IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK OLEH PENGAWAS SMA PADA GURU MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KOTA MEDAN.

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK OLEH PENGAWAS
SMA PADA GURU MATA PELAJARAN BAHASA
INDONESIA DI KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:
AFRI AMELIA
NIM: 8136132058

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015

ABSTRAK
Afri Amelia. Implementasi Supervisi Akademik oleh Pengawas SMA pada

Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kota Medan. Tesis: Program
Pascasarjana, Universitas Negeri Medan, 2015.
Masalah dalam peneltian ini adalah : 1)Bagaimanakah implementasi
supervisiakademik oleh pengawas SMA pada guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia dalam merencanakan pembelajaran di Kota Medan? 2)
Bagaimanakahimplementasisupervisiakademik oleh pengawas SMA pada guru
mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam melaksanakan proses pembelajaran di
Kota Medan?Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mendeskripsikan pelaksanaan
supervisi akademik oleh pengawas SMA pada guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia dalam merencanakan pembelajaran di kota Medan; 2)Mendeskripsikan
pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas SMA pada guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia dalam melaksanakan proses pembelajaran di Kota Medan.
Melalui metode kualitatif dengan peneliti sebagai human instrumen, peneliti
menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi untuk
mengumpulkan data dari pengawas SMA dan guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Dari temuan penelitian ditentukan beberapa kesimpulan, yaitu : 1)
Implementasi implementasi supervisi akademik dalam merencanakan
pembelajaran dilakukan dengan teknik individu dan kelompok. Teknik individu
dilakukan dengan cara pribadi guru bertemu dengan pengawas sekolah di kantor
kepala sekolah ataupun ruang guru. Supervisi dalam merencanakan diawali

dengan kunjungan ke sekolah melalui kepala sekolah. Pembinaan diberikan jika
ada kekurangan atau masalah dalam perencanaan pembelajaran yang dibuat
guru. Sedangkan teknik kelompok dilakukan dengan cara mengumpulkan guruguru sub rayon untuk diberikan pembinaan. Namun, jika pengawas yang
membina di sekolah itu adalah pengawas mata pelajaran bahasa Indonesia,
pembinaan diberikan secara individu. 2) Implementasi supervisi akademik oleh
pengawas SMA dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan model
konvensional dengan pendekatan yang belum inovatif. Supervisi dilakukan
dengan melakukan kunjungan ke kelas dengan menilai cara mengajar guru. Hal
itu disebabkan karena pengawas sekolah dalam melakukan supervisi akademik
belum sepenuhnya menggunakan prinsip-prinsip supervisi yang sebagaimana
mestinya seperti prinsip ilmiah.

i

ABSTRACT
Afri Amelia. Implementation Supervision by the Supervisory Academic High
School in Subject Teacher Indonesian in Medan. Thesis: Post Graduate
Program, State University of Medan, 2015.
Problems in this research are: 1) How is the implementation of academic
supervision by a supervisor at the high school subject teachers in planning

learning Indonesian in Medan? 2) How is the implementation of academic
supervision by inspectors from high school in subjects Indonesian teachers in
implementing the learning process in Medan? This study aims to: 1) Describe the
implementation of academic supervision by a supervisor at the high school
subject teachers in planning learning Indonesian in Medan; 2) Describe the
implementation of academic supervision by inspectors from high school in
subjects Indonesian teachers in implementing the learning process in the city of
Medan. Through qualitative research methods as a human instrument,
researchers using observation, interviews, and documentation to collect data from
school supervisors and teachers of Indonesian subjects. From the findings of the
study determined some conclusions, namely: 1) Implementation of academic
supervision in planning the implementation of the learning is done by individuals
and groups technique. The technique is done by a private individual teachers met
with school supervisors in the principal's office or the teachers' lounge.
Supervision in planning begins with a visit to the school by the principal.
Guidance is given only if there are deficiencies or problems in lesson planning
that made the teacher. While the group technique is done by collecting the subrayon teachers to give guidance. However, if the watchdog is to foster in the
school superintendent Indonesian subjects, are given individual coaching. 2)
Implementation of academic supervision by school inspectors in carrying out the
study using a conventional model with an innovative approach yet. Supervision is

done by conducting visits to assess how to teach a class with a teacher. That's
because school supervisors in conducting academic supervision is not yet fully
using the principles of supervision as they should be as scientific principles.
Implementation of the supervision is not systematic.

ii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan ridho-NYA sehingga penulisan proposal tesis dengan judul
“Implementasi Supervisi Akademik Pengawas SMA dalam Rumpun Mata
Pelajaran Bahasa di SMA Kota Medan” ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Penulis juga mengucapkan salam dan shalawat keharibaan junjungan
Rasulullah SAW beserta para sahabat, keluarga dan kaum muslimin.
Proposal tesis ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak
oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Menengah,
Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan yang telah memberikan bantuan berupa Beasiswa S2

Kepengawasan bagi penulis sehingga dapat menimba ilmu di Universitas
Negeri Medan (UNIMED).
2. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
3. Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M. Pd. Selaku Direktur Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).
4. Dr. Ir. Darwin, M. Pd. Selaku Ketua Program Studi Administrasi
Pendidikan PPs Universitas Negeri Medan (UNIMED).
5. Prof. Dr. Paningkat Siburian, M. Pd. Selaku Sekretaris Program Studi
Administrasi Pendidikan PPs Universitas Negeri Medan (UNIMED).
6. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M. Pd. sebagai pembimbing I dan Dr. Irsan
Rangkuti, M.Pd. sebagai pembimbing II penulis yang telah banyak
memberikan masukan untuk dapat menyempurnakan proposal tesis ini.
7. Prof. Dr. Yusnadi, M.S sebagai dosen penguji yang telah banyak
memberikan masukan kepada penulis demi kesempurnaan tesis nantinya.
8. Dr. Darwin, M.Pd sebagai dosen penguji yang telah banyak memberikan
masukan kepada penulis demi kesempurnaan tesis nantinya.

iii

9. Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd sebagai dosen penguji yang telah banyak

memberikan masukan kepada penulis demi kesempurnaan tesis nantinya.
10. Para Dosen yang telah memberikan ilmu dan nasehat selama penulis
mengikuti perkuliahan di Program Studi AP. Kepengawasan PPs
UNIMED.
11. Suami tercinta Herianto yang telah banyak memberikan dukungan do’a,
dukungan moril dan spiritual serta material dengan penuh kasih sayang
dan kesabaran, serta anakku tercinta Sabrina Zafirah.
12. Ibunda Siti Nurliana dan Ayahanda Sudarman serta seluruh keluarga
besarku, khususnya Pipit, Gatra, Ratih, Noni dan Imam yang tak bosanbosannya memberikan dukungan dan do’a dengan segala sikap penuh
pengertian dan kasih sayang.
13. Teman-teman Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi
Kepengawasan Angkatan 2013.
14. Pengawas dan guru-guru Bahasa Indonesia di kota Medan yang banyak
memberikan informasi dalam penelitian ini.
15. Semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA kepada
semua pihak yang turut membantu penulis dalam mnyusun proposal tesis ini.
akhir kata, penulis berharap tulisan ini dapat menambah wawasan dan dapat
menambah sumbangan bagi kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.
Medan, Juni 2015

Penulis

AFRI AMELIA

iv

DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah ..................................................................
B. Identifikasi masalah .......................................................................
C. Fokus Penelitian .............................................................................
D. Rumusan masalah...........................................................................
E. Tujuan Penelitian ...........................................................................

F. Manfaat Penelitian .........................................................................
G. Batasan Istilah.................................................................................

1
14
14
15
15
15
16

BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Dasar Teoretis ................................................................................. 18
1. Pengertian Supervisi Akademik ................................................ 18
2. Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik ................................... 23
3. Prinsip-prinsip Supervisi Akademik .................................................. 27
4. Model Supervisi Akademik ...................................................... 29
5. Pendekatan Supervisi Akademik............................................... 32
6. Teknik Supervisi Akademik...................................................... 34
7. Pengawas SMA dalam Rumpun Mata Pelajaran Bahasa............ 37

8. Implementasi/ Pelaksanaan Supervisi Akademik....................... 42
B. Penelitian yang Relevan.................................................................... 50
C. Kerangka Berpikir............................................................................. 55
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ......................................................
B. Kehadiran Peneliti ...........................................................................
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ...........................................................
D. Jenis dan Sumber Data ....................................................................
E. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................
F. Analisis Data ...................................................................................
G. Pengecekan Keabsahan Data ...........................................................

v

59
60
61
61
62
64

69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Paparan Data .................................................................................... 72
B. Hasil Penelitian ................................................................................ 80
C. Pembahasan ..................................................................................... 100
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan .......................................................................................... 109
B. Implikasi .......................................................................................... 110
C. Saran ................................................................................................ 112
DAFTAR RUJUKAN .................................................................................... 113
LAMPIRAN .................................................................................................... 115

vi

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Nilai UKG Guru Rumpun Mata Pelajaran Bahasa SMA Negeri/swasta
Kota Medan tahun 2012-2014..................................................... 2
Tabel 2.1. Teknik Supervisi Individual.......................................................


34

Tabel 2.2. Teknik Supervisi Kelompok .......................................................

35

Tabel 3.1. Kegiatan Supervisi Akademik....................................................

49

Tabel 3.2. Instrumen Supervisi Akademik...................................................

48

Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan dan Waktu Penelitian.......................................

61

vii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Ketidaklulusan SMA/MA Tahun 2013/2014.....................
6
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir...............................................................
58
Gambar 3.1. Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif........... 68

viii

DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1. Pedoman Wawancara ........................................................... 115
Lampiran 2. Tabel Sistem Pengkodean Analisis Data.............................. 118
Lampiran 3. Lembar Studi Dokumen ..................................................... 123
Lampiran 4. Catatan Lapangan/Observasi................................................ 125
Lampiran 5. Kategori Fokus Masalah....................................................... 133
Lampiran 6. Foto Penelitian ..................................................................... 148

ix

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Guru merupakan kunci penting dalam keberhasilan memperbaiki mutu
pendidikan. Masalah mutu pendidikan pada dasarnya menyangkut soal mutu
mengajar yang dilakukan oleh guru.Seorang guru dikatakan mutu mengajarnya
bagus berarti ia telah bekerja secara profesional. Dikatakan profesional apabila ia
memiliki kompetensi yang memadai. Artinya kompetensi yang dimiliki harus
secara utuh. Seseorang tidak bisa bekerja secara profesional apabila ia memenuhi
salah satu kompetensi di antara sekian kompetensi yang dipersyaratkan.
Kompetensi-kompetensi itu adalah kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial,
dan profesional.Namun kompetensi yang sangat diperhitungkan sebagai seorang
guru dalam proses pembelajaran adalah kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional.
Berbicara

kompetensi

guru,

tidak

terlepas

dari

peraturan

yang

menaunginya.Hal itu diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasioal
(Permendiknas) Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru.Di dalamnya ditegaskan bahwa setiap guru wajib memenuhi
standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara
nasional.Kualifikasi akademik guru minimal berpendidikan Sarjana (S-1) atau
Diploma empat (D-IV) Kependidikan.Sedangkan kompetensi guru meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional.
1

2

Namun, pada kenyataannya kompetensi guru masih rendah. Kompetensi
guru masih jauh dari standar yang telah ditetapkan. Bagaimana mutu pendidikan
akan meningkat jika kompetensi gurunya masih kurang dari yang diharapkan.
Fenomena kompetensi guru di kota Medan sangat rendah. Berdasarkan sumber
data dari Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara diperoleh
nilai Ujian Kompetensi Guru (UKG) tahun 2013 pada guru SMA rata-rata sebesar
53,635 dengan rincian 55,48 untuk guru negeri dan 51,79 untuk guru swasta, dan
pada tahun 2014 diperoleh nilai UKG dengan rata-rata 56,355 dengan rincian
57,81 untuk guru SMA negeri dan 54,90 untuk guru SMA swasta. Secara khusus,
nilai UKG pada guru rumpun mata pelajaran bahasa juga rendah. Hal itu dapat
ditunjukkan pada tabel berikut ini.

No

Tabel 1.1 Nilai UKG Guru Rumpun Mata Pelajaran Bahasa SMA
Negeri/Swasta Kota Medan Tahun 2012-2014
Mata
2012
2013
2014
Grand
Pelajaran
Total
Negeri Swasta

1.

Bahasa

-

45.67

Negeri

Swasta

Negeri

Swasta

-

44.75

-

-

45.09

Arab
2.
3.

4.
5.
6.

Bahasa
Indonesia
Bahasa
Indonesia
(dan
Sastra)
Bahasa
Inggris
Bahasa
Jepang
Bahasa
Jerman

-

-

51.00

50.00

32.29

36.07

40.79

49.00

84.58
-

43.59

69.44
-

52.72

70.42
-

65.95

70.77
-

71.00
50.50

54.66

41.35

-

61.00

-

60.71

60.78

-

35.00

-

45.63

41.98

3

No

Mata
Pelajaran

2012

2013

Negeri Swasta
7.
8.

Bahasa
Mandarin
Bahasa
Perancis

2014

Negeri

Swasta

Negeri

Swasta

Grand
Total

-

-

-

-

-

51.25

51.25

-

-

-

-

38.27

43.16

40.71

(Sumber:LPMP Sumatera Utara, 2015)

Jika dilihat pada tabel di atas, terlihat nilai UKG mata pelajaran bahasa
Indonesia meningkat dari tahun 2012 ke tahun 2013/2014. Nilai UKG mata
pelajaran Bahasa Indonesia dapat dirata-ratakan menjadi 60.75. Namun
sebenarnya jika ditelusuri lebih dalam, peserta UKG pada tahun 2012 dan
2013/2014 adalah guru yang berbeda. Peserta yang ikut UKG pada tahun 2012
sebagian besar masih mengajar namun mungkin merupakan guru-guru yang masa
mengajarnya lebih lama dari guru-guru yang ikut UKG pada tahun 2013/2014.
Hal di atas merupakan gambaran kompetensi guru Bahasa Indonesia yang
masih rendah. Rendahnya kompetensi guru Bahasa Indonesia sebenarnya menjadi
momok bagi dunia pendidikan khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia di
sekolah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia sangat penting karena bahasa
merupakan sarana berpikir manusia. Pentingnya Bahasa Indonesia juga dapat
diketahui dalam buku guru Bahasa Indonesia oleh Mahsun dalam Kemendikbud
(2013:v) yang mengatakan bahwa dipertahankannya Bahasa Indonesia berada
dalam daftar pelajaran di sekolah karena pentingnya keberadaan Bahasa Indonesia
sebagai penghela dan pembawa ilmu pengetahuan. Selain itu, Bahasa Indonesia
juga diatur dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa guru-guru Bahasa Indonsia harus memiliki kompetensi

4

yang memadai agar tujuan tetap diadakannya mata pelajaran Bahasa Indonesia
dalam daftar mata pelajaran di sekolah dapat tercapai.
Masalah kompetensi guru Bahasa Indonesia selain tanggungjawab
pemerintah adalah tugas dan kewajiban pengawas sekolah khususnya pengawas
dalam rumpun mata pelajaran bahasa. Hal itu seperti diatur dalam Permendiknas
No.12 tahun 2007 mengenai kompetensi yang harus dimiliki pengawas sekolah,
yaitu supervisi akademik. Beberapa diantaranya adalah membimbing guru dalam
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk tiap mata pelajaran
dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis dan
membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan (di
kelas, di laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk tiap mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.
Oleh sebab itu pengawas sekolah harus menguasai kompetensi guru.
Kekurangan dan kelemahan guru dalam melaksanakan tugas pokoknya harus
diatasi melalui pelatihan/pembimbingan/pembinaan oleh pengawas sekolah.
Kegiatan membina guru adalah bagian supervisi akademik. Ini berarti kompetensi
guru menjadi rujukan utama bagi pengawas sekolah dalam melaksanakan
supervisi akademik.
Dalam melaksanakan supervisi akademik, pengawas sekolah sekurangkurangnya harus menguasai dimensi substansi keilmuan pendidikan yang sangat
diperlukan bagi peningkatan kemampuan profesional guru terutama dalam
melaksanakan pembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang efektif mencirikan
sebuah kualitas/mutu pembelajaran. Jika pembelajaran itu bermutu berarti pula
pembelajaran telah berhasil. Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari dimensi

5

proses dan hasilnya. Yang dimaksud dimensi proses dalam hal ini adalah aktivitas
guru dalam mengelola komponen pembelajaran agar bisa mengubah perilaku
peserta didik/siswa dalam belajar menjadi lebih baik. Sedangkan dimensi hasil
dalam hal ini adalah karakteristik peserta didik/siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran yang dapat dilihat dari penguasaannya memahami bahan ajar dan
dapat mengaplikasikan bahan ajar dalam pemecahan masalah yang semuanya
tertuang dalam nilai kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik
(keterampilan).
Namun dalam rangka menciptakan kualitas pembelajaran, sebelumnya
diperlukan juga perencanaan pembelajaran

yang baik.

Karena dengan

perencanaan pembelajaran yang baik, proses pembelajaran terfokus, terarah, dan
memudahkan siswa untuk menerima materi pembelajaran.

Perencanaan

pembelajaran dilakukan dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Setelah dibuat RPP, barulah guru melaksanakan pembelajaran dan
menilainya. Fenomena di lapangan, tidak semua guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia mampu menyusun RPP dengan baik. Untuk itu diperlukan peran
pengawas sekolah sebagai supervisor pembelajaran yang seharusnya mampu
membina kemampuan guru tersebut.
Namun dari semua harapan dalam menciptakan mutu atau keberhasilan
pembelajaran di atas tidak sesuai dengan kenyataan.Jika dilihat dari dimensi hasil,
belum semua peserta didik/siswa SMA berhasil menguasai dan memahami bahan
ajar atau belum semua siswa menguasai standar kelulusan. Hal itu dapat dilihat
dari info ujian nasional menggambarkan sekitar 514 peserta didik di Sumatera
Utara tidak lulus Ujian Nasional pada tahun pembelajaran 2013/2014.

6

Gambar 1.1 Ketidaklulusan SMA/MA Tahun 2013/2014
(Sumber:Akun fb Info Ujian Nasional,2014)

Sementara itu, secara khusus nilai Ujian Nasional (UN) mata pelajaran
Bahasa Indonesia pelajar tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) rata-rata rendah
dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya, seperti Biologi, Matematika, atau
Fisika. Ironisnya, pelajar yang mendapat nilai rendah tersebut mayoritas dari
jurusan

Bahasa.(https://jurnaltoddoppuli.wordpress.com/2014/10/17/nilai-un-

bahasaindonesia-rendah/diakses 28 Februari 2015).
Berhasil tidaknya peserta didik tidak dapat dilepaskan dari peran
guru.Keberhasilan guru dalam mengajar dan mendidik pun tidak terlepas dari
peran supervisor pendidikan yang dalam hal ini adalah pengawas sekolah.Untuk

7

itulah diperlukan supervisi akademik yang merupakan kegiatan yang wajib
dilakukan oleh pengawas sekolah.
Kata kunci dalam supervisi akademik bukanlah pengawasan, namun
bantuan pada guru untuk meningkatkan pembelajaran.Dapat dikatakan juga yang
dimaksud dengan supervisi di sini bukanlah sebagai inspeksi dari orang yang
merasa serba tahu (superior) kepada orang yang dianggap belum tahu sama sekali
(inferior), tetapi supervisi akademik dalam bentuk pembinaan dan bantuan yang
diberikan kepada seluruh guru/staf sekolah untuk mengembangkan situasi belajar
mengajar agar kinerja menjadi lebih baik. Sehingga guru-guru selalu mengadakan
perbaikan dalam hal cara mereka

mengajarkan suatu mata pelajaran dan

meningkatkan efektivitas belajar mengajar. Sejalan dengan itu, Sahertian
(2008:19) menjelaskan “Supervisi adalah usaha memberi layanan kepada guruguru baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki
pengajaran.Aedi

(2014:16)

menjelaskan,

“…supervisi

akademis

sendiri

dititikberatkan kepada pengamatan supervisor tentang masalah yang berhubungan
dengan kegiatan akademis, diantaranya hal-hal yang langsung berada dalam
kegiatan pembelajaran.”Pada dasarnya supervisi akademik bukanlah mengukur
kinerja guru melainkan sebagai upaya untuk membantu para guru dalam
mengembangkan

kapabilitas

profesionalnya.

Namun

dalam

pelaksanaannyaterlebih dahulu perlu diadakan penilaian kemampuan guru,
sehingga

bisa

ditetapkan

aspek

yang

perlu

dikembangkan

dan

cara

mengembangkannya.
Alasan pentingnya pelaksanaan supervisi akademik adalah untuk
meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas

8

pembelajaran melalui proses pembelajaran yang baik dari segi kualitas dan
kuantitas. Hal itu sejalan dengan hasil penelitian Glanz, dkk (2007:2) dalam
presentasi makalahnya pada the Annual Conference of the American Educational
Research

Association

(AERA)

di

Chicago.

Ia

dan

beberapa

peneliti

menyimpulkan bahwa supervisi akademik berdampak pada perubahan perilaku
mengajar guru dan peningkatan prestasi siswa. Oleh karena itu kegiatan supervisi
akademik ini hendaknya rutin dilaksanakan di sekolah sebagai salah satu kegiatan
yang dipandang positif dalam meningkatkan proses pembelajaran yang akhirnya
dapat meningkatkan prestasi siswa. Apabila konsep-konsep ideal tersebut
dilaksanakan, maka dapat diharapkan kualitas/mutu pendidikan akan meningkat
secara signifikan. Melalui supervisi akademik, kemampuan mengajar guru dalam
mengubah tingkah laku peserta didik baik dalam perencanaan, proses, maupun
penilaian pembelajaran harus senantiasa ditingkatkan mengingat perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengharuskan orang untuk belajar terus
(long life education).Lebih-lebih guru, yang mempunyai tugas mendidik dan
mengajar. Jika sedikit saja lengah dalam belajar akan ketinggalan dengan
perkembangan, termasuk peserta didik yang diajar.
Supervisi terhadap guru perlu dilakukan terus menerus dalam rangka
memutakhirkan kemampuan professional guru.Perlunya hal itu dilakukan tidak
saja secara konseptual dibenarkan, tetapi secara empirik telah banyak dibuktikan
oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional yang pernah membuat
pedoman supervisi pembelajaran sebagai salah satu perangkat dalam pedoman
pelaksanaan kurikulum. Misalnya dalam modul bahan pelatihan implementasi

9

kurikulum 2013 bagi kepala sekolah yang berjudul “Supervisi Akademik
Implementasi Kurikulum 2013” dan “Buku Kerja Pengawas Sekolah”.
Supervisi juga penting dalam peningkatatan mutu pembangunan
pendidikan.Pembangunan pendidikan di masa sekarang berpatokan pada
peningkatan mutu.Akibatnya perlu ditingkatkan keseluruhan komponen sistem
pendidikan, baik yang bersifat sumber daya manusia (SDM) maupun yang bersifat
sumber daya alam/materi (SDA).Telah disadari, bahwa peningkatan mutu
komponen-komponen pendidikan yang terbukti lebih berpengaruh terhadap
peningkatan mutu pendidikan adalah komponen yang bersifat SDM.Hal ini dapat
dipahami bahwa komponen yang bersifat SDA tidak dapat bermanfaat tanpa
adanya komponen yang bersifat SDM.
Komponen-komponen sistem pendidikan yang bersifat SDM sebenarnya
dapat digolongkan menjadi tenaga kependidikan guru dan non guru.Komponenkomponen sistem pendidikan yang bersifat SDM juga dapat digolongkan menjadi
tenaga pendidik dan pengelola satuan pendidikan; penilik, pengawas, peneliti dan
pengembang di bidang pendidikan; pustakawan, laboran, dan teknisi sumber
belajar.Selama ini yang mendapat perhatian lebih diantara komponen-komponen
sistem pendidikan yang bersifat SDM adalah tenaga guru.Pemerintah, dalam hal
ini Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) memberi perhatian penuh
kepada guru karena di tangan gurulah mutu pendidikan kita bergantung.Dapat
dilihat dari kenyataan bahwa sekolah-sekolah tidak berdaya bila tidak ada
gurunya.
Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas komponen-komponen
sistem pendidikan yang bersifat SDM di sekolah,tanggungjawab yang sangat

10

penting dilakukan oleh pengawas sekolah adalah peran supervisi akademik atau
disebut juga supervisi pembelajaran.
Tanggungjawab pembinaan guru atau supervisi berada di tangan pengawas
sekolah.Pengawas sekolah bertanggung jawab terhadap kelancaran pendidikan
dan pengajaran di sekolah. Idealnya, supervisi akademik oleh pengawas sekolah
dalam perannya sebagai supervisor diharapkan dapat membantu rekan-rekan guru
secara professional untuk mengatasi berbagai persoalan belajar mengajar.
Kemampuan pengawas sekolah membantu rekan guru mengatasi persoalan
mengajar yang dihadapi di kelas dengan supervisi akan dapat membantu
pengawassekolah menambah angka kredit guna penilaian kinerjanya yang dinilai
setiap tahun.
Pengawas sekolah yang efektif adalah pengawas sekolah yang memahami
permasalahan yang dihadapi guru, selanjutnya memberikan bantuan dan
pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi itu, baik
secara individu maupun kelompok.Kemudian memberi kesempatan kepada guruguru untuk mengembangkan kreativitas dan mendorong ke arah ide-ide yang baik
bagi perbaikan tugasnya.Hal inilah gambaran supervisi akademik. Supervisi
akademik yang ideal adalah layanan profesional yang diberikan kepada guruoleh
orang yang lebih ahli, baik itu kepala sekolah, penilik sekolah, pengawas, dan ahli
lainnya.Dalam hal ini pengawas sekolah lebih bertanggungjawab karena salah
satu kompetensi yang harus dimiliki adalah kompetensi supervisi akademik.
Namun, di balik adanya siswa-siswa berprestasi, guru-guru berprestai maupun
sekolah favorit, belum tentu adanya pengaruh dari pengawas sekolah sebagai
pembinanya.

11

SMAN 2 Medan adalah salah satu sekolah terfavorit di Medan.Hal itu
terbukti dari jumlah siswa yang meningkat dari tahun ke tahun. Menurut
pengakuan wakil kepala sekolah bagian kurikulum, jumlah siswa pada tahun 2013
adalah 1250 siswa, pada tahun 2014 menjadi 1360 siswa. Jika dilihat dari jumlah
rombongan belajar (kelas) mengalami peningkatan, mulai dari 27 rombongan
belajar menjadi 30 rombongan belajar.Dari sekian banyak siswa yang berminat,
sudah seharusnya sekolah itu memiliki kepala sekolah dan guru yang memang
profesional (berkompeten) di bidangnya demi mempertahankan mutu pendidikan
di sekolah itu.Untuk itu dibutuhkan pula peran seorang pengawas sekolah yang
berkompeten.Namun, dari hal itu timbul pertanyaan apakah sebagai sekolah
favorit ada peran pengawas sekolah di dalamnya?Apakah supervisi akademik oleh
pengawas sekolah benar-benar dijalankan di sekolah itu? Model, pendekatan atau
teknik supervisi apa yang digunakan oleh pengawas sehingga sekolah tersebut
menjadi sekolah favorit?
Dari hasil pengamatan awal pada tanggal 23 Oktober 2014, situasi belajar
mengajar di sekolaah itu cukup kondusif. Semua siswa melaksanakan proses
belajar mengajar sebagaimana mestinya. Guru-guru mengajar sesuai dengan jam
pelajaran yang diampunya. Guru piket pun bekerja sesuai dengan fungsinya.
Namun, di sela-sela jam istirahat peneliti mewawancarai beberapa orang guru
mengenai pelaksanaan kurikulum baru.Mereka mengakui sangat bingung dalam
menerapkan kurikulum baru (kurikulum 2013) khususnya dalam hal model
pembelajaran dan penilaian pembelajaran.Walaupun demikian, mereka berusaha
mempelajari sendiri kurikulum itu.Karena tidak semua guru mendapat

12

kesempatan mengikuti pendidikan dan latihan maupun pembinaan mengenai
kurikulum baru itu.
Dari hasil observasi pada tanggal 30 Oktober 2014, terlihat adanya
pergantian kepala sekolah.Setelah acara selesai, peneliti bertanya kepada beberapa
orang guru mengenai supervisi akademik.Mereka mengakui bahwa pelaksanaan
supervisi akademik oleh pengawas sekolah jarang dilakukan.
Dari hasil pengamatanjuga dapat diketahui masih banyak guru yang tidak
memahami tentang supervisi akademik. Hal ini terlihat dari beberapa fenomena
yang terjadi, yaitu : (1) supervisi dilakukan atas dasar keinginan dari supervisor
sendiri tanpa melibatkan guru, sehingga tidak jelas jadwal kegiatan supervisi;(2)
Penilaian kinerja guru sering hanya diukur dari administrasipembelajaran yang
ditulis namun tidak diperiksa secara mendalam; (3) Pernyataan kepala sekolah
mengatakan bahwa ada 71guru dari 90 guru (sekitar 80%) yang mengumpul
perangkat pembelajaran, dan dari 80% itu belum diperiksa kebenaran isinya oleh
supervisor; (4) sekitar 40 % guru hanya menggunakan media pembelajaran
berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek); (5) adanya keluhan guru tentang
ketidakpahaman model/metode pembelajaran baru dan penilaian dalam penerapan
kurikulum baru.
Faktor kompetensi pengawas sekolah dalam supervisi menentukan
keadaan guru dan terlaksananya kegiatan pembelajaran dan supervisi di sekolah
binaannya masing-masing. Hal itu mutlak dimiliki oleh setiap pengawas sekolah
sebagai supervisor pendidikan.Timbul pertanyaan, apakah pengawas sekolah
cukup kompeten dalam menjalankan fungsinya sebagai supervisor.

13

Secara teknis, pengawas sekolah sebagai supervisor sangat terbatas
kemampuannya di bidang studi yang diajarkan guru di kelas.Namun hal itu sudah
menjadi tugas pokok dan tanggungjawabnya. Oleh karena itu, pengawas sekolah
semestinya menggunakan berbagai pendekatan, model, dan teknik supervisi yang
sedemikian rupa secara berkesinambungan sehingga dapat mendorong guru untuk
mengembangkan diri secara mandiri dalam menangani masalah mengajarnya.
Pelaksanaan supervisi akademik dalam meningkatkan mutu pendidikan
umumnya dan pembelajaran khususnya mengalami berbagai hambatan.Salah
satunya tampak di lapangan bahwa pengawas sekolah memiliki citra yang kurang
baik.Hal ini merupakan akibat dari belum optimalnya pelaksanaan supervisi
akademik pengawas sekolah dengan hanya menekankan pada administratif
daripada substantif pengajaran.Hal itu terlihat pada penelitian yang dilakukakan
oleh Ali Sudin (2008). Ia menyimpulkan bahwa pelaksanaan supervisi dalam
seluruh mata pelajaran belum berjalan optimal, hal ini terbukti dari persentase
yang diperoleh sebesar 45,27 %. Secara pelaksanaan supervisi yang menyangkut
aspek pengelolaan pembelajaran berada dalam kategori cukup yaitu 41 %,
pelaksanaan supervisi yang menyangkut aspek pengembangan profesi sebagai
guru mata pelajaran oleh supervisor berada dalam kategori kurang yaitu 35,97 %.
Berdasarkan fenomena di atas, diperlukan penelitian tentang implementasi
supervisi

akademik

oleh

pengawas

SMApada

guru

mata

pelajaran

bahasaIndonesia dikota Medan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan
beberapa masalah yang berkaitan dengan implementasi supervisi akademik

14

pengawas SMA dalam rumpun mata pelajaran

yaitu: (1) kompetensi guru

rumpun mata pelajaran bahasadan khususnya Bahasa Indonesia masih rendah; (2)
masih adanya peserta didik yang belum mencapai standar

kelulusan; (3)

implementasi/pelaksanaan supervisi akademik yang belum berjalan optimal; (4)
pelaksanaan supervisi akademik cenderung menggunakan model, pendekatan dan
teknik konvensional (tradional) yaitu menilai dan mengawasi apa yang
dikerjakan oleh guru.
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, fokus penelitian ini secara
umum adalah“Implementasi Supervisi Akademik oleh Pengawas SMA pada
Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kota Medan.”
D. Rumusan Masalah
Fokus penelitian itu diturunkan menjadi rumusan masalah penelitian
sebagai berikut.
1. Bagaimanakah implementasi supervisi akademik oleh pengawas SMA pada
guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam merencanakan pembelajaran di
Kota Medan?
2. Bagaimanakah implementasi supervisi akademik olehpengawas SMA pada
guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam melaksanakan

proses

pembelajaran di Kota Medan?
E. Tujuan Penelitian
Dari uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

15

1. Mendeskripsikan pelaksanaan supervisiakademikoleh pengawas SMA
pada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam merencanakan
pembelajaran di kota Medan.
2. Mendeskripsikan pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas SMA
pada guru mata pelajaran Bahasa Indonesiadalam melaksanakanproses
pembelajaran di Kota Medan.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
1) Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan pengembangan
ilmu pengetahuan tentang supervisi akademik pengawas SMA
dalam mata pelajaran bahasaIndonesia dikotaMedan.
2) Memberi rangsangan untuk melakukan penelitian lebih
mendalam tentang supervisi akademik pengawas sekolah
dalammata pelajaran bahasa Indonesia di kota Medan.
2. Manfaat Praktis
1) Bahan masukan kepada Kepala Dinas Pendidikan untuk
memberikan rekomendasi dalam menentukan kebijakan,
melakukan pembinaan terhadap tugas pengawas dalam
melaksanakan supervisi akademik.
2) Bahan masukan kepada pengawas sekolah agar dapat
menentukan prinsip-prinsip supervisi akademik, pendekatan,
dan teknik yang cocok terhadap guru-guru di sekolah binaan.
3) Bahan masukan kepada pengawas agar menentukan metode
yang sesuai dalam melakukan supervisi akademik.

16

F. BATASAN ISTILAH
Untuk memudahkan pembaca memahami tesis dan menghindari kesalahan
penafsiran atau kesalahpahaman membaca, maka peneliti membuat batasan istilah
pada tesis ini yaitu:
1. Implementasi supervisi akademik adalah serangkaian pelaksanaan
kegiatan pengawas sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
baik dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran.
2. Pengawas SMA pada guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia adalah
pengawas

sekolah

di

tingkat

SMA

yang

mempunyai

tugas,

tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh dalam melaksanakan
tugas pengawasan/supervisi terhadap guru mata pelajaran bahasa
Indonesia binaannya dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai
pembelajaran.
3. Perencanaan pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur
dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar
yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus yang
dituangkan dalam RPP.
4. Pelaksanaan pembelajaran adalah usaha yang dilakukan guru dengan
menempuh

tiga

tahapan

(pendahuluan,

inti,

penutup)

menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran.

dengan

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DANSARAN
A. Simpulan
Dengan mengacu pada hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Implementasi implementasi supervisi akademik dalam merencanakan
pembelajaran dilakukan dengan teknik

individu dan kelompok.

Teknik individu dilakukan dengan cara pribadi guru bertemu dengan
pengawas sekolah di kantor kepala sekolah ataupun ruang guru.
Supervisi dalam merencanakan diawali dengan kunjungan ke sekolah
melalui kepala sekolah. Pembinaan diberikan jika ada kekurangan atau
masalah

dalam perencanaan pembelajaran yang dibuat guru.

Sedangkan teknik kelompok dilakukan dengan cara mengumpulkan
guru-guru sub rayon untuk diberikan pembinaan. Namun, jika
pengawas yang membina

di sekolah itu adalah pengawas mata

pelajaran bahasa Indonesia, pembinaan diberikan secara individu.
2. Implementasi supervisi akademik oleh pengawas SMA dalam
melaksanakan

pembelajaran

menggunakan

model

konvensional

dengan pendekatan yang belum inovatif. Supervisi dilakukan dengan
melakukan kunjungan ke kelas dengan menilai cara mengajar guru.
Hal itu disebabkan karena pengawas sekolah dalam melakukan
supervisi akademik belum sepenuhnya menggunakan prinsip-prinsip
supervisi

yang sebagaimana mestinya

109

seperti

prinsip ilmiah.

Pelaksanaan supervisi belum sistematis. Supervisi dilakukan terkadang
dengan cara tiba-tiba tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

B. Implikasi
Berdasarkan simpulan yang telah diurakan di atas, berikut ini diuraikan
implikasi sebagai berikut.
Implementasi supervisi akademik oleh pengawas SMA pada guru mata
pelajaran bahasa Indonesia dalam merencanakan pembelajaran implementasi
supervisi supervisi akademik oleh pengawas SMA pada guru mata pelajaran
bahasa Indonesia menggunakan teknik individu dan kelompok. Individu berupa
kunjungan dan observasi kelas, dialog dan evaluasi diri. Sedangkan teknik
kelompok berupa pelatihan. Walaupun pengawas sudah menggunakan teknik
sesuai teori supervisi, namun pengawas perlu mencari teknik lain yang lebih
inovatif agar guru-guru tidak takut jika berhadapan dengan pengawas.
Jika jumlah pengawas Bahasa Indonesia tidak memenuhi dalam
kebutuhan supervisi terhadap guru Bahasa Indonesia maka dinas pendidikan kota
Medan diharapkan menambah jumlah pengawas Bahasa Indonesia. Langkahlangkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
1) Mengadakan

perekrutan

pengawas

Bahasa

Indonesia

dengn

mengutamakan kompetensi bukan dengan pengalihan jabatan.
2) Memberikan beasiswa pada guru berprestasi untuk dapat meningkatkan
pendidikan seperti kuliah ke jenjang lebih tinggi agar menjadi pengawas yang

berkompeten karena pengawas harus berasal dari guru yang memiliki prestasi
yang tinggi.
Implementasi
melaksanakan

supervisi

pembelajaran

akademik
menggunakan

oleh

pengawas

model

SMA

konvensional

dalam
dengan

pendekatan yang belum inovatif. Supervisi dilakukan dengan melakukan
kunjungan ke kelas dengan menilai cara mengajar guru. Hal itu disebabkan karena
pengawas sekolah dalam melakukan supervisi akademik belum sepenuhnya
menggunakan prinsip-prinsip supervisi yang sebagaimana mestinya seperti prinsip
ilmiah. Pelaksanaan supervisi belum sistematis. Supervisi dilakukan terkadang
dengan cara tiba-tiba tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Untuk itu diharapkan
pengawas SMA menggunkan prinsip-prinsip supervisi akademik yang baik seperti
berkesinambunangan, model yang artistik dan klinis, juga metode/teknik supervisi
yang inovatif.
Implementasi supervisi akademik pengawas SMA pada guru Bahasa
Indonesia di kota Medan belum berjalan dengan baik dikarenakan pengawas
selalu selalu terikat oleh perubahan kebijakan baru baik itu perubahan jabatan
eselon. Untuk itu supaya pengawas tidak terikat oleh perubahan kebijakan pejabat
eselon maka pengawas harus memiliki metode pendampingan yang inovatif
karena pengawas itu berperan sebagai pendamping guru dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran.

C. Saran
1) Kepada kepala dinas hendaknya membuat kebijkan membagi tugas pokok
pengawas dengan tidak menggabungkan

antara supervisi manajerial

dengan supervisi akademik, mengadakan perekrutan pengawas Bahasa
Indonesia dengan mengutamakan kompetensi bukan dengan pengalihan
jabatan; memberikan beasiswa pada guru berprestasi untuk dapat
meningkatkan pendidikan seperti kuliah ke jenjang lebih tinggi agar
menjadi pengawas yang berkompeten karena pengawas harus berasal dari
guru yang memiliki prestasi yang tinggi.
2) Pengawas hendaknya menggunakan prinsip-prinsip supervisi akademik,
pendekatan artistik dan klinis, dan teknik yang cocok terhadap guru-guru
di sekolah binaan.
3) Pengawas hendaknya memiliki metode pendampingan yang inovatif
karena pengawas itu berperan sebagai pendamping guru dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran.

DAFTAR RUJUKAN
Adewale, Orenaiya Solomon. 2014. Instructional Improvement of Secondary
School Teachers throughEffective Academic Supervision by the VicePrincipals. Journal of Education and Human Development.June 2014, Vol.
3, No. 2, pp. 607-617
Asf, Jasmani dan Mustofa, Syaiful. 2013. Supervisi Pendidikan. Terobosan baru
dalam
Peningkatan
Kinerja
Pengawas
Sekolah
dan
Guru.
Jogjakarta:Penerbit Ar-Ruzz Media
Aedi, Nur. 2014. PengawasanPendidikan. TinjauanTeoridanPraktek.Jakarta
:RajawaliPers
Barnawi dan Arifin, Mohammad. 2012. Kinerja Guru Profesional. Instrumen
Pembinaan, Peningkatan dan Penilaian. Jogjakarta:Ar Ruzzmedia
Glanz, Jeffrey. et al. 2007. Impact of Instructional Supervision on Student
Achievement:Can We Make the Connection?Paper presented at the Annual
Conference of the American Educational Research Association (AERA),
Chicago, April 13, 2007
Glickman, Carl. D. et al. 2010. Supervision and Instructional Leadership.A
Developmental Approach.(Eight Edition).USA : Pearson Education, Inc.
Publishing
Hadi, Amirul dan Haryono, H. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung
: CV Pustaka Setia
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta:PT Bumi Aksara
Hoy, Wayne K. dan Forsyth, Patrick B. 1986. Effective Supervision. Theory into
Practice. New York:Random House
(https://jurnaltoddoppuli.wordpress.com/2014/10/17/nilai-un-bahasaindonesiarendah/ diakses 28 Februari 2015).
Imron, Ali. 2012. Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta
:BumiAksara
Kaffah, Silmi. 2014. Peningkatan Supervisi Akademik dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan di MTs NU 06 Sunan Abinawa Pegandon Kendal Jawa Tengah.
Tesis. Yogyakarta:Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Karim. 2009. Efektivitas Pelaksanaan Supervisi Pengawas Sekolah Dasar di
Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat.
Tesis. Medan:Program
Pascasarjana Unimed

Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik:Buku
Guru/Kemendikbud. Jakarta:Kemendikbud
Moleong, Lexy. J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya
Miles, Matthew B. and Huberman, A. Michael. 1994. An Expanded Sourcebook.
Qualitative Data Analisysis. Second Edition. California:SAGE Publication
Muslim, Sri Banun. 2010.
Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas
Profesionalisme guru. Bandung : Penerbit Alfabeta
Neagley, Ross L dan Evans, N. Dean. 1980. Hanbook for Effective Supervision of
Instruction. Third Edition. USA:Prentice-Hall
Pidarta, Made.2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: PT RinekaCipta
Sagala, Sayaiful. 2012. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan.
Bandung : Penerbit Al fabeta
Sahertian, Piet A. 2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Dalam
Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Rineka Cipta
Sakran. 2013. Persepsi Tentang Efektivitas Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh
Pengawas Sekolah Di SMA Negeri 2 Bantaeng Kabupaten Bantaeng. Jurnal
PTK DIKMEN. Vol. 3, No.1-November 2013
Sarosa, Samiaji. 2012. Penelitian Kualitatif. Dasar-dasar. Jakarta : PT Indeks
Sudin, Ali. 2008. Implementasi Supervisi Akademik TerhadapProses
Pembelajaran di Sekolah DasarSe Kabupaten Sumedang. Jurnal Pendidikan
Dasar Nomor-9-April 2008
Sudjana, Nana. 2011. SupervisiPendidikan. Konsep dan Aplikasinya bagi
Pengawas Sekolah.Bekasi: Binamitra Publishing
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R & D. Bandung : Alfabeta
Syuhada. 2010. Manajemen Kepengawasan Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah
Kabupaten Labuhan Batu. Tesis. Medan:Program Pascasarjana Unimed
Usman, Husaini. 2013. Manajemen. Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan.Edisi 4.
Jakarta:Bumi Aksara
Yarmansyah. 2007. Supervisi Pendidikan dalam Peningkatan Mutu sekolah
Dasar. (Studi Pelaksanaan Supervisi pada SD Negeri No.060787 Medan).
Tesis. Medan:Program Pascasarjana Unimed.