Dampak kebijakan migrasi terhadap pasar kerja dan perekonomian Indonesia

(1)

DAMPAK KEBIJAKAN MIGRASI TERHADAP

PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

DISERTASI

SAFRIDA

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam disertasi saya yang berjudul:

DAMPAK KEBIJAKAN MIGRASI TERHADAP PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

merupakan gagasan atau hasil penelitian disertasi saya sendiri, dengan bimbingan Ketua dan Anggota Komisi Pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya. Disertasi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi lain. Seluruh sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, September 2008

SAFRIDA


(3)

ABSTRACT

SAFRIDA. The Impact of Migration Policy on Labor Market and Indonesian Economy (BONAR M. SINAGA as Chairman, HERMANTO SIREGAR and HARIANTO as Members of the Advisory Committee)

The problem of internal and international migration is still faced by Indonesian government until the recent year. The internal migration problem is related to the concentration of migration in Java as a destination region, even though this region has high population and unemployment. The problem of international migration is caused by the high demand of professional migrant of the destination country. Some of internal and international migration policies have been regulated by the government to handle the problem.

The main purpose of internal and international migration policies in Indonesia is to solve population distribution and labor market problem and improve economic condition in Indonesia. The objectives of this research are: (1) to describe the pattern of internal and international migration, labor market and Indonesian economy, (2) to analyze the factors that influence internal and international migration in Indonesia, and (3) to forecast the ex-ante (2009-2012) impact of some alternatives internal and international migration policies on labor market and Indonesian economy.

To reach these objectives, a simultaneous equations model containing 58 structural equations and 30 identities equations are constructed. The analysis use time series 1985-2006 data. Model was estimated by 2SLS method and the SYSLIN procedure. Forecasting simulation used the Newton method and the SIMNLIN procedure.

The results of the research indicate that the pattern of internal migration is still concentrated in Java, and the pattern of international migration in every island in Indonesian is concentrated in Malaysia, excluding Java, is in Arab Saudi.

Factors influence the internal migration from other islands to Java is the amount of migrant from the previous period, on the contrary from Java to the other islands is influenced by the wages in Java and the demand for labor in destination regions. The factors influence international migration are the wages and the demand for labor in destination country.

Generally, the impacts of internal migration policies on population distribution can decrease the amount of inmigration to Java. The policies, except minimum wage policy, can solve labor market problem through decreasing unemployment in each island, then the policies are also able to increase investment and consumption in each island, so that GRDP in each island is also increasing. The impacts of combination internal and international migration policies on labor market and Indonesian economy in each island are better than the impacts of single internal migration policy. The combination of depretiation, decreasing interest rate, and increasing infrastructure government expenditure can solve population distribution problem, labor market problem and those can increase Indonesian economy (2009-2012).

Keywords: internal and international migration, labor market, Indonesian economy


(4)

SAFRIDA. Dampak Kebijakan Migrasi Terhadap Pasar Kerja dan Perekonomian Indonesia (BONAR M. SINAGA sebagai Ketua, HERMANTO SIREGAR dan HARIANTO sebagai Anggota Komisi Pembimbing)

Masalah migrasi internal dan internasional hingga saat ini terus dihadapi pemerintah Indonesia. Masalah migrasi internal adalah terkonsentrasinya arus tujuan migrasi ke Pulau Jawa, meskipun jumlah penduduk dan pengangguran di pulau tersebut cukup tinggi. Todaro menyatakan keputusan tersebut merupakan keputusan yang rasional. Para migran tetap migrasi ke daerah tujuan, meskipun pengangguran cukup tinggi di daerah tersebut. Tindakan ini dilakukan karena alasan yang kuat yaitu adanya perbedaan upah dan pendapatan antara daerah asal dan daerah tujuan. Para migran selalu membandingkan dan mempertimbangkan pasar tenaga kerja yang tersedia bagi mereka di daerah asal dan daerah tujuan. Kemudian akan memilih salah satunya jika dapat memaksimumkan keuntungan (Todaro, 1998). Sedangkan masalah migrasi internasional adalah belum berhasilnya pemerintah memenuhi tingginya permintaan tenaga kerja profesional oleh negara tujuan migran internasional Indonesia. Hingga saat ini tenaga kerja migran internasional Indonesia yang bersedia bekerja di luar negeri adalah tenaga kerja yang berpendidikan rendah.

Berbagai kebijakan ditetapkan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut. Tujuan utama kebijakan migrasi internal yang ditetapkan pemerintah adalah mengatasi masalah distribusi penduduk dan pasar kerja, serta meningkatkan kondisi makroekonomi di Indonesia. Sedangkan tujuan utama kebijakan migrasi internasional adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kerja migran internasional untuk mengurangi jumlah pengangguran dan menambah devisa negara. Hingga saat ini masih sulit bagi pemerintah untuk mencapai terlaksananya kebijakan tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi internal dan internasional, dan bagaimana dampak kebijakan migrasi internal dan internasional terhadap pasar kerja dan perekonomian Indonesia pada periode 2009-2012. Tujuan penelitian adalah: (1) mendeskripsikan perkembangan migrasi internal dan internasional, pasar kerja dan perekonomian Indonesia, (2) menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi migrasi internal dan internasional di Indonesia, dan (3) meramalkan dampak kebijakan migrasi internal dan internasional terhadap pasar kerja dan perekonomian Indonesia tahun 2009-2012.

Tujuan tersebut dicapai dengan merumuskan model persamaan simultan yang terdiri dari 58 persamaan struktural dan 30 persamaan identitas. Analisis ini menggunakan data time series tahun 1985-2006. Model diestimasi dengan metode 2SLS dan prosedur SYSLIN. Simulasi historis dan peramalan menggunakan metode Newton dan prosedur SIMNLIN.

Hasil penelitian menunjukkan arus migrasi internal di Indonesia masih tertuju ke Pulau Jawa dan arus migrasi internasional setiap pulau di Indonesia tertuju ke Malaysia, kecuali Pulau Jawa yang arus migrasi internasionalnya tertuju ke Arab Saudi.

Faktor yang mempengaruhi migrasi dari luar Jawa ke Jawa adalah upah daerah asal dan jumlah migran pada periode sebelumnya, tetapi migrasi dari Jawa


(5)

ke luar Jawa dipengaruhi oleh upah di Jawa dan permintaan tenaga kerja di daerah tujuan. Faktor yang mempengaruhi migrasi internasional adalah upah dan permintaan tenaga kerja di negara tujuan.

Umumnya kebijakan migrasi internal melalui peningkatan pengeluaran infrastuktur dan kebijakan migrasi internasional melalui depresiasi nilai tukar dapat mengatasi masalah distribusi penduduk melalui penurunan jumlah migran masuk ke Jawa dan peningkatan jumlah migran keluar Jawa, mengatasi masalah pasar kerja melalui penurunan jumlah pengangguran pada setiap pulau, dan meningkatkan kondisi perekonomian Indonesia yang terlihat dari peningkatan investasi, konsumsi rumah tangga dan GRDP masing-masing pulau. Sedangkan kebijakan migrasi internal melalui peningkatan upah minimum hanya dapat mengatasi masalah distribusi penduduk, tetapi tidak dapat mengatasi masalah pasar kerja dan masalah perekonomian Indonesia yang terlihat dari meningkatnya jumlah pengangguran dan menurunnya GRDP masing-masing pulau.

Kombinasi kebijakan migrasi internal dan internasional melalui penurunan suku bunga, depresiasi nilai tukar dan peningkatan pengeluaran infrastruktur dapat mengatasi masalah distribusi penduduk yang terlihat dari penurunan jumlah migran masuk ke Jawa, peningkatan jumlah migran keluar Jawa dan peningkatan jumlah migran internasional. Kebijakan tersebut juga dapat mengatasi masalah pasar kerja melalui peningkatan permintaan tenaga kerja, penurunan pengangguran dan dapat memenuhi tuntutan pekerja dalam hal peningkatan upah. Selanjutnya kebijakan tersebut juga dapat meningkatkan kondisi perekonomian Indonesia melalui peningkatan investasi dan konsumsi rumah tangga pada periode 2009-2012.

Kata Kunci: migrasi internal, migrasi internasional, pasar kerja dan perekonomian Indonesia.


(6)

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi Undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebut sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa seizin IPB


(7)

DAMPAK KEBIJAKAN MIGRASI TERHADAP

PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

SAFRIDA

DISERTASI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Doktor

pada

Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(8)

PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

Nama : SAFRIDA

NRP : A161030031

Program Studi : Ilmu Ekonomi Pertanian

Bidang Konsentrasi : Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

Menyetujui,

1. Komisi Pembimbing,

Prof. Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, M.A. Ketua

Prof. Dr. Ir. Hermanto Siregar, M.Ec Dr. Ir. Harianto, MS

Anggota Anggota

Mengetahui,

2. Ketua Program Studi 3. Dekan Sekolah Pascasarjana IPB Ilmu Ekonomi Pertanian

Prof. Dr. Ir Bonar M. Sinaga, M.A. Prof. Dr. Ir. Khairil A.Notodiputro, M.S.


(9)

PRAKATA

Puji Syukur Kehadirat ALLAH SWT yang telah memberi rahmat dan karunianya kepada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan disertasi ini yang berjudul DAMPAK KEBIJAKAN MIGRASI TERHADAP PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA. Penelitian dan disertasi ini dapat terlaksana berkat arahan, bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, MA sebagai Ketua Komisi Pembimbing, atas segala perhatian, bimbingan, saran, kritik dan motivasi yang selalu diberikan kepada penulis sejak masa perkuliahan di Institut Pertanian Bogor, penyusunan usulan penelitian, pelaksanaan penelitian, pengolahan data, hingga penyusunan disertasi.

2. Prof. Dr. Ir. Hermanto Siregar, M.Ec dan Dr. Ir. Harianto, MS sebagai Anggota Komisi Pembimbing, atas segala perhatian, bimbingan, motivasi, arahan, saran dan kritik kepada penulis sejak masa penyusunan usulan penelitian, pelaksanaan penelitian, hingga penyusunan disertasi.

3. Prof. Dr. Bomer Pasaribu, SH, SE, MS., dan Prof. Dr. Ir. Tb. Sjafri Mangkuprawira, sebagai penguji luar komisi dan Dr. Sri Hartoyo sebagai pimpinan ujian terbuka yang telah memberikan kritik dan saran demi perbaikan disertasi ini.

4. Rektor, Dekan Sekolah Pascasarjana IPB, dan Ketua Program Studi EPN yang berkenan memberi kesempatan pada penulis untuk mengikuti pendidikan di Institut Pertanian Bogor.


(10)

Pertanian Universitas Syiah Kuala yang telah memberikan izin pada penulis untuk mengikuti pendidikan di Institut Pertanian Bogor.

6. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional yang telah memberikan bantuan beasiswa BPPS Program Doktor di Sekolah Pascasajana IPB pada penulis.

7. Pemda Nangroe Aceh Darussalam, dan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh yang telah memberikan dana penelitian pada saat bantuan beasiswa BPPS berakhir.

8. Yayasan Damandiri yang juga telah memberi bantuan dana penelitian pada saat bantuan dana beasiswa BPPS berakhir.

9. Pimpinan dan Staf Depnakertrans, BPS, dan PSE yang telah membantu dalam penyediaan data yang dibutuhkan penulis.

10. Sekretariat Program Studi EPN (Ruby, Yani, Aam, bu Kokom, dan Pak Husen) yang telah banyak membantu meringankan segala pengurusan akademik sejak masa perkuliahan hingga penulisan draft disertasi. Sahabat setia (Femi Hadidjah Elly, Sitti Wajizah, Nurliana dan Evi Lisna dan keluarga), dan teman-teman ikatan mahasiswa Pascasarjana Aceh atas kebersamaan yang terjalin selama ini.

11. Ayahanda H. Syammaun dan Ibunda Hj. Faridah tercinta, atas segala doa restu, dorongan semangat, perhatian, dan bantuan moril dan materil sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan draft disertasi ini.

12. Suami tercinta Dr. Drh. Razali, M.Si dan ananda terkasih Rajwa Syafiqa atas segala doa, pengorbanan, dorongan semangat, kasih sayang, dan dukungan sepenuhnya bagi penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan disertasi ini.


(11)

13. Seluruh saudara-saudaraku tercinta (Keluarga Ir. Nila Fairiza dan Ir. M. Jailani Abubakar, M.Si, Ir. Marliza, M.T., Laiya Haviza, Amd., Laila Zahara, Spd., dan Keluarga Safiran Nizar, SE), atas segala doa, dorongan semangat dan perhatian bagi penulis hingga penulis mampu menyelesaikan penulisan draft disertasi ini.

14. Seluruh keluarga besar Alm. Mahyiddin Amin atas segala doa dan perhatian yang diberikan bagi penulis selama ini.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan. Terima kasih.


(12)

Penulis dilahirkan di Banda Aceh tanggal 28 Mei 1968 sebagai anak keempat dari Ayahanda H. Syammaun Asyek dan Ibunda Hj. Faridah Hasyim. Pada tahun 1987 penulis menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 3 Banda Aceh. Pendidikan Sarjana diselesaikan tahun 1993 pada jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala. Pada semester akhir kuliah, penulis lulus seleksi sebagai mahasiswa penerima tunjangan ikatan dinas dosen dan tahun 1993 diangkat sebagai staf pengajar pada jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Nanggroe Aceh Darussalam. Tahun 1996 penulis mendapat kesempatan tugas belajar pada Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, dan selesai pada tahun 1999. Pada tahun 2003 penulis menempuh Program Doktor di program studi yang sama di Institut Pertanian Bogor.

Penulis menikah dengan Dr. Drh. Razali, M.Si dan dikaruniai seorang putri yaitu Rajwa Syafiqa.


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL . . . vi

DAFTAR GAMBAR . . . x

DAFTAR LAMPIRAN . . . xi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . . . 1

1.2. Perumusan Masalah . . . 8

1.3. Tujuan Penelitian . . . 13

1.4. Kegunaan Penelitian . . . 13

1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian . . . 14

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Migrasi di Indonesia . . . 2.1.1. Migrasi Internal . . . 2.1.2. Migrasi Internasional . . . 16 16 19 2.2. Kebijakan Migrasi . . . 2.2.1. Migrasi Internal . . . 2.2.1.1. Kebijakan Migrasi Internal . . . .. . . 2.2.1.2. Intrumen Kebijakan Migrasi Internal . . . 2.2.2. Migrasi Internasional . . . 2.2.2.1. Kebijakan Migrasi Internasional . . . 2.2.2.2. Instrumen Kebijakan Migrasi Internasional . . . 24 24 24 28 29 29 32 2.3. Tinjauan Studi Terdahulu . . . 2.3.1. Migrasi . . . . . . 2.3.2. Pasar Kerja . . . 2.3.3. Makroekonomi . . . .. . . 33 33 38 42 III. KERANGKA TEORI 3.1. Migrasi Penduduk . . . 46

3.1.1. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Migrasi . . . . . 47

3.1.2. Transisi Migrasi . . . 50


(14)

3.1.4. Migrasi sebagai Investasi Human Capital . . . 53

3.1.5. Beberapa Model Migrasi . . . 55

3.1.5.1. Model Migrasi Todaro . . . . . . 55

3.1.5.2. Model Migrasi Skedul . . . . 57

3.1.5.3. Model Migrasi Dreher dan Poutvaara . . . 58

3.2. Pasar Kerja . . . .. . . 60

3.2.1. Angkatan Kerja . . . 60

3.2.2. Kesempatan Kerja . . . 62

3.2.3. Upah . . . . 65

3.2.4. Pengangguran . . . 69

3.3. Variabel Makroekonomi . . . 72

3.3.1. Pendapatan Nasional . . . . . . 72

3.3.2. Konsumsi . . . 73

3.3.3. Investasi . . . .. . . 74

3.3.4. Pengeluaran Pemerintah . . . 75

3.3.5. Ekspor Bersih . . . 77

3.4. Hubungan Migrasi, Pasar Kerja dan Variabel Makroekonomi . . 78

IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Ekonomi Migrasi Indonesia . . . .. . . 85

4.1.1. Blok Migrasi Internal dan Internasional . . . 85

4.1.1.1. Migrasi Internal . . . . 85

4.1.1.2. Migrasi Internasional . . .. . . 89

4.1.2. Blok Pasar Kerja . . . 97

4.1.2.1. Permintaan Tenaga Kerja . . . 97

4.1.2.2. Penawaran Tenaga Kerja . . . 98

4.1.2.3. Pengangguran . . . 100

4.1.2.4. Upah . . . 100

4.1.3. Blok Makroekonomi . . . 102

4.1.3.1. Pendapatan Nasional . . . .. . . 102

4.1.3.2. Pendapatan Disposibel . .. . . 103

4.1.3.3. Konsumsi Rumah Tangga . . . 105


(15)

4.1.3.4. Investasi . . . .. . . . 106

4.1.3.5. Devisa . . .. . . 108

4.2. Identifikasi dan Metode Pendugaan Model . . . 108

4.3. Validasi Model . . . 110

4.4. Simulasi Kebijakan . . . 112

4.5. Defenisi dan Pengukuran Variabel . . . 117

4.6. Jenis dan Sumber Data . . . .. . . 130

V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA 5.1. Migrasi Internal . . . 131

5.1.1. Arus Migrasi Masuk . . . 131

5.1.2. Arus Migrasi Keluar . . . 134

5.2. Migrasi Internasional . . . 135

5.3. Perkembangan Migrasi Internal dan Internasional dan Angkatan Kerja Indonesia . . . 143

5.4. Perkembangan Pendapatan Migran Internal, Devisa Migran Internasional dan Perekonomian Indonesia . . . . . . 147

VI. HASIL ESTIMASI MODEL EKONOMI MIGRASI INDONESIA 6.1. Blok Migrasi Internal dan Internasional . . . 153

6.1.1. Migrasi Internal . . . . . . 155

6.1.1.1. Migran Masuk dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Pulau Lain ke Jawa . . . 155

6.1.1.2. Total Migran Masuk . . . 162

6.1.1.3. Migrasi Keluar dari Jawa ke Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Pulau Lain . . . 163

6.1.1.4. Total Migran Keluar . . . 170

6.1.2. Migrasi Internasional . . . 171

6.1.2.1. Migran dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Pulau Lain ke Malaysia . . . 174

6.1.2.2. Migran dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Pulau Lain ke Arab Saudi . . . 185

6.1.2.3. Migran dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Pulau Lain ke Singapura . . . 192


(16)

Sulawesi dan Pulau Lain ke Hongkong. . . . 199 6.1.2.5. Total Migrasi Internasional . . . 205 6.2. Blok Pasar Kerja . . . 206

6.2.1. Permintaan Tenaga Kerja di Jawa, Sumatera,

Kalimantan, Sulawesi dan Pulau Lain . . . 207 6.2.2. Penawaran Tenaga Kerja di Jawa, Sumatera,

Kalimantan, Sulawesi dan Pulau Lain . . . 214 6.2.3. Pengangguran di Jawa, Sumatera, Kalimantan,

Sulawesi dan Pulau Lain . . . 222 6.2.4. Upah di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan

Pulau Lain . . . .. . 223 6.3. Blok Makroekonomi . . . 232

6.3.1. Produk Domestik Regional Bruto di Jawa, Sumatera,

Kalimantan, Sulawesi dan Pulau Lain . . . 232 6.3.2. Pendapatan Disposibel di Jawa, Sumatera, Kalimantan,

Sulawesi dan Pulau Lain . . . .. . 232 6.3.3. Konsumsi Rumah Tangga di Jawa, Sumatera,

Kalimantan, Sulawesi dan Pulau Lain . . . 233 6.3.4. Investasi di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan

Pulau Lain . . . 241 6.3.5. Devisa dari Tenaga Kerja Migran Internasional asal

Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Pulau Lain . 247

VII. DAMPAK KEBIJAKAN MIGRASI TERHADAP PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

7.1. Hasil Validasi Model . . . 254 7.2. Hasil Simulasi Kebijakan Periode Peramalan 2009- 2012 . . . 255 7.2.1. Simulasi Peningkatan Upah Minimum Regional di Jawa

10 Persen dan Upah Minimum Regional di Sumatera,

Kalimantan, Sulawesi dan Pulau Lain 15 Persen . . . 261 7.2.2. Simulasi Depresiasi Nilai Tukar Rupiah 5 Persen . . . 266 7.2.3. Simulasi Penurunan Suku Bunga 2 Persen dan

Depresiasi Nilai Tukar 5 Persen . . . 270 7.2.4. Simulasi Peningkatan Pengeluaran Infrastruktur di Jawa 10 Persen dan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi

dan Pulau Lain 20 Persen . . . 274


(17)

7.2.5. Simulasi Depresiasi Nilai Tukar 5 Persen, Penurunan Suku Bunga 2 Persen dan Peningkatan Pengeluaran Infrastruktur di Jawa 10 Persen dan di Luar Jawa

20 Persen . . . . . . 279

7.3. Rangkuman dan Sintesis Dampak Simulasi Kebijakan Migrasi Internal dan Internasional terhadap Pasar Kerja dan Perekonomian Indonesia . . . .. . . 282

7.3.1. Rangkuman Dampak Simulasi Kebijakan Migrasi Internal dan Internasional terhadap Pasar Kerja dan Perekonomian Indonesia . . . 282

7.3.2. Sintesis Kebijakan Ketenagakerjaan dan Migrasi di Indonesia . . . 287

7.3.3. Sintesis Dampak Simulasi Kebijakan Migrasi Internal dan Internasional terhadap Pasar Kerja dan Perekonomian Indonesia . . . . . . 295

VIII. SIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN 8.1. Simpulan . . . 300

8.2. Implikasi Kebijakan . . . 302

8.3. Saran Penelitian Lanjutan . . . .. . . . 303

DAFTAR PUSTAKA . . . 305

LAMPIRAN . . . 312


(18)

Nomor Halaman

1. Jumlah Industri dan Pekerja yang Tersebar pada Pusat-pusat Industri

di Indonesia Tahun 2006 . . . 4 2. Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Menurut Kawasan Tahun

2001-2006. . . . .. . . .. . . 6 3. Penerimaan Devisa dari Tenaga Kerja Migran Indonesia Menurut

Kawasan Tahun 2002-2005 . . . .. . . 7 4. Jumlah Penduduk dan Pengangguran di Indonesia Berdasarkan Pulau

Tahun 2001-2005 . . . 8 5. Rata-rata Upah/Gaji Bersih Pekerja Selama Sebulan Menurut Pulau

di Indonesia Tahun 2002-2006 . . . 9 6. Studi Terdahulu Mengenai Migrasi, Pasar Kerja dan Perekonomian . . 45 7. Perkembangan Jumlah Penduduk, Penduduk Usia Kerja, Angkatan

Kerja dan Bukan Angkatan Kerja Tahun 2000-2005 . . . 61 8. Jumlah dan Rata-rata Pertumbuhan Migrasi Masuk Seumur Hidup

Menurut Pulau di Indonesia Tahun 1985-2005 . . . 132 9. Jumlah dan Rata-rata Pertumbuhan Migrasi Keluar Seumur Hidup

Menurut Pulau di Indonesia Tahun 1985-2005. . . . . 135 10. Jumlah Tenaga Kerja Migran Internasional Menurut Pulau dan

Negara Tujuan Tahun 1985-2005 . . . 137 11. Jumlah Tenaga Kerja Migran Internasional dan Penerimaan Devisa

(Remittances) Menurut Pulau Tahun 1985-2005 . . . 140 12. Jumlah Migran Internal dan Internasional, Angkatan Kerja Menurut

Pulau di Indonesia Tahun 1985-2005 . . . .

144 13. Pendapatan Migran Internal, Devisa Migran Internasional, Konsumsi

Rumah Tangga dan Produk Domestik Regional Bruto Menurut Pulau

di Indonesia Tahun 1985-2005 . . . .. . . . 149 14. Hasil Estimasi Persamaan Migran Masuk dari Sumatera ke Jawa . . . 156 15. Hasil Estimasi Persamaan Migran Masuk dari Kalimantan ke Jawa . 159 16. Hasil Estimasi Persamaan Migran Masuk dari Sulawesi ke Jawa . . . . 160


(19)

17. Hasil Estimasi Persamaan Migran Masuk dari Pulau Lain ke Jawa . . . 162

18. Hasil Estimasi Persamaan Migran Keluar dari Jawa ke Sumatera . . . . 164

19. Hasil Estimasi Persamaan Migran Keluar dari Jawa ke Kalimantan . 167 20. Hasil Estimasi Persamaan Migran Keluar dari Jawa ke Sulawesi . . . . 168

21. Hasil Estimasi Persamaan Migran Keluar dari Jawa ke Pulau Lain . . 169

22. Hasil Estimasi Persamaan Migran dari Jawa ke Malaysia . . . 176

23. Hasil Estimasi Persamaan Migran dari Sumatera ke Malaysia . . . 178

24. Hasil Estimasi Persamaan Migran dari Kalimantan ke Malaysia . . . . 181

25. Hasil Estimasi Persamaan Migran dari Sulawesi ke Malaysia . . . 183

26. Hasil Estimasi Persamaan Migran dari Pulau Lain ke Malaysia . . . 184

27. Hasil Estimasi Persamaan Migran dari Jawa ke Arab Saudi . . . 186

28. Hasil Estimasi Persamaan Migran dari Sumatera ke Arab Saudi . . . 188

29. Hasil Estimasi Persamaan Migran dari Kalimantan ke Arab Saudi . . . 188

30. Hasil Estimasi Persamaan Migran dari Sulawesi ke Arab Saudi . . . . 189

31. Hasil Estimasi Persamaan Migran dari Pulau Lain ke Arab Saudi . . . 190

32. Hasil Estimasi Persamaan Migran dari Jawa ke Singapura . . . 192

33. Hasil Estimasi Persamaan Migran dari Sumatera ke Singapura . . . 193

34. Hasil Estimasi Persamaan Migran dari Kalimantan ke Singapura . . . . 195

35. Hasil Estimasi Persamaan Migran dari Sulawesi ke Singapura . . . 196

36. Hasil Estimasi Persamaan Migran dari Pulau Lain ke Singapura . . . . 198

37. Hasil Estimasi Persamaan Migran dari Jawa ke Hongkong . . . 200

38. Hasil Estimasi Persamaan Migran dari Sumatera ke Hongkong . . . 202

39. Hasil Estimasi Persamaan Migran dari Kalimantan ke Hongkong . . . 203

40. Hasil Estimasi Persamaan Migran dari Sulawesi ke Hongkong . . . 204

41. Hasil Estimasi Persamaan Migran dari Pulau Lain ke Hongkong . . . . 205 vii


(20)

43. Hasil Estimasi Persamaan Permintaan Tenaga Kerja di Sumatera . . . . 210

44. Hasil Estimasi Persamaan Permintaan Tenaga Kerja di Kalimantan . . 211

45. Hasil Estimasi Persamaan Permintaan Tenaga Kerja di Sulawesi . . . . 212

46. Hasil Estimasi Persamaan Permintaan Tenaga Kerja di Pulau Lain. . . 213

47. Hasil Estimasi Persamaan Penawaran Tenaga Kerja di Jawa . . . 216

48. Hasil Estimasi Persamaan Penawaran Tenaga Kerja di Sumatera . . . . 217

49. Hasil Estimasi Persamaan Penawaran Tenaga Kerja di Kalimantan . . 219

50. Hasil Estimasi Persamaan Penawaran Tenaga Kerja di Sulawesi . . . . 221

51. Hasil Estimasi Persamaan Penawaran Tenaga Kerja di Pulau Lain . . 222

52. Hasil Estimasi Persamaan Upah di Jawa . . . . . . 225

53. Hasil Estimasi Persamaan Upah di Sumatera . . . 227

54. Hasil Estimasi Persamaan Upah di Kalimantan. . . . . . 228

55. Hasil Estimasi Persamaan Upah di Sulawesi . . . . . . 230

56. Hasil Estimasi Persamaan Upah di Pulau Lain . . . 231

57. Hasil Estimasi Persamaan Konsumsi Rumah Tangga di Jawa . . . 235

58. Hasil Estimasi Persamaan Konsumsi Rumah Tangga di Sumatera. . . . 237

59. Hasil Estimasi Persamaan Konsumsi Rumah Tangga di Kalimantan . 238 60. Hasil Estimasi Persamaan Konsumsi Rumah Tangga di Sulawesi. . . . 239

61. Hasil Estimasi Persamaan Konsumsi Rumah Tangga di Pulau Lain . . 240

62. Hasil Estimasi Persamaan Total Investasi di Jawa . . . 243

63. Hasil Estimasi Persamaan Total Investasi di Sumatera . . . 244

64. Hasil Estimasi Persamaan Total Investasi di Kalimantan . . . 245

65. Hasil Estimasi Persamaan Total Investasi di Sulawesi . . . 246

66. Hasil Estimasi Persamaan Total Investasi di Pulau Lain . . . 247 viii


(21)

67. Hasil Estimasi Persamaan Devisa dari Tenaga Kerja Migran

Internasional asal Jawa . . . . . . . . . 249 68. Hasil Estimasi Persamaan Devisa dari Tenaga Kerja Migran

Internasional asal Sumatera. . . . . . . . . 250 69. Hasil Estimasi Persamaan Devisa dari Tenaga Kerja Migran

Internasional asal Kalimantan .. . . . . . . . . 251 70. Hasil Estimasi Persamaan Devisa dari Tenaga Kerja Migran

Internasional asal Sulawesi . . . . . . . . . 252 71. Hasil Estimasi Persamaan Devisa dari Tenaga Kerja Migran

Internasional asal Pulau Lain . . . . . . . . . 253 72. Hasil Peramalan Variabel Endogen Tanpa Alternatif Kebijakan (Nilai

Dasar) Tahun 2009-2012 . . . .. . . 258 73. Hasil Simulasi Peningkatan Upah Minimum Regional di Jawa 10

Persen dan Upah Minimum Regional di Sumatera, Kalimantan,

Sulawesi dan Pulau Lain 15 Persen (Simulasi 1) . . . 263 74. Hasil Simulasi Depresiasi Nilai Tukar 5 Persen (Simulasi 2) . . . . . . 268 75. Hasil Simulasi Penurunan Suku Bunga 2 Persen dan Depresiasi Nilai

Tukar 5 Persen (Simulasi 3) . . . . . . 272 76. Hasil Simulasi Peningkatan Pengeluaran Infrastruktur di Jawa 10

Persen dan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Pulau Lain 20

Persen (Simulasi 4) . . . .. . . 276 77. Hasil Simulasi Depresiasi Nilai Tukar 5 Persen, Penurunan Suku

Bunga 2 Persen dan Peningkatan Pengeluaran Infrastruktur di Jawa

10 Persen dan di Luar Jawa 20 Persen (Simulasi 5) . . . 280 78. Rangkuman Dampak Simulasi Kebijakan Peramalan Tahun

2009-2012 . . . .. . . . . . . 284


(22)

Nomor Halaman

1. 2.

3. 4. 5. 6.

Jumlah Remittances TKI untuk Indonesia Tahun 1983-2005 ………. Faktor-faktor yang Terdapat di Daerah Asal dan Daerah Tujuan serta Rintangan Antara……….. Pilihan Kesempatan Kerja yang Optimal untuk Upah Riil Tertentu…. Hubungan Migrasi dan Pasar Kerja . . . . .. . . . Keterkaitan antara Remittances dan Pembangunan Ekonomi ………. Hubungan antara Migrasi, Pasar Kerja, dan Variabel

Makroekonomi……….. 7

47 64 79 82

83


(23)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Perkembangan Migrasi Masuk, Migrasi Keluar dan Migrasi Besih

Tahun 1980, 1990, 1995 dan 2000 . . . . . . .. . 313 2. Sumber Data . . .

314 3a. Program Estimasi Parameter Model Ekonomi Migrasi Indonesia

Menggunakan Prosedur SYSLIN Metode 2SLS dengan Program

SAS/ETS Versi 9*) . . . . . . 316 3b. Program Estimasi Parameter Model Ekonomi Migrasi Indonesia

Menggunakan Prosedur SYSLIN Metode 2SLS dengan Program

SAS/ETS Versi 9 . . . .. . . 319 4. Hasil Estimasi Parameter Model Ekonomi Migrasi Indonesia

Menggunakan Prosedur SYSLIN Metode 2SLS dengan Program

SAS/ETS Versi 9 . . . . . . 322 5. Program Validasi Model Ekonomi Migrasi Indonesia Tahun

2001-2006 Menggunakan Prosedur SIMNLIN Metode Newton dengan

Program SAS/ETS Versi 9. . . 328 6. Hasil Validasi Model Ekonomi Migrasi Indonesia Tahun

2001-2006 Menggunakan Prosedur SIMNLIN Metode Newton dengan

Program SAS/ETS Versi 9. . . . . . 333 7. Program Peramalan Variabel Eksogen Model Ekonomi Migrasi

Indonesia Tahun 2009-2012 Menggunakan Prosedur Forecast Metode Trend-Linier Stepwise Autoregressive dengan Program

SAS/ETS Versi 9. . . . . . 340 8. Hasil Peramalan Variabel Eksogen Model Ekonomi Migrasi

Indonesia Tahun 2009-2012 Menggunakan Prosedur FORECAST Metode Trend-Linier Stepwise Autoregressive dengan Program

SAS/ETS Versi 9 . . . .. . . 342 9. Program Peramalan Nilai Konstanta Variabel Endogen Model

Ekonomi Migrasi Indonesia Tahun 2009-2012 Menggunakan Prosedur FORECAST Metode Trend-Linier Stepwise

Autoregressive dengan Program SAS/ETS Versi 9 . . . 362 10. Program Peramalan Variabel Endogen Model Ekonomi Migrasi

Indonesia Tahun 2009-2012 Menggunakan Prosedur SIMNLIN

Metode Newton dengan Program SAS/ETS Versi 9 . . . . 363


(24)

Indonesia Tahun 2009-2012 Menggunakan Prosedur SIMNLIN

Metode Newton dengan Program SAS/ETS Versi 9 . . . 368


(25)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Migrasi merupakan perpindahan orang dari daerah asal ke daerah tujuan. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan dengan kedua daerah tersebut. Tujuan utama migrasi adalah meningkatkan taraf hidup migran dan keluarganya, sehingga umumnya mereka mencari pekerjaan yang dapat memberikan pendapatan dan status sosial yang lebih tinggi di daerah tujuan (Tjiptoherijanto, 2000).

Sejalan dengan definisi tersebut, Martin (2003) menyatakan migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain, yang terjadi karena adanya perbedaan kondisi kedua daerah tersebut. Perbedaan terbesar yang mendorong terjadinya migrasi adalah kondisi ekonomi dan non ekonomi. Berdasarkan pengelompokannya, maka faktor yang mendorong migran untuk migrasi

dibedakan dalam tiga kategori, yaitu faktor demand pull, supply push dan

network. Faktor demand pull terjadi jika ada permintaan tenaga kerja dari daerah

tujuan, seperti tenaga kerja Meksiko yang direkrut untuk bekerja pada sektor pertanian di Amerika. Faktor supply push terjadi jika tenaga kerja sudah tidak

mungkin lagi memperoleh pekerjaan di daerahnya sendiri, sehingga mendorong

mereka untuk migrasi ke daerah lain. Network factor merupakan faktor yang

dapat memberi informasi bagi migran dalam mengambil keputusan untuk migrasi. Menurut Osaki (2003) migrasi penduduk terjadi karena adanya keperluan

tenaga kerja yang bersifat hakiki (intrinsic labor demand) pada masyarakat

industri modern. Pernyataan ini merupakan salah satu aliran yang menganalisis

keinginan seseorang melakukan migrasi yang disebut dengan dual labor market


(26)

tertentu pada daerah atau negara yang telah maju. Oleh karena itu migrasi bukan hanya terjadi karena push factors yang ada pada daerah asal tetapi juga adanya

pull factors pada daerah tujuan.

Aliran new economics of migration, beranggapan migrasi penduduk tidak

hanya berkaitan dengan pasar kerja saja, tetapi berkaitan juga dengan keputusan lingkungan terdekat migran, terutama keluarganya. Berbeda dengan keputusan individu, keputusan keluarga lebih mampu menangani resiko dalam rumah tangga pada saat migrasi dilakukan, yaitu melalui diversifikasi alokasi sumber daya yang mereka miliki, seperti alokasi tenaga kerja keluarga. Beberapa anggota keluarga tetap berada di daerah asal, sementara yang lain bekerja di daerah atau negara lain. Alokasi tersebut merupakan upaya untuk meminimalkan resiko kegagalan yang dapat terjadi akibat migrasi. Selain itu, jika pasar kerja lokal tidak memungkinkan anggota keluarga yang berada di daerah asal memperoleh

penghasilan yang memadai, maka pengiriman uang (remittances) yang dikirim

oleh anggota keluarga yang bekerja di luar daerah atau luar negara dapat membantu ekonomi rumah tangga (Stark, 1991).

Menurut Todaro (1998) migrasi internal sebagai proses alamiah yang menyalurkan surplus tenaga kerja di daerah pedesaan ke sektor industri modern di kota yang daya serap tenaga kerjanya lebih tinggi. Proses ini dipandang positif secara sosial, karena memungkinkan berlangsungnya suatu pergeseran sumberdaya manusia dari lokasi yang produk marjinal sosialnya nol ke lokasi yang produk marjinal sosialnya bukan hanya positif tetapi juga akan terus meningkat sehubungan dengan adanya akumulasi modal dan kemajuan teknologi.

Berdasarkan teori-teori tersebut terlihat bahwa tujuan utama migrasi adalah meningkatkan taraf hidup migran dan keluarganya, sehingga masalah


(27)

3 migrasi masih dipandang sebagai suatu hal yang positif dalam pembangunan ekonomi. Fakta yang terjadi di negara berkembang berbeda dengan pandangan tersebut, dimana arus migrasi tenaga kerja dari pedesaan yang umumnya bekerja pada sektor pertanian jauh melampaui tingkat penciptaan atau penambahan lapangan pekerjaan khususnya sektor industri atau jasa-jasa layanan sosial di perkotaan.

Pesatnya pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga merupakan penyebab meningkatnya jumlah penduduk migran. Sektor industri yang merupakan salah satu faktor penggerak dalam pertumbuhan ekonomi, menjadi faktor penarik bagi migran yang berharap mendapat kesempatan kerja yang lebih baik. Kondisi ini juga terjadi di Indonesia, dimana Jawa yang merupakan daerah paling berkembang sektor industrinya dibanding daerah lain di Indonesia menjadi daerah tujuan utama migran luar Jawa untuk migrasi ke daerah tersebut.

Tabel 1 memperlihatkan jumlah industri dan pekerja yang tersebar pada pusat-pusat industri di Indonesia. Tabel tersebut memperlihatkan sekitar 90 persen jumlah industri pada pusat-pusat industri di Indonesia terdapat di pulau Jawa dan 42.7 persen diantaranya terdapat di Jawa Barat. Perkembangan industri ini mempengaruhi tumbuhnya kawasan bisnis dan jasa pendukung lainnya. Kondisi infrastruktur, transportasi, layanan publik, bisnis dan jasa di daerah tersebut terus membaik, sehingga keinginan migran dari luar Jawa untuk migrasi ke Jawa terus meningkat. Akibatnya jumlah migran yang datang ke pulau tersebut melebihi jumlah kesempatan kerja yang tersedia.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka migrasi tenaga kerja tidak dapat lagi mengatasi kelebihan permintaan tenaga kerja pada sektor industri di Jawa.


(28)

Sebaliknya, migrasi dapat menyebabkan surplus tenaga kerja dan memperburuk masalah pengangguran di daerah tersebut.

Tabel 1. Jumlah Industri dan Pekerja yang Tersebar pada Pusat-pusat Industri di Indonesia Tahun 2006

Jumlah Industri Jumlah Pekerja Wilayah

Unit Persen Orang Persen

Sumatera DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Sulawesi 900 1890 4524 567 2539 176 8.49 17.84 42.70 5.35 23.96 1.66 225469 363901 1269600 171880 502209 20080 8.83 14.25 49.73 6.73 19.67 0.79

Total 10596 100.00 2553139 100.00

Sumber : Litbang Kompas, 2006 (diolah).

Lampiran 1 menunjukkan perkembangan migrasi internal yang terjadi di Indonesia yang terdiri dari migrasi masuk, migrasi keluar dan total migrasi selama periode 1980-2000. Lampiran tersebut memperlihatkan selama periode 1980 migrasi masuk terbanyak terdapat di DKI Jakarta dan Lampung, tetapi pada periode selanjutnya terdapat di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Sedangkan migrasi keluar terbanyak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur, tetapi jika ditinjau dari migrasi bersih, maka jumlah migrasi terbesar terdapat di DKI Jakarta.

Sebagai suatu negara dengan tingkat pertumbuhan penduduk dan tingkat pengangguran yang tinggi, maka migrasi tenaga kerja ke luar negeri (migrasi internasional) merupakan salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut. Migrasi internasional merupakan proses perpindahan penduduk suatu negara ke negara lain. Umumnya orang melakukan migrasi ke luar negeri untuk memperoleh kesejahteraan ekonomi yang lebih baik bagi dirinya dan keluarganya. Suatu fakta memperlihatkan bahwa pengangguran, upah yang rendah, prospek


(29)

5 karir yang kurang menjanjikan untuk orang-orang yang berpendidikan tinggi dan resiko untuk melakukan investasi di dalam negeri merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan migrasi ke luar negeri (Solimano, 2001).

Saat ini Indonesia dihadapkan pada masalah tenaga kerja, yaitu tingginya jumlah pengangguran. Kondisi ini terjadi karena jumlah penduduk usia kerja dan kasus Pemutusan Hubungan Kerja yang terus meningkat akibat krisis ekonomi. Sekitar Februari 2005 dan 2006 penduduk usia kerja tumbuh dari 155.6 juta orang menjadi 159.3 juta orang atau bertambah 3.7 juta orang. Angkatan kerja meningkat dari 105.8 juta orang menjadi 106.3 juta orang atau bertambah 479 ribu orang. Jumlah pekerja meningkat dari 94.9 juta orang menjadi 95.2 juta orang atau meningkat sebanyak 229 ribu orang. Sementara jumlah penganggur meningkat dari 10.8 juta orang menjadi 11.1 juta orang atau bertambah 250 ribu orang (BPS, 2006). Melihat kondisi ini, pemerintah melalui menteri tenaga kerja berusaha untuk mengurangi jumlah pengangguran dengan mengirim tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.

Migrasi internasional merupakan fenomena menarik dalam mengatasi masalah tenaga kerja di Indonesia. Pada situasi tingkat pengangguran yang terus meningkat, Indonesia mendapatkan keuntungan dari mengirimkan tenaga kerja ke luar negeri. Selain dapat mengatasi masalah pengangguran, pengiriman tenaga kerja migran juga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya dan menambah devisa negara.

Negara-negara tujuan utama migran adalah Malaysia, Timur Tengah, Singapura dan Hongkong, dan sejak tahun 2005 terjadi penambahan permintaan tenaga kerja migran Indonesia ke Taiwan dalam jumlah yang cukup besar. Kondisi ini terjadi karena terbukanya kesempatan kerja di negara-negara tersebut.


(30)

Tabel 2 memperlihatkan penempatan tenaga kerja migran Indonesia menurut kawasan tahun 2001-2006.

Tabel 2. Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Menurut Kawasan Tahun 2001-2006

(Orang)

Negara

Tujuan 2001 2002 2003 2004 2005 2006

Saudi Arabia Malaysia Singapura Brunei Hongkong Jepang Korea Taiwan Belanda Amerika Serikat Negara lain 103235 110490 34295 5773 23929 1543 3391 38119 19 138 16267 213603 152680 16071 8502 20431 444 4273 35922 1268 40 26460 169038 89439 6103 1146 3509 100 7495 1930 30 171 12730 203446 127175 9131 6503 14183 85 2924 969 3 17 16254 150235 201887 25087 4978 12143 102 4506 48576 0 0 26796 307427 270099 9075 2780 13613 21 3100 28090 0 0 45795

Total 339200 481696 293694 380690 474310 680000

Sumber: Depnakertrans, 2006.

Tabel 2 memperlihatkan adanya peningkatan pengiriman tenaga kerja migran dari tahun ke tahun. Peningkatan ini disebabkan oleh selain disebabkan oleh faktor pendorong, juga disebabkan oleh adanya faktor penarik. Faktor penarik dapat dilihat dari tingginya permintaan tenaga kerja migran Indonesia untuk bekerja di luar negeri, khususnya tenaga kerja profesional. Tenaga kerja migran profesional yang dibutuhkan oleh negara tujuan adalah perawat dan pekerja pada restoran, tetapi hingga saat ini tenaga kerja migran internasional yang bersedia bekerja di luar negeri adalah tenaga kerja dengan tingkat pendidikan rendah.

Pengiriman tenaga kerja migran dalam jumlah besar akan memberikan sumbangan devisa yang besar bagi negara. Devisa ini diperoleh dari kiriman uang (remittances) tenaga kerja migran kepada anggota keluarganya yang meningkat

cepat dalam beberapa tahun terakhir. Gambar 1 memperlihatkan tahun 2005 jumlah remittances mencapai lebih dari 3 milyar dollar Amerika.


(31)

7

Gambar 1. Jumlah Remittances Tenaga Kerja Migran untuk Indonesia Tahun 1983-2005

Depnakertrans menargetkan tahun 2006 perolehan devisa dari kiriman uang tenaga kerja migran kepada keluarganya sebesar lima hingga tujuh milyar dolar Amerika. Jumlah ini lebih tinggi dibanding devisa selama tahun 2005 yaitu sekitar 3 milyar dollar Amerika yang berasal dari tenaga kerja migran yang dikirim ke 15 negara tujuan seperti Jepang, Taiwan dan Qatar. Tabel 3 memperlihatkan jumlah devisa yang diperoleh negara dengan pengiriman tenaga kerja migran selama tahun 2002-2005.

Tabel 3. Penerimaan Devisa dari Tenaga Kerja Migran Indonesia Menurut Kawasan Tahun 2002-2005

2002 2003 2004 2005 Kawasan

TKI (Orang)

Devisa (000 US $)

TKI (Orang) Devisa (000 US$) TKI (Orang) Devisa (000 US$) TKI (Orang) Devisa (000 US$) Asia Pasifik Amerika Eropa TimTeng dan Afrika 238324 40 68 241961 1812660.8 221.8 443.5 384693.7 109722 171 202 183770 834531.0 948.0 1317.5 292175.8 160970 17 4 219699 1224316.5 119.7 123.8 349229.9 297291 0 0 177019 2628147.7 0 0 281386.5

Total 480393 2198019.8 293865 1128972.3 380690 1573789.9 474310 2909534.2 Sumber: Depnakertrans, Ditjen PPTKLN


(32)

1.2. Perumusan Masalah

Ketimpangan pasar kerja merupakan masalah utama dalam proses pembangunan di Indonesia. Ketimpangan ini terjadi karena jumlah angkatan kerja di Indonesia jauh lebih besar dibanding kemampuan penyerapan tenaga kerja, sehingga jumlah penggangguran semakin meningkat.

Migrasi dianggap sebagai suatu proses alamiah yang menyalurkan surplus tenaga kerja pada suatu daerah ke daerah yang tingkat daya serap tenaga kerjanya tinggi, khususnya daerah-daerah yang mempunyai sektor industri modern. Jawa yang merupakan salah satu daerah yang paling berkembang sektor industrinya di Indonesia menjadi daerah tujuan migran yang paling diminati oleh migran dari luar Jawa.

Ditinjau dari jumlah penduduk dan pengangguran, Jawa merupakan kawasan yang paling besar jumlah penduduk dan penganggurannya yaitu 60 persen dari total penduduk dan pengangguran di Indonesia terdapat di pulau tersebut. Namun kondisi ini tidak menurunkan keinginan penduduk di luar Jawa untuk migrasi ke Jawa. Tabel 4 memperlihatkan jumlah penduduk dan pengangguran di Indonesia berdasarkan pulau tahun 2001-2005.

Tabel 4. Jumlah Penduduk dan Pengangguran di Indonesia Berdasarkan Pulau Tahun 2001-2005

Penduduk (000 orang) Pengangguran (000 orang) Pulau 2001 2005 Pertumbuhan (%) 2001 2005 Pertumbuhan (%) Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Pulau Lain 39139 121621 11117 14600 15154 46294 127793 12583 15998 16536 3.4 1.0 2.5 1.8 1.8 1461 5227 299 619 398 2147 6884 428 856 561 8.0 5.7 7.4 6.7 7.1


(33)

9 Kondisi yang diperlihatkan pada Tabel 4 memperkuat asumsi Todaro yang menyatakan migrasi merupakan fenomena ekonomi, dimana keputusan untuk migrasi merupakan keputusan yang rasional. Para migran tetap migrasi ke daerah tujuan, meskipun pengangguran cukup tinggi di daerah tersebut. Tindakan ini dilakukan mereka karena alasan yang kuat yaitu adanya perbedaan upah dan pendapatan antara daerah asal dan daerah tujuan. Para migran selalu membandingkan dan mempertimbangkan pasar tenaga kerja yang tersedia bagi mereka di daerah asal dan daerah tujuan. Kemudian akan memilih salah satunya jika dapat memaksimumkan keuntungan (Todaro, 1998).

Ditinjau dari sisi upah yang berlaku pada masing-masing pulau di Indonesia, asumsi tersebut belum sesuai dengan kondisi yang terjadi di Indonesia. Kondisi ini dapat dilihat pada Tabel 5 yang menunjukkan rata-rata upah/gaji bersih pekerja selama sebulan menurut pulau di Indonesia.

Tabel 5. Rata-rata Upah/Gaji Bersih Pekerja Selama Sebulan Menurut Pulau di Indonesia Tahun 2002-2006

Upah/Gaji (Rp/Bulan) Pulau

2002 2003 2004 2005 2006

Pertumbuhan (persen) Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Pulau Lain 711585 753265 908281 623080 678670 754925.3 751181.6 927990.5 742939.2 797556.7 798265 749100 947700 862800 916440 784945 755550 975145 739025 903890 870985 802885 1021670 803015 949305 4.1 1.3 2.4 5.2 6.9 Sumber : Badan Pusat Statistik 2002-2006

Tabel 5 memperlihatkan rata-rata upah tertinggi terdapat di Kalimantan. Sedangkan rata-rata upah di Jawa lebih rendah dibandingkan dengan upah yang berlaku di luar Jawa, tetapi Jawa tetap menjadi daerah tujuan utama para migran di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan suatu penelitian untuk melihat faktor apa


(34)

yang mempengaruhi penduduk dari pulau-pulau lain di luar Jawa migrasi ke Pulau Jawa.

Kenyataan ini memperlihatkan migrasi internal khususnya migrasi masuk ke Jawa dapat menyebabkan surplus tenaga kerja dan meningkatkan masalah pengangguran di pulau tersebut. Oleh karena itu beberapa kebijakan telah ditetapkan pemerintah untuk mengatasi masalah terkonsentrasinya penduduk di Pulau Jawa, terutama pasca kemerdekaan. Kebijakan tersebut adalah undang-undang yang mengatur penyelenggaraan transmigrasi (Undang-Undang Nomor 29/1960 tentang pokok-pokok penyelenggaraan transmigrasi, yang kemudian disempurnakan dengan undang-undang nomor 3/1972 tentang ketentuan-ketentuan pokok transmigrasi dan Undang-Undang Nomor 15/1997 tentang ketransmigrasian). Pada Undang-Undang Nomor 29/1960 lebih menitik beratkan pada jenis penempatan transmigrasi spontan secara teratur dalam jumlah yang besar. Undang-Undang Nomor 3/1972 menitikberatkan pada penempatan penduduk di wilayah-wilayah strategis, dan adanya berbagai sanksi atas pelanggaran perundang-undangan sebagai pelanggaran hukum. Undang-Undang Nomor 15/1997 berorientasi pada pengaturan pemukiman dan lahan, serta memperbaiki sarana jalan dan transportasi di daerah tujuan (Warsono, 2004).

Kebijakan migrasi yang berjalan hingga saat ini merupakan kebijakan bersifat direct policy yang mengatur perpindahan penduduk berdasarkan tingkat

kepadatan penduduk. Tetapi hingga saat ini kebijakan tersebut belum mampu mengatasi masalah distribusi penduduk tersebut, yang terlihat dari tingginya jumlah migran masuk ke Jawa dibanding jumlah migran keluar dari pulau tersebut.


(35)

11 Satu hal yang memungkinkan dalam mengatasi masalah pengangguran yang semakin tinggi adalah meningkatkan migrasi internasional. Seperti halnya migrasi internal, motif utama migrasi internasional juga ekonomi. Rendahnya tingkat upah dan kesempatan kerja di dalam negeri merupakan pendorong migrasi tenaga kerja ke luar negeri khususnya ke negara kaya dan negara industri yang mempunyai kesempatan kerja dan upah yang lebih tinggi.

Syahriani (2007) menyatakan banyak faktor yang memotivasi para pekerja Indonesia memilih bekerja di luar negeri diantaranya peluang kerja yang terbatas, upah yang rendah, dan kemiskinan mendorong seseorang meninggalkan negaranya untuk mencari kehidupan yang lebih baik di negara lain. Para migran ini pergi ke negara tujuan yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibanding negara asalnya.

Berbeda dengan migrasi internal, dalam migrasi internasional, para migran tidak dapat memutuskan dengan bebas dalam mencari pekerjaan di negara tujuan. Tetapi negara tujuan yang memutuskan menerima migran tersebut sesuai kebutuhannya. Negara tujuan dapat memilih tenaga-tenaga ahli dan terampil yang sedang dibutuhkan. Hal ini merupakan keuntungan ekonomi bagi negara tujuan. Keuntungan ekonomi bagi negara asal adalah berkurangnya tekanan terhadap pasar kerja di dalam negeri, dan sumber penerimaan devisa melalui kiriman uang mereka kepada keluarganya (Solimano, 2001).

Dampak positif dari migrasi tenaga kerja ke luar negeri adalah berkurangnya tekanan terhadap pasar kerja di dalam negeri. Dampak tersebut semakin dirasakan karena tenaga kerja tersebut adalah penganggur atau mereka yang bekerja sebelum berangkat ke luar negeri tetapi pekerjaannya dengan mudah


(36)

dapat digantikan oleh penganggur atau setengah menganggur yang ada pada pasar kerja dalam negeri.

Salah satu masalah dalam migrasi internasional yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia adalah belum mampunya pemerintah memenuhi permintaan luar negeri terhadap tenaga kerja profesional, karena hingga saat ini sebagian besar tenaga kerja migran yang bersedia bekerja ke luar negeri didominasi oleh tenaga kerja dengan tingkat pendidikan rendah. Umumnya mereka bekerja pada sektor informal sebagai pembantu rumah tangga, buruh di perkebunan atau sopir. Sedangkan tenaga kerja dengan pendidikan tinggi lebih banyak memilih untuk bekerja di dalam negeri.

Beberapa kebijakan juga telah ditetapkan pemerintah untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam migrasi internasional. Mulai dari undang-undang penempatan dan perlindungan tenaga kerja migran (Undang-Undang RI Nomor 39/2004, Keputusan Presiden RI Nomor 29/1999, dan Keputusan Menakertrans RI Nomor: Kep-104 A/Men/2002), pembekalan keterampilan hingga pengenalan budaya dan bahasa negara tujuan migran (Peraturan Menakertrans RI Nomor: Per.04/Men/II/2005, Keputusan Menakertrans RI nomor: kep-80/Men/V/2004). Secara umum tujuan kebijakan tersebut adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kerja migran internasional. Secara khusus tujuannya untuk mengurangi pengangguran di dalam negeri, dan meningkatkan devisa negara melalui remittances mereka kepada keluarganya.

Salah satu tahapan sederhana dalam memahami pentingnya fenomena migrasi adalah memaklumi bahwa setiap kebijakan ekonomi yang mempengaruhi pendapatan riil penduduk baik secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi proses migrasi. Selanjutnya migrasi juga akan mengubah


(37)

13 pola kegiatan ekonomi, dan mengubah pola distribusi pendapatan penduduk. Kondisi ini sesuai dengan pernyataan Stark (1982); Stark dan Bloom (1985), yaitu migrasi memberi jalan yang lebih baik bagi kehidupan rumah tangga migran, yang terlihat dari pengiriman uang untuk anggota keluarganya. Hal ini tidak dapat diabaikan dalam perkembangan ekonomi, karena pengiriman uang tersebut menjadi sumber pendapatan rumah tangga. Kondisi ini dapat meningkat-kan tabungan rumah tangga, memfasilitasi perdagangan barang dan mengubah distribusi pendapatan lokal (Osaki, 2003). Namun demikian diperlukan suatu analisis untuk mengetahui apakah kondisi ini juga terjadi di Indonesia.

Berdasarkan kenyataan tersebut maka peneliti berkeinginan untuk mengkaji lebih dalam tentang :

1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi migrasi internal dan internasional di Indonesia ?

2. Bagaimana dampak penerapan kebijakan migrasi internal dan internasional

terhadap pasar kerja dan perekonomian Indonesia pada tahun 2009-2012 ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mendeskripsikan perkembangan migrasi internal dan internasional, pasar kerja dan perekonomian Indonesia.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya migrasi internal

dan internasional di Indonesia.

3. Meramalkan dampak penerapan kebijakan migrasi internal dan internasional


(38)

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna:

1. Sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan kebijakan tentang migrasi

dalam rangka mengatasi masalah distribusi penduduk dan ketenagakerjaan yang bertujuan memperbaiki perekonomian Indonesia.

2. Sebagai bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya.

1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mengkaji migrasi secara makro yang didisagregasi berdasarkan pulau-pulau besar di Indonesia, yaitu: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Pulau Lain. Oleh karena itu ruang lingkup dan keterbatasan penelitian ini adalah:

1. Ruang lingkup penelitian difokuskan pada migrasi internal, migrasi

internasional, pasar kerja dan variabel-variabel permintaan agregat.

2. Migrasi internal merupakan migrasi keluar dan masuk dari satu pulau ke

pulau lainnya di Indonesia. Migrasi internal dalam penelitian ini dibatasi pada migrasi masuk dari pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Pulau Lain ke Jawa; dan migrasi yang keluar dari Jawa ke Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Pulau Lain.

3. Tiga jenis migran internal yaitu migran semasa hidup, migran risen, dan

migran total. Jenis migran internal dalam penelitian ini dibatasi pada migran semasa hidup (life time migrant).

4. Negara tujuan migrasi internasional Indonesia adalah kawasan Asia Pasifik, Timur Tengah, Amerika dan Eropa. Dalam penelitian ini, migrasi internasional dibatasi pada migrasi tenaga kerja Indonesia ke Arab Saudi,


(39)

15 Malaysia, Singapura, dan Hongkong. Dasar pemilihan negara tujuan tersebut karena negara-negara tersebut yang paling banyak menggunakan jasa tenaga kerja Indonesia.

5. Perkembangan ekonomi dapat ditinjau dari sisi permintaan dan penawaran

agregat. Perkembangan ekonomi dalam penelitian ini dibatasi pada variabel-variabel makroekonomi yang ditinjau dari sisi permintaan agregat, yaitu produk domestik regional bruto, total konsumsi rumah tangga, total investasi swasta, pengeluaran pemerintah, dan ekspor bersih pada setiap pulau.

6. Kebijakan migrasi yang berjalan hingga saat ini merupakan kebijakan

bersifat direct policy yang mengatur perpindahan penduduk berdasarkan

tingkat kepadatan penduduk, sedangkan dalam penelitian ini kebijakan migrasi yang digunakan mengutamakan indirect policy yang tidak mengatur

jumlah perpindahan penduduk, tetapi lebih pada meningkatkan daya tarik daerah tujuan dengan upaya menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan kondisi perekonomian di daerah tujuan. Oleh karena itu kebijakan migrasi difokuskan pada instrumen kebijakan makroekonomi yang mendorong terlaksananya kebijakan migrasi baik internal maupun internasional yang telah ditetapkan pemerintah.


(40)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perkembangan Migrasi di Indonesia

2.1.1. Migrasi Internal

Migrasi internal merupakan mobilitas penduduk dari satu wilayah ke wilayah lain dalam satu negara. Migrasi internal yang terjadi di Indonesia terdiri dari transmigrasi dan urbanisasi. Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lainnya di Indonesia. Dalam analisis ini transmigrasi merupakan perpindahan penduduk dari pulau Jawa ke pulau-pulau lainnya di Indonesia. Sebaliknya urbanisasi yang merupakan perpindahan penduduk dari desa ke kota, umumnya terjadi pada penduduk pulau lain yang ingin memperoleh pekerjaan yang lebih baik di pulau Jawa.

Migrasi penduduk antar propinsi dan migrasi desa-kota memperlihatkan

pola yang sangat sentris ke Pulau Jawa. Pola ini mencerminkan suatu disparitas wilayah, yang merupakan perwujudan kebijakan pembangunan dengan orientasi pada pertumbuhan ekonomi, khususnya industri dan jasa yang umumnya berlokasi di kota-kota besar dan di Pulau Jawa. Dengan kondisi seperti itu aliran penduduk ke kota-kota besar tidak akan dapat dihambat, meskipun dengan tindakan menahan pendatang untuk masuk ke daerah tersebut.

Perubahan pola mobilitas pada masa yang akan datang sangat tergantung pada perkembangan wilayah di luar Jawa. Jika wilayah-wilayah tersebut dapat mengembangkan kewenangan (otonomi) yang lebih luas bagi pembangunannya sendiri, maka diharapkan pada masa yang akan datang dapat menjadi penarik bagi mobilitas penduduk. Wilayah yang kaya akan sumberdaya alam, seperti Riau, Kalimantan Timur dan Papua diharapkan dapat menyeimbangkan mobilitas penduduk yang selama ini sangat terpusat pada kota-kota besar di Pulau Jawa.


(41)

17 Tapi kondisi ini tidak dapat terjadi secara otomatis, namun tergantung pada keberhasilan pengembangan wilayah dan kota (permukiman). Dengan demikian untuk pencapaian mobilitas penduduk yang lebih seimbang, agendanya akan sangat melekat pada program pengembangan wilayah dan perkotaan, khususnya di luar Jawa.

Transmigrasi merupakan salah satu unsur utama rencana pembangunan Indonesia. Tujuan sosial transmigrasi adalah menolong rakyat Indonesia yang termiskin, yaitu petani tanpa lahan, penganggur di kota dan gelandangan. Transmigrasi bertujuan pula untuk membangun daerah luar Jawa, dengan memanfaatkan lahan-lahan luas yang belum diolah, mengubah tanah yang belum digarap menjadi tanah yang lebih produktif (Levang, 2003).

Program transmigrasi telah dimulai sejak Indonesia masih dibawah pemerintahan kolonial Belanda yaitu pada Fase Percobaan (1905-1931). Pada masa ini dalam setiap proyek, pemerintah Belanda membangun kelompok inti yang terdiri atas 500 kepala keluarga. Keluarga-keluarga tersebut mendapat jaminan selama satu tahun pertama. Setiap keluarga juga diberi subsidi yang mendorong mereka mendatangkan sanak keluarganya, sehingga memicu migrasi spontan (Levang, 2003).

Fase Transmigrasi Kedua (1931-1941). Tahun 1931 terjadi krisis pada sektor perkebunan besar yang mengakibatkan ribuan buruh Jawa diberhentikan dari pekerjaannya. Tahun 1905-1941, pemerintah Belanda secara keseluruhan memindahkan sekitar 200 ribu jiwa dari Jawa ke luar Jawa.

Fase Pemecahan Masalah Pascaperang. Pada fase ini pemimpin Republik Indonesia tetap menerapkan cara dan pola yang sama seperti yang dilakukan oleh pemerintah Belanda. Tetapi tahun 1947 istilah kolonisasi diganti menjadi


(42)

transmigrasi dibawah Departemen Tenaga Kerja dan Sosial. Tahun 1948 urusan transmigrasi dipindahkan dibawah Depertemen Dalam Negeri. Kondisi ini terus berlangsung, dan tahun 1983 transmigrasi sepenuhnya dibawah Departemen Transmigrasi.

Pelita III dan IV merupakan masa target. Pada Pelita III (1979-1984), pemerintah memutuskan untuk membagi tugas kepada departemen-departemen terkait. Departemen pekerjaan umum bertugas mempersiapkan lokasi, departemen transmigrasi bertugas merekrut, memindahkan, dan membina para transmigran. Departemen pertanian mengurus masalah pertanian, departemen agama mengurus masalah tempat ibadah dan departemen kesehatan mengurus masalah puskesmas. Untuk memecahkan masalah koordinasi antar dinas dari departemen-departemen tersebut, maka pemerintah menciptakan instansi baru yang dinamakan Badan Koordinasi Transmigrasi (Bakortrans). Pada Pelita IV (1984-1989), pemerintah memindahkan 750 ribu kepala keluarga. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan, karena lama kelamaan penduduk asli menjadi minoritas di daerahnya sendiri (Levang, 2003).

Pada Pelita V kebijaksanaan penyelenggaraan transmigrasi ditangani oleh satu departemen yaitu departemen transmigrasi. Pola usaha pertanian tetap dilanjutkan, tetapi lebih ditingkatkan pada pola-pola perkebunan, perikanan, dan perindustrian. Pada Pelita VI, kebijaksanaan pembangunan transmigrasi diarahkan pada kawasan Indonesia Timur, mendukung pembangunan wilayah, penanggulangan kemiskinan dan menggalakkan Transmigrasi Swakarsa Mandiri.

Tahun 2001 pada periode Kabinet Gotong Royong, penyelenggara transmigrasi dilaksanakan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans). Penyelenggaraannya diarahkan pada penanganan pengungsi


(43)

19 sesuai kondisi politik saat itu. Pada era otonomi daerah pemerintah pusat berperan sebagai regulator, fasilitator dan mediator. Transmigrasi diposisikan pada program masyarakat bersama antara dua pemerintahan setempat, dan bukan pemerintahan pusat. Transmigrasi dilaksanakan melalui mekanisme kerjasama antar daerah otonom (Pusdatintrans, 2004).

2.1.2. Migrasi Internasional

Migrasi merupakan fenomena yang telah berlangsung mengikuti perjalanan peradaban manusia. Perpindahan penduduk dari negara asal ke luar batas negaranya makin sering terjadi di hampir seluruh belahan dunia, dengan jumlah yang terus meningkat dan alasan yang beragam. Alasan yang mendasari migrasi tersebut adalah alasan ekonomi, situasi politik di dalam negeri yang tidak menentu sampai terjadinya bencana alam. Migrasi tenaga kerja merupakan bagian dari proses migrasi internasional. Pada awalnya, migrasi tenaga kerja ini terjadi

untuk memenuhi kekurangan tenaga kerja jangka pendek (short-terms labor

shortages), seperti yang terjadi di Amerika Serikat tahun 1950-an, dengan

mendatangkan pekerja-pekerja asal Meksiko. Pertumbuhan penduduk yang lambat dikombinasikan dengan kondisi perekonomian yang cukup baik di kawasan Eropa Utara dan Eropa Barat pada tahun 1960 sampai pertengahan tahun 1970 juga membuka peluang bagi masuknya pekerja asing (Weeks, 1974).

Hingga akhir dekade 80-an, masalah-masalah migrasi tenaga kerja masih dipandang dalam perspektif ekonomi-politik. Perspektif ini memandang terjadinya migrasi internasional difokuskan pada ketidaksamaan tingkat upah yang terjadi secara global, hubungan ekonomi dengan negara penerimanya, termasuk juga masalah perpindahan modal, peran yang dimainkan oleh


(1)

AN5

62.08226

AN6

0.796530

AO0 -125778 AO1 0.597685 AO2 0.125442 AO3 -0.08880 AO40.792605

AO5

69.76673

AO6

0.216742

AP1

0.850215

AP2

0.012186

AP3 -

0.00464

AP4

0.718127

AP5

353.1327

AQ0

-

74077.5

AQ1

1.008391

AQ2

0.023521

AQ3 -

0.00857

AQ4

375.1849

AQ5

0.500747

AR0

13157.11

AR1

0.621406

AR2

0.000974

AR3

0.002188

AR4

-

1169.70

AS0

9321.724

AS1

0.356637

AS2

0.000520

AS3

0.020068

AS4 -

638.237

AS5

0.343318

AT0 -

1551.88

AT1

0.331624

AT2

0.000193

AT3

0.000046

AT4

-

28.0094

AT5

0.227917

AU0

4298.517

AU1

0.573925

AU2

0.010863

AU3

0.178412

AU4

-

302.878

AU5

0.101428

AV1

0.154612

AV2

0.020518

AV3

0.001982

AV4 -

162.201

AW0

86100.76

AW1 -

3192.71

AW2 -

0.02715

AW3

2.431678

AW4

0.351940

AX0

56720.18

AX1 -

1707.75

AX2 -

0.12845

AX3

3.883950

AX4

0.217850

AY0

7431.285

AY1 -

246.774

AY2 -

0.00191

AY3

0.012698

AY4

0.583846

AZ1 -

4259.08

AZ2 -

0.01362

AZ3

0.39223

AZ4

1.580860

BA0

8314.003

BA1 -

9.44004

BA2 -

0.09048

BA3

0.560636

BA4

1.778928

BB0

-

1114170

BB1

3.783781

BB2

125.0724

BB3

0.405247

BC0

-

64615.8

BC1

3.822291

BC2

93.04336

BC3

0.372626

BD0

-

44152.5

BD1

1.053034

BD2

153.8439

BE0

-

1420.23

BE1

2.455797

BE2

139.4550

BF0

-

61903.2

BF1

0.239194

BF2

88.81955

BF3

0.685374

;

MIGSJ = A0+A1*WS+A2*DTKJ+A3*DIKTS+A4*LAG(MIGSJ);

MIGKJ = B0+B1*(WK-LAG(WK))+B2*DTKJ+B3*DIKTK+B4*LAG(MIGKJ);

MIGSLJ = C0+C1*WSL+C2*DTKJ+C3*DIKTSL+C4*LAG(MIGSLJ);

MIGPJ = D0+D1*WP+D2*DTKJ+D3*DIKTP+D4*DIKRP+D5*LAG(MIGPJ);

MIGJS = E0+E1*GRDPJ+E2*DTKJ+E3*DTKS+E4*POPJ+E5*GEXIS;

MIGJK = F0+F1*DTKK+F2*WJ+F3*POPJ+F4*(GEXIK-LAG(GEXIK))+F5*LAG(MIGJK);

MIGJSL = G0+G1*DTKSL+G2*STKJ+G3*GEXISL;

MIGJP = H0+H1*LAG(WJ)+H2*(WP-LAG(WP))+H3*UJ+H4*GEXIP;

MIGJM = I0+I1*(WM*NTKM)+I2*GRDPJ+I3*DTKM+I4*STKM+I5*DTKJ+I6*DIKRJ+I7*DIKTJ;

MIGSM = J0+J1*(WM*NTKM)+J2*GRDPCS+J3*DTKM+J4*US+J5*DIKRS +J6*DIKTS;

MIGKM = K0+K1*(WM*NTKM)+K2*WK+K3*DTKM+K4*DTKK+K5*DIKTK;

MIGSLM = L1*(WM*NTKM)+L2*WSL+L3*DTKM+L4*DIKTSL;

MIGPM = M1*(WM*NTKM)+M2*GRDPP+M3*DTKM+M4*DTKP+M5*DIKRP+M6*DIKTP;

MIGJAS = N0+N1*LAG(GDPCAS*NTK)+N2*GRDPJ+N3*STKJ+N4*DIKRJ +N5*DIKTJ;

MIGSAS = O0+O1*LAG(GDPCAS*NTK)+O2*GRDPS+O3*US+O4*DIKTS;

MIGKAS = P0+P1*LAG(GDPCAS*NTK)+P2*GRDPK+P3*STKK+P4*DIKTK;

MIGSLAS = Q0+Q1*LAG(GDPCAS*NTK)+Q2*(GRDPSL)+Q3*STKSL+Q4*DIKTSL;

MIGPAS = R0+R1*LAG(GDPCAS*NTK)+R2*(GRDPP-LAG(GRDPP))+R3*UP+R4*DIKRP+R5*DIKTP;

MIGJSP= S1*(GDPCSP*NTK)+S2*LAG(DTKSP)+S3*(STKJ-LAG(STKJ))+S4*DIKTJ+S5*LAG(MIGJSP);

MIGSSP = T1*(GDPCSP*NTK)+T2*LAG(DTKSP)+T3*WS+T4*DTKS+T5*LAG(MIGSSP);

MIGKSP = U1*(WSP*NTKSP)+U2*LAG(DTKSP)+U3*GRDPK+U4*STKK+U5*DIKTK+U6*LAG(MIGKSP);

MIGSLSP = V0+V1*(WSP*NTKSP)+V2*DTKSP+V3*WSL+V4*LAG(DIKTSL)+V5*LAG(MIGSLSP);

MIGPSP= W0+W1*(WSP*NTKSP)+W2*WP+W3*DTKSP+W4*STKP+W5*DIKRP+W6*DIKTP+W7*LAG(MIGPSP);

MIGJH = X0+X1*(WH*NTKH)+X2*STKJ+X3*(DTKH-LAG(DTKH))+X4*DIKTJ;

MIGSH = Y0+Y1*(WH*NTKH)+Y2*GRDPS+Y3*DTKH+Y4*DTKS+Y5*DIKTS;

MIGKH = Z0+Z1*(WH*NTKH)+Z2*WK+Z3*UK+Z4*(DTKH-LAG(DTKH))+Z5*DIKTK+Z6*LAG(MIGKH);

MIGSLH = AA1*(WH*NTKH)+AA2*DTKH+AA3*(STKSL-LAG(STKSL))+AA4*(DIKTSL);

MIGPH = AB0+AB1*(WH*NTKH)+AB2*WP+AB3*UP+AB4*(DTKH-LAG(DTKH))+AB5*DIKRP+AB6*DIKTP;

DTKJ = AC0+AC1*INDJ+AC2*LAG(INVJ)+AC3*GEXPJ+AC4*LAG(DTKJ);

DTKS = AD0+AD1*INVS+AD2*LLHS+AD3*GEXPS+AD4*LAG(DTKS);

DTKK = AE0+AE1*INVK+AE2*(LLHK-LAG(LLHK))+AE3*GEXPK+AE4*LAG(DTKK);

DTKSL = AF1*LAG(INVSL)+AF2*LLHSL+AF3*GEXPSL+AF4*LAG(DTKSL);

DTKP = AG0+AG1*INVP+AG2*(LLHP-LAG(LLHP))+AG3*GEXPP;

STKJ = AH0+AH1*WJ+AH2*MIGIN+AH3*MIGOUT+AH4*MIGEXJ+AH5*POPJ+AH6*LAG(STKJ);

STKS = AI1*WS+AI2*LAG(MIGINS-MIGOUTS)+AI3*MIGEXS+AI4*POPS+AI5*LAG(STKS);

STKK = J0+AJ1*WK+AJ2*MIGINK+AJ3*MIGOUTK+AJ4*MIGEXK+AJ5*POPK+AJ6*LAG(STKK);


(2)

STKSL = AK0+AK1*WSL+AK2*MIGINSL+AK3*MIGOUTSL+AK4*MIGEXSL+AK5*POPSL;

STKP = AL0+AL1*WP+AL2*MIGINP+AL3*MIGOUTP+AL4*MIGEXP+AL5*POPP+AL6*LAG(STKP);

WJ = AM0+AM1*UMRJ+AM2*DTKJ+AM3*STKJ+AM4*KHMJ+AM5*INFJ+AM6*LAG(WJ);

WS =AN0+AN1*(UMRS-LAG(UMRS))+AN2*DTKS+AN3*STKS+AN4*KHMS+AN5*INFS+AN6*LAG(WS);

WK = AO0+AO1*UMRK+AO2*LAG(DTKK)+AO3*LAG(STKK)+AO4*KHMK+AO5*INFK+AO6*LAG(WK);

WSL = AP1*UMRSL+AP2*DTKSL+AP3*STKSL+AP4*KHMSL+AP5*INFSL;

WP = AQ0+AQ1*UMRP+AQ2*LAG(DTKP)+AQ3*STKP+AQ4*LAG(INFP)+AQ5*LAG(WP);

CONJ = AR0+AR1*DICJ+AR2*LAG(MIGIN*GRDPCJ)+AR3*DEVJ2+AR4*LAG(SB);

CONS = AS0+AS1*LAG(DICS)+AS2*(MIGINS*GRDPCS)+AS3*DEVS2+AS4*SB+AS5*LAG(CONS);

CONK

= T0+AT1*DICK+AT2*LAG(MIGINK*GRDPCK)+AT3*LAG(DEVK2)+AT4*(SB)+AT5*LAG(CONK); CONSL = AU0+AU1*LAG(DICSL)+AU2*(MIGINSL*GRDPCSL)+AU3*DEVSL2+AU4*SB+AU5*LAG(CONSL);

CONP = AV1*LAG(DICP)+AV2*(MIGINP*GRDPCP)+AV3*DEVP2+A4*SB;

INVJ = AW0+AW1*SB+AW2*WJ+AW3*NTK+AW4*LAG(INVJ);

INVS = AX0+AX1*SB+AX2*WS+AX3*NTK+AX4*LAG(INVS);

INVK = AY0+AY1*SB+AY2*WK+AY3*GRDPK+AY4*LAG(INVK);

INVSL = AZ1*(SB-LAG(SB))+AZ2*WSL+AZ3*(GRDPSL-LAG(GRDPSL))+AZ4*NTK;

INVP =

BA0+BA1*LAG(SB)+BA2*LAG(WP)+BA3*GRDPP+BA4*NTK;

DEVJ2 = BB0+BB1*MIGEXJ+BB2*MIGJNL+BB3*LAG(DEVJ2);

DEVS2 = BC0+BC1*MIGEXS+BC2*MIGSNL+BC3*LAG(DEVS2);

DEVK2 = BD0+BD1*MIGEXK+BD2*MIGKNL;

DEVSL2 = BE0+BE1*MIGEXSL+BE2*MIGSLNL;

DEVP2 = BF0+BF1*MIGEXP+BF2*MIGPNL+BF3*LAG(DEVP2);

MIGIN = MIGSJ+MIGKJ+MIGSLJ+MIGPJ;

MIGOUT = MIGJS+MIGJK+MIGJSL+MIGJP;

MIGINS = MIGJS+MIGLJS;

MIGOUTS = MIGSJ+MIGSPLJ;

MIGINK = MIGJK+MIGLJK;

MIGOUTK = MIGKJ+MIGKLJ;

MIGINSL = MIGJSL+MIGLJSL;

MIGOUTSL = MIGSLJ+MIGSLLJ;

MIGINP = MIGJP+MIGLJP;

MIGOUTP = MIGPJ+MIGPLJ;

MIGEXJ = MIGJM+MIGJAS+MIGJSP+MIGJH;

MIGEXS = MIGSM+MIGSAS+MIGSSP+MIGSH;

MIGEXK = MIGKM+MIGKAS+MIGKSP+MIGKH;

MIGEXSL = MIGSLM+MIGSLAS+MIGSLSP+MIGSLH;

MIGEXP = MIGPM+MIGPAS+MIGPSP+MIGPH;

UJ = STKJ-DTKJ;

US = STKS-DTKS;

UK = STKK-DTKK;

USL = STKSL-DTKSL;

UP = STKP-DTKP;

GRDPJ = CONJ+INVJ+GEXJ+NEXJ;

GRDPS = CONS+INVS+GEXS+NEXS;

GRDPK = CONK+INVK+GEXK+NEXK;

GRDPSL = CONSL+INVSL+GEXSL+NEXSL;

GRDPP = CONP+INVP+GEXP+NEXP;

DICJ = GRDPJ-TAXJ;

DICS = GRDPS-TAXS;

DICK = GRDPK-TAXK;

DICSL = GRDPSL-TAXSL;

DICP = GRDPP-TAXP;

RANGE TAHUN=

2009

TO

2012

;

RUN

;

PROC

PRINT

DATA

=ENDO;

VAR TAHUN MIGSJ MIGKJ MIGSLJ MIGPJ MIGIN MIGINS MIGINK MIGINSL

MIGINP MIGJS MIGJK MIGJSL MIGJP MIGOUT MIGOUTS MIGOUTK

MIGOUTSL MIGOUTP MIGJM MIGJAS MIGJSP MIGJH MIGEXJ MIGSM

MIGSAS MIGSSP MIGSH MIGEXS MIGKM MIGKAS MIGKSP MIGKH MIGEXK

MIGSLM MIGSLAS MIGSLSP MIGSLH MIGEXSL MIGPM MIGPAS MIGPSP

MIGPH MIGEXP DTKJ DTKS DTKK DTKSL DTKP STKJ STKS STKK STKSL

STKP UJ US UK USL UP WJ WS WK WSL WP GRDPJ GRDPS GRDPK

GRDPSL GRDPP DICJ DICS DICK DICSL DICP CONJ CONS CONK CONSL

CONP INVJ INVS INVK INVSL INVP DEVJ2 DEVS2 DEVK2 DEVSL2 DEVP2;

RUN

;


(3)

Lampiran 11. Hasil Peramalan Variabel Endogen Model Ekonomi Migrasi

Indonesia Tahun 2009-2012 Menggunakan Prosedur

SIMNLIN Metode Newton dengan Program SAS/ETS

Versi 9

The SI MNLI N Pr oc edur e Model Summar y

Model Var i abl es 204

Endogenous 98

Ex ogenous 106

Par amet er s 315

Range Var i abl e Tahun Equat i ons 98

Number of St at ement s 98

Pr ogr am Lag Lengt h 1

The SI MNLI N Pr oc edur e Dy nami c Si mul t aneous Si mul at i on Dat a Set Opt i ons DATA= D1BARU OUT= ENDO Sol ut i on Summar y Var i abl es Sol v ed 98

Si mul at i on Lag Lengt h 1

Sol ut i on Range Tahun Fi r s t 2009

Las t 2012

Sol ut i on Met hod NEWTON CONVERGE= 1E- 8 Max i mum CC 1. 67E- 15 Max i mum I t er at i ons 1

Tot al I t er at i ons 4

Av er age I t er at i ons 1

Obs er v at i ons Pr oc es s ed Read 5

Lagged 1

Sol v ed 4

Fi r s t 25


(4)

Has i l Per amal an Var i abel Endogen ( Ni l ai Das ar ) Model Ek onomi Mi gr as i I ndones i a Tahun 2009- 2012

Obs Tahun MI GSJ MI GKJ MI GSLJ MI GPJ MI GI N MI GI NS MI GI NK MI GI NSL MI GI NP MI GJ S MI GJ K 1 2009 1700342. 96 274809. 43 208626. 71 239193. 72 2422972. 82 4368659. 09 1927858. 21 737970. 17 770659. 00 4106102. 67 347739. 74 2 2010 1699339. 13 277235. 58 206096. 97 233157. 72 2415829. 40 4571301. 75 1937289. 49 765277. 88 646502. 97 4305473. 40 1340184. 87 3 2011 1702948. 13 280365. 90 204404. 60 227949. 85 2415668. 48 4516996. 70 1947220. 00 779896. 96 579744. 27 4247708. 66 1333670. 26 4 2012 1711367. 92 283987. 75 203335. 31 223390. 66 2422081. 63 4499228. 50 1958081. 87 792798. 38 541193. 98 4226349. 19 1328467. 54 Obs MI GJ SL MI GJ P MI GOUT MI GOUTS MI GOUTK MI GOUTSL MI GOUTP MI GJ M MI GJ AS MI GJ SP MI GJ H MI GEXJ 1 387527. 43 482297. 16 6323666. 99 1872134. 79 360734. 75 918982. 10 745173. 93 198027. 92 313552. 04 4702. 45 6293. 04 522575. 45 2 403806. 10 364687. 80 6414152. 18 1875606. 95 362776. 37 919725. 98 762774. 20 253773. 24 369075. 58 3457. 16 6513. 56 632819. 55 3 408251. 56 306019. 55 6295650. 02 1883432. 56 365355. 25 921017. 77 781295. 62 263766. 74 373936. 94 3401. 50 7448. 13 648553. 32 4 411607. 52 271665. 49 6238089. 74 1895881. 62 369997. 20 931263. 27 792212. 60 278924. 91 395758. 91 3872. 27 8347. 28 686903. 36 Obs MI GSM MI GSAS MI GSSP MI GSH MI GEXS MI GKM MI GKAS MI GKSP MI GKH MI GEXK MI GSLM MI GSLAS MI GSLSP MI GSLH 1 63444. 67 220. 581 6217. 26 3697. 07 73579. 58 98625. 97 710. 392 3283. 39 6826. 73 109446. 48 1142. 94 158. 29 107. 76 103. 27 2 73297. 39 246. 584 8558. 30 4041. 18 86143. 45 104367. 12 748. 609 2299. 44 8029. 72 115444. 89 1210. 96 163. 34 131. 95 115. 76 3 82046. 10 263. 917 11550. 35 4866. 33 98726. 70 113041. 60 783. 690 2257. 67 9928. 13 126011. 09 1298. 00 168. 15 158. 27 133. 16 4 89275. 86 270. 748 14695. 56 5518. 18 109760. 35 123127. 96 835. 182 2788. 20 11578. 55 138329. 89 1394. 15 176. 34 184. 89 148. 24 Obs MI GEXSL MI GPM MI GPAS MI GPSP MI GPH MI GEXP MI GEXLJ MI GEXI DTKJ DTKS DTKK DTKSL DTKP 1 1512. 26 35488. 23 11139. 84 2952. 65 3727. 03 53307. 74 237846. 07 760421. 52 59633681. 24 20555767. 68 5755089. 05 6683802. 27 519626. 91 2 1622. 01 37087. 69 13449. 36 3214. 05 3635. 36 57386. 46 260596. 82 893416. 36 60402905. 38 20623177. 69 5782431. 04 7104730. 65 615850. 13 3 1757. 58 37766. 95 13836. 85 3479. 14 3999. 03 59081. 96 285577. 33 934130. 65 61288614. 08 20730128. 07 5809063. 80 7211747. 92 721124. 59 4 1903. 62 38437. 92 14058. 28 3800. 03 4358. 11 60654. 34 310648. 21 997551. 57 62210749. 68 20879281. 88 5835902. 83 7284243. 82 826620. 43

Obs DTKLJ DTKI STKJ STKS STKK STKSL STKP STKLJ STKI UJ 1 40514285. 91 100147967. 15 64769227. 58 23259494. 90 6234537. 02 7630792. 91 8540299. 30 45665124. 14 110434351. 71 5135546. 33 2 41126189. 50 101529094. 88 63720071. 95 23717979. 63 6338488. 02 7799711. 86 8406529. 24 46262708. 75 109982780. 70 3317166. 57 3 41472064. 38 102760678. 46 63522145. 90 24116902. 37 6429155. 82 7938369. 62 8377733. 65 46862161. 45 110384307. 35 2233531. 82 4 41826048. 97 104036798. 65 63814229. 84 24421391. 78 6510480. 00 8070166. 91 8401964. 34 47404003. 03 111218232. 88 1603480. 17 Obs US UK USL UP ULJ UI WJ WS WK WSL WP WLJ 1 2703727. 22 479447. 96 946990. 65 1020672. 40 5150838. 23 10286384. 56 560976. 08 500806. 87 619225. 52 550554. 12 838824. 65 627352. 79 2 3094801. 94 556056. 97 694981. 22 790679. 11 5136519. 25 8453685. 82 609248. 86 504473. 42 645784. 64 562736. 76 853957. 08 641737. 97 3 3386774. 30 620092. 02 726621. 69 656609. 06 5390097. 07 7623628. 89 645742. 46 498819. 71 664910. 70 573256. 85 871617. 30 652151. 14


(5)

4 3542109. 89 674577. 17 785923. 09 575343. 91 5577954. 06 7181434. 23 675627. 08 492844. 26 684483. 91 584963. 02 892284. 31 663643. 88 Obs WI GRDPJ GRDPS GRDPK GRDPSL GRDPP GRDPLJ GDPI DI CJ DI CS DI CK DI CSL 1 614077. 45 623660. 61 386087. 57 184302. 77 134099. 32 194644. 91 899134. 57 1522795. 18 616409. 20 384723. 27 183905. 30 133777. 54 2 635240. 15 469657. 85 428767. 55 192162. 43 162059. 57 206955. 57 989945. 12 1459602. 96 462091. 81 427357. 51 191747. 93 161723. 26 3 650869. 40 509930. 20 468896. 25 198932. 47 183857. 61 200399. 70 1052086. 03 1562016. 23 502052. 16 467437. 77 198501. 02 183507. 09 4 666040. 52 531059. 15 506519. 65 205770. 30 199436. 09 195581. 91 1107307. 95 1638367. 10 522870. 55 505010. 78 205321. 96 199071. 59 Obs DI CP DI CLJ DI CI CONJ CONS CONK CONSL CONP CONLJ CONI I NVJ I NVS

1 193815. 80 896221. 91 1512631. 11 484827. 87 229077. 71 78180. 31 77107. 83 96846. 03 481211. 88 966039. 75 97634. 81 21952. 61 2 206088. 72 986917. 41 1449009. 22 330221. 05 267925. 09 83782. 40 122527. 82 102275. 46 576510. 77 906731. 83 95277. 28 22527. 29 3 199495. 05 1048940. 93 1550993. 09 357664. 02 298650. 95 87358. 10 144844. 18 98778. 81 629632. 04 987296. 07 96862. 28 27743. 67 4 194639. 43 1104043. 77 1626914. 32 373083. 74 326224. 31 90517. 35 161269. 64 95271. 63 673282. 94 1046366. 67 99461. 15 33129. 13 Obs I NVK I NVSL I NVP I NVLJ I NVI DEVJ 2 DEVS2 DEVK2 DEVSL2 DEVP2 DEVLJ DEVI 1 13604. 53 41110. 40 64778. 91 141446. 45 239081. 25 11152963. 66 1336960. 42 2213680. 01 35461. 11 1601626. 31 5187727. 85 16340691. 51 2 13697. 44 23284. 49 69298. 09 128807. 31 224084. 60 12396592. 29 1720784. 46 2317575. 36 37219. 76 1820406. 82 5895986. 41 18292578. 70 3 13879. 29 22280. 66 66007. 90 129911. 52 226773. 80 13222895. 29 1813988. 75 2426280. 75 39041. 82 2003376. 33 6282687. 64 19505582. 94 4 14113. 08 20878. 60 63058. 81 131179. 61 230640. 76 13965653. 34 1927812. 28 2536831. 68 40889. 57 2161772. 47 6667306. 00 20632959. 34

Hasil Peramalan Simulasi Depresiasi Nilai Tukar 5 Persen, Penurunan Suku Bunga 2 Persen dan Peningkatan Pengeluaran

Infrastruktur di Jawa 10 Persen dan di Luar Jawa 20 Persen (Simulasi 5)

Obs Tahun MI GSJ MI GKJ MI GSLJ MI GPJ MI GI N MI GI NS MI GI NK MI GI NSL MI GI NP MI GJ S MI GJ K 1 2009 1699493. 94 274067. 65 208657. 03 239338. 96 2421557. 57 4425753. 80 1928184. 83 743540. 79 799246. 00 4163197. 38 1348066. 35 2 2010 1696227. 34 276815. 26 206148. 94 233409. 39 2412600. 93 4635103. 33 1937943. 73 772572. 09 670459. 66 4369274. 99 1340839. 11 3 2011 1696124. 17 280050. 68 204471. 07 228278. 84 2408924. 76 4590999. 89 1948211. 41 788302. 30 598658. 89 4321711. 85 1334661. 67 4 2012 1699647. 47 283519. 08 203410. 12 223778. 33 2410355. 00 4582982. 87 1959420. 91 802076. 11 556260. 89 4310103. 55 1329806. 58 Obs MI GJ SL MI GJ P MI GOUT MI GOUTS MI GOUTK MI GOUTSL MI GOUTP MI GJ M MI GJ AS MI GJ SP MI GJ H MI GEXJ 1 393098. 05 510884. 16 6415245. 94 1871285. 77 359992. 96 919012. 41 745319. 16 197828. 10 310529. 59 4630. 44 6450. 02 519438. 14 2 411100. 31 388644. 49 6509858. 90 1872495. 16 362356. 05 919777. 95 763025. 87 252135. 03 363808. 33 3368. 68 6640. 73 625952. 78 3 416656. 90 324934. 17 6397964. 59 1876608. 61 365040. 03 921084. 23 781624. 61 261857. 05 367730. 25 3325. 59 7567. 69 640480. 59 4 420885. 26 286732. 40 6347527. 79 1884161. 18 369528. 52 931338. 09 792600. 28 277193. 62 389375. 87 3822. 37 8459. 56 678851. 42 Obs MI GSM MI GSAS MI GSSP MI GSH MI GEXS MI GKM MI GKAS MI GKSP MI GKH MI GEXK MI GSLM MI GSLAS MI GSLSP MI GSLH 1 64667. 00 213. 956 6400. 69 3850. 73 75132. 38 102206. 85 720. 52 3553. 24 7085. 09 113565. 70 1189. 40 159. 78 113. 928 106. 70 2 74341. 92 236. 710 8689. 35 4175. 46 87443. 44 107665. 92 758. 86 2693. 03 8270. 75 119388. 56 1259. 08 164. 92 140. 934 119. 53 3 83209. 96 253. 480 11506. 35 5014. 96 99984. 76 115964. 64 794. 60 2716. 24 10150. 98 129626. 46 1348. 52 169. 81 168. 766 137. 46 4 90770. 32 261. 619 14432. 63 5686. 82 111151. 39 125717. 83 847. 68 3295. 15 11786. 05 141646. 71 1447. 52 178. 18 196. 401 153. 01


(6)

Obs MI GEXSL MI GPM MI GPAS MI GPSP MI GPH MI GEXP DTKJ DTKS DTKK DTKSL DTKP 1 1569. 82 33316. 62 10972. 98 3240. 00 3830. 35 51359. 95 59709891. 07 20629214. 55 5763864. 92 6717953. 21 7589604. 98 2 1684. 47 34677. 25 13435. 58 3533. 05 3729. 33 55375. 21 60515907. 05 20763385. 30 5801060. 81 7183286. 98 7689602. 89 3 1824. 57 35355. 22 13872. 70 3793. 29 4091. 09 57112. 30 61421310. 59 20922897. 03 5837587. 32 7317910. 96 7796783. 38 4 1975. 11 36076. 88 14098. 32 4111. 07 4449. 93 58736. 20 62355746. 76 21111695. 69 5873828. 53 7411152. 28 7903896. 00

Obs DTKLJ DTKI STKJ STKS STKK STKSL STKP STKLJ STKI UJ 1 40700637. 67 100410528. 74 64591421. 00 23273777. 00 6235410. 20 7635165. 15 8595850. 77 45740203. 13 110331624. 12 4881529. 93 2 41437335. 99 101953243. 04 63405671. 50 23774479. 68 6339478. 33 7807267. 90 8457859. 73 46379085. 63 109784757. 13 2889764. 45 3 41875178. 70 103296489. 30 63094692. 88 24224903. 64 6431807. 84 7947801. 58 8422006. 24 47026519. 29 110121212. 17 1673382. 29 4 42300572. 49 104656319. 26 63288927. 23 24584500. 85 6515918. 01 8080949. 53 8440509. 11 47621877. 50 110910804. 73 933180. 47 Obs US UK USL UP ULJ UI WJ WS WK WSL WP WLJ 1 2644562. 45 471545. 28 917211. 94 1006245. 79 5039565. 46 9921095. 39 562621. 73 504662. 62 619174. 01 550646. 97 838089. 20 628143. 20 2 3011094. 38 538417. 51 623980. 92 768256. 84 4941749. 65 7831514. 10 612702. 09 513713. 83 646744. 35 563349. 00 854531. 64 644584. 70 3 3302006. 60 594220. 52 629890. 61 625222. 86 5151340. 59 6824722. 88 650763. 51 513398. 54 667314. 34 574189. 84 872993. 27 656974. 00 4 3472805. 16 642089. 48 669797. 25 536613. 11 5321305. 00 6254485. 47 681984. 53 511779. 27 688293. 10 586135. 58 894151. 64 670089. 90 Obs WI GRDPJ GRDPS GRDPK GRDPSL GRDPP GRDPLJ GDPI DI CJ DI CS DI CK DI CSL 1 615038. 91 649331. 28 392585. 93 185703. 39 136600. 90 203349. 18 918239. 39 1567570. 67 642079. 87 391221. 63 185305. 92 136279. 12 2 638208. 18 501849. 73 438480. 88 194213. 02 165608. 48 217960. 40 1016262. 78 1518112. 51 494283. 69 437070. 84 193798. 52 165272. 17 3 655731. 90 544458. 02 480305. 74 201384. 84 188147. 30 210961. 23 1080799. 11 1625257. 13 536579. 98 478847. 25 200953. 39 187796. 78 4 672468. 83 566419. 58 518770. 67 208471. 73 204217. 43 205069. 80 1136529. 64 1702949. 22 558230. 98 517261. 81 208023. 39 203852. 93 Obs DI CP DI CLJ DI CI CONJ CONS CONK CONSL CONP CONLJ CONI I NVJ I NVS 1 202520. 07 915326. 73 1557406. 61 503093. 21 230665. 51 78700. 81 77956. 69 99827. 16 487150. 17 990243. 37 104794. 14 26180. 31 2 217093. 55 1013235. 07 1507518. 76 352487. 48 272427. 12 84637. 98 124973. 73 106163. 02 588201. 85 940689. 33 104948. 44 27050. 22 3 210056. 59 1077654. 01 1614234. 00 381342. 01 305346. 01 88424. 00 148106. 67 102529. 52 644406. 20 1025748. 21 107446. 71 31759. 91 4 204127. 32 1133265. 45 1691496. 43 397241. 95 334329. 45 91714. 51 165085. 92 98574. 36 689704. 23 1086946. 19 110385. 94 36563. 66 Obs I NVK I NVSL I NVP I NVLJ I NVI DEVJ 2 DEVS2 DEVK2 DEVSL2 DEVP2 DEVLJ DEVI 1 14115. 96 42622. 50 70276. 57 153195. 34 257989. 47 11141092. 79 1342895. 65 2218017. 70 35602. 45 1601160. 41 5197676. 21 16338769. 00 2 14513. 79 24245. 93 76182. 24 141992. 19 246940. 62 12365799. 31 1727965. 04 2321728. 18 37373. 14 1819606. 42 5906672. 79 18272472. 10 3 14876. 01 23164. 19 72577. 54 142377. 65 249824. 36 13179871. 08 1821473. 09 2430087. 85 39206. 31 2002356. 63 6293123. 89 19472994. 96 4 15215. 59 21697. 06 68994. 41 142470. 71 252856. 65 13917751. 13 1935918. 11 2540324. 40 41065. 13 2160614. 79 6677922. 43 20595673. 56