Hasil Penelitian dan Pembahasan

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Ketersediaan Air Waduk Krisak Ketersediaan air irigasi merupakan banyaknya cadangan air yang tersedia dan dapat manfaatkan untuk keperluan irigasi lahan pertanian. Ketersediaan air pengairan [irigasi] untuk pertanian itu berbeda-beda, tergantung pada musim, lokasi sumber air dan usaha- usaha konservasi air (Kartasapoetra et al, 1991: 7). Ketersediaan air Waduk Krisak dipasok oleh air hujan, baik yang jatuh langsung di atas permukaan waduk maupun yang 1. Ketersediaan Air Waduk Krisak Ketersediaan air irigasi merupakan banyaknya cadangan air yang tersedia dan dapat manfaatkan untuk keperluan irigasi lahan pertanian. Ketersediaan air pengairan [irigasi] untuk pertanian itu berbeda-beda, tergantung pada musim, lokasi sumber air dan usaha- usaha konservasi air (Kartasapoetra et al, 1991: 7). Ketersediaan air Waduk Krisak dipasok oleh air hujan, baik yang jatuh langsung di atas permukaan waduk maupun yang

13 m dari dasar pintu saluran keluar. Cara pengukurannya dengan melakukan pengamatan pada mistar duga (Peil Schaal) kemudian dicocokkan dengan tabel volume air yang sudah ditetapkan. Berikut ini gambar 9, merupakan gambaran keadaan Waduk Krisak Di lapangan:

50 (a) (b) (c) Gambar 9. (a) Saluran Pintu Keluar dan Saluran Limpasan Waduk Krisak (b) Keadaan Air Waduk Krisak (sumber: dokumentasi pribadi) (c) Waduk Krisak (citra satelit) (sumber: Gogle Earth)

51 Volume Waduk Krisak rerata bulanan pada masa tanam tahun 2005/2006 dapat dilihat pada tabel 7, sebagai berikut: Tabel 7. Volume Waduk Krisak Pada Masa Tanam Tahun 2005/2006 No Bulan Volume Waduk ( ) Tahun 2005 Tahun 2006

1 Januari X 1.989.365,60

2 Februari X 2.402.598,08

3 Maret X 2.764.801,19

4 April X 2.704.801,48

5 Mei X 2.607.442,61

6 Juni X 1.728.659,95

7 Juli X 1.198.542,18

8 Agustus X 1.090.732,26

9 September X 838.827,08

10 Oktober X 588.385,70

11 November 892.121,08 X

12 Desember 1.254.326,19 X Jumlah 20.078.853,86 Rata-rata 1.673.237,82 Sumber : Kantor Kemantren Pengairan Waduk Krisak Ranting Bengawan Solo Keterangan:

X : tidak diperhitungkan, data yang digunakan mulai Bulan November 2005 sampai dengan Oktober 2006 Berdasarkan pada tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa total volume Waduk Krisak pada masa tanam tahun 2005/2006 adalah 20.078.853,86 m 3

dengan rerata bulanan sebesar 1.673.237,82 m 3 . Keadaan air maksimum terjadi pada Bulan Maret 2006 sebesar 2.764.801,19 m 3 dan minimum pada Bulan

Oktober 2006 sebesar 588.385,70 m 3 .

52 Waduk Krisak mempunyai daerah oncoran seluas 874 ha yang meliputi 8 desa. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 8, jika disajikan dalam bentuk diagram dapat dilihat pada gambar 8, sedangkan persebarannya dapat dilihat pada Peta 5 di bawah ini. Tabel 8. Luas Daerah Oncoran Waduk Krisak No Daerah Oncoran Luas

4 Sendang Ijo 101 11,56

5 Nambangan 157 17,96

6 Jendi 206 23,57

7 Pule

8 Jaten

44 5,03 Jumlah 874 100

Sumber : Kantor Kemantren Pengairan Waduk Krisak Ranting Bengawan Solo Berikut merupakan diagram lingkaran luas daerah oncoran Waduk Krisak berdasarkan pada tabel 8: Gambar 10. Persentase Luas Daerah Oncoran Waduk Krisak 9.84% 12.81% 11.78% 11.56% 17.96% 23.57% 7.44% 5.03%

Persentase Luas Daerah Oncoran Waduk Krisak

Singodutan Kaliancar Gemantar Sendang Ijo Nambangan Jendi Pule Jaten

Berdasarkan pada tabel 8 dan gambar 10 dapat diketahui bahwa daerah oncoran Waduk Krisak yang terluas adalah daerah oncoran Desa Jendi, yaitu 23,57% atau seluas 206 ha. Sedangkan yang terkecil adalah daerah oncoran Jaten, yaitu 5,03% atau seluas 44 ha. Sedangkan ketersediaan air Waduk Krisak dapat dimanfaatkan untuk irigasi lahan pertanian apabila volume waduk lebih besar dari volume batas kritis air waduk, yaitu 606.770,00 atau pada mistar duga (peil schale) ketinggian air waduk lebih dari 400 cm. Untuk mengetahui besarnya ketersediaan air Waduk Krisak, dihitung dengan persamaan sebagai berikut: volume waduk – batas kritis air waduk = Di bawah ini merupakan contoh perhitungan jumlah ketersediaan air irigasi dari Waduk Krisak pada Bulan Januari 2006, untuk keseluruhan perhitungan dapat dilihat pada lampiran1. Ø Ketersediaan air Ketersediaan air = 1.989.365,60 – 606.770,00 = 1.382.595,60 Ketersediaan air Waduk Krisak pada Bulan Januari 2006 adalah sebesar 1.382.595,60 . Berikut ini tabel 9, merupakan hasil perhitungan ketersediaan air Waduk Krisak pada masa tanam tahun 2005/2006:

55 Tabel 9. Ketersediaan Air Waduk Krisak Pada Masa Tanam Tahun 2005/2006 No Bulan Volume Waduk () Tahun 2005 Tahun 2006

1 Januari

X 1.382.595,60

2 Februari

X 1.795.828,08

3 Maret

X 2.158.031,19

4 April

X 2.098.031,48

5 Mei

X 2.000.672,61

6 Juni

X 1.121.889,95

7 Juli

X 591.772,18

8 Agustus

X 483.962,26

9 September

X 232.057,08

10 Oktober

11 November 285.351,08

12 Desember 647.556,19

Jumlah 12.797.747,70 Rata-rata 1.066.478,98 Sumber : Hasil perhitungan Keterangan : X : tidak diperhitungkan, data yang digunakan mulai Bulan November 2005 sampai dengan Oktober 2006

0 : tidak ada persediaan air, yaitu volume waduk kurang dari 606.770,00 (batas kritis air waduk) Berdasarkan pada tabel 9 di atas, jika disajikan dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut:

56 Gambar 11. Ketersediaan Air Waduk Krisak Berdasarkan pada tabel 9 dan gambar 11 di atas dapat diketahui bahwa jumlah ketersediaan air irigasi Waduk Krisak pada masa tanam tahun 2005/2006 adalah sebesar 12.797.747,70 dengan rata-rata bulanan sebesar 1.066.478,98 . Ketersediaan air maksimum terjadi pada Bulan Maret 2006 sebesar 2.158.031,19 dan minimum Bulan Oktober 2006, tidak ada persediaan air.

2. Kebutuhan Air Irigasi Daerah Oncoran Waduk Krisak Kebutuhan air untuk irigasi merupakan banyaknya air yang diperlukan untuk mengairi petak-petak sawah guna menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Untuk menghitung kebutuhan air irigasi lahan pertanian diperlukan data-data yang berkaitan dengan pola tanam, masa tanam, luas tanam, jenis tanaman dan indeks satuan kebutuhan air tanaman di petak sawah.

500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt

Ketersediaan Air Waduk Krisak Ketersediaan Air

(m³/bulan) Bulan

a. Pola Tanam dan Masa Tanam Secara umum pola tanam pada daerah penelitian adalah padi-padi-palawija atau padi- padi-bero (tidak tanam) dengan masa tanam sebanyak tiga kali, yaitu Masa Tanam Pertama (MT1), Masa Tanam Kedua (MT2) dan Masa Tanam Ketiga (MT3).

Berdasarkan data dari kantor Kemantren Pengairan Kecamatan Selogiri pada Masa Tanam tahun 2005/2006 disebutkan bahwa untuk Masa Tanam Pertama (MT1) berlaku mulai Bulan November 2005 sampai dengan Bulan Februari 2006 dengan jenis tanaman padi rendengan. Masa Tanam Kedua (MT2) berlaku mulai Bulan Maret sampai dengan Bulan Juni 2006 dengan jenis taman padi rendengan. Sedangkan untuk Masa Tanam Ketiga berlaku mulai dari Bulan Juli sampai dengan Bulan Oktober 2006 dengan jenis tanaman palawija dan padi gadu (tidak ijin). Adapun gambaran jenis tanaman yang terdapat di daerah oncoran Waduk Krisak dapat dilihat pada gambar 12, sebagai berikut : (a) (b) Gambar 12. (a). Tanaman Padi, sebagai tanaman utama di daerah oncoran Waduk Krisak (b). Tanaman Palawija yang dominan pada Masa Tanam Ketiga (MT 3), yaitu Tanaman Jagung (Sumber: dokumentasi pribadi)

b. Luas Tanam Untuk mengetahui luas tanam pada Daerah Oncoran Waduk Krisak dapat dilihat pada tabel 10 dan tabel 11, sebagai berikut:

58 Tabel 10. Luas Tanam Tanaman Padi Pada Masa Tanam Tahun 2005/2006 No

Bulan Luas Tanam (ha) Jumlah Singodutan Kaliancar Gemantar Sendang Ijo Nambangan Jendi Pule Jaten

1 November 86 112 98 92 106 198 62 44 798

2 Desember 86 112 98 92 106 198 62 44 798

3 Januar 86 112 98 92 106 198 62 44 798

4 Februari 86 112 98 92 106 198 62 44 798

5 Maret 86 112 97 95 107 199 60 44 800

6 April 86 112 97 95 107 199 60 44 800

7 Mei 86 112 97 95 107 199 60 44 800

8 Juni

2* 10* 25* 54 Sumber : BPP Kecamatan Selogiri Keterangan : * : Padi gadu (tidak ijin) 0 : Tidak tanam

: Masa Tanam Satu (MT 1), berlaku mulai Bulan November 2005 sampai dengan Februari 2006 : Masa Tanam Dua (MT 2), berlaku mulai Bulan Maret sampai dengan Juni 2006 : Masa Tanam Tiga (MT 3), berlaku mulai Bulan Juli sampai dengan Oktober 2006

59 Tabel 11. Luas Tanam Tanaman Palawija Pada Masa Tanam Tahun 2005/2006 No Bulan Luas Tanam (ha) Jumlah Singodutan Kaliancar Gemantar Sendang Ijo Nambangan Jendi Pule Jaten

1 November

51 2 Desember

51 3 Januar

51 4 Februari

5 9 26 8 3

51 5 Maret

6 6 25 7 5

49 6 April

6 6 25 7 5

49 7 Mei

6 6 25 7 5

49 8 Juni

6 6 25 7 5

49

9 Juli

45 Sumber : BPP Kecamatan Selogiri Keterangan :

0 : Tidak tanam : Masa Tanam Satu (MT 1), berlaku mulai Bulan November 2005 sampai dengan Februari 2006 : Masa Tanam Dua (MT 2), berlaku mulai Bulan Maret sampai dengan Juni 2006 : Masa Tanam Tiga (MT 3), berlaku mulai Bulan Juli sampai dengan Oktober 2006

60 Berdasarkan pada tabel 10 dan tabel 11 dapat diketahui bahwa pada Masa Tanam Pertama (MT 1), Bulan November 2005 sampai dengan Bulan Februari 2006 Daerah Oncoran Waduk Krisak mempunyai luas tanam untuk tanaman padi 798 ha, meliputi Desa Singodutan 86 ha, Kaliancar 112 ha, Sendang Ijo 85 ha, Nambangan 80 ha, Jendi 180 ha, Pule 55 ha dan Jaten 40 ha. Sedangkan untuk tanaman palawija seluas 51 ha, meliputi Desa Gemantar 5 ha, Sendang Ijo 9 ha, Nambangan 26 ha, Jendi 8 ha dan Pule 3 60 Berdasarkan pada tabel 10 dan tabel 11 dapat diketahui bahwa pada Masa Tanam Pertama (MT 1), Bulan November 2005 sampai dengan Bulan Februari 2006 Daerah Oncoran Waduk Krisak mempunyai luas tanam untuk tanaman padi 798 ha, meliputi Desa Singodutan 86 ha, Kaliancar 112 ha, Sendang Ijo 85 ha, Nambangan 80 ha, Jendi 180 ha, Pule 55 ha dan Jaten 40 ha. Sedangkan untuk tanaman palawija seluas 51 ha, meliputi Desa Gemantar 5 ha, Sendang Ijo 9 ha, Nambangan 26 ha, Jendi 8 ha dan Pule 3

ha, Gemantar 97 ha, Sendang Ijo 95 ha, Nambangan 107 ha, Jendi 199 ha, Pule 60 ha dan Jaten 44 ha. Sedangkan untuk tanaman palawija seluas 49 ha, meliputi Desa Gemantar 6

ha, Sendang Ijo 6 ha, Nambangan 25 ha, Jendi 7 ha dan Pule 5 ha. Untuk Masa Ketiga (MT 3), Bulan Juli 2006 sampai Bulan Oktober 2006 hanya sebagian kecil dari Daerah Oncoran Waduk Krisak yang melakukan kegiatan tanam. Untuk tanaman padi gadu (tidak ijin) seluas 54 ha, meliputi Desa Singodutan 17 ha, Jendi 2 ha, pule 10 ha dan Jaten

25 ha sedangkan untuk tanaman palawija seluas 45 ha, meliputi Desa Singodutan 5 ha dan Jendi 40 ha.

c. Indeks Satuan Kebutuhan Air Tanaman di Petak Sawah Besarnya nilai Indeks Satuan Kebutuhan Air Tanaman di Petak Sawah untuk tiap-tiap jenis tanaman berbeda-beda, dipengaruhi oleh masa tanam dan fase pertumbuhan. Nilai Indeks Satuan kebutuhan Air di Petak Sawah pada daerah penelitian secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 1. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan air irigasi daerah oncoran Waduk Krisak, dihitung dengan persamaan sebagai berikut: Di bawah ini merupakan contoh perhitungan jumlah kebutuhan air irigasi daerah oncoran Waduk Krisak untuk daerah oncoran Desa Singodutan pada Bulan Januari 2006, keseluruhan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 12 – 19.

61 Ø Kebutuhan air dalam satuan Untuk menghitung kebutuhan air dalam satuan , dengan cara menjumlahkan hasil

perkalian antara realisasi tanam dengan indeks satuan kebutuhan air di petak sawah (untuk tiap-tiap jenis tanaman dan masa tanam) kemudian dibagi dengan angka 1000. Kebutuhan air irigasi dalam detik sebesar Ø Kebutuhan air dalam satuan Untuk merubah dari satuan menjadi , dikalikan dengan (24 x 60 x 60) kebutuhan air = 0,06235 x (24 x 60 x 60) = 5.387,04 Kebutuhan air irigasi dalam hari sebesar 5.387,04 Ø Kebutuhan air dalam satuan Untuk merubah dari satuan menjadi , dikalikan dengan jumlah hari pada bulan yang dihitung: kebutuhan air = 5.387,04 x jumlah hari Bulan Januari = 5.387,04 x 31 = 166.988,24 Kebutuhan air irigasi dalam Bulan Januari sebesar 166.988,24 Berikut ini tabel 12 – 19, merupakan hasil perhitungan kebutuhan air irigasi daerah oncoran Waduk Krisak masa tanam tahun 2005/2006:

62 Tabel 12. Kebutuhan Air Daerah Oncoran Singodutan No Bulan Jenis Tanam

Luas Tanam Kebutuhan Air /detik /hari /bulan /masa tanam

/tahun 1 November/2005 Padi 86 0,097 8.359,200 250.776,00 740.996,64 1.762.590,24 Palawija

2 Desember Padi 86 0,062 5.387,040 166.998,24 Palawija

3 Januari/2006 Padi 86 0,062 5.387,040 166.998,24 Palawija

4 Februari Padi 86 0,062 5.387,040 156.224,16 Palawija

5 Maret Padi 86 0,097 8.359,200 259.135,20 833.876,64

Palawija

6 April Padi 86 0,073 6.315,840 189.475,20 Palawija

7 Mei Padi 86 0,073 6.315,840 195.791,04 Palawija

8 Juni Padi 86 0,073 6.315,840 189.475,20 Palawija

9 Juli Padi 17 0,021 1.836,000 60.933,60 187.716,96 Palawija 5 0,002 129,600 10 Agustus Padi 17

0,014 1.248,480 42.720,48 Palawija 5 0,002 129,600 11 September Padi 17 0,014 1.248,480 41.342,40 Palawija 5 0,002 129,600 12 Oktober Padi 17 0,014 1.248,480 42.720,48 Palawija 5 0,002 129,600 Jumlah 776 0,670 57.926,880 1.762.590,24 1.762.590,24 Sumber : Hasil Perhitungan Keterangan :

0 : tidak ada kegiatan tanam (tidak ada kebutuhan air irigasi)

63 Tabel 13. Kebutuhan Air Daerah Oncoran Kaliancar No

Bulan Jenis Tanam Luas Tanam Kebutuhan Air /detik /hari /bulan /masa tanam /tahun 1 November/2005 Padi 112

0,126 10.886,400 326.592,00 965.018,88 2.050.997,76 Palawija

2 Desember Padi 112 0,081 7.015,680 217.486,08 Palawija

3 Januari/2006 Padi 112 0,081 7.015,680 217.486,08 Palawija

4 Februari Padi 112 0,081 7.015,680 203.454,72 Palawija

5 Maret Padi 112 0,126 10.886,400 337.478,40 1,085,978,88 Palawija

6 April Padi 112 0,095 8.225,280 246.758,40 Palawija

7 Mei Padi 112 0,095 8.225,280 254.983,68 Palawija

8 Juni Padi 112 0,095 8.225,280 246.758,40 Palawija

9 Juli Padi

Palawija

10 Agustus Padi

Palawija

11 September Padi

Palawija

12 Oktober Padi

Palawija

Jumlah 896 0,781 67.495,680 2.050.997,76 2.050.997,76 Sumber : Hasil Perhitungan Keterangan :

0 : tidak ada kegiatan tanam (tidak ada kebutuhan air irigasi)

64 Tabel 14. Kebutuhan Air Daerah Oncoran Gemantar No Bulan Jenis Tanam Luas Tanam

Kebutuhan Air /detik /hari /bulan /masa tanam /tahun 1 November/2005 Padi 98 0,110 9.525,600 289.656,00

860.073,120 1.819.581,84 Palawija 5 0,002 129,600 2 Desember Padi 98 0,071 6.138,720 194.317,92 Palawija 5 0,002 129,600 3 Januari/2006 Padi 98 0,071 6.138,720 194.317,92 Palawija 5 0,002 129,600 4 Februari Padi 98 0,071 6.138,720 181.781,28 Palawija 5 0,002 129,600 5 Maret Padi 97 0,109 9.428,400 297.101,52 959.508,720 Palawija 6 0,002 155,520 6 April

Padi 97 0,082 7.123,680 218.376,00 Palawija 6 0,002 155,520 7 Mei Padi 97 0,082 7.123,680 225.655,20 Palawija 6 0,002 155,520 8 Juni Padi 97 0,082 7.123,680 218.376,00 Palawija 6 0,002 155,520 9 Juli Padi

Palawija

10 Agustus Padi

Palawija

11 September Padi

Palawija

12 Oktober Padi

Palawija

Jumlah 824 0,693 59.881,680 1.819.581,84 1.819.581,84 Sumber : Hasil Perhitungan Keterangan :

0 : tidak ada kegiatan tanam (tidak ada kebutuhan air irigasi) Tabel 15. Kebutuhan Air Daerah Oncoran Sendang Ijo

65 No Bulan Jenis Tanam Luas Tanam Kebutuhan Air /detik /hari /bulan /masa tanam /tahun 1 November/2005 Padi 92 0,104 8.942,400 275.270,40 820.920,96 1.761.037,20 Palawija

9 0,003 233,280 2 Desember Padi 92 0,067 5.762,880 185.880,96 Palawija 9 0,003 233,280 3 Januari/2006 Padi 92 0,067 5.762,880 185.880,96 Palawija 9 0,003 233,280 4 Februari Padi 92 0,067 5.762,880 173.888,64 Palawija 9 0,003 233,280 5 Maret Padi 95 0,107 9.234,000 291.075,12 940.116,24 Palawija 6 0,002 155,520 6 April Padi 95 0,081

6.976,800 213.969,60 Palawija 6 0,002 155,520 7 Mei Padi 95 0,081 6.976,800 221.101,92 Palawija 6 0,002 155,520 8 Juni Padi 95 0,081 6.976,800 213.969,60 Palawija 6 0,002 155,520 9 Juli Padi

Palawija

10 Agustus Padi

Palawija

11 September

Padi

Palawija

12 Oktober Padi

Palawija

Jumlah 808 0,671 57.950,640 1.761.037,20 1.761.037,20 Sumber : Hasil Perhitungan Keterangan : 0 : tidak ada kegiatan tanam (tidak ada

kebutuhan air irigasi)

66 Tabel 16. Kebutuhan Air Daerah Oncoran Nambangan No

Bulan Jenis Tanam Luas Tanam Kebutuhan Air /detik /hari /bulan /masa tanam /tahun 1 November/2005 Padi 106 0,119 10.303,200 329.313,60 994.865,76 2.111.419,44 Palawija 26 0,008 673,920

2 Desember Padi 106 0,077 6.639,840 226.726,56 Palawija 26 0,008 673,920 3 Januari/2006 Padi 106 0,077 6.639,840 226.726,56 Palawija 26 0,008 673,920 4 Februari Padi 106 0,077 6.639,840 212.099,040 Palawija 26 0,008 673,920 5 Maret Padi 107 0,120 10.400,400 342.500,40 1.116.553,68 Palawija 25 0,008 648,000 6 April Padi 107 0,091 7.858,080 255.182,40 Palawija

25 0,008 648,000 7 Mei Padi 107 0,091 7.858,080 263.688,48 Palawija 25 0,008 648,000 8 Juni Padi 107 0,091 7.858,080 255.182,40 Palawija 25 0,008 648,000 9 Juli Padi

Palawija

10 Agustus Padi

Palawija

11 September Padi

Palawija

12 Oktober Padi

Palawija

Jumlah 1.056 0,804 69.485,040 2.111.419,44 2.111.419,44 Sumber : Hasil Perhitungan Keterangan :

0 : tidak ada kegiatan tanam (tidak ada kebutuhan air irigasi)

67 Tabel 17. Kebutuhan Air Daerah Oncoran Jendi

No Bulan Jenis Tanam Luas Tanam Kebutuhan Air /detik /hari /bulan /masa tanam /tahun 1 November/2005 Padi 198 0,223 19.245,600 583.588,80 1.731.106,08 3.830.528,88 Palawija 8 0,002 207,360 2 Desember Padi

198 0,144 12.402,720 390.912,48 Palawija 8 0,002 20,360 3 Januari/2006 Padi 198 0,144 12.402,720 390.912,48 Palawija 8 0,002 207,360 4 Februari Padi 198 0,144 12.402,720 365.692,32 Palawija 8 0,002 207,360 5 Maret Padi 199 0,224 19.342,800 605.251,44 1.951.687,44 Palawija 7 0,002 181,440 6 April Padi 199 0,169 14.614,560 443.880,00 Palawija 7 0,002 181,440

7 Mei Padi 199 0,169 14,614,560 458.676,00 Palawija 7 0,002 181,440 8 Juni Padi 199 0,169 14.614,560 443.880,00 Palawija 7 0,002 181,440 9 Juli Padi 2 0,003 216,000 38.836,80 147.735,36 Palawija 40 0,012 1.036,800 10 Agustus Padi 2 0,002 146,880 36.694,08 Palawija 40 0,012 1.036,800 11 September Padi 2 0,002 146,880 35.510,40 Palawija

40 0,012 1.036,800 12 Oktober Padi 2 0,002 146,880 36.694,08 Palawija 40 0,012 1.036,800 Jumlah 1.816 1,458 125.999,280 3.830.528,88 3.830.528,88 Sumber : Hasil Perhitungan Keterangan :

0 : tidak ada kegiatan tanam (tidak ada kebutuhan air irigasi)

68 Tabel 18. Kebutuhan Air Daerah Oncoran Pule No Bulan Jenis Tanam

Luas Tanam Kebutuhan Air /detik /hari /bulan /masa tanam /tahun 1 November/2005 Padi 62 0,070 6.026,400 183.124,80 543.615,84 1.242.246,24 Palawija 3 0,001 77,760 2 Desember Padi 62 0,045 3.883,680

122.804,64 Palawija 3 0,001 77,760 3 Januari/2006 Padi 62 0,045 3.883,680 122.804,64 Palawija 3 0,001 77,760 4 Februari Padi 62 0,045 3.883,680 114.881,76 Palawija 3 0,001 77,760 5 Maret Padi 60 0,068 5.832,000 184.809,60 597.585,60 Palawija 5 0,002 129,600 6 April Padi 60 0,051 4.406,400 136.080,00 Palawija 5 0,002 129,600 7 Mei Padi

60 0,051 4.406,400 140.616,00 Palawija 5 0,002 129,600 8 Juni Padi 60 0,051 4.406,400 136.080,00 Palawija 5 0,002 129,600 9 Juli Padi 10 0,013 1.080,000 33.480,00 101.044,80 Palawija

10 Agustus Padi 10 0,009 734,400 22.766,40 Palawija

11 September Padi 10 0,009 734,400 22.032,00 Palawija

12 Oktober Padi 10 0,009 734,400 22.766,40 Palawija

Jumlah 560 0,473 40.841,280 1.242.246,24 1.242.246,24 Sumber : Hasil Perhitungan Keterangan :

0 : tidak ada kegiatan tanam (tidak ada kebutuhan air irigasi)

69 Tabel 19. Kebutuhan Air Daerah Oncoran Jaten No Bulan Jenis Tanam

Luas Tanam Kebutuhan Air /detik /hari /bulan /masa tanam /tahun 1 November/2005 Padi 44 0,050 4.276,800 128.304,00 379.114,56 1.058.361,12 Palawija

2 Desember Padi 44 0,032 2.756,160 85.440,96 Palawija

3 Januari/2006 Padi 44 0,032 2.756,160 85.440,96 Palawija

4 Februari Padi 44 0,032 2.756,160 79.928,64 Palawija

5 Maret Padi 44 0,050 4.276,800 132.580,80 426.634,56 Palawija

6 April Padi 44 0,037 3.231,360 96.940,80 Palawija

7 Mei Padi 44 0,037 3.231,360

100.172,16 Palawija

8 Juni Padi 44 0,037 3.231,360 96.940,80 Palawija

9 Juli Padi 25 0,031 2.700,000 83.700,00 252.612,00 Palawija

10 Agustus Padi 25 0,021 1.836,000 56.916,00 Palawija

11 September Padi 25 0,021 1.836,000 55.080,00 Palawija

12 Oktober Padi

25 0,021 1.836,000 56.916,00 Palawija

Jumlah 452 0,402 34.724,160 1.058.361,12 1.058.361,12 Sumber : Hasil Perhitungan Keterangan :

0 : tidak ada kegiatan tanam (tidak ada kebutuhan air irigasi)

70 Berdasarkan pada tabel 12 – 19, maka dapat diketahui bahwa :

1) Daerah Oncoran Singodutan Pada masa tanam pertama (MT 1), yaitu Bulan November 2005 sampai Bulan Februari 2006 kebutuhan air irigasi sebesar 740.996,64 . Masa tanam kedua (MT 2), yaitu Bulan Maret sampai Bulan Juni 2006 kebutuhan air irigasi sebesar 833.876,64 . Masa tanam ketiga (MT 3), yaitu Bulan Juli sampai Bulan Oktober 2006 sebesar 187.716,96 . Sedangkan total kebutuhan air irigasi Daerah Oncoran Singodutan adalah sebesar 1.762.590,24 . Kebutuhan air irigasi dalam keadaan maksimum terjadi pada Bulan Maret 2006 sebesar 259.135,20 m 3 dan minimum terjadi pada Bulan September 2006 sebesar 41.342,40 .

2) Daerah Oncoran Kaliancar Pada masa tanam pertama (MT 1), yaitu Bulan November 2005 sampai Bulan Februari 2006 kebutuhan air irigasi sebesar 965.018,88 . Masa tanam kedua (MT 2), yaitu Bulan Maret sampai Bulan Juni 2006 kebutuhan air irigasi sebesar 1,085,978.88 . Masa tanam ketiga (MT 3), yaitu Bulan Juli sampai Bulan Oktober 2006 sebesar sebesar 0 (tidak ada kegiatan tanam). Sedangkan total kebutuhan air irigasi Daerah Oncoran Kaliancar adalah sebesar 2.050.997,76 . Kebutuhan air irigasi dalam keadaan maksimum terjadi pada Bulan Maret sebesar 337.478,40 m 3 dan minimum terjadi pada Bulan Juli, Agustus, September dan Oktober sebesar 0 (tidak ada kegiatan tanam).

3) Daerah Oncoran Gemantar Pada masa tanam pertama (MT 1), yaitu Bulan November 2005 sampai Bulan Februari 2006 kebutuhan air irigasi sebesar 860,073.120 . Masa tanam kedua (MT 2), yaitu Bulan Maret sampai Bulan Juni 2006 kebutuhan air irigasi sebesar 959,508.720 . Masa tanam ketiga (MT 3), yaitu Bulan Juli sampai Bulan Oktober 2006 sebesar sebesar 0 (tidak ada kegiatan tanam). Sedangkan total kebutuhan air irigasi Daerah Oncoran Gemantar 3) Daerah Oncoran Gemantar Pada masa tanam pertama (MT 1), yaitu Bulan November 2005 sampai Bulan Februari 2006 kebutuhan air irigasi sebesar 860,073.120 . Masa tanam kedua (MT 2), yaitu Bulan Maret sampai Bulan Juni 2006 kebutuhan air irigasi sebesar 959,508.720 . Masa tanam ketiga (MT 3), yaitu Bulan Juli sampai Bulan Oktober 2006 sebesar sebesar 0 (tidak ada kegiatan tanam). Sedangkan total kebutuhan air irigasi Daerah Oncoran Gemantar

71 maksimum terjadi pada Bulan Maret sebesar 297.101,52 m 3 dan minimum terjadi pada Bulan Juli, Agustus, September dan Oktober sebesar 0 (tidak ada kegiatan tanam).

4) Daerah Oncoran Sendang Ijo Pada masa tanam pertama (MT 1), yaitu Bulan November 2005 sampai Bulan Februari 2006 kebutuhan air irigasi sebesar 820.920,96 . Masa tanam kedua (MT 2), yaitu Bulan Maret sampai Bulan Juni 2006 kebutuhan air irigasi sebesar 940,116.24 . Masa tanam ketiga (MT 3), yaitu Bulan Juli sampai Bulan Oktober 2006 sebesar 0 (tidak ada kegiatan tanam). Sedangkan total kebutuhan air irigasi Daerah Oncoran Sendang Ijo adalah sebesar 1.761.037,20 . Kebutuhan air irigasi dalam keadaan maksimum terjadi pada Bulan Maret sebesar 291.075,12 m 3 dan minimum terjadi pada Bulan Juli, Agustus, September dan Oktober sebesar 0 (tidak ada kegiatan tanam).

5) Daerah Oncoran Nambangan Pada masa tanam pertama (MT 1), yaitu Bulan November 2005 sampai Bulan Februari 2006 kebutuhan air irigasi sebesar 994.865,76 . Masa tanam kedua (MT 2), yaitu Bulan Maret sampai Bulan Juni 2006 kebutuhan air irigasi sebesar 1.116.553,68 . Masa tanam ketiga (MT 3), yaitu Bulan Juli sampai Bulan Oktober 2006 sebesar sebesar 0 (tidak ada kegiatan tanam). Sedangkan total kebutuhan air irigasi Daerah Oncoran Nambangan adalah sebesar 2.111.419,44 . Kebutuhan air irigasi dalam keadaan maksimum terjadi pada Bulan Maret sebesar 342.500,40 m 3 dan minimum terjadi pada Bulan Juli, Agustus, September dan Oktober sebesar 0 (tidak ada kegiatan tanam).

6) Daerah Oncoran Jendi Pada masa tanam pertama (MT 1), yaitu Bulan November 2005 sampai Bulan Februari 2006 kebutuhan air irigasi sebesar 1.731.106,08 . Masa tanam kedua (MT 2), yaitu Bulan Maret sampai Bulan Juni 2006 kebutuhan air irigasi sebesar 1.951.687,44 . Masa tanam ketiga (MT 3), yaitu Bulan

72 Juli sampai Bulan Oktober 2006 sebesar sebesar 147.735,36 . Sedangkan total kebutuhan air irigasi Daerah Oncoran Jendi adalah sebesar 3.830.528,88 . Kebutuhan air irigasi dalam keadaan maksimum terjadi pada Bulan Maret sebesar 605.251,44 m 3 dan minimum terjadi pada Bulan September sebesar 35.510,40 .

7) Daerah Oncoran Pule Pada masa tanam pertama (MT 1), yaitu Bulan November 2005 sampai Bulan Februari 2006 kebutuhan air irigasi sebesar 543.615,84 . Masa tanam kedua (MT 2), yaitu Bulan Maret sampai Bulan Juni 2006 kebutuhan 7) Daerah Oncoran Pule Pada masa tanam pertama (MT 1), yaitu Bulan November 2005 sampai Bulan Februari 2006 kebutuhan air irigasi sebesar 543.615,84 . Masa tanam kedua (MT 2), yaitu Bulan Maret sampai Bulan Juni 2006 kebutuhan

8) Daerah Oncoran Jaten Pada masa tanam pertama (MT 1), yaitu Bulan November 2005 sampai Bulan Februari 2006 kebutuhan air irigasi sebesar 379.114,56 . Masa tanam kedua (MT 2), yaitu Bulan Maret sampai Bulan Juni 2006 kebutuhan air irigasi sebesar 426.634,56 . Masa tanam ketiga (MT 3), yaitu Bulan Juli sampai Bulan Oktober 2006 sebesar 252.612,00 . Sedangkan total kebutuhan air irigasi Daerah Oncoran Jaten adalah sebesar 1.058.361,12 . Kebutuhan air irigasi dalam keadaan maksimum terjadi pada Bulan Maret sebesar 132.580,80 m 3 dan minimum terjadi pada Bulan September sebesar 55.080,00 . Berikut ini tabel 20, merupakan total kebutuhan air irigasi daerah oncoran Waduk Krisak dan gafik yang menunjukkan total kebutuhan air irigasi daerah oncoran Waduk Krisak masa tanam tahun 2005/2006:

73 Tabel 20. Kebutuhan Air Irigasi Total Daerah Oncoran Waduk Krisak Masa Tanam Tahun 2005/2006 No Bulan Kebutuhan Air Jumlah Singodutan Kaliancar Gemantar Sendang Ijo Nambangan Jendi Pule Jaten 1 November 250.776,00 326.592,00 289.656,00 275.270,40 329.313,60 583.588,80 183.124,80 128.304,00 2.366.625,60 2

Desember 166.998,24 217.486,08 194.317,92 185.880,96 226.726,56 390.912,48 122.804,64 85.440,96 1.590.567,84 3 Januari 166.998,24 217.486,08 194.317,92 185.880,96 226.726,56 390.912,48 122.804,64 85.440,96 1.590.567,84 4 Februari 156.224,16 203.454,72 181.781,28 173.888,64 212.099,04 365.692,32 114.881,76 79.928,64 1.487.950,56 5 Maret 259.135,20 337.478,40 297.101,52 291.075,12 342.500,40 605.251,44 184.809,60 132.580,80 2.449.932,48 6 April 189.475,20 246.758,40 218.376.00 213.969,60 255.182,40 443.880,00

136.080,00 96.940,80 1.800.662,40 7 Mei 195.791,04 254.983,68 225.655,20 221.101,92 263.688,48 458.676,00 140.616,00 100.172,16 1.860.684,48 8 Juni 189.475,20 246.758,40 218.376,00 213.969,60 255.182,40 443.880,00 136.080,00 96.940,80 1.800.662,40 9 Juli 60.933,60

38.836,80 33.480,00 83.700,00 216.950,40 10 Agustus 42.720,48

36.694,08 22.766,40 56.916,00 159.096,96 11 September 41.342,40

35.510,40 22.032,00 55.080,00 153.964,80 12 Oktober 42.720,48

36.694,08 22.766,40 56.916,00 159.096,96 Jumlah 1.632.744,00 1.881.895,68 1.647.373,68 1.597.322,16 1.860.181,20 3.479.559,12 1.128.492,00 981.750,24 15.636.762,72 Sumber : Hasil Perhitungan Keterangan:

0 : tidak ada kegiatan tanam

74 Kemudian dari tabel 20 tersebut di atas jika disajikan dalam bentuk grafik adalah seperti terlihat pada gambar 13 berikut ini: Gambar 13. Kebutuhan Air Irigasi Daerah Oncoran Waduk Krisak Berdasarkan pada tabel 20 dan gambar 13 dapat diketahui bahwa total kebutuhan air irigasi daerah oncoran Waduk Krisak masa tanam tahun 2005/2006

adalah 15.636.762,72 m 3 . Kebutuhan air maksimum terjadi pada Bulan Maret 2006 sebesar 2.449.932,48 m 3 dan minimum pada Bulan September 2006 sebesar 153.964,80 m 3 .

500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt

Kebutuhan Air Irigasi Daerah Oncoran

Waduk Krisak Kebutuhan Air

Bulan (m³/bulan)

75

3. Tingkat Kekritisan Air Untuk mengetahui tingkat kekritisan air suatu dapat dicari dengan membandingkan antara kebutuhan air dengan kersediaan air yang ada, dengan persamaan sebagai berikut: Berikut ini tabel 21, merupakan hasil perhitungan tingkat kekritisan air Waduk Krisak. Perhitungan lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 10. Tabel 21. Tingkat Kekritisan Air Waduk Krisak Pada Masa Tanam Tahun 2005/2006 (%) No Bulan Kebutuhan Air () Ketersediaan Air () Tingkat Kekritisan Kategori 1 November 2.366.625,60 285.351,08 829,37 Sangat Kritis 2 Desember 1.590.567,84 647.556,19 245,63 Sangat Kritis 3 Januari 1.590.567,84 1.382.595,60 115,04 Sangat Kritis 4 Februari 1.487.950,56 1.795.828,08 82,86 Kritis 5 Maret 2.449.932,48 2.158.031,19 113,53 Sangat Kritis 6 April 1.800.662,40

2.098.031,48 85,83 Kritis 7 Mei 1.860.684,48 2.000.672,61 93,00 Kritis 8 Juni 1.800.662,40 1.121.889,95 160,50 Sangat Kritis 9 Juli 216.950,40 591.772,18 36,66 Belum Kritis 10 Agustus 159.096,96 483.962,26 32,87 Belum Kritis 11 September 153.964,80 232.057,08 66,35 Mendekati Kritis 12 Oktober 159.096,96 *) *) Sangat Kritis Sumber : Hasil Perhitungan Keterangan: *) : tidak ada persediaan air - : tidak

diperhitungkan besarnya curah hujan yang jatuh pada daerah oncoran sebagai tambahan ketersediaan air

76 Berdasarkan pada tabel 21 dapat diketahui tingkat kekritisan air Waduk Krisak pada masa tanam tahun 2005/2006 adalah sebagai berikut : Pada masa tanam pertama (MT 1) yaitu Bulan November 2005 sampai dengan Bulan Februari 2006 tingkat kekritisan air Waduk Krisak meliputi, kategori kritis pada Bulan Februari 2006 dengan angka kekritisan 82,86% dan sangat kritis pada Bulan November 2005 sampai dengan Bulan Januari 2006 dengan angka kekritisan 115,04 - 829,37%. Hal ini karena kebutuhan air yang harus dipenuhi oleh Waduk Krisak sangat besar, meliputi tanaman padi 798 ha dan tanaman palawija 51 ha 76 Berdasarkan pada tabel 21 dapat diketahui tingkat kekritisan air Waduk Krisak pada masa tanam tahun 2005/2006 adalah sebagai berikut : Pada masa tanam pertama (MT 1) yaitu Bulan November 2005 sampai dengan Bulan Februari 2006 tingkat kekritisan air Waduk Krisak meliputi, kategori kritis pada Bulan Februari 2006 dengan angka kekritisan 82,86% dan sangat kritis pada Bulan November 2005 sampai dengan Bulan Januari 2006 dengan angka kekritisan 115,04 - 829,37%. Hal ini karena kebutuhan air yang harus dipenuhi oleh Waduk Krisak sangat besar, meliputi tanaman padi 798 ha dan tanaman palawija 51 ha

77 Berdasarkan Tabel 21 jika disajikan dalam bentuk grafik keseimbangan air, terlihat seperti pada gambar 14 sebagai berikut: Gambar 14. Keseimbangan Air Pada gambar 14 di atas menunjukkan perbandingan antara kebutuhan air dan ketersediaan air, surplus terjadi pada Bulan Februari, Bulan April, Bulan Mei, Bulan Juli, Bulan Agustus dan Bulan September 2006 Sedangkan defisit terjadi pada Bulan November, Bulan Desember 2005, Bulan Januari, Bulan Maret, Bulan Juli dan Bulan Oktober 2006.

500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Kebutuhan Air Ketersediaan Air

Keseimbangan Air

Bulan (mm/bulan)