Dampak Kebijakan Pemerintah terhadap Keragaan Pasar Kerja dan Migrasi pada Periode Krisis dan Sebelum Krisis Ekonomi di Indonesia

DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TlERHADAP
KERAGAAN PASAR KEWA DAN MIGRASI PADA
PERIODE KRISIS DAN SEBELUM KRISIS
EKONOMI DI INDONESIA

PROGRAM PASCASARTANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2002

SUPRI M I . Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Keragaan Pasar Kerja dm Migrasi pada
Periode Krisis dan Sebelum Krisis Ekonomi di Indonesia. Dibimbing oleh BONAR M. SINAGA
sebagai K e t q SJAFRI MANGKUPRAWTRA dm ANNY RATNAWATI sebagai Anggota.
Terpeliharany a stabiiitas nasional telah mernbawa Indonesia pada k e b e b i l a n mengatasi
berbagai masalah mendasar pembangman ekonomi. Namun pada tahun 1997 telah terjadi krisis
ekonomi, dimana secara makro mempengamhi permintam dan penawaran agregat. Dari sisi
penawaran agregat, dampak krisis da@ dikaji dengan melihat keragam pasar kerja dm migrasi,
yaitu menurunny a kesempatan keja,meningkatnya jumlah pengangguran di perkotaan, naiknya
pangsa sektor pertanian d a l m penyerapan te-erja,
munculnya added-worker dan discourageworker serta tejadinya mobilitas penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi keragaan pasar kerja meliputi tingkat partisipasi kerja, kesem patan kerja
sektoral, pengangguran, upah riil sektoral, pduktivitas pekerja sektoml dan pendapatan regional

sektoral, (2) menganalisis terjadinya Qdded-worker effect dan discourage-workr eflect, (3)
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi rnigrasi, dan (4) mengandisis dampak kebijakan
pemetintah dm faktor eksternai terhachp keragaan pasar dan migrasi di Indonesia berdasarkan
disagregasi wilayah, jenis kelarnin, tingkat pendidikan dan sektoral pada +ode krisis dan sebelurn
krisis ekonorni.
Analisis mempergunakan model ekonometrika keragaan pasar kerja dm migrasi pada petiode
krisis dm sebelum krisis ekonomi di Indonesia d a h bentuk persarnaan simultan. Data yang
digunakan adalah time-series dari tahun 1990-1999 selunrh propinsi di Indonesia kecmli DKI d m
Timor Timur. Model diduga dengan metode Two Stage Lemt Squares (2 SLS) dan pengolahan data
dilakukan dengan program komputer SAS/ETS Version 6.12.
Hasil penelitian menunj ukkan bahwa peningkatan partisipasi kerja badasarkan tingkat
pendidikan, jenis kelamin d m wilayah responsif terhadap jumlah penduduk baik pada usia produktif
maupun usia belum produktif dan tingkat Wisipasi kerja Upah bukan merupskan faktor utama
yang mendorong peningkatan partisipasi kerja. Partisipmi kerja pada periode krisis lebih besar
dibandingkan sebelum krisis ekonomi. Peningkatan acdded-worker bedasarkan jenis kelamin dan
wilayah dipengaruhi secam nyata oleh peubah jumlah penduduk yang masuk ke pasar kerja dengan
alasan membantu ekonomi rumahtangga dan menarnbah penghasilan, sata dengan alasan
tamatlputus sekolah. Sedangkan peningkatan d i s c m g e - w o r k dipengaruhi oleh peubah jwnlah
I'engangguran.
Peningkatan kesempatan kerja sektoral berdasarkan jenis kehmin dan wilayah responsif

terhadap peruhtm p e n d a m regional sektoral, program h a pembangunan, dan memiliki respon
negatif terbadap penggunaan mesin industri, &or serta program pernberdayaan masyarakat dalam
rangka menanggulangi dampak krisis ekonomi. Kesempatan kerja sektor industri pa& periode
seklum krisis lebih besar dibandingkan periode krisis ekonomi, sebaliknya kesempatan kerja sektor
pertmian dan jasa m e r u m 'katup pengaman' pada periode krisis ekonomi.
Migrasi dari desa ke kota responsif terhadap perubahan upah riil sektor indusbi, sebaliknya
migrasi dari kota ke desa respnsif terhadap perubahan jurnlah penduduk laki-laki usia prduktif di
perkotaan. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan untuk bennigrasi ke kota lebih disebabkan oleh
faktor penarik dari kota, sedangkan keputusm untuk bermigrasi ke desa lebih disebabkan oleh faktor
pendorong dari kota.
Kombhasi peningkatan Program Dana P&t m
a
,
Program Dana Pembangunan, Konsumsi
Kalori clan Investasi Sektoral memkrikan dampak paling baik terhadap keragaan pasar kej a dan
m i m i pada periode krisis dan sebelum krisis ekonomi di Indonesia. Sedangkan kombinasi
penghapusan Program Inpres S w a m Kesehatan dan Program Jaring Pengaman Sosial Bidang
Kesehatan memkrikan dampak negatif terhadap kemgaan pasar k q a dan migrasi pada periode
krisis dan sebelum krisis ekonomi di Indonesia.


DAMPAK KEBIJAKAN PEMERTNTAH TERHADAP
KERAGAAN PASAR KERJA DAN MIGRASI PADA
PERTODE KRISIS DAN SEBELUM KRISIS
EKONOMI DI INDONESIA

SUPRI HAD1

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pads
Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2002

Judul Tesis


:

Darnpak Kebijakm Pemerintah Terhadap Keragaan
Pasar Kerja dan Migrasi pada Periode Krisis dan
Sebelum Krisis Ekonomi di Indonesia.

Nama

:

Supri Hadi

Propram Studi

:

I h u Ekonorni Pertanian.
Menyetujui,

1. Komisi Pembimbing


Dr. Ir. Bonar kZ Sinam MA
Ketua

r

Dr.Ir. Sjafri Mannkuprawira

Dr. Ir. Annv Ratnawati, MS
Anggota

Angsou

Mengetahui,

2. Ketua Program Studi
Ilmu Ekonomi Pertanian

Dr. Ir. Bonar M. Sinam, MA
Tanggal Lulus : 15 Mei 2002


3. D i r e h Program Pascasmjana

Prof. Dr. IF. Svafridr Manuwoto, MSc

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di desa Blimbing (Kabupaten Lamongan) pada tanggal 1 5
Maret 1960 sebagai anak kedua dari sepuluh bersaudara dari keluarga Bapak
Abdulmanan (Am)dan Ibu Mardhiyah (Alrn). Penulis menyelesaikan pendidikan di
SD Negeri Brondong I (Kabupaten Tuban) pada tahun 1972, SMP Negeri I Tuban

pada tahun 1975 dan SMA Negeri I Surabaya pada tahun 1979. Penulis diterima di
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang

pada tahun 1979 dan memperoleh gelar sarjana pada tahun 1983.

Penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi llmu Ekonomi Pertanian,
Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor pada tahun 1999 atas biaya
gendidikan Beasiswa Pendidikan Pascasajana (BPPS). Penulis mendalami penelitian
dalam bidang Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan.

Tahun 1 983 penulis menikah dengan Sri Hartati dan kini telah dikaruniai lima

orang putra-putri, Hardini Bunga Agusvianti pada tahun 1984, lrsyad Akbar
Apriliandita pada tahun 1989, Thoriq Kamal Septianhasri pada tahun 1994, Aprita
Nur Kharirna pada tahun 1997 dan Nabil Fauzhan Shidqi pada tahun 2001.

Pada tahun 1983 penulis bekerja di PT.Pertani (Persero) Wilayah Pemasaran
Sumatera Selatan di Palembang sebagai Kasubsi Bina Usaha dan Kasubsi Penyediaan
Sarana Produksi sampai tahun 1989. Sejak tahun 1990 penulis aktif sebagai Dosen

tetap pada Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Cenderawasih dan sejak tahun 2001 telah diganti nama menjadi Universitas Negeri

Papua di Manokwari.

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena berkat
rahrnat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Penelitian ini ber-

judul Dampmk Kebijakan Pemerintrh Terhadap Keragarn Pawr Kerja dan

Migrasi pada Peride Krisis dan Sebelum Krisis Ekonomi di Indonesia.
Keberhasilan Orde Baru dalam mengatasi berbagai rnasalah mendasar

pembangunan ekonomi adalah terpeliharanya sthilitas nasional. Salah satu wujud
nyata ialah keberhasilan mengendalikan tingkat harga-harga umum. Namun pada

tahun 1997 nilai tukar rupiah terhadap dollar Arnerika Serikat melemah, d m telah
menghancurkan struktur perekonomian Indonesia. Krisis ekonomi yang terjadi di

Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 membuat Imbnesian miracle selama orde

baru menjadi tidak berarti apa-apa. Sektor keuangadperbankan yang pada rnasa orde
baru berkembang sangat (bahkan terlalu) pesat hancur sama sekali, hampir semua

sektor ekonomi mengalami pertumbuhan negatif.

.

Krisis ekonomi membawa dampak yang sangat luas, secara makro krisis
tersebut mempengmhi perrnintaan dan penawaran agregat. Dari sisi penawaran


agregat, dampak krisis dapat dikaji dengan melihat keragaan pasar tenaga kerja clan
migrasi, yaitu menurunnya kesempatan keja,meningkatnya jumlah pengangguran di

perkotaan, naiknya pangsa sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja,
munculny a &d-worker

penduduk.

dan discourage-worker serta terjadiny a mobilitas

Sehubungan dengan hal tersebut penulis mencoba menguraikan

serangkaian kebijakan untuk mengatasi dampak krisis ekonomi pada pasar keja dan
migrasi di Indonesia, dengan rnempelajari kebijakan pemerintah yang telah dilakukan

pada periode sebelum krisis ekonomi .

Penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sernpurna, karena itu sangat
diharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca. Akhirnya semoga tulisan ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.
Bogor, 15 Mei 2002

Supri Hadi

UCAPAN TERlMAKASlH
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penul i san tesis ini, banyak

sekali pihak yang dengan ikhlas dan tulus telah membantu penulis baik pemikiran,
dorongan moril maupun materi. Ucapan terirna kasih dan penghargaan yang sangat

mendalam penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Bonar M. Sinagi, MA selaku Ketua,
Dr. Ir. Sjafri Mangkuprawira dan Dr. Jr. Anny Ratnawati, MS selaku Anggots
Komisi Pembimbing, dimana telah memberikan pengarahan, bimbingan, saran dan

perhatian mulai dari penyusunan usulan penelitian, pelaksanaan penelitian hingga
penulisan tesis.

Penulis menyarnpaikan terima kasih kepada Direktur Program Pascasajana
dan Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian, Institut Pertanian Bogor beserta

stafnya yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikut i

program Magister dan segala fasilitas yang telah diberikan selama pendidikan. Rektor
Universitas Cenderawasih dan Rektor Universitas Negeri Papua yang telah berkenan

memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program Magister di
Institut Pertanian Bogor. Tim Manajernen Beasiswa Pendidikan Pascasarjana (BPPS)

beserta stafnya atas segala bantuan biaya pendidikan dan penelitian.

Kepada kedua orang tuaku (Mardhiyah dan Abduirnanan) almarhum, mema
(Habsoh dan A. Kohar Syafei) dan sauh-saudaraku khususnya (Drs. Edi Utomo,
Ak., Rakhmawati, ST., dan Agung Nugroho), terima kasih atas segala doa dan

bantuannya baik materi maupun dorongan moril.

Teristimewa kepada istriku (Sri Hartati) dan anak-anakku tercinta (Dini,

Irsyad, Thoriq, Kharima, dan Shidqi), terima kasih yang tak terhingga atas

pengorbanan, kasih sayang, kesabaran &in kesetiaan serta motivasi yang dib d a n .
Tesis ini penulis persembahkan kepada rnereka.

Tak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada Tbu Endang
Sulistyaningsih (Depanaker), Tbu Bona Bodri dan Bapak Anggoro (BPS) serta Bapak
Joko Sadono (Dirjen Pembangunan Daerah Departemen Ddarn Negeri), yang telah

membantu penulis selama kegiatan pengumpulan data dan informasi yang berhubungan dengan kegiatan penelitian dan penulisan tesis ini. Selunrh rekan-rekan geng
'99 pada Program Studi Ekoni mi Pertanian Program Pascasarjana Insti tut Pertanian

Bogor, Kang Deden, Bans Rasidin, Mbak Andriati, Mbak Dessy Adriani, Tatan
Sukwika, serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas
segala perhatian, bantuan, persahabatan, dan kerjasama mulai dari penyusunan usulan

penelitian, pelaksanaan penelitian hingga penulisan tesis.
semua mendapat balasan dari Yang Maha Kuasa. Arnin.

Semoga kebaikan anda

DAFTAR IS1

...................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR

...............................................

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

...............................................

DAFTAR TABEL

I . PENDAHULUAN

xix

..................................................

1

.................................................

1

1 . 1 . Latar Belakang

1.2. Perurnusan Masalah

4

...........................................

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

.............................

1 . 4. Ruang Lingkup dm Keterbatasan Penelitian
I . TTNJAUAN PUSTAKA
2.1 . Pasar Kerja dm Migrasi

...............

7

8

...........................................

9

di Indonesia

.....................

9

..............................

9

2.1.1 . Pasar Keja di Indonesia

2.1.2. Keragaan Migrasi di Jndonaia

2.2. Kebijakan dan Program Pembangunan

.....................

20

.....................

23

2.2.1. Upah Minimum Regional Sektoral dan Kebutuhan
Fhdup Minimum ........................................

23

2.2.2. Program Peningkatan Kesejahteraan

26

...............

2.2.2.1. Program Jaring Pengarnan Sosial Bidang
Kesehatan
....................................

26

2.2.2.2. Program inpres Sarana Kesehatan

........

28

....

30

2.2.2.3. Program Perluasan kernpatan Keja

...................................

2.3. Tinjauan Studi TerdahuIu
2.3.1. Pasar Keja

2.3.2. Migrasi

.............................................
..................................................

I11. TEORl PASAR KERJA DAN MIGRASI
3.1. Pasar Keja

34

34
38

.....................

42

....................................................

42

3.1 . 1. Penawaran Tenaga Kerja

.............................

47

3.1 .2. Permintaan Tenaga Kerja

.............................

50

3.1.3. Keseimbangan Pasar Tenaga Keja
ix

..................

55

3.1.4. Partisipasi Kej a

.....................................

3.1.5. Siklus Bisnis dan Tingkat Partisipas; K e j a
3.1 .6. Kesempatan Keja
3.1.7. Pengangguran

......................................

...........................................

3.1.8. Produhivitas Pekerja

3.2. Migrasi

........

.................................

............................................................

IV. MODEL EKONOMI PASAR KERJA DAN MIGRASI PADA
PERIODE KRTSIS DAN SEBELUM KRlSlS EKONOMI DI
.........................................................
INDONESIA
4.1. Partisipasi Kerja

..............................................

4.2. Kesempatan Kej a Sektoral

4.3. Pengangguran

....................................

...................................................

.............................................

4.4. Upah f i i i Sektoral

4.5. Produktivitas Pekerja Sektoral

.................................

4.6. Pendapatan Regional Sektoral

...............................

4.8. Added- Worker

............................................

4.9. Discourage- Worker

...........................................

V. METODOLOCI PENELITIAN

....................................

5.1. Penentuan Lokasi Penelitian
5.2. Jenis dm Sumber Data

.................................
......................................

5.3. Spesi fikasi Model Ekonometrika
5.3.1. Partisipasi Kerja

.............................

.........................................

5.3.2. Kesempatan Keja Sektoral
5.3.3. Pengangguran

........................ ...

..........................................

5.3.4. Upah Riil Sektoral

.....................................

5.3.5. Produkhvitas Pekerja Sektord

........................

5.3.6. Pendapatan Regional Sektoral

........................

5.3.7. Migrasi

................................................

5.3.8. Aded- Worker

..........................................

5.3.9. Discourage- Worker

...................................

7.2.3. Kombinasi Peningkatan P r o w Dana Padat Karya
30 Persen, Program Dana Pembangunan 15 Persen,
Konsurnsi Kalori 20 Persen dan Investasi Sektoral I5

Persen serta Penghapusan Program Inpres Sarana
Kesehatan dan Program Jaring Pengaman Sosial
Bidang Kesehatan pada Periode Krisis dan Sebelum
Knsis Ekonorni di Indonesia ...........................

268

Kombinasi Peningkatan Upah Minimum Regional
Sektoral 25 Persen, Program Dana Padat Karya 30
Persen, Program Dana Pembangunan 15 Persen,
Konsumsi Kalori 20 Persen dm Investasi Sektoral 15
Persen serta Penghapusan Program Inpres Sarana
Kesehatan dan Program Jaring Pengaman Sosial
Bidmg Kesehatan pada Periode Knsis dan Sebelum
Krisis Ekonomi di Indonesia ..........................

277

7.2.5. Kornbinasi PeningLatan Kebutuhan Hidup Minimum

25 Persen, Progam Dana Padai Karya 30 Persen,
Program Dana Pembangunan 15 Persen, Konsumsi
Kalori 20 Persen dan Investasi Sektoral 15 Persen
p d a Periode Knsis d m Sebeium Krisis Ekonomi di

Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

300

7.2.6. Kombinasi Peningkatan Upah Minimum Reg~onal
Sektoral 25 Persen, Program Dana Padat Karya 30

Persen, Program Dana Pembmgunan 15 Persen,
Konsurnsi Kalori 20 P a m dan Investasi Sek-oral 15
Persen serta Penghapusan Program Inpres Sarana
Kesehatan dan Program Jaring Pengaman Sosial
Bidang Kesehatan pada Periode Krisis dm Sebelum
Krisis Ekonomi di Indonesia ...........................

319

Kombinasi Peningkatan Upah Minimum Regional
Sektoral 25 Persen, Kebutuhan Hidup Minimum 25
Persen, Program Dana Padat Karya 30 Persen,
Program Dana Pembangman 15 Persen, Konsumsi
k d o r i 20 Persen dan Investasi Sektord 15 Persen
serta Penghpusan Program Inpres Sarana Kesehatan
dan Program Jaring Pengaman Sosial Bidang
Kesehatan pada Periode Krisis dan Sebdurn Krisis
Ekonomi di Indonesia ....................................

345

7.3. Evaluasi Dampal; Altematif Kebijakan dan Perubahan
Faktor Ekslernal Terhadap Keragaan Pasar Keja dm

VIII.

M i p s i pada Periode Krisis dm Sebelum Krisis Ekonomi
di Indonesia ... . .. . . . . . . . . . . . . ... ... .. . . .. . .. ... ... ... ... . . . ... ...

357

. . . . . . ... . . . .

362

KESlMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
8.1. Kesimpulan

... ... ... ...

... ... ... ... ... ... .
... ... ... .

. . .

8.2. IrnpllkasiKebijakan

368
. . . ... . .. . . . ... . . . .. . . . . . . . ... . . . . ..

3 70

. . . ... . . . .. . . .. . . . ... . .. . . . ... . . . . . . ... . . . ... ..

37 1

8.3. Saran Penelltian Lanj utan

DAFTAR PUSTAKA

362

siii

DAFTAR TABEL
Halaman

Nomor
1.

Tenaga Kerja di Indonesia Menurut Lapangan Pekerjaan dm
Damah Tempat Tinggal, Tahun 1W7-2000 . . . .. . . . . ... . . . .. . ....

18

Elastisitas Kesempatan Kerja di Indonaia, Tahun 1994-19%
dan Tahun 197-2000 . .. . . . .. . . .. . . . ... . . . . . ... . . . . . . . . . ... . . . .....

18

Daftar Blok Keterka~tanPeubah pada Model Keragaan Pasar
Kerja dm Migrasi pada Periode Knsis dan sebelum Knsis
Ekonomi di Indonesia ... . . . .... . . ... . . . .. . ... . . . ... . . . ... . . . ........

100

Wil Pendugaan Parameter Model Keragaan Pasar Kerja dan
Migrasi pada Periode Krisis dan Sebelum Knsis Ekonorni di
Indonesia . . . ... . . . ... . .. ...... . . . ...... . . . ... ... .. . ... .,. . ..... . . . ......

13 1

Hasil Pendugaan Parameter Pessarnaan Partisipasi Kerja LakiLaki dan Perernpuan Terdidik di Perkohan ... . . . . . . . . . ... . . . . . . .

141

Peringkat Jumlah Partisipasi Kerja Terdidik di Perkotaan .....

144

Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Partisipasi Kerja LahLaki dan Perempuan Tidak Terdidik di Perkotaan . ... . . . . . ...

146

Peringkat Jumlah Partisipasi Kerja Tidak Terdidik di Perkotaan

149

b i l Pendugaan Parameter Persamaan Partisipasi K q a M i Laki dm Perernpuan Terdidik di Perdesaan . . . .. . . . ... . . . . .... .

I5 1

.....

153

Hasil Pmdugaan Parameter Persamaan Parhsipasi Keja LakiLaki dan Perempuan Tidak Terdidik di Perdesam ... . . ... . . . ..

155

Peringkat Jumlah Partisipasi Kerja Tidak Terhdik di P e r d e w

15 7

Hasil Pendugaan Paramefer Persamaan Kesempatan Kerja
Sektoral Lalo-Laki dan Perempuan di Perkotaan . . . ... ... . .. ...

159

Peringkat Judah Kesempatan Kerja Sektoral di Perkotaan ...

167

Hasil Pendugaan Parameter Kesempatan Kerja Sektoral LakiLaki dm Perernpuan di Perdesaan ... . . . .. .... . . . . . . . . . ... . . . .. . ...

169

...

178

.

..

.

Peringkat Jumlah Partisipasi Keja Terdidik di Perdcsaan

.

Peringkat Jumlah Kesempatan Kerja Sektoral di Perdesaan

xiv

Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Pengangguran L&Laki dan Perempuan bziik Terdidik maupun Tidak Terdidik di
Perkotaan ..............................................................
Peringkat Jumlah Pengangguran Laki-Lalii dm Perernpuan
baik Terdidik maupun Tidak Terdidik di Perkotaan ............
Iiasil Pendugaan Parameter Persamaan Pengangguran LakiLaki dan Perempuan baik Terdidik maupun I'idak Terdidik di
Perdesaan .............................................................
Peringkat Jumlah Pengangguran Laki-Laki dm Perempuan
baik Terdidik mupun Tidak Terdidik di Perdesaan ............
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Upah b i l Sektoral

Peringkat Upah Riil Sektoral

...

.......................................

Hasil Pendugaan Parameter Persarnaan Produhvitas Pekerja
Sektoral ................................. .
............................
Peringkat Produktivitas Pekeja Sehloral

.........................

Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Pendapatan Regional
Sektoral .....................................
-- ........................
Peringkat Pendapatan Regonaf Sektoral

.........................

Hasil Pendugan Parameter Persamaan Migrasi Laki-Laki dm
Perempuandari Desa ke Kota ......................................
Peringkat Migasi dari Desa ke Kota ..............................

Masi l Pendugaan Parameter Persamaan Migrasi Laki-Laki dan
Perempuan dari Kota lie Desa ......................................
Peringhi Migrasi dari Kota lie Desa

..............................

Hasil Pendugaan Parameter Persamaan A d i d - Worker LAiLaki dan Perempuan di P e r k o m ...............................
Peringkat Added- Worker di Perkotaan

............................

Hasii Pendugaan Parameter Persamaan Added- Worker Lakitaki dan Perernpuan di Perdesaan .................................
Peringkal A d d - Worker di Perdesaan ...........................

Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Discourage-Worker
Laki-Laki dm Perempuan di Perkotaan ...........................
Peringkat Discourage-Worker di Perkotam ....................
Hasi l Pendugaan Parameter Persamaan Discourage- Worker
Laki-Laki dart Perempuan di Perdesaan ...........................

Peringkat Iliscourage- Worker di Perdesaan

.....................

Hasil Validasi Model Keragaan Pasar Kerja dm M i p s i pada
Periode Krisis dm Sebelurn Krisis Ekonomi di Indonesia .....
Dampal; Kombinasi Peningkatan Program Dana Padat -a
30 Persen, Program Dana Pembangunan 15 Persen, Konsumsi
Kalori 20 Persen dan Peningkatan Investasi Sektoral 15 Persen
Tmhadap Peubah-Peubah Endogen pada Periode Knsis d m
Sebelurn Wsis Ekonomi di Indonesia .............................
Dampak Kombinasi Penghapusan Program Inpres Sarana
Kesehatan dan Penghapusan Program Jaring Pengaman Sosial
Bidang Kesehatan T e M a p Peubah-Peubah Endogen pada
Periode Knsis dm Sebelum Knsis Ekonomi di Indoneia ......

Dampak Kombinasi PeningkProgram Dana Padat Kaya
30 Persen. Program Dana Pembangunan 15 Persen, Konsumsi
Kalori 20 Persen dm lnvestasi Sektoral 15 Persen serta
Penghapusan Program Inpres Sarana Kesehalan dm Program
Jaring Pengaman S osial Bidang Kesehatan Terhadap PeubahPeubah Endogen pada Periode Krisis dan Sebelum Krisis
Ekonomi di Indonesia ..............................................
Dmpak Kornbinasi Peningkalan Upah Minimum Regional
Sehoral 25 Persen, Progam Dana P d a t m a 30 Persen,
Progam Dana Pembangmm 15 Persen, Konsurnsi Kalori 20
Persen dan Investasi Sektoral 1 5 Persen s e w Penghapusan
Program fnpres Sarana Kesehatan dan Program Jaring
Petlgman Sosial Bidang Keseha~anTerhadap Peubah-Peubah
Endogen pada Periode Krisis dm Sebelum Ejisis Ekonomi di
Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Dampak Kombinasi Peningkatan Kebukhan Hidup Minimum
25 Persen Pragrm Dm3 P d a K q a 30 Persen, Program
Dana Pembangunm I5 Persen Konsumsi blori 2ti Persen.
dan Investasi Seh-toral 15 Persen Terhadap Peubah-Peubah
Endogen pada Periode Krisis dm Sebelurn Krisis Ekonomi di
Ifidonaia ...............................................................

45.

46.

47.

4 .

Darnpak Kombinasi Peningkatan Upah Minimum Regional
Sehtoral 25 Persen, Program Dam Padat b r y a 30 Persen,
Program Dana Pembangunan 15 Persen dm Konsumsi U o r i
20 Persen dan Investasi Sektoral 15 Persen serta Penghapusan
Program Inpres Sarana Kesehatan dm Program Jaring
Pengaman Sosial Bidang Kesehatan Terhadap Peubah-Peubz'
Endoge~pad3 PPeriode Krisis dm Sebehm Krisis E k ~ n o r r idi
Indonesia ...............................................................

320

Dampak Kombinasi Peningiatan Kebutuhan Hidup hhnirnurn
25 Persen Program Dana Pad& --a
3 0 Persen. Program
Dana Pernbangunan 15 Persg Konsumsi Kalori 20 Persen,
dm InvestaG Sektoral 15 Persen serta Penghapusan Progrm
Inpres Sarana K e s e h w dan Program Jaring P e n g m Sosial

Bidang Kesehatan Terhadap Peubah-Peubah Endogen p d a
Periode Krisis dm Sebelum Krisis Elionomi di Indonesia ......

32s

Dampak Kombinasi Peningkaian Upah Minimum Regional
Sektoral 25 Persen, Kebutuhan Hidup kiinimum 25 Persen,
Program Dana Padat Kaq-a 30 Persen, Program Dana
Pernbangunan 15 Persen, Konsumi Kalori 20 Persen dan
lilvestasi Sehqoral 15 Persen sertil Penghapusan Program ltlpres
Sarana Kesehatan dm Y rogram Jaring Pengaman Sosial Bidang
Kesehatan I'erfiadap Peubah-Peubah Endogen pada Periode
Ktisis dan Sebelum Krisis Ekonomi di Indonesia ...............

340

Evaluasi Llampak Mematif Kebrjakan dart Perubahan Faktor
Eksiernal Terhadap Keragaan Pasar Keja dm Migrasi pada
Periode Krisis dan Sebelum msis Ekonomi di Indonesia . . . . .

3G0

3.

Hubungsln Antara Produlcsi Total, Pmdulai Rata.rata, dan

KerJa .......................

53

6.

Diagram Ketmaga-kerjaan .....................................
....

58

7.

KesempatanKerja Sektor Mustri

9.

Pererlihan Pekerja Dari S e b r Pertatrim Ke Non Pertaaian ...

74

11.

Kerangka Model Keragam Pmar Kerja dan Migrasi pada
Peride Krisis dm Sebelum Krisis Ekonorni di Indonesia .....

79

Diagram Keterkaitan Peubah-Peubah Model Keragam Prlsar
Keqa dm Migrasi pada Periode Krisis dm SebeIum Knsis
Ekonomi di Indonesia ...............................................

5
9

Marjinal Penggmam Faktor T-

12.

.................................

64

Halaman

Nomor
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Program Komputer dan Hasil Pendugaan Parameter Model
Keragaan Pasar Kerja dm Migmsi pada Periode Krisis dan
Sebelum Krisis Ekonomi di Indonesia .............................

379

Program Komputer clan Hasil Validasi Model Keragaan Pasar
Kerja dan Migrasi pada Periode Krisis dan Sebelum Krisis
Ekonomi di Indonesia ................................................

407

Program Komputer dan Hasil Simulasi Dasar Model Keragaan
Pasar Keja dan Migrasi pada Periode Sebelum Krisis Ekonomi
di Indonesia .................... .
.
.
..................................

425

Program Komputer dan Hasil Simulasi D m Model Keragaan
Pasar Kerja dart Migrasi pada Periode Krisis Ekonorni di
Indonesia ...............................................................

442

Program Komputer dan Hasil Simulasi Kombinasi Peningkatan
Program Dana Padat Karya 30 Persen, Program Dana
Pembangunan 15 Persen, Konsurnsi Kalori 20 Persen dan
Investasi Sektoral 1 5 Persen Terhadap Keragaan Pasar Kerja
dan Migrasi pada Periode Sebelum Krisis Ekonomi di
Indonesia ...............................................................

459

Program Komputer dan Hail Sirnulasi Kom binasi Peningkatan
Program Dana Padat Karya 30 Persen, Program Dana
Pembangunan 15 Persen, Konsurnsi Kalori 20 Persen dan
lnvestasi Sektoral 15 Persen Terhadap Keragaan Pasar Keja
dan Migrasi pa& P e r i d Krisis Ekonomi di Indonesia .........

475

Data Aktual Pasar Kerja dan Migrasi pa& Peride Krisis dan
Sebelum Krisis Ekonomi di Indonesia .............................

492

xix

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belrbng

Indonesia adalah negara dengan tingkat kebhinekaan yang tinggi, dimana
perbedaan antar propinsi merupakan suatu konsekuensi logi s dari perbedaan
karakteristik dam, ekonomi, sosial dart budaya. Dalam upaya menjaga keutuhan
negara Indonesia melalui integrasi ekonomi, pernerintahan orde baru menerapkan

sistem perekonomian yang sentralistik, diimbangi dengan berbagai kebijakan
pemerataan pembangunan, khususnya rnelalui subsidi untuk pemerintahan daerah

dan berbagai program Instnrksi Presiden (Inpres).

TerpeIiharanya stabilitas nasional telah membawa Indonesia pada
keberhasilan mengatasi berbagai masalah mendasar pembangunan ekonomi.
Salah satu wujud nyata terpeliharanya stabilitas nasional, sekaligus menjadi bukt i
sukses mengatasi berbagai masalah rnendasar pembangunan ekonomi, ialah

keberhasilan mengendalikan tingkat harga-hare umum. Selama orde baru inflasi
sangat terkendali.

Pada tahun 1970-an inflasi sebesar 17 persen per tahun

menurun menjadi rata-rata 9 persen per tahun pada tahun 1980-an, kemudian
menurun menjadi rata-rata 6.8 persen per tahun pada pertengahan dasawarsa
1990-aq serta menurun menjadi rata-mta 6,47 persen pada tahun 1996 (Adriani,
2000).

Namun pembangunan ekonomi Indonesia yang dilakukan orde baru selarna

ini cenderung meni mbulkan adanya perbedaan antar w ilayah, sehingga t imbul
berbagai macam konflik vertikal maupun horisontal di berbagai daerah dalam
rentang skala dan motif ymg sangat bervariasi. Pada kondisi seperti ini maka
migrasi penduduk merupakan suatu ha1 yang tidak dapat dihindarkan. Proses

rnigrasi selama ini selalu mendahului proses transformasi perekonomian dan

ketenaga-kerjaan. Artinya masyarakat perdesaan telah terurbanisir ke perkotaan

sebelum diferensiasi aktifitas ekonomi perkotaan berkembang dan dapat
menampung aliran tenaga kerja dari perdesaan. Lebih lanjut proses transformasi

perekonomian dan ketenaga-kejaan juga didukung oleh diberlakukannya

kebijakan-kebijakan pemerintah yang jauh lebih rnenguntungkan pembangunan
sektor modern perkotaan. Keadaan ini akan diikuti dengan semakin melebarnya

perbedaan pendapatan dan kesempatan ekonomi antara daerah perdesaan dan
perkotaan, dimana kesempatan ekonomi dan pendapatan lebih tinggi di daerah
perkotaan. Hal ini akan mendorong arus migrasi penduduk dari daerah perdesastn
ke perkotaan unhrk mendapatkan pekerjaan dm tarafhidup yang lebih baik.

Hal ini diperburuk la@ oleh melemahnya nilai tukar rupiah pada tahun 1997

telah menghancurkan struktur perekonomian Indonesia. Sulit dirnengerti bahwa
Indonesia selama orde baru mengalami pertumbuhan ekonorni yang positif harus
mengalami krisis ekonomi.

Menurut Hill (1 998) dalmn Tambunan (1 999),

menyatakan bahwa dimensi dari krisis Indonesia tampaknya sama dengan
pengalaman resesi yang dialami oleh Inggris (1 929-1 932), sedangkan menurut

Sumodiningrat (1999), hisis ekonomi telah menyebabkan aktifitas ekollomi
menurun terutama di daerah perkotaan. Krisis ekonomi juga telah menyebabkan
gangguan pada sistem produksi, distribusi, dan konsumsi di seluruh wilayah.

Krisis ekonomi yang tejadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997

membuat Intibnesian miracle selama orde baru menjadi tidak berarti apa-apa.
Sektor keuanganlperbankan yang pada masa orde baru berkembang sangat
(bahkan terlalu) pesat hancur sama sekali, hampir semua sektor ekonomi

mengalami pertumbuhan negatif. Akibat krisis tersebut, tercatat tahun 1 998
perekonomian Indonesia mengalami kontraksi lebih dari 10 persen dan
pendapatan rnasyarakat perkapita merosot tajam dari US $ 1 OOO lebih tahun 1997

menjadi US $610 pada awal tahun 1998 (Tarnbunan, 1998).
Krisis ekonomi membawa dampak yang sangat luas, ha1 ini secara makro
krisis t ersebut mempengaruhi permintaan dan penawaran agregat.

Dari si si

penawaran agregat, dampak krisis dapat dikaji dengan melihat keragaan pasar
tenaga kerja. Pedmm, jumlah dan persentase tenaga keja di sektor pertmian

mengalami peningkatan, yaitu dari 3 8.5 juta orang (4 1 persen dari populasi tenaga

kerja yang ada) pada tahun 1997 menjadi 40.4 juta orang (45 persen) pada tahun
1 998. Kedua, tingkat pengangguran penuh dan pengangguran setengah

mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi ekonomi yang telah
dicapai sebdum krisis mengalami kemunduran.

gejala kemunduran juga

tercermin pada sektor informal. Artinya, krisi s ekonomi mengakibatkan tingkat
ketergantugan pada sektor informal semakin besar. Keemuat, meningkatnya

migrasi sebagai salah satu solusi yang dilakukan pekerja selama periode krisis
tersebut (Adriani, 2000).

Dengan demikian jelaslah bahwa tingkat pengangguran cenderung akan
semakin tinggi dm ini akan mengakibatkan semakin membudnya kondisi

ketenaga-kerjaan di Indonesia kecuali dilakukan suatu tindakan khusus untuk

menanggufanginya. Sejalan dengan ha1 tersebut, Laporan Misi Straiegi Ketenagakerjaan (1999), menyarankan disusunnya kebijakan dan strategi terpadu bagi
proses pemuli han perekonomian hams didasarkan pada keragaan pasar kerja agar

kebijakan dan strategi yang disusun diharapkan dapat memperbaiki kondisi

perekonomiam, dengan tetap mempelajari kebaikan dan keburukan pada periode
sebelum krisis ekonomi.

1.2.

Perurnusan Masalah
Di Indonesia pada dasamya, pengamatan mengenai keragaan paw kerja

dapat dilihat dari beberapa sisi, yaitu partisipasi kerja, kesempatan kerja,
pengangguran, upah riil sektoral, produktivitas kej a sektoral dan pendapatan

regional sektoral. Penelitian mengenai aspek-aspek tersebut banyak dilakukan
terutarna dalam skala nasional. Penelitian Welsar (1 988) dan Rofiqoh (1 994),

mengenai faktor yang rnernpengaruhi produktivitas dimana menunjukkan bahwa
upah riil, pendapatan bersih k eluarga mempunyai pengaruh nyata terhadap

produktivitas pekerja.

Sedangkan hasil penelitian Sulistyaningsih ( 1 997),

rnenunjukkan bahwa perubahan struktur ekonorni Indonesia tejadi dari ekonomi
yang bertumpu pada sektor pertmian kepada ekonomi yang berturnpu pada sektor

manufaktur dm jasa, serta perubahan struktur ekonomi mempengaruhi strukhrr

penyerapan tenaga kej a . Selanjutnya hasil penelitian Safiida ( 1 9991,rnenunjuk-

kan bahwa peningkatan upah minimum berpengaruh terhadap permintaan tenaga
kerja sektor pertmian dan jasa, namun di sektor industri tidak krpengaruh.
Dilain pihak berdasarkan teori kesempatan kerja, peningkatan upah akan

menyebabkan penurunan permintaan tenaga kerja dan peningkatan penawaran
tenaga keja. Sebdiknya jika upah turun maka permintaan tenaga keja akan naik

dan penawaran tenaga keja menurun (Galbraith dan Darity, 1994). Kenyataan
yang dihadapi Indonesia saat ini adalah labour surpIus di pasar kerja sehingga

pekerja memiliki burgainingpuwer yang rendah dalam penentuan upah di pasar

kerja. Ini berarti bahwa krisis ekonomi telah menyebabkan perubahan pada
keragaan pasar kerja, sehubungan dengan ha1 tersebut maka perlu dipertanyakan
,faktor-faor apnkuh yang rnempengmhi keragaan pasar h r j a tersebut &a

periude krisis rdan sebeium Rn'sis ? .
Menurut Dumairy (1997), jumlah partisipasi kerja sebelum krisis terus

meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan bertarnbahnya jumlah penduduk.

Pada tahun 1990-1994 jumlah partisipasi kerja meningkat dari 77.8 juta menjadi
8 1.4 juta orang, demikian juga pada tahun 1995- 1996 jumlah partisipasi kerja

meningkat di wiiayah perkotaan dan perdesaan. Peningkatan jumlah partisipasi
kerja pada periode tersebut diikuti dengan penurunan jumlah pengangguran di
kedua wilayah dengan laju penumnan 21.339 persen di perkotaan dan 34.447
persen di perdesaan. Pada saat yang bersamaan keberhasilan ekonorni juga telah

meningkatkan kesempatan kerja secara nasional sebesar 1 7.927 persen.
Sedangkan menurut BPS ( 1 9981, pada periode krisis ekonomi khususnya
tahun 1998 total pengangguran meningkat 20.86 persen di wilayah perkotaan dan
20.22 persen di perdesaan. Sekitar 61 persen dari total pengangguran berada di
perkotaan. Tingginya tingkat pengangguran di perkotaan terkait dengan adanya

barrier lo enfly di pasar kerja, ha1 ini disebabkan tidak sesuainya ketrarnpilan
yang dimiliki tenaga kerja dengan spesifikasi kebutuhan pasar kerja. Dengan

terbatasnya kesempatan kej a yang sesuai spesifikasi kebutuhan p a w keja, maka
seseorang dapat memutuskan untuk tidak bekerja hingga krisis selesai atau

sebaliknya kondisi tersebut mendorong munculnya partisipasi kerja baru di pasar
tenaga kej a . Menurut Borjas (1 996), kondisi pertama disebut &scourage-worker

yang akan mengakibatkan partisipasi kerja menurun. Adapun kondisi kedua

disebut sebagai d e d - w o r h r yang akan mendorong jumlah partisipasi kerja

meningkat. Dengan fenomena ini perlu dipertanyakan faktor-faktor apa yans
rnendorong t erjadinya discourage-worker eflect dm d e d - w o r k e r eflect paakr
p e r i d krisis

sebelum krisis ?.

Selanjutnya, penting untuk disachi bahwa dampak krisis cukup bervariasi
meskipun dampak terbesar dari krisis tersebut paling terasa di Pulau Jawa, dimana
wilayah perkotaan merupakan wilayah yang paling parah terkena krisis. Mobilitas
popdasi rnerupakan salah satu cara yang dilakukan untuk menyesuaikan diri

dengan akibat yang ditimbulkan oleh krisis. Hal ini terlihat dari lonjakan migrasi
ke luar negeri, baik yang resmi maupun yang tidak resmi terdokumentasi, arus

balik migrasi dari kota ke desa, migrasi sirkuler yang terns berlangsung;

perpindahan penduduk dari desa ke desa lain d m migrasi dari pulau Jawa ke
pulau-pulau lain untuk memperoleh peluang banr yang mungkin dikembangkan
terutama di sektor pertanian (Laporan Misi Strategi Ketenaga kerjaan, 1999);

sehingga perlu dipertanyakan fuktor-fak~orapa yang mempngamhi terjdinya

proses m i p s i s e l m periolle Rrisis &n sebelum kriszs ekommi ? .
Dengan demikian jeIaslah bahwa t ingkat pengangguran akan sernakin t i n ~ i
yang mengakibatkan makin memburuknya kondisi ketenaga-kerjaan di Indonesia,

kecuali dilakukan suatu tindakan khusus untuk rnenanggulanginya.

Sejalan

dengan ha1 tersebut, ILO ( 19991,menyarankan disusumya suatu strategi terpadu

bagi proses pemulihan ekonomi dengan tenaga kerja sebagai ujung tom bak.
Adanya disagregasi wilayah, jenis kelamin, tingkat pendidikan, sektor usaha akan

memberikan kebijakan yang lebih tepat, sehingga penyusunan kebijakan clan
program dapat memperbaiki kondisi

pasar kerja pada khususnya dan

perekonomian pada umumnya. Oieh karenanya, dipandang perlu menganalisis
ctampak kebrlakan pemerintah terhmbp keragm p w r ketja

daPl migrmasr
pa&

p r i d e krisis a h sebelum knsis ekonmi di Imbnesia ?.

1.3.

Tujurmn dam Keguntlan Penelitian
Penetitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis dampak

kebijakan pemerintah terhadap keragaan pasar kerja dan migrasi pada periode
krisis dan sebelum krisis ekonomi di Indonesia. Secara khusus penelitian ini
bertujuan untuk :
1.

Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keragaan pasar kej a meliputi
partisipasi kerja, kesempatan kerja sektoral, pengangguran, upah riil sektoral,
produktivitas pekerja sektoral dan pendapatan regional sektoral pada periode

krisis dan sebelum krisis,
2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi m igrasi pada periode krisis
dm sebelum krisis ekonomi.

3.

Menganalisis terjadinya added-worker efJect dan discowrage-worker efJect
pada periode krisis dan sebelum krisis ekonomi.

4.

Menganalisis dampak kebijakan pemerintah dan faktor eksternal terhadag

keragaan pasar dan migrasi di Indonesia berdasarkan disagregasi wilayah,
jenis kelamin, tingkat pendidikan, serta sektoral (industri, pertanian, j asa)

pada periode krisis dan sebelum krisis ekonomi.

Hasil penelit ian ini di harapkan secara umum akan dapat memberikan
informasi mengenai keragaan pasar kerja d m migrasi, serta dapat bermanfaat

sebagai bahan masukkan dan pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam

menentukan kebijakan perluasan, pemerataan kesempatan kej a dan migrasi .
Secara khusus kegiatan ini akan memberikan pengalaman penelitian bagi peneliti.

1.4.

Ruaag Lingkup dan Keterbmtasan Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah :

1.

Penelitian dilaksanakan dalam skala nasional dengan disagregasi wilayah
(perkotaan dan perdesaan), sektoral (industri, pertanian, dan j asa), jenis

kelamin (laki-laki dan perempuan), serta tingkat pendidikan (terdidik dan
tidak terdidik).
2. Penelitian hanya membandingkan keragaan pasar kerja, rnigrasi pada kondisi

krisis dan sebelum krisis ekonomi.
Selanjutnya karena keterbatasan ketersediaan data :

1 . Jenis rnigrasi yang dianalisis dalam penelitian ini adalah migrasi desa-kota

dan kotadesa karena alasan ekonomi dan non ekonomi.
2.

Sektor informal sebagai sektor yang berkembang pesat selama periade krisis
dm sebelum krisis tidak dapat diamati.

3. Data Survey Angkatan Kerja Nasional yang dianalisis adalah data penduduk

berurnur lima belas tahun ke atas.

11.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pasar Kerji dan Migmsi di Indonesia

2.1.1.

Pasar Kerja di Indonesia
Pasar kerja adalah seluruh aktifitas pelaku ekonomi yang mempertemukan

pencari kerja dm kesempatan kerja. Pelaku ekonomi tersebut terdiri dari :
1.

Pengusaha yang membutuhkan pekerja.

2. Pencari kerja yang membutuhkan pekerjaan.
Proses interaksi diantara keduanya memerlukan waktu yang lama karena

baik pencari kerja maupun kesempatan kerja bersifat tidak homogen dan

informasi mengenai keduanya tersebut sangat terbatas.

Pencari keja ingin

memperoleh pekejaan dengan kondisi yang paling baik dan pengusaha ingin

mencari pekerja yang paling cocok untuk mengisi 1owongan keja yang tersedia.
Keragaan pasar dapat dilihat dari berbagai sisi. Faktor yang paling penting

dalarn menjelaskan keragaan pasar kerja di Indonesia adalah partisipasi kerja,
kesempatan kerja sektoral, pengangguran, upah riil sektoral, produktivitas pekerja

sektoral dm pendapatan regional sektod. Berikut ini diuraikan keragaan pasar
kerja di Indonesia pada periode krisis dan sebelum krisis ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama orde baru, khususnya pada tahun
1980-an, sangat berdampak positif terhadap perkembangan kesempatan kerja

Cjumlah orang yang bekerja penuh). Berdasarkan BPS (1 996),pangsa kesempatan

kerja dari sektor pertanian masih yang terbesar dibanding sektor-sektor lainnya,
wdaupun ada penurunan dari 54.72 persen pada tahun 1985 menjadi 4 1.18 persen

pada tahun 1997. Sementara kontribusi sektor manufaktur (industri pengolahan)
terhadap jumlah kesempatan kerja di Indonesia meningkat dari 9.29 persen pada

tahun 1985 menjadi 12.88 persen pada tahun 1997. Struktur kesempatan kerja ini
menunjukkan bahwa sektor pertanian rnasih sangat penting bagi penyerapan
tenaga kerja di Indonesia, namun sektor-sektor lainnya seperti industri manufaktur

semakin penting juga selama periode tersebut. Sektor sekunder lainnya, yakni
bangunan dan beberapa sektor tersier juga mengalami peningkatan dalam jumlah

kesempatan kerja secara relatif maupun absolut.

Perubahan struktur kesempatan kerja merupakan salah satu dampak
langsung dari perubahan struktur ekonomi di Indonesia selama masa orde b m ,

dimana laju pertumbuhan output di sektor-sektor sekunder, khususnya industri
manufaktur dm sektor-sektor tersier seperti bank dan lembaga keuangan lainnya,
relatif lebih besar daripada laju pertumbuhan output di sektor-sektor primer, yaitu

pertanian dan pertambangan.

Menurut hasil studi Manning (1997), perubahan kesempatan kerja di sektor
pertanian ternyata berbeda menurut propinsi. Laju pertumbuhan kesempatan kerja

di sektor pertanian Jawa negatif, tetapi di propinsi-propinsi di luar Jawa positif

kecuali NTB, NTT . Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perpindahan
tenaga kerja dari Jawa ke luar Jawa tetapi tetap di sektor pertanian. Pergeseran

tenaga kerja di dalam sektor pertanian antara Jawa dm luar Jawa tersebut tidak

hanya disebabkan oleh program transmigrasi, tetapi juga merupakam salah satu
hasil nyata dari usaha-usaha pemerintah selarna itu dalam meningkatkan

surnberdaya manusia dan pembangunan infrastfilktur di propinsi-propinsi di l u x
Jawa dan juga akibat dari adanya perbaikan pendapatan di sektor pertanian di

wilayah luar Jawa. Adapun perhrmbuhan kesempatan kerja rata-rata per tahun di

sektor pertanian selama periode 1987-1 994 sebesar 4 . 3 persen dan pangsa tenagrt

kej a di sektor pertanian menurun tidak hanya pada tingkat nasional, tetapi juga
pada tingkat propinsi .
Menurut BPS (1998) dan ILO (1998), selama tahun 1990-an jumlah

kesempatan kerja di semua sektor ekonomi meningkat dari 76.4 juta pekeja pada
tahun 1991 menjadi 87.1 juta pekerja pada tahun 1997. Akan tetapi ma-rata

pertumbuhan per tahun mengalami penurunan, yaitu dari 2.74 persen pada tahun
1991 menjadi 1.57 persen pada tahun 1997. Jumlah partisipasi kerja juga
mengalami peningkatan dari 78.5 juta orang pada tahun 1991 menjadi 91.3 juta
orang pada tahun 1997. Rata-rata pertumbuhannya pada tahun 1992 hampir
mencapai 3 persen, sedangkan pada tahun 1997 turun lebih dari 50 persen menjadi
1.35 persen. Laju pertumbuhannya yang tertinggi tercatat pada tahun 1 994, yakni

mencapai 5 persen lebih. Seperti halnya kesernpatan kerja, partisipasi kerja di

Indonesia masih didominasi oleh kaum pria, walaupun laju pertumbuhan
partisipasi kerja wanita rata-rata per tahun tidak selalu lebih rendah daripada

persentase penambahan jumlah partisipasi kerja pria selama periode tersebut.

Pdumbuhan populasi umur 15 tahun ke atas, sebagai sumber utama
pertumbuhan partisipasi kerja, rata-rata per tahun sekitar 2 persen lebih. Tahun
1991 jumlah penduduk di lndonesia tercatat 137 juta orang lebih dan tahun 1997

telah mencapai 157 juta orang lebih. Dengan asumsi bahwa faktor-faktor lain
seperti tehnologi dm ratio harga tenaga kerja terhadap harga barang modal atau

h a r p input lainnya yang bisa menggantikan fungsi tenaga kerja tidak berubah,

maka proyeksi mengenai peningkatan kesempatan kerja apabila pertumbuhan
ekonomi (output agregat) positif dapat dilakukan berchsarkan nilai elastisitas
output terhadap permintaan tenaga kerja. Berdasarkan data pertumbuhan Produk

Domestik Bruto dan peningkatan kesernpatan kerja setiap tahun selama periode
sebelum krisis ekonomi, elastisitas kesempatan kerja di Indonesia rata-rata rendah
di bawah 50 persen, paling kecil tahun 1993 sebesar 10 persen. hi berarti apabila

output agregat PDB) naik rata-rata per tahun 50 persen, kesempatan kerja baru
rata-rata per tahun hanya 5 persen. Elast isitas kesempatan kerja juga bervariasi

menurut sektor. Hasil estimasi dari Islam (1998), berdasarkan data perturnbuhan
output dan kesempatan kerja per sektor tahun 1995 dan 1996 menunjukkan nilai
elastisitas kesempatan keja di sektor pertanian negatif dan sektor kontruksi

memiliki elastisitas tertinggi .
Di satu pihak, nilai rata-rata elastisitas kesempatan kerja yang rendah

menunjuickan bahwa dampak dari pertumbuhan ekonomi terhadap pertumbuhan
kesempatan kerja tidak terlalu tinggi clan ini bisa berarti pertumbuhan ekonomi
bersamaan dengan peningkatan jumlah pengangguran. Akan tetapi, di pi hak lain,

ini berarti bahwa produktivitas tenaga kerja tinggi, yang selanjutnya bemi ada
peningkatan pendapatan riil pekerja.

Menurut ILO (1 9981, selama @ode

sebelum krisis ekonomi yaitu tahun

1991- 1997 produktivitas pekerja naik setiap tahun dengan rata-rata pertumbuhan

antara 3.03 persen pada tahun 1997 dan tertinggi 8.20 persen pada tahun 1993.

Secara keseluruhan produktivitas tenaga kerja meningkat sekitar 35 persen dari
3.68 tahun 1991 ke 4.98 tahun 1997. Demikian juga gaji nominal mengalami

peningkatan setiap tahun.

Kenaikan ini dapat disebabkan oleh kenaikan

produktivitas tenaga kerja b e r k k a n prinsip teori ekonomi mikro, yaitu
menjelaskan bahwa dalam pasar persaingan bebas, pada periode jangka panjang
biaya produksi (dalam h J ini biaya tenaga keja) rata-rata per unit produk akan

sama dengan h a r p produk tersebut atau biaya tenaga kerja sama dengan hasil

penjualan d d a t a u sebagai darnpak dari kebijakan pemerintah mengenai Upah
Minimum Regional (UMR). Apabila kenaikan gaji nominal lebih tinggi daripada

laju inflasi atau kenaikan indeks harga konsumen, maka gaji dalam nilai riil
dengan sendirinya juga naik.
Dari data perkembangan partisipasi kerja dan kesempatan kerja, dapat

diketahui

perkembangan

jumlah

partisipasi

kerja

yang

menganggur.

Pengangguran dapat dibagi tiga menurut jenisny a, yakni penganggwan terbuka
(open

unemployment), setengah

pengangguran

(urederemployment) dan

pengangguran Bruto (Tambunan, 2000). Pengangguran terbuka adalah pencari
kejq sedangkan setengah pengangguran adalah tenaga kerja yang bekerja di

bawah jumlah jam kerja normal. Kedua kategori tersebut dikelompokkan menjadi
penganggur bruto (Depnaker, 1995). Pengukuran besarnya tingkat pengangguran
terbuka adalah rasio antara jumlah pencari kerja dm jumlah partisipasi kerja;
sedangkan pengukuran setengah penganggur adalah rasio tenaga keja yang

bekerja di bawah jumlah jam kerja normal per hari atau per rninggu d m jumlah
partisipasi kerja.

Di Indonesia, sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk dan partisipasi
kerja yang tinggi setiap tahun dan terbatasnya kemarnpuan sektor-sektor ekonorni
yang ada (khususnya sektor formal) untuk menyerap pertumbuhan partisipasi

kej a tersebut, banyak yang masuk ke dalam kategori pengangguran, setengah
atau terbuka. Pencari kerja yang masih menganggur biasanya sebagian besar

merupakan partisipasi kerja keluaran dari pendidi kan. Berdasarkan data Sakernas
untuk periode 199 1 - 1997 menunjukkan bahwa jumlah pengangguran terbuka di

Indonesia selama periode tersebut mengalami peningkatan lebih dari 100 persen,

dari sekitar 2 juta orang pada tahun 199 1 menjadi 4 juta orang lebih pada tahun
1997. Persentase peningkatan ini terdiri dari partisipasi kg'a pria sebesar 100

persen dan partisipasi kerja wanita 123 persen.

Sedangkan perkembangan jurnlah underemployment selama periode tersebut
tercatat hanya 10 persen.

dumlah pengangguran ter