PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTE PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP KARYA BUNDA.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
( PROBLEM BASED LEARNING ) UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA
VARIABEL (SPLDV) DI KELAS VIII SMP
KARYA BUNDA
Oleh:

Nisma Ariyati
4113111055
Program Studi Pendidikan Matematika

Diajukan Untuk Seminar Proposal Penelitian Dalam
Penyusunan Skripsi

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015


i

iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dengan izin-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul ”Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di Kelas VIII SMP Karya Bunda”, disusun
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak
Rektor UNIMED Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd beserta seluruh Pembantu
Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak Prof. Dr. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku
Dekan FMIPA UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II, dan III di lingkungan
UNIMED, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak
Dr. Edy Surya, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Jurusan Matematika dan Bapak
Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika.

Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan
dan bimbingan berupa ilmu dan saran guna kesempurnaan skripsi ini, Bapak Prof.
Edi Syahputra, M.Pd, Bapak Pardomuan NJM Sinambela, M.S, dan Ibu Dr. Ani
Minarni, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran–
saran mulai perencanaan penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Bapak
Dr. W. Rajagukguk, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan dan saran–saran dalam perkuliahan dan kepada seluruh
Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika FMIPA UNIMED.
Terima kasih juga kepada Kepala Sekolah SMP Karya Bunda, Bapak Drs.
Ahmad Ridwan Pohan, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian, guru bidang studi Matematika Ibu Ice Wirevenska, S. Pd
dan para guru SMP Karya Bunda beserta siswa–siswi kelas VIII-a yang telah
membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

v

Teristimewa kepada yang tersayang Ayahanda Arifa’i, dan Ibunda yang
tercinta Nuryatimah yang telah begitu banyak memberikan kasih sayang, do’a,
dorongan, dan motivasi. Kepada yang terkasih Suamiku Edward Apriandi yang

selalu memberikan cinta dan perhatiannya dalam kondisi dan situasi apapun
kepada penulis. Serta kepada Kakak dan Adik saya Kakanda Nurul Ariyati dan
Ananda Rizki Ramadhan yang begitu banyak memberikan do’a dan motivasi,
semangat serta dukungan moral dan material kepada penulis dalam menyelesaikan
studi di UNIMED serta seluruh keluarga yang tak hentinya memberikan do’a,
dukungan, semangat dan kasih sayangnya kepada penulis dalam menyelesaikan
studi.
Ucapan terima kasih juga kepada teman–teman seperjuangan yang selalu
memberi doa dan dukungan yaitu (CHINTA), Chairina, Hany, Iin, dan Mita, yang
senantiasa mendukung dan menemani penulis dalam suka maupun duka, dalam
tawa maupun tangis, serta semua teman–teman sekelas Matematika Dik C 2011
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Tidak lupa juga ucapan terima kasih
kepada teman–teman PPLT 2014 di SMK Kecantikan daerah Lubuk Pakam, pihak
yang tidak bisa penulis tulis namanya satu persatu yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi
ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.


Medan,
Penulis,

Nisma Ariyati

2015

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA
VARIABEL DI KELAS VIII SMP KARYA BUNDA
Nisma Ariyati (NIM 4113111055)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar matematika siswa pada materi pokok Sistem Persaamaan Linier Dua
Variabel di kelas VIII SMP Karya Bunda.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dalam 2 siklus, siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dan pada siklus II terdiri dari
2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP Karya Bunda
yang berjumlah 27 orang. Objek penelitin ini adalah pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar matematika siswa.
Instrumen penelitian dalam pengumpulan data adalah lembar observasi dan tes.
lembar observasi digunakan untuk melihat aktivitas siswa selama proses pembelajaran,
yaitu lembar observasi aktivitas pencapaian waktu ideal aktivitas aktif siswa. Tes
digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran
Problem Based Learning. Tes hasil belajar yang berbentuk uraian yaitu tes awal

sebanyak 5 soal. Tes hasil belajar siklus I sebanyak 5 soal dan tes hasil belajar
siklus II terdiri dari 5 soal. Hasil reliabilitas tes awal diperoleh nilai r hitung = 0,815
(rtabel = 0,381). Tes Hasil Belajar I (THB I) diperoleh nilai r hitung = 0,598 (rtabel =
0,381) dan Tes Hasil Belajar II (THB II) diperoleh nilai r hitung = 0,657 (rtabel =
0,381).
Berdasarkan hasil analisis data setelah pemberian tindakan diperoleh data
persentasi rata- rata pencapaian waktu ideal aktivitas aktif sebesar 62,36%. Pada
siklus I, aspek aktivitas siswa pada nomor 3 belum tercapai. Setelah diberi

tindakan pada siklus II diperoleh data rata - rata persentasi pencapaian waktu ideal
aktivitas aktif silkus II sebesar 77,29%, sehingga terjadi peningkatan persentasi
aktivitas aktif sebesar 14,93%. Pada siklus II, aspek aktivitas siswa nomor 3, 4
dan tiga aspek lainnya telah tercapai. Hasil analisis siklus I dari nilai Test Hasil
Belajar I diperoleh nilai rata-ratanya 62,4. Sebanyak 11 siswa (40,8%) tuntas
dalam belajar sedangkan 16 siswa (59,3%) tidak tuntas. Dan hasil analisis siklus II
dari nilai Tes Hasil Belajar II nilai rata-ratanya 80,7. Sebanyak 23 siswa (85,2%)
tuntas dalam belajar sedangkan 4 siswa (14,8%) tidak tuntas dalam belajar. Dari
hasil analisis siklus I dan siklus II tersebut dapat dilihat bahwa kriteria aktivitas
belajar ini telah mencapai target dan mengalami peningkatan hasil belajar siswa
dalam mempelajari materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan
menerapkan model Problem Based Learning.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran
Problem Based Learning, terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa
khususnya materi sistem persamaan linier dua variabel di kelas VIII SMP Karya
Bunda.

ii

DAFTAR ISI


Lembar Pengesahan
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

Halaman
i
ii
iv
v
vi

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian

1.6. Manfaat Penelitian

1
6
6
6
7
7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar
2.1.2. Aktivitas Belajar
2.1.3. Hasil Belajar
2.1.4. Model Pembelajaran
2.1.5. Model Pembelajaran Problem Based Learning
2.1.5.1. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning
2.1.5.2. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajara
Problem Based Learning
2.1.5.3. Langkah-Langkah Dalam Proses Pembelajaran

Problem Based Learning
2.1.5.4. Pelaksanaan Model Pembelajaran Problem Based Learning
kkkkkkkkkkkkk Dalam pembelajaran Matematika
2.1.5.5. Teori Belajar yang Mendukung Problem Based Learning
2.1.6. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

8
8
8
10
15
19
19
19

2.1.6.1. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
2.1.6.2. Metode Penyelesaian SPLDV
2.1.6.3. Menyelesaikan Soal Cerita yang Berkaitan dengan SPLDV
2.2. Hasil Penelitian yang Relevan
2.3. Kerangka Konseptual

2.3.1. Aktivitas Belajar
2.3.2. Hasil Belajar
2.4. Hipotesis Tindakan

27
27
30
31
33
33
33
34

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian

35
35

35
35

21
22
23
24
26

iii

3.2.2. Waktu Penelitian
3.3. Subjek dan Objek Penelitian
3.3.1. Subjek Penelitan
3.3.2. Objek Penenlitian
3.4. Mekanisme dan Rancangan Penelitian
3.4.1. Mekanisme Penelitian
3.4.2. Rancangan Penelitian
3.5. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
3.5.1. Tes Hasil Belajar
3.5.2. Observasi
3.6. Teknik Analisis Data
3.6.1 Reduksi Data
3.6.2. Paparan Data
3.6.3. Verifikasi
3.6.4. Menarikan Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

35
35
35
36
37
37
40
41
41
45
45
45
45
45
45
39

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian Tindakan-tindakan berdasarkan
alurnya

Halaman
40

v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Nilai Rata-Rata Mata Pelajaran Matematika Siswa
Tabel 2.1. Aktivitas dan Hasil yang Diperoleh
Tabel 2.2. Tahapan-tahapan Problem Based Learning
Tabel 3.1. Kisi-kisi Tes Awal
Tabel 3.2. Kriteria Penentuan Ketercapaian Persentase Waktu Ideal Aktivitas Siswa
Tabel 3.3. Klasifikasi Persentase Daya Serap Siswa

3
11
23
42
48
49

vi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (SIKLUS I)
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (SIKLUS I)
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (SIKLUS II)
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (SIKLUS II)
Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa (SIKLUS I)
Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II (SIKLUS II)
Lampiran 7. Kisi-kisi Tes Awal
Lampiran 8. Lembar Validasi Tes Awal
Lampiran 9. Tes Awal
Lampiran 10. Alternatif Penyelesaian Tes Awal
Lampiran 11. Pedoman Penskoran Tes Awal
Lampiran 12. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar I
Lampiran 13. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar I
Lampiran 14. Tes Hasil Belajar I
Lampiran 15. Lembar Validasi Tes Hasil Belajar II
Lampiran 16. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I
Lampiran 17. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar II
Lampiran 18. Lembar Validasi Tes Hasil Belajar II
Lampiran 19. Tes Hasil Belajar II
Lampiran 20. Alternati Penyelesaian Tes Hasil Belajar II
Lampiran 21. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II
Lampiran 22. Kisi-kisi Hasil Belajar Keseluruhan Dari Siklus I dan Siklus II
Lampiran 23. Tes Hasil Belajar Keseluruhan Dari Siklus I dan Siklus II
Lampiran 24. Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar Keseluruhan
Dari Siklus I dan Siklus II

86
90
94
98
103
107
112
113
116
117
119
120
121
124
125
128
129
130
133
134
137
138
139
141

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang
memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas, karena
matematika sebagai salah satu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis
dan sistematis. Seperti yang dikemukakan oleh Cornelius (Abdurrahman, 2003:
253) bahwa : “Matematika merupakan sarana berfikir yang jelas dan logis, sarana
untuk memecahkan masalah sehari-hari, sarana mengenal pola hubungan dan
generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreativitas, serta sarana
untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.
Peningkatan mutu pendidikan matematika sangat diperlukan. Wimbarti
(dalam Suara Merdeka: 2014)

mengungkapkan bahwa : “Matematika adalah

salah satu mata pelajaran ditingkat sekolah dasar yang paling ditakuti oleh siswa.
Matematika merupakan mata pelajaran wajib pada jenjang pendidikan dasar
sampai atas di Indonesia”. Kenyataan yang diperoleh (Suara Merdeka: 2014)
adalah :
Berdasarkan data UNESCO, mutu pendidikan matematika di Indonesia
berada pada peringkat 34 dari 38 negara yang diamati. Data lain yang
menunjukkan rendahnya prestasi matematika siswa Indonesia dapat
dilihat dari hasil survei Pusat Statistik International untuk Pendidikan
(National Center for Education in Statistics, 2003) terhadap 41 negara
dalam pembelajaran matematika, dimana Indonesia mendapatkan
peringkat ke 39 dibawah Thailand dan Uruguay.
Kenyataan tersebut secara jelas menyatakan bahwa pendidikan
matematika di Indonesia masih mengecewakan. Untuk itu, diperlukan
peningkatan prestasi belajar matematika siswa di sekolah. Tentu saja untuk
meningkatkan prestasi tersebut harus didukung oleh proses belajar mengajar
matematika siswa di sekolah.
Dalam serangkaian proses belajar mengajar di sekolah, kegiatan belajar
mengajar merupakan kegiatan yang penting, hal itu berarti berhasil atau tidaknya
tujuan pencapaian pengajaran di sekolah banyak tergantung pada situasi kegiatan
1

2

belajar mengajar di dalam kelas. Diharapkan dengan proses belajar mengajar
matematika siswa yang baik dapat meningkatkan prestasi belajar matematika
siswa tersebut.
Namun, permasalahan yang sering muncul sampai saat ini adalah
ketidakaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar matematika di
sekolah. Siswa sekedar mengikuti pelajaran matematika yang diajarkan guru di
dalam kelas, yaitu dengan hanya mendengarkan penjelasan materi dan
mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tanpa adanya respon, kritik dan
pertanyaan dari siswa kepada guru sebagai umpan balik dalam kegiatan belajar
mengajar. Aktivitas siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar cenderung
menurun dan kurang diperhatikan.
Kondisi seperti ini membuat siswa kurang tertarik mengikuti pelajaran
matematika, padahal beberapa faktor yang mempengaruhi siswa tertarik pada
matematika adalah minat, hasrat dan cita–cita siswa itu sendiri, kemudian disusul
faktor–faktor berikutnya yaitu faktor guru di dalam mengajar, kelengkapan buku–
buku yang dimiliki siswa, kondisi siswa, kondisi kelas, serta dorongan orang tua.
Kondisi siswa merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar untuk dapat mencapai tujuan belajar yang telah
ditetapkan. Dalam hal ini kondisi siswa yang dimaksud adalah aktivitas siswa
dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Rohani (2004: 6)
yang menyatakan bahwa :
Belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik
aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif
dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak
hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik
yang memiliki aktivitas psikis ( kejiwaan ) adalah, jika daya jiwanya
bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka
pengajaran.
Siswa menganggap bahwa materi sistem persamaan linier dua variabel
merupakan materi pelajaran yang sulit dipelajari. Apalagi dalam menyelesaikan
soal-soal cerita. Hal ini didukung oleh hasil wawancara pada tanggal 5 Februari
2014 dengan salah seorang guru matematika SMP Karya Bunda ( Ibu Ice
Wirevenska), menyatakan bahwa :

3

Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal
cerita sistem persamaan linier dua variabel dan Aktivitas siswa belajar
matematika di kelas masih cenderung pasif, kebanyakan siswa hanya
memperhatikan saja tanpa mau bertanya. Sehingga hasil belajar yang
diperoleh siswa kelas VIII juga masih rendah.
Hal ini diperoleh keterangan bahwa nilai rata-rata dalam mata pelajaran
matematika siswa kelas VII di SMP Karya Bunda pada semester ganjil seperti
terlihat dalam tabel berikut.
Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas VII di SMP
Karya Bunda Pada Semester Ganjil T.A. 2012/2013 s.d. 2014/2015
No
Tahun Pembelajaran
Rata-rata nilai
1
2012/2013
46.97
2
2013/2014
57.5
3
2014/2015
63.5
Sumber : Buku Kumpulan Nilai
Standart Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yang ditetapkan oleh
sekolah adalah 65. Standar Ketuntasan Belajar Minimal merupakan target
kompetensi yang harus dicapai siswa dan acuan yang menentukan kompeten atau
tidaknya siswa. Dari rata-rata nilai matematika siswa di atas tingkat ketuntasan
belajar siswa masih dibawah target yang diprogramkan oleh pihak sekolah.
Dan dari hasil survei peneliti berupa pemberian tes mengenai materi yang
sudah di pelajari sebelumnya, yaitu pada mata pelajaran Bentuk Aljabar. Dari 28
siswa yang mengikuti tes, di peroleh data bahwa ada 10% siswa yang sangat
menguasai materi (memperoleh nilai di atas 65), 17,5% siswa yangg menguasai
materi (memperoleh nilai 65) dan 72,5% siswa belum menguasai materi
(memperoleh nilai di bawah 65). Dari lembar jawaban siswa juga diketahui bahwa
siswa kesulitan mengerjakan bentuk aljabar dalam menentukan koefisien dan
menyelesaikan soal.

Gambar 1.1

4

Hal ini menunjukkan bahwa ada suatu kendala pada siswa kelas VIII
Karya Bunda yaitu rendahnya hasil belajar matematika. Hasil belajar yang
diperoleh siswa tidak terlepas dari aktivitas yang dilaksanakan.
Bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam
proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar.
Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa,
sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
terciptalah
situasi
belajar
aktif.
http://id.shvoong.com/socialsciences/1961162-aktifitas-belajar/#ixzz21M7z5Idi
Adapun jika permasalahan tersebut masih terus berlangsung, maka akan
mengakibatkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar menjadi terhambat. Siswa
akan beranggapan bahwa belajar matematika bukanlah kebutuhan, melainkan
hanya sebagai tuntutan kurikulum saja, karena siswa merasa tidak mendapatkan
makna dari pelajaran matematika yang dipelajari sehingga akan berdampak pada
hasil belajar yang diperoleh siswa.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti mencoba mengupayakan model
yang tepat, sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa dan dapat membuat
siswa menjadi lebih aktif. Salah satunya adalah dengan menerapkan model
pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dalam kegiatan belajar
mengajar, karena melalui model ini diharapkan dapat membangkitkan kreativitas
siswa dan siswa dapat belajar lebih aktif sebab mereka lebih banyak berperan
dalam pembelajaran. Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu
pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik
dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengmbangkan
inkuiri dan kemampuan berpikir tingkat

lebih tinggi, mengembangkan

kemandirian dan percaya diri. Dalam pembelajaan ini, siswa dibantu memproses
informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusunnya menjadi
pengetahuan mereka sendiri.
Pembelajaran Berbasis masalah dalam bahasa inggrisnya di istilahkan
Problem-Based-Learning (PBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan
membuat konfrontasi kepada pelajar dengan masalah-masalah praktis, berbentuk
ill-structured, open-ended melalui stimulus dalam belajar. PBL memiliki

5

karakteristik-karakteristik sebagai beriku: (1)

belajar dimulai dengan suatu

permasalahan , (2) memastikan bahwa permasalahan yang diberikan berhubungan
dengan dunia nyata siswa, (3) mengorganisasikan pelajaran

diseputar

permasalahan, bukan disepuar disiplin ilmu, (4) memberikan tanggung jawab
sepenuhnya kepada siswa dalam mengalami secara langsung proses belajaar
mereka sendiri, (5) menggunakan kelompok kecil, dan (6) menuntut siswa untuk
mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam bentuk produk atau
kinerja(performance).
Salah satu metode pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning) dengan memvariasikan dengan
metode-metode lain yang mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Hal
senada juga diungkapkan oleh Dutch (dalam Amir, 2010: 21)yang menyatakan
bahwa
Problem based Learning (PBL) merupakan metode instruksional yang
menantang siswa agar “belajar untuk belajar”, bekerja sama dalam
kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata. Masalah ini
digunakan untuk mengaitkan rasa keingin tahuan serta kemampuan
analisis siswa dan inisiatif atas materi pelajaran. Problem Based Leraning
(PBL) mempersipakan siswa untuk berpikr kritis dan analitis, dan untuk
mencari serta menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai.
Untuk itu peneliti akan menggunakan suatu model pembelajaran yang
diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar matematika
yaitu dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning) agar proses pembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa
menemukan sendiri cara menyelesaikan permasalahan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di Kelas VIII SMP Karya
Bunda”.

6

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut :
1. Dalam pembelajaran matematika guru masih mendominasi kelas.
2. Aktivitas belajar matematika siswa dalam proses belajar mengajar di
dalam kelas masih pasif.
3. Rendahnya hasil belajar siswa kelas VIII SMP Karya Bunda.
4. Model atau metode pembelajaran yang digunakan kurang sesuai.
5. Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) merupakan salah
satu materi pelajaran yang masih sulit dipahami oleh siswa kelas VIII
SMP Karya Bunda.
1.3. Batasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka perlu
adanya pembatasan masalah agar lebih terfokus dan terarah. Masalah dalam
penelitian ini dibatasi pada penerapan model pembelajaran berbasis masalah
(Problem Based Learning) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Karya
Bunda.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah melalui model pembelajaran Problem Based Learning dapat
meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa pada materi sistem
persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Karya Bunda?
2. Apakah melalui model pembelajaran Problem Based Learning dapat
meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi sistem
persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Karya Bunda?

7

1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui apakah melalui penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning dapat meningkatan aktivitas belajar siswa di
kelas VIII SMP Karya Bunda.
2. Untuk mengetahui apakah melalui penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning dapat meningkatan hasil belajar siswa di kelas
VIII SMP Karya Bunda.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis
Sebagai bahan pertimbangan bagi penulis jika terjun langsung dalam dunia
pendidikan.
2. Bagi Siswa
- Meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
- Meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran matematika,
khususnya Pada materi pokok sistem persamaan linier dua variabel.
- Meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
3. Bagi guru
Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan model
pembelajaran yang lebih baik dalam pembelajaran matematika.
4. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah
dalam perbaikan pengajaran matematika di SMP Karya Bunda.
5. Bagi peneliti lain
Sebagai bahan masukan dan pembanding kepada peneliti lain yang ingin
meneliti permasalahan yang sama di masa yang akan datang.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan
aktivitas aktif siswa selama proses pembelajaran. Penerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning pada pokok bahasan sistem persamaan
lineardua variabel diperoleh hasil rata - rata pencapaian waktu ideal aktivitas
aktif siklus I adalah 62,36%, persentasewaktu ideal aktivitas ke 3 (Mencatat
penjelasan guru, mencatat dari buku atau dari teman, meneyelesaikan masalah
pada LAS, merangkum pekerjaan kelompok) tidak tercapai dan empat aspek
yang lain yang tercapai. Pada siklus II, pencapaian waktu ideal aktivitas aktif
sebesar 77,29 %, terjadi peningkatan persentasi pencapaian waktu ideal
aktivitas aktif sebesar 14,93 % dari siklus I. Kelima aspek aktivitas siswa
tercapai.
2. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan
hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear
Dua Variabel di kelas VIII-a SMP Swasta Karya Bunda. Penerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning pada pokok bahasan sistem persamaan
lineardua variabel, pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 62,4 dan
meningkat pada siklus II menjadi 80,7 sehingga diperoleh peningkatan ratarata hasil belajar siswa sebesar 18,3. Selain itu, diperoleh peningkatan
ketuntasan belajar sebanyak 12 orang (44,5%), yaitu dari 11 orang siswa
(40,7%) pada siklus I meningkat menjadi 23 orang siswa (85,2%) pada siklus
II dan tingkat ketuntasan klasikal yang diperoleh pada siklus II yakni 85,2%
sudah mencukupi syarat ketuntasan klasikal yaitu ≥ 85% siswa yang mencapai

tes hasil belajar  65.

78

1.1 SARAN
Adapun saran-saran

yang diajukan

berdasarkan hasil penelitian,

pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut :
1. Kepada guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran Problem
Based Learning dengan materi pembelajaran yang berbeda dan mata
pelajaran lain yang relevan sesuai dengan model pembelajaran.
2. Bagi Kepala sekolah SMP Karya Bunda Medan hendaknya dapat
mengkordinasikan penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning

sebagai

alternatif

dalam

kegiatan

pembelajaran

untuk

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
3. Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan
untuk menyediakan alokasi waktu yang lebih karena pembelajaran ini
menggunakan waktu yang lebih banyak dan memperhatikan kelemahankelemahan yang ada pada peneliti, sehingga penelitian yang dilakukan
semakin lebih baik.

79

81

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Adinawan, M.C. dan Sugijono. (2006). Matematika Untuk SMP Kelas VIII 2 A.
Jakarta: Erlangga.
Arikunto, S, dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
.............................(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Djamarah, S.B. dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Hadi, M .(2007) Aktivitas Belajar:
http://id.shvoong.com/social-sciences/1961162aktifitasbelajar/#ixzz21M75I
di (Diakses tanggal 05 Januari 2015).
Hamalik, O. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Nasution, S. (2008). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Rohani, Ahmad. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Sinaga, B. (2007). Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berdasarkan
Masalah Berbasis Budaya Batak (PBM-B3), Disertasi, PPS (Program Pasca
Sarjana), UNESA.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Soemanto, W. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Suara Merdeka Online. (2014). Mutu Pendidikan Matematika Di Indonesia
Rendah : http://www.suaramerdeka.com (di akses tanggal 05 Januari 2015).
Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

82

Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Trianto.
(2007).
Model-Model
Pembelajaran
Inovatif
Konstruktivistik,Penerbit Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.

Berorientasi

Upu, Hamzah. (2008). Teori Belajar Pendukung Pendekatan Pengajuan Masalah
Matematika, http://injured.education.com (di akses tanggal 02 Januari
2015).
………….........(2007). Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Basedlearning), http://www.ganeca.blogspirit.com (di akses tanggal 23 Januari
2015).