2 Mampu melatih dan mengembangkan potensi siswa yang telah dimiliki oleh
pribadi masing-masing. 3
Memunculkan suasana belajar yang lebih baik, menarik dan efektif. 4
Memberikan pengalaman langsung kepada siswa. 5
Mampu melibatkan siswa secara maksimal dalam menemukan dan memahami suatu konsep melalui kegiatan fisik seperti demonstrasi,
percobaan, observasi, dan diskusi aktif. 6
Mampu menjangkau setiap gaya pembelajaran siswa. 7
Siswa yang memiliki kemampuan bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar karena model ini mampu melayani kebutuhan
siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. 2.1.4.3 Kelemahan Model Pembelajaran VAK
Kelemahan dari model pembelajaran Visual Auditori Kinestetik VAK yaitu tidak banyak orang mampu mengkombinasikan ketiga gaya belajar tersebut.
Sehingga orang yang hanya mampu menggunakan satu gaya belajar, hanya akan mampu menangkap materi jika menggunakan metode yang lebih memfokuskan
kepada salah satu gaya belajar yang didominasi http:janghyunita.blog
spot.com201210model-pembelajaran-visual-auditori.html
2.1.5 Teori belajar yang mendukung Model VAK
2.1.5.1 Teori Humanistik Menurut Anni 2009:145 pendekatan humanistik mengkombinasikan
metode pembelajaran individual dan kelompok kecil. Pembelajaran merupakan wahana bagi peserta didik untuk melakukan aktualisasi diri, sehingga pendidik
harus membangun kecenderungan tersebut dan mengorganisasi kelas agar peserta didik melakukan kontak dengan peristiwa-peristiwa yang bermakna. Apabila
kelas terbangun seperti harapan, maka peserta didik akan memiliki keinginan untuk belajar, ingin tumbuh, berupaya menemukan sesuatu yang bermanfaat bagi
dirinya sendiri, memiliki harapan untuk menguasainya, dan ingin untuk menciptakan sesuatu. Penggunaan metode humanistik dalam pendidikan
memungkinkan peserta didik menjadi individu beraktualisasi diri self actualized persons. Kreativitas individu yang beraktualisasi diri telah melekat pada setiap
anak, tidak memerlukan bakat dan kemampuan tertentu. Kreativitas itu memerlukan lingkungan yang mendukung perkembangan.
Hasil belajar dalam pandangan humanistik adalah kemampuan peserta didik mengambil tanggung jawab dalam menentukan apa yang telah dipelajari dan
menjadi individu yang mandiri. Filsafat humanistik mementingkan adanya rasa kemerdekaan dan tanggung jawab. Bila seseorang mampu mengaktulisasikan
dirinya tanpa tekanan, maka ia akan memperoleh kesejahteraan. Prinsip yang tampak dalam pembelajaran adalah mendorong anak untuk berfikir induktif,
karena mementingkan faktor pengalaman dan keterlibatan aktif dalam proses belajar Anni, 2009: 211.
2.1.5.2 Teori Konstruktivisme
Menurut pandangan teori konstruktivisme, belajar berarti mengkonstruksi makna atas informasi dan masukan-masukan yang masuk dalam otak. Belajar
adalah lebih dari sekedar mengingat. Peserta didik yang memahami dan mampu menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari harus mampu memecahkan
masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri, dan berkutat dengan berbagai gagasan. Pendidik adalah bukan orang yang mampu memberikan pengetahuan
kepada peserta didik, sebab peserta didik yang harus mengkonstruksikan pengetahuan di dalam memorinya sendiri. Sebaliknya tugas utama pendidik
adalah: 1
Memperlancar peserta didik dengan cara mengajarkan cara-cara membuat informasi bermakna dan relevan dengan peserta didik.
2 Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan atau
menerapkan gagasannya sendiri. 3
Menanamkan kesadaran belajar dan menggunakan strategi belajarnya sendiri. Intisari dari teori konstruktivisme adalah bahwa peserta didik harus
menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri. Teori ini memandang peserta didik sebagai individu yang selalu
memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip tersebut apabila dianggap tidak dapat digunakan lagi.
Hal ini memberikan implikasi bahwa peserta didik harus terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran Anni, 2009:136-137.
Berdasarkan dua teori belajar tersebut, pembelajaran PKn menggunakan model VAK memungkinkan siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya,
karena siswa belajar dengan melihat, mengamati dan melakukan kegiatan, dengan menggabungkan pembelajaran individu dengan belajar kelompok dalam
kelompok kecil.
2.1.6 Media Pembelajaran