PERBEDAAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA SMA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN KOOPERATIF TIPE BERFIKIR BERPASANGAN BERBAGAI PADA REAKSI REDOKS.

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN KOOPERATIF
TIPE BERPIKIR-BERPASANGAN-BERBAGI PADA REAKSI REDOKS

Oleh:
Siti Hajjah
NIM 4111131022
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015

i


ii

RIWAYAT HIDUP
Siti Hajjah dilahirkan di Kota Medan Kecamatan Medan Labuhan pada
tanggal 14 Mei 1994. Ibu bernama Tengku Fitriana dan ayah bernama Udin Syam,
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis memulai pendidikannya pada
tahun1999 di SD Al-Washliyah 29 Martubung Medan dan lulus pada tahun 2005.
Pada tahun 2005 penulis melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 11 Medan dan lulus
pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis melanjutkan sekolah ke SMA Laksamana
Martadinata Medan dan lulus pada tahun 2011, sebagai siswa berprestasi selama 3
tahun. Pada tahun 2011, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan
Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
melalui jalur Undangan SNMPTN. Penulis pernah menjadi asisten laboratorium
untuk praktikum kimia lanjutan yaitu praktikum kimia fisika II. Penulis juga pernah
mengikuti organisasi yaitu HMI dan HMJ Kimia UNIMED, serta sebuah komunitas
IT. Selama di HMJ Kimia UNIMED, penulis aktif dalam berbagai kegiatan HMJ,
termasuk yaitu sebagai coordinator acara dalam kegiatan,” Pelatihan Dan Penulisan
Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) “, anggota acara dalam kegiatan,” spirit CFC
I ( Creative For Chemistry I) dan CFC II (Creative For Chemistry II) “, kegiatan
PAMB , dan pelaksanaan PORSENI HMJ Kimia. Penulis juga pernah mengikuti

PKM-GT sebagai ketua, lulus PKM-P hingga menuju PIMNAS sebagai anggota, dan
Program Hibah Bina Desa sebagai anggota.

iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala Rahmat
dan Hidayah-Nya yang memberikan nikmat dan kesehatan dan kesempatan
kepada penulis, hingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik dan waktu
yang telah direncanakan.
Skripsi berjudul “Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA
Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Kooperatif Tipe
Berpikir-Berpasangan-Berbagi Pada Reaksi Redoks”, disusun untuk memperoleh
gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam, UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak
Dr.Mahmud, M.Sc, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis sejak awal bimbingan
sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Drs. Marudut Sinaga, M.Si, Ibu Dr. Murniaty

Simorangkir, M.S dan Ibu Ratna Sari Dewi, S.Si, M.Si, yang telah memberikan
masukan dan saran-saran demi perbaikan skripsi ini mulai dari awal penelitian
sampai dengan selesainya skripsi ini.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si
selaku dosen penasehat akademik, Ibu Dr.Retno Dwi Suyanti, M.Si sebagai
validator ahli untuk instrument tes hasil belajar, Ibu Dra.Ani Sutiani,M.Si sebagai
Ketua Program Studi Pendidikan Kimia, Bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si, Ibu
Junifa Layla Sihombing, S.Si, M.Sc, Bapak Ahmad Nasir Pulungan, S.Si, M.Sc
sebagai dosen yang telah membimbing, menasehati, dan merangkul penulis dan
kepada seluruh bapak dan ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA
Unimed yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama
perkuliahan.

Ucapan terima kasih kepada Kepala Sekolah (Bapak Dr.Ir.H.Suditama,
MT), Guru Kimia (Ibu Agustina Sari, S.Pd) dan siswa/i kelas XII-IPA 1 SMA
Laksamana Martadinata Medan yang telah membantu penulis selama proses
validasi. Ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya juga disampaikan

v


kepada Wakil Kepala Sekolah 1 Bagian Kurikulum dan sekaligus sebagai Guru
Kimia yaitu Bapak Muhammad Suep, S.Pd dan siswa/i kelas X-1 dan X-2 SMA
Negeri 1 Binjai Kabupaten langkat yang telah banyak membantu penulis selama
proses penelitian berlangsung.
Teristimewa saya ucapkan terimakasih atas cinta, kasih sayang, keikhlasan
yang tulus serta doa kepada orang tua saya yaitu Ayahanda Udin Syam dan
Ibunda Tengku Fitriana yang berjuang keras dalam mendidik dan menyekolahkan
saya sehingga saya dapat memperoleh gelar sarjana dan menyelesaikan studi di
UNIMED. Terimakasih juga buat nenek tercinta Tengku Hadisah dan adik-adikku
tersayang yaitu Abdullah Zuhri dan Ma’ruf Rizky Nur yang telah memberi
semangat dan mendoakan penulis dalam penyelesaian skripsi. Terimakasih juga
untuk yang terdekat Tri Fajar Anggara atas keikhlasan bantuan dan motivasinya
kepada penulis dari awal sminar, proses penelitian hingga dalam penyusunan
skripsi dan terimakasih juga untuk abangku Andri Syahputra S.Pd yang secara
tidak langsung telah membantu proses belajar penulis hingga dalam penyusunan
skripsi.
Terimakasih juga disampaikan kepada teman seperjuangan Siti Handayani
yang telah memberikan saran dan motivasi, temen-teman yang telah membantu:
Rahmi, Jusmasari Harahap dan Nur Ilman Aceh serta sahabat-sahabat terbaikku:
Riza Novita dan Ary Anggara Wibowo dari awal hingga akhir semester, Ridha

Mahyunda dan Rahmadina Nasution, yang selalu memberikan motivasi, memberi
saran, dan menghibur penulis untuk menghilangkan kejenuhan dalam penyusunan
skripsi. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada sahabat penulis Kahfi Dwi
Kurnia ,yang telah meluangkan waktu dan memberikan tenaganya membantu
penulis saat proses penelitian berlangsung. Terimakasih juga kepada Santria P.
Manullang yang menjadi teman saya di awal semester perkuliahan. Ucapan terima
kasih tidak lupa pula kepada teman-teman seperjuangan Kimia Dik C 2011 yang
memberi semangat dan sudah penulis anggap sebagai keluarga terbaik selama
studi empat tahun di UNIMED.

vi

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan,


Juni 2015

Penulis

Siti Hajjah

iii

Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Menggunakan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah dan Kooperatif Tipe BerpikirBerpasangan-Berbagi Pada Reaksi Redoks
Siti Hajjah (NIM 4111131022)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir
kritis, hasil belajar kimia dan korelasi antara kemampuan berpikir kritis dan hasil
belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah (kelas eksperimen I) dan kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berbagi
(kelas eksperimen II) pada pokok bahasan reaksi redoks. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Binjai Kab. Langkat
yang berjumlah enam kelas dengan total jumlah siswa 198 siswa. Sampel yang
digunakan pada penelitian ini diambil dengan teknik random sampling. Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua ranah yaitu kognitif dan
afektif. Untuk mengukur ranah kognitif digunakan Instrumen tes hasil belajar
yang disusun dalam bentuk objective test sebanyak 20 soal yang telah dianalisis
dan dinyatakan memenuhi syarat uji validitas secara kualitatif dan secara
kuantitatif, tingkat kesukaran, daya pembeda, distraktor, dan reliabilitas.
Sedangkan untuk mengukur ranah afektif digunakan lembar angket penilaian
sikap untuk mengukur kemampuan berpikir kritis. Sebagai prasyarat uji hipotesis,
data kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar, kedua kelompok sampel diuji
normalitas dan homogenitasnya dan diperoleh data kedua kelompok sampel yang
berdistribusi normal dan homogen. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan
uji t-test uji dua pihak. Untuk uji hipotesis kemampuan berpikir kritis dan hasil
belajar siswa secara berturut-turut diperoleh thitung = 3,3082 dan thitung = 2,025
sedangkan ttabel = 2,001 untuk α = 0.05 dan dk = 59. Untuk uji korelasi diperoleh
pada kelas eksperimen I yaitu thitung = 0,426 sedangkan ttabel = 0,388 untuk α =
0.05 dan N = 26 dan kelas eksperimen II yaitu thitung = 0,475 sedangkan ttabel =
0,334 untuk α = 0.05 dan N = 35. Dengan demikian secara keseluruhan,thitung >ttabel
maka uji hipotesis dan uji korelasi diterima Ha. Sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa: (1) ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah (
) dan model pembelajaran

kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berbagi (
) pada reaksi redoks, (2)
ada perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah (
) dan model pembelajaran kooperatif tipe berpikirberpasangan-berbagi (
) pada reaksi redoks, (3) ada korelasi positif dan
signifikan antara kemampuan berpikir kritis dengan hasil belajar siswa selama
proses kegiatan belajar mengajar baik pada kelas ekspeimen I maupun kelas
eksperimen II, dengan kontribusi karakter kemampuan berpikir kritis yaitu cukup
kritis pada kelas eksperimen I (18,15%) dan pada kelas eksperimen II (22,56%)
dan (4) Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh, kemampuan berpikir kritis dan
hasil belajar siswa dengan model pembelajaran berbasis masalah lebih baik atau
lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe berpikirberpasangan-berbagi pada pokok bahasan reaksi redoks.

vii

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan


Halaman
i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vii

Daftar Gambar


ix

Daftar Tabel

x

Daftar Lampiran

xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

1

1.2 Ruang Lingkup

3


1.3 Rumusan Masalah

4

1.4 Batasan Masalah

4

1.5 Tujuan Penelitian

5

1.6 Manfaat Penelitian

5

1.7 Definisi Operasional

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teoritis

7

2.1.1 Hakikat Belajar

7

2.1.2 Hasil Belajar

7

2.1.3 Kemampuan Berpikir Kritis

9

2.1.4 Model Pembelajaran

14

2.1.5 Model Pembelajaran Berbasis Masalah

14

2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif

18

2.1.7 Deskripsi Tentang Materi Redoks

23

2.2 Kerangka Berpikir

30

2.3 Hipotesis Penelitia

31

viii

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

34

3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian

34

3.3 Variabel Penelitian

34

3.4 Instrumen Penelitian

35

3.4.1 Instrumen Tes

35

3.4.2 Instrumen Non-tes

39

3.5 Rancangan Penelitian

40

3.6 Teknik Pengumpulan Data

41

3.7 Teknik Analisis Datta

45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil penelitian

50

4.1.1. Analisis data instrumen penelitian

50

4.1.2. Deskripsi data hasil penelitian

52

4.1.3. Analisis data hasil penelitian

55

4.1.3.1. uji normalitas

56

4.1.3.2. uji homogenitas

57

4.1.3.3. uji hipotesis

59

4.2. Pembahasan

61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

69

5.2. Saran

69

DAFTAR PUSTAKA

71

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Halaman
10

Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran berbasis masalah

16

Tabel 2.3 Sintaks Pembelajaran Kooperatif

20

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

40

Tabel 3.2 Persentase Nilai Sikap Siswa

49

Tabel 4.1 Rangkuman Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa

52

Tabel 4.2 Nilai Rata-Rata Berpikir Kritis Siswa

53

Tabel 4.3 Rangkuman Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Kritis

54

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berpikir Kritis

55

Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Hasil Belajar

56

Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

57

Tabel 4.7 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa

58

Tabel 4.8 Uji Homogenitas Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

58

Tabel 4.9 Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Siswa

60

Tabel 4.10 Uji Hipotesis Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

59

Tabel 4.11 Uji Korelasi Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar

60

Tabel 4.12 Deskriptif Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Dan Kemampuan

60

Berpikir kritis

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian

Halaman
44

Gambar 4.1 Diagram Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa

53

Gambar 4.2 Diagram Nilai Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis

54

Gambar 4.3 Deskriptif Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Dan Kemampuan

67

Berpikir kritis

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Silabus

74

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaam Pembelajaran

76

Lampiran 3. Lembar Penilaian Validitas Isi Instrumen Tes

93

Lampiran 4. Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa

106

Lampiran 5. Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa

107

Lampiran 6. Kisi-Kisi Lembar Angket Kemampuan Berpikir Kritis

115

Lampiran 7. Lembar Angket Kemampuan Berpikir Kritis

116

Lampiran 8. Kasus Reaksi Redoks

118

Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa

121

Lampiran 10. Jawaban Lembar Kerja Siswa

124

Lampiran 11. Surat Keterangan Validitas Isi

127

Lampiran 12. Tabel Kisi-kisi Instrumen Tes Setelah Analisis Kualitatif

128

Lampiran 13. Kisi-Kisi Instrumen Tes Setelah Analisis Kualitatif Dan

141

Kuantitatif
Lampiran 14. Instrumen Tes Setelah Validasi

142

Lampiran 15. Kunci Jawaban Instrumen

145

Lampiran 16. Tabel Validitas

146

Lampiran 17. Perhitungan Validitas Tes

147

Lampiran 18. Tabel Reliabilitas

149

Lampiran 19. Perhitungan Reliabilitas Tes

150

Lampiran 20. Tabel Tingkat Kesukaran

151

Lampiran 21. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes

152

Lampiran 22. Tabel Daya Beda

153

Lampiran 23. Perhitungan Tabel Daya Beda

154

Lampiran 24. Tabel Rekapitulasi Analisis Instrumen

155

Lampiran 25. Tabulasi Data Nilai Siswa

17

Lampiran 26. Perhitungan Standar Deviasi, Varians Nilai Pretes-Postes

158

xii

Lampiran 27. Perhitungan Uji Normalitas Data Hasil Belajar

159

Lampiran 28. Perhitungan Uji Homogenitas Data Hasil Belajar

163

Lampiran 29. Tabulasi Nilai Hasil Nilai Angket Berpikir Kritis

165

Lampiran 30. Perhitungan Standar Deviasi, Varians Kemampuan Berpikir

166

Kritis Siswa
Lampiran 31. Perhitungan Uji Normalitas Data Kemampuan Berpikir

167

Kritis Siswa
Lampiran 32. Perhitungan Uji Homogenitas Data Kemampuan Berpikir

170

Kritis Siswa
Lampiran 33. Uji Hipotesis Hasil Belajar

172

Lampiran 34. Uji Hipotesis Angket berpikir Kritis

174

Lampiran 35. Tabulasi Nilai Angket dan Hasil Belajar

177

Lampiran 36. Perhitungan Uji Korelasi

178

Lampiran 37. Tabel nilai r-Product Moment

181

Lampiran 38. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat

182

Lampiran 39. Tabel Nilai Diatribusi-t

183

Lampiran 40. Daftar Nilai Distribusi F

184

Lampiran 41. Jadwal Penelitian

185

Lampiran 42. Dokumentasi Penelitian

186

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Menurut Slameto (2013), dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah,
kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa
berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada
bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Sedangkan
Rudi (2013) menyatakan bahwa keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar
dapat diukur dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta prestasi belajar
siswa. Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi serta prestasi belajar
maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran.
Berdasarkan data hasil belajar kimia siswa kelas X SMA Negeri 1 Binjai
Kabupaten Langkat pada semester genap bahwa nilai rata-rata siswa pada pokok
bahasan konsep reaksi reduksi-oksidasi masih sulit dipelajari dan dipahami oleh
siswa sehingga setiap selesai melaksanakan ujian masih ada siswa yang harus
mengikuti remedial untuk memperbaiki nilainya. Hal ini terlihat dari data hasil
observasi awal berupa wawancara dengan guru kimia kelas X SMA Negeri 1
Binjai Kabupaten Langkat pada tanggal 08 Januari 2015, menyatakan
ketidaktuntasan rata-rata hasil belajar siswa pada pokok bahasan konsep reaksi
reduksi-oksidasi tahun ajaran 2012/2013 yaitu 62,30 dan pada tahun ajaran
2013/2014 yaitu 65,25, sementara nilai KKM untuk mata pelajaran kimia sebesar
75,00.
Berkaitan dengan data diatas, adapun yang menjadi permasalahan selama
pembelajaran berlangsung adalah : 1) Rata-rata model pembelajaran masih
menggunakan model pembelajaran konvensional, 2). Keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran masih rendah, 3). Siswa cenderung hanya mengharapkan
penjelasan dari guru, 4). Keberanian siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan
pada proses pembelajaran juga masih kurang, dan 5). Siswa belum dapat
mengembangkan permasalahan yang berhubungan dengan materi yang diberikan.
Berdasarkan hal tersebut, masalah yang paling utama adalah siswa malas untuk

1

2

berpikir lebih kritis dalam memecahkan masalah yang diberikan guru karena cara
belajar siswa yang lebih berpusat pada guru.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu adanya perbaikan yang
diarahkan pada cara penyajian materi dan pola interaksi dalam kegiatan belajar
yang memecahkan masalah, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kritis dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Adapun model pembelajaran
yang dapat digunakan pada pembelajaran kimia yang dapat melatih siswa dalam
memecahkan masalah, salah satunya adalah model pembelajaran berbasis
masalah.
Menurut Kunandar (2007), model pembelajaran berbasis masalah adalah
suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah atau kasus yang ada
dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar
tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
Pembelajaran berbasis masalah digunakan untuk merangsang berpikir
tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah, termasuk di dalamnya belajar
bagaimana belajar (Kunandar, 2007). Hal ini didukung pada penelitian yang telah
dilakukan oleh Syahrianda (2014) yaitu peningkatan nilai rata-rata hasil belajar
kimia siswa yang diberikan perlakuan model pembelajaran berbasis masalah
(78,88) lebih besar dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
student teams achievement division (71,63). Dan penelitian Pratiwi (2014),
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis
masalah dapat dilaksanakan dan efektif pada materi reaksi redoks kelas X SMA
Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014.
Model pembelajaran lain yang dapat digunakan untuk melatih siswa
dalam memecahkan masalah, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe BerpikirBerpasangan-Berbagi, yang umum dikenal dengan model pembelajaran
kooperatif

tipe

Think-Pair-Share

(TPS).

Karakteristik

model

Berpikir-

Berpasangan-Berbagi yaitu siswa dibimbing secara mandiri dalam berpikir,
berpasangan dan saling berbagi untuk menyelesaikan permasalahan. Kelebihan
model pembelajaran kooperatif tipe Berpikir-Berpasangan-Berbagi adalah dapat

3

meningkatkan waktu lebih pada tugas, memperbaiki kehadiran siswa, membuat
pembelajaran lebih menarik dan membuat siswa lebih aktif (Trianto,2011).
Hal ini juga didukung pada penelitian yang telah dilakukan oleh
Triharyanti (2012), bahwa perangkat pembelajaran kuantum – Think Pair Share
(TPS) dengan materi reaksi redoks pada siswa SMA Negeri 7 Surabaya kelas X
Tahun Ajaran 2010-2011 yang dikembangkan dikategorikan baik dan layak
untuk digunakan. Dan Aribowo (2012) menunjukan bahwa ada perbedaan
peningkatan yang signifikan antara motivasi belajar kimia peserta didik sebelum
dan sesudah proses pembelajaran kimia dengan menggunakan

model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).
Selanjutnya Mentari (2014), telah menyimpulkan hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif dengan model pembelajaran TPS
(Think Pair Share) lebih tinggi daripada model pembelajaran berbasis masalah
pada pokok bahasan reaksi redoks di kelas X SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu
yang dilihat dari selisih nilai pretest dan posttest dengan nilai rata-rata
peningkatan hasil belajar kognitif siswa sebesar 50 dan 42,19.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka perlu adanya
penelitian lebih lanjut, yang lebih dikhususkan untuk membedakan kemampuan
berpikir kritis siswa siswa dalam menganalisis masalah yang berkaitan dengan
materi pembelajaran yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Maka
peneliti mengajukan penelitian dengan judul “Perbedaan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa SMA Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah Dengan Kooperatif Tipe Berpikir-Berpasangan-Berbagi Pada
Reaksi Redoks ”.
1.2. Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
ruang lingkup dalam penelitian ini adalah perbedaan kemampuan berpikir kritis
siswa kelas X SMA Negeri 1 Binjai Kabupaten Langkat yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan kooperatif tipe berpikirberpasangan-berbagi pada reaksi redoks.

4

1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan ruang lingkup yang telah
dikemukakan di atas, maka masalah yang diteliti dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa SMA menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah dengan kooperatif tipe berpikirberpasangan-berbagi pada reaksi redoks?
2. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa SMA menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah dengan kooperatif tipe berpikir-berpasanganberbagi pada reaksi redoks?
3. Apakah ada korelasi yang positif dan signifikan antara kemampuan berpikir
kritis dengan hasil belajar siswa?
1.4. Batasan Masalah
Melihat permasalahan yang dapat muncul dari penelitian ini, serta
mengingat keterbatasan waktu dan sarana penunjang lainnya maka penelitian ini
dibatasi pada :
1. Objek penelitian adalah siswa kelas X semester genap SMA Negeri 1 Binjai
Kabupaten Langkat T.P 2014/2015.
2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran berbasis masalah untuk kelas eksperimen I dan model
pembelajaran kooperatif tipe Berpikir-Berpasangan-Berbagi untuk kelas
eksperimen II.
3. Materi pokok pada pokok bahasan reaksi redoks yang dibahas dalam
penelitian ini dibatasi pada subpokok materi, yaitu perkembangan konsep
reaksi

reduksi-oksidasi,

bilangan

oksidasi,

reaksi

reduksi-oksidasi,

pengoksidasi dan pereduksi serta aplikasi redoks dalam memecahkan masalah
lingkungan.

5

1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa SMA
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan kooperatif tipe
berpikir-berpasangan-berbagi pada reaksi redoks.
2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa SMA menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah dengan kooperatif tipe berpikir-berpasanganberbagi pada reaksi redoks.
3. Untuk mengetahui korelasi yang positif dan signifikan antara kemampuan
berpikir kritis dengan hasil belajar siswa.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti/ mahasiswa, hasil penelitan akan menambah wawasan,
kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai
calon guru.
2. Bagi guru kimia, hasil penelitian akan memberikan masukan tentang
penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran
kooperatif

tipe

berpikir-berpasangan-berbagi

dalam

mengajarkan

pembelajaran kimia khususnya pada pokok bahasan konsep reaksi reduksioksidasi.
3. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan pengalaman
cara belajar siswa.
4. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah sehingga dapat memperbaiki
kualitas pembelajaran kimia di SMA Negeri 1 Binjai Kabupaten Langkat.
5. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

6

1.7. Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dalam memahami setiap
variabel yang ada pada penelitian ini, maka perlu diberi definisi operasional untuk
mengklarifikasi hal tersebut. Adapun definisi operasional dari penelitian adalah :
1. Hasil belajar diamati dengan menggunakan instrument tes objektif dari hasil
pretest dan posttest dengan ranah kognitif yang terdiri dari C1 sampai dengan
C4 .
2. Kemampuan berpikir kritis siswa diukur melalui lembar angket kemampuan
berpikir kritis siswa, setelah siswa mengikuti proses pembelajaran.
Kemampuan berpikir kritis ini dilakukan untuk mengukur sikap siswa dalam
proses kegiatan belajar yang ditinjau dari tingkat berpikir siswa dalam
memahami pelajaran yang dsampaikan.
3. Pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang diawali
dengan pemberian masalah kepada siswa. Masalah tersebut berkaitan dengan
materi reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari. Dalam menganalisis dan
memecahkan masalah siswa secara berkelompok mendiskusikan masalah,
kemudian hasil diskusi tersebut dipresentasikan di depan kelas.
4. Model pembelajaran kooperatif tipe Berpikir-Berpasangan-Berbagi atau lebih
umum dikenal dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS) merupakan suatu cara efektif untuk membuat variasi suasana pola
diskusi kelas, pembelajaran kooperatif Berpikir, Berpasangan dan Berbagi ini
memberi peserta didik kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerjasama
dengan orang lain. Prosedur yang digunakan dalam Berpikir, Berpasangan dan
Berbagi adalah untuk memberikan lebih banyak waktu kepada peserta didik
untuk berpikir, untuk merespon, dan untuk saling membantu (Trianto, 2011).
5. Reaksi Reduksi-oksidasi adalah reaksi kimia yang mana peristiwa reduksi dan
oksidasi terjadi dalam waktu yang bersamaan. Banyak terjadi di dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya reaksi pembakaran, pembuatan cuka dari
alkohol, perkaratan besi dan lain-lain (Sudarmo,2013).

69

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis,
peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa SMA yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan nilai
dan

kemampuan

berpikir

kritis

siswa

yang

dibelajarkan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasanganberbagi dengan nilai

pada pokok bahasan reaksi redoks .

2. Ada perbedaan hasil belajar siswa SMA yang dibelajarkan menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah dengan nilai

dan hasil

belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berbagi dengan nilai

pada

pokok bahasan reaksi redoks .
3. Ada korelasi yang positif dan signifikan antara kemampuan berpikir kritis
siswa dengan hasil belajar siswa pada masing-masing kelas eksperimen
yaitu pada kelas eksperimen I (model pembelajaran berbasis masalah)
dengan kontribusi karakter kemampuan berpikir kritis terhadap hasil
belajar siswa adalah 18,15% dan pada kelas eksperimen II (model
pembelajaran

kooperatif

tipe

berpikir-berpasangan-berbagi)

dengan

kontribusi karakter kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar siswa
adalah 22,56%. Sehingga kontribusi kemampuan berpikir kritis pada
masing-masing kelas eksperimen tergolong cukup kritis.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai
beberapa saran :
1.

Dalam proses pembelajaran hendaknya para guru dapat menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah sebagai model alternatif, karena
69

70

model pembelajaran ini telah terbukti dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dan hasil belajar siswa,
2.

Untuk mencapai kemampuan berpikir kritis siswa secara mendalam pada
pembelajaran kimia, implementasi model pembelajaran berbasis masalah
disarankan memilih masalah-masalah yang nyata, aktual dan bersifat illstructured yang dikemas dalam bentuk LKS dan instrument non-tes yang
dappat dgunakan yaitu angket, namun lebih baik berupa lembar observasi
atau berupa soal uraian khusus mengukur kemampuan berpikir kritis
sesuai dengan materi yang diajarkan, atau dipadukan antara angket dan
lembar observasi. Selain itu juga dalam pembentukan kelompok diskusi
diusahakan agar anggota kelompok bervariasi sehingga interaksi sosial
yang terjadi antar siswa menjadi lebih baik,

3.

Untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan mengadakan penelitian
lanjutan dengan melibatkan variabel-variabel afektif lainnya, seperti
kerjasama, motivasi, gaya belajar, intelegensia, kinerja ilmiah, maupun
variabel-variabel afektif lainnya.

4.

Diperlukan kesabaran guru dalam membimbing dan memberikan motivasi
kepada siswa, karena kemampuan siswa mengkonstruksi pengetahuan
memiliki berbagai latar belakang yang berbeda-beda.

5.

Perlunya para guru dan calon guru memanfaatkan kemajuan teknologi
untuk melihat perkembangan yang terjadi guna meningkatkan kreativitas
dalam mendesain pembelajaran.

71

DAFTAR PUSTAKA
Aribowo, P., (2012), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share (TPS) Terhadap Peningkatan Motivasi Dan Prestasi
Belajar Kimia Peserta Didik Kelas X SMAN 2 Kroya Tahun Ajaran
2011/2012, Skripsi, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta
Devisi PLPG Rayon 102, (2013), Buku Kurikulum 2013, Penerbit Universitas
Negeri Medan Press, Medan
Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta
Hepytriati, (2014), Profil Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Siswa Kelas XI
IPA SMAN Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2013/2014, Skripsi, Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu, Bengkulu
Irawan, I.D., (2014), Perbandingan Hasil Belajar Kimia Siswa Sma Yang Diajar
Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Kooperatif
Tipe Think Pair Share Dengan Bantuan Macromedia Flash Pada Pokok
Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan, Skripsi, FMIPA
Universitas Negeri Medan, Medan
Jannah, R.,Agung, N.C.S., dan Sri, Y., (2013) , Penerapan Model Pembelajaran
Think Pair Share (TPS) Disertai Buku Saku Untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Prestasi Belajar Kimia Pada Materi Minyak Bumi Kelas X
SMA Negeri Gondangrejo Tahun Ajaran 2012/2013, Jurnal Penelitian
Kimia 2, No.4
Kunandar, (2007), Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Setifikasi Guru , Penerbit
PT . Raja Grafindo Persada, Jakarta
Lie A., (2007), Cooperative Learning, Penerbit PT .Grafindo, Jakarta
Marpiah, (2012), Daya Berpikir Kritis
Dan Pemahaman Keagamaan
Hubungannya Dengan Perilaku Sehari-hari Siswa SMP Negeri 2
Haurgeulis Indramayu, Tesis, Program Pascasarjana Institut Agama
Islam Negeri Syekh Nurjati, Cirebon
Mentari, M.U., (2014), Studi Perbandingan Hasil Belajar Kimia Siswa
Menggunakan Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) Dan
Model Pembelajaran TPS (Think Pair Share), Skripsi, FMIPA Universitas
Bengkulu, Bengkulu

72

Pratiwi, Y., Redjeki, T., dan Masykuri, M., (2014), Pelaksanaan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Redoks Kelas
X SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pembelajaran 2013/2014, Jurnal
Pendidikan Kimia 3, No.3
Prawiradilaga, D.S., (2007), Prinsip Disain Pembelajaran, Penerbit Kencana,
Jakarta
Rudi,L., dan Ibrahim, L.O., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Multimedia Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI-IA SMA N 9
Kendari,Jurnal MIPMIPA 12, No. 2
Sanjaya, W., (2007), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta
Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, Penerbit FMIPA
Universitas Negeri Medan, Medan
Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, Penerbit
FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan
Simamora, E.N, (2012), Pembelajaran Inkuri Sebagai Upaya Peningkatan
Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah
Pertama ,Tesis , Universitas Negeri Medan, Medan
Simorangkir, F., (2014), Penerapan Model Problem Based Learning Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Pokok Bahasan Reaksi
Redoks, Skripsi, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan
Slameto, (2013), Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta
Sudarman., (2007), Problem-Based-Learning: Suatu Model Pembelajaran Untuk
Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan MEmecahkan
MAsalah, Jurnal Pendidikan Inovatif 3, No.2
Sudarmo, U., (2013), Kimia SMA/MA Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta
Sudjana, (2002), Metode Statistik, PT.Tarsito, Bandung.
Sudrajat,A., (2013), Pengembangan Perangkat Assesmen Kompetensi Praktikum
Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD) Bagi
Mahasiswa Calon Guru, Disertasi, UPI, Bandung

73

Suparno, A.S., (2001), Membangun Kompetensi Belajar, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta
Suprijono, A.,(2013), Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem, Penerbit
Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Surya, H., (2013), Cara Belajar Orang Genius, Penerbit PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta
Syahrianda, M., (2014), Perbedaan Hasil Belajar , Berpikir Kritis , Dan
Kerjasama Siswa Yang Dibelajarkan Menggunakan Model Pembelajaran
Problem Based Learning Dan Kooperatif Tipe Student Teams Achivement
Division Pada Pokok Bahasan Stoikiometri , Skripsi , FMIPA Universitas
Negeri Medan, Medan
Trianto, (2011) ,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep,
Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) , Penerbit Kencana, Jakarta
Triharyanti, C., (2012), Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kuantum-Think
Pair Share (TPS) Pada Materi Reaksi Redoks,Prosiding Seminar Nasional
Kimia Unesa Surabaya, 25 Februari 2012
Yamin, M., (2013), Strategi dan Metode Dalam Model Pembelajaran, GP.Press
Group, Jakarta.