IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK OLEH PENGAWAS SEKOLAH TERHADAP GURU BIDANG KEAHLIAN KEJURUAN PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA DI KOTA MEDAN.

(1)

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK

OLEH PENGAWAS SEKOLAH

TERHADAP GURU KOMPETENSI KEAHLIAN KEJURUAN

PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI

BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA

DI KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

AHMAD IRVAN

NIM. 8136132059

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

ii ABSTRAK

Ahmad Irvan, 8136132059, Implementasi Supervisi Akademik Oleh Pengawas Sekolah Terhadap Guru Bidang Keahlian Kejuruan Pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan

Tesis ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis proses perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut supervisi akademik oleh pengawas sekolah pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan. Subjek penelitian ini merupakan pengawas sekolah dan guru mata pelajaran produktif yang bertugas di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi dan wawancara mendalam.

Temuan dalam penelitian ini adalah 1) rencana kegiatan supervisi akademik yang dimiliki oleh pengawas disusun oleh tim penelitian dan pengembangan KKPS SMK Kota Medan, 2) pelaksanaan supervisi akademik hanya sebatas pemantauan dan penilaian kegiatan mengajar guru di kelas, belum ada pelaksanaan bimbingan dan pelatihan untuk mengatasi masalah dan kebutuhan guru, 3) tindak lanjut supervisi akademik yang dilakukan berupa diskusi bersama guru membahas hasil observasi dan penilaian yang telah dilakukan oleh pengawas sekolah, belum ada rencana maupun keputusan untuk menentukan aksi supervisi akademik pada tindakan selanjutnya.

Terdapat beberapa hal yang menjadi faktor hambatan dan tantang serat beberapa hal yang mendukung dalam implementasi supervisi akademik. Hambatan itu antara lain: 1) latar belakang bidang studi pengawas sekolah yang berbeda dengan guru binaan, 2) komunikasi pengawas sekolah dan guru yang belum terbina dengan baik, serta 3) kompleksitas tugas dan tanggung jawab pengawas sekolah yang diberikan oleh Dinas Pendidikan Kota Medan. Sedangkan faktor pendukunya yaitu sudah terbentuknya Kelompok Kerja Pengawas Sekolah yang merupakan wadah untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapin oleh pengawas sekolah dalam melakukan supervisi akademik. Selain itu, tingginya motivasi dan harapan guru akan pembinaan dan bimbingan yang diberikan pengawas sekolah juga menjadi faktor lainnya yang dapat mendukung implementasi supervisi akademik pada sekolah menengah kejuruan.

Rekomendasi yang dihasilkan dari penelitian ini berupa penerapan beberapa pendekatan, model, dan teknik supervisi akademik yang bisa digunakan oleh pengawas sekolah guna membantu pengawas sekolah dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Rekomendasi tersebut dihasilkan atas berbagai dasar pertimbangan permasalahan dan kebutuhan guru serta kondisi pengawas sekolah.


(5)

iii ABSTRACT

Ahmad Irvan, 8136132059, Implementation Supervision by the Supervisory Academic School Vocational Teacher Expertise In Vocational High School Technology and Engineering Expertise in Medan

This thesis aims to describe and analyze the process of planning, implementation and follow-up academic supervision by a school supervisor at the State Vocational High School Technology and Engineering Expertise in the city of Medan. Subjects of this study is a school supervisor and teacher productive subjects who served in the State Vocational High School Technology and Engineering Expertise in the city of Medan. This study used a qualitative approach with descriptive design. Techniques of data collection is done through observation, documentation and interview.

The findings in this study were 1) academic supervision activity plan that is owned by supervisors composed by a team of research and development KKPS SMK Kota Medan, 2) the implementation of academic supervision was limited to monitoring and assessment activities of teachers in the classroom teaching, there has been no implementation of the guidance and training to cope problems and needs of teachers, 3) follow up academic supervision is done in the form of a discussion with the teacher to discuss the results of observations and assessments that have been carried out by school inspectors, there are no plans as well as the decision to determine the academic supervision action on further action.

There are a couple of things that factor into the fiber barriers and challenge some of the things that support the implementation of academic supervision. Barriers include: 1) a background field of study of different school inspectors with teacher guidance, 2) communication school supervisors and teachers who have not built up properly, and 3) the complexity of the tasks and responsibilities of school superintendent given by the Education Office of Medan. While the supporting factors are already formation of the Working Group for School which is a forum to address various issues before the superintendent of schools in academic supervision. In addition, the high motivation and expectations of the coaching and guidance of teachers will be given school superintendent also be other factors that can support the implementation of academic supervision at secondary vocational schools.

Recommendations resulting from the study of the application of several approaches, models, and academic supervision techniques that could be used by school supervisors to assist the supervisor of schools in performing their duties and responsibilities. The recommendations are generated on the basis of considerations of

various problems and needs of the teachers and the condition of the school supervisor.. Keywords: Supervision of academic, school supervisor


(6)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan penulisan tesis dengn judul “Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Pengawas Sekolah Pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan”. Tesis ini sengaja ditulis bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana di Universitas Negeri Medan.

Ucapan terima kasih sebesar-besarnya penulis haturkan kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Sri Milfayetty, M.S. Kons selaku pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan untuk menyelesaikan tesis ini dengan baik.

2. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.Si, Prof. Dr. Siman,M.Pd dan Dr. Ir. Darwin, M.Pd selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan yang sangat bermanfaat untuk melengkapi tesis ini.

3. Bapak Prof.Dr.Syawal Gultom,M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan (UNIMED).

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).

5. Bapak Dr. Ir. Darwin, M.Pd selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan PPs Universitas Negeri Medan (UNIMED).

6. Bapak Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd. Selaku Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan PPs Universitas Negeri Medan (UNIMED).

7. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan dan staf pegawai yang telah ikut membantu penyelesaian administrasi yang dibutuhkan.

8. Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang


(7)

v

telah memberikan dukungan materil berupa biaya pendidikan bagi penulis sehingga dapat menimba ilmu di Universitas Negeri Medan (UNIMED).

9. Teristimewa untuk ayahanda Amril dan Ibunda Ismawati yang selalu senantiasa tiada henti memanjatkan doa serta memberikan dukungan spirituil maupun materil. 10. Terkhusus istri tercinta Puty Siyamitri,S.KPm yang selalu setia menemani dan

memanjatkan doa serta memberikan dukungan baik spirituil maupun materil dengan penuh pengertian dan kasih sayang.

11. Ibu Mertua Hj.Nirmala yang selalu memberikan dukungan baik berupa spiritual maupun materil.

12. Pengawas sekolah dan guru yang telah bersedia berpartisipasi sebagai informan dalam proses pengumpulan data penelitian tesis.

13. Teman-teman Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan Angkatan 2013.

14. Semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Demikian rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis ucapkan, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA kepada semua pihak yang turut membantu penulis dalam mnyusun proposal tesis ini. Besar harapan penulis tesis ini dapat memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan dan informasi bagi para pembaca dan dapat memberikan manfaat bagi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

Medan, Juni 2015 Penulis


(8)

vi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 10

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 11

D. Tujuan Penelitian ... 12

E. Manfaat Penelitian ... 12

F. Batasan Istilah ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Dasar Teoretis ... 15

1. Supervisi Akademik... 15

a. Definisi Supervisi Akademik ... 15

b. Fungsi dan Tujuan Supervisi Akademik ... 20

c. Prinsip Supervisi Akademik ... 25

d. Pendekatan Supervisi Akademik ... 28

e. Model Supervisi Akademik ... 30

f. Teknik Supervisi Akademik ... 33

g. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Tindak Lanjut Supervisi Akademik ... 37

2. Pengawas Sekolah Sebagai Supervisor ... 47

a. Kompetensi Pengawas Sekolah ... 48

b. Tupoksi Pengawas Sekolah ... 53

3. Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Pengawas Sekolah 57 4. Sekolah Menengah Kejuruan ... 60

5. Studi Terdahulu Yang Relevan ... 66


(9)

vii BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian... 73

1. Pendekatan penelitian ... 73

2. Subjek Penelitian ... 73

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 74

4. Sumber Data ... 74

B. Teknik Pengumpulan Data ... 74

1. Observasi ... 75

2. Wawancara Mendalam ... 78

3. Studi Dokumentasi ... 79

4. Triangulasi ... 81

C. Analisis Data ... 82

1. Reduksi Data ... 83

2. Penyajian Data (Data Display) ... 83

3. Penaikan Kesimpulan. ... 84

D. Keabsahan Hasil Penelitian ... 85

1. Uji Kredibilitas ... 86

2. Transferabilitas ... 88

3. Dependabilitas ... 89

4. Konfirmabilitas ... 90

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN A. Proses Penelitian ... 92

1. Informan Penelitian ... 92

2. Pengumpulan Data Penelitian ... 94

3. Analisis Data ... 95

4. Keabsahan Data Penelitian ... 97

B. Paparan Data Penelitian ... 100

1. Pofil Pengawas Sekolah Menengah Kejuruan Kota Medan ... 100

2. Pofil Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan ... 107

C. Hasil Penelitian ... 115

1. Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Pengawas Sekolah Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Medan ... 118

2. Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Pengawas Sekolah Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 4 Medan ... 129


(10)

viii

3. Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Pengawas Sekolah

Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Medan. ... 134

D. Pembahasan ... 142

1. Pendekatan Supervisi Akademik Yang Digunakan Pada SMK Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan ... 143

2. Model Supervisi Akademik Yang Digunakan Pada SMK Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan ... 150

3. Teknik Supervisi Akademik Yang Digunakan Pada SMK Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan ... 152

4. Tupoksi Pengawas Sekolah Menengah Kejuruan Ne-geri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan ... 162

5. Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Supervisi Aka demik Oleh Pengawas Sekolah Terhadap Guru Kompeten si Keahlian Kejuruan Pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Bidang Keahlian Teknologi Dan Rekayasa Di Kota Medan ... 165

6. Matriks Data ... 169

E. Keterbatasan Penelitian ... 174

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 176

B. Implikasi ... 177

C. Saran ... 178

DAFTAR PUSTAKA ... 180


(11)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1 Matriks Data ... 169


(12)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1 Hasil Kompetensi Awal Guru SMK Tahun 2012 ... 7 2 Kerangka Konseptual ... 71


(13)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1 : Pedoman Wawancara Dengan Pengawas Sekolah dan Guru Mata

Pelajaran ... 183

2 : Pedoman Telaah Dokumentasi ... 185

3 : Transkrip Wawancara ... 186

4 : Telaah Dokumentasi... 299

5 : Catatan Observasi ... 302

6 : Dokumentasi Kegiatan wawancara ... 310

7 : Dokumen Terkait Penelitian ... 312


(14)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Supervisi merupakan tahapan proses yang sangat penting bagi suatu organisasi dalam mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program yang telah direncanakan demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Sergiovanni dan Starrat (1979:2) mengatakan bahwa supervisi perlu dilakukan atas dasar perbaikan yang harus dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya keuangan. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (2009:14), bahwa untuk melaksanakan rencana atau program sehingga tercapai hasil yang baik salah satunya adalah dengan cara melakukan pengawasan atau supervisi yang kontinyu dan kosekuen. Melalui supervisi seorang supervisor dapat melakukan prediksi maupun evaluasi sedini mungkin terhadap hal yang menjadi kendala dalam menjalankan suatu program kerja, sehingga supervisor tersebut dapat mengambil tindakan strategis yang merupakan solusi atas kendala tersebut. Selain itu, supervisor juga dapat menganalisa berbagai kemudahan dan kelebihan din sekolah yang akan menjadi faktor potensial untuk dikembangkan dan dapat meningkatkan kejuruanitas sekolah pada masa itu maupun dimasa yang akan datang. Sehingga pada akhirnya seluruh unsur dalam sekolah tersebut dapat melakukan pekerjaannya sesuai prosedur yang ditetapkan dan dapat mencapai tujuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah dengan efektif.

Sekolah sebagai salah satu organisasi pendidikan yang secara lansung menyelenggrakan proses pendidikan, mengemban amanat untuk dapat


(15)

2

menyelenggarakan proses pendidikan dan mencapai Tujuan Pendidikan Nasional secara efektif. Amanat tersebut disiratkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 ayat (1) : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berbagai program perencanaan dan pengorganisasian pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah. Selanjutnya yang menjadi tantangan adalah bagaimana supaya sekolah dapat melaksanakan seluruh perencanaan tersebut sesuai dengan petunjuk dan standar batasan yang telah dirujuk oleh pemerintah. Untuk dapat melaksanakan perencanaan tersebut dan demi tercapainya tujuan pendidikan, diperlukan suatu upaya berupa program supervisi yang terencana terhadap penyelenggaraan proses pendidikan di sekolah. Sergiovanni dan Starrat (1979:5) mengatakan bahwa sekolah yang melaksanakan program supervisi selalu menunjukan perkembangan dan peningkatan kualitas. Dengan melaksanakan supervisi, sekolah akan mendapatkan evaluasi atas kualitas penyelenggaraan pendidikan disekolah tersebut sehingga sekolah dapat melakukan perbaikan yang pada akhirnya akan terjadi peningkatan kualitas pendidikan.

Secara umum terdapat dua jenis supervisi yang dilaksanakan dalam dunia pendidikan, yaitu supervisi manajerial yang berkaitan dengan administrative pengelolaan sekolah dan supervisi akademik yang berkaitan dengan penyelenggaraan proses pendidikan di sekolah. Supervisi akademik dalam dunia pendidikan bertujuan


(16)

3

untuk memberikan pelayanan dan bantuan professional kepada guru dalam menghadapi berbagai kendala selama guru tersebut menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Selain itu supervisi akademik juga membantu guru dalam menterjemahkan kurikulum yang selalu berubah-ubah kedalam suatu proses persiapan perencanaan, pelaksaan dan evaluasi pembelajaran.

Terdapat tiga unsur yang dapat melakukan supervisi akademik di sekolah, yaitu pengawas sekolah, kepala sekolah dan guru yang sudah berpengalaman dibidang keahliannya. Strategisnya peran pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru berpengalaman sebagai seorang supervisor juga sejalan pendapat Sergiovanni and Starrat (1979:2) yang mengatakan bahwa tugas supervisi dititik beratkan kepada supervisor yang posisinya paling dekat dengan guru dan bidang pekerjaan disekolah. Pengawas sekolah berada dalam posisi yang independent dalam melakukan supervisi terhadap guru. Sebagaimana yang disebutkan dalam Permendiknas No 12. Tahun 2007 dan Sejalan dengan yang dikatakan oleh Sagala (2012:138) bahwa pengawas sekolah merupakan tenaga kependidikan professional yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pembinaan dan pengawasan dalam bidang akademik maupun manajerial. Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya, disebutkan tugas pokok Pengawas Sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, penilaian, pembimbingan dan pelatihan


(17)

4

professional Guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus.

Sebagai seorang supervisor, pengawas sekolah seharusnya dapat memberikan perhatian yang secara objektif dan sungguh-sungguh terhadap aspek yang dapat menjadi hambatan dan tantangan tugas guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Sehingga supervisor dapat memahami permasalahan guru tersebut dan mencarikan solusi yang tepat. Selain itu supervisor juga dapat memberikan kesempatan kepada guru dalam mengembangkan ide dan kreatifitasnya yang pada akhirnya akan berdampak terhadap pelaksanaan belajar mengajar yang efektif. Idealnya pengawas sekolah sebagai supervisor akademik harus menjadi idola para guru, karena keberadaan pengawas sekolah di tengah-tengah mereka menjadi inspirator bagi guru untuk mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan tugas mengajar.

Tujuan supervisi akademik adalah untuk peningkatan mutu pembelajaran melalui pembinaan dan pengembangan terhadap kualitas mengajar guru. Supervisi akademik yang mampu memperbaiki kualitas mengajar guru menurut Sahertian (2008: 20) adalah yang dilaksanakan dengan berpijak pada prinsip-prinsip sistematis, berencana dan kontinyu. Supervisi dilakukan berdasarkan data dan fakta yang obyektif. Keberhasilan supervisi akademik juga ditunjang dengan hubungan kesejawatan yaitu hubungan yang dibangun secara akrab dan hangat atas dasar kemanusiaan dengan menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru. Suasana supervisi akademik yang hangat dan akrab tersebut membuat guru merasa aman dan nyaman sehingga pengawas dapat membantu mengembangkan usaha bersama, yaitu


(18)

5

memberi dorongan dan rangsangan agar guru merasa tumbuh bersama seiring dengan supervisi yang dilakukan oleh pengawas sekolah.

Sagala (2012 : 221) mengatakan pembinaan dan pengembangan profesi guru berarti meningkatkan kualitas dan peningkatan pelayanan tenaga kependidikan guna mendapatkan tenaga pendidik yang kreatif dalam mencari alternatif dan pemecahan masalah. Usaha untuk meningkatkan kemampuan guru merupakan suatu tuntutan kebutuhan pada tiap sekolah. Guru dituntut untuk dapat mengelola proses pembelajaran secara efektif sesuai dengan perkembangan dan tuntutan kebutuhan pendidikan.

Tugas guru dalam mendidik dan mengajar menjadi lebih strategis dalam upaya mempersiapkan peserta didik menghadapi persaingan ekonomi global yang memasuki era liberalisasi perdagangan dan ivestasi terutama untuk jenjang pendidikan menengah khususnya guru SMK. SMK dipersiapkan oleh pemerintah sebagai usaha antisipatif utuk mencegah kesenjangan antara hasil pendidikan dengan tuntutan kebutuhan masnyarakat yang terus berkembang. Hal ini dijelaskan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 15: Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang pekerjaan tertentu. Secara khusus, tujuan SMK ialah mempersiapkan peserta didik agar mampu bekerja, baik sebagai karyawan maupun pelaku kewirausahaan sesuai dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan sikap professional dalam bidang keahlian yang diminatinya, serta mengembangkan diri melalui pendidikan lanjutan di perguruan tinggi.


(19)

6

Untuk mewujudkan hal tersebut, guru SMK dituntut untuk selalu aktif dan kreatif dalam mengembangkan kompetensi dirinya seiring dengan perkembangan IPTEK yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Saat ini guru SMK seolah ditantang untuk menunjukan profesionalitas dirinya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Pengembangan kompetensi guru ini tidak cukup hanya beasal dari dalam diri guru saja, namun juga membutuhkan suatu pemantauan, pemberian motivasi, pembinaan, pendampingan dan bimbingan dari pihak lain terutama kepala sekolah dan pengawas sekolah sebagai orang yang lebih dituakan dan dianggap lebih berpengetahuan sekaligus pimpinan tertinggi di sekolah tempatnya mengabdi.

SMK kelompok Teknologi dan Rekayasa merupakan salah satu jejang pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk mampu terampil dan professional dalam penguasaan dan pengembangan dibidang teknologi. Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa diharapkan nantinya dapat menjadi tenaga kerja handal dan mampu memanfaatkan peluang untuk menciptakan lapangan pekerjaan sesuai bidang spesialisasinya masing-masing.

Tuntutan dan tantangan akan guru yang bermutu dan professional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terlihat masih sangat jauh dari harapan. Hal ini terlihat dari hasil hasil uji kompetensi awal guru SMK secara nasional pada tahun 2012 seperti digambarkan dalam gambar 1 berikut ini :


(20)

7

Gambar 1: Hasil Kompetensi Awal Guru SMK Tahun 2012 (Sumber: Konferensi Pers Mentri Pendidikan dan Kebudayaan, kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2012 )

Hasil UKA pada Gambar 1 menunjukan bahwa nilai maksimal rata-rata hasil UKA guru SMK secara nasional tidak lebih dari 56,62 dan rata-rata nilai UKA Nasional guru SMK hanya 50,02 untuk skala nilai 0-100. Sementara untuk provinsi yang dapat memenuhi batas rata-rata minimal nilai UKA 2012 hanya 8 Provinsi dari 33 Provinsi, dan Provinsi Sumatera Utara berada pada urutan ke-25 dengan pencapaian nilai UKA rata-rata hanya 45,67. Hasil ini tentu sangat jauh dari yang diharapkan, guru dituntut untuk dapat menguasai dengan baik seluruh kompetensi inti maupun materi yang akan diinduksikan kepada peserta didik. Namun kenyataan ini menunjukan masih rendahnya mutu dan profesionalisme guru yang tercermin


(21)

8

melalui kompetensi yang ia miliki terutama kompetensi pedagogik dan kompetensi professional. Atas dasar itu diperlukan adanya suatu upaya peningkatan kemampuan professional guru secara terprogram intensif dan kontinyu, salah satunya melalui kegiatan supervisi akademik.

Pada saat peneliti mengadakan observasi, pengamatan dan wawancara informal kepada guru, wakil kepala sekolah dan pengawas sekolah di SMKN 2 MEDAN sebagai salah satu Sekolah Menengah yang telah menerapkan standar manajemen mutu ISO 9001:2008 pada tanggal 7-20 Januari 2015, peneliti menemukan adanya fenomena yang sangat kontras bertentangan dengan ciri guru profesional. Kenyataan ini tampak dari persiapan guru dalam pembelajaran seperti dokumen prota, prosem, silabus dan RPP yang belum lengkap. Menurut hasil wawancara dengan PKS Kurikulum dan pengawas sekolah, hanya ada tidak lebih dari 40% guru yang telah menyerahkan dokumen persiapan pembelajaran pada semester ganjil walaupun pada saat ini telah memasuki semester genap. Sedangkan untuk semester genap hanya ada 5 dokumen persiapan pembelajaran dari 5 orang guru kompetensi keahlian yang telah disetujui oleh PKS Kurikulum.

Sementara dari hasil pengamatan, dalam proses penyelenggaraan proses pembelajaran masih banyak ditemukan guru yang masuk kedalam ruang kelas tidak tepat pada waktunya. Masih banyak guru yang tidak variatif menggunakan metode dan teknik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Demikian juga halnya dari segi pemanfaatan sumber belajar, media dan teknologi yang masih minim. Masih ada dijumpai guru yang memberikan catatan kepada siswa dan selanjutnya meninggalkan ruang kelas. Selanjutnya dari data absensi guru juga masih ada sejumlah guru yang


(22)

9

tidak hadir kesekolah tanpa keterangan yang jelas sementara jam pelajaran guru tersebut ada tercantum di roster pelajaran pada hari itu. Sedangkan dari segi penugasan guru sebagai pembimbing siswa di DU/DI, masih ada sejumlah guru yang tidak melakukan kunjungan dan bimbingan siswa di DU/DI. Fenomena-fenomena ini menjadi masalah yang sangat substansial ditengah besarnya tuntutan terhadap profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Fenomena diatas dimungkinkan dapat terjadi karena belum efektifnya proses pelaksanaan supervisi yang dilakukan terhadap guru sekolah. Hal ini juga diperkuat dari hasil wawancara informal dengan beberapa orang guru di SMK Negeri 2 Medan yang menyatakan belum pernah mendapatkan arahan maupun bimbingan dari pengawas sekolah. Sedangkan wakil kepala sekolah bidang akademik menyatakan bahwa pengawas sekolah hanya sering melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan dokumen persiapan pembelajaran tanpa pernah melakukan kunjungan kelas pada saat guru mengajar.

Mukhtar dan Iskandar (2009: 39) mengatakan pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas di sekolah belum efektif sehingga belum memberi kontribusi yang memadai untuk meningkatkan mutu layanan belajar, alasan utamanya bertumpu pada dua hal yaitu pertama beban kerja pengawas terlalu berat, kedua latar belakang pendidikan mereka kurang sesuai dengan bidang studi yang disupervisi. Akibatnya, di lapangan beberapa guru merasakan kehadiran pengawas di tengah-tengah mereka tidak dapat membantu memperbaiki dan mengatasi kesulitan guru dalam melaksanakan tugas pengajaran yang dihadapinya. Bahkan dalam praktiknya


(23)

10

pengawas lebih sering menekankan pada tanggung jawab administratif guru. Artinya dalam melaksanakan supervisi akademik pengawas hanya memeriksa kelengkapan administrasi pengajaran guru.

Berdasarkan uraian diatas , menjadi suatu hal yang menarik bagi peneliti untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dan mendalam berkaitan dengan pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sekolah pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam paradigma penelitian kualitatif berfungsi sebagai acuan untuk mengarahkan penelitian agar lebih terarah. Fokus penelitian juga dapat dijadikan sebagai batasan untuk membatasi kemungkinan adanya penyimpangan yang menimbulkan ambiguitas yang akan membingungkan peneliti sendiri. Perumusan masalah yang bertumpu pada fokus penelitian ini bersifat tentatif yang memungkinkan dilakukannya penyempurnaan rumusan fokus atau masalah sewaktu peneliti sudah berada di latar penelitian.

Dalam hal ini peneliti membatasi ruang lingkup penelitian ini pada implementasi supervisi akademik oleh pengawas sekolah terhadap guru kompetensi keahlian kejuruan pada SMK Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan dilihat dari :

1. Proses perencanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah terhadap guru kompetensi keahlian kejuruan pada SMK Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan.


(24)

11

2. Pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah terhadap guru kompetensi keahlian kejuruan pada SMK Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan

3. Tindak lanjut supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah terhadap guru kompetensi keahlian kejuruan pada SMK Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan

Alasan peneliti memilih lokasi ini karena SMK Negeri berada dibawah naungan lansung pemerintah kota medan yang merupakan cerminan SMK yang ada di Provinsi Sumatera Utara yang membutuhkan pengembangan kompetensi guru yang sangat intens seiring dengan kemajuan perkembangan IPTEK dan kebutuhan guru, sehingga dibutuhkan suatu sistem pendampingan, bimbingan dan pembinaan tersendiri untuk tenaga pendidiknya.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Bertolak dari latar belakang dan fokus penelitian di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana proses perencanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah terhadap guru kompetensi keahlian kejuruan pada SMK Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan?

2. Bagaimana pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah terhadap guru kompetensi keahlian kejuruan pada SMK Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan?


(25)

12

3. Bagaimana tindak lanjut supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah terhadap guru kompetensi keahlian kejuruan pada SMK Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, fokus penelitian dan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian adalah mendeskripsikan dan menganalisis:

1. Proses perencanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah terhadap guru kompetensi keahlian kejuruan pada SMK Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan.

2. Pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah terhadap guru kompetensi keahlian kejuruan pada SMK Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan.

3. Tindak lanjut supervisi akademik supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah terhadap guru kompetensi keahlian kejuruan pada SMK Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan.

E. Manfaat Penelitian

Temuan penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoretis dan praktis. 1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut dalam rangka pengembangan ilmu pendidikan terutama dalam bidang manajemen pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia yang berkaitan dengan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah.


(26)

13

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini juga diharapkan sebagai :

a.Sebagai informasi bagi kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam pengembangan dan peningkatan mutu penyelenggaran pendidikan di sekolah. b.Sebagai bahan informasi dan pertimbangan yang ilmiah bagi dinas pendidikan

dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan peran supervisor pendidikan serta pengembangan dan peningkatan sumberdaya pendidik dan tenaga kependidikan.

c. Sebagai wawasan dan perbandingan bagi para peneliti berikutnya terutama dalam bidang supervisi dan manajemen pendidikan.

F. Batasan Istilah

Untuk memudahkan pemahaman makna dari judul penelitian ini, maka perlu untuk membuat batasan yang dapat membatasi luasnya pengertian serta mengarahkan pembaca pada maksud yang hakiki dari penelitian ini. Maka batasan istilah dalam penelitian ini yaitu :

1. Implementasi: suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.

2. Supervisi akademik: adalah proses pengawasan serta pemberian bantuan pelayanan professional berupa pemantauan, penilaian, pembinaan dan pemberian motivasi oleh supervisor kepada guru.

3. Guru kompetensi keahlian kejuruan: Guru yang mengampu kompetensi keahlian kompetensi kejuruan yang ada di sekolah


(27)

14

4. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri: Sekolah yang membekali peserta didik dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kecakapan kejuruan para profesi sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang diselenggarakan lansung oleh pemerintah.

5. Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa: salah satu pengelompokan jenis SMK yang dalam penyelengaaraan sistem pendidikan di Indonesia.


(28)

176

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dilakukan analisis pembahasan tentang pelaksanaan supervisi akademik yang dilaksanakan oleh pengawas sekolah pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan pelaksanaan supervisi akademik pada Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan secara organisasi sudah terlaksana dengan baik. Rencana kegiatan akademik pengawas sekolah telah disusun oleh tim penelitian dan pengembangan KKPS SMK Kota Medan. Namun demikian, perencanan pelaksanaan kegiatan supervisi akademik sebaiknya didasarkan atas permasalahan dan kebutuhan utama yang dihadapi oleh guru disekolah.

2. Pelaksanaan program supervisi akademik terlaksana hanya sampai pada tahap

proses kunjungan kelas. Penanganan berupa pembimbingan dan pembinaan terhadap permasalahan guru belum dilakukan dengan baik. Secara umum pelakanaan kegiatan supervisi akademik belum sesuai dengan harapan. Hal ini terlihat dari tidak tercapainya pelaksanaan program supervisi akademik yang telah direncanakan oleh KKPS SMK Kota Medan. Program supervisi akademik yang telah direncanakan oleh KKPS SMK Kota Medan yang dapat dicapai hanya sampai pada penyusunan program pengawasan tahunan yang


(29)

177

dilakukan oleh tim penelitian dan pengembangan KKPS SMK Kota Medan. Beberapa hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan supevisi akademik antara lain : latar belakang bidang studi pengawas sekolah yang berbeda dengan guru binaan, komunikasi pengawas sekolah dan guru yang belum terbina dengan baik, serta kompleksitas tugas dan tanggung jawab pengawas sekolah yang diberikan oleh Dinas Pendidikan Kota Medan. Selain kendala diatas, terdapat juga beberapa hal yang mendukung pelaksanaan supervisi akademik, yaitu: adanya KKPS SMK yang merupakan wadah untuk membantu pengawas dalam mengatasi masalah supervisi akademik serta tingginya motivasi dan harapan guru akan bimbingan dan pembinaan yang dilakukan oleh pengawas sekolah.

3. Tindak lanjut hasil supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas

sekolah adalah berupa diskusi yang membahas hasil pengamatan dan penilaian yang telah dilakukan oleh pengawas. Pengawas sekolah juga memberikan saran dan masukan untuk perbaikan pada masa berikutnya. Namun demikian, tidak dijumpai adanya catatan perkembangan guru yang telah disupervisi. Catatan penting untuk melakukan tindakan lanjutan ataupun penanganan khusus terhadap guru yang belum memiliki perkembangan setelah disupervisi. Dari catatan inilah nantinya pengawas sekolah dapat menentukan rencana aksi tindakan supervisi akademik yang akan dilakukan pada proses berikutnya


(30)

178

B. Implikasi

Guna mensuksekan implementasi supervisi akademik yang dilaksanakan oleh Pengawas Sekolah terhadap guru kompetensi kehalian kejurua pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan, maka peneliti merekomendasikan untuk melaksanakan supervisi akademik dengan pendekatan, model dan teknik sebagai berikut :

1. SMK Negeri 2 Medan, menggunakan pendekatan direktif dengan model

artistik. Sedangkan teknik supervisi direkomendasikan menggunaan teknik observasi kelas, studi kelompok antar guru, diskusi sebagai proses kelompok dan tukar menukar pengalaman.

2. SMK Negeri 4 Medan, mengaplikasikan pendekatan supervisi secara

kolaboratif dengan model artistik dan ilmiah. Sedangkan teknik supervisi akademik yang peneliti sarankan adalah teknik observasi kelas, workshop, dan tukar menukar pengalaman.

3. SMK Negeri 5 Medan, menggunakan pendekatan kolaboratif dengan

pendekatan ilmiah dan artistik. Teknik supervisi yang peneliti rekomendasikan adalah teknik observasi kelas, studi kelompok antar guru dan workshop.

C. Saran

Sebagai kontribusi pemikiran untuk keberhasilan pelaksanaan supervisi akademik yang dilaksanakan oleh Pengawas Sekolah padaSekolah Menengah Kejuruan Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai hasil dari penelitian ini adalah


(31)

179

sebagai berikut :

1. Bagi akademisi dan peneliti diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian

ini sebagai bahan kajian lebih lanjut dalam rangka pengembangan ilmu pendidikan terutama dalam bidang manajemen pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia yang berkaitan dengan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah.

2. Bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah Menengah Kejuruan sebaiknya

melakukan analisis terhadap permasalahan dan kebutuhan utama guru di sekolah. Pengawas sekolah juga sebaiknya menentukan suatu langkah pembinaan yang terstruktur terhadap guru binaan mereka.

3. Bagi Kepala Dinas Pendidikan, diperlukan dukungan serius dari Pemerintah

Daerah atau Dinas Pendidikan Kota Medan dalam mensukseskan pelaksanaan supervisi akademik. Dukungan tersebut antara lain berupa :

a. Melakukan rekrutment pengawas sekolah berdasarkan uji kompetensi dan

latar belakang pendidikan calon pengawas sekolah.

b. Membagi ruang lingkup tugas pengawas sekolah menjadi pengawas satuan

pendidikan dan pengawas rumpun kompetensi keahlian.

c. Melakukan evaluasi dan menindaklanjuti laporan supervisi akademik yang

dibuat oleh pengawas sekolah secara berkala.

d. Melakukan pembinaan teknis secara berkala berupa pelatihan, diklat

maupun bentuk pembinaan lainnya guna meningkatkan kompetensi pengawas sekolah.


(32)

180

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta ________________, 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana

Danim,Sudarwan. Khairil. 2010. Profesi Kependidikan. Bandung: Alfabeta

Handayaningrat, Sowarno. 1990. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen.

Jakarta: Haji Massagung.

Hoy, Wayne K, And Miskel, Cecil G. 2001. Educational Administration: Theory research, and Practice (Six Edition). Newyork: Mc Graww Hill.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2002. Departemen Pendidikan Nasional Edisi ke-3. Jakarta: Balai Pustaka. Gramedia

Kartono, Kartini. 2004. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Keputusan Direktorat Peminaan SMK Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan

Dasar dan Menengah. Depdiknas Nomor:4294/c5.3/Kep/KU/2009 Tentang Penetapan Sekolah Menengah Kejuruan

Masaong, A.Kadim. 2012.Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru. Bandung: Alfabeta

Moleong, J. Lexy. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.

Bandung.

Mukhtar & Iskandar. 2013. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada (GP Press).

Mulyasa. E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : Remaja Rosda Karya.

_____________ 200). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosda

Karya.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah / Madrasah.


(33)

181

Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pengawas Sekolah.

Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Permenpan dan RB Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.

Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta : Rineka Cipta.-

Purwanto, Ngalim. 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Rupaendi, Anas. 2012. Peranan Pengawas Sekolah Dalam Peningkatan Mutu

Pendidikan di Sekolah Mengah Kejuruan (SMK) Kabupaten Indramayu. Jakarta: Fisipol UI

Sagala, Syaiful. 2010. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

. 2012 Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Afabeta . 2012. Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sahertian, A. Piet. 2008. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Sergiovanni, Starratt . 1979. Supervission : Human Perspectives. New York: McGraw-Hill Book Company

Spradley.P. James. 1980. Participant Observation. Florida: Holt, Rinehart and Winston Spradley.P. James. 1997. Metode Etnografi. Yogyakarta:Tiara Wacana

Sri Banun Muslim, 2010. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru. Bandung : Penerbit Alfabeta.’

Sudjana, Nana. 2011. Supervisi Akademik Membina Profesionalisme Guru melalui Supervisi Klinis. Jakarta : Binamita Publishing.


(34)

182

. 2011. Supervisi Pendidikan : Konsep dan Aplikasinya Bagi Pengawas Sekolah. (Seri Kepengawasan). Bekasi : Binamitra Publishing.

__________. 2011. Penilaian hasil Proses Belajar mengajar. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

__________. 2012. Pengawas dan Kepengawasan. Memahami Tugas Pokok, Fungsi,

Peran dan Tanggung Jawab Pengawas Sekolah. Bekasi: Binamitra-Publishing. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Cetakan ke 7. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan ke 16. Bandung: Alfabeta.

Sutikno. 2009. Peranan Supervisi Pengawas Sekolah TK/ SD/ SDLB Dalam

Meningkatkan Profesionalisme Guru SD Pada Pembelajaran IPS Sejarah. Surakarta: Program Pascasarjana USM

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Uno, Hamzah B. 2011. Profesi Kependidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Wiles,jon. Joseph Bondi. 1986. Supervission A Guide To practice . Ohio: A Bell & Howell Company


(1)

dilakukan oleh tim penelitian dan pengembangan KKPS SMK Kota Medan. Beberapa hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan supevisi akademik antara lain : latar belakang bidang studi pengawas sekolah yang berbeda dengan guru binaan, komunikasi pengawas sekolah dan guru yang belum terbina dengan baik, serta kompleksitas tugas dan tanggung jawab pengawas sekolah yang diberikan oleh Dinas Pendidikan Kota Medan. Selain kendala diatas, terdapat juga beberapa hal yang mendukung pelaksanaan supervisi akademik, yaitu: adanya KKPS SMK yang merupakan wadah untuk membantu pengawas dalam mengatasi masalah supervisi akademik serta tingginya motivasi dan harapan guru akan bimbingan dan pembinaan yang dilakukan oleh pengawas sekolah.

3. Tindak lanjut hasil supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah adalah berupa diskusi yang membahas hasil pengamatan dan penilaian yang telah dilakukan oleh pengawas. Pengawas sekolah juga memberikan saran dan masukan untuk perbaikan pada masa berikutnya. Namun demikian, tidak dijumpai adanya catatan perkembangan guru yang telah disupervisi. Catatan penting untuk melakukan tindakan lanjutan ataupun penanganan khusus terhadap guru yang belum memiliki perkembangan setelah disupervisi. Dari catatan inilah nantinya pengawas sekolah dapat menentukan rencana aksi tindakan supervisi akademik yang akan dilakukan pada proses berikutnya


(2)

B. Implikasi

Guna mensuksekan implementasi supervisi akademik yang dilaksanakan oleh Pengawas Sekolah terhadap guru kompetensi kehalian kejurua pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan, maka peneliti merekomendasikan untuk melaksanakan supervisi akademik dengan pendekatan, model dan teknik sebagai berikut :

1. SMK Negeri 2 Medan, menggunakan pendekatan direktif dengan model artistik. Sedangkan teknik supervisi direkomendasikan menggunaan teknik observasi kelas, studi kelompok antar guru, diskusi sebagai proses kelompok dan tukar menukar pengalaman.

2. SMK Negeri 4 Medan, mengaplikasikan pendekatan supervisi secara kolaboratif dengan model artistik dan ilmiah. Sedangkan teknik supervisi akademik yang peneliti sarankan adalah teknik observasi kelas, workshop, dan tukar menukar pengalaman.

3. SMK Negeri 5 Medan, menggunakan pendekatan kolaboratif dengan pendekatan ilmiah dan artistik. Teknik supervisi yang peneliti rekomendasikan adalah teknik observasi kelas, studi kelompok antar guru dan workshop.

C. Saran

Sebagai kontribusi pemikiran untuk keberhasilan pelaksanaan supervisi akademik yang dilaksanakan oleh Pengawas Sekolah padaSekolah Menengah Kejuruan Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai hasil dari penelitian ini adalah


(3)

sebagai berikut :

1. Bagi akademisi dan peneliti diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai bahan kajian lebih lanjut dalam rangka pengembangan ilmu pendidikan terutama dalam bidang manajemen pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia yang berkaitan dengan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah.

2. Bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah Menengah Kejuruan sebaiknya melakukan analisis terhadap permasalahan dan kebutuhan utama guru di sekolah. Pengawas sekolah juga sebaiknya menentukan suatu langkah pembinaan yang terstruktur terhadap guru binaan mereka.

3. Bagi Kepala Dinas Pendidikan, diperlukan dukungan serius dari Pemerintah Daerah atau Dinas Pendidikan Kota Medan dalam mensukseskan pelaksanaan supervisi akademik. Dukungan tersebut antara lain berupa :

a. Melakukan rekrutment pengawas sekolah berdasarkan uji kompetensi dan latar belakang pendidikan calon pengawas sekolah.

b. Membagi ruang lingkup tugas pengawas sekolah menjadi pengawas satuan pendidikan dan pengawas rumpun kompetensi keahlian.

c. Melakukan evaluasi dan menindaklanjuti laporan supervisi akademik yang dibuat oleh pengawas sekolah secara berkala.

d. Melakukan pembinaan teknis secara berkala berupa pelatihan, diklat maupun bentuk pembinaan lainnya guna meningkatkan kompetensi pengawas sekolah.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta ________________, 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana

Danim,Sudarwan. Khairil. 2010. Profesi Kependidikan. Bandung: Alfabeta

Handayaningrat, Sowarno. 1990. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen.

Jakarta: Haji Massagung.

Hoy, Wayne K, And Miskel, Cecil G. 2001. Educational Administration: Theory research, and Practice (Six Edition). Newyork: Mc Graww Hill.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2002. Departemen Pendidikan Nasional Edisi ke-3. Jakarta: Balai Pustaka. Gramedia

Kartono, Kartini. 2004. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Keputusan Direktorat Peminaan SMK Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan

Dasar dan Menengah. Depdiknas Nomor:4294/c5.3/Kep/KU/2009 Tentang Penetapan Sekolah Menengah Kejuruan

Masaong, A.Kadim. 2012.Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru. Bandung: Alfabeta

Moleong, J. Lexy. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Mukhtar & Iskandar. 2013. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada (GP Press).

Mulyasa. E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : Remaja Rosda Karya. _____________ 200). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosda

Karya.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah / Madrasah.


(5)

Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pengawas Sekolah.

Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Permenpan dan RB Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.

Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta : Rineka Cipta.-

Purwanto, Ngalim. 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Rupaendi, Anas. 2012. Peranan Pengawas Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Mengah Kejuruan (SMK) Kabupaten Indramayu. Jakarta: Fisipol UI

Sagala, Syaiful. 2010. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.

Bandung : Alfabeta.

. 2012 Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Afabeta . 2012. Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sahertian, A. Piet. 2008. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Sergiovanni, Starratt . 1979. Supervission : Human Perspectives. New York: McGraw-Hill Book Company

Spradley.P. James. 1980. Participant Observation. Florida: Holt, Rinehart and Winston Spradley.P. James. 1997. Metode Etnografi. Yogyakarta:Tiara Wacana

Sri Banun Muslim, 2010. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru. Bandung : Penerbit Alfabeta.’

Sudjana, Nana. 2011. Supervisi Akademik Membina Profesionalisme Guru melalui Supervisi Klinis. Jakarta : Binamita Publishing.


(6)

. 2011. Supervisi Pendidikan : Konsep dan Aplikasinya Bagi Pengawas Sekolah. (Seri Kepengawasan). Bekasi : Binamitra Publishing.

__________. 2011. Penilaian hasil Proses Belajar mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

__________. 2012. Pengawas dan Kepengawasan. Memahami Tugas Pokok, Fungsi, Peran dan Tanggung Jawab Pengawas Sekolah. Bekasi: Binamitra-Publishing. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Cetakan ke 7. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan ke 16. Bandung: Alfabeta.

Sutikno. 2009. Peranan Supervisi Pengawas Sekolah TK/ SD/ SDLB Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru SD Pada Pembelajaran IPS Sejarah. Surakarta: Program Pascasarjana USM

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Uno, Hamzah B. 2011. Profesi Kependidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Wiles,jon. Joseph Bondi. 1986. Supervission A Guide To practice . Ohio: A Bell & Howell Company