Gambaran keluarga dalam memutuskan tindakan kesehatan pada keluarga dengan stroke berulang di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur

GAMBARAN KELUARGA DALAM MEMUTUSKAN
TINDAKAN KESEHATAN PADA KELUARGA DENGAN
STROKE BERULANG DI WILAYAH KERJA
CIPUTAT TIMUR
PUSKESMAS
PU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh:

NINING RATNASARI
109104000035

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
AKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
FAKULTAS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M


LEMBAR PERNHYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama

: Nining Ratnasari

NIM

: 109104000035

Judul Skripsi

: Gambaran Keluarga dalam Memutuskan Tindakan
Kesehatan Pada Keluarga dengan Stroke Berulang di
Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa semua pernyataan dalam skripsi ini:
1. Skripsi ini merupakan hasil


karya

memenuhi salah satu

persyaratan

Fakultas

dan

Kedokteran

asli saya yang diajukan untuk
memperoleh

gelar

strata

1


di

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai

dengan

ketentuan

yang

berlaku

di

Fakultas


Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan
Ilmu

Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Ciputat, Januari 2014

Nining Ratnasari
i

ii


iii

iii

RIWAYAT HIDUP
Nama

: Nining Ratnasari

Tempat, Tanggal Lahir

: Kebumen, 05 Juli 1991

Status Pernikahan

: Belum menikah

Alamat


: Ujung Menteng Rt.004/008 No.35 Medan Satria,
Bekasi Barat 17132

Telepon

: 085711140649

Email

: nining_ratnasari@yahoo.co.id

Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri Medan Satria VII Bekasi Barat

[1996-2002]

2. SMP Negeri 256 Jakarta Timur

[2002-2005]


3. SMA Negeri 89 Jakarta Timur

[2005-2008]

Pengalaman Pelatihan, Seminar, dan Workshop:
1. Seminar “Cultural Approach In Holistic Nursing Care In Globalization
Era” tahun 2009
2. Seminar Umum “Hilangnya Ayat dalam Undang-Undang Anti Rokok”
pada tahun 2009
3. Seminar “Produk yang Aman, Bergizi dan Halal untuk Kemandirian
Bangsa” tahun 2009
4. Seminar Umum “Hilangnya Ayat dalam Undang-Undang Anti Rokok”
pada tahun 2009

v

5. Seminar Kesehatan “Perawatan

Pasien Hipertensi dan Diabetes di


Rumah” tahun 2010
6. Seminar “Smoking Cessation for Better Generation without Tobacco”
tahun 2010
7. Seminar Nasional “Homeopathy, A Brighter Alternative Treatment
Method Bulids an Indonesian Awareness of Natural Medication In The
Future” tahun 2011
8. Seminar Nasional “Music Therapy: Melody for Heart and Brain Health”
tahun 2012
9. Workshop Nasional “Uji Kompetensi Keperawatan” Tahun 2012
10. Seminar Nasional

“Uji Kompetensi Nasional Perawat: Meningkatkan

Peran dan Mutu Profesi Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan
Global” tahun 2012
11. Emergency Nursing Seminar dan Workshop “Peran Perawat dalam
Tatalaksana Trauma Thoraks Berbasis Pasien Safety” tahun 2012
12. Seminar Keperawatan “Update Diagnsa NANDA, Aplikasi ISDA dan
Diagnostic Reasoning” tahun 2012
13. Workshop Keperawatan “Update Diagnsa NANDA, Aplikasi ISDA dan

Diagnostic Reasoning” tahun 2012
14. Seminar Nasional Keperawatan “NANDA, NIC, NOC: Concept,
Implementation and Innovation for Better Quality of Nursing Service in
Indonesia” tahun 2013

vi

LEMBAR PERSEMBAHAN
“Pelajarilah olehmu akan ilmu, sebab mempelajari ilmu akan memberikan rasa takut kepada
Allah SWT. Menuntutnya merupakan ibadah, mengulang-ulang merupakan tasbih,
membahasnya merupakan jihad, mengajarkannya kepada orang-orang yang belum mengetahui
merupakan sedekah, dan menyerahkan kepada ahli-Nya merupakan pendekatan diri kepada
Allah SWT”. (HR. Ibnu Abdul)
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi.
Ibunda dan Ayahanda Tercinta
Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan
karya kecil ini kepada Ibu dan Ayah yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan,
dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan
selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah
awal untuk membuat Ibu dan Ayah bahagia.

Terima Kasih Ibu.... Terima Kasih Ayah...
My Big and Little Brother
Untuk kakak dan adikku, tiada yang paling mengharukan saat kumpul bersama kalian,
walaupun sering bertengkar tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak akan bisa
tergantikan, Maaf belum bisa menjadi panutan seutuhnya, tapi aku akan selalu menjadi yang
terbaik untuk kalian semua...
My Best friend’s
(Land-J tercinta: Nurqom, Erin, Nurul, Novia, Sandra, Fifo, Tami)
Buat sahabatku, terima kasih atas bantuan, doa, nasehat, hiburan, traktiran, ojekkan, dan
semangat yang kalian berikan selama kuliah, aku tak akan melupakan semua yang telah
kalian berikan selama ini. Sayang kalian semua. Semoga keakraban kita selalu terjaga.
Land-J Fighting!
PSIK Angkatan 2009
‘Empat tahun” waktu itu cukup untuk ku mengatakan aku bangga pernah berada di tengahtengah kalian.
.……..”Your Dreams Today, Can Be Your Future Tomorrow”…….
NINING RATNASARI

vii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi, Januari 2014
Nining Ratnasari, NIM: 109104000035
Gambaran Keluarga dalam Memutuskan Tindakan Kesehatan pada
Keluarga dengan Stroke Berulang di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat
Timur
xvii + 82 halaman + 7 lampiran
ABSTRAK
Kemampuan keluarga untuk membuat keputusan kesehatan yang tepat
dipengaruhi oleh pengetahuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
anggota keluarga yang sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
keluarga dalam memutuskan tindakan kesehatan pada anggota keluarga dengan
stroke berulang. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi deskriptif dan pengambilan data penelitian dilakukan
dengan wawancara mendalam. Partisipan dipilih dengan tehnik purposive
sampling. Partisipan dalam penelitian ini adalah anggota keluarga yang bertugas
dalam membuat keputusan, terutama terkait masalah kesehatan dalam keluarga.
Data dianalisis menggunakan langkah-langkah analisis data dalam penelitian
kualitatif meliputi: reduksi data, display data, analisa isi, dan pengambilan
kesimpulan. Hasil penelitian ini didapatkan pengambilan keputusan keluarga
dalam memutuskan tindakan kesehatan meliputi tema-tema sebagai berikut,
faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan, proses pengambilan
keputusan, keluarga dalam memutuskan pembiayaan pengobatan, keluarga dalam
memutuskan penggunan pelayanan kesehatan, dampak psikologis terhadap
pendelegasian pembuatan keputusan, cara untuk pencegahan stroke berulang, dan
ketidakpatuhan pengobatan. Pengambilan keputusan dalam keluarga merupakan
faktor penting dalam menentukan bagaimana pasien akan mendapatkan
pengobatan dan perawatan. Pelayanan kesehatan sendiri perlu pemahaman dalam
proses pembuatan keputusan keluarga, hal ini penting dalam memberikan
perawatan kesehatan efektif, terutama jika keluarga mempunyai masalah dalam
memutuskan kebutuhan perawatan kesehatan.
Kata kunci: keluarga, pengambilan keputusan, stroke berulang
Daftar bacaan 70 (1993-2013)

viii

SCHOOL OF NURSING
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Undergraduate Thesis, January 2014
Nining Ratnasari, NIM: 109104000035
Description of Family in Deciding Health Action in Families with Recurrent
Stroke in Puskesmas Ciputat Timur Working Area
xvii + 82 pages + 7 attachments
ABSTRACT
Family's ability to make appropriate health decisions are influenced by knowledge
of the family in identifying health problems of family members. This study aims
to determine how the family in deciding health action in family members with
recurrent stroke. The method used is qualitative research with descriptive
phenomenological approach and data research retrieval done with in-depth
interviews. Participants were selected by purposive sampling technique.
Participants in this study were family members who served in making decisions,
especially related health problems in the family. Data were analyzed using the
steps of data analysis in qualitative research include: data reduction, data display,
content analysis, and conclusions. The results of this study showed family
decision making in deciding health measures include the following themes: the
factors that influence decision-making, decision making process, family in
deciding treatment financing, family in deciding to use of health services, the
psychological impact of delegating decision -making, how to prevent recurrent
stroke, and treatment adherence. Decision making in the family is an important
factor in determining how a patient will receive treatment and care. The health
service have to understanding of family decision-making process, it is important
to provide effective health care, especially if the family has a problem in deciding
health care needs.
Keywords: family, decision making, recurrent stroke
Reading list 70 (1993-2013)

ix

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
yang telah membawa manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang
benderang. Puji syukur atas nikmat dan kebesaran-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran Keluarga dalam Memutuskan
Tindakan Kesehatan pada Keluarga dengan Stroke Berulang di Wilayah Kerja
Puskesmas Ciputat Timur” yang disusun dan diajukan sebagai salah satu
persyaratan untuk memeperoleh gelar Sarjana Keperawatan.
Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan yang penulis hadapi.
Namun, karena mendapatkan dukungan dan bantuan yang luar biasa dari berbagai
pihak, baik secara langsung dan tidak langsung, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Dengan ini, penulis ingin
mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan yang tidak yang
tidak terhingga, kepada:
1. Bapak Prof. DR. (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp. And selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak Waras Budi Utomo, S. Kep, Ns, MKM selaku Ketua Program Studi
Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan selaku pembimbing

x

kedua yang banyak sekali memberikan masukan, pengetahuan dan
membimbing penulisan.
3. Ibu Ita Yuanita, S. Kp, M. Kep selaku pembimbing pertama yang telah
meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya untuk meberikan bimbingan,
petunjuk, nasehat dan arahan kepada penulis selama menyusun skripsi.
4. Ibu Ernawati, S. Kp, M. Kep, Sp. KMB selaku pembimbing akademik yang
selalu memberikan nasehat dan dukungan selama proses pendidikan di
Program Studi Ilmu Keperawatan.
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah
mengajarkan dan membimbing penulis, serta staf akademik Bapak Azib
Rosyidi, S,Psi dan Ibu Syamsiyah yang telah membantu urusan di kampus.
6. Ucapan terimakasihku yang teristimewa kepada keluarga, terutama orang tua
penulis yang tercinta (Jerisman Johan dan Siti Chotimatun) yang selalu
mendoakan anaknya serta memberikan dorongan baik materi maupun moril
dan kakak dan adik penulis yang tercinta (Juliardi Johan dan Febri Oktavian)
yang selalu meberikan support dan doa.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna kerena
keterbatasan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun guna perbaikan skripsi ini. semoga rahmat
Allah SWT selalu tercurah untuk kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Ciputat, Januari 2014

Penulis

xi

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... v
LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR BAGAN............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xvii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................5
C. Pertanyaan Penelitian ...............................................................................6
D. Tujuan Penelitian ......................................................................................6
E. Manfaat Penelitian ....................................................................................6
F. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Keluarga ..................................................................................................8
1. Definisi keluarga ..............................................................................8
xii

2. Bentuk Keluarga ...............................................................................8
3. Struktur Keluarga .............................................................................10
4. Fungsi Keluarga ...............................................................................11
5. Tugas Kesehatan Keluarga ...............................................................12
B. Konsep Kekuasaan dan Pembuatan Keputusan.......................................15
1. Definisi Kekuasaan Keluarga ...........................................................15
2. Landasan Kekuasaan Keluarga ........................................................15
3. Pembuatan Keputusan Keluarga ......................................................17
4. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan ....................................18
5. Dasar Pengambilan Keputusan.........................................................19
6. Etika Pengambilan Keputusan .........................................................21
C. Stroke .....................................................................................................22
1. Definisi Stroke..................................................................................22
2. Definisi Stroke Berulang ..................................................................23
3. Faktor Resiko Stroke ........................................................................23
4. Klasifikasi Stroke .............................................................................28
5. Patofosiologi Stroke .........................................................................29
6. Penatalaksanaan Stroke Berulang ....................................................31
D. Kerangka Teori ........................................................................................40

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH
A. Kerangka Konsep ....................................................................................41
B. Definisi Istilah .........................................................................................41

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian .....................................................................................43
B. Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................43
C. Partisipan Penelitian ................................................................................44
D. Instrumen Penelitian ................................................................................45
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................45

xiii

F. Teknik Analisa Data ................................................................................49
G. Validasi Data ...........................................................................................50
H. Etika Penelitian .......................................................................................51
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian ...................................................52
B. Hasil Penelitian ......................................................................................53
1. Karakteristik Partisipan ....................................................................53
2. Gambaran keluarga dalam memutuskan tindakan kesehatan ...........54
BAB VI PEMBAHASAN
A. Interpretasi Hasil Penelitian ....................................................................64
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan ............65
2. Proses pengambilan keputusan.........................................................68
3. Keluarga dalam memutuskan pembiayaan pengobatan ...................70
4. Keluarga dalam memutuskan penggunan pelayanan kesehatan ......71
5. Dampak psikologis terhadap pendelegasian pembuatan keputusan .73
6. Cara untuk pencegahan stroke berulang...........................................74
7. Ketidakpatuhan pengobatan .............................................................76
B. Keterbatasan Penelitian ...........................................................................77
BAB VII PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................79
B. Saran .......................................................................................................80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel
Tabel 2.1

Halaman
Langkah-langkah dalam kerangka kerja pengambilan
keputusan (decision-making framework)……………... 22

Tabel 2.2

Klasifikasi Menurut JNC (Joint National Committe on
Prevention, Detection, Evaluatin, and Treatment of

Table 5.1

High Blood Pressure)………………………………….

25

Karakteristik Partisipan………………………………..

53

xv

DAFTAR BAGAN

Nomor Bagan

Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Teori .................................................................................. 41

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 2 Pemberian Izin Studi Pendahuluan dari Dinas Kesehatan Tangerang
Selatan
Lampiran 3 Permohonan izin penelitian
Lampiran 4 Lembar perizinan peneliti untuk melakukan wawancara
Lampiran 5 Lembar Persetujuan Informan
Lampiran 6 Pedoman Wawancara Mendalam
Lampiran 7 Matriks AnalisisTematik

xvii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit tidak menular/ non-communicable diseases (NCD), terutama
penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit pernapasan kronis dan diabetes
merupakan ancaman utama bagi kesehatan dan perkembangan manusia.
Keempat penyakit tersebut adalah pembunuh terbesar di dunia, diperkirakan
menyebabkan 35 juta kematian setiap tahun, 60% dari semua kematian secara
global dan 80% terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan
menengah (World Health Organization, 2008). WHO memperkirakan tahun
2015 akan terjadi peningkatan kematian akibat NCD sekitar 23% di negara
berpenghasilan menengah dan rendah (WHO, 2010).
Stroke merupakan salah satu dari empat penyakit tidak menular
(NCD) yang menjadi ancaman bagi kesehatan manusia. Stroke mengacu pada
setiap gangguan neurologis mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau
terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak (Price, 2005). Stroke
atau cedera serebrovaskular/ cerebrovascular accident (CVA) adalah
kehilangan fungsi otak yang disebabkan oleh berhentinya suplai darah ke
bagian otak yang berkembang cepat (Smeltzer, 2001). Stroke adalah suatu
gejala klinis yang muncul akibat gangguan suplai darah ke otak yang dapat
bersifat irreversible dan dapat menyebabkan kematian.
Setiap tahunnya ±795.000 orang mengalami stroke baru atau berulang
(iskemik atau hemoragik). Sekitar 610.000 di antaranya adalah serangan

1

2

pertama, dan 185.000 adalah serangan berulang, dari semua stroke yang
terjadi, 87% adalah stroke iskemik, 10% stroke hemoragik intraserebral, dan
3% stroke hemoragik subaraknoid (American Heart Association, 2013).
Dalam 5 tahun dari kejadian stroke pertama, resiko stroke berulang
meningkat lebih dari 40%. Prevalensi nasional stroke di Indonesia adalah
0,8% (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala). Prevalensi stroke
di Indonesia ditemukan sebesar 8,3 per 1000 penduduk, dan yang telah
didiagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 6 per 1000 penduduk. Prevalensi
stroke di Provinsi Banten ditemukan sebesar 7,2 per 1000 penduduk, dan
yang telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 5,9 per 1000 penduduk
(Riset Kesehatan Dasar, 2007).
Stroke adalah peringkat ketiga penyebab kematian setelah penyakit
jantung dan kanker, dengan laju mortalitas 18%-37% untuk stroke pertama
dan 62% untuk serangan stroke selanjutnya (Smeltzer, 2001). Perth
Community Stroke Study menyatakan kematian pada 30 hari setelah stroke
berulang pertama adalah 41%, yang secara signifikan lebih besar dari pada
kasus kematian pada 30 hari setelah stroke pertama kalinya (22%) (Hardie et
al, 2004). Berdasarkan studi tersebut terlihat bahwa serangan stroke berulang
memiliki resiko kematian yang lebih tinggi dari serangan pertama. Di
Indonesia, stroke tanpa menyebut infark atau perdarahan intrakranial
merupakan penyebab kematian terbanyak di rumah sakit pada tahun 2007
masing-masing 5,24% dan 3,99% dari seluruh kematian di rumah sakit (Profil
Kesehatan Indonesia, 2008).

3

Laporan Global Burden Disease 2000 (GBD 2000) menyatakan
bahwa penyakit serebrovaskular merupakan penyebab utama kecacatan pada
orang dewasa dan jutaan orang yang bertahan dari serangan stroke mengalami
kecacatan ringan sampai berat. Terdapat kira-kira dua juta orang pasien stroke
yang mampu bertahan hidup mempunyai beberapa kecatatan. Sekitar 40%
dari mereka memerlukan bantuan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari
(Smeltzer, 2001). Perth Community Stroke Study menyatakan

risiko

kumulatif terjadinya kecacatan pada 30 hari setelah serangan stroke adalah
87% (Hardie et al, 2004).
Kekuasaan keluarga sebagai karakteristik sistem keluarga merupakan
kemampuan / potensi aktual dari individu anggota keluarga untuk mengubah
perilaku anggota keluarga yang lain (Olson & Cromwell, 1975 dalam
Friedman, 2010). Struktur kekuasaan sangat berbeda antara satu keluarga dan
keluarga yang lain. Beberapa pengaturan kekuasaan dalam keluarga yang
bersifat disfungsional, selanjutnya akan menimbulkan maladaptif dan
gangguan kesehatan dalam keluarga (Friedman, 2010). Komponen utama
kekuasaan keluarga adalah pembuatan keputusan (Friedman, 2010), terutama
dalam hal ini adalah kemampuannya dalam memutuskan tindakan kesehatan
yang tepat bagi anggota keluarga yang menderita stroke berulang.
Pilot Study di California menyatakan penderita stroke yang tiba di
rumah sakit dalam waktu 3 jam setelah onset stroke, 4,3% menerima terapi
trombolisis. Tingkat keseluruhan pasien yang menerima terapi trombolisis
akan meningkat menjadi 28,6%. Jika semua pasien dengan onset stroke tiba
dalam waktu 1 jam, 57% bisa menerima pengobatan trombolitik (California

4

Acute Stroke Pilot Registry, 2005). Stroke dapat menyerang tiba-tiba dan bisa
berakibat fatal jika bantuan tidak segera dicari (WHO, 2005). Berdasarkan
penelitian tersebut peran keluarga adalah membuat keputusan untuk mencari
dan membawa pasien stroke kepada peayanan kesehatan yang tepat.
Kegagalan keluarga dalam membuat keputusan ketika onset stroke terjadi
dapat berakibat buruk bagi pasien dan keluarga sendiri, seperti peningkatan
ketergantungan pasien.
Sebuah penelitian kuantitatif tentang tugas kesehatan keluarga
menyatakan sebanyak 87,1% keluarga mampu mengenal masalah kesehatan,
61,3% keluarga mampu mengambil keputusan dengan baik, 80,6% keluarga
mampu memberikan perawatan, 67,7% keluarga mampu memodifikasi
lingkungan dengan baik, 98,8% keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan dengan baik (Amelia, 2012). Berdasarkan hasil tersebut
keluarga tampak kurang mampu dalam memutuskan keputusan yang tepat
untuk anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga untuk membuat
keputusan kesehatan yang tepat dipengaruhi oleh kemampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan anggota keluarga yang sakit (Stanhope, 2004).
Kesulitan pengenalan masalah ini bergantung pada informasi yang didapat
dan bagaimana keluarga menginterpretasikan informasi tersebut (Drummond,
1993).
Pembuatan/ pengambilan keputusan dalam keluarga merupakan faktor
penting dalam menentukan bagaimana pasien akan mendapatkan pengobatan
dan perawatan. Karena itu, peneliti ingin melihat lebih dalam tentang

5

Gambaran Keluarga dalam Memutuskan Tindakan Kesehatan pada Keluarga
dengan Stroke Berulang di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur.
B. Rumusan Masalah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi terbesar pasien datang ke
rumah sakit lebih dari 24 jam pasca serangan stroke mencapai 46%. Hanya
13% pasien yang datang ke rumah sakit kurang dari 3 jam setelah onset
serangan (Pinzon, 2012). Interval waktu antara onset stroke dan kedatangan
ke rumah sakit (time-to-hospital) merupakan faktor kunci untuk pengobatan
segera dan hasil yang lebih baik dari pasien stroke. Penelitian yang dilakukan
oleh Martini, dkk. (2000) maupun Martini (2002) menunjukkan bahwa
kecepatan mendapat terapi merupakan faktor yang protektif terhadap kejadian
demensia atau gangguan kognitif setelah serangan stroke.
Salah satu penyebab kematian dan peningkatan disabilitas diduga
keterlambatan dalam mengambil keputusan oleh keluarga dalam membuat
keputusan untuk membawa pasien ke pelayanan kesehatan. Pengambilan
keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa
alternatif yang akan digunakan sebagai suatu cara pemecahan masalah
kesehatan tersebut. Keluarga mempertimbangkan berbagai kemungkingan
dalam pengambilan keputusan ini, karena keputusan itu diambil dengan
sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan (Syamsi, 1995).
Pembuatan keputusan keluarga terdapat proses dan factor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan. Sejauh ini peneliti belum menemukan penelitian yang
terkait dengan pengambilan keputusan tindakan kesehatan. Dengan demikian,
peneliti merasa perlu untuk mengetahui Gambaran Keluarga dalam

6

Memutuskan Tindakan Kesehatan pada Keluarga dengan Stroke
Berulang di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur.

C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah

gambaran

keluarga

dalam

memutuskan

tindakan

kesehatan pada keluarga dengan stroke berulang?

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana gambaran keluarga dalam memutuskan tindakan
kesehatan pada anggota keluarga dengan stroke berulang.
2. Tujuan khusus
a. Mendapatkan gambaran bagaimana keluarga mengenali masalah

kesehatan anggota keluarga dengan stroke berulang.
b. Mendapatkan gambaran bagaimana keluarga memutuskan tindakan
kesehatan yang tepat bagi anggota keluarga dengan stroke berulang.

E. Manfaat penelitian
1. Bagi pelayanan kesehatan
Manfaat penelitian bagi pelayanan kesehatan adalah sebagai bahan
masukan dan pertimbangan bagi perawat dan tenaga kesehatan lainnya
dalam memahami struktur kekuasaan keluarga yang penting dalam
memberikan perawatan kesehatan efektif, terutama jika keluarga

7

mempunyai masalah dalam mengimplementasikan perilaku sehat atau
memperoleh kebutuhan perawatan kesehatan.
2. Bagi pendidikan keperawatan
Hasil penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan

dan

perkembangan aplikasi keperawatan terutama terkait dengan perawatan
pasien stroke yang menjalani perawatan di rumah.
3. Bagi penelitian keperawatan
Peneliti berharap penelitian ini dapat dijadikan sebagai data dasar bagi
penelitian lain untuk kepentingan pengembangan ilmu keperawatan.

F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan fenomenologis. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh
informasi yang mendalam tentang gambaran keluarga dalam memutuskan
tindakan kesehatan pada keluarga dengan stroke berulang. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara mendalam (depth interview) menggunakan
pedoman wawancara. Wawancara dilakukan pada pembuat keputusan dalam
keluarga yang memiliki anggota keluarga yang mengalami stroke berulang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keluarga
1. Definisi keluarga
Friedman (2010) menyatakan keluarga adalah dua orang atau lebih
yang disatukan oleh kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang
mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga.
Bailon dan Maglaya (1989) dalam Effendy (1998) mengatakan
keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang
berinteraksi satu dengan lainnya dan peran dan menciptakan serta
mempertahankan satu budaya.
2. Bentuk keluarga
Friedman (2010) menguraikan beberapa tipe bentuk keluarga, antara lain:
a. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak
yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya
(Suprajitno, 2004).

Variasi yang saat ini berkembang di antara

keluarga inti adalah dual-earning (kedua pasangan bekerja di luar
rumah) dan dyadic nuclear (keluarga tanpa anak)
b. Keluarga adopsi
Adopsi merupakan cara lain dalam membentuk keluarga. Dengan
menyerahkan secara sah tanggung jawab sebagai orang tua
seterusnya dari orang tua kandung ke orang tua adopsi, biasanya
8

9

menimbulkan keadaan saling menguntungkan baik bagi orang tua
maupun anak.
c. Keluarga asuh
Pengasuhan keluarga asuh adalah sebuah layanan kesejahteraan
anak, yaitu anak ditempatkan di rumah yang terpisah dari salah satu
orang tua atau kedua orang tua kandung untuk menjamin keamanan
dan kesejahteraan fisik serta emsional mereka.
d. Extended family
Extended family adalah keluarga inti ditambahkan dengan anggota
keluarga lain yang masih memiliki hubungan darah, misalnya:
nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
e. Keluarga orang tua tunggal (single parent family)
Keluarga orang tua tunggal adalah keluarga yang terdiri dari salah
satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal
pasangannya. Saat ini, keluarga orang tua tunggal juga dapat
diartikan dengan ibu atau ayah dengan anak tanpa pernikahan
f. Dewasa lajang yang tinggal sendiri (single adult)
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri tanpa keinginan untuk
menikah.
g. Keluarga orang tua tiri
Keluarga orang tua tiri atau keluarga campuran dikenal sebgai
keluarga yang menikah lagi, yang dapat terbentuk dnegan atautanpa
anak, dan keluarga yang terbentuk kembali. Tipe keluarga ini

10

biasanya terdiri atas seorang ibu, anak kandung ibu tersebut, dan
seorang ayah tiri.
h. Keluarga binuklir
Keluarga binuklir adalah keluarga yang terbentuk setelah perceraian
yaitu anak merupakan anggota dari sebuah sistem keluarga yang
terdiri atas dua rumah tangga inti, maternal dan paternal, denagn
keragaman dalam hal tingkat kerjasama dan waktu yang dihabiskan
dalam setiap rumah tangga (Ahrons & Perlmutter, 1982 dalam
Friedman, 2010).
i. Cohabiting family
Cohabiting family adalah dua orang/satu pasangan yang tinggal
bersama tanpa menikah.
j. Keluarga homoseksual
Allen dan Demon (1995) dalam Friedman (2010) menyatakan
keluarga homoseksual adalah dua atau lebih individu yang berbagi
orientasi seksual yang sama (pasangan) atau minimal ada satu
homoseksual yang memelihara anak.

3. Struktur keluarga
Struktur keluarga menunjukan cara pengaturan keluarga, cara
pengaturan unit-unit dan bagaimana unit-unit ini saling mempengaruhi.
Parad dan Caplan (1965) yang diadopsi oleh Friedman (2010)
menyatakan ada empat dimensi struktural keluarga, yaitu:

11

a. Sistem nilai, menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan
diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan
kesehatan.
b. Jaringan komunikasi, menggambarkan bagaimana cara dan pola
komunikasi ayah—ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak
dengan anak, dan anggota keluarga lain (pada keluarga besar) dan
keluarga inti.
c. Sistem peran, menggambarkan peran masing-masing anggota
keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya di lingkungan
masyarakat atau peran formal dan informal.
d. Kekuasaan
kemampuan

dan

pengambilan

anggota

keluarga

keputusan,
untuk

menggambarkan

mempengaruhi

dan

mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang
mendukung kesehatan

4. Fungsi keluarga
Secara umum, fungsi keluarga menurut Friedman (2010) dalam adalah
sebagai berikut.
a. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang
utama untuk megajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini
dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota
keluarga.

12

b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (sosialization and sosial
placement function) adalah fungsi mengembangkan dan tempat
untuk

melatih

anak

untuk

berkehidupan

sosial

sebelum

meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar
rumah.
c. Fungsi reproduksi (the reproduction function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan hidup.
d. Fungsi ekonomi (the economic function), yaitu keluarga berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat
untuk

mengembangkan

kemampuan

individu

meningkatkan

penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the healt care
function), yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan
anggota

keluarga

agar

tetap

memiliki

produktifitas

tinggi.

Kemampuan keluarga dalam memberikan perawatan kesehatan
mempengaruhi status kesehatan keluarga.

5. Tugas Kesehatan Keluarga
Baiton dan Maglaya (1998) dalam Efendi & Makhfuldi (2009) tugas
kesehatan keluarga meliputi:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Keluarga mempengaruhi pengenalan dan interpretasi masalah
kesehatan/penyakit. Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang
tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak

13

akan berarti dan kerena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan
sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal
keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota
keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga
secara tidak langsung menjadi perhatian anggota keluarga.
Mengenali masalah kesehatan keluarga dimulai ketika suatu gejala
individu (1) dikenali; (2) ditafsirkan terkait dengan keparahannya,
kemungkinan penyebab, dan

makna atau artinya; (3) dirasakan

menganggu oleh individu yang mengalami gejala tersebut dan
kelurganya. Tahap ini terdiri atas keyakinan keluarga akan gejala
atau penyakit seorang angota keluarga dan bagaimana menangani
penyakit tersebut (Doherty & Campbell, 1988; Campbell, 2000
dalam Friedman, 2010).
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi anggota keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan (pengobatan atau perawatan) yang tepat sesuai dengan
keadaan keluarga. Pencarian keperawatan dimulai ketika keluarga
memutuskan bahwa anggota keluarga yang sakit benar-benar sakit
dan membutuhkan pertolongan. Individu yang sakit dan keluarga
mulai mencari pengobatan, informasi, saran , dan validasi
professional

dari

extended

family,

teman,

tetangga,

pihak

nonprofessional lainnya (struktur rujukan awam), dan internet.
Keputusan menyangkut apakah penyakit anggota keluarga sebaiknya
ditangani di rumah atau di klinik atau di rumah sakit, cenderung

14

dinegosiasikan di dalam keluarga (Doherty, 1992 dalam Friedman,
2010).
Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat
agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika
keluarga mempunyai keterbatasan dapat meminta batuan kepada
orang di lingkungan tempat tinggal keluarga agar memperoleh
bantuan.
c. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Ketika keluarga memberikan perawatan kepada anggota keluarganya
yang sakit, keluarga harus mengetahui bagaimana keadaan
penyakitnya, sifat dam perkembangan perawatan yang dibutuhkan,
fasilitas yang dibutuhkan, sumber-sumber yang ada dalam keluarga,
dan bagaimana sikap keluarga terhadap sakit.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga
Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah
yang sehat, keluarga harus mengetahui sumber-sumber keluarga
yang dimiliki, keuntungan atau menfaat pemeliharaan lingkungan,
pentingnya higiene sanitasi, upaya pencegahan penyakit, dan
bagaimana sikap atau pandangan keluarga terhadap higiene sanitasi.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi
keluarga
Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan bagi keluarga dimulai
saat dilakukan kontak dengan pelayanan kesehatan professional

15

dan/atau praktisi pengobatan tradisional atau rakyat. Banyak
penelitian telah menunjukan secara jelas bahwa keluarga berfungsi
sebagai lembaga yang membantu dalam menentukan tempat terapi
yang harus diberikan dan oleh siapa (de Souza & Gualda, 2000;
Pratt, 1976 dalam Friedman 2010). Keluarga bertindak sebagai agen
perujukan kesehatan utama dan akan merujuk anggotanya ke jenis
layanan atau praktisi yang dinilai sesuai.

B. Konsep Kekuasaan dan Pembuatan Keputusan Keluarga
1. Definisi kekuasaan keluarga
Keluarga sama halnya dengan sistem social, mempunyai struktur
yang menetapkan siapa yang memegang kekuasaan dan bagaimana
hierarki keluarga atau perintah “urutan kekuasaan”. Cromwell dan Olson
(1975) dalam Friedman (2010) menuliskan bahwa kekuasaan adalah
suatu aspek fundamental terpenting semua interaksi social. Kekuasaan
sendiri memiliki

berbagai

pengertian, meliputi

kapasitas untuk

mempengaruhi, mengendalikan, mendominasi, dan membuat keputusan
(Friedman, 2010).
2. Landasan kekuasaan keluarga
Raven dan rekan (1975) serta Safilios-Rothschild (1976) dalam
Friedman (2010) mengidentifikasi berbagai tipe landasan kekuasaan yang
bisa terdapat pada keluarga, yaitu:
a) Kekuasaan legitimasi (kadang-kadang disebut otoritas primer)
berkenaan dengan keyakinan dan persepsi bersama dari anggota

16

keluarga dan ditandai dengan adanya satu orang yang mempunyai
hak untuk mengendalikan perilaku anggota yang lain.
b) Kekuasaan yang lemah dan tak-berdaya adalah suatu bentuk dari
kekuasaan legitimasi yang seringkali tidak di perhatikan. Tipe
kekuasaan ini dilandasi pada penerimaan hak secara umum bagi
mereka yang membutuhkan atau bagi mereka yang tidak berdaya
untuk mengharapkan bantuan dari mereka yang berada dalam posisi
yang memungkinkan untuk membantu.
c) Kekuasaan referen berlaku pada kekuasaan yang dimiliki seseorang
terhadap orang lain karena identifikasi ositif dari mereka, seperti
identifikasi positif seorang anak pada orang tuanya.
d) Kekuasaan sumber berasal dari adanya sejumlah sumber yang
bernilai dalam suatu hubungan. Kepemilikan dilihat sebagai penetu
utama kemampuan untuk mempengaruhi atau menekan orang lain
(Osmond, 1977 dalam Friedman, 2010).
e) Kekuasaan ahli merupakan tipe kekuasan dimana seseorang
mempersepsikan bahwa orang lain (ahli) mempunyai pengetahuan,
keterampilan, dan keahlian khusus atau berpengalaman.
f) Kekuasaan penghargaan berpegang pada harapan bahwa orang yang
dominan dan berpengaruh akan melakukan sesuatu yang positif
dalam merespon kepatuhan orang lain.
g) Kekuasaan memaksa atau dominan didasarkan pada persepsi dan
keyakinan bahwa orang yang memiliki kekuasaan tersebut bisa atau

17

akan menghukum manggota keluarga lain melalui ancaman, paksaan
atau kekerasan apabila mereka tidak mematuhi.
h) Kekuasaan informasional berpegang pada isi yang berpengaruh.
Kekuasaan ini terletak pada petunjuk, informasi, dan saran
mempengaruhi seseorang untuk bertindak tanpa upaya nyata untuk
mempengaruhi.
i) Kekuasaan afektif adalah kekuasaan yang diperoleh melalui
manipulasi anggota keluarga dengan memberikan atau menarik
afeksi dan kehangatan, serta dalam hal hubungan intim orang
dewasa.
j) Kekuasaan menejemen ketegangan

berasal dari kendali bahwa

anggota keluarga mencapai sesuatu dengan mengeola ketengan di
dalam konflik di dalam keluarga.

3. Pembuatan keputusan keluarga
Kekuasaan keluarga di teliti terutama dengan memfokuskan
pembuatan keputusan. Pembuatan keputusan berkenaan dengan suatu
proses yang diarahkan pada pencapaian persetujuan dan komitmen dari
anggota keluarga untuk melaksanakan serangkaian tindakan atau
mempertahankan status quo (Friedman, 2010). Pembuatan keputusan
adalah teknik interaksi yang digunakan anggota keluarga dalam upaya
mereka untuk memperoleh kendali dalam bernegosiasi atau proses
pembuatan keptusan (McDonald, 1980 dalam Friedman, 2010). Ada tiga

18

tipe proses pembuatan keputusan, antara lain, pembuatan keputusan
konsesus, akomodasi, dan de facto.
a. Tipe pertama pembuatan keputusan disebut dengan konsesus. Dalam
tipe ini, serangkaian tindakan tertentu secara timbal balik disetujui
oleh semua yang terlibat. Terdapat komitmen yang sama untuk
memutuskan, begitu pula kepuasan dengan anggota keluarga.
Keputusan konsesus disetujui melalui diskusi dan negosiasi.
b. Tipe kedua pembuatan keputusan disebut akomodasi. Anggota
keluarga mengalami pertentangan dalam pembuatan keputusan.
Seseorang atau lebih anggota keluarga selanjutnya membuat
kesepakatan, hal ini mungkin dapat melalui kompromi secara
sukarela yaitu kesepakatan dibuat oleh semua orang yang peduli atau
bersedia berkorban. keputusan akomodatif dibuat dalam satu
kontinum dari paksaan hingga kompromi.
c. Pembuatan keputusan de facto terjadi apabila sesuatu hal dibolehkan
terjadi begtu saja tanpa perencanaan. Pada suatu pembuatan
keputusan aktif dan sukarela, atau efektif, keputusan terjadi begitu
saja. Keputusan de facto dapat saja terjadi ketika terdapat
argumentasi yang tidak ada resolusi atau jika permasalahan tidak
diangkat atau didiskusikan.

4. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan
Menurut Hasan (2002), pengambilan keputusan sebagai suatu
kelanjutan dari cara pemecahan masalah memiliki fungsi antara lain:

19

a. Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan
terarah, baik secara individual maupun secara kelompok, baik secara
institusional maupun secara organisasional.
b. Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya menyangkut masa yang akan
datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.
Tujuan dari pengambilan keputusan itu sendiri dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu:
a. Tujuan yang bersifat tunggal
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila
keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya
bahwa sekali diputusakan, tidak ada kaitannya dengan masalah lain.
b. Tujuan yang bersifat ganda
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda terjadi apabila
keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah,
artinya bahwa satu

keputusan

yang diambil itu sekaligus

memecahkan dua masalah (atau lebih), yang bersifat kontradiktif
atau yang bersifat tidak kontradiktif.

5. Dasar pengambilan keputusan
Dasar pengambilan keputusan itu bermacam-macam tergantung dari
permasalahan yang dihadapi dan individu yang membuat keputusan.
Dasar dalam pengambilan keputusan dijelaskan sebagai berikut:

20

a. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan akan lebih
bersifat subjektif, karenanya mudah terkena sugesti atau pengaruh
luar dan factor kejiwaan yang lain. Sifat subjektif dari keputusan
intuitif ini memiliki beberapa keuntungan: 1) karena yang
memutuskan itu satu orang, maka dapat segera di putuskan; 2) jika
pembuat keputusan memiliki ‘olah rasa’ yang tinggi, maka
keputusan yang diambil banyak yang tepat; 3) keputusan intutif ini
lebh cepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
b. Pengambilan keputusan rasional
Keputusan

yang bersifat rasional banyak berkaitan dengan

pertimbangan

dari

segi

daya

guna.

Masalah-masalah

yang

dihadapinya juga merupakan masalah-masalah yang memerlukan
pemecahan

rasional.

Keputusan

yang

dibuat

berdasarkan

pertimbangan rasional ini lebih bersifat objektif.
c. Pengambilan keputusan berdasarkan fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta berarti pengambilan
keputusan yang didasarkan pada informasi yang dikumpulkan.
Keputusan yang diambil dikatakan baik, jika informasi yang
didapkan

cukup.

Kesulitan

dalam

pengambilan

keputusan

berdasarkan fakta adalah pembuat keputasan sulit mendapatkan
informasi atau data yang sesuai dengan masalah yang dihadapi.

21

d. Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman
Pembuat keputusan sebelum mengambil keputusan melihat apakah
permasalahan yang sama atau mirip pernah terjadi sebelumnya. Jika
terdapat permasalahan yang sama, kemudian pembuat keputusan
menerapkan cara sebelumnya untuk mengatasi masalah yang timbul.
Dalam hal ini pengalaman dijadikan pedoman dalam pengambilan
keputusan.
e. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang
Keputusan diambil berdasarkan wewenang yang dimiliki. Keputusan
yang didasarkan atas wewenang mempunyai beberapa keuntungan:
1) usully readily accepted; 2) process authenticity; dan 3) provide
permanency.
(Syamsi, 1995)

6. Etika pengambilan keputusan
Etika pengambilan keputusan adalah komponen etika yang
berfokus pada proses bagaimana keputusan etis dibuat. Kerangka kerja
pengambilan keputusan sangat membantu dalam proses berfikir untuk
pengambilan keputusan yang etis. Kerangka kerja pengambilan
keputusan menggunakan prose pemecahan masalah. Ini digunakan
sebagai panduan dalam membuat keputusan yang sehat. Menurut Watson
(2002), “apakah kita mengakuinya atau tidak, kita membuat keputusan
kita sendiri. kita tidak bisa berpura-pura bahwa kita hanya mematuhi

22

beberapa aturan (atau otoritas) yang menyelesaikan masalah kita.
Memilih tidak bisa dihindari” (Stanhope, 2004).
Table 2.1 : Langkah-langkah dalam kerangka kerja pengambilan keputusan
(decision-making framework)
Langkah-langkah
Rasional
1. Mengidentifikasi berbagai masalah dan Seseorang tidak dapat membuat
dilema yang ada
keputusan jika mereka tidak dapat
menidentifikasi masalah yang ada.
2. Menempatkan
masalah-masalah Konteks sejarah, sosiologis, budaya,
tersebut dalam konteks yang bermakna psikologis,
ekonomi,
politik,
komunal, lingkungan, dan demograpi
mempengaruhi
bagaimana
cara
masalah dirumuskan.
3. Memperoleh semua fakta yang sesuai

Fakta mempengaruhi bagaimana cara
masalah di rumuskan.

4. Merumuskan masalah

Masalah mungkin perlu dimodifikasi
atau diubah atas dasar isi dan fakta.

5. Mempertimbangkan pendekatan yang Sifat dari masalah menentukan
tepat untuk tindakan atau pilihan
pendekatan yang akan digunakan.
6. Membuat keputusan dan mengambil Seorang profesional tidak dapat
tindakan
menghindari pilihan dan tindakan
dalam menerapkan keputusan
7. Mengevaluasi keputusan dan tindakan
Sumber: Stanhope, 2004

evaluasi menentukan apakah atau
tidaknya pengambilan keputusan
yang digunakan tepat

C. Stroke
1. Definisi Stroke
WHO (2006) mengatakan stroke adalah suatu tanda klinis yang
berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat

23

menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskuler.

Termasuk

disini

perdarahan

subarachnoid,

perdarahan

intraserebral, dan infark serebral.
Stroke adalah sindrom yang disebabkan oleh gangguan perdarahan
otak (GPDO) dengan awitan akut, disertai manifestasi klinis berupa
defisit neurologis dan bukan sebagai akibat tumor, trauma ataupun
infeksi sisinan saraf pusat (Dewanto, 2007).
Stroke adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
perubahan neurologis yang disebabkan oleh gangguan suplai darah pada
bagian otak (Bowman dalam Black & Hawks, 2009).

2. Definisi Stroke Berulang (Recurrent Stroke)
Kejadian baru dari gejala yang muncul dapat dihitung sebagai
kejadian baru atau stroke berulang, kriteria stroke secara umum dapat
didefinisikan seperti hal diatas dan harus memenuhi:
a. Kejadian sebelumnya pada arteri yang sama dan terjadi pada 29 hari
atau lebih dari serangan sebelumnya.
b. Kejadian baru pada arteri yang berbeda dari sebelumnya dan terjadi
pada 28 atau beberapa hari dari serangan sebelumnya.
(WHO, 2006)
3. Faktor Risiko stroke
Zomorodi dalam Lewis et al (2011) menyatakan bahwa faktor
risiko stroke dapat dikategorikan kedalam faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi (non-modifiable) dan dapat dimodifikasi (modifiable).

24

a. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi meliputi usia, jenis
kelamin, ras, dan herediter/keturunan (WHO, 2006).
1) Risiko stroke meningkat seiring dengan pertambahan usia, dua
kali lipat lebih besar ketika seseorang berusia 55 tahun. Namun,
stroke dapat terjadi juga pada semua usia. Prevalensi kejadian
stroke terhadap usia adalah sekitar 13% bagi individu 60-79
tahu