B. Kerangka Berfikir
Gambar 6 Kerangka konsep
C. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diajukan hipotesis bahwa pemberian minyak sawit dan minyak lemuru dapat mempercepat pubertas tikus
betina khususnya diamati pada parameter peningkatan berat badan, berat ovarium dan perkembangan folikel ovarium.
Pemberian minyak sawit dan minyak lemuru Tikus betina strain Wistar
Kolesterol meningkat Produksi androstenedion oleh korteks adrenal meningkat
Konversi androstenedion menjadi estrogen di sirkulasi dan korteks adrenal meningkat
Estrogen plasma meningkat Sekresi FSH meningkat
Pubertas lebih cepat, ditandai dengan: folikel ovarium
berat ovarium berat badan
16
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu LPPT UGM dan Laboratorium Fisiologi Hewan Jurusan Biologi
FMIPA Unnes. Penelitian dilaksanakan selama lima bulan.
B. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah tikus strain Wistar dari LPPT UGM. Sampel yang digunakan yaitu 20 ekor tikus betina strain Wistar berusia 21 hari.
Penentuan usia tikus ini dikarenakan tikus baru mampu menerima perlakuan per oral setelah mengalami penyapihan. Usia sapih tikus adalah 21 hari Smith
dan Mangkoewidjojo 1987. Jadi, pemberian perlakuan per oral baru dapat dilaksanakan pada usia tikus 21 hari.
Jumlah sampel ditentukan berdasarkan ketentuan WHO yang menyebutkan bahwa batas minimal hewan coba yang dipergunakan dalam
suatu penelitian eksperimental adalah 5 ekor WHO, 1993. Karena terdapat 4 kelompok hewan coba, yakni 1 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan,
maka jumlah tikus yang digunakan dalam penelitian eksperimental laboratorik ini sebanyak 20 ekor tikus.
C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian kombinasi suplemen minyak sawit dan minyak lemuru 0+0, 3+3, 4+4, dan 5+5
dari pakan. Minyak sawit dan minyak lemuru diberikan sebagai tambahan di samping pakan standar.
17