Sistem Pemungutan Pajak Pembagian Pajak

pembayaran pajak, tidak dapat ditunjukkan jasa timbale balik tertentu seperti halnya dengan retribusi. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan ciri-ciri pajak yang melekat dalam pengertian pajak diatas sebagai berikut : Suandy, 2011:10 : 1. Pajak peralihan kekayaan dari orangbadan ke pemerintah 2. Pajak dipungut berdasarkandengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya, sehingga dapat dipaksakan. 3. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya konraprestasi langsung secara individual yang diberikan oleh pemerintah 4. Pajak dipungut oleh Negara baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. 5. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment. 6. Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu dari pemerintah 7. Pajak dapat dipungut secara langsung atau tidak langsung.

2.1.2. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak dapat dibagi menjadi sebagai berikut, Mardiasmo, 2009 : 7 : 1. Official Assessment System Merupakan suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Adapun ciri-cirinya adalah a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus b. Wajib pajak bersifat pasif c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus 2. Self Assessment System Merupakan suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak terutang. Adapun ciri-cirinya adalah : a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak sendiri b. Waiib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang c. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi 3. With Holding System Merupakan suatu sistem pemungutan pjak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Adapun ciri-cirinya adalah wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak.

2.1.3. Pembagian Pajak

Pembagian pajak dibagi menjadi tiga Suandy, 2011:35 yaitu : 1. Pembagian Pajak berdasarkan Golongannya : a. Pajak Langsung Pajak langsung adalah pajak yang bebannya harus ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak yang bersangkutan dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain. Misalnya : Pajak Penghasilan PPh. b. Pajak Tidak Langsung Pajak tidaklangsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan atau digeser kepada pihak lain sehingga sering disebut juga sebagai pajak tidak langsung. Misalnya : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. 2. Pembagian Pajak berdasarkan sifatnya : a. Pajak Subjektif Pajak Subjektif adalah pajak yang memperhatikan kondisikeadaan Wajib Pajak. Dalam menentukan pajaknya harus ada alas an-alasan objektif yang berhubungan erat dengan keadaan materialya, yaitu gaya pikul. Gaya pikul adalah kemampuan Wajib Pajak memikul pajak setelah dikurangi biaya hidup minimum. b. Pajak Objektif Pajak Objektif adalah pajak yang pada awalnya memperhatikan objek yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar, kemudian baru dicari subjeknya baik orang pribadi maupun badan. Jadi, dengan perkataan lain pajak objektif adalah pengenaan pajak yang hanya memperhatikan kondisi objeknya saja. 3. Pembagian Pajak berdasarkan wewenang pemungutnya : a. Pajak PusatNegara Pajak PusatNegara adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya dilakukan oleh Departemen Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak. Pajak Pusat diatur dalam undang-undang dan hasilnya akan masuk ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN. Pajak pusatpajak negara yang berlaku saat ini sebagai berikut : 1 Pajak Penghasilan 2 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah 3 Pajak Bumi dan Bangunan 4 Bea Materai 5 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan b. Pajak Daerah Pajak Daerah adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada Pemerintah Daerah yang pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah. Pajak daerah diatur dalam undang-undang dan hasilnya akan masuk ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. Pajak daerah yang berlaku saat ini dibagi menjadi 2 yaitu : 1 Pajak Daerah Provinsi, sebagai berikut: a Pajak Kendaraan Bermotor b Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor c Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor d Pajak Air Permukaan e Pajak Rokok 2 Pajak Daerah KabupatenKota, sebagai berikut: a Pajak Hotel b Pajak Restoran c Pajak Hiburan d Pajak Reklame e Pajak Penerangan Jalan f Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan g Pajak Parkir h Pajak Air Tanah i Pajak Sarang Burung Walet j Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan k Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

2.2. Pajak Daerah