Analisis Kelelahan Analisis Pengaruh Iklim Kerja Analisis Pengaruh Iklim Kerja

ARTIKEL PENELITIAN Pengaruh Iklim Kerja Panas terhadap Dehidrasi dan Kelelahan pada Tenaga Kerja Bagian Boiler di PT. Albasia Sejahtera Mandiri Kabupaten Semarang Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 9

D. Analisis Kelelahan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa responden yang tidak mengalami kelelahan atau normal pada iklim kerja bagian produksi NAB sebanyak 7 responden 46.67 dan sebanyak 8 responden 53.33 yang mengalami kelelahan ringan. Sedangkan responden yang mengalami kelelahan ringan pada iklim kerja bagian boiler NAB sebanyak 8 responden 53.33 dan sebanyak 7 responden 46.67 yang mengalami kelelahan sedang. Kelelahan yang terjadi disebabkan karena terpapar panas yang melebihi Nilai Ambang Batas. Selain itu kelelahan dapat diakibatkan karena faktor lain seperti usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan, beban kerja, waktu istirahat, dan waktu bekerja, serta keadaan perjalanan yaitu waktu perjalanan dari dan ke tempat kerja yang seminimal mungkin dan seaman mungkin berpengaruh terhadap kondisi kesehatan kerja pada umumnya dan kelelahan kerja khususnya Setyawati, 2007.

E. Analisis Pengaruh Iklim Kerja

Panas terhadap Dehidrasi Hasil perhitungan pengaruh iklim kerja panas terhadap dehidrasi dengan bantuan program SPSS uji uji Mann Whitney menunjukkan bahwa nilai p adalah 0.023 atau p ≤ 0.05. Nilai tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara iklim kerja terhadap dehidrasi. Hasil penelitian yang dilakukan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jamaludin dkk 2012, hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil pengukuran iklim kerja panas adalah 30.3 C yang berarti diatas Nilai Ambang Batas. Hasil penilaian dengan menggunakan metode kuesioner adalah yang terpapar iklim kerja panas sebanyak 69.7 mengalami dehidrasi ringan, dan yang mengalami dehidrasi berat sebanyak 23.3. Hasil uji statistik menunjukkan 0.001 ≤ 0.05 berarti hasilnya signifikan. Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Mardiana 2012, Penyediaan air minum dalam jumlah yang cukup perlu diperhatikan karena kekurangan cairan dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi menyebabkan deplesi adenosin tri phosphate ATP dan phosphocreatin yang menyebabkan kelelahan otot sehingga dapat menurunkan produktivitas kerja. Dehidrasi yang berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal. Ginjal merupakan organ yang berperan besar dalam proses regulasi cairan tubuh. Selain itu, dehidrasi juga dapat mempengaruhi berat badan seseorang akibat keringat dan urin yang keluar selama beraktivitas.

F. Analisis Pengaruh Iklim Kerja

Panas terhadap Kelelahan Hasil perhitungan pengaruh iklim kerja panas terhadap kelelahan dengan bantuan program SPSS uji Independent sample t-test menunjukkan bahwa nilai p adalah 0.000 atau p ≤ 0.05. Nilai tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara iklim kerja panas dengan kelelahan. Hasil penelitian yang dilakukan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fahri dan Pasha 2010, hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata tekanan panas antara 30,31 ºC sampai dengan 31,81 ºC yang berarti diatas Nilai Ambang Batas NAB. Hasil penilaian dengan ARTIKEL PENELITIAN Pengaruh Iklim Kerja Panas terhadap Dehidrasi dan Kelelahan pada Tenaga Kerja Bagian Boiler di PT. Albasia Sejahtera Mandiri Kabupaten Semarang Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 10 menggunakan metode kuesioner adalah yang terpapar iklim kerja panas 16 orang mengalami kelelahan dan 14 orang tidak mengalami kelelahan. Hasil uji statistik membuktikan nilai p = 0,045 ≤ 0.05, nilai tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tekanan panas dengan kelelahan. Adanya hubungan antara tekanan panas dengan perasaan kelelahan kerja yang dialami tenaga kerja yang berada ditempat kerja tersebut, hal ini disebabkan oleh panas yang berasal dari tungku pembakaran boiler dan juga berasal dari sinar matahari yang sangat cepat membuat konsentrasi tenaga kerja berkurang dan menguras tenaga sehingga memacu timbulnya perasaan kelelahan. PENUTUP A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 30 tenaga kerja dibagian boiler di PT. Albasia Sejahtera Mandiri Kabupaten Semarang dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hasil pengukuran ISBB iklim kerja di bagian produksi Indoor diperoleh nilai rata-rata sebesar 27.0 C yang berarti tidak melebihi Nilai Ambang Batas NAB, Sedangkan ISBB iklim kerja di bagian boiler Outdoor diperoleh nilai rata-rata sebesar 32.0 C yang berarti melebihi Nilai Ambang Batas NAB. 2. Hasil pengukuran dehidrasi berdasarkan penurunan berat badan responden pada tenaga kerja di bagian produksi terdapat11 responden 73.33 tidak mengalami dehidrasi dan 4 responden 26.67 mengalami dehidrasi ringan. Sedangkan pada tenaga kerja di bagian boiler terdapat 5 responden 33.33 tidak mengalami dehidrasi dan 10 responden 66.67 yang mengalami dehidrasi ringan. 3. Hasil pengukuran kelelahan responden di bagian produksi terdapat 7 responden 46.67 yang tidak mengalami kelelahan atau normal dan 8 responden 53.33 yang mengalami kelelahan ringan. Sedangkan pada tenaga kerja di bagian boiler 8 responden 53.33 yang mengalami kelelahan ringan dan 7 responden 46.67 yang mengalami kelelahan sedang. Berdasarkan hasil pengujian statistic untuk pengaruh iklim kerja panas terhadap dehidrasi pada tenaga kerja diperoleh nilai p value 0.023 atau p ≤ 0.05. Maka hasil dari uji Mann Whitney menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara iklim kerja panas terhadap dehidrasi. 4. Berdasarkan hasil pengujian statistic untuk pengaruh iklim kerja panas terhadap kelelahan pada tenaga kerja diperoleh nilai p value 0.000 atau p ≤ 0.05. Maka hasil dari uji Independent sample t-test menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara iklim kerja panas terhadap kelelahan.

B. Saran

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN KEBUTUHAN AIR MINUM DAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA TERPAPAR IKLIM KERJA PANAS DI BAGIAN PENGECORAN Perbedaan Kebutuhan Air Minum dan Kelelahan Kerja pada Pekerja Terpapar Iklim Kerja Panas di Bagian Pengecoran Logam dan Finishing PT Aneka Ad

0 2 16

PERBEDAAN KEBUTUHAN AIR MINUM DAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA TERPAPAR IKLIM KERJA PANAS DI BAGIAN PENGECORAN Perbedaan Kebutuhan Air Minum dan Kelelahan Kerja pada Pekerja Terpapar Iklim Kerja Panas di Bagian Pengecoran Logam dan Finishing PT Aneka Adh

0 3 15

PERBEDAAN KELELAHAN KERJA YANG TERPAPAR IKLIM KERJA PANAS PADA PEKERJA BAGIAN PENGECEKAN DAN PERBAIKAN Perbedaan Kelelahan Kerja Yang Terpapar Iklim Kerja Panas Pada Pekerja Bagian Pengecekan Dan Perbaikan Di Pt. Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta

0 2 18

PENGARUH IKLIM KERJA PANAS TERHADAP KELELAHAN PADA PEKERJA DI BAGIAN SIZING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING Pengaruh Iklim Kerja Panas Terhadap Kelelahan Pada Pekerja Di Bagian Sizing Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 3 16

PENGARUH IKLIM KERJA PANAS TERHADAP KELELAHAN PADA PEKERJA DI BAGIAN SIZING PT. ISKANDAR INDAH Pengaruh Iklim Kerja Panas Terhadap Kelelahan Pada Pekerja Di Bagian Sizing Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 3 12

PENGARUH IKLIM KERJA PANAS TERHADAP DEHIDRASI DAN KELELAHAN PADA TENAGA KERJA BAGIAN BOILER Pengaruh Iklim Kerja Panas Terhadap Dehidrasi Dan Kelelahan Pada Tenaga Kerja Bagian Boiler Di Pt Albasia Sejahtera Mandiri Kabupaten Semarang.

1 3 16

PENDAHULUAN Pengaruh Iklim Kerja Panas Terhadap Dehidrasi Dan Kelelahan Pada Tenaga Kerja Bagian Boiler Di Pt Albasia Sejahtera Mandiri Kabupaten Semarang.

2 8 9

PENGARUH IKLIM KERJA PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA KERJA DI BAGIAN PELEBURAN LOGAM Pengaruh Iklim Kerja Panas Terhadap Kelelahan Tenaga Kerja Di Bagian Peleburan Logam Koperasi Batur Jaya Ceper Klaten.

0 2 17

PENDAHULUAN Pengaruh Iklim Kerja Panas Terhadap Kelelahan Tenaga Kerja Di Bagian Peleburan Logam Koperasi Batur Jaya Ceper Klaten.

0 2 6

PENGARUH IKLIM KERJA PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA KERJA DI BAGIAN PELEBURAN LOGAM Pengaruh Iklim Kerja Panas Terhadap Kelelahan Tenaga Kerja Di Bagian Peleburan Logam Koperasi Batur Jaya Ceper Klaten.

1 3 18