68
tindakan baik atasan maupun publik, serta jujur dan tepat ketika mempertanggungjawabkannya; iv mereka harus bertindak secara kompeten
dan efektif dalam mencapai tujuan dengan batas-batas yang sudah ditetapkan; v mereka harus berusaha independen dan objektif mengambil keputusan;
vi mereka setuju untuk menggunakan dana publik secara hati-hati dan efisien untuk tujuan-tujuan yang telah disetujui, bukan untuk kepentingan
pribadi atau kelompoknya; vii mereka harus menjaga kepercayaan dan legitimasi lembaga-lembaga negara. Berangkat dari hal tersebut, ketika dari
ketujuh prinsip tidak bisa dijalankan maka integritas publik tidak akan tercapai sehingga yang terjadi adalah disintegritas publik.
F. Kerangka Konsep Penelitian ini berjudul ”Representasi Disntegritas Politisi dalam Iklan
Televisi”. Dengan demikian dapat disebutkan bahwa konsep utama yang mendasari penelitian ini adalah representasi, integritas politisi, dan iklan dalam
media televisi. Representasi secara sederhana dapat dijelaskan sebagai bentuk pemaknaan
dari realitas yang ada Fiske, 1987:5. Representasi adalah konsep yang digunakan dalam proses sosial pemaknaan melalui sistem penandaan yang
tersedia: dialog, tulisan, video, film, fotografi, dan sebagainya. Secara ringkas, representasi adalah produksi makna melalui bahasa. Lewat bahasa simbol-
simbol dan tanda tertulis, lisan atau gambar tersebut itulah seseorang dapat mengungkapkan pikiran, konsep, dan ide-ide tentang sesuatu.
69
Disintegritas politisi merupakan kualitas perilaku seseorang politisi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai, standar, dan aturan moral yang diterima oleh
anggota organisasi dan masyarakat. Disintegritas biasanya dikaitkan dengan ketidakmampuan memenuhi janji dan kewajiban, tidak jujur dan berorientasi
ke makna yang artinya tidak mampu menghubungkan visi dengan praktik hidupnya, kemudian tidak mampu membaca tanda-tanda zaman sehingga tidak
bisa menyingkap segi-segi yang bermakna dari suatu kasus untuk bisa mengambil keputusan dengan tepat Haryatmoko, 2011:72.
Sedangkan iklan televisi adalah iklan yang ditampilkan melalui media televisi yang notabene juga merupakan “perwajahan” dari sebuah produk
komersial tertentu yang disebarluaskan ke masyarakat sehingga masyarakat mendapat informasi tentang produk tersebut dengan maksud agar masyarakat
yang sudah memperoleh informasi akan mengonsumsi produk yang telah diiklankan itu Bungin, 2008: 68. Iklan televisi merupakan media yang paling
ideal, karena melalui televisi rekayasa konstruksi iklan atas realitas sosial melalui televisi berdasarkan pencitraan, rekayasa artistik, serta rekayasa
rasional dapat dioptimalkan.
G. Metodologi Penelitian