FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI BAWANG MERAH : Studi Kasus pada Usaha Tani di desa Srigading, Kecamatan
Sanden, Kabupaten Bantul, DIY Tahun 2013
Rahotman Sinaga Nurcahyaningtyas
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Jl. Babarsari No. 43, Kotak Pos 1086, Telp. 0274 487711 Psw. 3127, Yogyakarta 55281
Abstrak
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh luas lahan, benih, pestisida, dan jumlah tenaga kerja terhadap tingkat
produktivitas bawang merah di Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, DIY tahun 2013. Data yang dipakai adalah data primer dengan populasi
penelitian sebanyak 60 petani. Metode analisis data menggunakan metode regresi linier berganda OLS. Kesimpulan dalam penelitian ini berdasarkan hasil analisis
adalah secara bersama-sama variabel luas lahan, benih, pestisida, dan tenaga kerja berpengaruh terhadapa tingkat produksi bawang merah. Variabel luas lahan,
benih, dan tenaga kerja secara individu mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat produksi bawang merah, sedangkan variabel jumlah pestisida secara
individu tidak berpengaruh terhadap tingkat produksi bawang merah. Kata kunci : Luas lahan, Benih, Pestisida, Tenaga Kerja.
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang dikenal sebagai negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian baik sebagai sumber mata pencaharian maupun
sebagai penopang pembangunan. Dalam perekonomian Indonesia khususnya di bidang hortikultura, bawang merah memegang peranan penting yang mampu
memberikan kontribusi cukup tinggi. Kontribusi tersebut terlihat dalam perkembangan ekonomi wilayah yang berkisar Rp. 2,7 triliun setiap tahunnya.
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah sentra penghasil bawang merah yang cukup besar yang ada di Indonesia yang memiliki
rata-rata produksi yang bersifat fluktuatif namun cenderung menurun. Beberapa kabupaten yang ada di Yogyakarta seperti Kulon Progo, Bantul, Sleman, dan
Gunung Kidul merupakan penghasil bawang merah di Yogyakarta. Kabupaten Bantul sebagai daerah sentra penghasil bawang merah terbesar di Yogyakarta
memiliki rata-rata produksi yang bersifat fluktuatif namun cenderung menurun selama tahun 2011-2013. Kondisi tersebut dapat dilihat pada tabel 1.5 bahwa pada
tahun 2011 rata-rata produksi bawang merah mencapai 12,56 tonha, dan pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 0,91 ton menjadi 11,65ha.
Tabel 1.5 Luas Panen, Produksi, Produktivitas bawang merah di Bantul
Tahun 2011-2013
Tahun Luas panen
Ha Produksi
kwintal Produktivitas
kwintalha
2011 939
117.947 125,61
2012 791
92.191 116,55
2013 602
73.270 122
Sumber : BPS 2014.
Kemungkinan besar penyebab menurunnya produksi bawang merah di Kabupaten Bantul adalah belum optimalnya penggunaan faktor produksi. Faktor
produksi yang dimaksud adalah luas lahan, jumlah benih, pestisida, dan tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani bawang merah.
Salah satu daerah penghasil bawang merah terbesar di Kabupaten Bantul adalah Kecamatan Sanden, Desa Srigading.
Tabel 1.8 Tingkat Produksi Bawang Merah di Desa Srigading Tahun 2011-2013
Tahun Produksi Kw
2011 51.151
2012 20.996
2013 14.429
Sumber: BPS DIY Sanden Dalam Angka, 2014.
Tabel 1.8 menunjukkan bahwa tingkat produksi bawang merah selalu mengalami penurunan sampai tahun 2013 di mana penurunan terjadi sebesar 6567 kw dari
tahun 2012. Di Kabupaten Bantul, komoditas bawang merah dapat dikatakan berpotensi karena pada tahun 2012 Kabupaten Bantul merupakan penghasil
bawang merah terbesar di Yogyakarta. Namun pada tahun 2013 sampai pertengahan 2014 prestasi ini mulai menurun dimana pada tahun tersebut posisi
Kabupaten Bantul menjadi penghasil bawang merah menurun drastis.
Kabupaten Bantul khususnya Kecamatan Sanden sebagai salah satu sentra produksi bawang merah terbesar memiliki rata-rata produksi bawang merah yang
seharusnya mengalami peningkatan. Namun yang terjadi luas panen bawang merah di daerah tersebut justru selalu menurun. Dari tahun ke tahun rata-rata
produksi bawang merah di Desa Srigading masih fluktuatif. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh penggunaan faktor produksi yang belum efisien.
Akibat penurunan luas lahan tersebut berdampak juga terhadap penurunan produksi bawang merah di Desa Srigading. Penurunan produksi tersebut
mengakibatkan kurangnya pasokan bawang merah di pasar Yogyakarta sehingga harga bawang merah di pasar melanjok naik dari harga normalnya. Kekurangan
pasokan bawang merah tersebut diduga karena kondisi alam yang kurang
mendukung ketika dilakukan proses penanaman. Selain itu juga kekurangan pasokan bawang merah juga diakibatkan oleh kurangnya stok benih yang
diperoleh petani karena telah berkali-kali mengalami gagal panen akibat penyakit dan hama tanaman sepanjang tahun 2013-2014. Kurangnya stok benih yang
didapat oleh petani berdampak juga terhadap kenaikan harga benih yang melambung tinggi akibat stok benih tersebut menipis. Oleh karena itu, penelitan
ini perlu dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor penggunaan input dalam usahatani bawang merah di Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten
Bantul.
I.2. Rumusan Masalah