IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK MODEL ILMIAH BERBASIS MANAJEMEN PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA PADA SMP NEGERI DI KOTA MEDAN.

(1)

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK MODEL ILMIAH BERBASIS MANAJEMEN PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATKAN

KINERJA GURU BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA PADA SMP NEGERI DI KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Administrasi Pendidikan

OLEH :

RISMA HOTMAIDA SIMANJUNTAK NIM : 8136132046

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

ABSTRACT

Risma Hotmaida Simanjuntak, 8136132046. The Implementation of Scientific Supervision Academic Models -Based Education Management to improve the performance of Junior High School Indonesian language Teacher’s In Medan. Thesis: Postgraduate of State University of Medan. 2015.

The purpose of this research was to determine whether the Implementation of Scientific Supervision Academic Models -Based Education Management can improve the performance of Junior High School Indonesian language Teachers In Medan. This research used school action research. The sample in this research consist of 16 teachers were determined by purposive sampling. Data collection techniques using sheet Teacher Performance Assessment Instrument (IPAI) 1, and Academic Supervision Observation Sheet Scientific Model-Based Educational Management. From the research obtained some conclusions: (1) In the pre-cycle step, there is no teachers were in good category and the average score of teacher performance is 30.44 with percentage rate 50.73%. (2) In the first cycle, the average score of of teacher performance is 43.71 with percentage rate 72.85% and are in good enough category. (3) In the second cycle, the average score of teacher performance is 52.69 with percentage rate 87.81% and are mostly located in good category. Thus, it can be stated that the implementation of Scientific Supervision Academic Models - Based Education Management Can Improve Teacher’s Performance. Therefore, Indosesian language teachers have to equip them selves by enrich their knowledge, especially teaching skills through training and education, to increase their performance and automatically the students get better knowledge.

Keywords : Academic Supervision, Scientific Models, Educational Management, Performance


(5)

ABSTRAK

Risma Hotmaida Simanjuntak, 8136132046, Implementasi Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis Manajemen Pendidikan untuk meningkatkan Kinerja Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia Pada SMP Negeri di Kota Medan. Tesis: Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2015.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Implementasi Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis Manajemen Pendidikan dapat Meningkatkan Kinerja Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia Pada SMP Negeri di Kotamadya Medan. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan sekolah. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 16 orang guru yang ditentukan dengan cara purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG) 1, dan Lembar Observasi Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis Manajemen Pendidikan. Hasil Penelitian diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : (1) Pada tahap pra siklus, tidak ada guru berada dalam kategori baik dan skor rata-rata nilai kinerja guru 30,44 dengan tingkat persentase 50,73%. (2) Pada tahap siklus pertama, skor rata-rata nilai kinerja guru 43,71 dengan tingkat persentase 72,85% dan berada dalam kategori cukup baik. (3) Pada siklus kedua, skor rata-rata nilai kinerja guru 52,69 dengan tingkat persentase 87,81% dan sebagian besar berada dalam kategori baik. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa Implementasi Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis Manajemen Pendidikan dapat Meningkatkan Kinerja Guru. Untuk itu bagi guru bidang studi Bahasa Indonesia agar membekali dirinya dengan menambah ilmu pengetahuan khususnya ketrampilan mengajar melalui pelatihan dan pendidikan sehingga kinerja guru dapat meningkat dan anak didik mendapatkan ilmu yang maksimal.

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Model Ilmiah, Manajemen Pendidikan, Kinerja


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih untuk pengasihanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Master Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Adapun tesis ini berjudul “Implementasi Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis Manajemen Pendidikan untuk Meningkatkan Kinerja Guru bidang studi Bahasa Indonesia pada SMP Negeri di Kota Medan”.

Kinerja guru merupakan hasil unjuk kerja yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Untuk mengukur kinerja guru adalah bagaimana seorang guru mampu mengembangkan dan menjalankan empat standar kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional sebagai suatu kesatuan tanggungjawab dalam proses pembelajaran. Salah satu alternatif untuk meningkatkan kinerja guru adalah melalui supervisi akademik model ilmiah yang dilaksanakan secara demokratis, sistematis, obyektif dan menggunakan instrumen melalui tahapan fungsi-fungsi manajemen. Oleh sebab maka dalam penelitian ini perlu mengembangkan supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan untuk meningkatan kinerja guru.

Dalam proses penulisan tesis ini, penulis banyak menghadapi berbagai kendala tetapi berkat semangat, doa, dorongan, dan bantuan dari banyak pihak, penulis akhirnya dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati saya menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2. Prof. Dr. H.Abdul Muin Sibuea, M.Pd, Selaku Direktur Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

3. Dr. Darwin, M.Pd dan Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd, selaku Ketua Prodi dan Sekretaris Prodi Pogram Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.


(7)

4. Prof Dr. Paningkat Siburian, M.Pd selaku pembimbing I dan Dr. Sukarman Purba, M.Pd selaku pembimbing II yang dengan tulus telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan motivasi dalam proses penulisan tesis ini. 5. Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd., Dr. Darwin, M.Pd dan Dr. Saut Purba, M.Pd.

selaku narasumber dan Prof. Dr. Benjamin Situmorang, M.Pd. selaku validator yang selalu memberikan masukan maupun saran dalam penulisan tesis ini.

6. Para Dosen Program Studi Administrasi Pendidikan dan Civitas Akademika Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang berperan dalam memberikan ilmu serta bantuan kepada penulis selama perkuliahan hingga selesai.

7. Kepala Dinas Pendidikan Kotamadya Medan yang telah memberikan izin melaksanakan penelitian

8. Pengawas sekolah Bapak Drs. Marlin Tambunan yang telah banyak membantu saya untuk melakukan kegiatan supervisi

9. Kepala sekolah SMP Negeri 11 Medan, Kepala sekolah SMP Negeri 17 Medan, Kepala sekolah SMP Negeri 42, pegawai, dan secara khusus kepada seluruh guru Bahasa Indonesia yang telah bersedia membantu penulis dalam pelaksanaan uji coba instrument sampai pada pengumpulan data penelitian.

10. Orangtua tercinta, ayahanda Tauan Simanjuntak (Alm) dan Ibunda Tianna Tambun terimakasih untuk doa, kasih sayang yang luar biasa, pengorbanan, dan motivasi yang tak terhingga dan saudara-saudaraku terkasih yang senantiasa menjadi penyemangat kepada penulis.

11. Saudara/i terkasih Drs Marlyn Simanjuntak (Alm), Rosmauli Simanjuntak, S.Pd, Binez Simanjuntak, SE, MM., Marumbol Simanjuntak, S.IP., Nurti Simanjuntak, S.Pd., Walden Simanjuntak, SE., Mangatas Simanjuntak, Rotua Simanjuntak, A.md.Keb, Mangatur Simanjuntak, SE.MM., Rentawati Simanjuntak, A.md.Kes., Bripka. Gomgom Simanjuntak yang senantiasa mendukung dan memberikan bantuan moril dan spiritual kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.


(8)

12. Suami tercinta Gordon Hutagalung, SH dan anak-anakku tersayang Gracia Hutagalung dan Marco Carnegie Hutagalung yang telah merelakan sebagian waktu dan perhatiannya terkurangi selama perkuliahan.

13. Mahasiswa angkatan XXII Prodi Administrasi Pendidikan yang menjadi keluarga, sahabat, khususnya seluruh kelas AP-B3 Yanti, Dewi, Dina, Husna, Julianto, Khairani, Fahriza, yang selalu memberi motivasi dan pengalaman berharga kepada penulis dari awal hingga akhir perkuliahan,

Semoga semua pihak yang telah membantu penulis dan yang belum dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberi kontribusi dalam penyelesaian pendidikan dan penulisan tesis ini selalu ditambahkan berkat oleh Tuhan Yang Maha Esa dalam segala hal. Akhir kata semoga tesis ini memberi kontribusi yang bermanfaat bagi pendidikan sekarang dan yang akan datang.

Medan, Agustus 2015 Penulis,


(9)

DAFTAR ISI

Abstract... .. i

Abstrak………... ii

Kata Pengantar……… iii

Daftar Isi………. vi

Daftar Tabel……….... viii

Daftar Gambar………. ix

Daftar Lampiran……….. x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 11

C. Pembatasan Masalah ... 12

D. Rumusan Masalah ... 12

E. Tujuan Penelitian ... 13

F. Manfaat Penelitian... 13

BAB II KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teoritis ... 15

1. Hakikat Kinerja Guru ... 15

2. Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis Manajemen Pendidikan... 23

B. Penelitian yang Relevan ... 49

C. Kerangka Berfikir ... 51

D. Hipotesis Tindakan ... 53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 54

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 54

C. Desain Penelitian ... 55


(10)

E. Variabel dan Defenisi Operasional Variabel………. 64

F. Indikator Keberhasilan………... 66

G. Evaluasi Tindakan ... 67

H. Instrumen Penilaian/Alat Pengumpulan data ... 67

I. Teknik Analisis Data ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN………... . 72

1. Pra Siklus……….. 73

2. Siklus I……….. 77

3. Siklus II……… 85

B. PEMBAHASAN……… 94

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan………. 98

B. Implikasi………. 99

C. Saran………... 100

DAFTAR PUSTAKA……….. 101


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Nama Sekolah dan Jumlah Guru ... 54

3.2. Skenario Tindakan Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis Manajemen Pendidikan………... 57

3.3. Penilaian Perencanaan Pembelajaran... 65

3.4. Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ... 65

3.5. Penilaian Evaluasi Hasil Belajar ... 65

3.6. Penilaian Proses Pelaksanaan Supervisi Model Ilmiah Berbasis Manajemen Pendidikan……….. 66

3.7. Interval Kelas dan Kriteria………... 69

3.8. Tingkat kecenderungan skor kompetensi kinerja pembelajaran guru ... 69

4.1. Skor Total Nilai Kinerja Guru dari Penilai pada tahap Pra Siklus………. 74

4.2. Tingkat Kecenderungan Skor Kuantitatif Kriteria Kualitatif Kinerja Guru pada Pra Siklus ……….. 74 4.3. Statistik deskriptif Data Guru dari Penilai Pada Tahap Pra Siklus …… 75 4.4. Skor Total Kinerja Guru Dari Penilai Pada Siklus I……… 81 4.5. Tingkat Kecenderungan Skor Kuantitatif Kriteria Kualitatif Skor Kinerja Guru pada Siklus I ……….... 81 4.6. Statistik Deskriptif Data Kinerja Guru pada Tahap Siklus I………. 83

4.7. Skor Total Nilai Kinerja Guru dari Penilai pada Siklus II………..… 88 4.8. Tingkat Kecenderungan Skor Kuantitatif Kriteria Kualitatif Skor Kinerja Guru Pada Siklus II……… 89

4.9. Statistik Deskriptif Data Kinerja Guru oleh Penilai pada tahap Siklus II……….... 90

4.10 Skor Nilai kinerja Guru Tiap Indikator pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ………. 91

4.11 Skor Total Nilai Kinerja Guru pada Tahap Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ………...………..… 92

4.12. Persentase Penilaian Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis Manajemen Pendidikan Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II……….. 93


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Dimensi Kinerja ... 17

2.2. Fungsi Supervisi ... 29

2.3. Hubungan Antar Fungsi Manajemen ... 42

3.1. Model Penelitian Tindakan Sekolah ... 56

4.1. Grafik Skor Kinerja Guru pada Pra siklus ………... 74

4.2. Grafik Skor Kinerja Guru pada Siklus I ………... 82

4.3. Grafik Skor Kinerja Guru pada Siklus II ……….... 89


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran: Halaman

1. Instrumen Penilaian Perencanaan Pembelajaran ... 103 2. Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran……… ... 105 3. Instrumen Penilaian Evaluasi Pelaksanaan Supervisi……….. ... 108 4. Instrumen Penilaian Proses Pelaksanaan Supervisi akademik Model Ilmiah

Berbasis Manajemen Pendidikan……… 110 5. Perolehan Skor Nilai Kinerja Guru oleh Peneliti pada Pra Siklus………... 112 6. Perolehan Skor Nilai Kinerja Guru oleh Pengawas pada Tahap Pra Siklus.. 113 7. Perolehan Skor Nilai Kinerja Guru oleh Kepala Sekolah pada Tahap

Pra Siklus ……….. 114 8. Perolehan Skor Nilai Kinerja Guru oleh Peneliti pada Siklus I…………. 115 9. Perolehan Skor Nilai Kinerja Guru oleh Pengawas pada Siklus I…………. 116 10. Perolehan Skor Niali Kinerja Guru oleh Kepala Sekolah pada Siklus I…… 117 11. Perolehan Skor Nilai Kinerja Guru oleh Peneliti pada Siklus II…………... 118 12. Perolehan Skor Nilai Kinerja Guru oleh Pengawas pada Siklus II………... 119 13. Perolehan Skor Nilai Kinerja Guru oleh Kepala Sekolah pada Siklus II….. 120 14. Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus………. 121 15. Skor Kinerja Guru pada Siklus I………. 122 16. Skor Kinerja Guru pada Siklus II………... 123 17. Skor Penilaian kemampuan guru dalam menyusun Perencanaan

Pembelajaran pada Tahap Pra Siklus ……… 124 18. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Tahap Pra Siklus ……… 126 19. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Evaluasi Pembelajaran pada

Tahap Pra Siklus……… 130 20. Skor Penilaian kemampuan guru dalam menyusun Perencanaan


(14)

21. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pada Tahap Siklus I……… 133 22. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Evaluasi Pembelajaran pada

Tahap Pra Siklus I ………. 137 23. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Menyusun Perencanaan

Pembelajaran Pada Tahap Siklus II………. 138 24. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Menyusun Pelaksanaan

Pembelajaran Pada Tahap Siklus II………. 140 25. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Evaluasi Pembelajaran

Pada Tahap Siklus II……… 144 26. Jadwal pelaksanaan Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis

Manajemen Pendidikan Pada SMP Negeri 11 Medan ……… 145 27. Jadwal pelaksanaan Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis

Manajemen Pendidikan Pada SMP Negeri 17 Medan ……… 146 28. Jadwal pelaksanaan Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis

Manajemen Pendidikan Pada SMP Negeri 42 Medan ……… 147 29. Kontrak Pertemuan Pra Siklus Supervisi Akademik Model Ilmiah

Berbasis Manajemen Pendidikan Pada SMP Negeri Kotamadya Medan 148 30. Kontrak Pertemuan Siklus I dan Siklus II Supervisi Akademik Model

Ilmiah Berbasis Manajemen Pendidikan Pada SMP Negeri……… 154 31. Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……… 160 32. Dokumentasi foto-foto Penelitian ………..……… 168


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Makna penting pendidikan ini telah menjadi kesepakatan yang luas dari setiap elemen masyarakat. Lewat pendidikan, bisa diukur maju mundurnya suatu negara. Sebuah negara akan tumbuh pesat dan maju dalam segenap bidang kehidupan jika ditopang oleh pendidikan yang berkualitas. Sebaliknya, kondisi pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap kondisi negara. Negara tersebut akan jauh tertinggal dari negara lain serta tidak akan mampu mengikuti perkembangan jaman, karena pendidikan merupakan kebutuhan hidup sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Manusia yang berpendidikan tinggi akan mampu mengatasi segala masalah yang datang dalam kehidupannya melalui ilmu yang ia peroleh melalui pendidikan. Pendidikan sangat menentukan sejahtera atau tidaknya seseorang, karena semakin tinggi pendidikan yang ia dapatkan, maka semakin maju pikiran seseorang untuk merubah hidupnya kearah yang lebih baik.

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. Dengan


(16)

demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dalam arti menguasai ilmu pengetahuan dan mampu bersaing, berbudi pekerti luhur serta memiliki akhlak mulia. Masalah penting yang belum terselesaikan terkait pendidikan di Indonesia saat ini yaitu rendahnya mutu pendidikan di sekolah-sekolah di duga karena rendahnya kinerja guru.

Sekolah merupakan salah satu unit pelaksana pendidikan formal yang didalamnya terdapat berbagai macam peserta didik yang berasal dari latar belakang dan potensi yang berbeda serta kondisi lingkungan yang berbeda, sehingga sekolah memerlukan layanan pendidikan yang berbeda dan dituntut untuk memiliki sifat dinamis dan kreatif dalam melaksanakan perannya untuk mengupayakan peningkatan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dalam arti menguasai ilmu pengetahuan dan mampu bersaing, berbudi pekerti luhur serta memiliki akhlak mulia.

Dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, tidak lepas dari adanya peran sumber daya manusia, yaitu guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha, tenaga kependidikan lainnya dan pengawas sekolah. Guru dan kepala sekolah adalah yang bersentuhan langsung pada kegiatan pembelajaran dan bertanggungjawab menjamin layanan belajar yang diterima peserta didik dilaksanakan sesuai standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Sedangkan pengawas adalah orang yang diberi tugas dan tanggungjawab memberi bantuan kepada guru untuk mengatasi kesulitannya mengajar dan membantu kepala sekolah mengatasi kesulitan berkaitan dengan manajerial sekolah untuk menjamin kegiatan akademik sesuai standar yang dipersyaratkan.


(17)

Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Karena guru bertanggung jawab terhadap keberhasilan proses belajar mengajar serta pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan melalui proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Tilaar yang dikutip oleh Ambarita (2013:21) bahwa guru merupakan faktor dominan dalam upaya pembenahan kualitas pendidikan melalui proses pembelajaran yang bermutu. Pembelajaran yang bermutu menuntut proses pendidikan harus berjalan dengan baik. Hal ini dapat tercapai apabila ditangani secara profesional. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa pencapaian tujuan pendidikan akan sangat dipengaruhi oleh profesionalisme guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pembimbing dan fasilitator dalam menciptakan iklim kelas yang mampu meningkatkan motivasi dan prestasi peserta didik.

Guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugasnya yang ditandai dengan keahlian pada penguasaan materi maupun metode serta mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral dan spritual. Lebih lanjut Udin syaefudin (2009:97) mengatakan bahwa guru profesional memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (1) mempunyai komitmen pada proses belajar siswa; (2) menguasai secara mendalam pelajaran dan cara mengajarkannya; (3) mampu berfikir secara sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya; (4) merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya yang memungkinkan mereka untuk meningkatkan profesionalismenya.

Ambarita (2013: 42) menyatakan bahwa seorang guru yang profesional adalah guru yang mampu melakukan proses pembelajaran secara efektif.


(18)

Penjelasan tersebut memaparkan bahwa guru profesional adalah guru kompeten yang mampu memenuhi tuntutan dalam mengembangkan seluruh konsep, asas kerja, dan teknik dalam situasi pekerjaannya dan mampu mendemonstrasikan keterampilannya dalam menguasai lingkungan kerja dan meningkatkan efisiensi pekerjaannya. Seluruh kriteria guru profesional diatas dalam praktek nyatanya dapat dilihat dari kinerja guru tersebut melalui proses pembelajaran disekolah.

Kenyataan di lapangan menunjukkan hal tersebut masih jauh dari yang diharapkan. Berdasarkan hasil UKA (Uji Kompetensi Awal) 2014, yang dilaksanakan pada bulan februari lalu dan ternyata hasilnya daerah yang mempunyai rata-rata paling tinggi yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang memiliki nilai rata-rata sebesar 50,1. Provinsi yang masuk 10 besar adalah propinsi DKI Jakarta (49,2), Bali (48,9), Jawa Timur (47,1), Jawa Tengah (45,2), Jawa Barat (44,0), Kepulauan Riau (43,8), Sumatera Barat (42,7), Papua (41,1) dan Banten (41,1). Ada juga 5 Provinsi yang memperoleh nilai rata-rata terendah yaitu Maluku (34,5), Maluku Utara (34,8), Kalimantan Barat (35,40), Kalimantan Tengah (35,5), dan Jambi (35,7). Hal ini terlihat dari hasil Uji Kompetensi Awal (UKA) tahun 2014 Sumatera Utara tidak termasuk dalam 10 peringkat teratas dan bahkan berada dibawah propinsi Papua. Hasil penelitian Balitbang dalam jurnal Asia (2014) menyatakan bahwa kinerja guru di Sumatera Utara tergolong rendah ditinjau dari kelayakan mengajarnya di sekolah. Adapun persentasi kelayakan mengajarnya sebagai berikut : guru yang layak mengajar di SD negeri dan swasta ternyata hanya 28,94%, sedangkan guru SMP Negeri 44,3 % dan guru di swasta 60, 99%, guru SMA negeri 65% dan guru SMA swasta 64, 73% dan guru di SMK negeri dan swasta 55, 90%. Selanjutnya, data dari (Depdiknas, Dittendik, 2011)


(19)

mengenai hasil uji coba tes kompetensi membuktikan bahwa rata-rata skor untuk semua mata pelajaran masih dibawah 50%, yaitu 40% untuk guru Bahasa Indonesia, 54% untuk guru IPS, dan 40% untuk guru IPA. Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas guru dan kinerjanya masih rendah di Sumatera Utara termasuk di Kota Medan.

Rendahnya mutu Sumber Daya Manusia dalam dunia pendidikan diduga karena rendahnya kinerja guru dalam hal penguasaan materi pembelajaran dan keterampilan mengajar guru. Menurut Sagala (2011: 38) “ Kinerja guru selama ini belum optimal. Guru melaksanakan tugasnya hanya sebagai kegiatan rutin. Guru seharusnya dapat melakukan inovasi pembelajaran. Sebaliknya, inovasi pembelajaran bagi guru relatif tertutup dan kreatifitas dinilai bukan bagian dari prestasi ”. Sehingga kemampuan guru tidak dapat berkembang, hal ini disebabkan karena guru belum menguasai materi bidang studinya sendiri, paedagogis, didaktik, dan metodik keahlian pribadi dan sosial, khususnya berdisiplin dan bermotivasi, kurangnya kerja tim antara sesama guru dan tenaga pendidik lainnya. Ukuran seorang guru melakukan kinerjanya dengan baik menurut Ambarita (2013: 44) adalah bagaimana seorang guru mampu mengembangkan dan menjalankan empat standar kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional sebagai suatu kesatuan tanggungjawab dalam proses pembelajaran. Rincian kinerja guru ini tertuang dalam Permendiknas No.41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Menengah dijabarkan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok: (a) merencanakan pembelajaran, (b) melaksanakan pembelajaran, (c) menilai hasil pembelajaran, (d) membimbing dan melatih peserta didik, (e) melaksanakan tugas tambahan.


(20)

Sehingga sebagai seorang guru profesional dengan kinerja yang baik seorang guru harus menguasai kemampuan dalam hal (a) merencanakan program belajar mengajar, (b) melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar, (c) menilai kemajuan proses belajar mengajar, (d) membina hubungan dengan peserta didik.

Semua pihak mengetahui bahwa kinerja seorang guru berbanding lurus terhadap peningkatan mutu pendidikan disuatu sekolah. Tingginya kinerja seorang guru, maka tinggi pula mutu pendidikan sekolah tersebut. Sebaliknya, rendahnya kinerja seorang guru sudah pasti berpengaruh pula terhadap rendahnya kualitas pendidikan di sekolah. Secara umum, ada tiga bekal yang harus dimiliki seseorang untuk dapat menjadi seorang guru yang baik. Tiga bekal yang dimaksud di sini adalah: (1) kompetensi yang cukup (2) kreatifitas yang memadai sehingga gaya mengajarnya guru tersebut bervariasi, dan (3) memiliki sifat ikhlas dan mau mendoakan kesuksesan pada anak didiknya.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pengawas SMP bidang studi Bahasa Indonesia di Kota Medan, tanggal 11 Maret 2015, bahwa masih terdapat guru mengajar dengan metode belajar konvensional (tradisional) dengan menyuruh siswanya satu persatu membaca buku sampai selesai jam pelajaran, semangat kerja masih rendah, kurang kompetennya guru dalam mengajar, guru masih melakukan catat buku selanjutnya menyuruh siswa mengerjakan soal tanpa memberi penjelasan tentang materi yang diajarkan. Pembelajaran yang seperti ini pastilah tidak efektif, menjadikan siswa malas dalam belajar dan cenderung membuat siswa melakukan kegiatan lain yang lebih menarik bagi mereka seperti mengganggu teman, menggosip dengan temannya dan hal lainnya.


(21)

Hasil pengamatan dilapangan pada beberapa SMP Negeri di Kota Medan terhadap guru Bahasa Indonesia yang tersebar di 3 (lima) sekolah tanggal 16 Maret 2015, diperoleh data masih menemukan guru yang tidak membawa perangkat pembelajaran ketika melaksanakan pembelajaran di kelas dan hanya menyuruh siswa mengerjakan latihan selama 2 jam pelajaran, belum semua guru menyiapkan silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menggunakan media, menentukan metode pembelajaran, dan perangkat pembelajaran yang lainnya pada saat mengajar sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai kurang tercapai, masih banyak guru yang melakukan copy paste dari internet atau mengcopy file guru dari sekolah lain, penggunaan metode pembelajaran yang masih konvensional, pembelajaran miskin dengan variasi sehingga tidak dapat mendorong siswa belajar lebih kreatif dan bersemangat dikarenakan pembelajaran masih berpusat pada guru, membuat instrumen tes tanpa dilengkapi kunci jawaban, Kurang memanfaatkan sumber belajar dan berbagai media secara optimal. Hal ini jika terus dilakukan dapat mengakibatkan guru malas dalam mengembangkan pembelajaran di kelas, sehingga pembelajaran menjadi monoton dan membosankan bagi para siswa.

Permasalahan lainnya adalah kepala sekolah maupun pengawas dari dinas pendidikan cenderung mengabaikan kegiatan supervisi. Pengawas sekolah hanya datang berkunjung dan bertemu dengan guru untuk melakukan pertemuan secara umum tanpa adanya observasi ke kelas apalagi memberikan umpan balik terhadap kinerja guru. Model supervisi yang dilakukan pengawas sekolah masih bersifat konvensional. Pada sisi lain guru dituntut senantiasa meningkatkan kemampuannya untuk mempertinggi mutu pendidikan. Dari permasalahan yang


(22)

telah dipaparkan, maka salah satu alternatif untuk meningkatkan kinerja guru adalah supervisi pendidikan.

Menurut Aedi (2014:13) Supervisi Pendidikan adalah pengawasan profesional dalam bidang akademik dijalankan berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan tentang bidang kerjanya, memahami tentang pembelajaran lebih mendalam dari sekedar pengawas biasa. Supervisi pendidikan pada dasarnya diarahkan pada tiga kegiatan, yakni : supervisi akademik, supervisi administrasi, dan supervisi lembaga. Supervisi pendidikan yang dibahas dalam penelitian ini merupakan supervisi akademik. Dikatakan supervisi akademik, karena menitikberatkan pengamatan pengawas pada masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan akademik, yaitu hal-hal yang berkaitan langsung dengan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu. Sasaran supervisi akademik yaitu pemberdayaan guru dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai tenaga pendidik yang diwujudkan dalam kinerja membelajarkan peserta didiknya.

Sergiovanni dalam Sahertian (2010:34), mengemukakan berbagai model supervisi akademik, antara lain: (1) supervisi konvensional (2) supervisi ilmiah (scientific supervision), (3) supervisi klinis (clinical supervision), (4) supervisi artistik. Supervisi konvensional (tradisional) merupakan supervisi yang korektif masih dipengaruhi sikap otoriter dalam mengadakan inspeksi untuk mencari kesalahan dan menemukan kesalahan. Kadang-kadang bersifat memata-matai. Pekerjaan seorang supervisor yang bermaksud hanya untuk mencari kesalahan dalam membimbing sangat bertentangan dengan prinsip dan tujuan supervisi pendidikan, akibatnya guru merasa tidak puas. Supervisi dengan model artistik


(23)

memiliki karakteristik yaitu memerlukan perhatian mendengarkan, memerlukan keahlian khusus untuk memahami kebutuhan seseorang, menuntut untuk memberikan perhatian lebih banyak terhadapa proses kehidupan kelas yang diobservasi sepanjang waktu tertentu.

Supervisi klinis merupakan suatu bentuk bimbingan profesional yang diberikan kepada guru berdasarkan kebutuhannya melalui siklus yang sistematik dalam perencanaannya, observasi yang cermat atas pelaksanaan, dan pengkajian balikan dengan segera dan obyektif tentang penampilan mengajarnya yang nyata, untuk meningkatkan keterampilan mengajar dan sikap profesional guru itu. Pemberian bimbingan berbentuk bantuan sesuai kebutuhan guru yang bersangkutan, dan dilakukan dengan berbagai upaya (observasi secara sistematis, analisis data balikan) sehingga guru menemukan sendiri cara-cara meningkatkan dirinya melalui analisis bersama.

Supervisi akademik model ilmiah terkait erat dengan pembinaan guru dengan peningkatan efektifitas pembelajaran. Efektivitas pembelajaran seringkali diukur dengan tercapainya tujuan, atau dapat pula diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola suatu situasi, atau “doing the right things”. Supervisi akademik model ilmiah memiliki ciri-ciri yang dilaksanakan secara berencana dan berkesinambungan, sistematis, dengan menggunakan prosedur serta teknik tertentu, menggunakan instrumen pengumpulan data, ada data yang objektif yang diperoleh dari keadaan yang sebenarnya

Dari keempat model supervisi yang ada dalam supervisi pendidikan, pengawas cenderung menerapkan model konvensional. Supervisi model konvensional bersifat otoriter dan tidak bersifat membantu guru dalam


(24)

memecahkan masalahnya dan memperbaiki proses pembelajaran, hanya melihat dan menilai proses pembelajaran yang dilakukan guru tanpa memberikan umpan balik terhadap perbaikan kinerja guru. Sementara guru menginginkan pengawas dapat mendengarkan masalah mereka dan memberikan perhatian terhadap proses pembelajaran di kelas. Menyadari hal tersebut, setiap pengawas sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan supervisi akademik dengan sebenarnya secara tearah, berencana, dan berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas kinerja guru khususnya dalam pembelajaran.

Supervisi akademik model ilmiah tepat untuk meningkatkan kemampuan guru dibandingkan pola lama (inspeksi) yang cendrung melahirkan rasa takut, tidak bebas sehingga dianggap tidak memberikan ruang gerak dan kemajuan kepada guru. Supervisi akademik model ilmiah sebagai wujud layanan profesional dilaksanakan secara demokratis, sistematis, objektif dan menggunakan instrumen. Sistematis adalah berurut dan runtut dari masalah yang satu ke masalah yang lainnya. Demokratis adalah adanya hubungan didasarkan kesepakatan, kerjasama, kesejawatan, hubungan yang dibangun secara akrab dan hangat atas dasar kemanusiaan dengan menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru. Objektif berarti apa adanya tidak berdasarkan opini supervisor sehingga pembinaan sesuai kebutuhan guru dan tuntutan perubahan berupa inovasi/ menemukan hal-hal yang baru. Menggunakan alat pencatat data yaitu menggunakan alat observasi yang dijadikan panduan dan sumber acuan dapat memberikan informasi untuk mengadakan perbaikan terhadap proses pembelajaran selanjutnya.

Menurut Masaong (2013:61) Setiap bidang kegiatan memerlukan perencanaan yang sistemik dan prospektif untuk mencapai tujuan secara efektif.


(25)

Oleh karena itu, dalam kegiatan supervisi, pengawas dituntut memiliki pengetahuan yang mumpuni dalam memandang manajemen sekolah sebagai satu kesatuan sistem yang di dalamnya berpadu antara aspek fungsi dan substansi manajerial. Tanpa aspek-aspek manajemen yang baik supervisi hanya memberikan kekecewaan kepada pihak-pihak yang terlibat didalamnya, yaitu guru, kepala sekolah, supervisor dan terutama murid-murid yang mengharapkan pembelajaran dapat berlangsung secara aktif, efektif, kreatif, dan menyenangkan. Untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal dan adanya peningkatan kinerja guru maka diperlukan supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan

Menyadari hal tersebut diatas, setiap pengawas sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan supervisi akademik dengan sebenarnya secara tearah, berencana, demokratis dan berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas kinerja guru khususnya dalam pembelajaran dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kerangka inilah peneliti

tertarik melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Supervisi Akademik

Model Ilmiah Berbasis Manajemen Pendidikan untuk Meningkatkan Kinerja Guru bidang studi Bahasa Indonesia pada SMP Negeri di Kota

Medan”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang berkaitan dengan peningkatan kinerja guru : (1) Kurangnya supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas; (2) Guru tidak


(26)

menyiapkan Rencana Pembelajaran sebelum mengajar; (3) Minimnya pengetahuan guru dalam penggunaan metode maupun media pembelajaran dalam

penyampaian bahan ajar; (4) Model supervisi yang dilaksanakan oleh pengawas

hanya merupakan supervisi konvensional; (5) Guru belum melaksanakan pembelajaran sesuai standar proses pendidikan yang mewajibkan adanya penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Melaksanakan pembelajaran meliputi kegiatan yang mencakup kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi; (6) Guru belum mendapatkan pembinaan dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran; (7) pelaksanaan supervisi tidak berdasarkan atas kesadaran dan kesepakatan bersama antara guru dan kepala sekolah atau guru dan pengawas; (8) Supervisor dan guru belum paham akan hakikat supervisi yang sebenarnya; (9) Pelaksanaan supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan belum dilaksanakan oleh pengawas sekolah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka dalam rangka mencapai tujuan penelitian terdapat banyak sekali masalah yang hendaknya diteliti secara rinci untuk mendapatkan solusi dalam meningkatkan mutu pendidikan. Namun, mengingat keterbatasan peneliti, baik dari segi waktu, biaya, dan tenaga maka perlu diadakan pembatasan masalah. Penelitian ini dibatasi hanya meneliti implementasi supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran khususnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi bidang studi bahasa Indonesia pada SMP Negeri di Kota Medan.


(27)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka diajukan rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut : Apakah implementasi supervisi akademik model Ilmiah berbasis manajemen pendidikan dapat meningkatkan kinerja guru khususnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi bidang studi bahasa Indonesia pada SMP Negeri di Kota Medan.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah implementasi supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan dapat meningkatkan kinerja guru bidang studi bahasa Indonesia pada SMP Negeri di Kota Medan?.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian implementasi supervisi akademik model Ilmiah berbasis manajemen pendidikan dalam meningkatkan kinerja guru bidang studi bahasa Indonesia pada SMP Negeri di Kota Medan diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Secara teoretis,

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori, khususnya teori tentang kinerja, dan teori supervisi.

b. Memperkaya pengetahuan tentang penerapan pentingnya supervisi

akademik ilmiah berbasis manajemen pendidikan dalam meningkatkan kinerja guru.


(28)

2. Secara praktis,

a. Bagi Kepala dinas pendidikan, sebagai informasi untuk menentukan kebijakan dalam peningkatan kinerja guru melalui supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen

b. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan informasi untuk dapat membantu guru memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas melalui supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen

c. Bagi guru, sebagai upaya mengetahui langkah-langkah yang dapat

dilakukan dalam meningkatkan kinerjanya melalui supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan.

d. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan perbandingan untuk penelitian yang relevan dikemudian hari.


(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Penelitian yang dilaksanakan di tiga sekolah yang berlokasi di Kotamadya Medan, Sekolah yang menjadi tempat penerapan supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan adalah SMP Negeri 11 Medan, SMP Negeri 17 Medan dan SMP Negeri 42 Medan.

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Sekolah ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Persentase nilai kinerja yang ditunjukkan pada setiap tahap mengalami peningkatan yang ditunjukkan dari hasil penilaian dari ketiga penilai dimana pada tahap pra siklus nilai persentase yang diperoleh hanya sebesar 50.73 %, pada tahap siklus I mengalami peningkatan menjadi 72,85% namun nilai kinerja yang diharapkan belum mencapai nilai ketuntasan yang sudah ditetapkan, sehingga dilanjutkan pada tahap siklus II menunjukkan peningkatan mencapai 87,81%. Artinya setelah pelaksanaan dua siklus, persentase nilai kinerja guru mencapai di atas 80%, sehingga supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan dinyatakan sudah tuntas.

B.Implikasi

Implikasi penelitian diberikan berdasarkan hasil penelitian dan simpulan penelitian, diantaranya :

1. Implementasi supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan dapat meningkatkan kinerja guru bidang studi bahasa Indonesia


(30)

dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan melalui langkah konkrit dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen oleh supervisor dengan cara membina/melatih guru sesuai kebutuhan dilapangan dengan tehnik observasi kelas secara bersistim yang dilakukan secara teratur atau berurutan.

2. Penerapan supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan menekankan pada hubungan kerja yang saling percaya dan bekerja sama antara kepala sekolah, pengawas dan guru sehingga guru merasa nyaman untuk disupervisi. Guru sebagai pelaksana dalam proses pembelajaran dikelas membutuhkan bantuan atau arahan dalam melakukan tugasnya. Dalam hal ini tugas kepala sekolah dan pengawas untuk membantu dan memberi pengaruh dan perbaikan sehingga guru dapat mengatasi masalahnya dan peningkatan kinerja guru dapat tercapai.

3. Berdasarkan temuan pada penelitian ini diperoleh hasil, bahwa kinerja guru meningkat, sehingga diharapkan agar implementasi supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan dapat diterapkan dilingkungan sekolah oleh pengawas, kepala sekolah, dan stake holder untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas.

4. Implementasi supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan perlu mendapat perhatian serius oleh Dinas Pendidikan Kotamadya Medan agar diterapkan oleh seluruh pengawas yang berada di lingkungan Dinas Pendidikan Kotamadya Medan.


(31)

C.Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diajukan saran sebagai berikut:

1. Kepala Dinas Pendidikan Kotamadya Medan diharapkan memperhatikan kinerja pengawas agar lebih baik lagi dalam menjalankan tugasnya agar mereka mampu memberikan supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan sebagai salah satu bentuk supervisi yang dapat meningkatkan kinerja guru. Sehingga mutu pendidikan dapat meningkat dengan baik.

2. Bagi Pengawas sekolah bidang studi Bahasa Indonesia sebaiknya menggunakan supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan dan supervisi model lainnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja guru.

3. Kepala sekolah sebagai pimpinan sekaligus supervisor sekolah bekerja sama dalam meningkatkan pembelajaran yang berlangsung disekolah dengan memberikan supervisi kepada guru disekolah tersebut. Sehingga guru-guru dapat memperbaiki cara mengajar mereka ke arah yang lebih baik lagi. 4. Bagi guru bidang studi Bahasa Indonesia agar membekali dirinya dengan

ilmu pengetahuan khususnya dalam meningkatkan keterampilan mengajar guru melalui pelatihan dan pendidikan, Sehingga kinerja guru dapat meningkat dan anak didiknya juga mendapatkan ilmu yang maksimal.


(32)

Daftar Pustaka

Aedi, Nur. 2014. Pengawasan Pendidikan Tinjaauan Teori dan Praktek, Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

AKSI, 2006. Peran Strategis Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu

Pendidikan, Sumedang: Alqaprint Jatinagor.

Ambarita, Binner. 2013. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan, Bandung:

Alfabeta.

_____, 2010. Manajemen Dalam Gamitan Pendidikan. Medan : USU Press

Amstrong, Michael dan Angela Baron,1989. Performance Management, London:

Instite of Personal and Development

Arikunto, Suharsimi. 2004. Dasar-dasar Supervisi, Jakarta: Rieneka Cipta.

Atmodiwiryo, Soebagio. 2000. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta :

Arzaziyah Jaya.

Burhanuddin, 1994. Analisis administrasi, Manajemen dan Kepemimpinan

Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga, Jakarta:Balai

Pustaka Depdiknas. 2005

______. 2014. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai

Pustaka

Dinarzad. 2014.”Implementasi Supervisi Ilmiah Dengan Pendekatan Kolaboratif Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Di SMP Kota Medan”.Tesis. Medan:Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Glickman, D. Carl. 2002. Supervision of Instruction.Boston : Allyn Bacon

Hadari, Nawawi. 2006. Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan

Perusahaan dan Industri, Yogyakarta:Gadjah Mada University, Press.

Imron, Ali.2012. Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta :

Bumi Aksara

Jurnal Asia. 2014. (http://www.jurnalasia.com/2014/10/24/kkompetensi-rendah-guru-di-sumut-kejar-setoran/)


(33)

Masaong, Kadim. 2013. Supervisi pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru, Bandung: Alfabeta.

Mulyasa, E. 2010. Penelitian Tindakan Sekolah, Meningkatkan Produktivitas

Sekolah Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana. 2012. Supervisi Pendidikan Konsep dan Aplikasinya bagi

Pengawas Sekolah. Jakarta: Binamitra Publishing.

Panjaitan, Tauhaposan. 2012. Pengaruh Supervisi Akademik Dan Pelatihan Terhadap Peningkatan Kinerja Guru(Studi Kasus Pada Smp Negeri Kecamatan Percut Sei Tuan). Tesis. Medan : Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

Pidarta, Made, 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual, Jakarta:Rineka Cipta

PMPTK, 2008. Penilaian Kinerja Guru.Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan

Departeman Pendidikan Nasional

Prasojo, L.D, & Sudiyono. 2011. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Gava.

Purba, Sukarman. 2009. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi Teori,

Konsep dan korelatnya. Yogyakarta: LaksBang

Purba, Jentina. 2013.”Implementasi Supervisi Akademik Model Artistik Dalam Meningkatkan Kinerja Guru SMP Di Kabupaten Deli Serdang”. Tesis.

Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Purwanto, Ngalim. 2003. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:

Rosdakarya.

Sagala, Syaiful H. 2011. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu

Pendidikan, Bandung : Alfabeta.

---, 2012, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung :Alfabeta

Sahertian Piet. 2000. Konsep Dasar dan Teknik supervisi Pendidikan dalam

Rangka Pengembangan SDM, Jakarta : Rineka cipta

---, 2000. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka

Cipta.

---, 2008. Konsep Dasar Dan Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka

Cipta.

Sergiovanni, T.J. 1987. The Principalsship, A Reflective Practice Perspective.


(34)

Slavin, Robert.E. 2004. Cooperative Learning. Bandung : Nusa media.

Sugiono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta

SuharSaputra,Uhar. 2010. Administrasi Pendidikan, Bandung:Refika Aditama.

Supardi, 2013. Kinerja Guru. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa

Suparlan. 2013. Manjemen Berbasis Sekolah dari Teori Sampai Praktik.. Jakarta:

Bumi Aksara.

Suratman, Maman.2012. Supervisi Akademik Oleh Kepala Sekolah. (OnLine),

(http://msuratman.wordpress.com/2012/03/10/supervisi-akademik-oleh- kepala-sekolah/Di akses 12 april 2015).

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

http://pusatbahasaalazhar.wordpress.com/persembahan-buat-guru/bekal-yang-harus-dimiliki-seseorang-untuk-menjadi-guru-yang-baik-2/diakses pada13 maret2015, jam 14.28WIB.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Penelitian yang dilaksanakan di tiga sekolah yang berlokasi di Kotamadya Medan, Sekolah yang menjadi tempat penerapan supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan adalah SMP Negeri 11 Medan, SMP Negeri 17 Medan dan SMP Negeri 42 Medan.

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Sekolah ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Persentase nilai kinerja yang ditunjukkan pada setiap tahap mengalami peningkatan yang ditunjukkan dari hasil penilaian dari ketiga penilai dimana pada tahap pra siklus nilai persentase yang diperoleh hanya sebesar 50.73 %, pada tahap siklus I mengalami peningkatan menjadi 72,85% namun nilai kinerja yang diharapkan belum mencapai nilai ketuntasan yang sudah ditetapkan, sehingga dilanjutkan pada tahap siklus II menunjukkan peningkatan mencapai 87,81%. Artinya setelah pelaksanaan dua siklus, persentase nilai kinerja guru mencapai di atas 80%, sehingga supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan dinyatakan sudah tuntas.

B.Implikasi

Implikasi penelitian diberikan berdasarkan hasil penelitian dan simpulan penelitian, diantaranya :

1. Implementasi supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan dapat meningkatkan kinerja guru bidang studi bahasa Indonesia


(2)

dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan melalui langkah konkrit dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen oleh supervisor dengan cara membina/melatih guru sesuai kebutuhan dilapangan dengan tehnik observasi kelas secara bersistim yang dilakukan secara teratur atau berurutan.

2. Penerapan supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan menekankan pada hubungan kerja yang saling percaya dan bekerja sama antara kepala sekolah, pengawas dan guru sehingga guru merasa nyaman untuk disupervisi. Guru sebagai pelaksana dalam proses pembelajaran dikelas membutuhkan bantuan atau arahan dalam melakukan tugasnya. Dalam hal ini tugas kepala sekolah dan pengawas untuk membantu dan memberi pengaruh dan perbaikan sehingga guru dapat mengatasi masalahnya dan peningkatan kinerja guru dapat tercapai.

3. Berdasarkan temuan pada penelitian ini diperoleh hasil, bahwa kinerja guru meningkat, sehingga diharapkan agar implementasi supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan dapat diterapkan dilingkungan sekolah oleh pengawas, kepala sekolah, dan stake holder untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas.

4. Implementasi supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan perlu mendapat perhatian serius oleh Dinas Pendidikan Kotamadya Medan agar diterapkan oleh seluruh pengawas yang berada di lingkungan Dinas Pendidikan Kotamadya Medan.


(3)

C.Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diajukan saran sebagai berikut:

1. Kepala Dinas Pendidikan Kotamadya Medan diharapkan memperhatikan kinerja pengawas agar lebih baik lagi dalam menjalankan tugasnya agar mereka mampu memberikan supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan sebagai salah satu bentuk supervisi yang dapat meningkatkan kinerja guru. Sehingga mutu pendidikan dapat meningkat dengan baik.

2. Bagi Pengawas sekolah bidang studi Bahasa Indonesia sebaiknya menggunakan supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan dan supervisi model lainnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja guru.

3. Kepala sekolah sebagai pimpinan sekaligus supervisor sekolah bekerja sama dalam meningkatkan pembelajaran yang berlangsung disekolah dengan memberikan supervisi kepada guru disekolah tersebut. Sehingga guru-guru dapat memperbaiki cara mengajar mereka ke arah yang lebih baik lagi. 4. Bagi guru bidang studi Bahasa Indonesia agar membekali dirinya dengan

ilmu pengetahuan khususnya dalam meningkatkan keterampilan mengajar guru melalui pelatihan dan pendidikan, Sehingga kinerja guru dapat meningkat dan anak didiknya juga mendapatkan ilmu yang maksimal.


(4)

Daftar Pustaka

Aedi, Nur. 2014. Pengawasan Pendidikan Tinjaauan Teori dan Praktek, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

AKSI, 2006. Peran Strategis Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu

Pendidikan, Sumedang: Alqaprint Jatinagor.

Ambarita, Binner. 2013. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan, Bandung:

Alfabeta.

_____, 2010. Manajemen Dalam Gamitan Pendidikan. Medan : USU Press

Amstrong, Michael dan Angela Baron,1989. Performance Management, London:

Instite of Personal and Development

Arikunto, Suharsimi. 2004. Dasar-dasar Supervisi, Jakarta: Rieneka Cipta.

Atmodiwiryo, Soebagio. 2000. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta : Arzaziyah Jaya.

Burhanuddin, 1994. Analisis administrasi, Manajemen dan Kepemimpinan

Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga, Jakarta:Balai Pustaka Depdiknas. 2005

______. 2014. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka

Dinarzad. 2014.”Implementasi Supervisi Ilmiah Dengan Pendekatan Kolaboratif Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Di SMP Kota Medan”.Tesis. Medan:Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan. Glickman, D. Carl. 2002. Supervision of Instruction.Boston : Allyn Bacon

Hadari, Nawawi. 2006. Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan

Perusahaan dan Industri, Yogyakarta:Gadjah Mada University, Press.

Imron, Ali.2012. Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Jurnal Asia. 2014. (http://www.jurnalasia.com/2014/10/24/kkompetensi-rendah-guru-di-sumut-kejar-setoran/)


(5)

Masaong, Kadim. 2013. Supervisi pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru, Bandung: Alfabeta.

Mulyasa, E. 2010. Penelitian Tindakan Sekolah, Meningkatkan Produktivitas Sekolah Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana. 2012. Supervisi Pendidikan Konsep dan Aplikasinya bagi

Pengawas Sekolah. Jakarta: Binamitra Publishing.

Panjaitan, Tauhaposan. 2012. Pengaruh Supervisi Akademik Dan Pelatihan Terhadap Peningkatan Kinerja Guru(Studi Kasus Pada Smp Negeri Kecamatan Percut Sei Tuan). Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Pidarta, Made, 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual, Jakarta:Rineka Cipta PMPTK, 2008. Penilaian Kinerja Guru.Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan

Departeman Pendidikan Nasional

Prasojo, L.D, & Sudiyono. 2011. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Gava.

Purba, Sukarman. 2009. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi Teori,

Konsep dan korelatnya. Yogyakarta: LaksBang

Purba, Jentina. 2013.”Implementasi Supervisi Akademik Model Artistik Dalam Meningkatkan Kinerja Guru SMP Di Kabupaten Deli Serdang”. Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Purwanto, Ngalim. 2003. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Sagala, Syaiful H. 2011. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu

Pendidikan, Bandung : Alfabeta.

---, 2012, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung :Alfabeta

Sahertian Piet. 2000. Konsep Dasar dan Teknik supervisi Pendidikan dalam

Rangka Pengembangan SDM, Jakarta : Rineka cipta

---, 2000. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

---, 2008. Konsep Dasar Dan Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

Sergiovanni, T.J. 1987. The Principalsship, A Reflective Practice Perspective. Boston: Allyn and Bacon


(6)

Slavin, Robert.E. 2004. Cooperative Learning. Bandung : Nusa media.

Sugiono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta

SuharSaputra,Uhar. 2010. Administrasi Pendidikan, Bandung:Refika Aditama. Supardi, 2013. Kinerja Guru. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa

Suparlan. 2013. Manjemen Berbasis Sekolah dari Teori Sampai Praktik.. Jakarta: Bumi Aksara.

Suratman, Maman.2012. Supervisi Akademik Oleh Kepala Sekolah. (OnLine), (http://msuratman.wordpress.com/2012/03/10/supervisi-akademik-oleh- kepala-sekolah/Di akses 12 april 2015).

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

http://pusatbahasaalazhar.wordpress.com/persembahan-buat-guru/bekal-yang-harus-dimiliki-seseorang-untuk-menjadi-guru-yang-baik-2/diakses pada13 maret2015, jam 14.28WIB.


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU BAHASA INDONESIA MELALUI SUPERVISI AKADEMIK MODEL ILMIAH DI SMP KABUPATEN SERDANG BEDAGAI.

0 3 29

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK OLEH PENGAWAS SMA PADA GURU MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KOTA MEDAN.

0 3 35

IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN DIREKTIF BERBASIS MANAJEMEN PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI KOTA BINJAI.

0 6 29

IMPLEMENTASI SUPERVISI MODEL KLINIS DIREKTIF BERBASIS MANAJEMEN PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI KOTA MEDAN.

0 4 38

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK MODEL ARTISTIK BERBASIS MANAJEMEN PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI KOTA BINJAI.

1 8 34

IMPLEMENTASI SUPERVISI ILMIAH DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SMP KOTA MEDAN.

1 2 32

IMPLEMENTASI SUPERVISI ILMIAH MELALUI TEKNIK PERCAKAPAN INDIVIDU DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU SMP NEGERI DI KOTA BINJAI.

0 2 35

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN MEDAN KOTA.

1 3 23

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK MODEL ARTISTIK DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU SMP DI KABUPATEN DELI SERDANG.

1 15 28

MANAJEMEN SUPERVISI PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU Manajemen Supervisi Pendidikan untuk Meningkatkan Profesionalsme Guru(Studi di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II).

0 0 14