UMUM SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK

D I N A S K E B U D A Y A A N D A N K E P A R I W I S A T A A N P R O V I N S I S U L A W E S I S E L A T A N 48

BAB III SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK

A. UMUM

1. DEFINISI

1.1. Dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak ini kata-kata dan ungkapan-ungkapan harus mempunyai arti seperti yang dimaksudkan atau didefinisikan disini. a. Jasa konsultansi adalah layanan jasa keahlian profesional dalam berbagai bidang yang meliputi jasa perencanaan konstruksi dan jasa pengawasan konstruksi, dalam rangka mencapai sasaran tertentu yang keluarannya berbentuk piranti lunak yang disusun secara sistematis berdasarkan kerangka acuan kerja yang ditetapkan pengguna anggaran ; b. Pengguna anggaran adalah kepala kantorsatuan kerja pemimpin proyekpemimpin bagian proyek sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggung jawab atas pengadaan jasa dalam lingkungan kantorsatuan kerjaproyekbagian proyek tertentu. Nama, jabatan, dan alamat pengguna anggaran tercantum dalam syarat- syarat khusus kontrak; c. Penyedia jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa; d. Panitia pengadaan adalah tim yang diangkat oleh pengguna anggaran untuk melaksanakan Seleksi Umum penyedia jasa; e. Kepala kantorsatuan kerja adalah pejabat struktural departemen yang bertanggungjawab atas pelaksanaan pengadaan jasa yang dibiayai dari dana anggaran belanja rutin APBN; f. Pemimpin proyekpemimpin bagian proyek adalah pejabat yang diangkat oleh MenteriPimpinan LembagaKepala DaerahPimpinan Institusi pejabat yang diberi kuasa, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan jasa yang dibiayai dari dana anggaran belanja pembangunan APBN; g. Kontrak adalah perikatan hukum antara pengguna anggaran dengan penyedia jasa dalam pelaksanaan pengadaan jasa. h. Dokumen Kontrak adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna anggaran dan penyedia jasa untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan, yang terdiri dari: 1. Surat Perjanjian; 2. Surat Penunjukan Penyedia Jasa; 3. Berita Acara Hasil Klarifikasi dan Negosiasi; 4. Surat Penawaran; 5. Adendum Dokumen Seleksi bila ada; 6. Syarat-Syarat Khusus Kontrak; 7. Syarat-Syarat Umum Kontrak; 8. Rencana Kerja dan Syarat; 9. Kerangka Acuan Kerja; D I N A S K E B U D A Y A A N D A N K E P A R I W I S A T A A N P R O V I N S I S U L A W E S I S E L A T A N 49 10. Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran kontrak. i. Tanggal mulai kerja adalah tanggal mulai kerja penyedia jasa yang dinyatakan pada Surat Perintah Mulai Kerja SPMK, yang dikeluarkan oleh kepala kantorsatuan kerjapemimpin proyekpemimpin bagian proyek; j. Tanggal penyelesaian pekerjaan adalah tanggal penyerahan pekerjaan selesai penyerahan laporan akhir. k. Harga kontrak adalah harga yang tercantum dalam Surat Penunjukan Penyedia Jasa yang selanjutnya disesuaikan menurut ketentuan-ketentuan kontrak; l. Hari adalah hari kalender; bulan adalah bulan kalender; m. Pemimpin tim adalah orang yang ditunjuk oleh penyedia jasa untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan dan berkedudukan di tempat tugaslokasi dimana personil penyedia jasa akan melaksanakan tugas pokoknya; n. Mediator adalah orang yang ditunjuk atas kesepakatan pengguna anggaran dan penyedia jasa untuk menyelesaikan perselisihan pada kesempatan pertama; o. Konsiliator adalah orang yang ditunjuk atas kesepakatan pengguna anggaran dan penyedia jasa untuk menyelesaikan perselisihan pada kesempatan kedua; p. Arbiter adalah orang yang ditunjuk atas kesepakatan pengguna anggaran dan penyedia jasa, atau ditunjuk oleh pengadilan negeri, atau ditunjuk oleh lembaga arbitrase, untuk memberikan putusan mengenai sengketa tertentu yang diserahkan penyelesaiannya melalui arbitrase; q. Kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah diserah-terimakan oleh penyedia jasa kepada pengguna anggaran menjadi tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun sebagian danatau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak, dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan Perkebunan kerja, danatau keselamatan umum.

2. PENERAPAN

2.1. Ketentuan-ketentuan pada syarat-syarat umum kontrak harus diterapkan secara luas tanpa melanggar ketentuan yang ada dalam dokumen kontrak keseluruhan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2.2. Dokumen kontrak harus diinterpretasikan dalam urutan kekuatan hukum sebagai berikut: a. Surat Perjanjian; b. Surat Penunjukan Penyedia Jasa; c. Berita Acara Hasil Klarifikasi dan Negosiasi; d. Surat Penawaran; e. Adendum Dokumen Seleksi; f. Syarat-Syarat Khusus Kontrak; D I N A S K E B U D A Y A A N D A N K E P A R I W I S A T A A N P R O V I N S I S U L A W E S I S E L A T A N 50 g. Syarat-Syarat Umum Kontrak; h. Rencana Kerja dan Syarat; i. Kerangka Acuan Kerja; j. Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran kontrak dan merupakan bagian dari kontrak.

3. ASAL JASA

3.1. Jasa konsultansi untuk pekerjaan ini adalah merupakan layanan jasa dari penyedia jasa nasional yang berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3.2. Bagi penyedia jasa asing harus mempunyai kantor perwakilan di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. PENGGUNAAN

DOKUMEN KONTRAK DAN INFORMASI 4.1. Penyedia jasa tidak diperkenankan menggunakan dokumen kontrak dan informasi yang ada kaitannya dengan kontrak di luar keperluan dari pekerjaan yang tersebut dalam kontrak, kecuali lebih dahulu mendapat ijin tertulis dari pengguna anggaran .

5. HAK PATEN, HAK

CIPTA, DAN MEREK 5.1. Apabila penyedia jasa menggunakan hak paten, hak cipta dan merek dalam pelaksanaan pekerjaan, maka menjadi tanggungjawab penyedia jasa sepenuhnya dan pengguna anggaran dibebaskan dari segala tuntutan atau klaim dari pihak ketiga atas pelanggaran hak paten, hak cipta dan merek.

6. JAMINAN

6.1. Pengguna anggaran wajib membayar uang muka kepada penyedia jasa sejumlah tertentu dalam waktu yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak, setelah penyedia jasa menyerahkan jaminan uang muka yang bernilai sekurang-kurangnya sama dengan jumlah uang muka dalam bentuk jaminan bank atau surety bond kepada pengguna anggaran .

7. ASURANSI

7.1. Asuransi yang harus disediakan oleh penyedia jasa dalam rangka pelaksanaan pekerjaan yaitu: a. Penyedia jasa harus mengasuransikan semua barang dan peralatan-peralatan yang mempunyai resiko tinggi terjadi kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta personil untuk pelaksanaan pekerjaan kontrak atas segala resiko yaitu kecelakaan, kerusakan-kerusakan, kehilangan, serta resiko lain yang tidak dapat diduga; b. Penyedia jasa harus mengasuransikan pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerja; c. Penyedia jasa harus membayar Premi Profesional Liability Insurance dan asuransi kegagalan bangunan dalam rangka pertanggungan terhadap tenaga ahli dan perusahaan dengan “kegagalan bangunan” atas hasil survey, data analisa dan perhitungan, perencanaan dan desain dan supervisi yang dikerjakannya. Asuransi perlindungan terhadap kegagalan bangunan tersebut harus diterbitkan oleh perusahaan asuransi yang mempunyai program Surety Bond yang direkomendasikan oleh Departemen Keuangan. D I N A S K E B U D A Y A A N D A N K E P A R I W I S A T A A N P R O V I N S I S U L A W E S I S E L A T A N 51 d. Besarnya asuransi ditentukan di dalam syarat-syarat khusus kontrak.

8. PEMBAYARAN

8.1. Cara pembayaran a. Uang muka 1. Uang muka dibayar untuk membiayai mobilisasi peralatan, personil, dan pengeluaran bulan pertama. Besaran uang muka ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak dan dibayar setelah penyedia jasa menyerahkan jaminan uang muka sekurang- kurangnya sama dengan besarnya uang muka; 2. Penyedia jasa mengajukan permohonan pembayaran uang muka secara tertulis kepada pengguna anggaran disertai dengan rencana penggunaan uang muka; 3. Pengguna anggaran mengajukan surat permintaan pembayaran untuk permohonan tersebut pada butir 2., paling lambat 7 tujuh hari setelah jaminan uang muka diterima; 4. Jaminan uang muka harus diterbitkan oleh bank umum atau perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian surety bond yang harus direasuransikan sesuai dengan ketentuan MenteriPimpinan LembagaKepala DaerahPimpinan Institusi Keuangan; 5. Pengembalian uang muka diperhitungkan berangsur- angsur secara proporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada saat pekerjaan mencapai prestasi 100 seratus persen; 6. Untuk kontrak tahun jamak multy years nilai jaminan uang muka secara bertahap dapat dikurangi sesuai dengan pencapaian prestasi pekerjaan. b. Angsuran 1. Penyedia jasa harus mengajukan perhitungan tagihan pembayaran secara angsuran selama jangka waktu pelaksanaan kontrak. Selang waktu angsuran sesuai dengan ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak; 2. Perhitungan tagihan untuk setiap angsuran terdiri dari biaya langsung personil dan biaya langsung non personil. Tagihan untuk biaya langsung personil diperhitungkan berdasarkan jumlah orang bulan nyata yang telah dilaksanakan, disertai dengan tanda bukti daftar hadir yang telah diperiksa dan disahkan oleh pengguna anggaran . Tagihan untuk biaya langsung non personil diperhitungkan berdasarkan semua pengeluaran nyata yang telah dilaksanakan, disertai dengan tanda bukti penerimaan barangpekerjaan, kuitansi, dan dokumen asli lainnya, yang telah diperiksa dan disahkan oleh pengguna anggaran ; 3. Pengguna anggaran mengajukan surat permintaan pembayaran paling lambat 7 tujuh hari setelah D I N A S K E B U D A Y A A N D A N K E P A R I W I S A T A A N P R O V I N S I S U L A W E S I S E L A T A N 52 penyedia jasa mengajukan permohonan pembayaran yang telah disetujui oleh pengguna anggaran ; 4. Pembayaran tagihan angsuran harus dilaksanakan dalam waktu sebagaimana ditentukan dalam syarat- syarat khusus kontrak; 5. Bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak akan menjadi alasan untuk menunda pembayaran. Pengguna anggaran dapat meminta penyedia jasa untuk menyampaikan perhitungan prestasi sementara dengan mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi perselisihan dan besarnya tagihan yang dapat disetujui untuk dibayar maksimal sebesar sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak; 6. Setiap pembayaran oleh pengguna anggaran yang melebihi biaya sebenarnya, harus diperhitungkan pada angsuran berikutnya; 7. Pembayaran angsuran terakhir hanya dilakukan setelah penyerahan dan persetujuan laporan akhir.

9. HARGA DAN

SUMBER DANA 9.1. Pengguna anggaran membayar kepada penyedia jasa atas pelaksanaan pekerjaan berdasarkan ketentuan kontrak. 9.2. Kontrak pekerjaan ini dibiayai dengan sumber dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN. 9.3. Rincian harga kontrak sesuai dengan hasil negosiasi biaya.

10. PERSIAPAN

PELAKSANAAN KONTRAK 10.1. Pengguna anggaran bersama penyedia jasa melakukan persiapan pelaksanaan kontrak mencakup penyusunan organisasi, mobilisasi, rencana pengadaan peralatan, bahan, waktu dan tata cara pelaksanaan pekerjaan serta pelaporan kemajuan pekerjaan. 10.2. Persiapan pelaksanaan kontrak tersebut harus dibahas pada rapat persiapan pelaksanaan kontrak selambat- lambatnya 7 tujuh hari sejak tanggal diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja SPMK.

11. PEMERIKSAAN

PERSONIL DAN PERALATAN 11.1. Pemeriksaan personil dan peralatan dilaksanakan setelah personil dan peralatan tiba di lokasi pekerjaan dan dibuat berita acara hasil pemeriksaan yang ditandatangani oleh pengguna anggaran dan penyedia jasa. 11.2. Bila hasil pemeriksaan personil dan peralatan belum memenuhi persyaratan namun tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan, maka penyedia jasa dapat melanjutkan pekerjaan dengan syarat personil dan peralatan yang belum memenuhi persyaratan harus segera diganti sesuai dengan waktu yang disepakati bersama.

12. AMANDEMEN

KONTRAK 12.1. Amandemen kontrak harus dibuat bila terjadi perubahan kontrak. Perubahan kontrak dapat terjadi apabila : a. Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam kontrak; D I N A S K E B U D A Y A A N D A N K E P A R I W I S A T A A N P R O V I N S I S U L A W E S I S E L A T A N 53 b. Perubahan jadual pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan; c. Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan dan perubahan pelaksanaan pekerjaan. Amandemen bisa dibuat apabila disetujui oleh para pihak yang membuat kontrak tersebut. 12.2. Prosedur amandemen kontrak dilakukan sebagai berikut: a. Pengguna anggaran memberikan perintah tertulis kepada penyedia jasa untuk melaksanakan perubahan kontrak, atau penyedia jasa mengusulkan perubahan kontrak; b. Penyedia jasa memberikan tanggapan atas perintah perubahan dari pengguna anggaran dan mengusulkan perubahan harga; c. Atas usulan perubahan harga dilakukan negosiasi dan dibuat berita acara hasil negosiasi; d. Berdasarkan berita acara hasil negosiasi dibuat amandemen kontrak.

13. HAK DAN

KEWAJIBAN PARA PIHAK 13.1. Hak dan Kewajiban Pengguna anggaran a. Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia jasa. b. Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia jasa. c. Membayar pekerjaan sesuai dengan harga kontrak yang telah ditetapkan kepada penyedia jasa. d. Memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh penyedia jasa untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran 2 barang dan fasilitas yang disediakan oleh pengguna anggaran . e. Membayar ganti rugi, melindungi dan membela penyedia jasa terhadap semua tuntutan hukum, tuntutan lainnya, dan tanggungan yang timbul karena kesalahan, kecerobohan dan pelanggaran kontrak yang dilakukan oleh pengguna anggaran . 13.2. Hak dan kewajiban penyedia jasa a. Menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang telah ditentukan dalam kontrak. b. Meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari pengguna anggaran untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran 2 barang dan fasilitas yang disediakan oleh pengguna anggaran . c. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada pengguna anggaran . d. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadual pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak. e. Memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan pengguna anggaran . f. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadual D I N A S K E B U D A Y A A N D A N K E P A R I W I S A T A A N P R O V I N S I S U L A W E S I S E L A T A N 54 penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak.

14. JADUAL

PELAKSANAAN PEKERJAAN 14.1. Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak dihitung sejak tanggal yang tercantum dalam Surat Perintah Mulai Kerja SPMK dan harus selesai sesuai dengan jadual yang ditetapkan dalam Lampiran 5c contoh Jadual Pelaksanaan Pekerjaan dan Lampiran 5d contoh Jadual Penugasan Personil. 14.2. Pengguna anggaran harus menerbitkan SPMK selambat- lambatnya 14 empat belas hari sejak tanggal penandatanganan kontrak. 14.3. Mobilisasi harus mulai dilaksanakan selambat-lambatnya dalam waktu 30 tiga puluh hari sejak diterbitkan SPMK, yaitu mendatangkan tenaga ahli dan menyiapkan peralatan pendukung dan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan. 14.4. Pekerjaan dinyatakan selesai apabila penyedia jasa telah menyerahkan laporan akhir pekerjaan dan disetujui oleh pengguna anggaran . 14.5. Apabila penyedia jasa berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai jadual karena keadaan di luar pengendaliannya dan penyedia jasa telah melaporkan kejadian tersebut kepada pengguna anggaran , maka pengguna anggaran melakukan penjadualan kembali pelaksanaan tugas penyedia jasa dengan adendum kontrak.

15. PENGAWASAN

15.1. Apabila diperlukan, pengguna anggaran dapat memerintahkan tim teknis untuk melakukan penilaian atas laporan-laporan yang disampaikan oleh penyedia jasa dan melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan yang sedang atau telah dilaksanakan oleh penyedia jasa.

16. KETERLAMBATAN

PELAKSANAAN PEKERJAAN 16.1. Bila penyedia jasa terlambat melaksanakan pekerjaan, maka dikenakan sanksi penangguhan pembayaran setelah pengguna anggaran memberitahukan penangguhan pembayaran tersebut secara tertulis. 16.2. Pemberitahuan penangguhan pembayaran memuat rincian keterlambatan dan keharusan penyedia jasa untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu sebagaimana tercantum dalam surat pemberitahuan penangguhan pembayaran tersebut. 16.3. Bila penyedia jasa terlambat melaksanakan pekerjaan disebabkan oleh pengguna anggaran , maka pengguna anggaran dikenakan sanksi perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan. 16.4. Bila keterlambatan terjadi karena keadaan kahar, maka pasal 16.1 tidak diberlakukan. D I N A S K E B U D A Y A A N D A N K E P A R I W I S A T A A N P R O V I N S I S U L A W E S I S E L A T A N 55

17. KEADAAN KAHAR

17.1. Yang dimaksud keadaan kahar adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak sehingga kewajiban yang ditentukan dalam kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi. 17.2. Yang digolongkan keadaan kahar adalah : a. Peperangan; b. Kerusuhan; c. Revolusi; d. Bencana alam : banjir, gempa bumi, badai, gunung meletus, tanah longsor, wabah penyakit, dan angin topan; e. Pemogokan; f. Kebakaran; g. Gangguan industri lainnya. 17.3. Keadaan kahar ini tidak termasuk hal-hal yang merugikan yang disebabkan oleh perbuatan atau kelalaian para pihak. 17.4. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh karena terjadinya keadaan kahar tidak dapat dikenai sanksi. 17.5. Tindakan yang diambil untuk mengatasi terjadinya keadaan kahar dan yang menanggung kerugian akibat terjadinya keadaan kahar, ditentukan berdasar kesepakatan dari para pihak. 17.6. Bila terjadi keadaan kahar, maka penyedia jasa memberitahukan kepada pengguna anggaran selambat- lambatnya dalam waktu 14 empat belas hari setelah terjadinya keadaan kahar. 17.7. Bila keadaan sudah pulih normal, maka secepat mungkin penyedia jasa memberitahukan kepada pengguna anggaran bahwa keadaan telah kembali normal dan kegiatan dapat dilanjutkan, dengan ketentuan: a. Jangka waktu pelaksanaan yang ditetapkan dalam kontrak tetap mengikat. Apabila harus diperpanjang, maka waktu perpanjangan sama dengan waktu selama tidak dapat melaksanakan pekerjaan akibat keadaan kahar; b. Selama tidak dapat melaksanakan pekerjaan akibat keadaan kahar, penyedia jasa berhak menerima pembayaran sebagaimana ditentukan dalam kontrak dan mendapat penggantian biaya yang wajar sesuai yang telah dikeluarkan selama jangka waktu tersebut untuk melaksanakan tindakan yang disepakati; c. Bila sebagai akibat dari keadaan kahar penyedia jasa tidak dapat melaksanakan sebagian besar pekerjaan selama jangka waktu 60 enam puluh hari, maka salah satu pihak dapat memutus kontrak dengan pemberitahuan tertulis 30 tiga puluh hari sebelumnya dan setelah itu penyedia jasa berhak atas sejumlah uang yang harus dibayar sesuai dengan ketentuan pemutusan kontrak Pasal 19.8.

18. ITIKAD BAIK

18.1. Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan dengan hak dan kewajiban yang D I N A S K E B U D A Y A A N D A N K E P A R I W I S A T A A N P R O V I N S I S U L A W E S I S E L A T A N 56 terdapat dalam kontrak. 18.2. Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa menonjolkan kepentingan masing-masing pihak. Bila selama kontrak salah satu pihak merasa dirugikan, maka diupayakan tindakan yang terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.

19. PENGHENTIAN

DAN PEMUTUSAN KONTRAK 19.1. Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai. 19.2. Penghentian kontrak dilakukan karena terjadinya hal-hal diluar kekuasaan keadaan kahar kedua belah pihak sehingga para pihak tidak dapat melaksanakan kewajiban yang ditentukan di dalam kontrak. Dalam hal kontrak dihentikan, maka pengguna anggaran wajib membayar kepada penyedia jasa sesuai dengan kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai. 19.3. Pemutusan kontrak dilakukan bilamana penyedia jasa cidera janji atau tidak memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur di dalam kontrak. Kepada penyedia jasa dikenakan sanksi sesuai Pasal 19.5. 19.4. Pemutusan kontrak dilakukan bilamana para pihak terbukti melakukan kolusi, kecurangan atau tindak korupsi baik dalam proses seleksi penyedia jasa maupun pelaksanaan pekerjaan, dalam hal ini : a. Penyedia jasa dapat dikenakan sanksi yaitu : 1. Sisa uang muka harus dilunasi oleh penyedia jasa; 2. Pengenaan daftar hitam untuk jangka waktu 2 dua tahun. b. Pengguna anggaran dikenakan sanksi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disipilin Pegawai Negeri Sipil atau ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 19.5. Pemutusan kontrak oleh pengguna anggaran Sekurang-kurangnya 30 tiga puluh hari setelah pengguna anggaran menyampaikan pemberitahuan rencana pemutusan kontrak secara tertulis kepada penyedia jasa untuk kejadian tersebut di bawah ini, pengguna anggaran dapat memutuskan kontrak. Kejadian dimaksud adalah : a. Penyedia jasa tidak mulai melaksanakan pekerjaan berdasarkan kontrak pada tanggal mulai kerja sesuai dengan Pasal 14.; b. Penyedia jasa tidak berhasil memperbaiki suatu kegagalan pelaksanaan, sebagaimana dirinci dalam surat pemberitahuan penangguhan pembayaran sesuai dengan Pasal 16.2.; c. Penyedia jasa tidak mampu lagi melaksanakan pekerjaan atau bangkrut; d. Penyedia jasa gagal mematuhi keputusan akhir penyelesaian perselisihan; e. Penyedia jasa menyampaikan pernyataan yang tidak benar kepada pengguna anggaran dan pernyataan tersebut berpengaruh besar pada hak, kewajiban, atau D I N A S K E B U D A Y A A N D A N K E P A R I W I S A T A A N P R O V I N S I S U L A W E S I S E L A T A N 57 kepentingan pengguna anggaran ; f. Terjadi keadaan kahar dan penyedia jasa tidak dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Pasal 17.7.c. Terhadap pemutusan kontrak yang timbul karena terjadinya salah satu kejadian sebagaimana dirinci dalam huruf a. sampai f. diatas, Pasal 1266 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata tidak diberlakukan. Atas pemutusan kontrak yang timbul karena salah satu kejadian yang diuraikan dalam huruf a. sampai e. penyedia jasa dimasukkan dalam daftar hitam. 19.6. Pemutusan kontrak oleh penyedia jasa Sekurang-kurangnya 30 tiga puluh hari setelah penyedia jasa menyampaikan pemberitahuan rencana pemutusan kontrak secara tertulis kepada pengguna anggaran untuk kejadian tersebut di bawah ini, penyedia jasa dapat memutuskan kontrak. Kejadian dimaksud adalah : a. Sebagai akibat keadaan kahar, penyedia jasa tidak dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Pasal 17.7.c.; b. Pengguna anggaran gagal mematuhi keputusan akhir penyelesaian perselisihan. 19.7. Prosedur pemutusan kontrak Setelah salah satu pihak menyampaikan atau menerima pemberitahuan pemutusan kontrak, sebelum tanggal berlakunya pemutusan tersebut penyedia jasa harus: a. Mengakhiri pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang ditetapkan dalam pemberitahuan pemutusan kontrak; b. Mengalihkan hak dan menyerahkan semua laporan, desain, spesifikasi, dan perhitungan, baik yang sudah selesai atau selesai sebagian. Pengalihan hak dan penyerahan tersebut harus dilakukan dengan cara dan pada waktu yang ditentukan oleh pengguna anggaran ; c. Menyerahkan semua fasilitas yang disediakan oleh pengguna anggaran . 19.8. Dalam hal terjadi pemutusan kontrak sesuai dengan Pasal 19.5., pengguna anggaran tetap membayar hak penyedia sampai dengan batas tanggal pemutusan, dan jika terjadi pemutusan kontrak sesuai dengan Pasal 19.6., selain pembayaran tersebut di atas pengguna anggaran harus membayar pengeluaran langsung yang dikeluarkan oleh penyedia jasa sehubungan dengan pemutusan kontrak. 19.9. Sejak tanggal berlakunya pemutusan kontrak, penyedia jasa tidak bertanggung jawab lagi atas pelaksanaan kontrak.

20. PENYELESAIAN

PERSELISIHAN 20.1. Penyelesaian perselisihan dapat melalui: a. Di luar pengadilan, yaitu dengan cara musyawarah, mediasi, konsiliasi atau arbitrase di Indonesia; b. Pengadilan. 20.2. Penyelesaian perselisihan lebih lanjut diatur dalam syarat- syarat khusus kontrak. 20.3. Pengeluaran biaya untuk penyelesaian perselisihan D I N A S K E B U D A Y A A N D A N K E P A R I W I S A T A A N P R O V I N S I S U L A W E S I S E L A T A N 58 ditanggung kedua belah pihak sesuai keputusan akhir.

21. BAHASA DAN

HUKUM 21.1. Kontrak dibuat dalam bahasa Indonesia serta tunduk kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

22. PERPAJAKAN

22.1. Penyedia jasa harus mengetahui, memahami dan patuh terhadap semua peraturan perundang-undangan tentang pajak yang berlaku di Indonesia dan sudah diperhitungkan dalam penawaran biaya. 22.2. Perubahan peraturan perundang-undangan tentang pajak yang terjadi setelah pembukaan penawaran biaya harus dilakukan penyesuaian.

23. KORESPONDENSI

23.1. Komunikasi antara para pihak hanya berlaku bila dibuat secara tertulis. 23.2. Korespondensi dapat dikirim langsung, atau melalui pos, telexfacimile , kawat. 23.3. Alamat para pihak ditetapkan sebelum tanda tangan kontrak. 23.4. Korespondensi harus menggunakan bahasa Indonesia.

24. PENGGUNAAN

PENYEDIA JASA USAHA KECIL TERMASUK KOPERASI KECIL 24.1. Apabila penyedia jasa yang ditunjuk adalah penyedia jasa usaha kecilkoperasi kecil, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan sendiri oleh penyedia jasa yang ditunjuk dan dilarang diserahkan atau disubkontrakkan kepada pihak lain. 24.2. Apabila penyedia jasa yang ditunjuk adalah penyedia jasa bukan usaha kecilkoperasi kecil, maka: a. Penyedia jasa wajib bekerja sama dengan penyedia jasa usaha kecilkoperasi kecil, dengan mensubkontrakkan sebagian pekerjaan; b. Bentuk kerjasama tersebut hanya untuk sebagian pekerjaan, dilarang mensubkontrakkan seluruh pekerjaan; c. Penyedia jasa yang ditunjuk tetap bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan keseluruhan pekerjaan; d. Apabila ketentuan tersebut di atas dilanggar, maka kontrak akan batal dan penyedia jasa dimasukkan dalam daftar hitam selama 2 dua tahun. 24.3. Penyedia jasa bukan usaha kecil yang terbukti menyalahgunakan fasilitas dan kesempatan yang diperuntukkan bagi usaha kecil termasuk koperasi kecil dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak.

25. PENYESUAIAN

HARGA 25.1. Penyesuaian harga dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam syarat-syarat khusus kontrak. Penyesuaian harga diberlakukan terhadap kontrak jangka panjang lebih dari 12 dua belas bulan.

26. DENDA DAN

26.1. Denda adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada D I N A S K E B U D A Y A A N D A N K E P A R I W I S A T A A N P R O V I N S I S U L A W E S I S E L A T A N 59 GANTI RUGI penyedia jasa, sedangkan ganti rugi adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada pengguna anggaran , karena terjadinya cidera janji terhadap ketentuan yang tercantum dalam kontrak. 26.2. Besarnya denda kepada penyedia jasa atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan adalah 1 ‰ per seribu dari harga kontrak untuk setiap hari keterlambatan. 26.3. Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh pengguna anggaran atas keterlambatan pembayaran adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia.

27. KEGAGALAN

BANGUNAN 27.1. Kegagalan bangunan yang menjadi tanggungjawab penyedia jasa ditentukan terhitung sejak penyerahan laporan akhir pekerjaan sesuai dengan umur konstruksi yang direncanakan dan secara tegas dinyatakan dalam dokumen perencanaan paling lama 10 sepuluh tahun. Jangka waktu pertanggungjawaban atas kegagalan bangunan ditetapkan dalam syarat-syarat khusus kontrak. 27.2. Pelaksanaan ganti rugi atas kegagalan bangunan dapat dilakukan melalui mekanisme pertanggungan asuransi sesuai dengan Pasal 7.1.

B. KETENTUAN