Kadar Lengas Kering Angin

3. Kadar Lengas Kering Angin

Kadar lengas kering angin adalah kadar air setelah diangin- anginkan di tempat teduh sampai mencapai keseimbangan dengan kelengasan atmosfer. Tegangan lengas tanah 10 6 cm H 2 0, 1000 bar, atau pF 6,0. Nilai tegangan lengas tanah dapat agak berbeda-beda, tergantung pada kelembaban nisbi udara atmosfer. Penambahan arang dan molase akan meningkatkan kemampuan tanah untuk diolah pada lengas yang rendah. Di samping itu, penambahan arang dan molase akan memperluas kisaran kadar lengas untuk dapat diolah dengan alat-alat dengan baik, tanpa banyak mengeluarkan energi akibat perubahan kelekatan tanah terhadap alat. Berdasarkan hasil analisis laboratorium dan analisis minitab dari pemberian arang dan molase didapat hasil kadar lengas kering angin seperti yang tertera pada Gambar 4.5 4.6, dan 4.7.

commit to user

Gambar 4.5. Pengaruh pemberian arang terhadap kadar lengas Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan

tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%

Gambar 4.6. Pengaruh pemberian molase terhadap kadar lengas Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan

tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%

Gambar 4.7. Pengaruh kombinasi arang dan molase terhadap kadar lengas Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan

tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%.

4,02a 3,69a

3,36a 3,34a 3,41a

4,04a

3,31a

3,88a 3,58a

Kombinasi arang dan molase

commit to user

kering angin berpengaruh tidak nyata (Lampiran 3), nilai kadar lengas kering angin tertinggi pada pemberian arang A0 (0 g/polibag) sebesar 3,83%, dan terendah pada pemberian A2 (3 g/polibag) sebesar 2,54%. Pengaruh pemberian molase terhadap kadar lengas kering angin berpengaruh tidak nyata (Lampiran 3). Nilai kadar lengas tertinggi pada pemberian molase M3 (9 m ℓ/polibag) sebesar 3,83%, dan terendah pada pemberian molase M0 (0 m ℓ/polibag) sebesar 3,55%, hal ini disebabkan karena penambahan arang dan molase akan meningkatkan kemampuan mengikat air dan udara oleh tanah. Di samping itu, penambahan arang dan molase akan memperluas kisaran kadar lengas untuk dapat diolah dengan alat-alat dengan baik, tanpa banyak mengeluarkan energi akibat perubahan kelekatan tanah terhadap alat. Pengaruh kombinasi terhadap kadar lengas kering angin berpengaruh tidak nyata (Lampiran 3), nilai kadar lengas kering angin tertinggi pada kombinasi A2M3 (3 g/polibag arang + 9 m ℓ/polibag molase) sebesar 4,04% dan yang terendah pada kombinasi A3M0 (4,5 g/polibag arang + 0 m ℓ/polibag molase) sebesar 3,31%. Pada tanah Entisol (pasiran) yang semula tidak lekat, tidak klei, pada saat basah, dan gembur pada saat lembab dan kering, dengan tambahan arang dan molase dapat menjadi agak lekat dan klei serta sedikit teguh, sehingga mudah diolah.

Dari uji DMRT taraf 5%, pemberian arang berbeda tidak nyata antara rerata perlakuan (Lampiran 3), A0 tidak berbeda nyata terhadap A1, A2. dan A3. Begitu pula pemberian molase berbeda tidak nyata antara rerata perlakuan (Lampiran 3), M0 tidak berbeda nyata terhadap M1, M2, dan M3. Dan kombinasi berbeda tidak nyata antara rerata perlakuan (Lampiran 3), A0M0 tidak berbeda nyata terhadap A0M1, A0M2, A0M3, A1M0, A1M1, A1M2, A1M3, A2M0, A2M1, A2M2, A2M3, A3M0, A3M1, A3M2, dan A3M3. Hal ini disebabkan karena arang dan molase yang diberikan ke dalam tanah dapat memperbaiki daya simpan air di dalam tanah sehingga kadar lengas kering angin meningkat.

commit to user

Bobot volume tanah adalah bobot kering suatu unit volume tanah dalam keadaan utuh, dinyatakan dalam gram tiap sentimeter kubik. Berdasarkan hasil analisis laboratorium dan analisis minitab dari pemberian arang dan molase didapat hasil bobot volume tanah seperti yang tertera pada gambar grafik di bawah ini

Gambar 4.8. Pengaruh pemberian arang terhadap bobot volume Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan

tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%

Gambar 4.9. Pengaruh pemberian molase terhadap bobot volume Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan

tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%

1.04

1.06

1.08

1.1

1.12

1.14

1.16

1.18

1.2

A0 A1 A2 A3

1,18b

1,15ab

1,11a

1,1a

Vo

lu

e g/c

Arang

1.06

1.08

1.1

1.12

1.14

1.16

1.18

1.2

M0

M1

M2

M3

1,18b

1,13ab

1,11a

1,13ab

Vo

lu

/c

Molase

commit to user

Gambar 4.10. Pengaruh kombinasi arang dan molase terhadap bobot volume Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%

Berdasarkan hasil uji F, pengaruh pemberian arang terhadap bobot volume tanah berpengaruh sangat nyata (Lampiran 3), nilai bobot volume tanah tertinggi pada pemberian arang A0 (0 g/polibag) sebesar

1,18 g/cm 3 , dan terendah pada pemberian arang A3 (4,5 g/polibag) sebesar 1,10 g/cm 3 . Pengaruh pemberian dosis molase terhadap bobot volume

tanah berpengaruh nyata (lampiran 3), nilai bobot volume tanah tertinggi

pada pemberian molase M0 (0 m ℓ/polibag) sebesar 1,18 g/cm 3 , dan terendah pada pemberian molase M2 (6 m ℓ/polibag) sebesar 1,11 g/cm 3 .

Sedangkan pengaruh kombinasi terhadap bobot volume tanah berpengaruh nyata (Lampiran 3), bobot volume tertinggi pada kombinasi A0M0

(kontrol) sebesar 1,29 g/cm 3 dan yang terendah pada kombinasi A3M2 (4,5 g/polibag arang + 6 m ℓ/polibag molase) sebesar 1,06 g/cm 3 . Hal ini

disebabkan kareana tingakat dekomposisi bahan organik belum maksimal sehingga menurunkan bobot volume tanah

Dari uji DMRT taraf 5%, pemberian arang berbeda nyata antar rearata perlakuan (Lampiran 3), A0 berbeda nyata terhadap A2 dan A3.

1,11a 1,17a 1,06a 1,08a

Kombinasi arang dan molase

commit to user

berbeda nyata terhadap M2. Kombinasi berbeda nyata antar rearata perlakuan (Lampiran 3), A0M0 berbeda nyata terhadap A0M1, A1M2, A0M3, A1M0, A1M1, A1M2, A1M3, A2M0, A2M1, A2M2, A2M3, A3M0, A3M1, A3M2, dan A3M3. Hal ini disebabkan karena adanya korelasi negatif antara nilai bobot volume dan nilai kemantapan agregat berbanding terbalik, bila nilai kemantapan agregat meningkat maka nilai bobot volume tanah semakin menurun. Menurunnya nilai bobot volume tanah karena bahan organik dapat menurunkan nilai bobot volume tanah. Aerasi tanah sering terkait dengan pernapasan mikroorganisme dalam

tanah, karena aerasi terkait dengan O 2 dalam tanah. Dengan demikian aerasi tanah akan mempengaruhi populasi mikrobia dalam tanah. Selain itu adanya dominasi pori meso akibat penambahan bahan organik menyimpan lengas tersedia pada tanah, sehingga nilai bobot volume tanah menurun.

5. pH H 2 O

pH merupakan banyaknya konsentrasi ion H + dan OH - dalam tanah. Semakin tinggi ion H + di dalam tanah semakin asam tanah tersebut. Sebaliknya semakin tinggi ion OH - , semakin basa tanah tersebut. Jika konsentrasi kedua ion tersebut dalam keadaan seimbang, maka tanah

tersebut bersifat netral (pH = 7). Konsentrasi H + dan OH - di dalam tanah sebenarnya sangat kecil, konsentrasi ion H + di dalam tanah bersifat netral adalah 10 -7 molar/liter. Berdasarkan hasil analisis laboratorium dan

analisis minitab dari pemberian arang dan molase didapat hasil pH H 2 O seperti yang tertera pada Gambar 4.11, 4.12, dan 4.13.

commit to user

Gambar 4.11. Pengaruh pemberian arang terhadap pH Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan

tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%

Gambar 4.12. Pengaruh pemberian molase terhadap pH Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan

tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%

6.54

6.56

6.58

6.6

6.62

A0 A1 A2 A3

6,58a

6,61a

pH

Arang

6.5

6.52

6.54

6.56

6.58

6.6

6.62

6.64

M0

M1

M2

M3

6,55a

6,62a

6,64a

6,63a

pH

Molase

commit to user

Gambar 13 Pengaruh kombinasi arang dan molase terhadap pH Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan

tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%

Berdasarkan hasil uji F, pengaruh pemberian arang terhadap pH berpengaruh tidak nyata (Lampiran 3), nilai pH tertinggi pada pemberian arang A2 (3 g/polibag) sebesar 6,63, dan terendah pada pemberian arang A1 (1,5 g/polibag) sebesar 6,58. Pengaruh pemberian molase terhadap pH tidak berpengaruh nyata (Lampiran 3), nilai pH tertinggi pada pemberian molase M2 (6 m ℓ/popolibag) sebesar 6,64, dan terendah pada pemberian molase M0 (0 m ℓ/polibag) sebesar 6,55. Pengaruh kombinasi terhadap pH berpengaruh tidak nyata (Lampiran 3), nilai pH tertinggi pada kombinasi A3M2 (4,5 g/polibag arang + 6 m ℓ/polibag molase) sebesar 6,72 dan terendah pada kombinasi A3M0 (4,5 g/polibag arang + 0 m ℓ/polibag molase) sebesar 6,51. Pemberian arang dan molase dapat menurunkan pH tanah dibandingkan dengan pH tanah awal sebelum inkubasi. Hal ini disebabkan karena arang dan molase yang diberikan ke dalam tanah belum matang atau bahan yang masih mengalami proses dekomposisi, sehingga menurunkan pH tanah. Karena selama proses dekomposisi akan melepaskan asam-asam organik yang menyebabkan turunnya pH tanah. Menurut Bohn, Mc neal dan O’Connor (1979) cit Winarso (2005) tanah termasuk tanah masam jika melepaskan ion hidrogen (H + ) dan terjenuhi

6,58a 6,59a

Kombinasi arang dan molase

commit to user

tanah maka kemasaman tanah akan semakin kuat. Tanah termasuk tanah alkalis jika didominasi oleh ion OH - . Pemberian arang dan molase ke dalam tanah dapat meningkatkan bahan organik tanah, memperbaiki kemampuan menahan air, membantu menyediakan nutrisi bagi tanaman, memperbaiki struktur tanah dan menetralkan pH tanah.

Berdasarkan Gambar 4.13 terlihat bahwa pH H 2 O pada tiap perlakuan mengalami penurunan pH tanah dari pH awal sebelum dilakuan inkubasi. Hal tersebut dikarenakan penambahan bahan organik ke tanah dapat meningkatkan atau menurunkan pH tanah (Widhianingrum, 2008). Proses dekomposisi akan melepaskan sejumlah kation-kation dan sejumlah OH - yang dilepas pada pembentukan kompleks organik. Meningkatnya pH tanah dikarenakan senyawa khelat (Sanchez,1992) dan peningkatan pH tanah juga akan terjadi apabila bahan organik yang ditambahkan telah terdekomposisi lanjut (matang), karena bahan organik yang telah termineralisasi akan melepaskan mineralnya berupa kation-kation basa yang merupakan sumber basa yang mampu meningkatkan pH tanah (Suntoro, 2003). Sedangkan penambahan bahan organik yang belum masak dapat menurunkan pH tanah, karena selama proses dekomposisi akan melepaskan asam-asam organik yang menyebabkan menurunkan pH tanah, karena selama proses dekomposisi akan melepaskan asam-asam organik yang menyebabkan menurunnya pH tanah.

Dari uji DMRT taraf 5%, pemberian arang dan molase berbeda tidak nyata antar rerata perlakuan (Lampiran 3), begitu juga dengan kombinasi berbeda tidak nyata antar rerata perlakuan (Lampiran 3). Hal ini disebabkan karena pada saat proses dekomposisi bahan organik terjadi peningkatan aktifitas mikrooganisme, mikroorganisme dapat merubah pH tanah. Pada kondisi anaerob, beberapa mikroorganisme tanah menghasilkan asam-asam organik. Sedangkan pad kondisi aerob, beberapa mikroorganism dapat mengoksidasi amonia dan sulfur dengan hasil ikutan ion H + yang menurunkan pH tanah (Handayanto dan Hairiah, 2007).

commit to user

Kapasitas tukar kation adalah jumlah muatan negatif tanah baik yang bersumber dari permukaan koloid anorganik (klei) maupn koloid organik (humus) yang merupakan situs pertukaran kation. Penambahan arang dan molase akan meningkatkan muatan negatif sehingga akan meningkatkan kapasitas pertukaran kation (KPK). Arang dan molase memberikan konstribusi yang nyata terhadap KPK tanah. Sekitar 20 – 70% kapasitas pertukaran tanah pada umumnya bersumber pada koloid humus. Berdasarkan hasil analisis laboratorium dan analisis minitab dari pemberian arang dan molase didapat hasil kapasitas tukar kation seperti yang tertera pada gambar grafik di bawah ini

Gambar 4.14. Pengaruh pemberian arang terhadap KPK Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan

tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%

o l(+)/k

Arang

commit to user

Gambar 4.15. Pengaruh pemberian molase terhadap KPK Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan

tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%

Gambar 4.16. Pengaruh kombinasi arang dan molase terhadap KPK Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan

tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%

Berdasarkan hasil uji F, pengaruh pemberian arang terhadap Kapasitas Pertukaran Kation (KPK) berpengaruh sangat nyata (Lampiran 3), nilai KPK tertinggi pada pemberian arang A3 (4,5 g/polibag) sebesar 18,52 cmol(+)/kg dan terendah pada pemberian arang A2 (3 g/polibag) sebesar 15,1 cmol(+)/kg. Pengaruh pemberian molase terhadap KPK

o l(+)/k

15,13a 16,07a

19,37b 17,13ab

18,73b 18,84b

o l(+)/k

Kombinasi arang dan molase

commit to user

molase M0 (0 m ℓ/polibag) sebesar 16,06 cmol(+)/kg dan terendah pada pemberian molase M2 (6 m ℓ/polibag) sebesar 15,08 cmol(+)/kg. Pengaruh kombinasi terhadap KPK berpengaruh tidak nyata (Lampiran 3), nilai KPK tertinggi pada kombinasi A3M0 (4,5 g/polibag arang + 0 m ℓ/polibag molase) sebesar 19,37 cmol(+)/kg dan terendah pada kombinasi A0M3 (0 g/polibag arang + 9 m ℓ/polibag molase) sebesar 12,72 cmol(+)/kg. Untuk meningkatkan Kapasitas Pertukaran Kation (KPK) dapat diusahakan dengan peningkatan bahan organik tanah dalam hal ini penambahan arang dan molase. Seperti pernyataan Rosmarkam dan Yuwono (2002) bahwa bahan organik dapat meningkatkan Kapasitas Pertukaran Kation (KPK), sehingga unsur hara tidak mudah tercuci. Hal ini dikuatkan oleh pernyataan Hardjowigeno (1987), bahwa dekomposisi bahan organik menghasilkan asam-asam organik seperti asam humat dan asam fulfat yang mempunyai gugus COOH- dan OH-, sehingga akan mengikat kation- kation yang bermuatan positif dengan kata lain akan meningkatkan KPK tanah.

Dari uji DMRT taraf 5%, pemberian arang berbeda sangat nyata antar rerata perlakuan (lampiran 19), A3 berbeda sangat nyata dengan A0, A1, dan A2. Kombiasi berbeda nyata antar rerata perlakuan (lampiran 19), A3M0 berbeda nyata terhadap A0M0, A0M1, A0M2, A0M3, A1M0, A1M1, A1M2, A1M3, A2M0, A2M1, A2M2, dan A2M3, A3M0 berbeda tidak nyata terhadap A3M1, A3M2, dan A3M3. Sedangkan pemberian molase berbeda tidak nyata antar rerata perlakuan (Lampiran 3). Nilai KPK A3M0 paling tinggi disebabkan karena dosis arang yang diberikan paling tinggi, yaitu 4,5 g/polibag. Hal ini disebabkan karena arang merupakan limbah dari pembakaran sisa tumbuhan yang kandungan karbonnya tinggi, karbon merupakan salah satu unsur yang dapat meningkatkan nilai KPK. Sehingga semakin banyak arang yang diberikan maka semakin banyak pula karbon yang akan tersedia dalam tanah dan meningkatkan nilai KPK.

commit to user

Agregat

Berdasarkan uji stepwise regression pada semua variabel terhadap kemantapan agregat, parameter yang paling berpengaruh terhadap kemantapan agregat adalah parameter Kadar Lengas (KL) tanah dengan nilai regression 0,036 (Lampiran 3). Hal ini dapat diduga arang dan molase sebagai bahan organik merupakan salah satu bahan pembenah tanah yang telah dirasakan manfaatnya dalam perbaikan sifat fisika dan kimia tanah. Tanah Entisol pada perlakuan akibat pemberian arang dan molase mempunyai sifat tidak mengkerut, hal ini terjadi karena adanya udara terkurung waktu pembasahan dan ketidakseragaman pori. Air didalam tanah berada dalam rongga pori yang akan berpengaruh terhadap air tanah. pada tanah pasir hampir semua pori berukuran besar. Struktur tanah berpengaruh terhadap porositas total dan distribusi ukuran pori. Apabila terjadi pemadatan pada struktur tanah maka dapat menyebabkan pori makro dan pori total menerun, tetapi menaikkan pori sedang. Besarnya rongga pori (jumlah dan ukuran) merupakan indikator struktur tanah. Tanah yang mempunyai porositas tinggi dapat dikatakan mempunyai struktur tanah yang baik (Islami dan Wani, 1995). Selain itu arang dan molase sebagai bahan pembenah tanah dapat meningkatkan daya simpan lengas karena bahan organik mempunyai kapasitas menyimpan lengas yang tinggi.

commit to user

41

Dokumen yang terkait

Tanesya Hotris Samosir, Aloysius Mering, Asfhar Munir Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik FKIP Untan Pontianak Email : borsamthessayahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan minat muda-mudi HKBP

0 0 10

FUNGSI TARI LANGKAH BUJUR SERONG PADA MASYARAKAT DI KOTA PONTIANAK KALIMANTAN BARAT Lulus Pramudita, Ismunandar, Imma Fretisari Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik FKIP Untan Pontianak Email: luluspramuditagmail.com Abstrak: Tujuan penelitian ini

0 0 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS CERITA ULANG MENGGUNAKAN METODE JIGSAW II PADA SISWA KELAS XI Desti Anggrainy, Henny Sanulita, Agus Wartiningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan, Pontianak Email: anggrainydestigmail.com A

0 0 9

PERISTILAHAN DALAM TRADISI SELAMATAN MEMBANGUN RUMAH MASYARAKAT MELAYU SAMBAS DI KECAMATAN JAWAI SELATAN Rizky, Ahadi Sulissusiawan, Laurensius Salem Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Email : rizkysomebassgmail.com Abstrak: P

0 0 18

PEMBELAJARAN MENULIS KEMBALI CERPEN DI KELAS IX SMP IT AL-MUMTAZ PONTIANAK TAHUN AJARAN 20142015 Hardianti, Martono, Sanulita Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan E-Mail : chers_dwyahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untu

0 2 11

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS X SMK SANTA MONIKA Maria Fransiska Betty, Laurensius Salem, Syambasril Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak Email: bettyhermandh

0 0 12

UJARAN PANTANG DALAM MASYARAKAT DAYAK TAMAN KAPUAS ANALISIS ETNOGRAFI KOMUNIKASI Paskalia Apriyanti, Amriani Amir, Agus Syahrani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak Abstract - UJARAN PANTANG DALAM MASYARAKAT DAYAK TAM

0 0 7

Firgiawan Yuda Sajati, Busri Endang, Sri Lestari Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Untan Pontianak Email : firgiawan.yudagmail.com Abstrak: Bimbingan karir merupakan membantu pribadi untuk mengembangkan

0 0 11

Neti, Marzuki, Martono Program Studi Magister pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak Email : Elisabeth_Tarigasgmail.com Abstract - STRATEGI PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN, KER

0 0 11

PENGGUNAAN DEIKSIS PRONOMINA, TEMPAT, DAN WAKTU PADA NOVEL GENDUK KARYA SUNDARI MARDJUKI Atika Maisuri, Patriantoro, Laurensius Salem Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak Email: syankkkthiekaco.id Abstract - PENGGUNAAN

0 1 10