Jaringan lemak dan otot mempunyai nomor atom Z berkisar antara 6 -7,5 sedangkan tulang nomor atom efektif Z adalah 14. Pengaruh efek Compton
terjadi pada energi tinggi maka nilai koefisien atteuasi liner μ menurun secara lambat seiring kenaikan energi sinar-X. Sedangkan pada energi radiasi sinar-X
rendah efek fotolistrik lebih dominan. Pada jaringan tulang dengan nomor atom 14 maka didominasi efek fotolistrik, sehingga koefisien atteuasi liner μ akan
menurun dengan cepat seiring dengan kenaikan energi sinar-X. Kontras yang terlihat di radiograf sebanding dengan perbedaan nilai koefisien atenuasi linear µ.
Gambar 2.6. Grafik variasi nilai koefisien attenuasi linier μ dari tulang, otot dan
lemak pada variasi kenaikan nilai tegangan tabung kV, Merideth,1977
Gambar 2.6. menjelaskan hubungan kenaikan nilai koefisien attenuasi liner μ dengan kenaikan nilai tegangan kV. Kenaikan tegangan mengakibatkan
penurunan perbedaan nilai koefisien attenuasi liner μ yang berakiba menurunkan
nilai kontras.
2.7 CT Number
Untuk memperjelas suatu struktur yang satu dengan struktur yang lainnya yang mempunyai nilai perbedaan koefisien atenuasi kurang dari 10 maka dapat
digunakan window width untuk memperoleh rentang yang lebih luas. CT Number Pada CT Scanner mempunyai koefisien atenuasi linear yang mutlak dari suatu
jaringan yang diamati, yaitu berupa CT Number. Tulang memiliki nilai besaran CT Number yang tertinggi yaitu sebesar 1000 HU Hounsfield Unit Udara
mempunyai nilai CT Number yang terendah yaitu -1000 HU Hounsfield Unit Sebagai standar digunakan air yang memiliki CT Number 0 HU Hounsfield
Unit. Citra yang dihasilkan oleh CT Scan secara matematis dapat dipandang
sebagai peta distribusi spasial parameter fisis fx,y dalam bidang dua dimensi tampang lintang obyek, tegak lurus sumbu z. Parameter fisis ini, yang besarnya
dinyatakan dengan angka-angka, ditampilkan pada perangkat display dalam representasi warna, biasanya dalam derajat keabuan grayscale sehingga peta ini
tampak sebagai gambar hitam putih di layar monitor. Bagian gambar yang memiliki warna paling gelap atau derajat keabuan paling tinggi merepresentasikan
nilai parameter fisis yang kecil, sebaliknya bagian gambar yang paling terang atau derajat keabuan paling kecil merepresentasikan nilai parameter fisis yang besar.
Parameter fisis yang ditampilkan ini bersesuaian dengan besaran fisis yang disebut koefisien atenuasi linear linear attenuation coefficient dan diberi
lambang mu. Besarnya mu ditentukan oleh jenis bahan yang merujuk pada nomor atom Z dan energi radiasi E. Jumlah intensitas radiasi terusan, selain
ditentukan oleh tebal bahan, juga ditentukan oleh harga mu ini.
Tabel 2.2. Nilai CT Pada Jaringan Yang Berbeda Penampakannya Pada Layar Monitor Bontrager, 2010.
Tipe Jaringan Nilai CT HU
Penampakan
Tulang +1000
Putih Otot
+50 Abu-abu merah
Materi putih +45
Abu-Abu Materi abu-abu
+40 Abu-Abu
Darah +20
Abu-Abu CSF
+15 Abu-Abu
Air Abu-Abu
Lemak -100
Abu-Abu Paru-paru
-200 Abu-Abu
Udara -1000
Hitam
Dasar dari pemberian nilai ini adalah air dengan nilai 0 HU. Untuk tulang mempunyai nilai +1000 HU kadang sampai +3000 HU. Sedangkan untuk kondisi
udara nilai yang dimiliki -1000 HU. Diantara rentang tersebut merupakan jaringan atau substansi lain dengan nilai yang berbeda-beda pula tergantung pada tingkat
perlemahannya. Dengan demikian, penampakan tulang dalam layar monitor menjadi putih dan penampakan udara hitam. Jaringan dan substansi lain akan
dikonversi menjadi warna abu-abu yang bertingkat yang disebut gray scale. Khusus untuk darah yang semula dalam penampakannya berwarna abu-abu dapat
menjadi putih jika diberi media kontras Bontrager, 2010.
2.8 Parameter pada CT Scan