Prinsip Kerja CT Scan Kualitas Gambar Pada CT Scan

merupakan komponen komputer yang berperan penting dalam pen’display’an suatu gambaran.

2.3 Prinsip Kerja CT Scan

CT-Scan dapat menampilkan informasi tampang lintang obyek yang diinspeksi. Oleh karena itu, CT Scan memiliki beberapa kelebihan dibanding X- ray konvensional. Citra yang diperoleh CT Scan beresolusi lebih tinggi, sinar rontgen dalam CT Scan dapat difokuskan pada satu organ. Gambar 2.1. Skema Prinsip Kerja CT Scan Dengan menggunakan tabung sinar-X sebagai sumber radiasi yang berkas sinarnya dibatasi oleh kollimator, sinar-X tersebut menembus tubuh dan diarahkan ke detektor. Intensitas sinar-x yang diterima oleh detektor akan berubah sesuai dengan kepadatan tubuh sebagai objek, dan detektor akan merubah berkas sinar-X yang diterima menjadi arus listrik, dan kemudian diubah oleh integrator menjadi tegangan listrik analog. Tabung sinar-X tersebut diputar dan sinarnya di proyeksikan dalam berbagai posisi, besar tegangan listrik yang diterima diubah menjadi besaran digital oleh analog to digital Converter AD C yang kemudian dicatat oleh komputer. Selanjutnya diolah dengan menggunakan Image Processor dan akhirnya dibentuk gambar yang ditampilkan ke layar monitor TV. Gambar yang dihasilkan dapat dibuat ke dalam film dengan Multi Imager atau Laser Imager. Berkas radiasi yang melalui suatu materi akan mengalami pengurangan intensitas secara eksponensial terhadap tebal bahan yang dilaluinya. Pengurangan intensitas yang terjadi disebabkan oleh proses interaksi radiasi-radiasi dalam bentuk hamburan dan serapan yang probabilitas terjadinya ditentukan oleh jenis bahan dan energi radiasi yang dipancarkan. Dalam CT Scan, untuk menghasilkan citra objek, berkas radiasi yang dihasilkan sumber dilewatkan melalui suatu bidang objek dari berbagai sudut. Radiasi terusan ini dideteksi oleh detektor untuk kemudian dicatat dan dikumpulkan sebagai data masukan yang kemudian diolah menggunakan komputer untuk menghasilkan citra dengan suatu metode yang disebut sebagai rekonstruksi.

2.4 Kualitas Gambar Pada CT Scan

Citra image adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu obyek atau benda. Citra dikelompokkan menjadi dua yaitu citra tampak dan citra tak tampak. Citra tampak misalnya foto, lukisan dan apa yang nampak di monitor atau televise. Sedangakan citra tak tampak misalnya gambar atau file citra digital. Untuk dapat dilihat oleh manusia, citra tak tampak ini harus diubah menjadi citra tampak misalnya dengan menampilkannya di monitor, dicetak dimedia kertas dan lain-lain. Dari jenis citra tersebut hanya citra digital yang dapat diolah oleh computer. Jenis citra lain jika ingin diolah dalam computer harus diubah dalam bentuk citra digital. Misalnya organ kepala yang dipindai dengan CT Scan. Kegiatan untuk mengubah informasi citra fisik non digital menjadi digital disebut sebagai pencitraan imaging. Citra CT Scan adalah tampilan digital dari crossectional tubuh dan berupa matriks yang terdiri dari pixel-pixel Greenfield, 1984 atau tersusun dari nilai pixel yang berlainan Bushong, 1987. Adapun komponen yang mempengaruhi kualitas gambar CT-Scan adalah spatial resolution, kontras resolution, noise dan artefak Seeram, 2001. 1. Spasial Resolusi Spasial resolusi adalah kemampuan untuk dapat membedakan objek organ yang berukuran kecil dengan densitas yang berbeda pada latar belakang yang sama. Resolusi Spatial adalah kemampuan untuk dapat membedakan obyek yang berukuran kecil dengan densitas yang berbeda pada latar belakang yang sama. Dipengaruhi oleh factor geometri, rekontruksi alogaritma, ukuran matriks, magnifikasi, dan FOV. 2. Kontras Resolution Kontras resolusi adalah kemampuan untuk membedakan atau menampakan obyek-obyek dengan perbedaan densitas yang sangat kecil dan dipengaruhi oleh faktor ekspose, slice thickness, FOV dan filter kernel rekonstruksi algorithma. Di dalam CT Scan detektor harus mampu untuk membedakan perbedaan kecil pada atenuasi sinar-X, diperlukan untuk mengukur perbedaan kecil didalam kontras jaringan lunak soft tissue dalam membandingkan sedikitnya 1 Morgan,1983. Kontras Resolusi terdiri dari beberapa bagian antara lain : a. Kontras Jaringan Pada CT Scan, kontras resolusi dikenal sebagai sensitifitas jaringan hounsfield,1978. Kontras sensitivitas sangat signifikan di dalam CT Scan karena menjadi modalitas pencitraan klinis. Sensitivitas kontras mengontrol konversi kontras fisik dalam tubuh untuk melihat kontras pada gambar. Dengan pencitraan CT Scan prinsip kontras adalah perbedaan densitas fisik antara jaringan. Gambar 2.2. Kontras Jaringan Sprawls 1995 Dibandingkan dengan modalitas pencitraan sinar-X lainnya seperti CT Scan memiliki sensitivitas kontras sangat tinggi untuk melihat jaringan lunak dan perbedaan antara jaringan dalam tubuh. Dalam tubuh akan ada jaringan dan benda-benda dengan berbagai kepadatan dan kontras fisik. Seperti seperti tulang, peluru, dan barium memiliki kontras relatif fisik yang sangat tinggi pada jaringan lunak. CT Scan, memiliki sensitivitas kontras tinggi maka jaringan-jaringan dengan perbedaan kecil dalam kepadatan akan divisualisasikan. b. Low-Contrast Resolusi pada CT Scan Kontras resolusi rendah, atau resolusi jaringan, adalah kemampuan dari suatu sistem penggambaran untuk mempertunjukkan perubahan kecil di dalam kontras jaringan. Low-contrast resolusi, mempertimbangkan tiga jaringan yang berbeda dari nomor-atom Z dan perbedaan densitas. Jika jaringan ini digambarkan oleh radiografi konvensional, gambaran yang diperoleh akan menunjukkan kontras yang baik antara tulang dan soft tissue otot dan lemak saja. Nilai-Nilai yang menyangkut densitas dan Z untuk otot dan lemak terlalu dekat dan dibedakan oleh radiografi dan itu nampak seperti bayang-bayang soft tissue. Kontras antara tulang dengan Z dan soft tissue dengan suatu Z adalah nyata karena perbedaan yang signifikan antara kepadatan dan Z dua jaringan ini. Keuntungan CT Scan adalah bahwa kontras resolusi lebih baik daripada radiografi konvensional. CT Scan dapat menggambarkan jaringan dalam densitas dan nomor anatomis. Sedangkan radiografi dapat membeda-bedakan suatu perbedaan densitas sekitar 10 curry ET AL,1990, CT dapat mendeteksi perbedaan densitas dari 0.25 sampai 0.5, tergantung pada scan low-contrast resolusi untuk beberapa CT scan yang populer diperkenalkan di dalam appendix. Low-Contrast resolusi pada CT Scan mempengaruhi beberapa faktor termasuk fluks photon, slice thickness, ukuran pasien, sensitivitas pada detector, reconstruksi algorithma, image display, recording, dan noise morgan 1983. c. High-Resolution CT Scan High-Resolution CT Scan HRCT adalah suatu teknik yang diperkenalkan pada pertengahan tahun 1980an sebagai hasil penemuan penting di dalam memproses CT Scan dan di dalam bidang komputer. Hal ini dikembangkan untuk mengevaluasi penyakit yang menyangkut paru- paru dan yang paling akurat untuk evaluasi struktur paru-paru Mayo,1991. Aspek teknik HRCT ialah suatu teknik yang mengoptimalkan spatial resolusi pada scanner konvensional swensen et all,1992. Batas berkas kolimasi memastikan bahwa irisan slice tipis dapat diperoleh. Ketebalan irisan slice thickness 1.0 mm, 1.5 mm, dan 2.0 mm dibandingkan dengan slice thickness 8 sampai 10 mm pada CT Scan merupakan suatu yang umum. Hight resolution CT Scan memiliki resolusi 1 mm, teknik highest resolution bernilai 0,25 mm. Untuk menentukan barisan lubang terkecil, atau organ terkecil dapat terlihat dengan jelas,maka citra semakin baik QA CT Scan 2014. 3. Noise Noise adalah fluktuasi standar deviasi nilai CT number pada jaringan atau materi yang homogen. Noise tergantung pada beberapa faktor antara lain : mA, scan time, kV, tebal irisan, ukuran objek dan algoritma Sebagai contoh adalah air memiliki CT Number 0, semakin tinggi standar deviasi nilai CT Number pada pengukuran titik-titik air berarti noisenya tinggi. Noise ini akan mempengaruhi kontras resolusi, semakin tinggi noise, maka kontras resolusi akan menurun. 4. Artefak Secara umum Artefak adalah kesalahan dalam gambar adanya sesuatu dalam gambar yang tidak ada hubungannya dengan obyek yang diperiksa. Dalam CT Scan artefak didefinisikan sebagai pertentangan perbedaan antara rekonstruksi CT Number dalam gambar dengan koefisien atenuasi yang sesungguhnya dari obyek yang diperiksa.

2.5 Proses pembentukan gambar pada CT Scan