Konsep Perancangan Aklimatisasi Ruang Konsep Perancangan Struktur dan Konstruksi

205 Berikut dipaparkan penataan bangunan dan ruang pada tapak: Gambar: 6.5 Tata Massa dan Tata Ruang pada Tapak

d. Konsep Perancangan Aklimatisasi Ruang

1. Penghawaan Sistem penghawaan pada bangunan Kompleks Sarana Pernikahan di Sleman, DIY menggunakan sistem penghawaan alami dan buatan. Penghawaan alami merupakan sistem utama yang diterapkan pada hampir semua ruang-ruang yang ada, karena ini 206 merupakan perwujudan dari konsep naturalisme yang hendak dihadirkan pada bangunan. Sistem penghawaan buatan diterapkan dengan menggunakan peralatan mekanis seperti Air Conditioner AC tipe split dan juga kipas angin sebagai tambahan. Penggunaannya dapat diminimalisir dengan melihat kebutuhan, bentuk kegiatan, dan kondisi ruang. Gambar 6.6. Indoor Unit AC Split Sumber: Satwiko, Prasasto. 2008. Fisika Bangunan. Penerbit ANDI: Yogyakarta. 2. Pencahayaan Sistem pencahayaan menggunakan sistem pencahayaan alami dan buatan. Cahaya alami berasal dari sinar matahari. Sistem pencahayaan alami pada gedung resepsi dan prosesi menggunakan cahaya langit sky-light, karena cahaya matahari langsung sangat menyilaukan dan membawa panas. Sedangkan pencahayaan buatan General Lighting meng- gunakan lampu Fluorescent . Gambar 6.7. Lampu Fluorescent Sumber: Satwiko, Prasasto. 2008. Fisika Bangunan. Penerbit ANDI: Yogyakarta.

e. Konsep Perancangan Struktur dan Konstruksi

1. Pondasi Sistem pondasi yang digunakan pada proyek Kompleks Sarana Pernikahan adalah kombinasi sistem pondasi titik dan pondasi bidang. Untuk pondasi titik adalah pondasi foot-plate, tiang pancang, 207 umpak. Sedangkan contoh pondasi bidang adalah pondasi meneruslajur batu kali. Pemilihan pondasi didasarkan pada jenis bangunan yaitu bangunan multi massa dengan bentuk dan ketinggian bangunan yang berbeda-beda walau hanya memiliki satu lantai saja, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi prinsip penyaluran gaya dari beban dan gaya yang ada pada bangunan. Serta adanya faktor kondisi tanah yang padatkeras dengan jarak kontur yang relatif jauh- jauh. Penerapan pondasi foot plate tetap memerlukan pondasi menerus, tetapi fungsinya hanya untuk tumpuan pengecoran balok sloof. Pada kondisi tanah di mana lapisan tanah keras cukup dalam 1,5 m. Gambar 6.8. Pondasi Foot‐Plat Sumber: http:teknikbangunansmkn3kuningan.blogspot.com Pondasi menerus menyangga secara langsung bidang-bidang vertikal bangunan, mengikuti panjang denah bangunan. Untuk kedalaman tanah keras 0,8-1,2 m². Bahan untuk fondasi ini dapat dipakai pasangan batu-kali dengan perekat keras semen:pasir = 1:5. Gambar 6.9. Pondasi Batu Kali Sumber: http:kibagus ‐homedesign.blogspot.com201005standart‐pemasangan‐pondasi‐batu‐kali.html G Gam 2. Sistem Sis Pemilihan struktur r defleksi ya sistem str 3. Struktu Str yang dita Gedung P rangka tu beton dan Gambar 6.11. mbar 6.12. Str m Struktur stem yang struktur in rigid-frame ang lebih k uktur post a Gamba Sumbe ur Atap ruktur atap mpilkan. U Prosesi me langan beto n kaca. Struktur Cang Sumbe ruktur Cangka Sumbe dipilih pada ni didasarka bersifat le kecil pada k and beam. r 6.10. Struktu er: Struktur, Da p menyesua ntuk atap nggunakan on atau baj gkang Permuk er: Struktur, Da ang Permukaa er: Struktur, Da a bangunan an pada pe ebih stabil kolom dan b ur Rangka Kak niel L. Schodek aikan deng lengkung p n struktur c ja dengan m kaan Silindris niel L. Schodek n Setengah B niel L. Schodek n adalah si ertimbanga dan aka balok dipan ku k gan pemilih pada Gedun angkang ya material pe pada Gedung k ola pada Ged k item rigid fr n bahwa s n menimb ndingkan de han bentuk ng Reseps ang terbua ngisi dari b g Resepsi ung Prosesi 208 rame . istem ulkan engan atap i dan t dari bahan f. list pe Toile D Toile Konsep P Konsep p trik, sistem madam keb 1. Jaring Sumbe PLN. U Generato sehingga generator 2. Sistem Sis Pernikaha PDAM da dipompa penampun disebarka Sis langsung, lemak, air memiliki s air kotor p et KM Dapur et WC Perancanga perancanga m air bersih bakaran, sis an Listrik er tenaga Untuk pem or Diesel, apabila te akan secar m Air Bersih stem air an di Slem n sumur. S oleh mesin ngan air ter n menuju m Bagan 6. stem jaring limbah air r kotor dan sumur pere pada bangu Bagan 6 Bak P Lemak Septic an Utilitas an utilitas b h – air ko stem pembu listrik bera enuhan m memiliki erjadi pem ra otomatis h dan Air Ko bersih p man, DIY m Sistem distri n pompa u rlebih dahu masing-mas 6. Distribusi an air koto kotor yang kotoran, da esapan yan nan adalah .7. Distribusi Penangkap k c-tank Bangunan bangunan m otor, sistem uangan sam asal dari P melalui mes sistem a adaman lis menyala da otor ada bang menggunaka ibusi air de untuk ditam lu sebagai sing panel Aliran Air Be or menggun dihasilkan, an air hujan ng berbeda sebagai be Aliran Air Ko Sumu Resa mencakup m penangk mpah. Pembangkit sin, berasa automatic s strik dari P an bekerja gunan Kom an sumber ngan sistem mpung dala pasokan u kran. ersih nakan siste , yaitu beru n. Limbah a . Mekanism erikut: otor ur pan sistem jar kal petir, s t Listrik Ne al dari Ge switch tran PT. PLN memasok l mpleks Sa air bersih m down-fee am pada t utama, kem em pembua pa air sabu air kotor ters me pembua Riol Kota 209 ingan istem egara enset nsfer, maka istrik. arana h dari ed ; air tangki udian angan un, air sebut angan a 210 Bagan 6.8. Distribusi Aliran Pembuangan Air Hujan 3. Sistem Penangkal Petir Sistem yang digunakan adalah sistem konvensional Franklin karena lebih efisien, tidak merusak keindahan bangunan. Pemasangan sistem penangkar petir Franklin adalah dengan bahan dari batang bahan tembaga copper spit yang runcing. Dipasang pada paling atas dan dihubungkan dengan batang tembaga yang disalurkan menuju elektroda yang ditanam ground. Secara teori radius penangkal petir konvensional antara 2 meter sampai 4 meter atau 45 derajat dengan ketinggian ujung penerima sambaran splitzer 1 meter. 4. Pemadam Kebakaran dan Bencana Sistem pencegahan kebakaran melalui dua macam, yaitu: a Pencegahan Pasif → dengan adanya jalan darurat, koridor, penerangan darurat dan kontruksi yang tahan terhadap api selama ± 2 jam. b Pencegahan Aktif → menggunakan berbagai perangkat, seperti; Smoke detector detektor asap yang diletakkan pada daerah yang rawan dan strategis, alarm yang diletakkan pada Penampungan Air Hujan Air Hujan Saluran Riol Kota Bak Kontrol Sumur Peresapan Gambar 6.13. Penangkal Petir Sistem Franklin Sumber: http:solusipetir.comsolusipetirproduk ‐ a ‐jasapenangkal‐petir‐rumah.html . 2 ‐ 4 m 45° ± 1 m 211 daerah yang strategis dan dapat didengar dari sudut manapun, sprinkler untuk menyemburkan air jika terjadi kebakaran, tabung Halon tabung gas pemadam. Untuk respon penanggulangan terhadap bencana alam, maka pada bangunan Kompleks Sarana Pernikahan diberi jalur darurat sebagai jalur untuk evakuasi orang-orang yang ada. 5. Sistem Pembuangan Sampah Sistem pembuangan sampah pada bangunan Kompleks Sarana Pernikahan di Sleman, DIY tersebut menggunakan sistem penampungan. Dengan hasil buangan sampah yang berupa limbah sampah baik yang kering maupun basah, maka perlu diberikan tempat khusus yang merupakan gudang sampah yang dapat menampung sementara, yang nantinya perlu dibuang ke luar bangunan melalui mobil pengangkut sampah.

g. Konsep Kelengkapan Bangunan