Kedatangan Belanda
a. Kedatangan Belanda
Pada awalnya, Belanda memperoleh rempah- rempah dari Lisabon, Portugis. Namun, pertempuran antara Portugis dan Spanyol pada 1580, menyebabkan tersendatnya pasokan rempah-rempah ke Belanda. Raja Spanyol Phillip II, sebagai pemenang perang, menutup pelabuhan Lisabon bagi kapal-kapal Belanda.
Pada 1596, Cornelis de Houtman memimpin pelayaran perintis Belanda ke Nusantara. Armada Belanda dari Amsterdam menuju Pantai Gading di Afrika Barat, ke Tanjung Harapan di Afrika Selatan, kemudian mereka langsung menuju Selat Sunda. Empat armada kapal de Houtman berlabuh di Banten pada 1596, Namun, ekspedisi
Sumber: Millenium in Maps Exploration, 1998
pertama ini gagal. Pada 1598, rombongan pedagang Belanda tiba di Banten
di bawah pimpinan Yacob van Neck. Kali ini kedatangan Gambar 14.4 mereka diterima dengan baik oleh penguasa Banten. Saat Cornelis de Houtman ialah pelaut Belanda yang kali pertama tiba
itu, Banten sedang mengalami kemunduran akibat tindakan di Nusantara. Ia berlabuh di Banten orang-orang Portugis. Keadaan ini dimanfaatkan oleh pada 1596. Belanda untuk melakukan hubungan perdagangan.
Nusantara pada Masa Pemerintahan Kolonial 251
Atas saran dari Yohan van Oldebarnevelt, bangsa Belanda mendirikan Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) pada 1602. Tujuan didirikannya VOC, yaitu mempersatukan usaha dagang mereka di Indonesia, menghindari persaingan antar pedagang Belanda, dan mengatasi persaingan di antara pedagang Eropa lainnya. Pimpinan VOC di Belanda dipegang oleh Dewan 17, sedangkan di Indonesia dipegang oleh seorang gubernur jenderal. Gubernur jenderal pertama VOC ialah Pieter Both yang mulai memerintah pada 1609
Sumber: Ensiklopedi Tematis Dunia
dengan pusatnya di Ambon.
Islam, 2002
Perserikatan ini mendapat hak-hak istimewa (hak octrooi ) dari pemerintah Belanda. Hak octrooi itu, di
Gambar 14.5
antaranya:
Lambang VOC
1) memonopoli perdagangan di wilayah antara Amerika
Selatan dan Afrika;
2) mempunyai angkatan perang, mendirikan benteng-
benteng, dan menjajah;
3) mengangkat pegawai;
4) mempunyai pengadilan sendiri;
5) mencetak dan mengedarkan uang;
6) membuat perjanjian dengan penguasa-penguasa setempat atas nama pemerintah Belanda. Pada 1618, terjadi pergantian kepemimpinan VOC,
Pieter Both digantikan oleh Jan Pieterzoon Coen. Siasat yang dijalankan VOC untuk menguasai barang dagangan, khususnya rempah-rempah, yaitu sebagai berikut.
1) Menjalankan sistem monopoli.
2) Menjalankan ekstirpasi , yaitu menghukum pelanggar pe raturan monopoli di Maluku dengan membinasakan pohon rempah-rempah yang berlebih.
3) Menjalankan pelayaran hongi, yaitu pelayaran keliling dengan perahu kora-kora untuk mengawasi peraturan monopoli perdagangan dan penanaman cengkih di Maluku. Namun, siasat VOC tersebut tidak dapat dilak sanakan
se penuhnya. Apalagi, Sultan Banten Ranamenggala tetap untuk mempertahankan perdagangan bebas dan tidak mau memberikan hak istimewa kepada siapa pun.
Oleh karena itu, Coen memilih Jayakarta untuk
dijadikan pangkalan VOC, karena letaknya di teluk
Sumber: Indonesian Heritage: Early Modern
History, 1998
yang tenang airnya, dikelilingi oleh beberapa pulau, dan tidak jauh dari Selat Sunda. Namun, beberapa
Gambar 14.6
tahun kemudian, Inggris dengan kongsi dagangnya
yang bernama East Indian Company (EIC) meminta izin
Jan Pieterzoon Coen kelak menyerang
dan menduduki Jayakarta dan
mendirikan loji di Jayakarta. Oleh karena itu, terjadi
mengubah namanya menjadi Batavia.
persaingan antara VOC dan EIC di Jayakarta.
252 Jelajah Cakrawala Sosial untuk Kelas VII
Atas hasutan pihak Inggris, timbul perselisihan antara VOC dan bupati Jayakarta. Loji Belanda dikepung oleh tentara Jayakarta. Sementara di Teluk Jayakarta, armada Belanda bertempur dengan armada Inggris. Hal ini mengakibatkan pertahanan VOC melemah. Coen beserta pasukannya kemudian pergi ke Maluku untuk meminta bantuan.
Sumber: Indonesian Heritage: Early
Coen kembali dari Maluku dengan membawa
Modern History, 1998
armada yang kuat. Ia menyerang tentara Banten dan Inggris, serta menyerbu dan menduduki Jayakarta. Pada
Gambar 14.7
Mei 1619, secara resmi benteng VOC dinamakan Batavia Kota Jayakarta diserang oleh Belanda dan VOC secara resmi berkuasa atas Batavia.
di bawah perintah Jan Pieterzoon
Per dagangan yang awal nya dilakukan dengan Coen pada Mei 1619. pedagang-pedagang Inggris, Spanyol, dan Portugis lambat laun jatuh ke tangan Belanda. Bahkan, pelabuhan- pelabuhan penting bagi per dagangan ekspor telah dikuasai Belanda, seperti Banten, Jakarta, Ambon, Banda, dan Palembang.
Perubahan tersebut menyebabkan perselisihan, terutama setelah VOC mendirikan benteng-benteng (loji) pertahanan di pelabuhan-pelabuhan dagang, seperti Benteng Kota Intan (Fort Speelwijk) di Banten, Benteng Victoria di Ambon, Benteng Rotterdam di Makassar, Benteng Oranye di Ternate, dan Benteng Nasao di Banda.
a (politik memecah belah) antara keluarga dalam satu kerajaan
Selain itu, VOC melakukan politik devide et impera
dan keluarga lainnya. Cara lain yang dilakukan Belanda, yaitu melancarkan monopoli perdagangan di Indonesia, khususnya di Kepulauan Maluku, setelah berhasil menguasai kerajaan Makassar, Ternate, dan Tidore.