geo2 nusa tenggara

GEOMORFOLOGI NUSA TENGGARA

Oleh:
Syamsul Bachri, S.Si

TATANAN TEKTONIK NUSA
TENGGARA
Wilayah kepulauan nusa tenggara
dikontrol oleh dinamika lempeng,
yang berupa tipe orogen yang
mengontrol terjadinya kepulauan di
Nusa Tenggara, yaitu orogen tipe
Sunda berumur Neogen yang
membujur sepanjang Sumatra, Jawa,
hingga Nusa Tenggara

Struktur tektonik Indonesia timur khususnya
Nusa Tenggara sangat rumit dan memiliki
tingkat kegempaan yang tinggi bila
dibandingkan dengan Indonesia bagian barat,
akibat interaksi antara lempeng Indo-Australia

dan lempeng Eurasia.
Terdapat jalur
subduksi antara lempeng Samudra Indo–
Australia yang bergerak relatif ke utara
dengan lempeng Benua Eurasia yang stabil.

Pertemuan kedua lempeng ini bersifat
konvergen, di mana keduanya bertumbukan
dan salah satunya, yaitu lempeng IndoAustralia, menyusup ke bawah lempeng
Eurasia. Batas pertemuan lempeng ini
ditandai dengan adanya palung lautan
(oceanic
trough),
terbukti
dengan
ditemukannya palung di sebelah selatan
Pulau Timor yang dikenal sebagai Timor
through.

Di Nusa Tenggara juga terdapat adanya sebuah

struktur tektonik sesar naik belakang busur
kepulauan yang populer dikenal sebagai back arc
thrust. Struktur ini terbentuk akibat tunjaman balik
lempeng Eurasia terhadap lempeng Samudra IndoAustralia. Fenomena tumbukan busur benua (arccontinent collision) diduga sebagai pengendali
mekanisme
deformasi
sesar
naik
ini.
Back arc thrust membujur di Laut Flores sejajar
dengan busur Kepulauan Bali dan Nusa Tenggara

Sesar segmen barat dikenal sebagai Sesar Naik
Flores (Flores Thrust) yang membujur dari timur
laut Bali sampai dengan utara Flores. Flores
Thrust dikenal sebagai generator gempa- gempa
merusak yang akan terus-menerus mengancam
untuk mengguncang busur kepulauan.
Sesar segmentasi timur dikenal sebagai Sesar Naik
Wetar (Wetar Thrust) yang membujur dari utara

Pulau Alor hingga Pulau Romang

SISTEM PEGUNUNGAN
Sistem
pegunungan
di
Kepulauan Nusa Tenggara masuk
dalam
Ring
of
Fire
yang
merupakan fenomena gunung
api yang sifatnya andesitik yang
posisinya searah dengan zona
penunjaman lempeng. Gunung
api itu sendiri memang produk
dari penunjaman lempeng di
mana pada kedalaman sekitar
150 km terjadi partial melting

(pelelehan
sebagian)
yang
kemudian menembus permukaan
bumi sebagai gunung api.

Ring of Fire sepanjang Sumatera,
Jawa, Bali terus ke timur sampai
Nusa Tanggara Timur yang kemudian
membelok ke Halmahera sering
terjadi gempa. Selain itu di jalur
tersebut juga berjejer gunung api
yang sewaktu-waktu juga siap
meletus.




KONDISI GEOMORFOLOGI
Zone utara didominasi oleh dataran pantai,

dataran rombakan koral, dan lipatan.
Zone tengah didominasi oleh pegunungan dan
perbukitan yang berumur Tertier dan Kuarter.
Zone selatan didominasi oleh dataran pantai dan
dataran alluvial, dan topografi karst.
Akibat penunjaman lempeng, bagian utara
kepulauan Nusa Tenggara menjadi terangkat,
sedang bagian timur menjadi bagian yang relatif
turun. Hal ini menyebabkan bagian barat memiliki
dataran panatai yang sempit dan kadang2 terjal

KONDISI HIDROLOGI
Sungai2 yang berada di Nusa Tenggara pada
umumnya pendek2 disebabkan oleh adanya
topografi yang didominasi oleh perbukitan
dan pegunungan di zone tengah lebih luas bila
dibandingkan dengan dataran alluvial daerah
ini, sehingga apabila terjadi banjir dengan
gradien yang besar akan cepat berakhir /
berlalu sebab dataran alluvial yang relatif

sempit di zone utara maupun zone selatan

FORMASI BATUAN
Formasi batuan yang ada di Nusa Tenggara terdiri
dari:
 Formasi batuan yang berumur Tertier: lava, breksi,
tufa, andesit, batupasir tufaan, batulempung, dasit,
tonalit, tufa dasitan, batugamping berlapis,
batugamping tufaan dan lempung tufaan.
 Formasi batuan yang berumur Kuarter:
perselingan breksi gampingan dan lava, breksi,
lava, tufa, batuapung dan breksi lahar, serta
aluvium dan endapan pantai yang berumur Resen.

IKLIM
Berdasarkan data statistik dari lembaga
meteorologi, temperatur maksimum pada tahun
2001 berkisar antara 30,9° – 32,1° C, dan
temperatur minimum berkisar antara 20,6° 24,5°C. Temperatur tertinggi terjadi pada bulan
September dan terendah ada bulan Nopember.

Menurut klasifikasi iklim Koppen, Nusa
Tenggara masuk klasifikasi iklim Aw (iklim
savana)

TANAH
Nusa Tenggara Barat didomonasi oleh tanah Inceptisols
dan
tanah
Alfisols
Nusa Tenggara Timur didominasi oleh tanah Vertisol
dan
Alfisols.
Tanah Inceptisols merupakan tanah muda, karena
belum berkembang lanjut kebanyakan tanah ini cukup
subur.
Tanah Alfisols merupakan tanah dimana terdapat
penimbunan liat di horizon bawah (horizon argilik) dan
mempunyai kejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari 35%
pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah.
Tanah Vertisols merupakan tanah dengan kandungan

liat tinggi, mempunyai sifat kembangkerut.

TANAMAN
Nusa Tenggara Barat relatif lebih subur dibanding
dengan Nusa Tenggara Timur, sebab terdapat tanah
Inceptisols yang cukup subur, tanaman yang dapat
berkembang pada tanah ini antara lain: padi,
palawija, kedelai, jagung, kacang tanah, kacang
hijau, holtikultura (bawang merah, cabe, kangkung),
buah-buahan ( mangga, manggis, rambutan, sawo,
pisang, nanas, durian), perkebunan (kelapa, jambu
mete, kopi, kapuk, kakao, asam ,kemiri, cengkeh,
pinang, tembakau rakyat, tembakau virginia).
Tanaman yang dapat berkembang di Nusa Tenggara
Barat antara lain: kelapa dan kopi.

KEGEMPAAN
Kegempaan di Nusa Tenggara dikontrol oleh adanya jalur
subdaksi yang berada di Selatan Kepulauan Nusa
Tenggara yang membelok ke Maluku serta adanya sesar

naik belakang busur yang berada di utara Kepulauan
Nusa Tenggara, juga keberadaan Ring of Fire yang
menyebabkan kegempaan di daerah ini cukup intensif

PERTAMBANGAN
Kepulauan Nusa Tenggara kaya akan sumber2
tambang, seperti sumber panas bumi yang
kebanyakan berada di Nusa Tenggara Barat.
Nusa Tenggara Timur didominasi oleh minyak bumi,
sebab adanya fosil2 bawah laut yang tertimbun yang
kemudian menjadi sumber terbentuknya minyak
bumi banyak ditemukan di daerah ini, juga adanya
palung laut yang merupakan daerah yang rentan
sehingga merupakan daerah jebakan minyak yang
baik. Selain itu minyak bumi juga ditemukan di
daerah lipatan (zone utara kepulauan).

DAFTAR PUSTAKA
Bemmelen, Van R. W. 1949. The Geologi
of Indonesia. Vol IA. 732p.

Government Printing Office. The
Hague. Netherlands.
Hardjowigeno, Sarwono. 2003. Ilmu Tanah.
Akapress. Jakarta.
Tjasyono H. K. , Bayong. 2004. Klimatologi. ITB.
Bandung.
www.geopangaea.or.id
www.vsi.esdm.com.