MODEL RASIO PERTUMBUHAN MRP

37 Dimana : E’ i = homothetic employment sektor i di kabupaten - kota j E ij = employment di sektor i di kabupaten - kota j r j = laju pertumbuhan kabupaten - kota j r n = laju pertumbuhan Jawa Tengah Komponen bauran industri regional menurut Arcelus dirumuskan sebagai berikut : 15 RI ij = – E’ ij r ij – r j - r jn - r n +E ij - E’ ij r ij – r j r in – r n Prasetyo Supono,1993, 48

4. MODEL RASIO PERTUMBUHAN MRP

Alat Analisis Model Rasio Pertumbuhan adalah alat untuk membandingkan pertumbuhan suatu kegiatan baik dalam skala yang lebih luas maupun yang lebih kecil. Dimana dalam analisis ini terdapat dua rasio pertumbuhan yaitu : 1. Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi Jawa Tengah RP R . 2. Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi Kabupaten Kota di WP I Jawa TengahRP S . Secara matematis rumus RP R dan RP S dapat ditulis sebagai berikut : ∆E iR E iRt 1. RP R = ∆E R E Rt 38 yaitu : perbandingan antara laju pertumbuhan sektor i di Jawa Tengah dengan laju pertumbuhan total kegiatan PDRB Jawa Tengah ∆E ij E iRt 2. RP S = ∆E R E Rt yaitu : perbandingan antara laju pertumbuhan sektor i di kabupaten kota di WP I dengan laju pertumbuhan kegiatan i di Jawa tengah. dimana : ∆E ij = Perubahan nilai output sektor i di wilayah studi kabupaten – kota di Wilayah Pembangunan I Jawa Tengah pada periode waktu t dan t + n n = Jumlah tahun antara dua periode ∆E iR = Perubahan nilai output sektor i di wilayah referensi.Jawa Tengah E iR = Nilai output sektor i di wilayah referensi. Jawa Tengah ∆E R = Perubahan PDRB di wilayah referensi. Jawa Tengah E R = PDRB di wilayah referensi. Jawa Tengah E ij = Nilai output sektor i di wilayah studi Kabupaten – Kota di Wilayah Pembangunan I Jawa Tengah. Maulana Yusuf, 1999, 223 Analisis MRP. Jika nilai RP R 1 maka RP R dikatakan + Artinya : RP R + menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor i di Propinsi Jawa Tengah lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Tengah. 39 Jika nilai RP R 1 maka RP R dikatakan - Artinya : RP R - menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor i di Propinsi Jawa Tengah lebih rendah dari pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Tengah. RP S + artinya pertumbuhan sektor i kabupaten – kota di Wilayah Pembangunan I Jawa Tengah lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan sektor i Propinsi Jawa Tengah. RP S - artinya pertumbuhan sektor i kabupaten – kota di Wilayah Pembangunan I Jawa Tengah lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan sektor i pada Propinsi Jawa Tengah. Dari Analisis MRP akan diperoleh nilai riil dan nilai nominal dimana kombinasi atas keduanya akan diperoleh deskripsi kegiatan ekonomi yang potensial dengan menggunakan klasifikasi sebagai berikut : 1. Klasifikasi 1, yaitu nilai + dan + berarti sektor i pada Propinsi Jawa Tengah mempunyai pertumbuhan menonjol demikian pula pada kabupaten – kota di Wilayah Pembangunan I Jawa Tengah. Sektor i ini disebut sebagai dominan pertumbuhan. 2. Klasifikasi 2, yaitu nilai + dan - berarti sektor i pada Propinsi Jawa Tengah mempunyai pertumbuhan menonjol namun pada kabupaten – kota di Wilayah Pembangunan I Jawa Tengah belum menonjol. 3. Klasifikasi 3, yaitu nilai - dan + berarti sektor i pada Propinsi Jawa Tengah pertumbuhannya tidak menonjol akan tetapi pada kabupaten – kota 40 di Wilayah Pembangunan I Jawa Tengah sektor i tersebut menonjol. Oleh karena itu sektor i tersebut merupakan sektor potensial yang dapat dikembangkan di kabupaten – kota di Wilayah Pembangunan I Jawa Tengah. 4. Klasifikasi 4, yaitu nilai - dan - berarti sektor i baik pada Propinsi Jawa Tengah maupun pada kabupaten – kota di Wilayah Pembangunan I Jawa Tengah mempunyai pertumbuhan rendah.

5. Analisis Overlay