164 JURNAL HUBUNGAN INTERNASIONAL
164 JURNAL HUBUNGAN INTERNASIONAL
VOL. 6, NO. 2, Oktober 2017-Maret 2018
demokratis dan berpenduduk mayoritas Muslim Dalam menghadapi kritik-kritik ini, Jokowi moderat dalam mendorong kerja sama global dan berusaha menegaskan bahwa eksekusi hukuman mati regional untuk membangun demokrasi dan toleransi merupakan domain “kedaulatan hukum dan politik antar kelompok” (2014: 13). Meskipun demikian, Indonesia” (BBC, 24 Februari 2015). Sementara itu, Indonesia tidak berupaya memproyeksikan demokrasi dalam ceramahnya di Universitas Oxford tentang dan Islam moderat sebagai identitas utama dalam kasus Basuki Tjahaja Purnama, Jusuf Kalla politik
luar negerinya.
Indonesia
akan menyatakan:
“mengedepankan identitas Indonesia sebagai negara “Indonesia has the law on blasphemy as other countries kepulauan (archipelagic state) dalam pelaksanaan
have their own regulation to respect others […] It means the majority of the voters are Muslims so it was not
diplomasi dan membangun kerja sama internasional” religious discrimination. It’s democracy” (Republika,
(2014: 12). Pada gilirannya, politik luar negeri
19 Mei 2017).
Indonesia ini dibangun di atas keinginan Jokowi untuk memastikan Indonesia berdaulat, dicirikan
Meski demikian, bukan berarti bahwa dengan “kemampuan untuk menjaga kemandirian Indonesia telah meninggalkan citranya sebagai negara dan mengaktualisasikan kemerdekaannya dalam dengan Islam yang moderat. Dalam pidatonya, Kalla seluruh aspek kehidupan bernegara” (Widodo dan segera menambahkan bahwa toleransi di Indonesia
Kalla, 2014: 12). masih berjalan dengan baik. Dalam wawancaranya Pada tataran praktik, visi ini mendorong Jokowi dengan Al-Jazeera, Jokowi juga meyakinkan
untuk tak menghadiri BDF pada tahun 2015. masyarakat internasional bahwa Islam di Indonesia Kehadirannya pada tahun 2016 sendiri dapat tetap pluralis dan toleran (Al Jazeera, 7 Mei 2017). dimengerti lebih sebagai upayanya untuk menjaga
Ilustrasi-ilustrasi di atas menunjukkan bahwa citra Indonesia di tengah sederet Aksi Bela Islam posisi Jokowi dalam isu demokrasi, Islam, dan HAM
(ABI) pada pengujung tahun itu. Jokowi juga menyimpan banyak ambiguitas. Di satu sisi, pemerintahan Jokowi berupaya terus mempertegas
melakukan serentetan
hukuman mati
yang
sebelumnya dimoratorium oleh Yudhoyono. citra Indonesia sebagai negara demokratik, taat HAM, Masyarakat internasional mengajukan berbagai dan moderat. Di lain sisi, Jokowi berupaya
kritik terhadap posisi Indonesia selama Jokowi membangun jarak dari tuntutan-tuntutan masyarakat memimpin. Uni Eropa (UE), misalnya, mengeluarkan internasional melalui argumen kedaulatan.
sub-bagian ini pernyataan yang memprotes hukuman mati sebagai “a telah menggambarkan bagaimana posisi Indonesia dalam
Diskusi
pada
cruel and inhumane punishment ” (UE, 2016) serta isu demokrasi, Islam, dan HAM mengalami
pemberlakuan hukum penistaan agama terhadap perubahan. Pemerintahan Yudhoyono berusaha
Basuki Tjahaja Purnama. UE (2017) menyatakan: “ membangun reputasi Indonesia yang kokoh dalam isu
The European Union has always praised the leadership of Indonesia as the world largest Muslim
ini. Yudhoyono menerima preskripsi masyarakat majority country, a strong democracy and a country
internasional tentang bagaimana suatu negara with a proud tradition of tolerance and pluralism. We
semestinya berperilaku dan merancang politik luar call on the Indonesian government, its institutions and
negeri Indonesia berdasarkan preskripsi itu. Preskripsi its people to continue this long standing tradition of
tolerance and pluralism. […] The European Union has ini —yang utamanya disokong oleh negara-negara consistently stated that laws that criminalize
Indonesia untuk blasphemy when applied in a discriminatory manner
Barat —menuntut
mengimplementasikan demokrasi, melindungi HAM, can have a serious inhibiting effect on freedom of
serta memastikan moderasi Islam. Yudhoyono expression and on freedom of religion or belief. ” kembali menyusup ke dalam narasi ini serta berusaha
membangun power Indonesia dengan menunjukkan