Kesimpulan Alat – Alat yang Digunakan

40 DAFTAR PUSTAKA Athirah Sabariman., 2014. “Analisis pengaruh pasir Lumajang dan kerikil Mojokerto terhadap kuat tekan beton mutu tinggi ”. Jurnal Teknik Sipil. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2014, 1-10 Athirah, Sabariman., 2014. “Analisis pengaruh karakteristik sumber bahan baku agregat pasir kertosono dan agregat kasar Mojokerto terhadap kuat tekan, kuat tarik split cylinder dan modulus elastisitas beton mutu tinggi”. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2014, 1-10 Mahyar . 2013., “Pengaruh jenis semen dan jenis agregat kasar terhadap kuat tekan beton”. Vol. 8, No.l.Tahun 2013. ISSN 1907-5030 Kusdiyono Ludiro., 1996. ”Model penentuan proporsi campuran beton secara lengkap ”. 3 desember, pp. 115-125 Mulyati., 2015. “Komposisi dan kuat tekan beton pada campuran PORTLAND CEMENT, pasir dan kerikil sungai dari beberapa di kota padang ”. Mulyono, T., 2007, Teknologi Beton, Jurusan Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada, Andi, Yogyakarta Mulyono, T., 2004, Teknologi beton, Andi Yogyakarta Mulyono, T., 2003, Teknologi beton, Andi Yogyakarta SNI 03-1969-1990., Cara pengujian berat jenis da penyerapan agregat kasar. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. SNI 03-1971-1990., Metode pengujian kadar air agregat kasar. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. SNI 03-2417-1991., Metode pengujian keausan agregat kasar degan mesin Los Angales. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. SNI 03-4804-1998., Metode pengujian berat satuan agregat kasar. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. 41 SNI 04-1989-1990., Cara pengujian kadar lumpur agregat kasar. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. Tjokrodimulyo, Kardiyono. 2007. Teknologi Beton. Yogyakarta: Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM Tjokrodimulyo, Kardiyono. 2010. Teknologi Beton. Edisi ke 2. Yogyakarta: Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta 55183 Telp.+ 62-274-387656 Hunting, Fax. 0274-387646 42 Lampiran 1 Pengujian Agregat Kasar Clereng 1. Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar Tabel 4. Hasil pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air agregat kasar Uraian Satuan Contoh Berat kerikil setelah dikeringkan Bk gram 5080 Berat kerikil dibawah air Ba gram 3291 Berat kerikil keadaan jenuh kering muka Bj gram 5307 Sumber : Data pengujian tugas akhir, 2016 Analisis hitungan a. Berat jenis curah = Contoh = = 2,52 b. Berat jenis jenuh kering muka = Contoh = = 2,63 c. Berat jenis tampak = Contoh = = 2,84 d. Penyerapan air agregat kasar = Contoh = = 4,47 Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta 55183 Telp.+ 62-274-387656 Hunting, Fax. 0274-387646 43 2. Pemeriksaan Berat Satuan Agregat Kasar a. Bejana : d = 15 cm h = 30 cm b. Volume bejana kosong v = = = 5301,44 cm 3 Tabel 5. Hasil pemeriksaan berat satuan agregat kasar Uraian Satuan Contoh Berat bejana kosong B1 kg 10,3 Berat bejana kosong + kerikil B2 kg 18,5 Berat satuan gcm 3 1,55 Sumber : Data pengujian tugas akhir, 2016 c. Berat satuan = Contoh = = 0,00155 kgcm 3 = 1,55 gcm 3 Lampiran 2 Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta 55183 Telp.+ 62-274-387656 Hunting, Fax. 0274-387646 44 3. Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Kasar Tabel 6. Pemeriksaan kadar lumpur agregat kasar No Uraian Satuan Benda uji 1 2 1 Kerikil jenuh kering muka B 1 gram 1000 1000 2 Kerikil setelah keluar oven B 2 gram 984 981 3 Kandungan air B 1 - B 2 gram 16 19 4 Kadar lumpur KL 1,600 1,900 5 Rata-rata kadar lumpur 1,750 Sumber : Data pengujian tugas akhir, 2016 Analisis hitungan a. Kandungan air = B1-B2 Benda uji 1 = 1000-984 = 16 gram b. Kadar lumpur = Benda uji 1 = = 1,600 c. Rata-rata kadar lumpur = = = 1,750 Lampiran 3 Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta 55183 Telp.+ 62-274-387656 Hunting, Fax. 0274-387646 45 4. Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar Tabel 7. Pemeriksaan kadar air agregat kasar No Uraian Satuan Benda uji 1 2 1 Berat wadah W1 gram 132 195 2 Berat wadah + contoh basah W2 gram 1132 1207 3 Berat wadah + contoh kering W3 gram 1130 1198 4 Berat air W4=W2-W3 gram 2 9 5 Kadar air KA 0,200 0,897 6 Rata-rata kadar air 0,549 Sumber : Data pengujian tugas akhir, 2016 Analisis hitungan a. Berat air = W2-W3 Benda uji 1 = 1132-1130 = 2 gram b. Kadar air = Benda uji 1 = = 0,200 c. Rata-rata kadar air = = = 0,549 Lampiran 4 Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta 55183 Telp.+ 62-274-387656 Hunting, Fax. 0274-387646 46 5. Pemeriksaan Keausan Agregat Kasar Tabel 8. Pemeriksaan keausan agregat kasar No Uraian Satuan Benda uji 1 1 Berat sebelum masuk mesin Los Angeles B 1 gram 5000 2 Berat setelah masuk mesin Los Angeles B2 gram 3932 3 Keausan 21,360 Sumber : Data pengujian tugas akhir, 2016 Analisis hitungan a. Keausan = = = 21,360 Lampiran 5 Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta 55183 Telp.+ 62-274-387656 Hunting, Fax. 0274-387646 47 Pengujian Agregat Kasar Kali Progo 1. Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar Tabel 4. Hasil pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air agregat kasar Uraian Satuan Contoh Berat kerikil setelah dikeringkan Bk gram 4782 Berat kerikil dibawah air Ba gram 2968 Berat kerikil keadaan jenuh kering muka Bj gram 4932 Sumber : Data pengujian tugas akhir, 2016 Analisis hitungan a. Berat jenis curah = Contoh = = 2,80 b. Berat jenis jenuh kering muka = Contoh = = 2,51 c. Berat jenis tampak = Contoh = = 2,64 d. Penyerapan air agregat kasar = Contoh = = 3,2 Lampiran 1 Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta 55183 Telp.+ 62-274-387656 Hunting, Fax. 0274-387646 48 2. Pemeriksaan Berat Satuan Agregat Kasar a. Bejana : d = 15 cm h = 30 cm b. Volume bejana kosong v = = = 5301,44 cm 3 Tabel 5. Hasil pemeriksaan berat satuan agregat kasar Uraian Satuan Contoh Berat bejana kosong B1 kg 10,3 Berat bejana kosong + kerikil B2 kg 18,1 Berat satuan gcm 3 1,47 Sumber : Data pengujian tugas akhir, 2016 c. Berat satuan = Contoh = = 0,00147 kgcm 3 = 1,47 gcm 3 Lampiran 2 Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta 55183 Telp.+ 62-274-387656 Hunting, Fax. 0274-387646 49 3. Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Kasar Tabel 6. Pemeriksaan kadar lumpur agregat kasar No Uraian Satuan Benda uji 1 2 1 Kerikil jenuh kering muka B 1 gram 1000 1000 2 Kerikil setelah keluar oven B 2 gram 977 980 3 Kandungan air B 1 - B 2 gram 23 20 4 Kadar lumpur KL 2,3 2 5 Rata-rata kadar lumpur 2,15 Sumber : Data pengujian tugas akhir, 2016 Analisis hitungan a. Kandungan air = B1-B2 Benda uji 1 = 1000-977 = 23 gram b. Kadar lumpur = Benda uji 1 = = 2,3 c. Rata-rata kadar lumpur = = = 2,15 Lampiran 3 Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta 55183 Telp.+ 62-274-387656 Hunting, Fax. 0274-387646 50 4. Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar Tabel 7. Pemeriksaan kadar air agregat kasar No Uraian Satuan Benda uji 1 2 1 Berat wadah W1 gram 132 195 2 Berat wadah + contoh basah W2 gram 1137 1204 3 Berat wadah + contoh kering W3 gram 1132 1195 4 Berat air W4=W2-W3 gram 5 9 5 Kadar air KA 0,500 0,900 6 Rata-rata kadar air 0,2 Sumber : Data pengujian tugas akhir, 2016 Analisis hitungan a. Berat air = W2-W3 Benda uji 1 = 1137-1132 = 5 gram b. Kadar air = Benda uji 1 = = 0,500 c. Rata-rata kadar air = = = 0,2 Lampiran 4 Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta 55183 Telp.+ 62-274-387656 Hunting, Fax. 0274-387646 51 5. Pemeriksaan Keausan Agregat Kasar Tabel 8. Pemeriksaan keausan agregat kasar No Uraian Satuan Benda uji 1 1 Berat sebelum masuk mesin Los Angeles B 1 gram 5000 2 Berat setelah masuk mesin Los Angeles B2 gram 2553 3 Keausan 48,94 Sumber : Data pengujian tugas akhir, 2016 Analisis hitungan a. Keausan = = = 48,94 Lampiran 5 Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta 55183 Telp.+ 62-274-387656 Hunting, Fax. 0274-387646 52 Pengujian Agregat Kasar Merapi 4. Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar Tabel 4. Hasil pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air agregat kasar Uraian Satuan Contoh Berat kerikil setelah dikeringkan Bk gram 4776 Berat kerikil dibawah air Ba gram 2962 Berat kerikil keadaan jenuh kering muka Bj gram 4938 Sumber : Data pengujian tugas akhir, 2016 Analisis hitungan e. Berat jenis curah = Contoh = = 2,40 f. Berat jenis jenuh kering muka = Contoh = = 2,50 g. Berat jenis tampak = Contoh = = 2,632 h. Penyerapan air agregat kasar = Contoh = = 3,4 Lampiran 4 Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta 55183 Telp.+ 62-274-387656 Hunting, Fax. 0274-387646 53 5. Pemeriksaan Berat Satuan Agregat Kasar d. Bejana : d = 15 cm h = 30 cm e. Volume bejana kosong v = = = 5301,44 cm 3 Tabel 5. Hasil pemeriksaan berat satuan agregat kasar Uraian Satuan Contoh Berat bejana kosong B1 kg 10,3 Berat bejana kosong + kerikil B2 kg 17,5 Berat satuan gcm 3 1,36 Sumber : Data pengujian tugas akhir, 2016 f. Berat satuan = Contoh = = 0,00136 kgcm 3 = 1,36 gcm 3 Lampiran 5 Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta 55183 Telp.+ 62-274-387656 Hunting, Fax. 0274-387646 54 6. Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Kasar Tabel 6. Pemeriksaan kadar lumpur agregat kasar No Uraian Satuan Benda uji 1 2 1 Kerikil jenuh kering muka B 1 gram 1000 1000 2 Kerikil setelah keluar oven B 2 gram 964 966 3 Kandungan air B 1 - B 2 gram 36 34 4 Kadar lumpur KL 3,600 3,400 5 Rata-rata kadar lumpur 3,5 Sumber : Data pengujian tugas akhir, 2016 Analisis hitungan d. Kandungan air = B1-B2 Benda uji 1 = 1000-964 = 36 gram e. Kadar lumpur = Benda uji 1 = = 3,600 f. Rata-rata kadar lumpur = = = 3,5 Lampiran 6 Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta 55183 Telp.+ 62-274-387656 Hunting, Fax. 0274-387646 55 4. Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar Tabel 7. Pemeriksaan kadar air agregat kasar No Uraian Satuan Benda uji 1 2 1 Berat wadah W1 gram 132 135 2 Berat wadah + contoh basah W2 gram 1138 1140 3 Berat wadah + contoh kering W3 gram 1132 1130 4 Berat air W4=W2-W3 gram 6 10 5 Kadar air KA 0,600 0,100 6 Rata-rata kadar air 0,25 Sumber : Data pengujian tugas akhir, 2016 Analisis hitungan d. Berat air = W2-W3 Benda uji 1 = 1138-1132 = 6 gram e. Kadar air = Benda uji 1 = = 0,600 f. Rata-rata kadar air = = = 0,25 Lampiran 4 Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta 55183 Telp.+ 62-274-387656 Hunting, Fax. 0274-387646 56 5. Pemeriksaan Keausan Agregat Kasar Tabel 8. Pemeriksaan keausan agregat kasar No Uraian Satuan Benda uji 1 1 Berat sebelum masuk mesin Los Angeles B 1 gram 5000 2 Berat setelah masuk mesin Los Angeles B2 gram 2485 3 Keausan 50,30 Sumber : Data pengujian tugas akhir, 2016 Analisis hitungan b. Keausan = = = 50,30 Lampiran 5 Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta 55183 Telp.+ 62-274-387656 Hunting, Fax. 0274-387646 57 Pengujian Agregat Halus Pasir Progo 1. Analisis Gradasi Butiran Tabel 1. Hasil pemeriksaan gradasi butiran agregat halus. Ukuran Ukuran Saringan mm Berat Tertahan gram Persen Berat Tertahan Persen Berat Tertahan Komulatif Persen Berat Lolos Komulatif No. 4 4,8 100 No. 8 2,4 33 3,3 3,3 96,7 No. 16 1,2 125 12,5 15,8 84,2 No. 30 0,6 415 41,5 57,3 42,7 No. 50 0,3 315 31,5 88,8 11,2 N0.100 0,15 108 10,8 99,6 0,4 Pan 4 0,4 100 Total 1000 100 264,8 335,2 Analisis hitungan a. Persen berat tertahan = Contoh untuh saringan no.8 = = 3,3 b. Persen berat tertahan komulatif Contoh saringan no.8 = Persen berat tertahan no.4 + persen berat tertahan no.8 = 0 + 3,3 = 3,3 c. Persen berat lolos komulatif = 100 persen berat tertahan komulatif Contoh saringan no.8 = 100 3,3 = 96,7 d. Modulus halus butir MHB = = = 2,648 Lampiran 1 Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta 55183 Telp.+ 62-274-387656 Hunting, Fax. 0274-387646 58 2. Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus Tabel 2. Data pemeriksaan berat jenis agregat halus Uraian Satuan Benda uji 1 2 Berat piknometer berisi pasir dan air Bt gram 1022 1021 Berat pasir setelah kering Bk gram 498.64 498.74 Berat Piknometer berisi air B gram 715 715 Berat pasir keadaan jenuh kering muka SSD gram 500 500 Tabel 3. Hasil pemeriksaan berat jenis agregat halus Uraian Benda uji 1 2 Berat jenis curah 2,58 2,57 Berat jenis jenuh kering muka 2,59 2,58 Berat jenis tampak 2,60 2,59 Penyerapan air agregat halus 0,27 0,25 Berat jenis jenuh kering muka rata-rata 2,58 Analisis hitungan a. Berat jenis curah = = = 2,58 b. Berat jenis jenuh kering muka = = = 2,59 c. Berat jenis tampak = = = = 2,60 d. Penyerapan air agregat halus = Contoh 1 = = 0,27 e. Berat jenis jenuh kering muka rata-rata = = = 2,58 Lampiran 2 Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta 55183 Telp.+ 62-274-387656 Hunting, Fax. 0274-387646 59 3. Pemeriksaan Berat Satuan Agregat Halus a. Bejana : d = 15 cm h = 30 cm b. Volume bejana kosong v = = = 5301,44 cm 3 Tabel 3. Hasil pemeriksaan berat satuan agregat halus Uraian Satuan Benda uji 1 2 Berat bejana kosong B1 kg 9,75 10,6 Berat bejana kosong + pasir B2 kg 16,3 17,9 Berat satuan Bsat gcm 3 1,24 1,38 Berat satuan rata-rata gcm 3 1,31 c. Berat satuan Bsat = Contoh 1 = = 0,00124 kgcm 3 = 1,24 gcm 3 d. Berat satuan rata-rata = Contoh 1 = = 1,31 gcm 3 Lampiran 3 Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta 55183 Telp.+ 62-274-387656 Hunting, Fax. 0274-387646 60 4. Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Halus Tabel 4. Hasil pemeriksaan kadar lumpur agregat halus No Uraian Satuan Benda uji 1 2 1 Pasir jenuh kering muka B 1 gram 1014 1016 2 Pasir setelah keluar oven B 2 gram 964 974 3 Kandungan air B3 = B 1 - B 2 gram 50 42 4 Kadar lumpur KL 4,931 4,134 5 Rata-rata kadar lumpur 4,532 Sumber : Data pengujian tugas akhir, 2016 Analisis hitungan a. Kandungan air = B1-B2 Benda uji 1 = 1014-964 = 50 gram b. Kadar lumpur = Benda uji 1 = = 4,391 c. Rata-rata kadar lumpur = = 4,532 Lampiran 4 Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta 55183 Telp.+ 62-274-387656 Hunting, Fax. 0274-387646 61 5. Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus Tabel 5. Hasil pemeriksaan kadar air agregat halus No Uraian Satuan Benda uji 1 1 Berat wadah W1 gram 130 2 Berat wadah + contoh basah W2 gram 290 3 Berat wadah + contoh kering W3 gram 283 4 Berat air W4=W2-W3 gram 7 5 Kadar air 4.575 Sumber : Data pengujian tugas akhir, 2016 Analisis hitungan a. Berat air = W2-W3 = 290-283 = 7 gram b. Kadar air = = = 4,575 Lampiran 5 62 Rancangan Campuran Beton Mix Design menggunakan kerikil Clereng 1. Mix design beton a. Kuat tekan beton f’c = 19 MPa M = 7,0 MPa Dari Tabel L-2.1. Nilai tambah M jika pelaksanaan tidak mempunyai pengalaman b. Fcr = f’c + M = 19 + 7,0 = 26,3 MPa c. Jenis semen = tipe 1 d. Jenis agregat 1 Agregat halus : agregat alami, dengan gradasi agak kasar 2 Agregat kasar : batu pecah degan ukuran 20 mm dan tertahan 4,75 e. Faktor air semen FAS I = 0,55 Faktor air semen yang digunakan = 0,55 f. Nilai Slump = 7,5 – 15,0 g. Kebutuhan air : A = 0,67 x Ah + 0,33 x Ak Jumlah air agregat halus Ah = 195 liter Jumlah air agregat kasar Ak = 225 liter Jumlah air yang dibutuhkan : A = 0,67 x Ah + 0,33 x Ak = 0,67 x 195 + 0,33 x 225 = 204,9 liter h. Kebutuhan semen FAS = AS Wsemen = AFAS Wsemen = 204,90,55 = 372,54 kg i. Persentase agregat Agregat halus 27 Agregat kasar 73 63 j. Berat jenis agregat Bj agregat halus = 2,58 Bj agregat kasar = 2,87 Bj campuran = kh100 x Bjh + kk100 x Bjk = 27100 x 2,58 + 73100 x 2,87 = 2,79 k. Wbeton = 2625 kg l. Wagregat = Wbeton – Wair – Wsemen = 2625 – 204,9 – 372,54 = 2047,555 kg m. Wpasir = kh100 x Wagregat = 27100 x 2047,555 = 552,83 kg n. Wkasar = kk100 x Wagregat = 73100 x 2047,555 = 1494,71 kg 2. Volume silinder = x 227 x x t = x 227 x x 30 = 5301,44 = 0,0053 3. Kebutuhan bahan dalam 1 buah silinder a. Semen = 372,54 x 0,0053 = 1,97 kg b. Air = 204,9 x 0,0053 = 1,08 kg c. Agregat halus = 509,91 x 0,0053 = 2,93 kg d. Agregat kasar = 1378,64 x 0,0053 = 7,92 kg 64 Rancangan Campuran Beton Mix Design menggunakan kerikil Kali Progo 4. Mix design beton o. Kuat tekan beton f’c = 19 MPa M = 7,0 MPa Dari Tabel L-2.1. Nilai tambah M jika pelaksanaan tidak mempunyai pengalaman p. Fcr = f’c + M = 19 + 7,0 = 26,3 MPa q. Jenis semen = tipe 1 r. Jenis agregat 3 Agregat halus : agregat alami, dengan gradasi agak kasar 4 Agregat kasar : batu pecah degan ukuran 20 mm dan tertahan 4,75 s. Faktor air semen FAS I = 0,55 Faktor air semen yang digunakan = 0,55 t. Nilai Slump = 7,5 – 15,0 u. Kebutuhan air : A =0,67 x Ah + 0,33 x Ak Jumlah air agregat halus Ah = 195 liter Jumlah air agregat kasar Ak = 225 liter Jumlah air yang dibutuhkan : A = 0,67 x Ah + 0,33 x Ak = 0,67 x 195 + 0,33 x 225 = 204,9 liter v. Kebutuhan semen FAS = AS Wsemen = AFAS Wsemen = 204,90,55 = 372,54 kg w. Persentase agregat Agregat halus 27 Agregat kasar 73 65 x. Berat jenis agregat Bj agregat halus = 2,58 Bj agregat kasar = 2,64 Bj campuran = kh100 x Bjh + kk100 x Bjk = 27100 x 2,58 + 73100 x 2,64 = 2,62 y. Wbeton = 2480 kg z. Wagregat = Wbeton – Wair – Wsemen = 2480 – 204,9 – 372,54 = 1902,555 kg aa. Wpasir = kh100 x Wagregat = 27100 x 1902,555 = 513,68 kg bb. Wkasar = kk100 x Wagregat = 73100 x 1902,555 = 1388,86 kg 5. Volume silinder = x 227 x x t = x 227 x x 30 = 5301,44 = 0,0053 6. Kebutuhan bahan dalam 1 buah silinder e. Semen = 372,54 x 0,0053 = 1,97 kg f. Air = 204,9 x 0,0053 = 1,08 kg g. Agregat halus = 509,91 x 0,0053 = 2,72 kg h. Agregat kasar = 1378,64 x 0,0053 = 7,36 kg 66 Rancangan Campuran Beton Mix Design menggunakan kerikil Merapi 7. Mix design beton cc. Kuat tekan beton f’c = 19 MPa M = 7,0 MPa Dari Tabel L-2.1. Nilai tambah M jika pelaksanaan tidak mempunyai pengalaman dd. Fcr = f’c + M = 19 + 7,0 = 26,3 MPa ee. Jenis semen = tipe 1 ff. Jenis agregat 5 Agregat halus : agregat alami, dengan gradasi agak kasar 6 Agregat kasar : batu pecah degan ukuran 20 mm dan tertahan 4,75 gg. Faktor air semen FAS I = 0,55 Faktor air semen yang digunakan = 0,55 hh. Nilai Slump = 7,5 – 15,0 ii. Kebutuhan air : A =0,67 x Ah + 0,33 x Ak Jumlah air agregat halus Ah = 195 liter Jumlah air agregat kasar Ak = 225 liter Jumlah air yang dibutuhkan : A = 0,67 x Ah + 0,33 x Ak = 0,67 x 195 + 0,33 x 225 = 204,9 liter jj. Kebutuhan semen FAS = AS Wsemen = AFAS Wsemen = 204,90,55 = 372,54 kg kk. Persentase agregat Agregat halus 27 Agregat kasar 73 67 ll. Berat jenis agregat Bj agregat halus = 2,58 Bj agregat kasar = 2,63 Bj campuran = kh100 x Bjh + kk100 x Bjk = 27100 x 2,58 + 73100 x 2,63 = 2,61 mm. Wbeton = 2470 kg nn. Wagregat = Wbeton – Wair – Wsemen = 2470 – 204,9 – 372,54 = 1892,555 kg oo. Wpasir = kh100 x Wagregat = 27100 x 1892,555 = 510,98 kg pp. Wkasar = kk100 x Wagregat = 73100 x 1892,555 = 1381,565 kg 8. Volume silinder = x 227 x x t = x 227 x x 30 = 5301,44 = 0,0053 9. Kebutuhan bahan dalam 1 buah silinder i. Semen = 372,54 x 0,0053 = 1,97 kg j. Air = 204,9 x 0,0053 = 1,08 kg k. Agregat halus = 509,91 x 0,0053 = 2,70 kg l. Agregat kasar = 1378,64 x 0,0053 = 7,32 kg 68 Laboratorium Jurusan Teknik Sipil Universitas MuhammadiyahnYogyakarta Concrete Testing Construction Name TA Manufacturer Hung Ta Contractor - Costumer Lab. JTS. FT. UMY Test Date 4132016 Report No. Sldr.PC.1 No Area cm 2 Peak Force Kg Compression Stress psi Adjust Stress Kgfcm 2 HD Ratio Design Stress Adjust Ratio Life 1 179.08 38460 3054.6 215.0 2.0 350.0 1.0 28 Fc ’ = = X = 21.06 Mpa E = 4700 √f’c = 4700 √21.06 = 21676.12 MPa 69 Laboratorium Jurusan Teknik Sipil Universitas MuhammadiyahnYogyakarta Concrete Testing Construction Name TA Manufacturer Hung Ta Contractor - Costumer Lab. JTS. FT. UMY Test Date 4132016 Report No. Sldr.PC.2 No Area cm 2 Peak Force Kg Compression Stress psi Adjust Stress Kgfcm 2 HD Ratio Design Stress Adjust Ratio Life 1 183.85 37150 2873.9 201.5 2.0 350.0 1.0 28 Fc ’ = = X = 19.822 Mpa E = 4700 √f’c = 4700 √19.822 = 20925.29 Mpa 70 Laboratorium Jurusan Teknik Sipil Universitas MuhammadiyahnYogyakarta Concrete Testing Construction Name TA Manufacturer Hung Ta Contractor - Costumer Lab. JTS. FT. UMY Test Date 4132016 Report No. Sldr.PC.3 No Area cm 2 Peak Force Kg Compression Stress psi Adjust Stress Kgfcm 2 HD Ratio Design Stress Adjust Ratio Life 1 176.71 41390 3331.2 234.5 2.0 350.0 1.0 28 Fc ’ = = X = 22.97 Mpa E = 4700 √f’c = 4700 √22.97 = 22525.70 MPa 71 Laboratorium Jurusan Teknik Sipil Universitas MuhammadiyahnYogyakarta Concrete Testing Construction Name TA Manufacturer Hung Ta Contractor - Costumer Lab. JTS. FT. UMY Test Date 4132016 Report No. Sldr.PP.1 No Area cm 2 Peak Force Kg Compression Stress psi Adjust Stress Kgfcm 2 HD Ratio Design Stress Adjust Ratio Life 1 179.08 37910 3010.9 212.1 2.0 350.0 1.0 28 Fc ’ = = X = 20.76 MPa E = 4700 √f’c = 4700 √20.76 = 21414.67 MPa 72 Laboratorium Jurusan Teknik Sipil Universitas MuhammadiyahnYogyakarta Concrete Testing Construction Name TA Manufacturer Hung Ta Contractor - Costumer Lab. JTS. FT. UMY Test Date 4132016 Report No. Sldr.PP.2 No Area cm 2 Peak Force Kg Compression Stress psi Adjust Stress Kgfcm 2 HD Ratio Design Stress Adjust Ratio Life 1 181.46 39900 3127.4 219.4 2.0 350.0 1.0 28 Fc ’ = = X = 21.57 MPa E = 4700 √f’c = 4700 √21.57 = 21828.45 MPa 73 Laboratorium Jurusan Teknik Sipil Universitas MuhammadiyahnYogyakarta Concrete Testing Construction Name TA Manufacturer Hung Ta Contractor - Costumer Lab. JTS. FT. UMY Test Date 4132016 Report No. Sldr.PP.3 No Area cm 2 Peak Force Kg Compression Stress psi Adjust Stress Kgfcm 2 HD Ratio Design Stress Adjust Ratio Life 1 179.08 18530 1471.7 103.7 2.0 350.0 1.0 28 Fc ’ = = X = 10.15 MPa E = 4700 √f’c = 4700 √10.15 = 14973.76 MPa 74 Laboratorium Jurusan Teknik Sipil Universitas MuhammadiyahnYogyakarta Concrete Testing Construction Name TA Manufacturer Hung Ta Contractor - Costumer Lab. JTS. FT. UMY Test Date 4132016 Report No. Sldr.PM.1 No Area cm 2 Peak Force Kg Compression Stress psi Adjust Stress Kgfcm 2 HD Ratio Design Stress Adjust Ratio Life 1 179.08 37910 3010.9 212.1 2.0 350.0 1.0 28 Fc ’ = = X = 20.76 MPa E = 4700 √f’c = 4700 √20.76 = 21414.67 MPa 75 Laboratorium Jurusan Teknik Sipil Universitas MuhammadiyahnYogyakarta Concrete Testing Construction Name TA Manufacturer Hung Ta Contractor - Costumer Lab. JTS. FT. UMY Test Date 4132016 Report No. Sldr.PM.2 No Area cm 2 Peak Force Kg Compression Stress psi Adjust Stress Kgfcm 2 HD Ratio Design Stress Adjust Ratio Life 1 183.85 27950 2162.2 152.0 2.0 350.0 1.0 28 Fc ’ = = X = 14.91 MPa E = 4700 √f’c = 4700 √14.91 = 18148.33 MPa 76 Laboratorium Jurusan Teknik Sipil Universitas MuhammadiyahnYogyakarta Concrete Testing Construction Name TA Manufacturer Hung Ta Contractor - Costumer Lab. JTS. FT. UMY Test Date 4132016 Report No. Sldr.PM.3 No Area cm 2 Peak Force Kg Compression Stress psi Adjust Stress Kgfcm 2 HD Ratio Design Stress Adjust Ratio Life 1 176.71 21730 1748.9 123.0 2.0 350.0 1.0 28 Fc ’ = = X = 12.06 MPa E = 4700 √f’c = 4700 √12.06 = 16321.93 MPa 77 LAMPIRAN 13 ALAT DAN BAHAN Gambar 1. Kaliper Gambar 2. Cetok, MISTARpenggaris, Baja penumbuk, Spatula 78 Gambar 3. Timbangan Gambar 4. Oven Gambar 5. Kua, Oli dan Ember 79 Gambar 6. Mesin uji tekan beton merk Hung ta Gambar 7. Gelas ukur 1000 ml 80 Gambar 8. Timbangan dalam air Gambar 9. Mesin Los Angeles Gambar 10. Molen 81 Gambar 11. Kerucut Abrams Gambar 12. Slinder Gambar 13. Saringan ASTM 82 Gambar 14. Nampan Gambar 15. kerikil 83 Gambar 16. Pasir Gambar 17. Semen Portland 84 LAMPIRAN 14 Proses Pembuatan Benda Uji dan Pengujian Kuat Tekan Gambar 1. Kerikil yang sudah di cuci Gambar 2. Proses pengeringan agregat kasar 85 Gambar 3. Proses pengeringan agregat halus Gambar 4. Semen Portland Gambar 5. Proses penakaran air 86 Gambar 6. Persiapan silinder Gambar 7. Uji slump Gambar 8. Proses pembuatan beton segar kedalam cetakan silinder 87 Gambar 9. Beton kerikil Clereng Gambar 10. Beton kerikil Kali Progo 88 Gambar 11. Beton kerikil Merapi Gambar 12. Beton yang sudah di uji tekan 1 PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT KASAR DARI YOGYAKARTA TERHADAP KUAT TEKAN BETON 1 Andri Nanda Pratam .,Ir. As’at Pujianto, M. ., Restu Faizah, S.T., M. Abstrak Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan. Bahan penyusun beton terdiri dari semen, agregat kasar, agregat halus, air. Karakteristik kualitas agregat kasar yang digunakan sebagai komponen struktural beton memegang peranan penting dalam menentukan karakteristik kualitas struktur beton yang dihasilkan, sebab agregat kasar mengisi sebagian besar volume beton. Salah satu yang diamati pada penelitian ini yaitu pengaruh penggunaan agregat kasar dari daerah Yogyakarta terhadap kuat tekan beton. Penelitian ini menggunakan agregat kasar yang berasal dari Clereng, Kali Progo, dan Merapi, benda uji yang digunakan berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Masing-masing variasi kerikil dibuat sebanyak 3 benda uji. Hasil uji kuat tekan beton dengan menggunakan kerikil Clereng memiliki kuat tekan yang lebih tinggi yaitu sebesar 21,3 MPa, dan beton dengan menggunakan kerikil Kali Progo sebesar 17,49 MPa, dan nilai kuat terendah terdapat pada beton yang menggunakan kerikil Gunung Merapi yaitu sebesar 15,9 MPa. Kata kunci : Agregat kasar, Clereng, Kali Progo, Merapi, Kuat tekan beton 1 Disampaikan pada seminar tugas Akhir 2 20120110264 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, UMY 3 Dosen Pembimbing I 4 Dosen Pembimbing II A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan budaya dan sumber daya alam. Dalam meningkatkan pengembangan di bidang pariwisata dibutuhkan pembangunan infrastruktur yang memadai baik itu di bidang transportasi maupun gedung. Pembangunan itu sendiri membutuhkan beton yang bagus dan bermutu tinggi. Kerikil yang merupakan agregat kasar penyusun beton yang sangat ditemukan di Yogyakarta. Sebagian besar pembangunan di Yogyakarta mengunkan kerikil dari Clereng, Kali Progo, Gunung Merapi. Beberapa jenis kerikil tersebut merupakan kerikil alam tetapi belum diketahui jenis kerikil mana yang bagus dan memiliki kuat tekan yang tinggi. Salah satu cara untuk memperoleh nilai kuat tekan beton tersebut degan melakukan percobaan kuat tekan beton di laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan menggunakan berbagai jenis kerikil yang ada di Yogyakarta. Karakteristik kualitas agregat kasar yang digunakan sebagai komponen struktural beton memegang penting dalam menentukan karakteristik kualitas struktur beton yang dihasilkan, sebab agregat kasar mengisi sebagian besar volume beton. Salah satunya diamati pada penelitian ini yaitu kerikil Clereng, Kali Progo, dan Merapi. Jika dilihat dari tekstur permukaan secara umum susunan permukaan agregat 2 sangat berpengaruh pada kemudahan pekerjaan. Semakin halus permukaan agregat akan semakin mudah beton dikerjakan, akan tetapi jenis agregat degan permukaan kasar lebih disukai karena akan menghasilkan ikatan antara agregat dan pasta semen lebih kuat. Mulyono, 2004. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Memeriksa kuat tekan beton normal dengan variasi pemakaian kerikil dari Clereng, Kali Progo dan Gunung Merapi.

2. Kerikil yang berasal dari manakah

yang memiliki kuat tekan tertingi. Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunkan sebagai perbandingan mutu agregat kasar dari Clereng, Kali Progo dan Gunung Merapi. 2. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK, terutama di bidang konstruksi. B. TINJAUAN PUSTAKA Mulyati 2015 Pada penelitian ini, digunakan semen jenis Portland Composite Cement PCC produksi PT. Semen Padang, pasir dan kerikil sungai dari 3 tiga quarry di Kota Padang; yaitu Gunung Nago, Malfinas, dan Lubuk Minturun. Campuran adukan beton menggunakan perbandingan satu bagian semen, dua bagian pasir, dan tiga bagian kerikil 1:2:3, dengan rancangan dasar perlakuan rancangan Acak Lengkap. Hasil penelitian diperoleh bahwa nilai kuat tekan beton berkisar antara 131,97 kgcm2 – 238,2 kgcm2, dengan demikian dapat mencapai mutu beton K225 yang dapat digunakan pada pekerjaan pembangunan rumah tinggal, rumah toko, dan jalan rabat beton. Athirah Sabariman., 2014,. Melakuakan pengujian agregat kasar yang digunakan dari daerah Mojokerto. Sebelumnya dilakukan pengujian karakteristik agregat, dengan benda uji silinder beton 15 cm x 30 cm, dimana kuat tekan yang direncanakan yaitu 40 MPa, 45 MPa dan 50 MPa dengan benda uji sebanyak 33 buah dengan pengujian kuat tekan, modulus elastisitas dan kuat tarik belah beton pada 28 hari. Analisis data dilakukan dengan analisis sederhana dengan pendekatan syarat tegangan dan regangan rumus dari popovics. Sunarno 2008,. “Penggunaan Pasir Samboja dan Kerikil dari Palu Sebagai Bahan Pembuatan Beton Normal ”. Bahan- Bahan beton yang dipakai dalam penelitian ini adalah Agregat halus yang dipakai pasir Samboja, Kutai Kertanegara, kerikil asal Palu, semen portland jenis I 50 KgSak merek Gresik, dan air yang digunakan adalah air bersih dari Laboratorium Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Hasil pengujian kuat tekan beton untuk agregat kasar dari palu untuk fas 0,5 dengan kandungan semen berturut- turut 345,02 kgm3 dan 393,25 kgm3 memiliki kuat tekan rata-rata 42,613 MPa dan 32,242 MPa. Mahyar . 2013,. Penggunaan kerikil pada campuran beton sebagai agregat kasar dengan judul “Pengaruh jenis semen dan agregat kasar terhadap kuat tekan beton ”. Material yang digunakan untuk penelitian ini yaitu agregat halus dari Krueng Tingkem, sedangkan agregat kasar digunakan batu pecah dengan ukuran butir maksimum 31,5 mm yang berasal dari hasil pemecahan mesin stone crusher. Kerikil alami berasal dari Krueng Mane dengan ukuran butir maksimum 31,5 mm. C. LANDASAN TEORI 1. Definisi Beton Beton merupakan bahan dari campuran antara Portland cement, agregat halus pasir, agregat kasar kerikil, air dan terkadang ditambah degan menggunakan bahan tambah yang bervariasi mulai dari bahan tambah kimia, serat sampai degan bahan buangan non kimia pada perbandingan tertentu Tjokrodimuljo 2007. 3

2. Material Penyusun Beton

a Semen Semen merupakan hasil industri yang sangat kompleks degan campuran serta susunan yang berbeda-beda. Semen dapat dibedakan menjadi dua yaitu semen non hidrolik degan semen hidrolik. Semen non hidrolik ialah semen yang tidak dapat mengikat dan mengeras degan air, tetapi dapat mengeras menggunakan udara. Contoh dari semen non hidrolik yaitu kapur, sedangkan semen hidrolik ialah semen yang dapat mengikat dan mengeras degan air. Contoh semen hidrolik antara lain kapur hidrolik, semen pozzolan, semen terak, semen alam, semen portland, semen portland pozzolan, semen portland terak tanur tinggi semen alumina dan semen expansif. Mulyono. 2004. Semen portland adalah sebagai semen hidrolik yang dihasilkan degan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silika hidrolik, yang umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan tambah yang digiling bersama-sama degan bahan utamanya Mulyono. 2004. b Agregat Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran beton. Agregat menempati 70 volume mortar atau beton. Dari ukuran butiran agregat dibedakan menjadi dua yaitu ukuran butir besar atau disebut agregat kasar dan ukuran butir kecil atau disebut agregat halus Tjokrodimulyo 2007. Agregat harus dari kotoran yang terlihat oleh mata. Kandungan kadar lumpur pada agregat kasar tidak boleh lebih dari 1. Pada agregat halus kandungan lumpur tidak boleh lebih dari 5. Jika kandungan lumpurnya berlebih dari syarat yang ada maka agregat harus dicuci terlebih dahulu. Pemilihan agregat yang digunakan yaitu agregat yang keadaan jenuh kering muka. c Air Air merupakan salah satu bahan dasar dalam pembuatan beton yang berguna untuk bereaksi degan semen portland agar membentuk pasta yang berfungsi untuk mengikat agregat. Air juga berfungsi sebagai pelumas agar adukan beton mudah untuk dikerjakan. Air yang digunakan dalam pembuatan beton tidak boleh terlalu banyak karena jika semakin banyak menggunakan air maka kuat tekan beton akan menurun.

3. Kuat Tekan Beton

Pada penelitian ini ukuran benda uji yang digunkan 15 cm dan tinggi 30 cm, luasan benda uji dihitung menggunakan rumus x . Kekuatan tekan beton adalah perbandingan beban terhadap luas penampang beton. Kuat teakan silinder beton dapat dihitung degan persamaan 1 Tjokrodimuljo, 2007. ƒ’c= ...............................................1 Keterangan : ƒ’c = Kuat Tekan, MPa P = Beban tekan N A = Luas bidang tekan mm 2

4. Modulus Elastisitas

Modulus elastisitas adalah kemiringan garis singgung dari kondisi tegangan nol ke kondisi tegangan 25-25 dari f’c pada kurva tegangan regangan beton. Modulus elastisitas beton tergantung pada modulus elastisitas agregat dan pastanya. Dalam perhitungan struktur boleh diambil modulus elastisitas beton sebagai berikut: Ec= 4700 √ ........................................2 Degan: Ec = modulus elastisitas MPa f’c =kuat tekan beton MPa D. Metode Penelitian A. Bahan atau Material Penelitian Bahan-bahan pembuatan beton normal yang digunakan pada penelitian ini adalah : 4 A. Agregat kasar splin berupa batu pecah yang berasal dari Clereng, Kali Progo, dan Gunung Merapi, D.I. Yogyakarta. B. Agregat halus yang dipakai berasal dari Sungai Progo, D.I. Yogyakarta C. Air diambil dari Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. D. Semen yang digunakan adalah semen Gresik.

B. Alat – Alat yang Digunakan

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini dari mulai pemeriksaan bahan sampai dengan pengujian benda uji, antara lain: 1. Timbangan merk Ohauss dengan ketelitian 0,1 gram , untuk mengetahui berat dari bahan-bahan penyusun antara agregat kasar, halus dan semen. 2. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC , untuk menakar volume air. 3. Erlenmeyer dengan merk Pyrex, untuk pemeriksaan berat jenis. 4. Oven dengan merk Binder, untuk pengujian atau pemeriksaan bahan- bahan yang akan digunakan. 5. Wajan dan Nampan besi untuk mencampur dan mengaduk campuran benda uji. 6. Sekop, cetok dan talam, untuk menampung dan menuang adukan agregat kasar, halus dan semen ke dalam cetakan. 7. Penumbuk besi untuk menumbuk campuran agregat kasar,halus, dan semen yang sudah dimasukkan kedalam cetakan. 8. Cetakan berbentuk balok dengan ukuran panjang 20 cm, tinggi 10 cm dan lebar 6 cm. 9. Mesin uji tekan beton merk Hung Ta kapasitas 150 MPa, digunakan untuk menguji dan mengetahui nilai kuat tekan dari Agregat kasar dan beton yang dibuat. 10. Mistar dan kaliper, untuk mengukur dimensi dari alat-alat benda uji yang digunakan.

C. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dimulai dari persiapan bahan dan alat pemeriksaan bahan susun, pembuatan mix design dengan memakai takaran perbandingan volume hingga pengujian kuat tekan. Langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Persiapan Bahan dan Alat

Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah persiapan alat dan bahan. Persiapan alat yang disiapkan berbeda-beda pada setiap jenis pengujiannya. Bahan yang dipersiapkan berupa agregat kasar dan halus, semen, air.

2. Pemeriksaan agregat Kasar

a. Pemeriksaan

berat jenis dan penyerapan air agregat kasar kerikil Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air agregat kasar berdasarkan SK SNI : 03-1970-2008. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui berat jenis dan penyerapan air suatu agregat kasar kerikil.

b. Pemeriksaan kadar lumpur agregat

kasar kerikil Pemeriksaan kadar lumpur agregat kasar berdasarkan SK SNI S-04-1989-F. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kandungan lumpur yang terdapat pada agregat kasar kerikil.

c. Pemeriksaan kadar air agregat kasar

kerikil Pemeriksaan kadar air dilakukan berdasarkan SK SNI : 03-1971-1990. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kandungan air yang terdapat dalam agregat kasar kerikil.

d. Pemeriksaan berat satuan agregat

kasar kerikil Pemeriksaan berat satuan dilakukan berrdasar SK SNI : 03-4804-1998. 5 Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui berat satuan atau campuran agregat kasar kerikil.

e. Pemeriksaan keausan agregat kasar

kerikil Pemeriksaan keausan agregat kasar dilakukan berdasarkan SK SNI : 03-2417- 1991. Pemeriksaan ini dilakukan untk mengetahui keausan agregat kasar.

D. Bagan Alir Penelitian

Bagan alir penelitian disajikan untuk mempermudah dalam proses pelaksanaannya. Adapun bagan alir tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar. 1 Bagan Alir Penelitian

E. Hasil dan Pembahasan

A. Hasil Pemeriksaan Bahan

1. Hasil pemeriksaan bahan susun agregat halus pasir sungai progo Hasil pengujian agregat halus pasir yang berasal dari Kali Progo, pada pembuatan benda uji pasir dari Kali Progo memerlukan beberpa pengujian seperti, pengujian kadar air, berat jenis dan penyerapan, berat satuan, kadar lumpur, dan keausan agregat terdapat pada tabel 1. Tabel 1 Hasil pengujian kadar air, berat jenis dan penyerapan air, berat satuan, dan kadar lumpur. a. Gradasi agregat halus pasir Hasil pemeriksaan gradasi agregat halus pasir yang berasal dari Sugai Progo digambarkan pada Gambar 2. Gradasi yang digunakan adalah gadasi No. 2 Daerah dua yang tergolong pada pasir agak kasar dengan modulus halus butir sebesar 2,648. Gambar 2. Gradasi Pasir Progo b. Kadar air agregat halus Kadar air agregat halus yang diperoleh dari hasil pemeriksaan sebesar 0,30. Menurut Tjokrodimuljo, 2010 Jenis pasir yang diuji termasuk pada kandungan airnya di tingkat b, yakni butir- butir agregat mengandung sedikit air tidak penuh di dalam porinya dan permukaan butirannya kering atau di sebut juga dengan kondisi agregat kering udara. c. Berat jenis dan penyerapan air agregat halus Dari hasil pemeriksaan, diperoleh berat jenis pasir jenuh kering muka rata- rata sebesar 2,66. Penyerapan air dari