Kompetensi bagi Tenaga Perpustakaan Seseorang yang berkompetensi berarti

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.2, No.2, Desember 2006 Halaman 53 kompetensi tersebut, setiap individu dalam profesi apapun perlu mengetahui dengan jelas kualifikasi yang dipersyaratkan untuk jenis pekerjaan tertentu, sehingga setiap individu mengetahui dengan jelas apa yang perlu dikuasai dan dipersiapkannya. Kualifikasi ini juga menjadi acuan bagi setiap program pelatihan. Karena itu, kualifikasi yang dipersyaratkan untuk setiap profesi sebagai standar kompetensi perlu dirumuskan dengan jelas dan pasti, setelah mendapat masukan aktif dari masyarakat pengguna tenaga kerja, tentang kualifikasi yang dipersyaratkan untuk setiap profesi sebagai standar kompetensi. Standar kompetensi atau kualifikasi ini dalam sistem kualifikasi ditandai dengan pemberian pengakuan atau sertifikasi yang jelas.

2.2. Kompetensi bagi Tenaga Perpustakaan Seseorang yang berkompetensi berarti

memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai dasar yang diterapkan dalam melaksanakan tugasnya. Karena itu, kompetensi bagi seorang tenaga perpustakaan adalah standar minimum kemampuan dan keahlian yang perlu dipenuhinya dalam melakukan segala hal yang berkenaan dengan perpustakaan, dan berorientasi kepada hasil yang memuaskan. Kompetensi yang diharapkan itu dapat telah dimiliki atau belum dimiliki oleh seorang tenaga perpustakaan, dan bila belum dimiliki dapat dilatihkan. Jadi, supaya kompetensi itu dapat benar-benar dimiliki secara utuh oleh seorang tenaga perpustakaan, kompetensi tersebut perlu secara terus-menerus diupayakan supaya benar-benar terkuasai, yaitu supaya tenaga perpustakaan tersebut memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas praktis dengan tepat dan bukan hanya pengetahuan yang teoretis saja. Standar kompetensi yang dirumuskan bagi tenaga perpustakaan ini dapat digunakan sebagai salah satu solusi terhadap masalah kesenjangan yang masih lebar antara kompetensi yang diharapkan dari seorang tenaga perpustakaan dan kompetensi yang sekarang masih dimiliki tenaga perpustakaan. Kompetensi semakin menjadi persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap individu dalam suatu organisasi supaya setiap jenis pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik, tepat-waktu, tepat- sasaran, dan sebanding antara biaya dan hasil yang diperoleh cost-benefit ratio. Perpustakaan sebagai sebuah organisasi tertentu tidak terlepas dari masalah yang sama dalam meningkatkan kinerjanya, yakni masalah perlunya kompetensi dan profesionalisme di kalangan tenaga perpustakaan. Sejak dua dekade terakhir ini, yaitu pada abad ke-20 dan terutama pada abad ke-21, telah terjadi era baru yang ditandai dengan: a derasnya perkembangan teknologi yang memberi peluang bagi penciptaan layanan baru, b tuntutan peningkatan layanan, serta c harapan para pustakawan itu sendiri dalam meningkatkan kesejahteraan hidup. Artinya pustakawan perlu meningkatan kinerja mereka. Pada era globalisasi sekarang ini, apabila tenaga p e r p u s t a k a a n t i d a k m e n i n g k a t k a n profesionalismenya, berbagai peluang yang seharusnya dimanfaatkan pustakawan di negeri sendiri akan diambil oleh pustakawan atau pakar informasi dari luar. Oleh sebab itu, kompetensi dan profesionalisme tenaga perpustakaan kita perlu selalu ditingkatkan sesuai standar yang dibutuhkan para pengguna perpustakaan. Kompetensi adalah apa yang dapat dilakukan oleh seorang pekerja yang sukses dalam melakukan sebuah pekerjaan. Bila seorang pekerja hanya memiliki sekumpulan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kemampuan saja, belum berarti pekerja tersebut telah memiliki kompetensi. Dia hanya akan memiliki kompetensi bila dia telah memiliki kinerja yang baik. Pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kemampuan saja, kalau tidak diwujudkan dalam tindakan, belum menjadi kompetensi. Jadi, kompetensi adalah pengetahuan dan keterampilan yang dituntut untuk dimiliki oleh seorang pekerja dalam melaksanakan tugasnya yang sesuai dengan nilai-nilai yang telah ditetapkan oleh satu organisasi Mirabile, 1997, dan juga merupakan kemampuan dasar, yang memungkinkan seorang pekerja memiliki cara untuk berpikir, bertingkah laku, dan membuat generalisasi dalam situasi apapun, dan juga dapat menemukan jalan dalam menyelesaikan kesulitan yang berpotensi untuk berlangsung dalam waktu yang relatif lama Spencer Spencer, 1993. Universitas Sumatera Utara Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.2, No.2, Desember 2006 Halaman 54 Ada lima jenis ciri kompetensi, yaitu motif, ciri, konsep diri, pengetahuan dan keterampilan. Kompetensi pengetahuan dan keterampilan itu secara relatif tampak di permukaan. Konsep diri, ciri-ciri dan motif itu tersembunyi, melekat dalam kepribadian Spencer Spencer, 1993. 1. Motif: hal yang selalu dipikirkan atau diinginkan seseorang yang dapat melahirkan kegiatan. 2. Ciri: ciri fisik dan tanggapan yang ajeg dimiliki terhadap sebuah keadaan atau situasi. 3. Konsep diri: sikap, nilai-nilai atau citra- diri seseorang. 4. Pengetahuan: informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang-bidang khusus. 5. K e t e r a mp i la n : k e ma mp u a n un tu k melaksanakan kegiatan fisik atau mental tertentu. Menurut pengertian di atas, faktor kompetensi yang sangat penting bagi perorangan maupun organisasi dalam mencapai keberhasilan, meliputi: pengetahuan teknis terutama untuk kompetensi dalam bidang teknologi informasi, pengkoordinasian pekerjaan, penyelesaian dan pemecahan masalah, komunikasi dan layanan untuk mencapai kepuasan pengguna, dan akuntabilitas pengambilan keputusan dan pertanggung-jawaban atasnya. Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap tenaga perpustakaan akan menunjukkan kualitas tenaga perpustakaan yang sebenarnya. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan maupun sikap profesional dalam menjalankan fungsi sebagai tenaga perpustakaan. Berdasarkan pengertian tersebut, standar kompetensi tenaga perpustakaan adalah suatu pernyataan tentang kriteria yang dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati bersama dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi seorang tenaga kependidikan sehingga layak disebut berkompeten. 3. Teknologi Informasi dan Komunikasi 3.1. Definisi