Lama
Penggunaan Lahan (X) pada Berbagai Masukan . . . . . . . . . . . . . . 118
Regresi Hasil Bobot Kering Hijauan Jagung (Y) pada
Lama Penggunaan Lahan (X) pada Berbagai Masukan . . . . . . . . . 1 18
Regresi Hasil Bobot Kering Akar Padi (Y) pada Berbagai
Lama Penggunaan Lahan (X) pada Berbagai Masukan . . . . . . . . . . 1 19
Regresi Hasil Bobot Kering Gabah Isi Padi (Y) pada
Lama Penggunaan Lahan (X) pada Berbagai Masukan . . . . . . . . . 1 19
Hasil Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman
Pangan Padi Ladang, Jagung, Kacang Tanah, Kacang
Kedelai, Ubi Kayu dan Tanaman Tahunan (Karet, Kelapa
SawitdanTebu) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 136
Hubungan antara Masukan, Keluaran dan keuntungan Kotor
serta Urutan Tipe Penggunaan Lahan (TPL) untuk
Tanaman Jagung Sebelum Direhabilitasi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 144
Hubungan antara Masukan, Keluaran dan keuntungan Kotor
serta Urutan Tipe Penggunaan Lahan (TPL) untuk Padi
Gogo Sebelum Direhabilitasi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
145
DAFTAR GAMBAR
Halamrn
Nomor
Produktivitas Tanah Yang Dipengaruhi Oleh Proses
Degradasi (Riquier, 1977) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
19
Hubungan antara Degradasi Tanah dengan Produktivitas
Tanah (Lal, et a/.,1989) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
19
3.
Peta Daerah Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
39
4.
Ketebalan Tanah di Atas Horison Argilik Pada Berbagai
Lama Penggunaan pada Lereng 8- 15% dan Lereng 1 5-20%
pada Lereng Atas dan Lereng Tengah . . .'. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
72
Beberapa Ciri Typic Paleudults,Berliat, Campuran,
Isohipertermik di SKP E pada Beberapa Horison
dari Lereng Atas dan Lereng Tengah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
75
C-organik, P dan Al-dd pada Berbagai Lama Penggunaan
Lahan padaLereng Tengah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
S9
1.
2.
5.
6.
7.
Rata-rata Produksi Padi Ladang pada Berbagai Lama
Penggunaan Lahan Yang Berbeda . . . . . . . . . . . . . . .
8.
Tanaman Jagung pada Berbagai Lama Penggunaan
Lahan (2,4, 6 Tahun) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
113
Tanaman dan Hasil Jagung pada Berbagai Masukan
dan Lama Penggunaan Lahan 4 Tahun (Kiri) dan
6 Tahun (Kanan) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
114
Bobot Kering Biji Jagung pada Berbagai Masukan pada
Lereng 8-