2 sebagai UUPA Undang-Undang Pokok Agraria yang memiliki Tujuan Pokok, sebagai
berikut: 1.
Meletakkan dasar-dasar bagi penyusunan hukum agrarian nasional, yang merupakan alat untuk membawa kemakmuran, kebahagiaan dan keadilan bagi Negara dan rakyat, terutama
rakyat dalam rangka masyarakat adil dan makmur. 2.
Meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan dan kesederhanaan dalam hukum pertanahan.
3. Meletakkan dasar-dasar untuk memberikan kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanah
bagi rakyat seluruhnya. Oleh karena itu secara umum dapat dikatakan bahwa UUPA menjadi sebuah hukumperaturan
tertulis yang secara yuridis formal mengatur dan memfungsikan hukum agraria nasional untuk mewujudkan kemakmuran, kebahagiaan dan keadialan dalam bidang pertanahan dalam
rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Tetapi secara deskriptif, dalam praktiknya sebagian masyarakat masih menggunakan
hukum adat yang merupakan sebuah hukum yang tidak tertulis untuk mengelola ketertiban di lingkunganya termasuk mengatur hal-hal terkait pengelolaan tanah, karena masih tingginya
keyakinan dan pemahaman yang masih dihubungkan dengan nilai magis-religius, terutama pada masyarakat-masyarakat daerah yang memiliki nilai budaya dan adat yang kuat. Misalnya
masalah mengenai hak-hak perorangan atau individu atas hak kepemilikikanpakaihasil tanah dalam persekutuan masyarakat hukum adat di suatu daerah.
Untuk itu dalam di dalam pembahasan makalah ini, penulis akan mencoba membahas mengenai hukum adat di Indonesia serta bagaimana eksistensi dan kedudukannya dalam
kehidupan masyarakat serta dalam tatanan sistem Hukum Tanah Nasional HTN melalui UUPA.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Hukum Adat?
2. Bagaimana eksisteni Hukum Adat dalam mengatur permasalahan terkait pertanahan
dalam masyarakat? 3.
Bagaimana kedudukan Hukum Adat di dalam Undang Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Pokok Agraria UUPA sebagai tatanan Hukum Tanah Nasional?
3
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Hukum Adat.
2. Membahas bagaimana eksistensi Hukum Adat dalam mengatur permasalahan terkait
pertanahan dalam masyarakat. 3.
Menjelaskan bagaimana kedudukan Hukum Adat di dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Pokok Agraria UUPA sebagai tatanan Hukum Tanah Nasional.
4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Hukum Adat
Sebelum mendefinisikan hukum adat, berikut adalah beberapa pendefinisian mengenai hukum adat;
a. Dr. Sukanto, S.H
Hukum adat adalah kompleks adat-adat yang pada umumnya tidak dikitabkan, tidak dikodifikasikan dan bersikap paksaan, mempunyai sanksi jadi mempunyai akibat hukum.
b. Prof. Mr. Cornelis van Vollen Hoven
Hukum adat adalah keseluruhan aturan tingkah laku masyarakat yang berlaku dan mempunyai sanksi dan belum dikodifikasikan.
c. Soeroyo Wignyodipuro, S.H
Hukum adat adalah suatu kompleks norma-norma yang bersumber pada perasaan keadilan rakyat yang selalu berkembang serta meliputi peraturan-peraturan tingkah laku manusia
dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, sebagian besar tidak tertulis, senantiasa ditaati dan dihormati oleh rakyat karena mempunyai akibat hukum sanksi.
Dari beberapa definisi di atas menurut beberapa pendapat di atas, hukum adat dapat didefinisikan sebagai sebuah peraturan atas norma-norma hukum yang tidak tertulis namun
tetap menjadi sebuah hukum yang bersifat mengikat, memaksa dan memiliki akibat hukum berupa sanksi-sanksi tertentu sama halnya seperti sifat hukum pada dasarnya dan juga
dipahami oleh masyarakat hukum adat di daerah tersebut. Hukum Adat sebagai hukum tidak tertulis berasal dari rumusan-rumusan yang
bersumber pada rangkaian kenyataaan mengenai sikap dan tingkah laku para anggota masyarakat hukum adat dalam menerapkan konsepsi dan asas-asas hukum yang merupakan
perwujudan kesadaran hukum warga masyarakat hukum adat tersebut dalam menyelesaikan kasus-kasus konkret yang dihadapi dalam kehidupan bermasyarakat.
5
2.2 Konsepsi Hukum Adat Mengenai Pertanahan