Produktivitas Budidaya Ikan Diskus Symphysodon sp. Pada Rasio Media-Ikan 2 hingga 5 Liter per Ekor

PRODUKTIVITAS BUDIDAYA IKAN DISKUS Symphysodon sp.
PADA RASIO MEDIA-IKAN 2 HINGGA 5 LITER PER EKOR

PRASTOWO ALRAJABI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

ii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Produktivitas Budidaya
Ikan Diskus Symphysodon sp. Pada Rasio Media-Ikan 2 hingga 5 Liter per Ekor
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, 25 Juli 2013
Prastowo Alrajabi
C14080089

ii

ABSTRAK
PRASTOWO ALRAJABI. Produktivitas Budidaya Ikan Diskus Symphysodon sp.
Pada Rasio Media-Ikan 2 hingga 5 Liter per Ekor. Dibimbing oleh DADANG
SHAFRUDDIN dan YUNI PUJI HASTUTI.
Peningkatan kepadatan akan disertai dengan peningkatan laju pertumbuhan
biomas (yield) pada keadaan lingkungan yang baik dan pakan yang mencukupi.
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan produktivitas optimal pendederan ikan
diskus Symphysodon sp. berdasarkan parameter pertumbuhan, kelangsungan hidup,
effisiensi pakan dan aspek ekonomi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah
acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Benih ikan diskus dengan
panjang dan bobot rata-rata 2,60±0,01 cm dan 1,36±0,01 g, dipelihara dalam

akuarium berukuran 60x35x30 cm dengan volume air 60 liter. Selama
pemeliharaan ikan diberi pakan berupa cacing sutera pada pagi dan sore secara at
satiation. Setiap hari dilakukan pergantian air sebanyak 50%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa peningkatan rasio media-ikan mempengaruhi pertumbuhan
panjang dan laju pertumbuhan spesifik (p0,05). Berdasarkan analisis ekonomi keuntungan tertinggi dicapai
pada rasio media-ikan 3 L/ekor.
Kata kunci : diskus, rasio media-ikan, kelangsungan hidup, pertumbuhan

ABSTRACT
PRASTOWO ALRAJABI. Culture Productivity of Discus Symphysodon sp. at
Media-Fish Ratio of 2 to 5 liters per fish. Supervised by DADANG
SHAFRUDDIN and YUNI PUJI HASTUTI.
Increasing density will be followed by increasing production if it has a good
environment and feed accomplished. The purpose of this experiment was to
determine the optimal discus fish Symphysodon sp. production in term of growth,
survival rate, feed efficiency and economic aspect. The design of the experiment
was randomized complete design with 4 treatments and 3 replications. The discus
seeds at average lenght of 2.60 + 0.01 cm and of weight 1.36 + 0.01 g were reared
at volume of 60 liters. Tubificide feed was given twice a day at satiation level.
50% of the media in the aquarium was replaced with fresh water daily. The result

showed that lowering media-fish ratio affected the weight and the growth, but did
not affect the survival rate, the feed efficiency value and the length variety
coefficient. Based on economic analyze, the highest gain was achieved by the
media-fish ratio of 3 L/fish.
Key words

: discus, media-fish ratio, survival, growth

PRODUKTIVITAS BUDIDAYA IKAN DISKUS Symphysodon sp.
PADA RASIO MEDIA-IKAN 2 HINGGA 5 LITER PER EKOR

PRASTOWO ALRAJABI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

iv

Judul Skripsi : Produktivitas Budidaya Ikan Diskus Symphysodon sp. Pada Rasio
Media-Ikan 2 hingga 5 Liter per Ekor
Nama
: Prastowo Alrajabi
NIM
: C14080089

Disetujui oleh

Ir. Dadang Shafruddin, M.Si
Pembimbing I

Yuni Puji Hastuti, S.Pi, M.Si

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Ir. Sukenda, M.Sc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

vi

PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November hingga
Desember 2012 ini ialah rasio media-ikan, dengan judul Produktivitas Budidaya
Ikan Diskus Symphysodon sp. Pada Rasio Media-Ikan 2 hingga 5 Liter per Ekor.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Produksi dan Manajemen
Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir. Dadang Shafruddin, M.Si.
dan Ibu Yuni Puji Hastuti, S.Pi, M.Si. selaku pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran dalam proses penelitian maupun menyelesaikan
skripsi ini. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak
Muhamad Zen dari Instansi PT Mahameru Cahaya Internasional (MCI) yang telah
banyak membantu dan memberikan informasi dalam proses penelitian dan
penulisan skripsi. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada kedua orang
tua, Bapak Hendro dan Ibu Herry, mbak Laura serta Endi dan Keluarga Besar
lainnya, atas segala doa dan kasih sayangnya. Ira Agustina atas segala dukungan,
perhatian, motivasi dan kesabarannya menemani hari-hari penulis serta temanteman BDP angkatan 45, SISTEK’ers (Randi, Yoga, Heru, Adith, Bayu, Ojan,
Josep, Brili, Gery, Irwan, Eko, Dina, Ima, Ernitha, Nidya, Riska dan Srybon).
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, 25 Juli 2013
Prastowo Alrajabi

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

x


DAFTAR GAMBAR

x

DAFTAR LAMPIRAN

x

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2

METODE
Prosedur Penelitian


2
2

Rancangan Penelitian

2

Persiapan Wadah

2

Benih Ikan

3

Pemberian Pakan

3

Pengelolaan Kualitas Air


3

Parameter Penelitian

3

Derajat Kelangsungan Hidup

3

Pertumbuhan Panjang

3

Koefisien Keragaman Panjang

4

Laju Pertumbuhan Spesifik


4

Effisiensi Pakan

4

Keuntungan Usaha

5

Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil

5
5
5

Derajat Kelangsungan Hidup


5

Pertumbuhan Panjang

6

Koefisien Keragaman Panjang

7

Laju Pertumbuhan Spesifik

7

Effisiensi Pakan

8

Kualitas Air

8

Keuntungan Usaha

9

Pembahasan

9

viii

KESIMPULAN DAN SARAN

12

Kesimpulan

12

Saran

12

DAFTAR PUSTAKA

13

LAMPIRAN

15

RIWAYAT HIDUP

21

1

DAFTAR TABEL
1.
2.

Kisaran parameter kualitas air ikan diskus pada setiap perlakuan selama
masa pemeliharaan
Analisis usaha pembesaran ikan diskus pada setiap perlakuan selama
masa pemeliharaan

8
9

DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
5.

Kelangsungan hidup ikan diskus pada setiap perlakuan selama masa
pemeliharaan
Pertumbuhan panjang ikan diskus pada setiap perlakuan selama masa
pemeliharaan
Nilai koefisien keragaman ikan diskus pada setiap perlakuan selama
masa pemeliharaan
Laju pertumbuhan spesifik ikan diskus pada setiap perlakuan selama
masapemeliharaan
Effisiensi pemberian pakan ikan diskus pada setiap perlakuan selama
masa pemeliharaan

6
6
7
7
8

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Kelangsungan hidup ikan diskus
Analisis ragam kelangsungan hidup ikan diskus
Pertumbuhan panjang mutlak ikan diskus diskus
Analisis ragam pertumbuhan panjang mutlak ikan diskus
Koefisien keragaman panjang ikan diskus diskus
Analisis ragam koefisien keragaman panjang ikan diskus diskus
Laju pertumbuhan spesifik ikan diskus
Analisis ragam laju pertumbuhan spesifik ikan diskus
Effisiensi pemberian pakan ikan diskus
Analisis ragam efisiensi pakan ikan diskus
Parameter kualitas air ikan diskus
Persentase grade ikan diskus
Analisis usaha ikan diskus

15
15
15
15
16
16
16
16
17
17
18
18
20

2

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan diskus Symphysodon sp. merupakan salah satu komoditas ikan hias air
tawar Indonesia. Ikan diskus memiliki strain yang bermacam-macam hasil dari
perkawinan silang. Kekayaan strain ini menimbulkan keindahan yang tampak
pada ikan yaitu warna dan corak yang menarik. Selain itu, diskus juga memiliki
gerak-gerik yang anggun dan menjadikan ikan ini sebagai “Raja Ikan Akuarium”
(Livengood et al., 2009). Berbagai ajang pameran dan kontes berskala
internasional maupun nasional kerap digelar, sehingga ikan diskus banyak
diminati oleh penggemar ikan hias hampir di seluruh bagian dunia. Ikan diskus
memiliki nilai jual dan permintaan yang tinggi, baik dipasar lokal maupun ekspor
(Indarta, 2002). Hal tersebut mendorong terciptanya jalur perdagangan
antarnegara yang menjadikan ikan ini tergolong sebagai komoditas yang layak
diperhitungkan. Ikan diskus telah menembus pasar Asia Tenggara, China, Hong
Kong dan Eropa (Anonimc, 2012). Menurut data KKP (2013), setiap bulan kuota
ekspor untuk ikan diskus berukuan 2 inci sebanyak 10 ribu ekor, tetapi jumlah
tersebut belum dapat terpenuhi karena produksi ikan masih terbatas. Permintaan
yang tinggi ini menarik minat masyarakat, khususnya pembudidaya ikan untuk
membudidayakan ikan diskus.
Budidaya ikan diskus telah berkembang di Indonesia. Walaupun demikian,
untuk memenuhi permintaan pasar keterbatasan produksi masih menjadi salah
satu kendala. Keterbatasan ini erat kaitannya dengan jumlah petani yang masih
terbatas dan produktivitas budidaya yang masih rendah. Menurut hasil
pengamatan di Cipayung, Jakarta Timur, pembudidaya memelihara ikan diskus
ukuran 1 inci hingga 2 inci menggunakan teknik pemeliharaan yang umumnya
kurang intensif dengan padat penebaran 200 ekor per m3 media pemeliharaan atau
rasio media ikan 5 liter per ekor. Sementara itu, menurut RSNI (2010)
menyebutkan kebutuhan media dalam pendederan ikan ini adalah 3 L/ekor.
Tingkat kelangsungan hidup yang dicapai petani berkisar antara 70-80%, maka
peningkatan produktivitas ikan diskus ini masih memungkinkan untuk
ditingkatkan.
Salah satu upaya meningkatkan produksi ikan diskus yaitu menurunkan
rasio volume media dengan jumlah ikan yang dipelihara (rasio media-ikan) atau
meningkatkan padat penebaran ikan. Peningkatan padat penebaran ikan akan
disertai dengan peningkatan hasil jika kondisi lingkungan yang baik dan pakan
yang diberikan cukup (Hepher dan Pruginin, 1981). Namun, pada peningkatan
padat penebaran lebih lanjut menurut Stickney (1979) akan menyebabkan
konsumsi oksigen dan akumulasi bahan buangan metabolit ikan semakin tinggi.
Selanjutnya menurut Boyd (1990), penurunan kandungan oksigen terlarut di air
dapat mengurangi nafsu makan ikan yang pada akhirnya menyebabkan
pertumbuhan ikan terganggu. Hal ini pula yang menyebabkan secara ekonomis
keuntungan yang tinggi dalam pendederan ikan diskus dapat dicapai pada
kepadatan atau produktivitas tertentu. Sebagai contoh, penelitian padat penebaran
3 hingga 8 ekor per liter yang dilakukan oleh Dewi (2008) untuk ikan Corydoras
memperlihatkan bahwa keuntungan usaha maksimal didapat pada kepadatan 8
ekor per liter.

2

Padat tebar optimal akan tercapai apabila ikan ditebar dalam jumlah tinggi,
tetapi kompetisi pakan dan kualitas air masih dapat ditolerir oleh ikan sehingga
mendapatkan laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang tinggi. Oleh karena
itu, diharapkan upaya pembesaran ikan diskus dalam wadah terkontrol akan
mendapatkan efisiensi usaha yang tinggi dan menguntungkan dengan
memanfaatkan sarana yang ada.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan menentukan rasio media-ikan pendederan ikan
diskus Symphysodon sp. untuk mencapai produktivitas optimal berdasarkan
parameter pertumbuhan, kelangsungan hidup, effisiensi pakan dan aspek
ekonomi.

METODE
Prosedur Penelitian
Rancangan Penelitian
Perlakuan dalam penelitian ini adalah rasio media-ikan, yaitu perbandingan
antara volume media/air tempat hidup ikan dengan jumlah ikan saat tebar dengan
satuan liter/ekor. Perlakuan tersebut adalah :
A. 5 liter per ekor atau padat penebaran 200 ekor per m3
B. 4 liter per ekor atau padat penebaran 250 ekor per m3
C. 3 liter per ekor atau padat penebaran 333 ekor per m3
D. 2 liter per ekor atau padat penebaran 500 ekor per m3
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
(RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Model rancangan yang digunakan
yaitu :
Yij = µ + i + ij
Keterangan
:
Yij
: Hasil pengamatan
µ
: Nilai tengah
i
: Nilai tambah akibat perlakuan ke-i
ij
: Galat percobaan
Persiapan Wadah
Akuarium yang digunakan dibersihkan terlebih dahulu lalu disterilisasi
dengan larutan kaporit 30 ppm dan dibilas dengan air bersih. Selanjutnya,
akuarium tersebut dijemur di bawah sinar matahari selama ±6 jam.
Akuarium yang akan digunakan diletakkan di atas rak yang berada di dalam
ruangan tertutup terpal. Untuk menjaga agar suhu ruangan tetap stabil dilakukan
pula pemasangan lampu yang menyala terus menerus. Selanjutnya, setiap
akuarium diisi air dari tandon sebanyak 60 liter. Air dalam tandon berasal dari air

3

sumur yang sebelumnya disterilisasi dengan kaporit 30 ppm dan dinetralkan
dengan tioshulfat 15 ppm. Tandon ditutup juga dengan mulsa agar suhu air tandon
dengan suhu air akuarium tidak terlalu jauh berbeda.
Masing-masing akuarium diberi label perlakuan dan ulangan secara acak.
Selanjutnya, di dalam akuarium dipasang instalasi aerasi satu titik untuk
menyuplai oksigen.
Benih Ikan
Jenis ikan diskus yang digunakan adalah Blue Diamond yang diperoleh dari
PT Mahameru Cahaya Internasional berukuran 1 inci. Sebelum diberi perlakuan,
ikan terlebih dahulu diadaptasikan terhadap lingkungan budidaya yang baru
selama 2 hari. Wadah akuarium yang digunakan berdimensi 60x35x30 cm dengan
volume air 60 liter. Akuarium yang digunakan sebanyak 12 buah, lalu benih
ditebar sesuai dengan perlakuan.
Pemberian Pakan
Ikan diberi pakan berupa cacing sutera dengan frekuensi pemberian pakan
sebanyak 2 kali per hari, yaitu pagi dan sore. Pakan diberikan secara at satiation
(sekenyangnya) dan sebelum diberikan, pakan ditimbang terlebih dahulu lalu
setelah aktifitas makan selesai atau 15-20 menit sisa pakan tersebut ditimbang
kembali. Berdasarkan selisih bobot pakan yang diberikan dan bobot sisa yang
didapatkan merupakan jumlah bobot pakan yang dimakan oleh ikan.
Pengelolaan Kualitas Air
Setiap hari sisa hasil buangan ikan (kotoran) pada dasar akuarium
dibersihkan dengan cara disifon dengan menggunakan selang hingga kotoran
tersebut hilang selanjutnya dilakukan pergantian air sebanyak 50% dari volume
air per hari. Air yang digunakan berasal dari air tandon yang telah diberi
perlakuan dengan aerasi kuat.

Parameter Penelitian
Derajat Kelangsungan Hidup
Derajat kelangsungan hidup yaitu perbandingan ikan yang hidup hingga
akhir pemeliharaan dengan jumlah ikan pada awal pemeliharaan. Dihitung dengan
menggunakan rumus (Goddard 1996) :

Keterangan:

DK
Nt
N0

(

)

= Derajat kelangsungan hidup (%)
= Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor)
= Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)

Pertumbuhan Panjang
Pengukuran panjang dilakukan selang waktu 7 hari hingga akhir perlakuan
dengan menggunakan mistar dengan ketelitian 0,05cm. Pengambilan ikan

4

dilakukan pada setiap akuarium dari keseluruhan populasi. Pengukuran panjang
dihitung dengan menggunakan rumus (Effendie, 1979):
P = Lt – L0
Keterangan: P
= Pertumbuhan panjang (cm)
L0
= Panjang rata-rata ikan di awal pemeliharaan (cm)
Lt
= Panjang rata-rata ikan di akhir pemeliharaan (cm)
Koefisien Keragaman Panjang
Variasi ukuran dalam penelitian ini berupa variasi panjang ikan, yang
dinyatakan dalam koefisien keragaman. Menurut Steel dan Torrie (1991)
koefisien keragaman dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
KK = ( ) x 100%
Keterangan : KK = Koefisien keragaman
S = Simpangan baku
Y = Rata-rata contoh
Laju Pertumbuhan Spesifik
Laju pertumbuhan spesifik (spesific growth rate) dihitung dengan
menggunakan rumus Zonneveld et al., (1991) :

Keterangan:

α
W0
Wt
t

= Laju pertumbuhan bobot harian
= Bobot rata-rata ikan di awal pemeliharaan (gram)
= Bobot rata-rata ikan di akhir pemeliharaan (gram)
= Lama pemeliharaan (hari)

Effisiensi Pakan
Efisiensi pakan merupakan selisih bobot biomassa ikan akhir pada saat
penimbangan ditambah bobot ikan yang mati dengan bobot biomassa awal dan
dibandingkan dengan jumlah pakan yang telah diberikan sampai saat akhir
penimbangan. Perhitungan efisiensi pakan menggunakan rumus Zonneveld et al.,
(1991):
EP =[
Keterangan : EP = Efisiensi pakan (%)
Wt = Biomassa ikan akhir (g)
Wd = Biomassa ikan mati (g)
Wo = Biomassa ikan awal (g)
F = Jumlah pakan yang diberikan (g)

5

Keuntungan Usaha
Penerimaan bergantung pada jumlah ikan yang dijual dan harga. Harga ikan
ditentukan oleh ukuran dan mutu ikan. Penerimaan dapat dihitung dengan rumus:
P=NxH
Keterangan : P = Penerimaan
N = Jumlah ikan yang dijual
`
H = Harga
Biaya total adalah biaya yang dikeluarkan selama pemeliharaan, yaitu biaya
variabel dan biaya tetap. Biaya tetap diasumsikan nol karena tidak ada
pengeluaran untuk biaya operasi dan penyusutan investasi (Kadariah et al., 1976).
Keuntungan usaha dalam penelitian ini dihitung berdasarkan selisih pendapatan
yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan pada saat penelitian. Dihitung
dengan menggunakan rumus (Nurmalina et al., 2010):
U=P–B
Keterangan : U = Keuntungan
P = Total penerimaan
B = Total pengeluaran
Analisis Data
Data yang telah diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis menggunakan
program MS. Excel 2010 dan SPSS 17.0, yang meliputi analisis ragam (ANOVA)
dengan uji F pada selang kepercayan 95%, digunakan untuk menentukan apakah
perlakuan berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan bobot, derajat
kelangsungan hidup, pertumbuhan panjang, effisiensi pakan dan koefisien
keragaman panjang. Apabila berpengaruh nyata, untuk melihat perbedaan antar
perlakuan akan diuji lanjut dengan menggunakan uji Duncan. Analisis deskriptif
digunakan untuk menjelaskan parameter produksi dan kelayakan media
pemeliharaan bagi kehidupan ikan diskus selama penelitian yang disajikan dalam
bentuk tabel dan grafik.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah derajat kelangsungan hidup,
pertumbuhan panjang, koefisien keragaman panjang, laju pertumbuhan spesifik,
efisiensi pakan, kualitas air serta keuntungan usaha.
Derajat Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup ikan diskus selama masa pemeliharaan berkisar
antara 81,11±8,39 hingga 97,22±4,81 % (Gambar 1). Hasil analisis ragam pada
Lampiran 2 menunjukkan bahwa perbedaan rasio media-ikan tidak berpengaruh
terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan diskus (p>0,05).

6

Kelangsungan Hidup (%)

120
97,22±4,81
100

95,56±3,85

93,33±7,64
81,11±8,39

80
60
40
20

a

a

a

a

0
5 L/ekor

4 L/ekor
3 L/ekor
Perlakuan

2 L/ekor

Gambar 1 Kelangsungan hidup ikan diskus pada setiap perlakuan selama masa
pemeliharaan
Pertumbuhan Panjang
Pertumbuhan panjang ikan diskus selama masa pemeliharaan berkisar antara
0,8 ±0,08 hingga 0,96 ±0,03 cm (Gambar 2). Hasil analisis ragam pada Lampiran
4 menunjukkan bahwa perbedaan rasio media-ikan berpengaruh terhadap
pertumbuhan panjang ikan diskus (p0,05).
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0

7,71±1,4

8,66±0,86
7,59±0,62

6,92±0,92

a

a

a

a

5 L/ekor

4 L/ekor

3 L/ekor

2 L/ekor

Perlakuan

Gambar 3 Nilai koefisien keragaman ikan diskus pada setiap perlakuan selama
masa pemeliharaan

Laju Pertumbuhan Spesifik (%)

Laju Pertumbuhan Spesifik
Laju pertumbuhan spesifik ikan diskus selama masa pemeliharaan berkisar
antara 2,71±0,25 hingga 3,54±0,1 % (Gambar 4). Hasil analisis ragam pada
Lampiran 8 menunjukkan bahwa perbedaan rasio media-ikan berpengaruh
terhadap laju pertumbuhan spesifik (p0,05).
Efisiensi Pemberian Pakan (%)

40

34,75±1,04

32,87±2,25

32,34±2,65

a

a

35

30,35±2,57

30
25
20
15
10

a

5

a

0
5 L/ekor

4 L/ekor
3 L/ekor
Perlakuan

2 L/ekor

Gambar 5 Effisiensi pakan ikan diskus pada setiap perlakuan selama masa
pemeliharaan
Kualitas Air
Nilai-nilai parameter kualitas air pada masing-masing perlakuan selama
pemeliharaan 30 hari disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1 Kisaran parameter kualitas air ikan diskus pada setiap perlakuan selama
masa pemeliharaan
Asal Sampel

Parameter
DO

mg/L

pH

Tandon

5 L/ekor

4 L/ekor

3 L/ekor

2 L/ekor

5-5,4

3,7-6,2

3,5-6,8

3,5-6,2

3,1-6,5

7,19-7,25

7,1-8,0

7,2-7,9

7,2-7,9

7,2-7,8

26-27,5

26,7-27,8

26,3-28,2

26,6-27,7

26,4-27,5

Suhu

˚C

Amoniak

mg/L

0,0016-0,0028

0,0026-0,0217

0,0033-0,0252

0,0035-0,0252

0,0037-0,0259

Alkalinitas

mg/L

44-52

34,67-42,67

34,67-45,33

37,33-42,67

38,67-45,33

Kesadahan

mg/L

40,36-44,84

37,37-46,34

43,35-50,82

32,89-47,83

32,89-46,34

TOM

mg/L

83,42-139,04

89,32-200,55

98,59-210,67

88,48-216,57

96,91-224,99

Tabel 1 menunjukkan nilai rata-rata parameter kualitas air keseluruhan
perlakuan selama masa pemeliharaan 30 hari. Nilai oksigen terlarut selama
pemeliharaan berkisar antara 3,1-6,8 mg/L, pH berkisar antara 7,1-8,0, suhu 26-28
0
C, konsentrasi amoniak ikan diskus berkisar antara 0,0016-0,0259 mg/L,
alkalinitas dan kesadahan masing-masing berkisar antara 34-45 mg/L CaCO3 dan

9

32-50 mg/L CaCO3 serta total organik matter (TOM) selama masa pemeliharaan
berkisar antara 83,42-224,99 mg/L KMNO4.
Keuntungan Usaha
Aspek usaha dalam pembesaran ikan diskus pada masing-masing perlakuan
selama masa pemeliharaan tercantum pada Tabel 2.
Tabel 2 Analisis usaha pembesaran ikan diskus pada setiap perlakuan selama
masa pemeliharaan
Perlakuan
Keterangan

5 L/e

4 L/e

3 L/e

2 L/e

rata-rata
Biaya
Benih (Rp)

288000

360000

480000

720000

4160

5285

6532

7751

292160

365285

486532

727751

1" (@ Rp 8.000,00)

8

7

7

25

1½" (@ Rp 12.000,00)

14

23

31

31

1¾" (@ Rp 15.000,00)

13

13

18

17

Pakan Rp 5000,-/takar
Total Biaya (Rp)
Produksi (ekor)

0

0

0

0

Pendapatan (Rp)

2" (@ Rp 17.500,00)

427000

527000

698000

827000

Keuntungan (Rp)

134840

161715

211468

99249

Berdasarkan Tabel 2 diatas dapat terlihat aspek usaha dari kegiatan
pendederan ikan diskus selama percobaan. Produksi tertinggi terdapat pada
perlakuan 2 L/ekor. Namun, untuk keuntungan usaha tertinggi terdapat pada
perlakuan 3 L/ekor.

Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa peningkatan rasio media-ikan
berpengaruh terhadap pertumbuhan panjang dan laju pertumbuhan spesifik, tetapi
tidak berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, koefisien keragaman dan
efisiensi pakan.
Kelangsungan hidup dari setiap perlakuan selama 30 hari pemeliharaan pada
Lampiran 1 rata-rata berkisar 81,11 hingga 97,22 % (p>0,05). Secara umum
kematian yang terjadi pada semua perlakuan diduga karena sifat dari ikan diskus
yang peka (sensitif) terhadap suatu gangguan, baik itu perubahan kualitas air
maupun gangguan dari luar (Daelami, 2001), namun kualitas air selama
pemeliharaan menunjukkan kisaran nilai yang masih layak bagi kehidupan ikan
diskus (Lampiran 11). Hal ini dikarenakan adanya upaya yang dilakukan untuk
memperbaiki kualitas air selama penelitian yaitu pergantian air sebanyak 50% dari
total volume akuarium dan pemeliharaan dilakukan dalam wadah yang tertutup
terpal sekaligus pemasangan bola lampu yang dihidupkan terus menerus agar suhu
tetap stabil dan pada setiap akuarium diberi satu titik aerasi. Hal ini dapat diduga
meminimalisir toksik limbah metabolisme dan meningkatkan kelarutan oksigen,

10

sehingga tidak terjadi kematian yang tinggi hingga akhir pemeliharaan. Selain itu,
kematian ikan diduga karena adanya gangguan diluar perlakuan atau saat
dilakukan penyamplingan. Hal ini dapat mengakibatkan ikan mengalami stres
yang berakhir pada kematian. Ikan diskus merupakan ikan yang sangat sensitif
terhadap suatu gangguan yang dapat mengagetkan ikan, baik itu kebisingan, lalu
lintas manusia, maupun suara dan gerakan yang mengakibatkan stress pada ikan
(Anonimb, 2011).
Pada perlakuan 3 L/ekor dan 2 L/ekor terdapat beberapa ikan diskus yang
menyendiri dan tidak nafsu makan, tidak agresif dan berwarna hitam pada seluruh
tubuhnya. Hal ini menunjukkan bahwa ikan mengalami stres. Wedemeyer (1996)
menyatakan bahwa peningkatan kepadatan akan berakibat terganggunya proses
fisiologis dan tingkah laku ikan sehubungan dengan ruang gerak yang pada
akhirnya dapat menurunkan kondisi kesehatan dan fisiologis ikan yang
mengakibatkan pemanfaatan makanan, pertumbuhan, dan kelangsungan hidup
mengalami penurunan. Terlihat pada kepadatan tertinggi cenderung lebih banyak
kematian dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Pertumbuhan merupakan perubahan ukuran, baik bobot maupun panjang
dalam suatu periode atau waktu tertentu (Effendie, 1997). Pertumbuhan ikan
diskus mengalami penurunan seiring dengan peningkatan rasio media-ikan. Pada
Lampiran 3 rata-rata panjang ikan setiap perlakuan yang berkisar 0,80 hingga 0,96
cm, sedangkan pada Lampiran 7 rata-rata laju pertumbuhan spesifik selama
pemeliharaan berkisar 2,71 hingga 3,54%. Penurunan pertumbuhan panjang dan
bobot dikarenakan ruang gerak ikan yang semakin sempit dengan meningkatnya
jumlah ikan sehingga mempengaruhi kompetisi pakan. Ikan diskus memiliki sifat
yang aktif, agresif dan merupakan ikan yang mempertahankan kekuasaan
(Anonima, 2011). Berdasarkan pengamatan visual, ikan diskus merupakan ikan
yang rakus terhadap makanan, yaitu saat ikan diberi pakan terlihat ikan sangat
agresif. Namun, karena ikan memiliki sifat teritorial (mempertahankan wilayah)
mengakibatkan peluang ikan memperoleh makanan menjadi tidak merata dan
mempengaruhi kondisi fisiologis ikan.
Menurut Untergasser (1991) memelihara ikan diskus dengan tingkat
kepadatan yang tinggi akan mendatangkan berbagai masalah, seperti pertumbuhan
yang terhambat, tingkat polusi air yang tinggi serta kadar oksigen dalam perairan
yang minim. Akibat lanjut dari proses tersebut adalah penurunan nafsu makan
ikan yang berdampak pada penurunan pemanfaatan makanan dan pertumbuhan.
Ikan diskus termasuk ikan yang sulit untuk dibudidayakan karena rentan terhadap
lingkungan yang kurang kondusif bagi kehidupannya yang menyebabkan ikan
menjadi stres dan dapat menurunkan bahkan menghambat pertumbuhan ikan
(Brough dan Roche, 2012). Selain itu, ikan diskus juga memiliki tingkat
pertumbuhan yang lambat atau pertumbuhan ikan tergolong lama (Anonimd,
2012). Pada umumnya untuk mencapai ukuran pasar (2 inci) membutuhkan waktu
±3 bulan (Indarta, 2002). Jadi kemampuan ikan dalam memanfaatkan makanan
dan lingkungannya menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat
pertumbuhan ikan.
Peningkatan rasio media-ikan tidak berpengaruh terhadap nilai efisiensi
pakan. Nilai efisiensi pakan pada perlakuan 5, 4, 3 dan 2 L/ekor berturut-turut
sebesar 34,75, 32,87, 32,34 dan 30,35 % (Lampiran 9). Menurut Watanabe,
(1988) dalam Shafrudin et al., (2006) nilai efisiensi pakan menunjukkan jumlah

11

pakan yang menghasilkan energi, dan dapat dimanfaatkan oleh ikan untuk
kebutuhan kelangsungan hidup atau maintenance dan sisanya untuk pertumbuhan.
Selain itu, efisiensi pakan sering dijadikan sebagai indikator kinerja teknis dalam
mengevaluasi suatu usaha akuakultur (Effendi, 2004). Efisiensi pakan bergantung
pada spesies (kebiasaan makan, ukuran /stadia), kualitas air (terutama oksigen,
suhu, pH dan amoniak) dan pakan yaitu kualitas dan kuantitas pakan (Effendi,
2004). Namun, pada penelitian ini kualitas air masih dalam batas toleran ikan dan
tidak menjadi faktor pembatas pada setiap perlakuan. Kualitas pakan pada setiap
perlakuan selalu sama karena berasal dari tempat yang sama dan diberikan secara
at satiation. Walaupun demikian, ada kecenderungan efisiensi pakan sehubungan
dengan peningkatan kepadatan sejalan dengan pertumbuhan yakni semakin
menurun.
Koefisien keragaman panjang menunjukkan besar variasi ukuran panjang
ikan dalam pemeliharaan. Nilai pada setiap perlakuan pada Lampiran 5 berturutturut sebesar 8,66, 7,59, 6,92 dan 7,71% tidak memberikan pengaruh nyata
(p>0,05). Dari hasil tersebut keragaman panjang pada setiap perlakuan memiliki
nilai koefisien keragaman dibawah 20%. Nilai koefisien keragaman dibawah
kisaran 20-25% dianggap homogen atau seragam (Mattjik dan Sumertajaya, 2002).
Pada penelitian ini peningkatan rasio media-ikan menghasilkan ukuran ikan
yang bervariasi. Ukuran ikan penelitian ini dikatagorikan dalam dua kelompok
yaitu ikan berukuran 1½ inci (3,4 – 4 cm) dan 1¾ inci (4 – 5 cm). Perbedaan
ukuran panjang pada akhir masa pemeliharaan (30 hari) mengakibatkan perbedaan
harga per ekornya. Harga ikan diskus pada ukuran 1½ inci di pasaran sebesar Rp
12.000,00/ekor dan ikan ukuran 1¾ inci sebesar Rp 15.000,00/ekor. Pada Tabel 2
dan Lampiran 13 memperlihatkan jumlah produksi ikan, total biaya, pendapatan
maupun keuntungan dalam penelitian ini. Pada setiap perlakuan belum ada ikan
yang mencapai ukuran 2 inci (>5cm) dan bahkan masih terdapat ikan yang
berukuran 1 inci (2,5 – 3,5 cm). Penerimaan dan keuntungan tertinggi terdapat
pada perlakuan 3 L/ekor jika dibandingkan dengan perlakuan 5, 4 dan 2 L/ekor.
Keuntungan tertinggi tersebut didapat dari hasil persentase grade setiap perlakuan,
yaitu perlakuan 3 L/ekor lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya
(Lampiran 12).
Kualitas air pada setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1 dan masingmasing parameter masih dalam kisaran yang layak bagi kehidupan ikan diskus.
Selama pemeliharaan, oksigen terlarut pada setiap perlakuan mengalami kenaikan
walaupun tidak secara drastis dan mengalami penurunan pada minggu ke-4. Ratarata kelarutan oksigen pada setiap perlakuan sebesar 3,1 hingga 6,8 mg/L.
Kenaikan oksigen terlarut diduga karena adanya pergantian air yang dilakukan
setiap hari sebesar 50% dari volume air di akuarium serta pemberian aerasi pada
setiap akuarium, dengan demikian oksigen terlarut masih dalam kisaran yang
layak bagi kehidupan ikan diskus.
Nilai pH selama pemeliharaan berkisar antara 7,1 hingga 8,0 (Tabel 1 dan
Lampiran 11). Nilai pH tersebut masih dalam kisaran yang dapat ditolerir oleh
ikan diskus. Menurut Villeneuve (2011), menyebutkan nilai pH untuk kehidupan
ikan diskus Symphysodon sp. berkisar antara 5 hingga 8,5. Namun, pada dasarnya
habitat ikan diskus aslinya hidup pada kisaran pH yang agak asam. Berbeda
halnya dengan suhu, selama pemeliharaan suhu pada setiap perlakuan mengalami
perubahan setiap minggunya (fluktuatif). Nilai rata-rata suhu pada setiap

12

perlakuan berkisar antara 26-280C. Menurut Goddard (1996), kenaikkan suhu
akan meningkatkan kebutuhan energi pemeliharaan dan ikan akan lebih aktif
mencari makan. Selama pemeliharaan suhu selalu mengalami fluktuatif setiap
minggunya, tetapi perubahan suhu tersebut tidak terlalu signifikan dikarenakan
dalam penelitian ini menggunakan bola lampu untuk menjaga kestabilan suhu dan
wadah pemeliharaan di dalam ruang tertutup terpal. Menurut Livengood et al.,
(2009), suhu untuk kehidupan ikan diskus berkisar antara 27-300C.
Kandungan amoniak pada penelitian ini berkisar antara 0,0016-0,0259 mg/L.
Terlihat pada Tabel 1 dan Lampiran 11, semakin tinggi kepadatan ikan semakin
tinggi pula konsentrasi nilai amoniak pada perlakuan. Kandungan amoniak yang
masih dapat ditolerir oleh ikan diskus yaitu sebesar 0,006 mg/L, dan apabila telah
mencapai lebih dari 0,01 mg/L menjadi toksik bagi ikan diskus (Untergasser,
1991). Berdasarkan hasil rata-rata konsentrasi amoniak pada setiap perlakuan,
terlihat bahwa kandungan amoniak telah mencapai titik toksik bagi ikan diskus,
tetapi dalam hal ini ikan masih dapat bertahan dengan adanya pergantian air
sebanyak 50% pada setiap hari nya. Sesuai dengan literatur yang didapat bahwa
pergantian air untuk ikan diskus perlu rutin dilakukan yaitu setiap 1-2 hari sekali
sebanyak sepertiga atau separuh volume air, dikarenakan buangan metabolit dari
ikan diskus tergolong tinggi disamping ikan diskus merupakan ikan bernilai
ekonomis tinggi (Lesmana, 2001).
Nilai alkalinitas selama pemeliharaan sebesar 34,67 – 45,33 mg/L CaCO3
(Tabel 1 dan Lampiran 11) sedangkan nilai kesadahan pada setiap perlakuan
berkisar antara 32,89 – 50,82 mg/L CaCO3. Menurut Agus et al., (2002) ikan
diskus akan tumbuh dengan baik jika hardness (kekerasan air) berkisar antara 50
– 100 mg/L CaCO3, tetapi nilai kesadahan yang didapat pada penelitian ini masih
berada dalam kisaran yang layak bagi kehidupan ikan diskus. Mayland (1988)
dalam Untergasser (1991) menyebutkan pada habitat aslinya ikan diskus hidup
sepanjang sungai Amazon yang memiliki kisaran hardness sebesar 30 – 70 mg/L
CaCO3.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penurunan rasio media-ikan dari 5, 4, 3 dan 2 L/ekor mempengaruhi
pertumbuhan panjang dan laju pertumbuhan spesifik, tetapi tidak berpengaruh
terhadap tingkat kelangsungan hidup, nilai efisiensi pakan dan koefisien
keragaman. Kelangsungan hidup tidak berbeda nyata, sehingga produksi terbaik
pada pendederan ikan dicapai pada perlakuan 3 L/ekor.
Saran
Untuk tujuan produksi, sebaiknya dilakukan pemeliharaan benih ikan diskus
secara intensif dengan menggunakan rasio media-ikan 3 L/ekor. Selain itu, perlu
dilakukannya uji nilai efisiensi usaha/ekonomi secara terukur sehingga
mendapatkan nilai keuntungan yang lebih terinci.

13

DAFTAR PUSTAKA
Agus G.T.K., Agus K.A., Ajen D. 2002. Menghasilkan Diskus Variatif Kualitas
Kontes. Jakarta: Agromedia Pustaka. 80 hlm.
Anonima. 2011. Discus fish and aggression. http://www.fishchannel.com/fishexclusives/fama/discus/discus-cichlid-aggression.aspx. [10 Februari 2013]
Anonimb. 2011. The hobbyist guide for discus fish care and maintenance.
http://discusfishcare.net/ebooksample.pdf. [10 Februari 2013]
Anonimc. 2012. Potensi pengembangan ikan hias. http://mutucertification.com/id /
medan-miliki-potensi-besar-pengembangan-ikan-hias. [11 Februari 2013]
Anonimd. 2012. Diskus dan inang asuh. http://kicauan.files.Com /2012/01/diskusdan-inang-asuh.pdf. [10 Februari 2013]
Boyd, C.E. 1990. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Auburn University.
Alabama.
Brough, C.F.S and Roche, J. 2012. Discus fish : green discus, blue discus, brown
discus, red spotted discus, tefe discus. http://animal-world.com /encyclo
/fresh/cichlid/discus.php#Habitat:%20Distribution%20/%20Background.
[17 Februari 2013]
Daelami A.S. 2001. Usaha Pembenihan Ikan Hias Air Tawar. Jakarta: Penebar
Swadaya. 166 hlm.
Dewi. 2008. Pengaruh padat tebar terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup
ikan corydoras Corydoras aeneus. [Skripsi]. Program Studi Teknologi dan
Manajemen Akuakultur. Institut Pertanian Bogor.
Effendie, M.I., 1979. Metode Biologi Perikanan. Bogor: Yayasan Dewi Sri. 112
hlm.
Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.
163 hlm.
Effendi I. 2004. Pengantar Akuakultur. Jakarta: PT Penebar Swadaya.
Goddard, S., 1996. Feed Management in Intensive Aquaculture. New York:
Chapman and Hall.
Hepher, B., Pruginin, Y., 1981. Commercial Fish Farming: With Special
Reference to Fish Culture in Israel. New York: John Wiley and Sons.
Indarta D. 2002. Memelihara dan Membudidayakan Diskus Unggul. Jakarta: Agro
Media Pustaka.
Kadariah, Karlina L., dan Gray C. 1976. Pengantar evaluasi proyek jilid 1.
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.135 hlm.
KKP. 2013. Mendongkrak devisa negara melalui ekspor ikan hias. http: //
www.kkp.go.id/ikanhias /index .php/news/c/47/Mendongkrak-Devisa-NegaraMelalui-Ekspor-Ikan-Hias/?category. [15 Februari 2013]
Lesmana D. S. 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Jakarta: Penebar
Swadaya.160 hlm.
Livengood E.J, Ohs C.L, and Chapman, F.A. 2009. Candidate Species for Florida
Aquaculture: Discus Symphysodon sp., a Profitable but Challenging Species
for Florida Aquaculture. University of Florida. IFAS Extension.
Mattjik, A.A., Sumertajaya, M., 2002. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi
SAS dan Minitab. Bogor: IPB Press,. hlm 68.

14

Nurmalina, R., Sarianti, T., Karyadi, A. 2010. Studi kelayakan bisnis. Departeman
Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Shafrudin, D., Yanuarti., Setiawati, M., 2006. Pengaruh kepadatan benih ikan lele
dumbo (Clarias sp.) terhadap produksi pada sistem budidaya dengan
pengendalian nitrogen melalui penambahan tepung terigu. Jurnal Akuakultur
Indonesia, 5(2): 137-147.
RSNI [Standar Rancangan Nasional Indonesia]. 2010. Produksi ikan diskus
Shymphysodon discus. ICS 65.150. Badan Standardisasi Nasional.
Steel RGD, Torrie JH. 1991. Prinsip-Prinsip dan Prosedur Statistika. Terjemahan.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Stickney, R.R., 1979. Principal of Warmwater Aquaculture. New York: John
Wiley dan Sons Publisher.
Untergasser, D. 1991. Discus Health : Selection, Care, Diet, Diseases &
Treatments for Discus, Angelfish and other Cichlids. Sydney Aquarium
Australia: U. Erich Friese. General Curator.
Villeneuve, P. 2011. Beginner’s guide to getting started with discus.
http://forum.simplydiscus.com/showthread.php?86009-Beginner-s-Guide-toGetting-Started-with-Discus. [5 Februari 2013]
Wedemeyer, G.A., 1996. Physiology of fish in intensive culture system. USA:
Chapman and Hall. Available at http://books. google. co.id/ book sid=
KUs_aHoW86oC&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary
_r&cad=0#v=onepage&q=health&f=false. [5 Februari 2013]
Zonneveld, N., Huisman E.A., Boon, J.H., 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan.
Terjemahan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 336 hal.

15

LAMPIRAN
Lampiran 1. Kelangsungan hidup ikan diskus
Ulangan

Perlakuan
4 L/ekor
3 L/ekor
93,33
85,00
93,33
95,00
100,00
100,00
95,56
93,33

5 L/ekor
100,00
91,67
100,00
97,22

1
2
3
Rata-rata

2 L/ekor
80,00
73,33
90,00
81,11

Lampiran 2. Analisis ragam kelangsungan hidup ikan diskus
Sumber Keragaman

Jumlah Kuadrat

Derajat
Bebas

Kuadrat
Tengah

F

P

Perlakuan

480,382

3

160,127

3,843

,057

Galat

333,378

8

41,672

Total

813,759

11

Lampiran 3. Pertumbuhan panjang mutlak ikan diskus diskus
Perlakuan

Ulangan
5 L/ekor

4 L/ekor

3 L/ekor

2 L/ekor

1

0,94

0,92

0,84

0,71

2

1,00

0,93

0,88

0,81

3

0,95

0,83

0,93

0,87

Rata-rata

0,96

0,89

0,88

0,80

Lampiran 4. Analisis ragam pertumbuhan panjang mutlak ikan diskus
Sumber Keragaman

Jumlah Kuadrat

Perlakuan
Galat
Total

420,250
252,667
672,917

Derajat
Bebas
3
8
11

Kuadrat
Tengah
140,083
31,583

Duncana
Subset for alpha = 0.05
Perlakuan
30
20
15
12
Sig.

N

1
3
3
3
3

2
79,67
88,33
89,33
,078

88,33
89,33
96,33
,133

F

P

4,435

,041

16

Lampiran 5. Koefisien keragaman panjang ikan diskus diskus
Perlakuan

Ulangan
5 L/ekor

4 L/ekor

3 L/ekor

2 L/ekor

1

7,74

8,31

7,10

6,76

2

9,46

7,23

5,29

9,31

3

8,78

7,25

7,73

7,05

Rata-rata

8,66

7,59

6,92

7,71

Lampiran 6. Analisis ragam koefisien keragaman panjang ikan diskus diskus
Sumber Keragaman

Jumlah Kuadrat

Between Groups
Within Groups
Total

46330,000
78508,000
124838,000

Derajat
Bebas
3
8
11

Kuadrat
Tengah
15443,333
9813,500

F

P

1,574

,270

Lampiran 7. Laju pertumbuhan spesifik ikan diskus
Perlakuan

Ulangan
1
2
3
Rata-rata

5 L/ekor

4 L/ekor

3 L/ekor

2 L/ekor

3,51
3,62
3,45
3,54

3,20
3,25
2,72
3,06

2,38
3,06
2,84
2,76

2,99
2,50
2,65
2,71

Lampiran 8. Analisis ragam laju pertumbuhan spesifik ikan diskus
Sumber Keragaman

Jumlah Kuadrat

Derajat
Bebas

Kuadrat
Tengah

F

P

Between Groups

12896,667

3

4298,889

6,150

,018

Within Groups

5592,000

8

699,000

Total

18488,667

11

Duncana
Subset for alpha = 0.05
Perlakuan
30
20
15
12
Sig.

N

1
3
3
3
3

2
271,33
276,00
305,67
,166

305,67
353,67
,057

17

Lampiran 9. Effisiensi pemberian pakan ikan diskus
Perlakuan

Ulangan
5 L/ekor

4 L/ekor

3 L/ekor

2 L/ekor

1

35,79

34,56

29,64

32,20

2

34,76

33,73

34,94

27,41

3

33,71

30,32

32,44

31,44

Rata-rata

34,75

32,87

32,34

30,35

Lampiran 10. Analisis ragam efisiensi pakan ikan diskus
Sumber Keragaman

Jumlah Kuadrat

Derajat
Bebas

Kuadrat
Tengah

Between Groups
Within Groups
Total

295139,000
395756,667
690895,667

3
8
11

98379,667
49469,583

F

P

1,989

,194

18

Lampiran 11. Parameter kualitas air ikan diskus
Parameter

Perlakuan

DO (mg/L)

Suhu (0C)

pH

Amoniak (mg/L)

Alkalinitas (mg/L
CaCO3)

Kesadahan (mg/L
CaCO3)

TOM

5 L/ekor
4 L/ekor
3 L/ekor
2 L/ekor
5 L/ekor
4 L/ekor
3 L/ekor
2 L/ekor
5 L/ekor
4 L/ekor
3 L/ekor
2 L/ekor
5 L/ekor
4 L/ekor
3 L/ekor
2 L/ekor
5 L/ekor
4 L/ekor
3 L/ekor
2 L/ekor
5 L/ekor
4 L/ekor
3 L/ekor
2 L/ekor
5 L/ekor
4 L/ekor
3 L/ekor
2 L/ekor

0
3,7
3,5
3,5
3,1
26,7
26,3
26,6
26,4
7,1
7,2
7,2
7,2
0,00261
0,00327
0,00442
0,00436
36,00
34,67
37,33
38,67
41,85
47,83
32,89
32,89
128,93
128,09
132,30
133,98

7
4,9
4,3
4,2
3,2
27,3
27,2
27,5
27,5
7,1
7,3
7,4
7,2
0,00275
0,00373
0,00915
0,00588
34,67
44,00
41,33
41,33
37,37
44,84
41,85
35,88
89,32
98,59
88,48
96,91

Hari ke14
6,0
4,7
4,7
4,4
26,9
27,0
26,9
26,9
7,7
7,7
7,6
7,5
0,00402
0,00545
0,00348
0,00368
34,67
40,00
38,67
40,00
43,35
43,35
40,36
41,85
97,75
109,55
83,42
117,13

21
6,2
6,8
6,2
6,5
27,2
27,1
26,9
26,9
8,0
7,9
7,8
7,8
0,01405
0,01386
0,01533
0,01530
37,33
44,00
42,67
44,00
44,84
50,82
47,83
44,84
200,55
210,67
216,57
224,99

28
4,9
6,0
5,6
5,9
27,8
28,2
27,7
27,5
8,0
7,9
7,9
7,8
0,02173
0,02519
0,01803
0,02588
42,67
45,33
42,67
45,33
46,34
43,35
43,35
46,34
154,21
162,63
177,80
171,90

Lampiran 12. Persentase grade ikan diskus
Persentase grade 1 inch (%)
Ukuran
(cm)

Ulangan

5 L/ekor

4 L/ekor

3 L/ekor

2 L/ekor

1

25,00

7,14

11,76

45,83

2

27,27

14,29

10,53

40,91

3

16,67

26,67

15,00

18,52

Rata - rata

22,98

16,03

12,43

35,09

STDEV

5,58

9,88

2,31

14,56

1"

19

Persentase grade 1½ inch (%)
Ukuran
(cm)

Ulangan

5 L/ekor

4 L/ekor

3 L/ekor

2 L/ekor

1

33,33

64,29

76,47

41,67

2

36,36

42,86

52,63

36,36

3

50,00

53,33

40,00

48,15

Rata - rata

39,90

53,49

56,37

42,06

STDEV

8,88

10,72

18,52

5,90

Ulangan

5 L/ekor

4 L/ekor

3 L/ekor

2 L/ekor

1

41,67

28,57

11,76

12,50

2

36,36

42,86

36,84

22,73

3

33,33

20,00

45,00

33,33

Rata - rata

37,12

30,48

31,20

22,85

STDEV

4,22

11,55

17,32

10,42

1½"

Persentase grade 1¾ inch (%)
Ukuran
(cm)
1¾"

20

Lampiran 13. Analisis usaha ikan diskus
Perlakuan
Parameter

Penerimaan
Jumlah ikan 1" (ekor)
Total harga ikan (Rp)
Jumlah ikan 1½" (ekor)
Total harga ikan (Rp)
Jumlah ikan 1¾" (ekor)
Total harga ikan (Rp)
Total penerimaan (Rp)
Rata-rata penerimaan (Rp)
Biaya
Biaya Variabel
Biaya Benih (Rp)
Biaya Pakan (Rp)
Total Biaya (Rp)
Rata-rata Biaya (Rp)

5 L/ekor
4 L/ekor
3 L/ekor
2 L/ekor
Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
3
24000
4
48000
5
75000
147000

3
24000
4
48000
4
60000
132000
142333

2
16000
6
72000
4
60000
148000

1
8000
9
108000
4
60000
176000

2
16000
6
72000
6
90000
178000
175667

4
32000
8
96000
3
45000
173000

2
16000
13
156000
2
30000
202000

2
16000
10
120000
7
105000
241000
232667

3
24000
8
96000
9
135000
255000

11
88000
10
120000
3
45000
253000

9
72000
8
96000
5
75000
243000
275667

5
40000
13
156000
9
135000
331000

96000
1330
97330

96000
1320
97320
97387

96000
1510
97510

120000
1782
121782

120000
1862
121862
121762

120000
1641
121641

160000
1785
161785

160000
2327
162327
162177

160000
2420
162420

240000
2109
242109

240000
2494
242494
242584

240000
3148
243148

21

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Bengkulu tanggal 18 Februari 1990 dari ayah
Hendro Sulistyono dan Ibu Herry Islamiah. Penulis merupakan anak kedua dari
tiga bersaudara.Pendidikan formal yang telah dilalui penulis adalah SD Negeri 8
Bengkulu tahun 2002, SMP Negeri 1 Bengkulu tahun 2005, SMA Negeri 4
Surabaya tahun 2008. Pada tahun yang sama, penulis lulus seleksi masuk Institut
Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SMPTN) dan memilih mayor Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya,
Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Selama masa perkuliahaan, penulis pernah magang mandiri di Balai Besar
Pengembangan Budidaya Laut Lampung pada bulan Juni 2010, dan melakukan
Praktik Lapang Akuakultur (PLA) di PT. Mahameru Cahaya Internasional (MCI)
Cipayung, Jakarta Timur. Selain itu, penulis juga berperan sebagai anggota tim
bola basket Departemen Budidaya Perairan tahun 2010-2012. Penulis juga pernah
mengikuti lomba Aquascaping yang diadakan oleh Indonesia Fisheries Expo 2011
di Balai Kartini Expo Center, Jakarta. Tugas akhir dalam pendidikan tinggi
diselesaikan dengan menulis skripsi yang berjudul “Produktivitas Budidaya
Ikan Diskus Symphysodon sp. Pada Rasio Media-Ikan 2 hingga 5 Liter per
Ekor”