Uji normalitas data dan homogenitas varian

Tabel 3 Uji normalitas data dan homogenitas varian

p uji normalitas (Shapiro

Homogenitas dengan

Kelompok data

Wilk)

Levene’s test

Kontrol

Perlakuan

Ekstensi : Sebelum

Rotasi : Sebelum

Lat.fleksi : Sebelum

6 Jurnal Fisioterapi Volume 14 Nomor 1, April 2014

Tabel di atas menunjukkan hasil uji intervensi yaitu nilai p > 0,05, hal ini normalitas dengan Shapiro-Wilk test dan uji menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. homogenitas varian dengan Levene’s test .

Berdasarkan uji homogenitas dengan Dilihat dari LGS ekstensi diperoleh hasil uji Levene’s test diperoleh data untuk LGS ekstensi Shapiro-Wilk pada kelompok kontrol sebelum sebelum intervensi yaitu nilai p > 0,05 yang intervensi yaitu nilai p > 0,05 dan pada berarti data bersifat homogen dan sesudah kelompok perlakuan sebelum intervensi yaitu intervensi yaitu nilai p > 0,05 yang berarti data nilai p > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data

bersifat homogen. Dilihat dari LGS rotasi, hasil berdistribusi normal. Kemudian, hasil uji uji Levene’s test sebelum intervensi yaitu nilai p Shapiro-Wilk pada kelompok kontrol sesudah > 0,05 yang berarti data bersifat homogen dan intervensi yaitu nilai p > 0,05 dan pada sesudah intervensi yaitu nilai p > 0,05 yang kelompok perlakuan sesudah intervensi yaitu berarti data bersifat homogen. Dilihat dari LGS nilai p > 0,05, hal ini menunjukkan bahwa data

lateral fleksi, hasil uji Levene’s test sebelum berdistribusi normal. Dilihat dari LGS rotasi, intervensi yaitu nilai p > 0,05 yang berarti data hasil uji Shapiro-Wilk pada kelompok kontrol bersifat homogen dan sesudah intervensi yaitu sebelum intervensi yaitu nilai p > 0,05 dan nilai p < 0,05 yang berarti data tidak bersifat pada kelompok perlakuan sebelum intervensi homogen. yaitu nilai p > 0,05, hal ini menunjukkan bahwa

Melihat keseluruhan hasil uji persyaratan data berdistribusi normal. Kemudian, hasil uji analisis diatas maka peneliti dapat mengambil Shapiro-Wilk pada kelompok kontrol sesudah keputusan untuk menggunakan uji statistik intervensi yaitu nilai p > 0,05 dan pada parametrik (uji paired sample t ) untuk masing- kelompok perlakuan sesudah intervensi yaitu masing kelompok sampel (kontrol dan nilai p > 0,05, hal ini menunjukkan bahwa data

perlakuan) dan uji statistik parametrik (uji berdistribusi normal. Dilihat dari LGS lateral independent sample t ) untuk membuktikan fleksi, hasil uji Shapiro-Wilk pada kelompok efektifitas antara kedua kelompok sampel, kontrol sebelum intervensi yaitu nilai p > 0,05

sebagai pilihan pengujian statistik dan pada kelompok perlakuan sebelum

intervensi yaitu nilai p > 0,05, hal ini Uji Beda Rerata LGS cervical sebelum dan

menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

sesudah intervensi pada kelompok Kemudian, hasil uji Shapiro-Wilk pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan

kontrol sesudah intervensi yaitu nilai p > 0,05 dan pada kelompok perlakuan sesudah

Tabel 4

Uji beda rerata LGS ( derajat) sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok kontrol

Kelompok data

Sebelum Sesudah p

Ekstensi : Rerata

Rotasi : Rerata

Lat.fleksi : Rerata

Tabel diatas menunjukkan hasil dan sesudah intervensi. Kemudian, dilihat dari pengujian hipotesis menggunakan uji paired LGS lateral fleksi diperoleh nilai p < 0,05 yang sample t untuk kelompok kontrol. Dilihat dari berarti bahwa ada perbedaan rerata nilai LGS LGS ekstensi diperoleh nilai p < 0,05 yang lateral fleksi yang bermakna sebelum dan berarti bahwa ada perbedaan rerata nilai LGS sesudah intervensi. Hal ini menunjukkan bahwa ekstensi yang bermakna sebelum dan sesudah

intervensi Soft Tissue Mobilization dapat intervensi. Dilihat dari LGS rotasi diperoleh nilai

memberikan peningkatan LGS ekstensi, rotasi p < 0,05 yang berarti bahwa ada perbedaan dan lateral fleksi cervical yang bermakna pada rerata nilai LGS rotasi yang bermakna sebelum

kondisi mechanical neck pain .

Jurnal Fisioterapi Volume 14 Nomor 1, April 2014

Tabel 5

lateral fleksi. Dilihat dari LGS ekstensi diperoleh

Uji beda rerata LGS ( derajat) sebelum dan

nilai p < 0,05 yang berarti bahwa ada

sesudah intervensi pada kelompok perlakuan

perbedaan rerata sesudah intervensi LGS

Kelompok data

Sebelum Sesudah

ekstensi yang bermakna antara kelompok

Ekstensi :

kontrol dan kelompok perlakuan. Dilihat dari

LGS rotasi diperoleh nilai nilai p < 0,05 yang

SB 6,386

berarti bahwa ada perbedaan rerata sesudah

Rotasi :

intervensi LGS rotasi yang bermakna antara

kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.

SB 3,623

Lat.fleksi :

Kemudian, dilihat dari LGS lateral fleksi

diperoleh nilai p < 0,05 yang berarti bahwa ada

SB 2,144

perbedaan rerata sesudah intervensi LGS lateral fleksi yang bermakna antara kelompok kontrol

Tabel diatas menunjukkan hasil dan kelompok perlakuan. Hal ini menunjukkan pengujian hipotesis menggunakan uji paired bahwa Teknik Mulligan dan Soft Tissue sample t untuk kelompok perlakuan. Dilihat dari Mobilization menghasilkan peningkatan lingkup LGS ekstensi diperoleh nilai p < 0,05 yang gerak sendi (LGS) ekstensi, rotasi dan lateral berarti bahwa ada perbedaan rerata nilai LGS fleksi cervical yang lebih besar secara signifikan ekstensi yang bermakna sebelum dan sesudah

dibandingkan hanya Soft Tissue Mobilization intervensi. Dilihat dari LGS rotasi diperoleh nilai

pada mechanical neck pain . Hasil pengujian p < 0,05 yang berarti bahwa ada perbedaan hipotesis diatas telah membuktikan bahwa

rerata nilai LGS rotasi yang bermakna sebelum “ Teknik Mulligan dan Soft Tissue Mobilization dan sesudah intervensi. Kemudian, dilihat dari lebih baik daripada hanya Soft Tissue

LGS lateral fleksi diperoleh nilai p < 0,05 yang Mobilization dalam meningkatkan lingkup gerak berarti bahwa ada perbedaan rerata nilai LGS sendi (LGS) ekstensi, rotasi dan lateral fleksi

lateral fleksi yang bermakna sebelum dan cervical pada mechanical neck pain ”. sesudah intervensi. Hal ini menunjukkan bahwa

intervensi teknik Mulligan dan Soft Tissue Efek teknik Mulligan dan Soft Tissue Mobilization dapat memberikan peningkatan Mobilization serta hanya Soft tissue

LGS ekstensi, rotasi dan lateral fleksi cervical Mobilization terhadap peningkatan LGS yang bermakna pada kondisi mechanical neck ekstensi, rotasi, lateral fleksi cervical

pain .

pada mechanical neck pain

Mechanical neck pain merupakan kondisi Uji Beda Rerata LGS cervical sesudah kronik nyeri leher yang melibatkan lesi facet intervensi antara kelompok kontrol dan joint cervical dan muscle spasm atau muscle

kelompok perlakuan

tightness disekitar leher, sehingga kondisi ini menyebabkan keterbatasan gerak pada cervical

Tabel 6

terutama gerak ekstensi, rotasi dan lateral fleksi

Uji beda rerata LGS ( derajat) sesudah

cervical .

intervensi antara kontrol dan perlakuan

Problem keterbatasan gerak ekstensi, rotasi dan lateral fleksi umumnya ditemukan

Kelompok data

Kontrol

Perlakuan

oleh peneliti pada setiap sampel, dan rasa nyeri

Ekstensi :

umumnya dirasakan pada akhir

keterbatasannya. Berdasarkan pengamatan dan

SB 4,041

penulusuran peneliti dari hasil pemeriksaan

Rotasi : Rerata

menunjukkan bahwa problem keterbatasan

ekstensi umumnya disebabkan oleh lesi facet

Lat.fleksi:

joint cervical , sedangkan problem keterbatasan

rotasi dan lateral fleksi umumnya disebabkan

SB 2,527

oleh muscle spasm atau muscle tightness pada otot-otot leher terutama splenius capitis ,

Tabel diatas menunjukkan hasil uji semispinalis cervicis dan upper trapezius . independent sample t untuk pengujian hipotesis diatas, mulai dari LGS ekstensi, rotasi dan

8 Jurnal Fisioterapi Volume 14 Nomor 1, April 2014

Soft Tissue Mobilization dapat asesoris selalu diaplikasikan pada sudut memberikan peningkatan LGS ekstensi, rotasi perpendicular atau paralel terhadap bidang dan lateral fleksi cervical yang bermakna,

(bidang pengobatan Kaltenborn). facet joint 14 dimana peningkatan LGS cervical dihasilkan Teknik SNAGs yang merupakan salah satu oleh adanya efek post isometric relaxasi (PI R) metode Mulligan dapat mengembalikan minor dan reciprocal inhibition (RI ) serta efek elongasi positional fault permukaan sendi facet dan serabut otot. Efek PI R dan RI dihasilkan oleh mengembalikan keluasan gerak asesoris sendi intervensi Muscle Energy Technique , sedangkan facet sehingga efek tersebut dapat efek elongasi serabut otot dihasilkan oleh mengembalikan kebebasan gerak fisiologis intervensi

Myofascial Release Technique . pada cervical. Aplikasi teknik SNAGs dapat Menurut Chaitow (2006), efek PI R dan RI dapat

dengan mudah diterapkan pada regio cervical menghasilkan refleks relaksasi dan perubahan karena adanya efek sebelumnya dari Soft otot terhadap toleransi stretch , karena Efek PI R Tissue Mobilization yang menghasilkan dapat mengaktivasi golgi tendon organ (GTO) penurunan tonus atau ketegangan otot regio pada otot yang bersangkutan dimana GTO cervical. Hal ini dapat memberikan kontribusi memiliki sifat inhibitor yang dapat yang besar terhadap peningkatan lingkup gerak

mempengaruhi sekumpulan motor neuron sendi cervical.

sehingga efek tersebut dapat menyebabkan

penurunan tonus atau ketegangan otot. Efektifitas antara teknik Mulligan dan Soft Kemudian, efek RI yang dihasilkan oleh MET Tissue Mobilization dengan hanya Soft

dengan mengaktivasi kontraksi otot antagonist

Tissue Mobilization terhadap peningkatan

(otot yang sehat) dapat menginhibisi tonus otot

LGS ekstensi, rotasi, lateral fleksi cervical agonis yang spasme/ tightness sehingga akan pada mechanical neck pain

menunjukkan penurunan tonus dengan cepat Penambahan teknik Mulligan pada setelah kontraksi (Chaitow, 2006). Adanya intervensi Soft Tissue Mobilization dapat penurunan tonus otot yang dihasilkan oleh menghasilkan peningkatan LGS ekstensi, rotasi, Muscle Energy Technique dapat mengeliminir dan lateral fleksi yang lebih besar secara penghambat restriktif sehingga akan terjadi signifikan dibandingkan hanya Soft Tissue peningkatan lingkup gerak sendi. Disamping Mobilization . Hal ini disebabkan karena teknik itu, efek elongasi serabut otot yang dihasilkan

Mulligan dapat mengoreksi adanya faulty minor oleh Myofascial Release Technique juga dapat positional dari facet joint . Menurut Exelby mengaktivasi golgi tendon organ (GTO) pada (2002), keterbatasan gerak cervical dapat musculotendinogen junction . Menurut Kisner disebabkan oleh adanya kesalahan kecil dari and Colby (2007), adanya stretch pada serabut posisi permukaan sendi facet atau dapat otot akan mengaktivasi GTO, dimana aktivitas dikatakan terjadi minor subluksasi didalam GTO akan menghasilkan efek inhibitory pada sendi facet . Aplikasi teknik SNAGs yang level otot yang mengalami ketegangan berulang dan kontinyu dapat mengoreksi khususnya jika gaya stretch dipertahankan adanya minor subluksasi didalam sendi facet dalam waktu yang lama. I nhibisi dari komponen

sehingga terjadi keluasan gerak asesoris sendi kontraktile otot oleh GTO dapat memberikan facet yang akhirnya terjadi peningkatan lingkup kontribusi terhadap refleks relaksasi otot gerak sendi cervical yang cepat dan bebas sehingga memungkinkan terjadinya nyeri. Pemberian Soft Tissue Mobilization peningkatan lingkup gerak sendi.

sebelum aplikasi teknik SNAGs sangat besar Menurut Mulligan, lesi pada facet joint manfaatnya didalam memfasilitasi prosedur dan cervical umumnya menyebabkan minor efek dari teknik SNAGs, hal ini karena intervensi positional fault didalam permukaan facet joint Soft Tissue Mobilization dapat memberikan sehingga terjadi keterbatasan gerak fisiologis penurunan tonus otot-otot leher secara pada cervical . Minor positional fault atau minor signifikan sehingga memudahkan pelaksanaan subluksasi tersebut dapat dikoreksi dengan teknik SNAGs dan menghasilkan efek yang lebih teknik Mulligan. Secara khas, teknik Mulligan besar yaitu peningkatan lingkup gerak sendi adalah mengombinasikan mobilisasi gerak cervical dan bebas nyeri. asesori dengan gerak fisiologis secara aktif dan/ atau pasif, dimana mobilisasi gerak

Jurnal Fisioterapi Volume 14 Nomor 1, April 2014

Kesimpulan

Kumar, D., Sandhu, J.S., Broota, A, “ Efficacy of Berdasarkan analisis hasil penelitian dan

Mulligan Concept (NAGs) on Pain at pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa

available end range in Cervical Spine: A “ Teknik Mulligan dan Soft Tissue Mobilization Randomised Controlled Trial ”, I ndian

lebih baik daripada hanya Soft Tissue Journal of Physiotherapy and Mobilization dalam meningkatkan lingkup gerak

Occupational Therapy, Vol 5: 154-158, sendi (LGS) ekstensi, rotasi dan lateral fleksi

2011

cervical pada mechanical neck pain ”. Makofsky, H.W, “ Spinal Manual Therapy ” , Slack

Daftar Pustaka

I ncorporated, USA, 2010 Chaitow, L, “ Muscle Energy Technique . Third

Edition”, Churchill Livingstone, McKenzie, R., Kubey, C, “ 7 Steps To A Pain- Edinburgh, 2006

Free Life” , Penguin Group I nc, New York, 2000

De-las-Penas, C.F., del-Cerro, L.P., Blanco,

C.R., Conesa, A.G., Page, J.C., McKenzie, R., May, S, “ The Cervical & Thoracic Miangolarra, “ Changes in Neck Pain and

Spine Mechanical Diagnosis & Therapy” , Active Range of Motion After A Single

Volume One, Spinal Publications, New Thoracic Spine Manipulation in Subjects

Zealand, 2008

Presenting with Mechanical Neck Pain :

A Case Series ”, Journal of Manipulative Nayak, S.K, “ Combined Effect of Myofascial and Physiological Therapeutics, Vol 30:

Release And Muscle Energy Technique Number 4, 2007

I n Subjects With Mechanical Neck Pain” , dissertation, Rajiv Gandhi University Of Donatelli, R.A., Wooden, M.J, “ Orthopaedic

Health Sciences Karnataka, Bangalore, Pysical Therapy . Third Edition”, Churchill

2012

Livingstone, New York, 2001

Sjahrir, “ Nyeri Leher dan Nyeri Kepala ”, tesis, Exelby, L, “ The eMulligan concept: I ts

Universitas Sumatera Utara, Medan, application in the management of spinal

2004

conditions” , Manual Therapy, Vol 7: 64-

70, 2002 Steve, “ Mechanical Neck Pain is also cal led Axial Neck Pain” , 2005. Available from Grant, K.E., Riggs, A, “ Myofascial Release” ,

www.necksolutions.com/ mechanical- Wiley I nterscience, New York, 2009

neck-pain.html, diakses tanggal 12 Desember 2012

Green, B.N., Dunn, A.S., Pearce, S.M., Johnson,

Conservative management of C.D, “ Touche, R.L., de-las-Penas, C.F., Carnero, J.F., uncomplicated mechanical neck pain in

Parreno, S.D., Alemany, A.P., Nielsen,

a military aviator ”, The Journal of the L.A, “ Bilateral Mechanical-Pain Canadian Chiropractic Association, Vol.

Sensitivity Over the Trigeminal Region in

8: 676–680, 2004 Patients With Chronic Mechanical Neck Pain ”, The Journal of Pain, Vol 11: No 3,

Kenny, T., Kenny, B, “ Non-spesific Neck Pain” ,

256-263, 2010

2010. Available from www.patient.co.uk/ health/ non-specific-

Walker, M.J., Boyles, R.E., Young, B.A., neck-pain, diakses tanggal 12 Desember

Strunce, J.B., Garber, M.B, “ The 2012.

Effectiveness of Manual Physical Therapy and Exercise for Mechanical

Kisner, C., Colby, L.A, “ Therapeutic Exercise Neck Pain : A Randomized Clinical Trial ”, Foundations And Techniques” , Fifth

SPI NE, Vol 33: Number 22: 2371–2378, Edition, F.A. Davis Company,

2008

Philadelphia, 2007

10 Jurnal Fisioterapi Volume 14 Nomor 1, April 2014

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOINTEGRASI ANTARA SAHAM SYARIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA (STUDI EMPIRIS PADA BURSA EFEK INDONESIA)

0 0 10

ANALISIS PENGEMBANGAN KARIR KARYAWAN PADA PT. BFI FINANCE Tbk PEKANBARU

0 1 21

PENGARUH ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. INTI KHARISMA MANDIRI RIAU PEKANBARU Sahwitri Triandani, SE, M.Si (Dosen Fekonsos UIN Suska Riau) Abstrak - PENGARUH ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) TERHADAP K

1 5 8

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS DENGAN MEDIASI KEPUASAN PASIEN (STUDI PADA RSUD BALARAJA)

0 0 45

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS DENGAN MEDIASI KEPUASAN PASIEN (STUDI PADA RSUD BALARAJA)

1 1 11

MEMINIMALISIR STEREOTIPE ANTAR GENDER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK UNGKAP TANGKAP CURAHAN HATI PADA MATERI DIFERENSIASI SOSIAL DI SMA CENDANA PEKANBARU

0 0 19

Keyword: eksistensi perempuan, politik, gender, legislatif, Provinsi Riau PENDAHULUAN - EKSISTENSI PEREMPUAN PADA LEMBAGA POLITIK FORMAL DALAM MEWUJUDKAN KESETARAAN GENDER (Studi Terhadap Anggota Legislatif di Provinsi Riau)

0 1 23

Key Words: Women's empowerment, Entrepreneurship, Skill Training PENDAHULUAN - PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN USAHA MELALUI PELATIHAN KETRAMPILAN MENYULAM PADA USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA SEJAHTERA (UPPKS) SUMBER REZEKI KE

0 0 21

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PARENTING KAUM IBU DENGAN METODE BIMBINGAN KELOMPOK (Penelitian Pengembangan terhadap Kegiatan Bimbingan di Bina Keluarga Balita Kota Bandung)

0 0 16

PENINGKATAN PENGETAHUAN MENGENAI STIMULUS PADA ANAK USIA “GOLDEN AGE” DI KELAS PARENTING TAMAN PAUD UNIVERSITAS ESA UNGGU

0 0 5