1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai permasalahan lingkungan hidup telah menyita perhatian sejumlah masyarakat, salah satunya mengenai reklamasi pantai di Teluk Benoa
Bali. Secara teori, menurut Ni’am dalam Rossaanty1999:2 reklamasi berarti suatu upaya untuk membentuk dataran baru dalam rangka memenuhi kebutuhan
lahan dengan cara menimbun kawasan pantai, reklamasi juga merupakan suatu langkah pemekaran kota. Reklamasi merupakan buatan manusia sehingga perlu
memperhitungkan naiknya permukaan air laut akibat perubahan iklim. Menurut Murdiyarso dalam Surbarkah 2005: 89 perubahan iklim adalah perubahan
unsur-unsur iklim dalam jangka panjang yang dipengaruhi oleh kegiatan manusia yang menghasilkan gas rumah kaca. Hal itu terjadi karena suhu panas telah
menerobos jauh ke laut, menghangatkan air laut, dan menghasilkan suatu kumpulan suhu panas gabungan dari berbagai wilayah laut berbeda. Bahkan,
jika suhu rata-rata global turun dan lapisan permukaan laut mendingin, panas masih akan menerobos ke lapisan lautan lebih dalam dan menyebabkan naiknya
permukaan air laut. Pemberitaan tentang reklamasi Teluk Benoa Bali mulai muncul
disejumlah media massa terutama Bali Post yang notabene sebagai media
PE PE
ND ND
AH AH
UL UL
UA U
N
A. Latar Belaka kang
Berbagai p
per r
ma ma
salahan lingkungan h h
id d
up up
telah menyi yita perhatian
sejumlah ah
m m
as as
yaraka ka
t t,
sal ah
satunya mengenai re
e kl
kl amasi
i pa
ant ntai
a di Telu
luk Beno Ba
a li
li. Se
Se cara
a t
t eo
ri ,
me nurut Ni’am dalam Rossaa
nt y
19 9
99 9
:2 re re
kl kl
am am
asi b berart
su s
atu up p
a ay
a untuk membentuk da ta
ra n baru d
al am
rangka me
e me
m nu
uhi hi
k kebutuh
han la
la han
n deng
an cara menimb un
kaw as
an p an
ta i,
reklamasi jug a m
merupa pa
ka ka
n suat tu
lang gka
h peme kara
n kota. Re
klam as
i me
ru pakan bu
atan manusia
s s
ehingga p perl
rlu u
mem mp
erhitungkan naikny a permukaan air laut
akibat perubahan ik
klim. M Menu
uru u
Mu Mur
rd iy
arso dal am
am S
Sur b
ba rk
rk ah
ah 2005: 89
9 pe
ru ba
ba h
h an
an i
klim ada la
lah h peruba
ba ha
ha n
unsur-unsur iklim dalam jangka p p
an anja
ja n
ng yang dipengaruhi oleh kegiatan ma ma
nu nu
si a
ya y
ng ng m
m enghasilkan gas rumah kaca. Hal itu terjadi karena suh
uh u
u pan anas
as t
telah me
menerobos j
jauh h
k ke
e l
laut, men n
gh ghan
an ga
gatk tkan air
l l
au aut,
t, dan menghas
s il
il ka
ka n
n suatu kump
mpul ul
an su su
hu hu panas gabun
n ga
g n dari
i b
erbagai wilaya a
h h
la la
ut u
b b
er er
be beda. Bahkan
jika suhu rata-rata global tur run dan lap
pisan permukaan laut mendingin, pana masih akan menerobos ke lap
is i
an lauta a
n n lebih dalam dan menyebabkan naiknya
permukaan air laut.
2 terbesar di Bali. Reklamasi menimbulkan kontroversi sejak dikeluarkannya Surat
Keputusan SK Gubernur Made Mangku Pastika, Nomor 213802-CHK2012 tentang Pemberian Izin dan Hak Pemanfaatan Pengembangan dan Pengelolaan
Perairan Teluk Benoa seluas 838 hektar yang diberikan kepada PT Tirta Wahana Bali Internasional TWBI. Ada pihak yang menolak dan ada pula yang
menerima, hal ini berkaitan dengan dampak dari reklamasi itu sendiri. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Zhang Baolei 2013
tentang dampak dari reklamasi laut di teluk Jiaozhou, provinsi Shandong China menunjukkan bahwa reklamasi memiliki tujuan yang efektif untuk meningkatkan
lahan produktif.
“Sea reclamation, which is an effective way to alleviate human pressure on coastal land, is especially apparent in the coastal zone of Jiaozhou Gulf, located in the southern part
of Shandong Province. As a massive human intervention, sea reclamation inevitably has great effects on all aspects of the coastal system Baolei, 2012”.
Baolei juga menyatakan sebagai campur tangan manusia, reklamasi laut pasti memiliki efek yang besar pada semua aspek dari sistem pesisir serta
dampak lingkungan secara bertahap muncul dalam beberapa tahun terakhir di Teluk Jiaozhou. Dampak tersebut adalah kerusakan parah pada lingkungan
ekologi. Pertama, misalnya penurunan jumlah spesies biota pantai yang kian turun drastis dalam kurun waktu per sepuluh. Kedua kerusakan pada sumber
daya perikanan baik dari hilangnya tempat pembibitan, maupun tempat migrasi beberapa spesies bahkan sampai menyebabkan beberapa spesies mati,hal ini
terjadi akibat pekerjaan konstruksi Baolei, 2012. Keputusan SK Gubernur M
M ad
ade Mang g
ku ku
Pastika, Nomor 213802-CHK2012 tentang Pemberia
a n
n Izin dan Hak Pemanfaatan Pen
n ge
ge mbangan dan Pengelolaan
Perairan T T
el eluk Benoa seluas 83
3 8
8 he
h kt
kt ar
ar y
y an
n g
g diberikan kepa
pada d
PT Tirta Wahana Bali
Internasional al
TW TW
BI. Ad Ad
a piha h k
k ya
ya ng
ng m
men en
olak dan ad
ad a pula yang
m menerima
ma , ha
ha l
l ini berk
rk ai
ai t
ta n dengan
da mpak
d d
ar r
i i
re re
klamas si
i it it
u u
se se
ndiri. Da
D lam
m sebuah penelitian
ya ng dilakukan o
le h
h Zhan
an g
g Ba
Ba ol
o ei
2013 te
tent nt
a ang da
da mp
ak dari reklamasi laut d
i teluk Jiao zh
ou, prov in
n si
s Sha
ha nd
nd o
ong Ch hin
me m
nun njuk
kan bahwa rekl am
asi me mi
liki tujuan yang efektif unt uk
uk men en
in in
gk gk
atka an
l laha
a n
n pr oduk
ti f.
“Sea reclamation, wh
ich is
a n effective
wa y
to all eviate human pressure
on coast t
a al la
and d
is especially apparent i
n the coastal zone of
Ji aozhou Gulf, located in
th he sout
ut h
hern p pa
ar of S
ha nd
ong Pr
ov in
ce. As a massive human intervent io
n, s ea
rec lamati
o on ine
nevitabl l
y y
h ha
great effe ct
ct s
s on
on a ll
ll aspec c
ts ts
o o
f the coastal sy sy
st stem Ba
B ol ol
ei ei,
20 2
12”.
Baolei juga menyatakan s s
eb e
ag ag
ai campur tangan manusia, reklam m
as as
i la
lau pa
pa st
st i
i memiliki efek yang besar pada semua aspek dari sistem
m pe
pesi si
si sir
r s
sert da
da mpak
k l
l i
in k
gkun n
ga ga
n n
s secara b
b er
erta taha
ha p
p mu mu
ncul d d
al al
am am
b b
b eberapa ta
hu n
n te
te ra
a k
khir d Te
lu lu
k k
Jiaozh zh
ou ou. Dampak ters
sebut ad d
a alah kerusakan
p p
ar ar
ah p p
ad ad
a a lingkungan
ekologi. Pertama, misalnya p penurunan j
jumlah spesies biota pantai yang kian turun drastis dalam kurun wa
aktu per s
sepuluh. Kedua kerusakan pada sumbe daya perikanan baik dari hilangn
n ya
y t
e empat pembibitan, maupun tempat migras
beberapa spesies bahkan sampai menyebabkan beberapa spesies mati hal in
3 Dampak dari kerusakan lingkungan akibat reklamasi juga terjadi di tiga
lokasi di Batam, seperti wilayah Bengkong Laut, Sadai, dan Tanjung Buntung. Hal ini tertulis dalam penelitian M. Rafee Majid 2009 bahwa reklamasi di
Batam ini berakibat pada physico–chemical dan lingkungan secara biologis yang berdampak langsung pada perekonomian nelayan. Reklamasi ini telah mengubah
morfologi pantai, hidro-oseanografi, lahan bakau, dan terumbu karang. Penurunan ini secara nyata memaksa nelayan untuk beralih profesi menjadi
pedagang, buruh atau petani karena kurangnya hasil yang mereka dapat dari menangkap ikan.
Dampak-dampak yang ada dalam penelitian di atas juga menjadi alasan munculnya berbagai pemberitaan reklamasi Teluk Benoa di beberapa media di
Bali. Sebab pemberitaan media merupakan salah satu usaha agar keputusan untuk mereklamasi Teluk Benoa segera dicabut. Pemberitaan mengenai reklamasi
Teluk Benoa dapat membawa pengaruh besar pada pandangan serta prilaku kita terhadap alam. Namun menurut Noviriyanti 2006: 9 berita lingkungan hidup
juga harus memperhatikan objektivitas karena jika tidak memperhatikan objektivitas dalam penulisan berita akan menimbulkan disintegrasi antara satu
pihak dengan pihak lainnya. Artinya antara pihak-pihak tersebut akan saling terpecah belah.
Selain dampak tersebut, sebagai tujuan wisata yang terkenal dengan kekayaan pantai ataupun lautnya,Bali memiliki salah satu konsep hidup untuk
mencintai lingkungan melalui ajaran Tri Hita Karana. Konsep ini mengajarkan lokasi di Batam, seperti wil
l ay
ay ah
ah B
en gk
gk on
on g
g Laut, Sadai, dan Tanjung Buntung
Hal ini tertulis d d
al alam penelitian M. Rafee Majid
d 2009 bahwa reklamasi d
Batam ini be berakibat pada ph
h ys
y ic
c o–ch
h em
em ic
ic al d
d an lingkungan
n se s
cara biologis yang l
berd d
a ampak langsu
ung ng p
p ad
ad a pereko
k nomi
i an n
n el
e ay
ay an
an .
. Re
Reklamasi ini te telah mengubah
m morfolog
og i
i pa
pa ntai, hi
hi dr
dr o-
oseanografi, la ha
n ba
b kau,
d d
an an terumbu
bu karang Pe
e nu
nuru ru
na na
n in n
i i
se cara nyata mem
ak sa nelayan u
ntuk b
b eralih
ih p
p ro
rofe fesi m
m en
e jad
p p
ed ed
a agang
g, buruh atau petani kar
ena kurangny
a ha
sil yang m
m er
ek ek
a a
d dapat
da d
r me
m nan
ng kap ikan.
Damp ak
-d am
pak yang ada d
alam p
enelitia n
di a
tas juga m
menjad ad
i alas as
an an
mun nc
ulnya berbagai p
em be
ri ta
an reklama si
Tel uk Benoa di bebe
r rapa me
edia d
d Ba
Bali li
. Sebab pemb er
it it
aa aa
n n
me me
dia merupakan sa sa
la la
h h
sa sa
tu tu
usaha aga
r ke
e pu
putu tusan un
un tu
tu k
mereklamasi Teluk Benoa sege ge
ra r
d dic
icabut. Pemberitaan mengenai rek k
la la
ma m
s Te
Telu l
k Benoa dapat membawa pengaruh besar pada pandangan serta a
pr pril
il ak
ak u
u kit
te te
rh h
ad ad
ap ap
a a
la la
m m.
N N
am am
un un men
n ur
urut ut
N N
ov ov
ir iriy
iy an
an ti
ti 20
20 06
06 :
: 9
9 b
b er
er it
it a
a li
li n
ng ku
kung ngan
an hidup
ju u
ga ga h
harus m m
em emperhatikan
o o
bjektivita tas karena
j j
ik ik
a a
ti i
d da
k k me
me m
mperhatikan objektivitas dalam penulisan
berita akan n menimbulkan disintegrasi antara satu
pihak dengan pihak lainnya. Artinya a
antara pihak-pihak tersebut akan saling terpecah belah.
Selain dampak tersebut, se e
bagai tujuan wisata yang terkenal dengan
4 adanya keseimbangan antara manusia dengan Tuhan, manusiadengan manusia,
dan manusia dengan lingkungannya.TriHita Karana dijadikan landasan filosofis dalam pembangunan di Bali, baik tingkat daerahmaupun tingkat desa.Alasan itu
pula yang menjadi landasan munculnya berbagai upaya penolakan dari berbagai pihak, salah satunya terlihat dalam artikel Bali Post yang berjudul “Gabungan
Industri Pariwisata Indonesi GIPI Bali menolak adanya investor”. GIPI menyatakan “investor yang masuk harus mengikuti kebijakan pembangunan
yang mengacu kepada sistem ekologi. Ini merupakan refleksi dari kearifan lokal Bali yang dikenal dengan konsep Nyegara Gunung berdasarkan filosofi Tri Hita
Karana yang sudah terbukti secara ilmiah” GIPI Siap Dukung Aksi Penolakan Reklamasi, 2013.
Pemberitaan ini terus bergulirpuncaknya pada bulan Agustus 2013 sebab SK reklamasi ternyata juga melanggar beberapa peraturan.Pertama, melanggar
putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 3PUU-VIII2010 tanggal 16 Juni tentang Yudicial Rivew beberapa pasal UU Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. MK membatalkan pasal-pasal terkait Hak Pengusahaan Perairan Pesisir HP3 dan menegaskan pelarangan praktik
pengkaplingan dan komersialisasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kedua, SK melanggar Perpres Nomor 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Kawasan Sarbagita terkait kawasan Teluk Benoa merupakan kawasan konservasi. Ketiga, SK juga melanggar Perpres Nomor 122 Tahun 2012 tentang
Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil yang salah satu pasalnya dan manusia dengan lingkun
un ga
gannya.T T
i ri
Hi Hi
ta t
Karana dijadikan landasan filosofi dalam pembangun
n a
an di Bali, baik tingkat daerahmau aupu
p n tingkat desa.Alasan itu
pula yang g
m menjadi landasan
m mun
un cu
c ln
ln ya
ya b
b erba
b gai upaya peno
nolakan dari berbaga piha
a k,
k, salah satun nya
ya ter er
lihat d
da l
lam ar ti
ke k
l l
Ba Ba
li li
P Pos
os t
t yang berju du
d l “Gabungan
In Industri
i P
P ar
ar iw
iw isata In
In do
do nesi GIPI Bali
m m
en en
olak ad adan
an ya
ya investo
tor”. GIP me
e ny
ny at
at ak
ak an “i
“i nv
es to
r yang mas uk
harus mengi kuti
k k
eb e
ijak ak
an n
p pem
em bang
ngunan ya
yang ng men
n ga
cu kepada si
stem eko lo
gi . Ini meru
paka n reflek
si i
dari i
ke ke
ar ar
ifan lo oka
Ba B
li y y
a an
g dikenal dengan
k onsep Nyegara Gu
nu ng berdasarkan
f f
ilos s
of of
i i
Tr Tr
i Hi i
t ta
Kara a
na yang
su da
h terbuk ti
sec ar
a il
mi ah
” GIPI Sia
p Du kung
A A
ksi Pe Pe
nola a
ka ka
n n
Rek kl
amasi, 2013. Pe
m berita
an i
i ni
ni te
te ru
ru s bergulirpuncak
k ny
ny a
a pa
pa da
bulan A gu
stus us 2
2013 rr
se se
ba ba
b SK reklamasi ternyata juga m
el el
an angg
gg ar
ar beberapa peraturan.Pertama, mel l
an an
gg gg
a pu
putu tu
san Mahkamah Konstitusi Nomor 3PUU-VIII2010 tanggal 16 6
J J
un uni
i te e
nt nt
ang Y
Y ud
d ic
i ia
ia l
l Y
Y R
R iv
iv ew
ew be
be be
be ra
ra p
pa pas s
al al U
UU U
No No
mo mo
r 27
27 T
T ah
ah un
un 2 2
00 00
7 7
te te
nt nt
a ang Pe
Peng ng
e elolaan
Wi Wila
la ya
ya h
h P
Pesisi si
r r
da dan Pulau-pula
lau Kecil. M MK membatal
l ka
ka n
n pa
p sa
l l-
pa pasa
sa l
l terkait Hak Pengusahaan Perairan Pesis
s ir HP3
dan menegaskan pelarangan praktik pengkaplingan dan komersiali
s sasi wilay
y a
ah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kedua SK melanggar Perpres Nomor
4 4
5 Ta Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Kawasan Sarbagita terkait kawa w
san Teluk Benoa merupakan kawasan
5 menyebutkan reklamasi tidak boleh dilakukan di kawasan konservasi Bali Post,
SK Reklamasi Juga Langgar Perpres Reklamasi, 2013 Berita reklamasi Teluk Benoa adalah berita tentang lingkungan hidup
dimana pemberitaannya mampu meminimalisir ancaman kerusakan lingkungan hidup. Menurut Aisyiyah 2011:189 media massa sebagaisumber informasi
utama publik berkewajiban untuk menyuarakan isu-isu lingkungansehingga publik dapat secara jelas memahami dan menyadari bahaya yang ada
dilingkungan mereka. Kebanyakan saat ini informasi tentang lingkungan hidup justru diperoleh masyarakat dari media massa. Terlebih apabila media massa itu
adalah surat kabar dengan kekuatannya yang memuat berbagai penjelasan dan uraian lebih banyak.Berita lingkungan hidup juga harus memenuhi kaidah
objektivitas, sebab hal ini menjadi tujuan utama dari jurnalisme yaitu untuk memberikan informasi, menunjukan kebenaran dan mencerdaskan masyarakat
Noviriyanti 2006:60. Penelitian sama tentang lingkungan hidup yang juga meneliti soal
reklamasi Teluk Benoa adalahpenelitian dari Mia Angeline dan Lidia Wati Evelina 2013dosen dari Universitas Mercubuana yang melakukan penelitian
tentang Bingkai Pemberitaan Reklamasi Teluk Benoa di Bali pada media Kompas.com dan Balipost.co.id. Kedua peneliti ini mengungkapkan bahwa
peristiwa reklamasi nantinya akan merusak mata pencaharian nelayan dan lingkungan Bali. Peristiwa itulah dalam penelitiannya, dengan menggunakan
analisis framing dari Pan Kosicki, mereka menemukan bahwa Kompas.com SK Reklamasi Juga Langgar
r Pe
Perpres Re R
kl kl
am am
asi, 2013 Berita rek
k la
lamasi Teluk Benoa adalah beri i
ta ta
tentang lingkungan hidup dimana pem
emberitaannya mamp m
u u
me me
mi mi
ni ni
ma ma
li l
sir ancaman ke
ke rusakan lingkungan
hidu u
p p. Menurut Ai
A sy
sy iy
y ah 20
2 11
1 :1
89 me
edi di
a a
ma ma
ss ss
a a sebagaisum
mber informas u
utama pu pu
bl bl
ik ik berkewa
wa ji
ji b
ba n untuk menyua
ra a
ka ka
n isu-is isu
u li li
ng n
kungan ansehingg
pu u
bl bl
ik ik d
dapat t
s ec
ar a jelas memahami dan m
en ya
da da
ri b bah
ahay ay
a a
yang g ada
di dili
li n
ngkun ngan
mereka .
Ke banyakan
s aat ini info
rm asi tentan
g g ling
g ku
ku ng
ng an hid
idup ju
ju stru
u d
iperoleh masyara ka
t dari m ed
ia mas sa
. Terlebih apabila m
media ia
m m
as as
sa i t
tu adal
l a
ah surat k
abar dengan
ke kuat
an nya
ya ng mem
ua t be
rbagai p
p enje
la lasan da
da n
n urai
i an
lebih banyak.B er
ita li
ngkungan hid
up j
uga harus me me
enuhi k kaida
da h
ob obje
jektivit as
, seba
b ha
ha l
l in
in i
i menjadi tujuan
n u
u ta
ta ma
ma dari jurnalis
me e y
yaitu u u
nt ntu
uk memberikan informasi, menunj
njuk ukan
n k
kebenaran dan mencerdaskan masy syar
ar ak
aka N
Nov o
iriyanti 2006:60. Pe
Pe ne
ne li
li ti
ti an
an sa
sa ma
ma t
te nt
nt an
ang g li
li ng
ngku ku
ng ngan
h h
id idup
up ya ya
ng ng
j j
ug ug
a a me
e n
nel elit
it i
soa re
e kl
kl amas
i i
T Telu
lu k
k Be
noa adal l
ah ah
peneliti an
an dari Mia An
An ge
g li line
d dan
an L
Lidia Wat Evelina 2013dosen dari Un
niversitas M Mercubuana yang melakukan penelitian
tentang Bingkai Pemberitaan n
Reklama asi Teluk Benoa di Bali pada medi
Kompas.com dan Balipost.co.i d.
d Ked
edua peneliti ini mengungkapkan bahw peristiwa reklamasi nantinya aka
an n merusak mata pencaharian nelayan dan
6 tidak mengambil sikap dan memberitakan secara seimbang serta membawa
pembaca untuk menilai sendiri dampak negatif dan positif dari reklamasi itu. Sementara Balipost.co telah mengambil sikap untuk menolak reklamasi dan
mengajak pembaca juga memiliki pandangan yang sama. Pada penelitian lainnya, Aninda Haswari 2010 meneliti tentang
jurnalisme lingkungan dalam pemberitaan seputar eksploitasi hutan di Indonesia pada SKH Kompas. Haswari 2010 menemukan bahwa keseluruhan berita
tentang eksploitasi hutan cenderung mengarah ke pemberitaan kerusakan hutan dan kebijakan peraturan kehutanan.Ada beberapa metode yang digunakan untuk
mengukur objektivitas media terutama untuk berita lingkungan hidup, misalnya metode Hayakawa-Lowry dan metode Rahma Ida. Penelitian yang juga meneliti
tentang objektivitas berita lingkungan yakni penelitian Hendrika Windaryati 2013, ia menggunakan metode dari Rahma Ida untuk mengukur objektivitas
dari surat kabar nasional Kompas pada pemberitaan kebakaran hutan dan lahan gambut di Indonesia. Windaryati 2013 menemukan bahwa Kompas telah
memenuhi nilai-nilai objektivitas secara baik dan berimbang. Dimensi yang terdapat pada metode Rahma Ida hampir sama seperti yang terdapat pada metode
objektivitas Westerstahl yang pada umumnya sering digunakan. Perbedaannya metode Rahma Ida lebih menekankan pada tiga hal yakni akurasi,
ketidakberpihakan, dan validitas berita. Pada penelitian ini, peneliti juga memilih menggunakan metode Rahma
Ida, namun perbedaannya peneliti memilih untuk melihat pemberitaan disurat pembaca untuk menilai send
nd ir
ir i
i d
damp ak
ak n
n eg
eg atif dan positif dari reklamasi itu
Sementara Balipo po
st st.co telah mengambil sikap un
n tu
tu k menolak reklamasi dan
mengajak p p
em baca juga memi
m li
i ki
ki p
p an
an da
da ng
ng an
n yang sama.
Pada pen n
el elit
ti ian
n lainnya, Anind
d a
a Ha
Hasw sw
ar ar
i i
2010 m en
en eliti tentang
ju jurnalisme
me l
l in
in g
gkungan n
da da
la m pemb
er itaan se
pu u
ta ta
r r
eksplo oit
it as
as i
i hu
h tan di
i Indonesi
pa a
da da S
SKH K
K K
o om
pa s.
Haswari 20 10
menemuka n
ba ahw
h a ke
k se
se lu
lu ru
ru han
berit te
tent nt
a ang ek
ek sp
loitasi hu ta
n cenderun
g mengarah
k e
pemberit aa
an n
keru ru
sa sa
kan hu utan
da da
n ke e
bi ja
kan peraturan ke
hu tana
n. Ad
a bebe ra
pa metode yang
d digun
n ak
akan an
untu uk
men ng
ukur objek ti
vitas me di
a te
ru ta
ma u
ntuk berit
a li
ng kungan h
id idup, mi
m saln
ln y
y met
to de Hayakawa-Lo
wr y da
n me
to de R
ah ma I
da . Penelitian yang
juga m mene
li t
te tent
nt a
an g
objektivit as
as b
b er
er it
it a
a lingkungan y
y ak
k ni
ni p
p en
en el
itian Hendri ka
ka W Winda
a ry
ry a
at 2013, ia menggunakan metod
de e da
a ri
ri R Rahma Ida untuk mengukur objekt
ktiv iv
i ita
da dari
ri surat kabar nasional Kompas pada pemberitaan kebakaran huta
ta n
n da dan la
la han
ga ga
mb but
ut d
d i
i In
In do
do ne
ne si
si a.
a. W
W i
in da
da ry
ryat ati
i 2
201 013
3 men enem
em uk
uk an
an b
b ah
ah wa
wa K
Kom mpa
pa s
s telah me
me me
m nu
hi hi nil
l ai
ai n
-nilai objekti i
vi vi
tas seca a
ra ra baik dan
be be
ri ri
mb b
ang. D D
im imensi yang
terdapat pada metode Rahma I Ida hampir
sama seperti yang terdapat pada metod objektivitas Westerstahl yang
pada um m
u umnya sering digunakan. Perbedaanny
metode Rahma Ida lebih m
menek kankan pada tiga hal yakni akurasi
ketidakberpihakan, dan validitas be e
r rita.
7 kabar lokal yakni Bali Post. Apakah surat kabar inijuga dapat dikategorikan
objektif dalam pemberitaan lingkungan hidup khususnya kasus reklamasi Teluk Benoa di Bali. Menurut peneliti, Bali Post memiliki unsur kedekatan proximity
dengan warga Bali sehingga media tersebut dapat terdorong untuk memberikan informasi yang lebih mendalam tentang kejadian-kejadian di seputar Bali dan
sekitarnya.Oleh karena berita ini adalah kasus lokal, maka peneliti lebih memilih untuk menggunakan media lokal juga dibandingkan dengan media nasional.
Selain itu Bali Post adalah surat kabar terbesar yang ada di Bali dengan oplah sebesar 108,502 eksemplar yang tersebar di daerah Bali, Jakarta, Surabaya,
Banyuwangi, Lombok, dan Dompu Oplah Bali Post, 2014. Pada akhir Juni 2013 hingga akhir Agustus 2013 kasus reklamasi Teluk Benoa Bali mulai
menghiasi artikel-artikel pemberitaan Bali Post. Sepanjang itu juga Bali Post tak henti-hentinya menyajikan perkembangan informasi atas keluarnya SK reklamasi
tersebut.
B. Rumusan Masalah