PENAMBAHAN TEKNIK MANUAL THERAPY PADA LATIHAN PENDULAR CODMAN LEBIH MENINGKATKAN LINGKUP GERAK SENDI PADA SENDI GLENOHUMERAL PENDERITA FROZEN SHOULDER

PENAMBAHAN TEKNI K MANUAL THERAPY PADA LATI HAN PENDULAR CODMAN LEBI H MENI NGKATKAN LI NGKUP GERAK SENDI PADA SENDI GLENOHUMERAL PENDERI TA FROZEN SHOULDER

Salim, J.S Fisioterapis-Poltekkes Dr Rusdi, Medan Jln. H.Adam Malik No.140-142 johanes.salim@yahoo.com

Abstrak

Latar belakang: Keterbatasan gerakan ke segala arah ciri khas dari penderita frozen shoulder , dan banyak dijumpai di berbagai lahan praktek fisioterapi. Para fisioterapis sering tertantang karena terapi pada penderita frozen shoulder umumnya memerlukan waktu yang panjang untuk memperoleh aktivitas fungsional. Akhir-akhir ini Latihan Pendular Codman diragukan efektivitasnya untuk meningkatkan ROM sendi glenohumeral pada penderita frozen shoulder . Sebaliknya beberapa penelitian dan studi kasus membuktikan teknik Manual Therapy efektif memperbaiki hipomobilitas pada penderita frozen shoulder . Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efektivitas penambahan teknik Manual Therapy pada Latihan Pendular Codman lebih meningkatkan Lingkup Gerak Sendi pada sendi glenohumeral daripada Latihan Pendular Codman pada penderita frozen shoulder. Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental murni dengan pre-test dan p ost- test control group design . Eksperimen ini dilaksanakan di Praktek Fisioterapi, “Sriwijaya” Medan. Sampel penelitian berjumlah 16 orang yang dibagi ke dalam 2 kelompok sampel yaitu 8 orang pada kelompok kontrol dan 8 orang pada kelompok perlakuan. Kelompok kontrol yang diberikan intervensi Latihan Pendular Codman dan kelompok perlakuan yang diberikan teknik Manual Therapy dan Latihan Pendular Codman. Alat ukur yang digunakan untuk pengumpulan data adalah goniometer, dimana goniometer digunakan untuk mengukur lingkup gerak fleksi, ekstensi, abduksi, eksotorotasi dan endorotasi baik sebelum intervensi maupun sesudah intervensi. Hasil: Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t-test independent untuk fleksi, ekstensi, abduksi, endorotasi dan uji Mann-Whitney Test untuk eksorotasi. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara rerata sesudah intervensi ROM fleksi, ekstensi, abduksi, eksorotasi dan endorotasi pada sendi glenohumeral kelompok kontrol dan rerata sesudah intervensi ROM kelompok perlakuan, dengan nilai p < 0,05. Kesimpulan: Penambahan teknik Manual Therapy pada Latihan Pendular Codman lebih efektif meningkatkan ROM sendi glenohumeral daripada Latihan Pendular Codman pada penderita frozen shoulder . Peningkatan ROM sendi glenohumeral secara signifikan akan mengoptimalkan aktivitas fungsional sendi glenohumeral.

Kata kunci :frozen shoulder , teknik manual therapy , latihan pendular codman.

Abstract

Background:Limitation of movement in all directions is the characteristic of patients with frozen shoulder, and often found in various fields of physiotherapy practice.The physiotherapist is often challenged therapy in patients with frozen shoulder; the patient usually requires a long time to find out the best functional activity. Lately, the effectiveness of Codman’spendulum exercises was in doubt as a method to increase the range of motion for frozen shoulder in glenohumeral joint patients. I nstead, some research and case studies have proven manual therapy techniques effectively repair hipomobility in patients with frozen shoulder. Objective:This study aims to prove the effectiveness of the addition of manual therapy techniques on Codman’s pendulum exercises in inreasing the range of motion in patients with frozen shoulder in the glenohumeral joint. Method:This study is

Jurnal Fisioterapi Volume 14 Nomor 1, April 2014 47

Glenohumeral Penderita Frozen Shoulder

true experimental research, the methods pre-test and post-test control group design. The ekperiment was conducted in Physiotherapy Practice “ Sriwijaya” Medan. This study sample of 16 people were divided into 2 groups, 8 people in the control group and 8 people in the treatment group. A control group given Codman’s pendulum exercises and a treatment group who was given the manual therapy techniques and Codman’s pendulum exercises. The measuring instrument used for data collection was the goniometer.The goniometer was used to measure the range of motion of flexion, extension, abduction, exorotation, and endorotation of both pre-intervention and post-intervention. Results of the hypothesis were gathered by using the independent t-test for flexion, extension, abduction, endorotation, and the Mann-Whitney test for exorotation. Result:Hypothesis testing results showed that significant difference in post-intervention mean of the control group and the mean of the treatment group for Range Of Motion (ROM) of the glenohumeral joint in flexion, extension, abduction, endorotation, exorotation, with a value of p < 0.05. Conclusion: The addition of manual therapy techniques on the Codman’s pendulum exercise is better than just Codman’s pendulum exercises in increasing ROM for frozen shoulder in glenohumeral joint patients. The increased ROM of the glenohumeral joints will significantly affect the activity of the glenohumeral joint and help it to function optimally.

Keyw ords : frozen shoulder, manual therapy techniques, codman’s pendulum exercise.

Pendahuluan

otot-otot rotator cuff dan kontraktur ligamen Banyak pasien frozen shoulder anterosuperior / inferior. Pasien mengalami

dijumpai di klinik-klinik Orthopaedi dan di keterbatasan lingkup gerak sendi dalam pola praktek fisioterapi. Frozen Shoulder timbul kapsuler yaitu eksorotasi paling terbatas diikuti secara spontan tampa penyebab yang jelas, abduksi dan endorotasi. Fase thawing atau fase berhubungan dengan bermacam penyakit akhir disebut juga fase mencair ditandai dengan immun atau penyakit sistemik atau frozen kembalinya ROM (Range Of Motion) secara

shoulder primer (idiopatik) dan frozen shoulder berangsur-angsur. sekunder. Diagnosa fisioterapi penderita frozen

Kapsul anteroglenohumeral sangat shoulder adalah nyeri pada keterbatasan berperan sebagai stabilitas statis untuk sliding gerak ke segala arah, terutama pada gerakan

ke anterior caput humerus dari berbagai posisi. pasif eksorotasi. Diperkirakan penderita frozen Kapsul ini terbentuk dari bermacam-macam shoulder 2% orang dewasa. Kebanyakan pada jaringan kolagen dengan oritentasi dan umur diantara 40 sampai dengan 60 tahun, kekuatan yang berbeda. Kapsul lebih banyak pada wanita.

anteroglenohumeral terdiri dari ligamen Frozen shoulder terdiri dari 4 fase glenohumeral superior, ligamen glenohumeral

meliputi; Fase nyeri ( painful ) berlangsung 0-3 bagian tengah dan ligamen glenohumeral bulan; fase beku ( freezing phase ) berlangsung inferior. Menurut beberapa penelitian ligamen 3-9 bulan; fase kaku ( stiffness or frozen phase ) antero-glenohumeral inferior paling tebal, kuat, berlangsung 9-15 bulan; fase mencair (thawing

konsisten dan berfungsi untuk stabilisasi phase) berlangsung 15-24 bulan.

gerakan pada extremitas atas.

Pasien pada fase nyeri mengalami nyeri Body structuresimpairment atau spontan yang seringkali parah dan problematik anatomi pada penderita frozen mengganggu tidur. Pasien takut menggerakkan

shoulder yaitu; adhesi dalam kapsul dan bahunya sehingga menambah kekakuan. Pada kontraktur kapsul anterior superior/ inferior; akhir fase ini, volume kapsul glenohumeral Kontraktur mm rotator cuff dan secara signifikan berkurang. Penderita pada spasma/ tightness mm deltoideus, mm fase freezing ditandai dengan hyperplasia pectoralis major, m latissimus dorsi, m teres sinovial disertai proliferasi fibroblastik pada major; imflamasi kronik dan fibrosis; penurunan kapsul sendi gleno humeralis. Rasa sakit volume intra aticular dan kapsul sendi; atrofi seringkali diikuti dengan fase kaku. Patofisiologi

otot-otot disekitar bahu.

sinovial pada penderita pada fase

Body functions impairment atau mereda/ membaik tetapi adesi terjadi dalam problematik fisiologi pada penderita frozen kapsul diikuti penurunan volume intra-articular shoulder antara lain: hypomobilitas atau dan kapsul sendi. Tanda spesifiknya, kontraktur

frozen mulai

problem pola kapsuler sendi glenohumeralis

48 Jurnal Fisioterapi Volume 14 Nomor 1, April 2014

Glenohumeral Penderita Frozen Shoulder

yaitu ROM eksorotasi paling terbatas diikuti oral/ injeksi; nerve blocks ; Latihan Pendular keterbatasan ROM abduksi dan ROM Codman; elektroterapi; terapi ultrasound; terapi endorotasi; hipertonus jaringan kontraktil sendi

panas; latihan peregangan; mobilisasi sendi; glenohumeralis; gangguan aliran limfe dan mobilisasi jaringan lunak; latihan kekuatan; reverse scapulo humeral rhytm .

splint ; injeksi cortisone; injeksi calsitonin; Masalah aktivitas yang sering ditemukan

manipulasi dalam pengaruh anastesia dan pada penderita frozen shoulder adalah tidak surgical contracture release . mampu menyisir rambut; kesulitan dalam

Beberapa peneliti membuktikan bahwa berpakaian; kesulitan memakai brest holder teknik-teknik fisioterapi membutuhkan waktu (BH) bagi wanita; mengambil dan memasukkan

yang lama dalam peningkatan aktivitas dompet di saku belakang; gerakan-gerakan fungsional penderita frozen shoulder berkisar lainnya yang melibatkan sendi bahu.

antara 12 bulan sampai dengan 24 bulan. Hipomobilitas disebabkan volume cairan

Demikian juga dari pengalaman klinis penulis, sinovial menurun dalam sendi, yang sering para fisioterapis tertantang karena tidak mengakibatkan peningkatan tekanan di dalam

dapat dengan cepat mendapatkan hasil yang sendi pada waktu ada gerakan. Selanjutnya signifikan dalam pengobatan frozen shoulder jarak permukaan sendi menyempit karena ini. Banyak pasien mengalami stres karena pelumas sendi menipis dan peningkatan jumlah

hasil pengobatan yang lama dan terkadang serabut kolagen yang bersilangan serta takut kembali berobat karena adanya rasa sakit susunan tidak teratur. Serabut kolagen yang selama pengobatan fisioterapi. kusut akan mengurangi fleksibilitas jaringan

Latihan Pendular Codman adalah teknik ikat dan membatasi gerakan sendi.

terapi latihan menggerakkan sendi Kontraktur anterosuperior kapsul akan glenohumeral secara pasif melalui pengaruh mengakibatkan antero superior tightness , maka gravitasi gerakan pendular lengan dan otot-otot akan membatasi gerakan eksorotasi sendi regio sendi glenohumeralis dalam keadaan glenohumeralis di posisi adduksi. Demikian juga

relaksasi. Latihan pendular Codman juga kalau terjadi kontraktur kapsul dan ligamen-

merupakan distraksi dan occilasi bertujuan : ligamen antero inferior sendi glenohumeralis, untuk mengurangi nyeri; meningkatkan nutrisi maka akan membatasi gerakan eksorotasi sendi

pada permukaan sendi; memperlancar glenohumeralis di posisi abduksi. Kapsul bagian

mobilisasi sendi; meningkatkan ekstensibilitas anterior superior dan anterior inferior yang kapsul sendi glenohumeralis pada penderita kaku maka gerakan slide ke anterior terbatas, frozen shoulder . mengakibatkan caput humerus bergeser ke

Latihan Pendular Codman merupakan posterior pada cavitas glenoidalis. Dan intervensi yang sering digunakan oleh menyebabkan gerakan permukaan sendi fisioterapis untuk meningkatkan ROM penderita glenohumeralis tidak harmonis lagi.

frozen shoulder . Beberapa literatur dan peneliti Kekakuan pada frozen shoulder berupa meragukan efektivitas Latihan Pendular imflamasi yang bersifat kronik, menimbulkan Codman dalam meningkatkan ROM dan fibrosis atau perlekatan. Akibatnya terjadi aktivitas fungsional pada sendi glenohumeralis gangguan mikrosirkulasi peredaran darah, baik

penderita frozen shoulder .

yang melayani jaringan kontraktil maupun non

Manual Lymph Drainage kontraktil regio bahu. Kekakuan dan imflamasi

Teknik

Vodder , efektif memulihkan aktivitas fungsional kronik pada regio bahu mengakibatkan sendi glenohumeralis pada penderita frozen gangguan aliran limfe. Aliran limfe yang shoulder. terganggu akan mempengaruhi penimbunan

Egmond & Schuitemaker dan Edmond, 7 (stagnasi) protein. Stagnasi protein pada menulis

gliding ke anterior untuk jaringan interstitial akan mengakibatkan meningkatkan eksorotasi berdasarkan analisis gangguan asam basa serta pengeringan sel. arthrokinematika sendi glenohumeralis.Menurut Dan timbullah degenerasi sel.

Johnson et al. gliding ke posterior dan ke Bermacam-macam strategi terapi telah inferior lebih efektif dibandingkan dengan dilakukan untuk meningkatkan fungsi sendi di

gliding ke anterior untuk meningkatkan ROM regio bahu di dalam rehabilitasi frozen eksorotasi glenohumeral pada penderita frozen shoulder . Meliputi; edukasi; obat analgesik shoulder . Gliding ke posterior dan inferior akan

Jurnal Fisioterapi Volume 14 Nomor 1, April 2014 49

Glenohumeral Penderita Frozen Shoulder

meregangkan otot-otot rotator cuff serta Manual Therapy dan Latihan Pendular Codman meningkatkan elastisitas jaringan kontraktil dan

pada peningkatan ROM sendi glenohumeralis non kontraktil antero inferior sendi pada penderita frozen shoulder . Derajad glenohumeralis. Peningkatan ROM eksorotasi peningkat ROM diukur dengan Goniometer. akan mempengaruhi peningkatan abduksi dan

elevasi sendi glenohumeralis, diikuti oleh Populasi dan Sampel

peningkatan aktivitas fungsional. Dalam penelitian ini populasi target Manual Therapy adalah teknik terapi adalah pasien-pasien frozen shoulder yang dengan menggunakan tangan dengan teknik datang ke praktek fisioterapi ”Sriwijaya” Medan yang khusus. Terapi ini tidak hanya terbatas dan telah mengalami frozen shoulder antara 5- pada teknik mobilisasi sendi atau manipulasi

12 bulan. Pengambilan sampel diambil secara sendi. Teknik spesifik dengan tangan digunakan

randomisasi sesuai dengan kriteria yang oleh fisioterapis untuk mendiagnosa dan ditetapkan peneliti hingga jumlahnya memenuhi memberikan terapi pada jaringan lunak untuk:

yang ditargetkan. Sampel dalam penelitian ini meningkatkan lingkup gerak sendi; mengurangi

adalah pasien frozen shoulder adalah pasien nyeri; mengurangi dan meminimalisasi yang datang ke praktek fisioterapi ”Sriwijaya” imflamasi jaringan lunak; memberikan Medan yang memenuhi kriteria inklusi dan relaksasi; meningkatkan pemulihan jaringan ekslusi. Subjek penelitian ini berdasarkan rumus kontraktil dan non kontraktil, meningkatkan Pocock berjumlah 16 orang, yang dibagi ekstensibilitas, meningkatkan stabilitas; menjadi dua Kelompok yaitu Kelompok

memfascilitasi gerakan dan meningkatkan perlakuan I dan Kelompok Perlakuan I I , fungsi tubuh.

masing-masing terdiri dari 8 orang. Penelitian ini memfokuskan pada teknik

Manual Therapy yang terdiri dari Mobilisasi Kelompok perlakuan I

sendi roll-glide (traksi, gliding ke posterior- Kelompok perlakuan I diberikan Latihan inferior dan Grade I I ) dan teknik Manual lymph Pendular Codman selama 10 menit setiap drainage ( dipengaruhi oleh teknik spesifik terapi, 3x minggu selama 4 minggu. Home MLDV tapi tidak lengkap) untuk meningkatkan

program Latihan Pendular Codman dilakukan ROM sendi glenohumeralis penderita frozen selama 10 menit, 3x satu hari selama 4 shoulder .

minggu.

Rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah Apakah penambahan teknik Manual Kelompok perlakuan I I

Therapy pada Latihan Pendular Codman lebih Kelompok perlakuan I I diberikan teknik efektif meningkatkan ROM sendi Manual Therapy dan Latihan Pendular Codman. glenohumeralis daripada Latihan Pendular Teknik Manual Therapy dilakukan selama 30 Codman pada penderita frozen shoulder ?

menit setiap terapi, 3x minggu selama 4 Tujuan penelitian ini bertujuan untuk minggu. mengetahui penambahan teknik Manual

Teknik Manual Therapy dalam penelitian Therapy pada Latihan Pendular Codman lebih ini ada dua teknik: Mobilisasi sendi dan Manual efektif meningkatkan ROM sendi Lymph Drainage . Mobilisasi sendi meliputi; glenohumeralis daripada Latihan Pendular traksi dengan Grade

I I dalam posisi LPP, arah Codman pada penderita frozen shoulder .

traksi ke lateral- ventro kranial, traksi Grade I I ke inferior. Mobilisasi selanjutnya adalah glide-

Metode Penelitian

roll-glide ke posterior dan inferior dalam posisi Ruang Lingkup Penelitian Loose Pack Position . Mobilisasi berikutnya

Penelitian dilakukan di Praktek adalah mobilisasi sendi scapulothoracalis dalam Fisioterapi, “ Sriwijaya” Medan. Waktu penelitian

posisi side lying . Mobilisasi sendi dilakukan dan pengambilan data dilaksanakan mulai 18 selama 20 menit. Maret 2013 hingga Juni 2013. Penelitian ini

Manual Lymph Drainage adalah teknik menggunakan metode eksperimental murni Manual Therapy dengan tekanan yang ringan dengan pre-test dan p ost-test control group dan spiral yang digunakan untuk memperlancar design . Penelitian ini dilakukan untuk aliran limfe. Waktunya 5 menit sebelum mengetahui efektivitas penerapan teknik

50 Jurnal Fisioterapi Volume 14 Nomor 1, April 2014

Glenohumeral Penderita Frozen Shoulder

mobilisasi sendi dan 5 menit sesudah mobilisasi Dalam menganalisis data yang sendi.

diperoleh, maka peneliti menggunakan Sedangkan Latihan Pendular Codman beberapa uji statistik, antara lain: Uji dilakukan selama 10 menit setiap terapi, 3x deskriptif; uji normalitas; uji homogenitas dan minggu selama 4 minggu. Home program uji komparabilitas. Latihan Pendular Codman dilakukan selama 10

Uji deskriptif digunakan untuk menit, 3x satu hari selama 4 minggu.

menggambarkan karateristik data yang

Cara Pengumpulan Data

didapatkan dari hasil penelitian. Analisis Setelah dilakukan clinical reasoning , deskriptif dipakai untuk menganalisis variable subjek atau sampel diarahkan dengan apa identitas data dan beberapa variable lainnya. yang harus mereka lakukan dan prosedur yang

Uji normalitas digunakan untuk harus diikuti selama proses penelitian mengetahui apakah data yang diperoleh dari berlangsung. Sebelum diberikan perlakuan baik

hasil pengukuran goniometer berdistribusi kelompok perlakuan I maupun kelompok normal, maka dilakukan pengujian normalitas perlakuan I I dilakukan pengukuran goniometer.

distribusi dengan menggunakan Saphiro Wilk Sampel diukur ROM dengan goniometer dalam

Test dengan p> 0,05.

posisi fleksi, ekstensi, abduksi, eksorotasi dan Untuk mengetahui homogenitas endorotasi. Tungkai goniometer yang statis distribusi, maka dilakukan pengujian diletakkan paralel dan sumbu longitudinal homogenitas hasil pengukuran goniometer segmen tubuh yang bergerak. Pastikan sumbu

dengan menggunakan Lavene’s test dengan goniometer tepat pada sumbu gerakan sendi. p> 0,05. Baca dan catat hasil pemeriksaan ROM. Setelah

Distribusi data normal sebelum dan selesai perlakuan 4 minggu dilakukan sesudah terapi pada Kelompok Perlakuan I pengukuran goniometer kembali.

(Latihan Pendular Codman) dan Kelompok Prosedur pengumpulan data dalam Perlakuan I I (teknik Manual Therapy dan penelitian dilakukan oleh para fisoterapis yang

Latihan Pendular Codman) maka menggunakan terlatih di praktek fisioterapi ” Sriwijaya” Medan.

paired t test . Data yang berdistribusi normal Kolega tersebut mampu memahami metode pada pembandingan hasil pengukuran penelitian ini dan cukup motivasi mensukseskan

goniometer antara Kelompok Perlakuan I dan penelitian ini. Data yang diperoleh dari kolega Kelompok Perlakuan I I maka menggunakan t yang membantu penelitian dalam bentuk test independent . lembaran pengukuran goniometer gerakan

Distribusi data tidak normal sebelum sendi glenohumeralis, dikontrol kalau masih ada

dan sesudah terapi pada Kelompok Perlakuan I kekurangan. Kemudian data dikembalikan dan Kelompok Perlakuan I I maka

kepada kolega untuk diperbaiki. Kemudian data menggunakan Wilcoxon sign rank test. Data diperiksa kembali, sebagai langkah akhir dalam

yang berdistribusi tidak normal pada pengumpulan data.

pembandingan hasil pengukuran goniometer sebelum dan sesudah terapi antara Kelompok

Analisa Data

Perlakuan I dan Kelompok Perlakuan I I maka Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan Mann-Whitney test . SPSS For Window versi 17, langkah-langkah sebagai berikut.

Hasil dan Pembahasan

Tabel 1

Karakteristik Sampel

Kelompok Perlakuan Penambahan Manual Karakteristik

Kelompok Perlakuan Latihan

Therapy pada Latihan Pendular Codman (n= 8) Sampel

Pendular Codman (n= 8)

Rerata ± SB

Rerata ± SB

Umur(thn)

51,88 + 5,275 TB (cm)

159,38 ± 5,208 BB (kg)

60,00 + 3,071 I MT (kg/ m 2 )

Jurnal Fisioterapi Volume 14 Nomor 1, April 2014 51

Glenohumeral Penderita Frozen Shoulder

Sampel penelitian berjumlah 16 pasien teknik Manual Therapy dan Latihan Pendular frozen shoulder yang berasal dari pasien rawat Codman memperlihatkan bahwa perempuan

jalan yang datang ke praktek fisioterapi sebanyak 7 orang (87,5% ) dan laki-laki 1 orang ”Sriwijaya” Medan, 18 Maret sampai dengan (12,5% ).

30 Juni 2013. Kondisi ini hampir sama dengan dilaporkan Umur subjek pada kelompok Latihan oleh beberapa peneliti,bahwa frozen shoulder Pendular Codman antara 47-60 tahun dengan kebanyakan terjadi pada usia 40-65 dan lebih rerata adalah 55,13. Sedangkan umur subjek banyak mengenai wanita. Kebanyakan terjadi

pada kelompok penambahan Manual Therapy pada usia 40-65 tahun, berhubungan dengan pada Latihan Pendular Codman antara 46-61 proses penuaan tahap klinik. Pada tahap ini tahun dengan rerata adalah 51,88 tahun.

penurunan sistem tubuh berlanjut, khususnya penurunan level hormon antara lain level

Tabel 2

hormon Dehydroepian-drosterone, testosteron,

Sampel Jenis Kelamin

growth hormene dan estrogen (Pangkahila,

Kelompok

Kelompok Perlakuan

Perlakuan

teknik manual therapy

Penderita frozen shoulder lebih banyak

Sampel Latihan

dan Latihan Pendular

Jenis kelamin Pendular

Codman

mengenai wanita karena wanita pada usia 45-

Codman

65 tahun lebih banyak mengalami perubahan

N% N

hormon, pre menopause dan post menopause

yang merupakan salah satu pencetus frozen Jumlah 8 100 8 100 shoulder .

Dilihat dari jenis kelamin menunjukkan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas

bahwa laki-laki sebanyak 2 orang (25% ) dan

perempuan 6 orang (75% ) pada kelompok Latihan Pendular Codman. Kelompok Perlakuan

Tabel 4 Uji Normalitas dan Uji Homogenitas

P. Uji Normalitas

ROM

P.Uji Homogen (Lavene’s Test) Kel. lat Pen Codman Kel Man. Ther dan (p)

( Saphiro Wilk-Test )

Lat Pend Codman

Sblm Perlak Flek

0,310 Stlh perlakuan

Dari hasil uji normalitas dengan Saphiro data normal. Sedangkan pada hasil uji Wilk Test sebelum intervensi untuk kelompok normalitas sesudah intervensi untuk kelompok Latihan Pendular Codman diketahui nilai p lebih

Latihan Pendular Codman atau Kelompok I besar dari 0,05 (p > 0,05) yang berarti distribusi

diketahui nilai p dari fleksi, abduksi, eksorotasi,

52 Jurnal Fisioterapi Volume 14 Nomor 1, April 2014

Glenohumeral Penderita Frozen Shoulder

dan endorotasi adalah umumnya p> 0,05, ekstensi adalah 0,017, 0,048 dan 0,017, nilai berarti uji normalitasnya berdistribusi normal, p< 0,05, berarti data tidak homogen. kecuali nilai p ekstensi adalah p= 0,016

Maka hasil uji normalitas dan (p< 0,05) yang distribusinya tidak normal.

homogenitas menunjukkan uji ini adalah uji Pada uji normalitas dengan Saphiro parametrik dan non parametrik. Wilk Test sebelum intervensi untuk kelompok

Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Manual Therapy dan Latihan Pendular Codman Penambahan Teknik Manual Therapy atau Kelompok I I diketahui nilai p rata-rata Pada Latihan Pendular Codman Lebih

lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) yang berarti

Efektif Meningkatkan Lingkup Gerak

data berdistribusi normal. Sedangkan pada hasil

Sendi Pada Sendi Glenohumeral Penderita uji normalitas sesudah intervensi untuk Frozen Shoulder

kelompok Manual Therapy dan Latihan Uji beda bertujuan untuk membedakan Pendular Codman diketahui nilai p rata-rata rerata derajad ROM sendi glenohumeralis lebih besar dari 0,05 (p> 0,05) yang berarti data

sesudah perlakuan antara kelompok Latihan berdistribusi normal.

Pendular Codman dengan kelompok Uji homogenitas sebelum perlakuan penambahan teknik Manual Therapy pada pada Kelompok I dan Kelompok I I diketahui

Latihan Pendular Codman. Uji beda ini nilai p> 0,05, yang berarti data bersifat umumnya menggunakan uji t test independent . homogen. Sedangkan Uji Homogenitas sesudah

Untuk beda rerata derajad ROM sendi perlakuan pada kelompok I dan Kelompok I I

glenohumeralis eksorotasi sesudah perlakuan nilai p untuk eksorotasi dan endorotasi; 0,522

antara ke dua kelompok digunakan uji Mann- dan 0,259, atau nilai p> 0,05, berarti data Whitney Test . Adapun hasilnya dapat dilihat bersifat homogen. Nilai p untuk fleksi, abduksi,

pada Tabel 5.

Tabel 5 Uji Beda Hipotesis I I I

Rerata + SB

Lingkup Gerak

p Sendi

Selisih perlakuan

Selisih perlakuan

Kelompok Latihan Pendular Codman

Kelompok teknik Manual Therapy

dan Latihan Pendular Codman

Berdasarkan hasil analisis dengan Pada penderita frozen shoulder, gerakan menggunakan uji t test independent dan uji pada sendi glenohumeralis terbatas ke segala Mann-Whitney test untuk eksorotasi seperti arah karena adanya tightness , adhesi, stres pada Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa beda

jaringan lunak di regio bahu. Akibatnya terjadi rerata ROM sendi glenohumeralis fleksi, hiposirkulasi, gangguan absorbsi pembuluh ekstensi, abduksi, eksorotasi dan endorotasi darah vena dan gangguan aliran sistem limfe. sesudah perlakuan antara Kelompok Latihan Manual Lymph Drainage (MLD) salah satu jenis Pendular Codman dan Kelompok teknik Manual Manual Therapy yang dilakukan dengan teknik Therapy dan Latihan Pendular Codman memiliki yang tepat akan memperlancar sistem limfe, nilai p< 0,05 , hal ini berarti bahwa ada sistem sirkulasi, mengaktisivasi sistem perbedaan yang bermakna. Disimpulkan bahwa

parasimpatis dan secara tidak langsung akan penambahan teknik Manual Therapy pada menurunkan tingkatan stres dalam tubuh Latihan Pendular Codman lebih efektif khususnya pada regio bahu. meningkatkan ROM sendi glenohumeralis

Setelah tingkatan stres menurun daripada Latihan Pendular Codman pada dilakukan traksi sendi glenohumeralis ke arah penderita frozen shoulder .

lateral sedikit ventro kranial. Traksi sendi Jurnal Fisioterapi Volume 14 Nomor 1, April 2014 53

Glenohumeral Penderita Frozen Shoulder

glenohumeralis adalah peregangan permukaan Pendular Codman dilakukan oleh penderita sendi antara cavitas glenoidalis dan caput frozen shoulder. Teknik Manual Therapy dapat humerus yang arahnya tegak lurus dan memfokuskan pada perbaikan jaringan spesifik menjauhi bidang terapi cavitas glenoidalis. untuk hipomobilitas eksorotasi pada sendi Mobilisasi pada posisi Loose Pack Position (LPP) glenohumeralis, hipomobilitas kesegala arah, selain aman dan juga efektif untuk sedangkan pada Latihan Pendular Codman meningkatkan ektensibilitas lingkup gerak sendi

perbaikan fleksibilitas jaringan sekitar elevasi aktif sendi glenohumeralis. Teknik ini

hipomobilitas eksorotasi kurang spesifik. meregangkan kapsul sendi , kalau dilakukan

Keberhasilan ini ditentukan oleh secara konsisten akan mengurangi adhesi pada

pengetahuan, skill , dedikasi fisioterapis dan jaringan sekitar sendi bahu, sehingga pada pemahaman pasien yang baik akan problemnya akhirnya terjadi peningkatan mobilitas pada dan tujuan terapi. Pasien diharapkan ikut juga sendi bahu.

berpartisipasi untuk meningkatkan ROM dan Selanjutnya mobilisasi sendi roll dan glide kemampuan fungsional sendi glenohumeral efektif untuk meningkatkan ROM. Gerakan roll pada penderita frozen shoulder.

dan glide adalah gerakan yang alamiah, dilakukan sesuai dengan arthrokinematika pada

Kesimpulan

sendi glenohumeralis. Teknik mobilisasi ini Berdasarkan hasil analisis data dan efektif untuk meningkatkan ROM sendi pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa “ glenohumeralis pada penderita frozen shoulder . Penambahan Teknik Manual Therapy pada

Roll-glide caput humerus ke posterior dan ke Latihan Pendular Codman Lebih Meningkatkan inferior dalam posisi Loose Pack Position serta

Lingkup Gerak Sendi pada Sendi Glenohumeral meningkatkan elastisitas serta ekstensibilitas Penderita

Frozen Shoulder ” di praktek jaringan kontraktil dan non kontraktil antero fisioterapi ”Sriwijaya” Medan. inferior sendi glenohumeralis. Peningkatan

elastisitas dan ekstensibilitas akan Daftar Pustaka

mempempengaruhi peningkatan eksorotasi Andrews, J.R., Harrelson, G.L., Wilk, K.E. sendi glenohumeralis.

“ Physical Rehabilitation of the I njured Mobilisasi scapula dengan gerakan anguler

Athlete” th ,4 edition, Mosby abduksi sendi glenohumeralis yang dilakukan

Elsevier,Philadelphia, 2012 secara konsisten dan durasi yang cukup,

meningkatkan ekstensibilitas jaringan kontraktil Brotzman, S.B., Manske, R.C,“ Clinical dan non kontraktil regio scapula serta regio

Orthopaedic Rehabilitation an Evidence- sendi glenohumeralis. Sehingga memperbaiki Based

Approach”, third edition, reverse scapulohumeral rhythm dan

Elsevier,Philadelphia, 2011 meningkatkan gerakan elevasi dan abduksi

sendi glenohumeralis Peningkatan eksorotasi Cook, C.E, “ Orthopedic Manual Therapy An sendi glenohumeralis serta gerakan abduksi

Evidence-Based Approach” , first edition, dan elevasi sendi bahu akan mempengaruhi

Pearson Education LTD,Canada,2007 peningkatan aktivitas fungsional yang optimal

pada penderita frozen shoulder . Diercks, R.L., Stevens, M,“ Gentle thawing of the Nilai rata-rata kelompok teknik Manual

frozen shoulder : a prospective study of Therapy dan Latihan Pendular Codman supervised neglect versus intensive

berbeda jauh dengan kelompok hanya Latihan physical therapy in seventy-seven Pendular Codman. Selisih peningkatan fleksi,

patients with frozen shoulder syndrome ekstensi, abduksi, eksorotasi dan endorotasi

followed up for two years ”, TheJournal 80,56% , 49,97% , 85,35% , 70,03% dan

Shoulder Elbow surg , 13: 499-502,2004 43,78% .

Perbedaaan itu dipengaruhi teknik Manual Donatelli, R.A,“ Physical Therapy of The Therapy dilaksanakan oleh fisioterapis yang

Shoulder” , fourth edition, Churchill mampu melakukan clinical reasoning dengan

Livinston,Philadelphia, 2004 baik,ahli dan terlatih pada penerapan intervensi

untuk penderita frozen shoulder. Latihan

54 Jurnal Fisioterapi Volume 14 Nomor 1, April 2014

Glenohumeral Penderita Frozen Shoulder

Durall, C,“Adhesiva Capsulitis” ,second edition,I n capsulitis ”,The Journal Orthop Sports : Brotzman, S.B., Manske, R.C.,

Phys Ther, 37(3): 88-99,2007 editors,Clinical Orthopedic Rehabilitation : an evidence-based, Jurgel, J., Rannama, L., Gapeyeva, H, Elsevier,Philadelphia, 2011

“ Shoulder function in patients with frozen shoulder before and after 4-week

Edmond, S.L,“ Joint mobilization/ manipulation, rehabilitation ”,The Journal Medicina extremity and spinal techniques ”,second

(Kaunas), 41: 30-38,2005

edition, Mosby Elsevier,New Jersey,

2006 Kelley, M.J., Mcclure, P.W., Leggin, B.G,“ Frozen shoulder : evidence and a proposed Egmond, D.L., Schuitemaker, R,“ Extremiteiten

model guiding rehabilitation ”,J Orthop manuele therapie in enge en ruime zin ,

Sports Phys Ther, 39(2): 135-148,2009

9 de druk”,Bohn Stafleu van Loghum,Houten,2006

Lee, J.C., Sykes, C., Saifudin,“ Adhesive capsulitis: sonographic changes in the Ellsworth, A.A., Mullaney, M., Tyler, T.F.,

rotator cuff interval with arthroscopic McHugh, M., Nicholas, S.J,

correlation ” ,Skeletal Radiol, 34: 361- “ Electromyography of selected shoulder

musculature during un-weighted and weighted pendulum exercises ”, Magee, D.J,“ Orthopedic Physical Assessment ”, TheJournal Sports Phys Ther , 1(2) : 73-

Fifth Edition, Sounders Elsevier, 79,2006

Philadelphia,2008

F ö ldi, M,“ Foundation of Manual Lymph Maund E., Craig, D., Suekarran, S., Neilson, Drainage”, 3 rd Edition, Elsevier,Missouri

A.R., Wright, K., Brealey, S., Dennis, L., USA,2005

Goodchild, L., Hanschood, N., Rangan, G., Richardson, G., Robertson, J.,

Griggs, S.M., Ahn, A., Green, A,“

McDaid, C,“ Management of frozen adhesive capsulitis, apospective

I diopathic

shoulder a systematic review and cost functional outcome study of

effectiveness analysis ”,Health nonoperative treatment ”,The Journal

Technology Assessment, 16(11): 1- Bone Joint Surg Am, 82: 1398-

1407,2000 Neumann, D.A,“ Kinesiology of the Hannafin, J.A., Chiaia, T.A,“ Adhesive capsulitis:

musculoskletal system, Foundations for

a treatment approach ” ,Clin Orthop Rehabilitation”, Second Edition, Missouri Related Res, 372: 95-109, 2000

63043, Mosby Elsevier,2010

Holey, E., Cook, E,“ Evidence-based Therapeutic Pocock,“ Clinical Trials A Practical Approach”, A Massage” , Second Edition, Churchill

Willey Medical Publication, New Livingstone,London, 2008

York,2008

Hsu, J.E., Anakwenze, O.A., Warrander, W.J., Robinson, C.M., Seah, K.T.M., Chee, Y.H., Abboud, J.A,“ Current review of adhesive

Hindle, P., Murray, I .R,“ Frozen capsulitis ”.The Journal Shoulder Elbow

shoulder ”,The Journal of Bone and Joint Surg, 20: 502-514,2011

surgery, 94-B (1): 1-9,2012

Johnson, A.J., Godges, J.J., Zimmerman, Salim, J.S., Siahaan, T,“ Terapi MLDV G.J,“ The effect of anterior versus

meningkatkan LGS dan kemampuan posterior glide joint mobilization on

fungsional sendi glenohumeralis dengan external rotation range of motion in

cepat pada beberapa pasien penderita patients with shoulder adhesive

frozen shoulder”, Medan,2011 Jurnal Fisioterapi Volume 14 Nomor 1, April 2014 55

Glenohumeral Penderita Frozen Shoulder

Stenvers, J.D,“Primary frozen shoulder frequent asked questions” ,2009. Available from: URL: http: / / www.nsastenvers.nl

Vizniak, N.A,“ Quick Reference Evidence-Based Physical Assessment” , Third Edition,

Profesional Health Systems,Canada, 2010

Wies, J,“ Treatment of eight patients with frozen shoulder; a case study series ”, Journal of Bodywork and Movement Therapies,

9: 58-64,2005

Wilk, K.E., Macrina, L.C, Arrigo., C,“ Shoulder Rehabilitation in Physical Rehabilition of

the I njured Athlete” th ,4 Edition, Elsevier Sounders,Philadelphia, 2012

Wittlinger, G,“ Texbook of Dr. Vodder’s Manual Lymph Drainage Vodder” , 7th Edition, Thieme,Stuttgart, 2004

Yang, J.L., Chang, C.W., Chen, S.Y., Wang., S.F., Lin, J.J,“ Mobilization techniques in subjects with frozen shoulder syndrome; randomized multiple-treatment trial ”, Phys Ther, 87: 1307-1315,2007

Zuther, J.E,“ Lymphedema Management”, 2nd Edition, Thieme, Stuttgart, New York,2009

56 Jurnal Fisioterapi Volume 14 Nomor 1, April 2014

Codman Pendulum Dalam Menurunkan Nyeri dan Meningkatkan Kemampuan Aktifitas Fungsional Sendi Bahu Pada Penderita Sindroma Impingement Subakromialis

KOMBI NASI ULTRASOUND DAN TRAKSI BAHU KE ARAH KAUDAL TERBUKTI SAMA EFEKTI FNYA DENGAN KOMBI NASI ULTRASOUND DAN LATI HAN CODMAN PENDULUM DALAM MENURUNKAN NYERI DAN MENI NGKATKAN KEMAMPUAN AKTI FI TAS FUNGSI ONAL SENDI

BAHU PADA PENDERI TA SI NDROMA

I MPI NGEMENT

SUBAKROMI ALI S

Setiyawati, D Fisioterapis-STI KES Al-I rsyad, Cilacap Jl. Cerme No 24 , Cilacap , Jateng 53223

chyara.ara@gmail.com

Abstrak

Latar belakang: Sindroma impingement subakromialis adalah nyeri yang disebabkan salah satunya oleh penekanan dari tendon otot supraspinatus di antara akromion dan tuberositas humerus. Nyeri pada sindroma impingement subakromialis menyebabkan penurunan aktivitas fungsional bahu. Ada beberapa modalitas untuk menangani problematika pada sindroma impingement subakromialis yaitu heating, ultrasound latihan Pendulum Codman dan traksi sendi bahu ke arah kaudal. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas kombinasi terapi ultrasound dan traksi bahu ke arah kaudal (kelompok I ) dengan kombinasi terapi ultrasound dan latihan Pendulum Codman (kelompok I I ) durasi perlakuan diberikan seminggu 3 kali selama 2 minggu. Metode: Sampel penelitian berjumlah 32 orang dengan masing masing kelompok 16 orang. Penelitian ini bersifat eksperimental murni dengan desain pre dan post test control grup. Alat ukur yang digunakan adalah Shoulder Pain and Disability I ndex . Hasil: Hasil dari uji hipotesis menggunakan uji t- independent adalah p > 0,05 menunjukan tidak adanya perbedaan bermakna antara Kelompok I dan Kelompok I I . Kesimpulan: Simpulan pada penelitian ini adalah Kombinasi terapi ultrasound dan traksi bahu ke arah kaudal terbukti sama efektif dengan terapi ultrasound dan latihan Pendulum codman terhadap penurunan nyeri dan peningkatan aktivitas fungsional pada sindroma impingement subakromialis.

Kata Kunci: ultrasound traksi bahu ke arah kaudal, pendulum codman , impingement subakromialis

Abstract

Background: Subacromial impingement syndrome is pain caused the emphasis of the supraspinatus muscle tendon between the acromion and the humeral tuberosity. Pain in subacromial impingement syndrome cause reduction of shoulder functional activity. Handling the problem of impingement syndrome, many modalities are heating, electrical stimulation, manual therapy and exercise therapy. Objective: This study aimed to compare result between the combination of ultrasound therapy and traction shoulder toward caudal (group

1) and combination of ultrasound therapy and Codman pendular exercise (group 2). The duration of treatment was given 3 times a week for 2 weeks long. Method: Sampling of this research was 32 people each group of 16 people. This research was true experimental study using pre test and post test design with measurement SPADI (Shoulder Pain and Disability

I ndex). Result: Result of hypothesis testing using independent t-test is found p > 0.05 showed no significant differences between group 1 and group 2. Conclusion: Conclusions in this research that combining of ultrasound therapy and traction shoulder to caudal are proven equally effective with ultrasound therapy and codman pendular exercise to reduce pain and improve functional shoulder joint activity in patient with impingement subacromial syndrome

Keyw ords: ultrasound caudal traction to the shoulder, codman pendular, impingement subakromialis

Jurnal Fisioterapi Volume 14 Nomor 1, April 2014

Codman Pendulum Dalam Menurunkan Nyeri dan Meningkatkan Kemampuan Aktifitas Fungsional Sendi Bahu Pada Penderita

Sindroma Impingement Subakromialis

Pendahuluan

mengakibatkan terjadinya gangguan gerak dan Aktivitas manusia didasari oleh adanya fungsi yang berpengaruh pada penurunan

kebutuhan karena manusia merupakan makhluk aktivitas fungsional penderitanya. Peran biopsikososial. Setiap individu mempunyai fisioterapi dalam mengatasi sindroma aktivitas yang berbeda-beda. Dari semua impingement subakromialis dapat dilakukan aktifitas yang dilakukan keterlibatan dengan berbagai cara diantaranya adalah terapi penggunaan sendi bahu sangat tinggi. Sendi ultrasound , manual terapi dan juga terapi bahu merupakan sendi yang sangat kompleks. latihan dengan metode Pendulum Codman . Adanya gangguan pada sendi tersebut akan Ketiga jenis terapi di atas merupakan terapi berakibat timbulnya nyeri dan menurunnya yang bisa digunakan untuk penderita sindroma aktivitas fungsional dari penderitanya. Nyeri impingement subakromialis. bahu adalah keluhan umum dengan prevalensi

Teknik traksi bahu ke arah kaudal yang dari 20% sampai 33% pada populasi dewasa. diberikan pada kondisi SI S bertujuan untuk Nyeri bahu juga menduduki peringkat ke tiga merenggangkan jarak antara acromion dan dari keluhan muskuloskeletal setelah nyeri tuberositas humeri sehingga dapat punggung dan lutut dengan tidak melihat faktor meminimalkan inflamasi sendi, edema, dan usia. Pada tahun 2007 perserikatan buruh nyeri dengan memperbaiki sirkulasi dan sedunia mengatakan bahwa cedera bahu setiap menghilangkan perlengketan jaringan. Latihan harinya terjadi pada pekerjanya.

Pendulum Codman dilakukan untuk mencegah Penyebab terbesar pada nyeri bahu terjadinya perlengketan pada bahu sehingga

adalah sindroma impingement subakromialis mencegah terjadinya keterbatasan gerak sendi sekitar 44-60% keluhan yang menyebabkan dan penurunan aktivitas fugsional dengan nyeri bahu. Sindroma impingement ayunan ritmis pada bahu akan merangsang

subakromialis (SI S) adalah penekanan dari produksi cairan synovial yang berfungsi sebagai tendon otot supraspinatus di antara akromion lubrikasi dan juga memperlancar metabolisme dan tuberositas humerus Penyebab impingement untuk mengangkut zat-zat pemicu timbulnya bahu meliputi kelemahan otot-otot rotator cuff , nyeri. muscle imbalance, disfungsi glenohumeral ,

degenerasi dan inflamasi dari tendon atau Tujuan

bursa. Penekanan ini memungkinkan terjadinya Penelitian ini bertujuan untuk lesi degenerative pada tendon. Sedangkan mengetahui kombinasi ultrasound dan traksi konsep Sindroma

I mpingement Subakromialis bahu ke arah kaudal lebih efektif dibandingkan diperkenalkan pertama kali oleh Neer yang dengan kombinasi ultrasound dan latihan menyatakan bahwa kompresi mekanikal dari Pendulum Codman dalam mengurangi nyeri dan

rotator cuff, subakromial dan tendon biceps meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional bersilangan di bagian depan permukaan bawah bahu pada penderita sindroma impingement akromion dan ligamen korakoakromialis subakromialis. terutama pada saat gerak elevasi.

Nyeri merupakan gejala yang paling Metode Penelitian umum ditemukan pada impingement bahu. Tipe Ruang Lingkup Penelitian

nyeri pada impingement terjadi di malam hari Penelitian dilaksanakan di RSUD Cilacap. dan nyeri pada waktu siang hari berhubungan Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai

dengan penggunaan berlebihan pada bahu. Mei 2013. Penelitian ini bersifat eksperimental Karakteristik nyeri pada sindrome impingement murni dengan menggunakan rancangan subakromialis adalah nyeri yang hebat pada penelitian

pre-test 10 dan post-test control group . antero - posterior dan lateral bahu, sepanjang Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

deltoid dan area biceps . Kelemahan dan kaku kombinasi ultrasound dan traksi bahu ke arah sendi bahu merupakan gejala nomor dua kaudal lebih efektif dibandingkan dengan

setelah nyeri. kombinasi ultrasound dan latihan Pendulum Peran fisioterapi pada kasus sindroma Codman dalam mengurangi nyeri dan impingement subakromialis adalah bertanggung meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional jawab terhadap penanganan nyeri yang bahu pada penderita sindroma impingement

12 Jurnal Fisioterapi Volume 14 Nomor 1, April 2014

Codman Pendulum Dalam Menurunkan Nyeri dan Meningkatkan Kemampuan Aktifitas Fungsional Sendi Bahu Pada Penderita

Sindroma Impingement Subakromialis

subakromialis. Nilai penurunan nyeri dan delapan butir pertanyaan dengan bobot nilai peningkatan kemampuan aktivitas fungsional yang sama seperti skala nyeri. Untuk mengitung sendi bahu diukur dan dievaluasi dengan nilai SPAdi jumlah nilai yang diperoleh dibagi menggunakan SPADI (Shoulder Pain and jumlah total nilai SPADI kemudian dikali 100% . Disability I ndex).

Analisis Data

Populasi dan Sampel

Data yang diperoleh dianalisa dengan Populasi dalam penelitian ini adalah langkah-langkah sebagai berikut: sejumlah pasien sindroma impingement 1. Statistik Diskriptif digunakan untuk subakromialis yang bersedia ikut dalam program

menggambarkan karakteristik fisik sampel penelitian di RSUD Cilacap. Sampel diambil

yang meliputi umur, BB, TB, nyeri yang dengan cara Matching alocation sesuai dengan

datanya diambil sebelum tes awal dimulai. hasil pengukuran SPADI awal dan dengan 2. Uji normalitas data (skor nyeri dan aktivitas

kriteria yang ditetapkan peneliti sehingga fungsional) dengan Saphiro Wilk Test. jumlahnya sesuai target. Subjek penelitian 3. Uji homogenitas data (skor nyeri dan

berdasarkan rumus Pocock berjumlah 32 orang, aktivitas fungsional) dengan uji Levene’s yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu

test .

Kelompok Perlakuan I dan Kelompok Perlakuan

4. Uji beda data tingkat nyeri dan kemampuan

I I masing-masing terdiri dari 16 orang. aktivitas fungsional bahu antara sebelum dan sesudah terapi pada Kelompok

Kelompok Perlakuan I

Perlakuan I dan juga Kelompok Perlakuan I I Kelompok Perlakuan I diberikan terapi

dengan menggunakan uji komparasi ultrasound dan traksi bahu ke arah Kaudal

parametrik ( paired sample t test ). selama 2 minggu dengan frekuensi 3x/ minggu

5. Uji beda data ( post perlakuan) pada kedua dengan waktu terapi ultrasound

kelompok terapi dengan menggunakan uji sesi dan traksi bahu ke arah kaudal 10 detik

5 menit per

komparasi parametrik ( t-independent test ). dengan pengulangan 10 kali.

Uji ini bertujuan untuk membandingkan nilai SPADI setelah perlakuan pada kedua

Kelompok Perlakuan I I

kelompok penelitian

Kelompok Perlakuan I I diberikan terapi

ultrasound dan latihan pendulum Codman. Hasil dan Pembahasan Frekuensi latihan 3x/ minggu selama 2 minggu Karakteristik Pasien

dengan dosis terapi ultrasound

Penelitian yang dilakukan melibatkan pendulum Codman 20 kali ayunan/ sesi.

5 menit dan

sebanyak 32 responden yang dibagi menjadi dua kelompok 16 orang responden untuk tiap

Cara Pengumpulan Data

kelompok. Pada Kelompok 1 didapatkah bahwa Sebelum dilakukan perlakuan untuk rata-rata umur responden adalah 51,06 tahun kelompok I dan kelompok I I masing-masing (47 – 54), rata- rata berat badan responden

diukur skor SPADI untuk mengetahui jumlah 68,75 kg (65 – 73), rata-rata tinggi badan total skor SPADI ,setelah selesai perlakuan responden 165,88 cm (160 – 170) dan rata-rata dilakukan pengukuran SPADI (nilai total SPADI

nilai SPADI awal adalah 41,59 (36,93 – 46,15). setelah perlakuan )

Pada Kelompok 2 didapatkan data bahwa rata- rata umur responden adalah 50,31 tahun (46 –

Prosedur Pengukuran SPADI

53), rata-rata berat badan responden adalah SPADI (Shoulder Pain and Disability 67,88 kg (65 – 72), rata-rata tinggi badan

I ndex) adalah alat ukur untuk mengukur nyeri responden adalah 164,00 cm (158 – 168) dan dan kemampuan fungsional pada sendi bahu. rata-rata nilai SPADI awal adalah 42,88 (37,69 – Terdapat dua skala pada pengukuran SPADI 51,54). yaitu skala nyeri terdapat lima butir pertanyaan

dengan bobot nilai 0 sampai 10. Bobot nilai 0 Distribusi dan Varians Hasil Nilai Spadi

dapat diartikan tidak nyeri dan bobot nilai 10 Pada Kelompok US ditambah traksi ke diartikan nyeri tak tertahankan. Untuk skala arah kaudal, uji normalitas menggunakan

kedua yaitu kemampuan fungsional terdapat

Jurnal Fisioterapi Volume 14 Nomor 1, April 2014

Codman Pendulum Dalam Menurunkan Nyeri dan Meningkatkan Kemampuan Aktifitas Fungsional Sendi Bahu Pada Penderita

Sindroma Impingement Subakromialis

Shapiro Wilk Test dan didapatkan hasil untuk

I ni menunjukkan bahwa variabel tersebut dapat SPADI awal adalah 0,544 (p > 0,05), SPADI diabaikan pengaruhnya terhadap tingkat akhir adalah 0,340 (p > 0,05) dan selisih SPADI

penurunan nyeri dan peningkatan kemampuan adalah 0,856 (p > 0,05). Dari uji tersebut dapat aktifitas fungsional bahu. diartikan bahwa nilai SPADI awal, SPADI akhir dan selisih SPADI berdistribusi normal. Pada

Tabel 4

Kelompok US ditambah latihan Pendulum Rerata Nilai SPADI Sebelum Perlakuan I I

Codman , uji normalitas menggunakan Shapiro

Kelompok

Kelompok Rerata+ tp awal adalah 0,526 (p > 0,05), SPADI akhir

Wilk Test dan didapatkan hasil untuk SPADI

SB

adalah 0,404 (p > 0,05) dan selisih SPADI

-1,16 0,253 adalah 0,289 (p > 0,05). Dari uji tersebut dapat

US+ Traksi

diartikan bahwa nilai SPADI awal, SPADI akhir

US+

dan selisih SPADI berdistribusi normal.

Pendular

Nilai SPADI sebelum perlakuan pada Hasil Uji Normalitas data SPADI Sebelum kedua kelompok memiliki nilai p = 0,253 (p >

Tabel 1

dan Sesudah Perlakuan Kelompok I

0,05). Hal ini berarti bahwa nilai SPADI sebelum Variabel Rerata SB p perlakuan di antara kedua kelompok tidak ada

SPADI Awal 41,59

perbedaan yang signifikan. Maka uji hipotesis SPADI Akhir

tiga menggunakan data post Kelompok 1 dan

Tabel 5

Uji Beda Nilai SPADI Sebelum dan Sesudah Perlakuan Pada Dua Kelompok Tabel 2

Kelompok Sebelum Sesudah p

Hasil Uji Normalitas Data SPADI Sebelum dan Sesudah Perlakuan Kelompok I I

US+ Traksi

Akhir Uji beda nilai SPADI sebelum dan Selisih

sesudah perlakuan pada Kelompok Perlakuan I dan Perlakuan I I dianalisis dengan

Tabel 3

menggunakan uji paired sample t test . Dari uji

Uji Homogenitas Kelompok I dan

tersebut didapatkan nilai p = 0,001 (p < 0,05).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Variabel F

Kelompok I I

p terdapat perbedaan penurunan nilai SPADI yang SPADI Awal

bermakna antara sebelum perlakuan dan SPADI Akhir

sesudah perlakuan pada Kelompok Perlakuan I dan Kelompok Perlakuan I I

Guna mengetahui homogenitas antara Hasil analisis pada Tabel 6 dibawah Kelompok Perlakuan US ditambah traksi ke arah menunjukkan bahwa nilai SPADI pada Kelompok kaudal dan Kelompok Perlakuan US ditambah Perlakuan US ditambah traksi ke arah kaudal latihan Pendulum Codman maka dilakukan uji adalah 32,07 dengan standar deviasi 2,98. Rata- menggunakan Levene Test . Dari uji tersebut rata selisih SPADI Kelompok Perlakuan US didapatkan hasil bahwa variabel SPADI awal p =

ditambah latihan Pendulum Codman adalah 0,253(p > 0,05) dan variabel SPADI akhir p =

31,30 dengan simpang baku 3,13. Dari hasil uji 0,483 (p > 0,05. Dengan demikian variabel statistik di dapatkan nilai p = 0,726 (p > 0,05). SPADI awal dan SPADI akhir adalah homogen. Hal ini berarti bahwa kombinasi terapi US

ditambah traksi ke arah tidak ada perbedaan

14 Jurnal Fisioterapi Volume 14 Nomor 1, April 2014

Codman Pendulum Dalam Menurunkan Nyeri dan Meningkatkan Kemampuan Aktifitas Fungsional Sendi Bahu Pada Penderita

Sindroma Impingement Subakromialis

efektifasnya atau sama efektifnya dengan Hasil uji dengan Paired t test adalah kombinasi terapi US ditambah latihan Pendulum p< 0,05 hal ini menunjukan bahwa terdapat Codman dalam mengatasi nyeri dan perbedaan nilai SPADI sebelum perlakuan dan meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional sesudah perlakuan. dibandingkan pada penderita sindroma impingement subakromialis.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOINTEGRASI ANTARA SAHAM SYARIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA (STUDI EMPIRIS PADA BURSA EFEK INDONESIA)

0 0 10

ANALISIS PENGEMBANGAN KARIR KARYAWAN PADA PT. BFI FINANCE Tbk PEKANBARU

0 1 21

PENGARUH ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. INTI KHARISMA MANDIRI RIAU PEKANBARU Sahwitri Triandani, SE, M.Si (Dosen Fekonsos UIN Suska Riau) Abstrak - PENGARUH ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) TERHADAP K

1 5 8

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS DENGAN MEDIASI KEPUASAN PASIEN (STUDI PADA RSUD BALARAJA)

0 0 45

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS DENGAN MEDIASI KEPUASAN PASIEN (STUDI PADA RSUD BALARAJA)

1 1 11

MEMINIMALISIR STEREOTIPE ANTAR GENDER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK UNGKAP TANGKAP CURAHAN HATI PADA MATERI DIFERENSIASI SOSIAL DI SMA CENDANA PEKANBARU

0 0 19

Keyword: eksistensi perempuan, politik, gender, legislatif, Provinsi Riau PENDAHULUAN - EKSISTENSI PEREMPUAN PADA LEMBAGA POLITIK FORMAL DALAM MEWUJUDKAN KESETARAAN GENDER (Studi Terhadap Anggota Legislatif di Provinsi Riau)

0 1 23

Key Words: Women's empowerment, Entrepreneurship, Skill Training PENDAHULUAN - PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN USAHA MELALUI PELATIHAN KETRAMPILAN MENYULAM PADA USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA SEJAHTERA (UPPKS) SUMBER REZEKI KE

0 0 21

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PARENTING KAUM IBU DENGAN METODE BIMBINGAN KELOMPOK (Penelitian Pengembangan terhadap Kegiatan Bimbingan di Bina Keluarga Balita Kota Bandung)

0 0 16

PENINGKATAN PENGETAHUAN MENGENAI STIMULUS PADA ANAK USIA “GOLDEN AGE” DI KELAS PARENTING TAMAN PAUD UNIVERSITAS ESA UNGGU

0 0 5