Sumber Data Penelitian Metode Pengumpulan Data

2. Implementasi kebijakan Pemerintah Kota Pekalongan dalam penataan pedagang pasar tiban.

D. Sumber Data Penelitian

Menurut Arikunto 2010:172, sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana dapat diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini mencakupi sumber primer dan sekunder. 1. Data Primer Data ini diperoleh dari responden, informan, peristiwa, situasi dan kondisi, dan fakta yang ada dan ditemukan di lapangan. Data lapangan ini diperoleh melalui instrumen-instrumen seperti observasi dan wawancara. Data ini dijadikan data primer dalam penelitian. Adapun sumber data primer diperoleh dari: a. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM 1 Kepala Seksi Pedagang Kaki Lima b. Satpol PP: 1 Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum c. Pedagang Pasar Tiban: 1 Pedagang Pasar Tiban Kelurahan Kraton 2 Pedagang Pasar Tiban Kelurahan Tirto 2. Data Sekunder Dilihat dari segi sumber data, sumber tertulis dibagi atas sumber buku, majalah ilmiah, dokumen pribadi dan dokumen resmi Moleong 2010:65. Metode dokumentasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data atau teori-teori tentang pendapat ahli dan hukum yang berhubungan dengan masalah penelitian.

E. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian yang telah dilakukan adalah wawancara, observasi pengamatan, dan dokumentasi. 1. Wawancara Wawancara adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi terwawancara Arikunto 2010:198. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka face to face maupun dengan menggunakan telepon Sugiyono 2009: 138. Wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara terbuka sehingga para subjeknya atau informan tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula maksud dan tujuan wawancara itu. Wawancara terbuka sangat baik digunakan dalam penelitian kualitatif. Dalam melakukan wawancara peneliti menggunakan wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur adalah metode wawancara yang menggunakan alat bantu berupa pertanyaan-pertanyaan secara garis besar untuk memperoleh informasi dan data-data yang diperlukan. Selain wawancara terstruktur, peneliti juga menggunakan wawancara tak terstruktur agar wawancara bersifat bebas dalam melakukan pembicaraan, tidak terlalu kaku serta pertanyaan dapat disesuaikan dengan keadaan informan. Dalam penelitian ini wawancara atau interview digunakan untuk mengungkapkan kebijakan Pemerintah Kota Pekalongan dalam penataan pedagang pasar tiban. Beberapa informan yang berhasil diwawancarai oleh peneliti adalah: a. Setio Goro, SE, Kepala Seksi Pedagang Kaki Lima pada tanggal 16-18 Juni 2015. Wawancara yang dilakukan dengan informan ini adalah wawancara terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara. Alasan memilih Kepala Seksi PKL sebagai informan karena Kepala Seksi PKL ini memegang kendali pada pedagang pasar tiban Kota Pekalongan sesuai dengan target penelitian peneliti. Kepala Seksi PKL ini juga memiliki data-data pendataan dan penataan di Kota Pekalongan. b. Sudarno, Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum Satpol PP pada tanggal 17 dan 18 Juni 2015. c. Mualim, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Tiban Bersatu Kota Pekalongan pada tanggal 8 Juni 2015 d. Atmono, Pedagang Pasar Tiban Kelurahan Kraton pada tanggal 9 Juni 2015 e. Aziz Roni, Pedagang Pasar Tiban Kelurahan Tirto pada tanggal 15 Juni 2015 2. Observasi Observasi merupakan pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap objek penelitian. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Observasi meliputi kegiatan pemusatan perhatian secara langsung terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera Arikunto 2010:199. Pengamatan dilakukan pada pedagang pasar tiban di Kelurahan Tirto dan Kelurahan Kraton dengan berpedoman pada pedoman observasi. Peneliti mengamati pedagang pasar tiban untuk memperoleh data, berdasarkan ketertiban, lokasi, dan pengelolaan pasar tiban regulasi dan retribusi. Pengamatan dilakukan secara langsung dengan melihat dan mengamati sendiri bagaimana keadaan yang sebenarnya di lapangan. Dari sisi keterlibatannya, peneliti hanya sebagai pengamat saja. 3. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik yang tertulis, gambarfoto, maupun elektronik Nana, 2009:221. Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai sejarah pasar tiban, kebijakan dan implementasi kebijakan Pemerintah Kota Pekalongan, Perda Kota Pekalongan, data pedagang pasar tiban Kota Pekalongan, arsip Paguyuban Pedagang Pasar Tiban, catatan-catatan dan foto-foto hasil penelitian.

F. Keabsahan Data

Dokumen yang terkait

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENATAAN KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL DI KABUPATEN KLATEN Kebijakan Pemerintah Dalam Penataan Keberadaan Pasar Tradisional Di Kabupaten Klaten.

0 1 15

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENATAAN KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL DI KABUPATEN KLATEN Kebijakan Pemerintah Dalam Penataan Keberadaan Pasar Tradisional Di Kabupaten Klaten.

0 5 18

STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (Studi Kasus Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta tentang Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pasarkl

0 1 16

PENDAHULUAN STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (Studi Kasus Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta tentang Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pasarkliwon).

0 1 8

STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MANUSIAWI DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (Studi Kasus Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta tentang Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pasarkl

0 2 17

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DALAM PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA.

0 1 11

Siwi Widi Asmoro S820908004

0 2 96

Strategi Dinas Pengelolaan Pasar dalam Penataan Pedagang di Pasar Depok Kota Surakarta IMG 20151123 0001

0 0 1

Implementasi kebijakan pemerintah kota Yogyakarta dalam penataan pedagang kaki lima AWAL

0 0 11

RESPONSIVITAS DINAS PERDAGANGAN KOTA SURAKARTA DALAM PENATAAN PEDAGANG PASAR KLEWER (Penelitian Pada Pedagang Pelataran)

0 1 132