Proses pemurnian besi kasar

1. Proses pemurnian besi kasar

Baja (steel) merupakan logam hasil persenyawaan antara ferrite (Fe) dengan karbon (C) yang memiliki berbagai keunggulan dibanding dengan logam lainnya, antara lain adalah sifatnya yang mudah diperbaiki, oleh karena itu sampai saat ini baja juga merupakan salah satu bahan teknik yang sangat penting. Namun demikian apabila kita perhatikan kembali kandungan unsur karbon yang terdapat pada besi kasar (pig iron) yang besarnya 3 sampai 4 % atau yang secara umum 0,1 % sampai 0,3 % sebagai unsur karbon yang bersenyawa dan 2,7 % adalah karbon bebas ditambah pula dengan berbagai unsur lainnya hingga 10 % yang diperhitungkan berdasarkan berat atom dari masing-masing unsur tersebut, tentu saja hal ini sangat merugikan sifat dari baja itu sendiri terutama pada sifat mekaniknya, sekalipun memiliki angka kekerasan yang tinggi namun sangat rapuh (britle). Oleh karena itu besi mentah secara teknis belum memenuhi syarat sebagai bahan teknik (technical engineering materials). Dengan demikian maka unsur-unsur yang terdapat pada besi kasar (pig iron) harus dipisahkan dan diformulasikan kembali agar diperoleh suatu sifat bahan teknik yang dikehendaki.

Perhatikan gambar 2.4 yang memperlihatkan urutan proses pembentukan bahan baku, produk dapur tinggi yang berbentuk pig iron harus diproses melalui salah satu dari dua metoda pembentukan baja yaitu : convertor dan open-heart furnance dan dari proses ini akan menghasilkan produk yang kita sebut sebagai baja atau steel dalam bentuk tuangan (hasil cetakan) atau ingot. baja-baja ini pun masih belum disebut sebagai bahan baku bahkan untuk memperoleh baja dengan kulitas khusus baja (steel) masih harus diproses ulang pada electric furnance. proses ini menjadi sangat penting dimana bukan saja kadar karbon yang harus dikendalikan melainkan berbagai unsur yang juga telah dimiliki oleh besi kasar (pig iron) dimana unsur-unsur

ini pun akan sangat merugikan sifat baja itu sendiri bila tidak dikendalikan, seperti kadar phosphor persenyawaanya akan membentuk phosphida besi yang akan menurunkan nilai impact sehingga baja menjadi sangat rapuh dan sulit dibentuk. Untuk itu kadar phosphor yang terkandung pada baja dipersyaratkan maximum 0,05 %.

t Section

Tubes Shee

Gambar 2.4 Diagram aliran pembentukan logam sebagai bahan baku produk

Sulphur (S) atau belerang merupakan bagian yang sulit dipisahkan dari besi mentah dan sudah menjadi bagian dari besi sejak dalam bentuk bijih besi, unsur ini pun harus dikendalikan jumlahnya kendati tidak dapat dihilangkan, dimana persenyawaannya dengan besi akan membentuk sulphida-besi, selain menurunkan nilai impact (rapuh) juga penurunan titik cair, hal ini disebabkan oleh sifat dari sulphide yang cenderung menguraikan karbon sehingga terbentuknya grafit yang menempati batas-batas kristal pada struktur baja itu sendiri dengan demikian baja akan kehilangan sifat “mampu pengerjaan dingin” atau bersifat “hot-short” (unsuitable for cold working) bahkan sulit dengan pengerjaan panas karena tingginya kadar sulphur pada baja mengakibatkan baja menjadi sangat rapuh, oleh karena itu kadar sulphur pada baja tidak boleh melebihi 0,05 %.

Gambar 2.5 Persyaratan sifat mekanik dari baja karbon

sesuai dengan fungsinya

Unsur lain yang juga merugikan sifat baja ialah silisium (Si). silisium seperti juga sulphur dimana sangat bertendensi membentuk graphite diantara batas kristal dari struktur baja, kadar silisium pada baja tidak boleh lebih dari 0,3 %. Demikian pula dengan unsur mangan (Mn) kendati tidak berpengaruh buruk kandungan mangan juga harus terukur secara pasti, dimana kandungan mangan pada baja adalah maksimum 1 % .

Gambar 2.5 menunjukkan diagram pengelompokkan sifat mekanik baja Karbon yang disyaratkan sesuai dengan fungsinya sebagai bahan teknik.

Karakteristik sifat baja sebagaimana diperlihatkan pada gambar 10 merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk baja Karbon dalam fungsinya sebagai bahan baku produk yang secara teoritik maupun empiric memenuhi syarat pemakaian untuk berbagai kebutuhan sifat mekanik. Kondisi ini masih memungkinkan untuk diperbaiki melalui berbagai metoda proses perlakuan panas (heat treatment) sesuai dengan kebutuhan sifat baja.

Untuk mencapai sifat dan karakteristik mekanis dari baja tersebut maka baja harus terbebas dari beberapa unsur berikut: • Phosphorus yang akan membentuk phusphida-besi • Sulphur yang akan membentuk sulphida-besi • Manganese akan bersenyawa dengan sulphur dan akan

membentuk manganese-sulphida. Semua senyawa kimia ini akan merugikan sifat mekanik dari baja tersebut.