DALAM SEDIAAN JAMU ASAM URAT DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS –DENSITOMETRI

SKRIPSI
RATU CITRA SAKINAH
ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT
(PARACETAMOL dan ASAM MEFENAMAT)
DALAM SEDIAAN JAMU ASAM URAT
DENGAN METODE KROMATOGRAFI
LAPIS TIPIS –DENSITOMETRI

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

Lembar Pengesahan

ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT
(PARACETAMOL dan ASAM MEFENAMAT)
DALAM SEDIAAN JAMU ASAM URAT
DENGAN METODE KROMATOGRAFI
LAPIS TIPIS –DENSITOMETRI


SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi

pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2013

Oleh
RATU CITRA SAKINAH
NIM : 09040082

Disetujui Oleh :

Pembimbing I

Pembimbing II

Prof. Dr. H. Amirudin Prawita, Apt

Drs.H.Achmad Inoni,Apt

NIP. 0020124205

i

Lembar Pengujian

ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT
(PARACETAMOL dan ASAM MEFENAMAT)
DALAM SEDIAAN JAMU ASAM URAT
DENGAN METODE KROMATOGRAFI
LAPIS TIPIS –DENSITOMETRI
SKRIPSI
Telah di uji dan dipertahankan didepan tim penguji
Pada tanggal 20 Juli 2013

Oleh

RATU CITRA SAKINAH
NIM : 09040082
Tim Penguji


Penguji I

Penguji II

Prof. Dr. H. Amirudin Prawita, Apt

Drs.H.Achmad Inoni,Apt
NIP. 0020124205

Penguji III

Penguji IV

Arina Swastika S.Farm., Apt

Siti Rofida S.Si., M.Farm., Apt

ii


KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga skripsi dengan judul
“ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT (PARACETAMOL dan ASAM
MEFENAMAT) DALAM SEDIAAN JAMU ASAM URAT DENGAN
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS-DENSITOMETRI ” dapat terselesaikan
dengan baik.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.

Ibu Tri Lestari Handayani,SKp.,M.Kep.,Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan yang telah memberikan nasehat serta dorongan semangat selama
proses penyelesaian penelitian.

2.

Ibu Dra. Uswatun Chasanah,Apt selaku Ketua Prodi Farmasi Universitas
Muhammadiyah Malang yang telah banyak memberikan nasehat serta
dorongan semangat kepada kami Farmasi Angkatan 2007 sampai selesainya
laporan akhir penelitian .


3.

Bapak Prof. Dr. H. Amirudin Prawita, Apt selaku dosen pembimbing I yang
telah membantu dalam memberikan ide, dorongan, nasehat dengan penuh
perhatian dan kesabaran mulai dari awal dilaksanakannya penelitian sampai
selesainya penulisan laporan akhir penelitian.

4.

Bapak Drs.H. Achmad Inoni,Apt selaku dosen pembimbing II yang telah
membantu dalam memberikan ide, dorongan, nasehat dengan penuh perhatian
dan kesabaran mulai dari awal dilaksanakannya penelitian sampai selesainya
penulisan laporan akhir penelitian.

5.

Ibu Arina Swastika S.Farm., Apt dan Ibu Siti Rofida S.Si., S.Farm., Apt
selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan serta saran
dalam hal penyelesaian laporan akhir penelitian.


6.

Ibu Dian Ermawati, S.Farm., Apt selaku dosen wali yang telah banyak
membantu dalam memberi saran, dorongan serta nasehat kepada saya selama
menempuh program S1 Farmasi di Universitas Muhammadiyah Malang.

iii

7.

Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah
memberikan kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan SKRIPSI untuk
memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi..

8.

Mb susi (asisten lab di Lab Kimia Terpadu UMM) yang telah banyak
membantu dan mendampingi saya dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini.


9.

Pak Kusairi (asisten lab di Lab kimia farmasi analisis UNAIR) yang selalu
mendampingi saya selama mengerjakan skripsi ini, dengan penuh kesabaran
dan ketelatenan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan mudah
dan lancar.

10. Teman-teman Farmasi angkatan ’09, kalian adalah teman-teman yang terbaik.
Selama 4 tahun kita belajar bersama dari yang belum mengerti apa-apa
sampai sekarang. Semoga persahabatan kita kekal hingga akhir waktu. Amin
11. Ayahanda tercinta Bapak H.Tubagus Sadikin Marzuki, SH, MH dan Ibunda
tersayang Hj.Ibu Siti Mien Aminah, yang begitu sabar dalam memberikan
nasehat, saran, motivasi serta semua dukungan selama saya menyelesaikan
skripsi ini.
12. Kakak tersayang Tubagus Rizki Fadli yang selalu sabar, perhatian dengan
saya yang telah banyak membantu dalam penyelesaian penelitian skripsi ini
dan selalu memberikan solusi dari apa yang saya hadapi dalam
menyelesaikan skripsi ini.
13. Kucing-kucing ku (ryuga, Edward, owy, exsis, Narnia, mercy, kiren, boy,
diamod, lomo, sweety dan itong) yang selalu memberikan keceriaan disaat

saya sedang jenuh dan membantu saya kembali semangat lagi dalam
menyusun skripsi ini.
14. Sahabat-sahabat ku “KWARTED” (Santi putri pertiwi, yunita indah palupi,
dwi noer pratiwi) yang begitu perhatian, selalu mendengarkan keluh kesah
dan selalu memberikan dukungan untuk saya, dan semoga persahabatan kita
akan selalu terjaga selamanya.
15. Teman seperjuangan ku (Novan tri anggoro, hafiz fatharani maraya, dan
nowval surya kusuma) yang selalu memberikan motivasi dalam menyusun
skripsi ini, serta canda tawa kalian yang selalu memberikan semangat.

iv

16. Seseorang yang spesial (Nur Hasan, S.Farm, Apt) “Alhamdulillah
Jazaqallahu Khoiro” yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan
skipsi ini, motivasi, saran dan nasehat yang telah diberikan.

Akhirnya saya sebagai penulis menyampaikan permintaan maaf kepada
semua pihak yang mungkin telah mengalami hal yang kurang nyaman dalam
berinteraksi dengan penulis selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi ini.
Semoga Allah SWT selalu berkenan melimpahkan taufik serta hidayah-Nya

kepada kita semua. Amin ya Rabbal Alamin

Malang, 20 Juli 2013

RATU CITRA SAKINAH

v

ABSTRACT

The purpose of this study to determine whether there Medicinal Chemicals
(BKO) in the preparation of herbal medicine circulating in the district of Sukun
Malang .
This study used qualitative analysis with Thin Layer Chromatography
instrument - Densitometry. The qualitative analysis is done by looking at the
value of Rf, Pattern Spectra and by determining the maximum wavelength. In the
system of specta paracetamol raw and the sample have a long wave maximum 251
nm. Where as the system spekta mefenamic acid raw and the sample have a long
wave maximum 292 nm.
Herbal preparations uric acid circulating in the district of Sukun Malang,

which contain chemicals drugs (BKO) Paracetamol, Mefenamic Acid and a
mixture of Paracetamol and Mefenamic Acid with Thin Layer Chromatography
method – Densitometri. On sample A compound containing paracetamol, while
the sample B containing compounds parcetamol and mefenamic acid, the sample
C containing compounds mefenamic acid.

Keywords: Herb, Medicinal Chemicals (BKO), Qualitative Analysis, TLC densitometry.

vi

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya Bahan Kimia Obat
(BKO) dalam sediaan Jamu yang beredar di kecamatan Sukun Malang.
Dalam penelitian ini digunakan analisis kualitatif dengan instrumen
Kromatografi Lapis Tipis - Densitometri. Analisis kualitatif ini yang dilakukan
adalah dengan melihat nilai Rf, Pola Spectra serta dengan menentukan panjang
gelombang maksimum dan Match Factor (MF). Pada Pola spectra baku
paracetamol dan sampel memiliki panjang gelombang maksimum 251 nm.
Sedangkan pada pola spectra baku asam mefenamat dan sampel memiliki panjang

gelombang maksimum 292 nm.
Sediaan jamu asam urat yang beredar di Kecamatan Sukun kota Malang,
yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) Paracetamol, Asam Mefenamat dan
Campuran Paracetamol dengan Asam Mefenemat dengan metode Kromatografi
Lapis Tipis – Densitometri. Pada sampel A hanya mengandung senyawa bahan
kimia obat paracetamol, sedangkan pada sampel B mengandung senyawa bahan
kimia obat paracetamol dan asam mefenamat, pada sampel C mengandung
senyawa bahan kimia obat Asam Mefenamat.
Kata Kunci : Jamu, Bahan Kimia Obat (BKO), Analisis Kualitatif, KLT –
Densitometri

vii

RINGKASAN
“ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT (PARACETAMOL dan ASAM
MEFENAMAT) DALAM SEDIAAN JAMU ASAM URAT
DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS-DENSITOMETRI ”
Kecenderungan gaya hidup “Back to Nature” menyebabkan penggunaan
obat tradisional, obat herbal, maupun suplemen makanan cenderung meningkat,
yang terjadi di Negara maju maupun Negara yang sedang berkembang termasuk
Indonesia (Gusmali, D dan Gitawati R, 2001).
Menyikapi kondisi ini banyak Industri Obat Tradisional yang
memproduksi Obat Tradisional (OT), Obat herbal atau pun suplemen sering kali
menyatakan “tanpa efek samping” karena bersifat alami, dan hanya melaporkan
keberhasilannya saja (efektif) sedangkan ke tidak berhasilan obat serta efek
samping tidak dilaporkan (Turana, 2003).
Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan asing berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian galenik atau campuran
dari bahan tersebut yang telah digunakan dalam pengobatan berdasarkan
pengalaman (Badan POM RI, 2005).
Pada penelitian ini dipilih dua senyawa obat yaitu Parasetamol dan Asam
Mefenamat karena dari dua senyawa ini yang paling sering dilaporkan sebagai
bahan kimia obat dalam jamu/obat tradisional. Dan jenis yang sering dicampurkan
dari dua senyawa obat tersebut adalah jamu asam urat. Jamu asam urat ini
merupakan salah satu jenis jamu yang paling banyak digunakan oleh masyarakat
luas, sehingga dalam penelitian ini dibatasi untuk sediaan jamu asam urat. Telah
diketahui bahwa penggunaan dua obat tersebut (parasetamol dan asam
mefenamat) jika tidak sesuai dengan dosis atau takarannya akan menyebabkan
beberapa efek samping yang dapat membahayakan kesehatan para konsumen.
Untuk penggunaan parasetamol dalam jangka panjang dapat menyebabkan
kerusakan hati (hepatotoksik) sedangkan pada penggunaan asam mefenamat yang
berlebihan menyebabkan gangguan saluran cerna antara lain dyspepsia dan gejala
iritasi pada mukosa lambung adapun pada usia lanjut dapat menyebabkan diare.
Kejadian tidak diinginkan berupa reaksi efek samping obat (Adverse effect) dapat
terjadi akibat interaksi antar komponen, penggunaan kronik, ataupun interaksi
dengan obat-obat konvensional yang di konsumsi secara bersamaan.
Dalam penelitian ini digunakan analisis kualitatif. Dilakukan penelitian
analisis kualitatif untuk mengetahui ada tidaknya Paracetamol dan asam
mefenamat sebagai bahan kimia obat (BKO) dalam sediaan jamu asam urat
dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis - Densitometri. Analisis kualitatif
ini yang dilakukan adalah dengan melihat nilai Rf, Pola Spectra serta dengan
menentukan panjang gelombang maksimum dan Match Factor (MF)
Penentuan sampel menggunakan metode random sampling dengan cara
pengambilan sampel dilakukan dari 1 toko jamu yang berada di Kecamatan
Sukun, kota malang tersebut diambil 3 sampel jamu asam urat yang berbentuk
kapsul atau serbuk dengan merk yang berbeda, no batch berbeda dan no registrasi
berbeda yang nantinya akan dianalisis terhadap ada tidaknya tambahan bahan
kimia obat (BKO).

viii

Dari hasil Analisis Kualitatif meliputi nilai Rf, pola spectra, panjang
gelombang dan nilai Match Factor (MF) dapat mendeteksi adanya bahan kimia
obat paracetamol dan asam mefenamat dalam sediaan sampel jamu asam urat
yang sama dengan baku standarrnya. Pada Pola spectra baku paracetamol dan
sampel memiliki panjang gelombang maksimum 251 nm. Sedangkan pada pola
spectra baku asam mefenamat dan sampel memiliki panjang gelombang
maksimum 292 nm.
Kesimpulan dari hasil penelitian analisis Bahan Kimia Obat (Paracetamol
dan Asam Mefenamat) dalam sediaan obat tradisional (Jamu asam urat) dengan
metode Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri sebagai berikut : Jamu asam urat
yang diperoleh di Kecamatan Sukun kota Malang, yang mengandung Bahan
Kimia Obat (BKO) Paracetamol dan Asam Mefenemat dengan metode
Kromatografi Lapis Tipis - Tensitometri pada sampel A mengandung senyawa
paracetamol, sedangkan pada sampel B mengandung senyawa parcetamol dan
asam mefenamat, pada sampel C mengandung senyawa Asam Mefenamat.

ix

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i
LEMBAR PENGUJIAN ................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
RINGKASAN ................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6
2.1 Tinjauan Tentang Obat Tradisional ............................................ 6
2.1.1 Jenis Jamu Obat Tradisional .............................................. 6
2.2 Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ................................................ 7
2.2.1 Fase Diam ......................................................................... 9
2.2.2 Fase Gerak ........................................................................ 10
2.2.3 Aplikasi (Penotolan) Sampel ............................................. 11
2.2.4 Pengembangan .................................................................. 12
2.2.5 Deteksi Bercak .................................................................. 13
2.3 Metode Densitometri .................................................................. 14
2.3.1 Analisis Kualitatif .............................................................. 19
2.4 Bahan Kimia Obat Dalam Jamu Asam Urat ................................ 21
2.4.1 Asam Mefenamat ............................................................... 21
2.4.2 Parasetamol ........................................................................ 22

x

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ....................................................... 24
3.1 Uraian Kerangka Konseptual ...................................................... 24
BAB 4 METODE PENELITIAN .................................................................. 27
4.1 Rancangan Penelitian .................................................................. 27
4.2 Prosedur Pembuatan larutan Baku standar ................................. 27
4.2.1. Paracetamol ........................................................................ 27
4.2.1.1. Penentuan panjang Gelombang Maksimum ......... 28
4.2.2. Asam Mefenamat ............................................................... 28
4.2.2.1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ......... 29
4.3 Pembuatan Fase Gerak ................................................................. 29
4.4 Ekstrasi Jamu Asam Urat ............................................................. 29
4.5 Cara Pengambilan Sampel ........................................................... 29
4.6 Tempat dan waktu penelitian ....................................................... 30
4.7 Alat-Alat penelitian ...................................................................... 30
4.8 Bahan-bahan Penelitian ............................................................... 30
4.9 Penentuan Analisis Kualitatif ...................................................... 30
4.10 Analisis data dalam sediaan jamu asam urat.............................. 31
BAB 5 HASIL PENELITIAN ....................................................................... 32
5.1 Teknik Sampling ........................................................................... 32
5.2 Analisis Kualitatif Bahan Kimia Obat Dalam Jamu Asam
Urat ................................................................................................ 32
5.2.1 Penentuan Nilai Rf ............................................................... 33
5.2.2 Penentuan Pola spectra......................................................... 34
5.2.3 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ........................ 38
5.2.4 Penentuan Match Factor (MF) ............................................. 42
5.3. Penelitian dengan fase gerak yang lain ......................................... 43
BAB 6 PEMBAHASAN ................................................................................. 46
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 51

xi

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

II.1 Beberapa penyerap fase diam yang digunakan pada KLT ........................ 10
II.2 Jumlah sampel pada penotolan sampel ..................................................... 11
V.1 Hasil pengambilan sampel jamu asam urat ............................................... 32
V.2 Hasil pengamatan Nilai Rf baku pembanding dan sampel ....................... 33
V.3 Hasil pengamatan panjang gelombang mkasimum terpilih ...................... 41
V.4 Hasil Perhitungan Nilai MF baku Paracetamol dengan Sampel ............... 42
V.5 Hasil Perhitungan Nilai MF baku Asam Mefenamat dengan Sampel ...... 43
V.6 Hasil pengamatan nilai Rf pada baku pembanding dan sampel dengan
fase gerak Kloroform : methanol (36:4) ................................................... 43
V.7 Hasil pengamatan nilai Rf pada baku pembanding dan sampel dengan
fase gerak Kloroform : ethanol (36:4) ...................................................... 44

xii

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

2.1. Lempeng dalam beaker(chamber) dengan garis pembatas penotolan
sampel dan batas eluen .............................................................................. 12
2.2. Lempeng dengan penunjukan kenaikan bercak dan batas atas
Pengelusian ............................................................................................... 13
2.3. Penampakan bercak dengan paparan sinar UV ......................................... 14
2.4. Densitometer ............................................................................................. 15
2.5. Kurva Kubelka-Munk ............................................................................... 18
2.6. Perbandingan jarak bercak dan jarak tempuh eluen .................................. 19
2.7. Hasil kromatografi lapis tipis dari dua analit A dan B .............................. 21
2.8. Struktur Kimia Asam Mefenamat ............................................................. 21
2.9. Struktur Kimia Parasetamol ...................................................................... 22
3.1 Bagan Alir Kerangka Konseptual .............................................................. 24
5.1 Pola spectra baku Parasetamol dan sampel A, B, C ................................... 35
5.2 Pola spectra baku Parasetamol dan sampel A, B, C ................................... 36
5.3 Pola spectra baku Asam Mefenamat dan sampel A, B, C .......................... 37
5.4 Pola spectra baku Asam Mefenamat dan sampel A, B, C .......................... 38
5.5 Panjang gelombang maksimum baku Parasetamol dan sampel A, B, C .... 39
5.6 panjang gelombang maksimum baku Parasetamol dan sampel A, B, C .... 39
5.7 panjang gelombang maksimum baku Asam Mefenamat dan
sampel A, B,C ............................................................................................ 40
5.8 panjang gelombang maksimum baku Asam Mefenamat dan
sampel A, B, C .......................................................................................... 40

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ................................................................................. 54
2. Surat Pernyataan Bebas Plagiasi ................................................................. 55
3. Laporan Analisa Bahan Baku ...................................................................... 56
4. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ...................................................................... 57
5. Anggaran Penelitian .................................................................................... 58
6. Foto Uji Kualitatif Paracetamol .................................................................. 59
7. Fase gerak Kloroform- etanol (36:4) dengan baku paracetamol dan
Sampel ......................................................................................................... 63
8. Perhitungan nilai Match Factor (MF) Baku Paracetamol dengan
Sampel ......................................................................................................... 75
9. Daftar Jamu ................................................................................................. 77

xiv

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1995. Farmakope Indonesia edisi IV, Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, hal 286, 537, 664 dan 649.
Anonim, 2005. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia No: HK.00.05.41.1384 tentang kriteria dan Tata
Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal dan
Fitofarmaka tahun 2005, www.pom.go.id. Diakses tanggal 10 Januari
2013
Anonim, 2010. Public Warning/Peringatan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia tentang Obat Tradisional Mengandung
Bahan Kimia Obat No : HM.03.03.1.43.08.10.8013, Jakarta, 13
Agustus 2010,http://www.pom.go.id/public/peringatan publik/default.asp.
Diakses tanggal 14 Januari 2013.
Anonim, 2009. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia No : HK.00.05.1.23.3516 tahun 2009 Tentang
Kriteria dan tata laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal
dan fitifarmaka tahun 2009, www.pom.go.id. Diakses tanggal 26 Januari
2013.
Badan

POM, 2003. Daftar Nomor Pendaftaran Obat Tradisional dan
Suplemen Makanan yang disetujui.

Badan POM, 2003. Public Warning tentang Obat Tradisional mengandung
BKO; No: KB.01.04.11.22.2003.
Badan POM, 2004. Survei Aktif Keamanan Obat Tradisional Pelangsing di
Jabotabek. Laporan
Badan POM RI, 2005. Peraturan Perundang-undangan Di bidang Obat
Tradisional, Obat Herbal Tersatandar, fitofarmaka, Jakarta.
Bambang, R.S., 1986. Analisis Jamu. Jakarta : Fakultas Farmasi Universitas
Pancasila., p.95-105.
Channel, R.J.P., 1998. How To Approach The Isolation of A Natural Product.
In: Cannel, R.J.P. (Eds) Natural Products Isolation, New Jersey :
Humana Press Inc., pp.11, 40-41.
Clarke’s, E.G.C., 2004. Analysis of drugs and poisons., London : the
pharmaceutical press, hal 403-408.
De Smet PAG., 2004. Towards Safer Herbal Medicines Eur Phyto J.
www.ex.ac.uk/Phytonet/Phytojournal/ diakses Tanggal 19 Maret 2013

xv

Dolan, W.,and Snyder, L.R., 1989. Troubleshootings LC systems. Human Press
Inc., p.470-471.
Fried, B. And Sherma, J., 1994. Thin layer Chromatography Techniques and
Applications. 3rd edition,. New York: Marcell Dekke, Inc. Hal 3-22
Gandjar, L.G., and Rohman, A., 2007. Kimia Farmasi Analisis. Jogjakarta :
pustaka pelajar, hal 353-377
Ganiswarna, S. G., 1995. Farmakologi dan Terapi, Edisi VI, Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia, hal 217
Gusmali, D dan Gitawati R., 2001. Kajian Keamanan Beberapa Food
Supplement yang beredar di tiga kota besar berdasarkan informasi
dari penandaan dan pengalaman konsumen. Laporan Penelitian
Puslitbang Farmasi, Badan Litbang Kesehatan
Hermanto dan Subroto, 2007. Pilih Jamu Dan Herbal Tanpa Efek Samping.
Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta
Hoan tjay, Tan dan Kirana Raharja., 2007, Obat-obat penting, Ed. VI, cetakan
keenam, Gramedia, Jakarta hal 315-318
Katno, S. Parmono, Tingkat Manfaat Dan KeamananTanaman Obat Dan
Obat Tradisional, Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu,
Fakultas Farmasi UGM.
Kromatografi Lapis Tipis. 2009. http://www.chemistry.org/materi_kimia/
instrumen_analisis/kromatografi1/kromatografi_lapis_tipis/ . Diakses
tangal 26 Februari 2013.
Lusia, 2012. Penambahan Obat Rematik
dalam Obat Tradisional.
http://health.kompas.com/read/2012/09/19/07134743/Marak.Penambahan.
Obat.Rematik.dalam.Obat.Tradisional. Diakses Tanggal 2 Maret 2013
Marcus DM, Grollman AP., 2002. Sounding Board Botanical Medicines-The
need for new regulations. N Engl J. Med. 347 (25): 2073-2076
Mulya, M dan suharman., 1995. Analisis Instrumental. Airlangga University
Press; Surabaya, hal 147-235
Munson, J.W., 1991. Analisis Farmasi Metode Modern, vol 11. . Airlangga
University Press; hal 125-134
Roy J. Gritter, James M. Bobbit, Arthur E. S., 1991. Pengantar Kromatografi.
Penerbit ITB. Bandung.

xvi

Skoog, D.A., 1985. Principle of Instrumental Analysis, 3rd ed. New York.
Philadelphia : CBS College Publishing, hal 837-847
Stahl, Egon, 1984, Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi, ITB :
Bandung
Turana Y., 2003. Meuju pengobatan alternative yang lebih rasional.
www.medikaholistik.com . diakses tanggal 24 Februari 2013
Watson, and David, G., 2009. Analisis Farmasi, Buku Ajar Untuk Mahasiswa
farmasi dan praktis Kimia Farmasi, 2nd ed. Jakarta : Egc, hal 367-378
Wenas, 1999. Kelainan Hati Akibat Obat. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jilid 1.
Edisi 3, gaya baru, Jakarta, hal 363-369
Yuliarti, Nurheti, 2008. Tips Cerdas Mengkonsumsi Jamu, Penerbit Banyu
Media, Yogyakarta

xvii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kecenderungan gaya hidup “Back to Nature” menyebabkan penggunaan
obat tradisional, obat herbal, maupun suplemen makanan cenderung meningkat,
yang terjadi di Negara maju maupun Negara yang sedang berkembang termasuk
Indonesia (Gusmali, D dan Gitawati R, 2001).
Menyikapi

kondisi

ini

banyak

Industri

Obat

Tradisional

yang

memproduksi Obat Tradisional (OT), Obat herbal atau pun suplemen sering kali
menyatakan “tanpa efek samping” karena bersifat alami, dan hanya melaporkan
keberhasilannya saja (efektif) sedangkan ke tidak berhasilan obat serta efek
samping tidak dilaporkan (Turana, 2003).
Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan asing berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian galenik atau campuran
dari bahan tersebut yang telah digunakan dalam pengobatan berdasarkan
pengalaman (Badan POM RI, 2005).
Obat Tradisional dan Obat herbal terdaftar yang ada di pasaran lebih dari
5000 produk, belum termasuk jamu yang tidak wajib daftar (Jamu gendong dan
Racikan) (BPOM,2003).
Obat Tradisional di Indonesia terdiri dari Jamu, Obat Herbal Terstandart,
dan Fitofarmaka. Hampir semua obat tradisional merupakan campuran lebih dari
satu macam tanaman. Lebih dari 90% produk tersebut masih didasarkan manfaat
empirik, tanpa pembuktian praklinik. Di lain pihak, sebagian pengobatan
tradisional juga menggunakan obat tradisional berupa ramuan dalam praktik
pengobatannya dan jenis tanaman obat yang di gunakan kemungkinan besar juga
termasuk bahan yang belum memiliki data uji praklinik dan digunakan
berdasarkan data empirik (BPOM , 2004).
Pada Publik warning Badan POM No. KH.00.01.43.2773 tanggal 2 juni
2008 tentang Obat Tradisional yang mengandung bahan kimia obat disebutkan
bahwa terdapat 54 jamu yang mengandung bahan kimia obat. Seharusnya sediaan
obat tradisional mempunyai kandungan bahan alami sesuai dengan Peraturan

1

2

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 246/MenKes/Per/V/1990 tentang
izin usaha industri Obat Tradisional dan pendaftaran Obat Tradisional yang
mempersyaratkan bahwa obat tradisional tidak boleh mengandung bahan kimia
sintetik atau hasil isolasi yang berkhasiat sebagai obat dan bahan yang tergolong
obat keras atau narkotika.
Analisis resiko terhadap temuan hasil pengawasan Obat Tradisional yang
mengandung Bahan Kimia Obat oleh Badan POM RI dalam kurun waktu 10 tahun
menunjukan kecenderungan yang semakin meningkat. Bahan menunjukkan
sesuatu yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2001 sampai
dengan 2007 temuan obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat
menunjukkan tren kearah obat rematik, asam urat dan penghilang rasa sakit
Berdasarkan hasil pemeriksaan contoh produk di pasaran tahun 2012 oleh BPOM,
penambahan bahan kimia obat. Obat rematik dan penghilang sakit itu antara lain
fenilbutason, piroksikam, parasetamol, dan asam mefenamat. (Lusia, 2012)
Adanya anggapan bahwa pengobatan tradisional / herbal tidak mempunyai
efek samping/sedikit efek samping dibandingkan pengobatan modern serta
semakin meningkatnya penyakit kronis yang sukar disembuhkan oleh pengobatan
modern seperti kanker, menyebabkan semakin banyaknya masyarakat Indonesia
yang beralih ke pengobatan tradisional. Penggunaan bahan alam, baik sebagai
obat maupun tujuan lain cenderung meningkat, terlebih dengan adanya isu “back
to nature” serta krisis berkepanjangan yang mengakibatkan turunnya daya beli
masyarakat. Secara farmakologis obat tradisional mempunyai efek samping
relative rendah dan dalam suatu tanaman dengan komponen berbeda memiliki
efek saling mendukung karena dalam satu tanaman memiliki lebih dari satu efek
farmakologi. Obat tradisional sering disalahgunakan seperti yang sering terjadi
adalah kasus penyalahgunaan cara pemakaian (contohnya jamu terlambat bulan
dicampur dengan jamu pegel linu untuk abortus) dan yang lebih luas lagi adalah
penyalahgunaan pada proses penyiapan atau produksi dengan cara menambahkan
bahan

kimia

obat

untuk

mempercepat

dan

mempertajam

khasiat/efek

farmakologisnya sehingga dikatakan jamunya „lebih manjur dan mujarab‟ dan
lain-lain. Pada penggunaan obat tradisional yang tidak sesuai dosis aturan atau
dosis yang besar dapat membahayakan kesehatan (Katno & S.Pramono, 2005)

3

Pada penelitian ini dipilih dua senyawa obat yaitu Parasetamol dan Asam
Mefenamat karena dari dua senyawa ini yang paling sering dilaporkan sebagai
bahan kimia obat dalam jamu/obat tradisional. Dan jenis yang sering dicampurkan
dari dua senyawa obat tersebut adalah jamu asam urat. Jamu asam urat ini
merupakan salah satu jenis jamu yang paling banyak digunakan oleh masyarakat
luas, sehingga dalam penelitian ini dibatasi untuk sediaan jamu asam urat. Telah
diketahui bahwa penggunaan dua obat tersebut (parasetamol dan asam
mefenamat) jika tidak sesuai dengan dosis atau takarannya akan menyebabkan
beberapa efek samping yang dapat membahayakan kesehatan para konsumen.
Untuk penggunaan parasetamol dalam jangka panjang dapat menyebabkan
kerusakan hati (hepatotoksik) sedangkan pada penggunaan asam mefenamat yang
berlebihan menyebabkan gangguan saluran cerna antara lain dyspepsia dan gejala
iritasi pada mukosa lambung adapun pada usia lanjut dapat menyebabkan diare.
Kejadian tidak diinginkan berupa reaksi efek samping obat (Adverse effect) dapat
terjadi akibat interaksi antar komponen, penggunaan kronik, ataupun interaksi
dengan obat-obat konvensional yang di konsumsi secara bersamaan.
BKO atau bahan kimia obat adalah senyawa sintetis atau bias juga produk
kimiawi yang berasal dari bahan alam yang umumnya digunakan pada pengobatan
modern. Penggunaan BKO pada pengobatan modern selalu disertai takaran/dosis,
aturan pakai yang jelas dan peringatan-peringatan akan bahaya dalam
penggunaannya demi menjaga keamanan penggunaanya. Meskipun demikian,
sebagai bahan kimia asing bagi tubuh, tetap saja harus waspada karena banyak
kemungkinan terjadinya efek samping.
Selain kemungkinan adannya toksisitas intrinsik yang dimiliki oleh
beberapa tanaman obat dalam ramuan Obat Tradisional, kemungkinan adanya
pencemaran zat-zat yang toksik seperti logam berat dan jamur (Aflatoksin), dan
penambahan secara illegal bahan kimia obat (BKO), merupakan faktor yang
berperan dalam keamanan Obat Tradisional (Marcus dan Grollman, 2002; De
Smet 2004).
Masyarakat konsumen Obat Tradisional memiliki anggapan bahwa
mengkonsumsi obat tradisional relatif aman, tidak memiliki dampak negatif bagi
kesehatan dan mereka menggunakannya secara tidak appropriate dan irasional.

4

Sehingga kemungkinan terjadi kesalahan dalam mengkonsumsi Obat Tradisional
(Jamu) dan hal itu akan berimbas kepada masyarakat itu sendiri.
Untuk Menjamin Keamanan khasiat dan manfaat sediaan farmasi yang
beredar di pasaran maka perlu dilakukan pengawasan mutu sediaan farmasi.
Pengawasan mutu sediaan farmasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode
Spectrofotometri dan Kromatografi. Metode Kromatografi yang sering digunakan
dalam proses analisis adalah Kromatografi Lapis Tipis (KLT), Kromatografi Gas
(KG) dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Mengingat biaya
pengeluaran yang besar dari penggunaan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(KCKT) dan Kromatografi Gas (KG) sehingga banyak dari para peneliti lebih
memilih menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT).Kromatografi Lapis Tipis
(KLT) digunakan untuk analisis senyawa kimia dengan prosedur yang lebih
sederhana dan biaya yang lebih murah.
Dalam penelitian ini dilakukan analisis dengan menggunakan metode
Kromatografi Lapis Tipis dan Densitometri karena metode KLT- Densitometri
mempunyai keuntungan antara lain dapat digunakan untuk pemisahan dua
komponen atau lebih, dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif,
dan biaya analisis relatif murah sehingga diharapkan dapat digunakan untuk
memisahkan antara parasetamol dan asam mefenamat dengan komponen pada
jamu dan mengidentifikasi adanya BKO parasetamol dan asam mefenamat dalam
sediaan obat tradisional yang beredar di masyarakat.
Penelitian bahan kimia obat pada jamu Asam Urat belum pernah dilakukan
di Kota Malang, sehingga penulis melakukan penelitian ini, disalah satu
Kecamatan yang berada di kota Malang. Kecamatan yang peneliti ambil adalah
Kecamatan Sukun masyarakatnya masih cenderung menggunakan jamu asam urat.
Menyadari hal tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian tentang
“Analisis bahan kimia obat (paracetamol dan asam mefenamat) dalam sediaan
jamu asam urat dengan metode kromatografi lapis tipis – densitometri”

5

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut muncul permasalahan:
Apakah pada Jamu Asam Urat yang diperoleh di Kecamatan Sukun, Kota
Malang mengandung Bahan Kimia Obat Paracetamol dan Asam Mefenamat?

1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui adanya Bahan Kimia Obat Parasetamol dan Asam Mefenamat
dalam Jamu Asam Urat dengan Metode KLT- Densitometri

1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
a. Peneliti dapat mengetahui Obat Tradisional Asam Urat yang beredar di
Kecamatan Sukun, Kota Malang mengandung Bahan Kimia Obat
(BKO) atau tidak.
b. Sebagai tahap pembelajaran dalam penelitian
2. Bagi Instansi penelitian
a. Sebagai bahan refrensi ilmiah bagi mahasiswa dalam melakukan
penelitian selanjutnya.
3. Bagi Masyarakat
a. Menambah pengetahuan masyarakat tentang bahaya Obat Tradisional
Bahan Kimia Obat (OT-BKO).
b. Masyarakat dapat memilih Obat Tradisional yang aman tanpa
campuran Bahan Kimia Obat (BKO).