Algoritma kriptografi kunci simetris Algoritma kriptografi kunci asimetri

2. Dekripsi merupakan proses pengubahan cipherteks menjadi plainteks. Algoritma yang digunakan untuk dekripsi tentu berbeda dengan algoritma yang digunakan untuk enkripsi. 3. Kunci Berfungsi untuk melakukan enkripsi dan dekripsi. Berdasarkan jenis kunci yang digunakan kriptografi terbagi dua yaitu algoritma kriptografi simetris dan algoritma kriptografi asimetris. 4. Plainteks merupakan pesan asli clearteks. Agar pesan tidak dapat dimengerti maknanya oleh pihak lain, maka pesan akan diproses menggunakan algoritma kriptografi untuk menjadi kode-kode yang tidak bisa dipahami. 5. Cipherteks merupakan bentuk pesan yang telah disandikan sehingga tidak bisa dibaca karena berupa karakter yang tidak mempunyai makna. Dari lima komponen dalam kriptografi tersebut saling berhubungan. Plainteks dan cipherteks merupakan hasil pemetaan dari fungsi enkripsi dan dekripsi dengan menggunakan sebuah kunci. Misalkan P menyatakan plainteks, C menyatakan cipherteks, dan k menyatakan kunci, maka fungsi enkripsi dan dekripsi dapat ditulis E k P = C maka D k C = P sehingga D k E k P = P. Munir, 2006.

2.1.1. Algoritma kriptografi kunci simetris

Dalam algoritma ini kunci pada saat penyandian pesan sama dengan kunci pada saat pendekripsian pesan. Jadi pembuat pesan dan penerimanya harus menyepakati kunci yang akan digunkan. Masalah yang paling jelas disini terkadang bukanlah masalah pengiriman cipherteks nya, melainkan masalah bagaimana menyampaikan kunci simetris tersebut kepada pihak yang diinginkan karena sekali saja kunci tersebut diketahui oleh pihak yang lain maka pesan tersebut akan mudah untuk dienkripsi dan didekripsi oleh orang lain. Universitas Sumatera Utara Contoh algoritma kunci simetris yang terkenal salah satunya adalah DES Data Encryption Standard, AES Rijndael, dan IDE, kelemahan pada algoritma kunci simetris, kunci harus didistribusi dengan aman, jika ada n pengguna maka dibutuhkan jumlah kunci sebanyak nn-12 kunci. Jika kunci berhasil ditemukan oleh pihak yang tidak berhak, maka sistem kriptografi tidak lagi aman. Dibalik kelemahan di atas, terdapat juga keuntungan dari penggunaan algoritma ini yaitu prosesnya lebih cepat jika dibandingkan dengan kriptografi asimetri. Keuntungan inilah yang menjadi dasar mengapa algoritma ini masih banyak digunakan dan terus dikembangkan. Gambar 2.1 Skema Kriptografi Simetri Munir, 2006

2.1.2. Algoritma kriptografi kunci asimetri

Whitfield Diffie dan Martin Hellman memperkenalkan konsep kriptografi kunci publik kunci asimetris pada tahun 1976. Pada algoritma asimetris kunci terbagi menjadi dua bagian yaitu: 1. Kunci umum public key: kunci yang boleh diketahui semua orang dipublikasikan. 2. Kunci rahasia private key: kunci yang dirahasiakan hanya boleh diketahui oleh satu orang saja. Kunci privat,K Plainteks User A Enkripsi E k P=C Ciphertext Dekripsi D k C=P User B Kunci privat,K Plainteks Universitas Sumatera Utara Seseorang dapat mengirim sebuah pesan rahasia dengan menggunakan kunci publik tetapi pesan cipherteks hanya dapat didekripsi dengan kunci rahasia yang dimiliki penerima pesan. Gambar 2.2 Skema Kriptografi Asimetri Munir, 2006 Aplikasi kunci publik dapat diimplementasi menjadi tiga kategori: 1. Kerahasian data Kriptografi kunci-publik dapat digunakan untuk menjaga kerahasiaan data melalui mekanisme enkripsi dan dekripsi. Contoh algoritma untuk aplikasi ini adalah RSA, Knapsack, dan Elgamal. 2. Tanda-tangan digital Kriptografi kunci publik dapat digunakan untuk membuktikan otentikasi pesan maupun otentikasi pengirim. Contoh algoritma untuk aplikasi ini adalah RSA, DSA, dan Elgamal. 3. Pertukaran kunci key exchange Algoritma kriptografi kunci publik dapat digunakan untuk pengiriman kunci simetri sessionkey. Contoh algoritmanya adalah RSA dan Diffie-hellman. Dalam implementasinya, sistem kriptografi kunci publik bukan pengganti sistem kriptografi simetris. Sistem kriptografi kunci publik tidak digunakan untuk mengengkripsi pesan, melainkan untuk mengenkripsi kunci pada sistem kriptografi simetris. Dengan sistem kriptografi kunci publik maka pertukaran kunci pada sistem kriptigrafi simetris dapat dilakukan dengan aman. Enkripsi E k1 P=C Kunci publik K1 Plainteks P User A Ciphertext C Dekripsi D k2 C=P User B Kunci privat K2 Plainteks P Universitas Sumatera Utara

2.2. Jenis-Jenis Serangan Terhadap Kriptografi