PERANCANGAN HOLLOW JET VALVE PADA BENDUNGAN PANDANDURI NUSA TENGGARA BARAT

(1)

PERANCANGAN HOLLOW JET VALVE

PADA BENDUNGAN PANDANDURI

NUSA TENGGARA BARAT

TUGAS AKHIR BIDANG KONSTRUKSI

Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang

Untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Teknik (S1)

Oleh :

AKHMAD FAISAL 201010120311004

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014


(2)

ii POSTER


(3)

(4)

(5)

(6)

vi

LEMBAR SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah :

Nama : Akhmad Faisal

Nim : 201010120311004

Tempat/Tanggal Lahir : Pemangkih Seberang, 27 September 1990

Jurusan : Teknik Mesin

Fakultas : Teknik

Instansi : Universitas Muhammadiyah Malang

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :

Sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul “Perancangan Hollow Jet Valve” Yang diajukan untuk memperoleh gelar sarjana S1 pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan duplikasi (“PLAGIASI”) dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan / atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan Universitas Muhammadiyah Malang atau instansi manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya saya kutipan dan daftar pustaka sebagaimana mestinya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.


(7)

vii ABSTRAK

Bendungan Pandan duri sendiri memiliki fungsi untuk mendukung sistem high level diversion (HLD), selain Bendungan Batujai dan Bendungan Penggak yang sudah dibangun lebih dulu. Pembangunan bendungan itu diharapkan mampu memenuhi sekitar 60 ribu hectare lahan pertanian yang membujur dari barat ketimur NTB. Selain manfaat langsung untuk menyediakan air irigasi, Bendungan Pandan duri mempunyai manfaat tidak langsung yaitu mampu meredam debit banjir di sungai bagian hilir bendungan. Selain untuk meningkatkan produksi pertanian, bendungan juga dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) atau sebagai pengendali banjir daerah sekitar. Adapun tujuan perancangan ini untuk mendapatkan kontruksi hollow jet yang sesuai dengan kondisi bendungan PandanDuri.

Dalam perancangan ini sebagian data sudah didapatkan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Dan dari perhitungan-perhitungan yang telah dilakukan dalam perancangan hollow jet valve yang bekerja pada tinggi tekanan air 37,5 m dari pemukaan air laut dengan elevasi 281,5-244 dari center line hollow jet valve. Hollow jet valve ini bisa menghasilkan debit maksimum 17,9 m3/s dengan tekanan hidrostatis

37,5 ton/m serta mendapatkan beban operasi untuk membuka valve 65830,0468 kg dan menutup valve 66638,6332 kg

Katakunci : Hollow Jet Valve, Debit

Pandanduri dam itself has the function to support the high-level system of diversion (HLD), In addition to Dam and Dam Penggak Batujai already built first. Construction of the dam is expected to meet about 60 thousand hectares of agricultural land stretching from the west to the east NTB. In addition to direct benefits to provide water for irrigation, dam Pandanduri have indirect benefits that can reduce flood discharge in the river downstream of the dam. In addition to increasing agricultural production, dams can also be used for hydroelectric power plant (HEPP) or as a flood control area. The purpose of this design to get the hollow jet construction in accordance with the conditions of the dam Pandanduri.

In the design of this portion of the data has been obtained in accordance with the actual conditions. And from the calculations that have been done in the design of the hollow jet valve that works on 37.5 meter high pressure water from sea water surface elevation of 281.5 to 244 hollow jet valve center line. Hollow jet valve can produce a maximum discharge of 17.9 m3/s by the hydrostatic pressure of 37.5 ton/m and get a load operation to open and close the valve valve 65830.0468 66638.6332 kg


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada kehadirat Allah SWT yang mana hanya atas limpahan rahmat, taufik, hidayah serta inayahnya laporan tugas akhir dengan judul “Perancangan Hollow Jet Valve” ini akhirnya dapat terselesaikan.

Seiring penyusunan skripsi ini, terdapat hambatan dan rintangan yang dihadapi, namun berkat bantuan dari semua pihak segala kesulitan tersebut terasa ringan dan dapat teratasi. Oleh sebab itu sepatutnya saya ungkapkan terima kasih atas jasa baik yang selama ini telah diterima, baik nasehat, petunjuk, ide, saran, serta bimbingan berupa apapun sehingga penyusun dapat menyelesaikan sekripsi ini. Ungkapan terimaksih tersebut disampaikan kepada :

1. Kedua orang tua yang selalu memberikan bantuan materi maupun non materi, mendo’akan, mengingatkan akan pesan-pesannya yang tak akan terlupakan. 2. Bapak Ir. Eko Hariyadi, MT. Selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan serta arahan secara intensif selama penyusunan sekripsi ini dilakukan. 3. Bapak Ir. Ali Saifullah Selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

masukan ide, serta saran dan cara-cara penulisan sehingga terselesaikannya sekripsi ini.

4. Bapak/Ibu Dosen yang telah bersedia memberikan bantuan berupa bimbingan teoritis seara langsung maupun tidak langsung.

5. Sahabat-sahabat memberi semangat Zainuddin,ST, Koko Tri Wahyudi,ST, Selly Riansyah,ST , Nazzaruddin Seriansyah, Syafrial Hidayatullah, dan juga My beloved Amelia Desy Tristanti,SE yang memberi bantuan dalam proses penyusunan tugas akhir ini


(9)

ix

6. Teman-teman sebimbingan, rekan-rekan laboraturium di lingkungan Teknik Mesin, serta teman-teman seangkatan Teknik Mesin 2010 A,B dan C.

7. Serta semua pihak yang belum tersebutkan, terimakasih banyak atas bantuan kalian semuannya.

Dalam penyusunan sekripsi ini tentunya terdapat kekurangan yang tidak terbahas. Oleh sebab itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan sangat diharapkan untuk pengembangan teknologi terkait. Semoga ALLAH SWT memberikan sifat rahim Nya kepada semua pihak yang tersebut diatas dan penyusun berharap semoga sekripsi ini bermanfaat bagi penyusun dan pembaca.

Malang, 10 November 2014


(10)

x

DAFTAR ISI

COVER ... i

POSTER ... ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR ASISTENSI TUGAS AKHIR ... iv

LEMBAR PERNYATAAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan masalah... 3

1.3 Tujuan perancangan ... 3

1.4 Batasan masalah ... 3

1.5 Konsep desain ... 4

1.6 Cara kerja ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Katup (Valve) ... 9

2.2 Hollow jet velve ... 10

2.3 Koreksi kecepatan, Luas Arus dan Debit ... 13

2.3.1 Koefisien konstraksi……….. 14

2.3.2 Koefisien kecepatan……….. 14

2.3.3 Koefisien debit……….. 15

2.4 Tekanan hidrostatis ... 17

2.5 Tekana pada bidang horizontal ... 17

2.6 Gaya gesek ... 18

2.7 Poros ulir pendorong ... 19

2.7.1 Tegangan pada ulir……… 21

2.7.2 Tegangan geser akibat gaya aksial……… 22

2.7.3 Tekanan permukaan……….. 22

2.8 Roda gigi ... 25

2.8.1 Roda gigi lurus……… .. 26

2.8.2 Roda gigi miring………. .. 26

2.8.3 Roda gigi cacing………. .. 27

2.8.4 Roda gigi kerucut………. .27

2.9 Profile roda gigi kerucut lurus... 27

2.10 Pasak ... 30

2.11 Kopling ... 34

2.12 Kopling Flens ... 36

III. MOTODELOGI PERANCANGAN ... 41

3.1 Studi Literatur ... 41

3.2 Metode pengumpulan data ... 41

3.3 Memilih spesifikasi bahan... 44

3.4 Perhitungan perancangan ... 44


(11)

xi

IV. PERANCANGAN ... 46

4.1 Kondisi perancangan ... 46

4.2 Debit maksimum ... 46

4.3 Beban Operasi hollow jet velve ... 47

4.3.1 Tekanan Hidrostatis………... 47

4.3.2 Gaya tekan hollow jet valve……….. 48

4.3.3 Gaya gesek……… 50

4.3.4 Beban total……….52

4.4 Mekanisme penggerak hollow jet valve ... 53

4.4.1 Poros ulir pendorong………. 54

4.4.2 Menentukan daya penggerak……… 61

4.4.3 Perencanaan roda gigi kerucut……….. 65

4.4.4 Perencanaan pasak……… 71

4.4.5 Kopling flens……… 74

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 79

4.1 Kesimpulan ... 79

4.2 Saran ... 81 DAFTAR PUSTAKA


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 : Konsep desain hollow jet valve... 4

Gambar 1.2 : Chassing depan ... 4

Gambar 1.3 : Plunyer (Valve) ... 5

Gambar 1.4 : poros ulir pendorong ... 5

Gambar 1.5 : Roda gigi kerucut ... 6

Gambar 1.6 : chasing belakang ... 6

Gambar 1.7 : Tutup roda gigi kerucut ... 7

Gambar 1.8 : Tata letak hollow jet di bendungan ... 7

Gambar 1.9 : Sekema letak hollow jet valve ... 8

Gambar 2.1 : Hollow jet valve ... 11

Gambar 2.2 : Air melalui lubang... 14

Gambar 2.3 : Tekanan Hidrostatis ... 17

Gambar 2.4 : Tekanan pada luasan ... 17

Gambar 2.5 : Gaya gesek (F) dari benda yang bergerak di atas suatu papan permukaan ... 18

Gambar 2.6 : Bidang ulir yang dibuka dan gaya-gaya yang bekerja waktu menaikkan beban..19

Gambar 2.7 : Bidang ulir yang dibuka dan gaya-gaya yang bekerja waktu menaikkan beban..19

Gambar 2.8 : Klasifikasi Roda Gigi ... 26

Gambar 2.9 : Nama Bagian-bagian Roda Gigi Kerucut ... 28

Gambar 2.10 : Roda gigi kerucut istemewa ... 28

Gambar 2.11 : Roda Gigi Dan Pinyon Kerucut Lurus ... 29

Gambar 2.12 : Pasak memanjang ... 30

Gambar 2.13 : Distribusi tekanan bidang antara pasak dan poros ... 32

Gambar 2.14 : Kopling-kopling kaku ... 35

Gambar 2.15 : Kopling flens terbuka ... 37

Gambar 2.16 : Kopling flens tertutup ... 37

Gambar 2.17 : kopling marine type... 38

Gambar 3.1 : Flowchart perancangan ... 45

Gambar 4.1 : diameter lubang masuk aliran hollow jet valve ... 47

Gambar 4.2 : Tekanan Hidrostatis ... 48

Gambar 4.3 : Diameter silender ... 49

Gambar 4.4 : Gaya tekan pada bidang silinder ... 49

Gambar 4.5 : gaya gesek yang hollow jet valve... 50

Gambar 4.6 : dimensi plunyer ... 51

Gambar 4.7 : properties plunyer... 51

Gambar 4.8 : mekanisme penggerak ... 53

Gambar 4.9 : Putaran ulir pada saat membuka ... 54

Gambar 4.10 : Putaran ulir pada saat menutup ... 54

Gambar 4.11 : Ulir pendorong ... 56

Gambar 4.12 : panjang ulir yang masuk pada plunnyer... 58

Gambar 4.13 : Jarak ulir membuka dan menutup katup (plunnyer) ... 65

Gambar 4.14 : Sistem penggerak ... 60

Gambar 4.15 : Pasak pada poros ... 72


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : koefisien kosntraksi ... 15

Table 2.2 : Harga Cd khusus untuk lubang lingkaran ... 16

Table 2.3 : tekanan permukaan ... 24

Tabel 2.4 : Tekanan permukaan dan kecepatan ... 24

Tabel 2.5 : Klasifikasi Roda Gigi ... 25

Tabel 2.6 : Bahan untuk flens dan baut kopling tetap ... 36

Tabel 2.7 : jumlah baut dan d poros marine type flange coupling ... 39


(14)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Andrijanto, R. S. (2009, Desember 14). jatiluhurdam's blog. Retrieved from http://jatiluhurdam.wordpress.com/:

http://jatiluhurdam.wordpress.com/2009/12/14/hollow-jet-valve/ K.Gieck. (n.d.). Kumpulan Rumus Teknik.

Maryono, D. I., Muth, P. I., & Eisenhauer, P. D. (2003). Hidrolika Teapan ( Applied Hydraulics ). Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Niemann, G. (1992). Elemen mesin, jilid 1 : disain dan kalkulasi dari sambungan, bantalan dan poros . Jakarta: Erlangga, 1986.

Sangsoro, D. (1990). Teknik Sumber Daya Air Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta. Soedibyo, I. (2003 ). Teknik Bendungan. Pradnya Paramita.

Soedradjat, A. (1983). Mekanika Fluida dan hidrolika. In A. S. S, Mekanika Fluida dan hidrolika. Bandung: Nova, Bandung.

Soomil, E. Y. (1957). California Patent No. 2.784.730.

Sularso. (1987). Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin. Bandung, Indonesia: PT. Pertja.

Timoshenko, S. (1987). Mekanika Teknik. Jakarta: Erlangga. Yowono, I. N. (1997). Hidrolika 1. Yogyakarta: PT. Hanindita .


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Ketersediaan air yang cukup bagi masyarakat Lombok Timur wilayah selatan merupakan suatu yang sangat diinginkan sejak lama. Karena itu Pemerintah Kabupaten Lombok Timur telah memperjuangkan terlaksananya pembangunan Bendungan Pandan Duri, agar masyarakat yang tinggal di belahan selatan daerah itu, segera lepas dari ketersediaan air yang kurang memadai, sementara di sisi lain memiliki hamparan sawah pertanian cukup luas.

Untuk memajukan pertanian kita harus mempunyai sarana dan prasarana penunjang yang memadai, salah satunya adalah irigasi. Dengan adanya irigasi yang baik pengolahan lahan pertanian dapat dilakukan secara maksimal, karena jika hanya mengandalkan pengairan dari curah hujan frekuensi panen hanya sekali dalam setahun, tapi dengan irigasi bisa dua kali atau tiga kali panen setahun. Untuk membangun irigasi yang baik perlu dipilih lokasi yang ideal, aliran sungai yang cukup besar serta pengaturan dan pembagian air yang baik.

Untuk memenuhi hal ini maka perlu dibangun bedungan pada aliran sungai, dimana fungsi dari bendungan ini adalah untuk meningkatkan tinggi muka air dan menstabilkan debit air sehingga aliran sungai ini masih bisa dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian sepanjang tahun, walaupun pada musim kemarau.


(16)

2

Maka dari itu pemerintah melalui Direktorat Jendral Sumber Daya Air (SDA) Kementrian Pekerjaan Umum terus mendorong peningkatan tampungan air melalui pembangunan beberapa bendungan. Salah satunya adalah bendungan Pandanduri.

Bendungan pandanduri terdiri dari beberapa komponen, yaitu : badan bendungan (body of dams), pondasi (foundation), pintu air (gates), bangunan pelimpah (spill way), kanal (canal), reservoir, stilling basin, katup (kelep, valves). Pada salah satu komponen dari bendungan penyusun tertarik untuk merencanakan suatu katup atau valve, yang berfungsi untuk mengatur aliran fluida dengan menutup, membuka atau menghambat sebagian dari jalannya aliran. Pemilihan valve melibatkan beberapa faktor, dasar perencanaan berikut harus dipertimbangkan antara lain: tipe valve, bahan konstruksi, tekanan dan temperatur, biaya dan kegunaannya. Valve tersebut harus dapat menahan tekanan air yang cukup besar, valve pada bendungan sama saja fungsinya untuk meredam air yang keluar agar tidak merusak bebatuan dan konstruksi lainnya, pemilihan suatu katup atau valve berdasarkan lokasi pada bendungan dan jenis valve yang digunakan.

Dari beberapa pertimbangan untuk merencanakan sebuah valve pada bendungan pandanduri untuk itu maka dipilihlah jenis hollow jet valve dalam perancangan ini. Maka dari itu penyusun tugas akhir ini mengambil judul “Perancangan Hollow Jet Valve Pada Bendungan Pandanduri Nusa Tenggara Barat”.


(17)

3

1.2 Rumusan Masalah

Dalam merancang hollow jet valve kita akan dihadapkan pada masalah debit air dan tinggi tekanan dari air untuk membuat valve yang mampu menahan tekanan dari air sehingga konstruksi valve bisa sesuai dengan yang direncanakan. Baru kemudian mendesain atau merencanakan bagian – bagian dari komponen valve, maka permasalahan yang timbul : Bagaimana merancang atau mendesain konstruksi katup yang sesuai dengan kondisi lokasi bendungan pandanduri yaitu:

 Elevasi permukaan air (W.H.L) : 281,5 m  Center line elevasi sill : 244 m  Tinggi tekanan air (h) : 37,5 m 1.3Tujuan Perancangan

Tujuan yang ingin dicapai dari perancangan hollow jet valve ini adalah : 1. Untuk menghasilkan laju aliran yang mudah disesuaikan dengan

kebutuhan.

2. Mendapatkan mekanisme penggerak pada hollow jet valve.

3. Mendapatkan gambar kerja konstuksi hollow jet valve sesuai gambar (ISO).

1.4Batasan Masalah

Agar perancangan hollow jet valve ini menjadi lebih terarah dan mencapai tujuan yang diinginkan, maka perlu dilakukan pembatasan masalah. Adapun batasan masalah dalam penulisan tugas akhir ini sebagai berikut : 1. Menghitung komponen mekanisme penggerak.


(18)

4

2. Membahas masalah pemilihan bahan yang digunakan pada proses perancangan.

3. Tidak menghitung korosi. 4. Tidak menghitung biaya (RAB). 1.5Konsep Desain

Gambar 1.1 : Konsep desain hollow jet valve Keterangan Gambar :

1. Cassing Depan

Gambar 1.2 : Chassing depan

Untuk memudahkan pemasangan pipa dengan chasing depan maka didesain seperti gambar diatas ini, cahssing depan juga berfungsi melindungi bagian

Cassing depan

Cassing belakang

Roda gigi kerucut

Poros ulir

Tutup roda gigi kerucut Plunyer / Valve


(19)

5

bagian dari komponen dalam dan perapat untuk jarum/plunyer sehingga aliran

air dapat ditutup dan dibuka karena adanya perapat’an antara jarum/plunyer

dengan chasing depan.

2. Plunyer (Valve)

Gambar 1.3 : Plunyer (Valve)

Agar tidak menghambat suatu aliran maka plunyer (valve) ini dibuat seperti kerucut agar plunyer (valve) ini bisa memudahkan aliran yang masuk dan mencagah tidak turbulensasi pada air. Fungsi dari plunyer untuk mengatur besar kecilnya aliran yang masuk, plunyer ini terdapat ulir untuk mendorong maju (menutup aliran) dan mendorong kebelakang (membuka aliran).

3. Poros Ulir pendorong

Gambar 1.4 : poros ulir pendorong

Poros didesain ber ulir untuk mendorong plunyer dari gerak putar menjadi gerak translasi yang menghubungkan antara roda gigi kerucut dengan ulir pada plunyer.


(20)

6

4. Roda gigi kerucut

Gambar 1.5 : Roda gigi kerucut

Transmisi roda gigi mempunyai keunggunlan dibandingkan dengan sabuk atau rantai karena lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan tepat, dan daya lebih besar. Kelebihan ini tidak selalu menyebabkan dipilihnya roda gigi kerucut disamping cara lain, memerlukan ketelitian lebih besar dalam pembuatan, pemasangan, maupun pemeliharaan pada perancangan hollow jet valve. Jika dari dua buah roda berbentuk silender atau kerucut yang saling

bersinggungan pada sekelilingnya salah satu berputar maka yang lain akan ikut berputar pula. Alat yang menggunakan cara kerja semacam ini untuk mentransmisikan daya disebut roda gesek. Guna mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat tidak dapat dilakukan dengan roda gesek. Untuk itu, kedua roda tersebut harus dibuat bergigi pada sekelilingnya sehingga penerusan daya yang dilakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang saling berkaitan.

5. Chasing belakang


(21)

7

Untuk chasing belakang di desain seperti gambar diatas ini agar memudahkan dudukan komponen-komponen lainnya seperti sleeve,bearing,poros dan juga melindungi komponen yang lain agar tidak menghambat aliran yang masuk.

6. Tutup roda gigi kerucut

Gambar 1.7 : Tutup roda gigi kerucut

Tutup roda gigi kerucut berfungi untuk tempat oli dan juga meindungi bagian bagian dari roda gigi kerucut. Tutup roda gigi ini di buat seperti ini agar memudahkan maintenance.

1.6 Cara kerja

Gambar 1.8 : Tata letak hollow jet di bendungan Inlet water


(22)

8

Gambar 1.9 : Sekema letak hollow jet valve

Air yang bertekanan dari suatu bendungan dialirkan melalui pipa yang terletak di bawah bendungan menuju suatu komponen hollow jet valve, cara kerja dari hollow jet valve beroperasi melalui suatu torsi yang menuju rumah gigi kerucut untuk memutar suatu poros ulir yang mendorong jarum/plunyer menjauhi dudukan (sleeve) sehingga jarum/plunyer membuka dan menutup aliran air yang masuk dalam hollow jet tersebut. Inlet water


(1)

1.2

Rumusan Masalah

Dalam merancang hollow jet valve kita akan dihadapkan pada

masalah debit air dan tinggi tekanan dari air untuk membuat valve yang

mampu menahan tekanan dari air sehingga konstruksi valve bisa sesuai

dengan yang direncanakan. Baru kemudian mendesain atau merencanakan

bagian

bagian dari komponen valve, maka permasalahan yang timbul :

Bagaimana merancang atau mendesain konstruksi katup yang sesuai dengan

kondisi lokasi bendungan pandanduri yaitu:

Elevasi permukaan air (W.H.L) : 281,5 m

Center line elevasi sill

: 244 m

Tinggi tekanan air (

h

)

: 37,5 m

1.3

Tujuan Perancangan

Tujuan yang ingin dicapai dari perancangan hollow jet valve ini adalah :

1.

Untuk menghasilkan laju aliran yang mudah disesuaikan dengan

kebutuhan.

2.

Mendapatkan mekanisme penggerak pada hollow jet valve.

3.

Mendapatkan gambar kerja konstuksi hollow jet valve sesuai gambar

(ISO).

1.4

Batasan Masalah

Agar perancangan hollow jet valve ini menjadi lebih terarah dan mencapai

tujuan yang diinginkan, maka perlu dilakukan pembatasan masalah.

Adapun batasan masalah dalam penulisan tugas akhir ini sebagai berikut :

1.

Menghitung komponen mekanisme penggerak.


(2)

2.

Membahas masalah pemilihan bahan yang digunakan pada proses

perancangan.

3.

Tidak menghitung korosi.

4.

Tidak menghitung biaya (RAB).

1.5

Konsep Desain

Gambar 1.1 : Konsep desain hollow jet valve

Keterangan Gambar :

1. Cassing Depan

Gambar 1.2 : Chassing depan

Untuk memudahkan pemasangan pipa dengan chasing depan maka didesain seperti gambar diatas ini, cahssing depan juga berfungsi melindungi bagian

Cassing depan

Cassing belakang

Roda gigi kerucut

Poros ulir

Tutup roda gigi kerucut Plunyer / Valve


(3)

bagian dari komponen dalam dan perapat untuk jarum/plunyer sehingga aliran air dapat ditutup dan dibuka karena adanya perapat’an antara jarum/plunyer dengan chasing depan.

2. Plunyer (Valve)

Gambar 1.3 : Plunyer (Valve)

Agar tidak menghambat suatu aliran maka plunyer (valve) ini dibuat seperti kerucut agar plunyer (valve) ini bisa memudahkan aliran yang masuk dan mencagah tidak turbulensasi pada air. Fungsi dari plunyer untuk mengatur besar kecilnya aliran yang masuk, plunyer ini terdapat ulir untuk mendorong maju (menutup aliran) dan mendorong kebelakang (membuka aliran). 3. Poros Ulir pendorong

Gambar 1.4 : poros ulir pendorong

Poros didesain ber ulir untuk mendorong plunyer dari gerak putar menjadi gerak translasi yang menghubungkan antara roda gigi kerucut dengan ulir pada plunyer.


(4)

4. Roda gigi kerucut

Gambar 1.5 : Roda gigi kerucut

Transmisi roda gigi mempunyai keunggunlan dibandingkan dengan sabuk atau rantai karena lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan tepat, dan daya lebih besar. Kelebihan ini tidak selalu menyebabkan dipilihnya roda gigi kerucut disamping cara lain, memerlukan ketelitian lebih besar dalam pembuatan, pemasangan, maupun pemeliharaan pada perancangan hollow jet valve. Jika dari dua buah roda berbentuk silender atau kerucut yang saling

bersinggungan pada sekelilingnya salah satu berputar maka yang lain akan ikut berputar pula. Alat yang menggunakan cara kerja semacam ini untuk mentransmisikan daya disebut roda gesek. Guna mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat tidak dapat dilakukan dengan roda gesek. Untuk itu, kedua roda tersebut harus dibuat bergigi pada sekelilingnya sehingga penerusan daya yang dilakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang saling berkaitan.

5. Chasing belakang


(5)

Untuk chasing belakang di desain seperti gambar diatas ini agar memudahkan dudukan komponen-komponen lainnya seperti sleeve,bearing,poros dan juga melindungi komponen yang lain agar tidak menghambat aliran yang masuk. 6. Tutup roda gigi kerucut

Gambar 1.7 : Tutup roda gigi kerucut

Tutup roda gigi kerucut berfungi untuk tempat oli dan juga meindungi bagian bagian dari roda gigi kerucut. Tutup roda gigi ini di buat seperti ini agar memudahkan maintenance.

1.6

Cara kerja

Gambar 1.8 : Tata letak hollow jet di bendungan Inlet water


(6)

Gambar 1.9 : Sekema letak hollow jet valve

Air yang bertekanan dari suatu bendungan dialirkan melalui pipa

yang terletak di bawah bendungan menuju suatu komponen hollow jet

valve, cara kerja dari hollow jet valve beroperasi melalui suatu torsi yang

menuju rumah gigi kerucut untuk memutar suatu poros ulir yang mendorong

jarum/plunyer menjauhi dudukan

(sleeve)

sehingga jarum/plunyer

membuka dan menutup aliran air yang masuk dalam hollow jet tersebut.

Inlet water